Begal B.indonesia
Begal B.indonesia
sengaja terlibat dalam suatu peristiwa yang akan mengubah hidup mereka
selamanya: satu begal, dua korban begal, dua polisi, dan seorang perawat.
Suatu hari ada seseorang pemuda yang bernama Alip yang tidak lama baru
lulus dari sekolah, alip pun ingin mencari pekerjaan, ai pun melamar pekerjaan
kesana kemari dari pagi hingga sore , namun ia tak kunjung mendapatkan
pekerjaan. Malam harinya alip bertemu dengan teman nya yang bernama
Galang di warung, lalu alip menceritakan kejadian hari itu. Galang pun
memberi saran untuk membegal karena mudah dan praktis, setelah bercerita
dengan Galang , alip pun langsung pulang ke rumah. Sesampainya di rumah
alip pun terpikir perkataan Galang saat bertemu di warung tadi.
Keesokan harinya alip ingin mencoba untuk membegal sore hari nya , Alip
memutuskan untuk membegal karena faktor ekonomi. Ia merencanakan
segalanya dengan cermat, mencari sasaran yang lemah dan rentan. Sayangnya,
alip menemukan dua korban yang tak terduga: Diva, seorang mahasiswi yang
baru pulang dari ekstrakurikuler dengan teman nya, Gita, yang juga merupakan
seorang mahasiswi .
Diva dan Gita tak memiliki apa-apa yang bisa memberikan kepada alip selain
uang dan barang berharga. Mereka bersedia memberikan semua barang yang
mereka miliki agar selamat dari ancaman alip sang begal. Kemudian mereka
ketakutan dan kebingungan karena mereka takut di celakai oleh alip.
Tiba-tiba, terlihat dua polisi dari kejauhan yang sedang patroli dan melihat
kejadian tersebut. Diva dan Gita merasa lega, berharap bantuan akan segera
datang. Namun, sebelum alip menyadari apa yang terjadi, kedua polisi
bernama Inspector Fiqih dan inspector Daffa muncul di depan alip. Fiqih dan
Daffa adalah perwira berpengalaman yang telah menjalani banyak tugas
berbahaya dalam karir mereka. Fiqih pun langsung menghadapi Alip dengan
tenang, menarik senjata dan menangkap begal tersebut tanpa kekerasan yang
berlebihan dan Daffa pun langsung menghampiri diva dan gita untuk
menanyakan keadan mereka.
Sementara itu, perawat bernama Dea yang baru saja selesai bertugas di rumah
sakit, melintas di jalan tersebut dan melihat kejadian tersebut. Ia mendekati
inspector Daffa, Diva, dan Gita yang masih dalam keadaan terguncang. Dea
memberikan mereka pertolongan pertama dan kenyamanan dengan senyum
lembutnya kepada Diva dan Gita. Ia menenangkan mereka, memberi tahu
mereka bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Inspector Fiqih dan Daffa bertanya kepada Alip mengapa ia melakukan aksi
begal ter sebut, Alip pun bercerita bahwa ia melakukan hal ini karena faktor
ekonomi. Setelah mendengarkan cerita Alip, Inspector Fiqih dan Daffa segera
menghubungi rekan-rekannya untuk menyelidiki lebih lanjut kasus ini dan
mengambil langkah-langkah hukum yang tepat. Alip akan mendapat
konsekuensi atas perbuatannya.
Kejadian malam itu memberikan pelajaran berharga bagi semua individu yang
terlibat. Diva dan Gita belajar untuk lebih berhati-hati dalam menjalani hidup
mereka, sementara Alip belajar bahwa kejahatan tidak akan pernah membawa
mereka pada kebahagiaan jangka panjang. Inspector Fiqih da inspector
M.Daffa merasa bangga karena bisa melindungi masyarakatnya, dan Dea
merasa senang karena bisa memberikan pertolongan dan kenyamanan kepada
mereka yang membutuhkannya.
Malam itu berubah menjadi titik balik bagi empat orang yang tak sengaja
terlibat dalam situasi yang menegangkan. Mereka belajar bahwa hidup tidak
selalu berjalan sesuai rencana, dan bahwa tindakan kita dalam momen sulit
dapat membawa dampak yang besar pada diri kita dan orang lain.
NP
Fiqih briliansyah.r
Sudut pandang:
Cerpen ini ditulis dalam sudut pandang orang ketiga (penulis menceritakan
cerita sebagai pengamat yang tidak terlibat langsung dalam peristiwa). Dalam
cerita ini, kita mengikuti peristiwa dari perspektif yang menyeluruh,
memperoleh wawasan tentang perasaan dan tindakan semua karakter yang
terlibat, seperti satu begal (Alip), dua korban begal (Diva dan Gita), dua polisi
(Inspector Fiqih dan inspector M.Daffa), dan seorang perawat (Dea). Penulis
menceritakan peristiwa-peristiwa dari berbagai sudut pandang karakter
tersebut dan menyampaikan pelajaran yang mereka ambil dari pengalaman
tersebut.
Nilai moral:
Nilai moral yang dapat diambil dari cerita ini adalah:
Nilai agama:
Dalam cerpen ini, terdapat beberapa nilai agama yang bisa diidentifikasi:
1. Nilai Kemanusiaan: Cerita ini menunjukkan bahwa dalam situasi sulit,
keempat individu tersebut menunjukkan empati dan perhatian kepada
sesama manusia. Ani dan Budi bersedia melepaskan harta benda mereka
untuk keselamatan diri mereka, menunjukkan sikap pengorbanan. Siti,
perawat, memberikan pertolongan dan kenyamanan kepada mereka
yang membutuhkannya. Inspector Rahmat, seorang polisi, menangani
situasi tersebut dengan tenang dan tanpa kekerasan berlebihan,
memberikan perlindungan kepada Ani dan Budi. Ini mencerminkan nilai
kemanusiaan yang mendasar dalam agama-agama banyak orang.
Meskipun cerpen ini tidak secara eksplisit mengutip agama tertentu, nilai-nilai
agama yang mendasar seperti kemanusiaan, keadilan, pembelajaran, dan
pertolongan tetap terwujud dalam cerita ini, mengingatkan kita pada prinsip-
prinsip etika yang sering ditemukan dalam berbagai agama.