Anda di halaman 1dari 9

MODUL I JUDUL I/O DASAR

FOTO
Suci Abelta Veriawati (121400111)
Asisten: Jose Andreas
Tanggal Percobaan: 29/04/2023
TT2207-Praktikum Teknik Telekomunikasi
Program Studi Teknik Telekomunikasi – Jurusan Teknologi Industri dan Produksi ITERA

Abstrak
Pada praktikum modul ini, kita membahas dan membuat
suatu rangkaian input output dari sebuah komponen
LED, Switch dan ATMega8535. Praktikum dilakukan
dengan membuat suatu percoban yaitu PORT B sebagai
Output, Fasilitas Delay pada AVR dan PORT B sebagai
Output dan PORT D sebagai Input. Untuk mendapatkan
ketentuan hasil Led yang menyala atau tidak,
(Gambar Mi mikrokontroler ATMega8535)
menggunakan softwere Proteus Professional dan Code Mikrokontroler ATMega8535 memiliki 40 pin untuk
Vission AVR sebagai sara alat yang disediakan. model PDIP, dan 44 pin untuk model TQFP dan PLCC.
Kata kunci: CV AVR, Proteus, Input, Output, Switch. Nama-nama pin pada mikrokontroler ini adalah
 VCC untuk tegangan pencatu daya positif.
1. PENDAHULUAN  GND untuk tegangan pencatu daya negatif.
 PortA (PA0 - PA7) sebagai port Input/Output
Mikrokontroler merupakan suatu alat teknologi dan memiliki kemampuan lain adalah sebagai
mikroprosesor yang merupakan teknologi input untuk ADC
semikonduktor. Mikrokontroler ATmega8535 adalah  PortB (PB0 – PB7) sebagai port Input/Output
pusat kendali dari suatu sistem elektronika seperti dan juga memiliki kemampuan yang lain.
halnya mikroprosesor sebagai otak computer.
 PortC (PC0 – PC7) sebagai port Input/Output
Mikrokontroler ATMega8535 memiliki 40 pin untuk
untuk ATMega8535.
model PDIP, dan 44 pin untuk model TQFP dan PLCC.
 PortD (PD0 – PD7) sebagai port Input/Output
Terdapat port driver yaitu bagian rangkaian kendali dari
dan juga memiliki kemampuan yang lain.
I/O-I/O ATMega8535 yaitu Port A, Port B, Port C dan
Port D. Pada praktikum ini sebuah LED saling  RESET untuk melakukan reset program dalam
menghubungkan dengan Input/Output yang akan mikrokontroler.
menghasilkan keluaran yaitu lampu LED yang menyala.  XTAL1 dan XTAL2 untuk input pembangkit
Tujuan pada praktikum ini yaitu, Praktikan memahami sinyal clock.
datasheet ATMega 8535, Praktikan mampu membuat  AVCC untuk pin masukan tegangan pencatu
aplikasi input dan output pada AVR dengan daya untuk ADC.
menggunakan bahasa pemprograman C pada WinAVR,  AREF untuk pin tegangan pustaka ADC. [2]
Praktikan memahami pengesetan fuse yang berkaitan
dengan penggunakan besar dan jenis kristal 2.2 Input/Output
Mikrokontroler memiliki arsitektur RISC 8 bit, di mana
2. STUDI PUSTAKA
semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit(16-bits
word)dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu
2.1 Mikrokontroler ATMega8535 siklus clock. [3]Terdapat port driver yaitu bagian
rangkaian kendali dari I/O-I/O ATMega8535 yaitu Port
Mikrokontroler ATmega8535 adalah pusat kendali dari A, Port B, Port C dan Port D. [4] Port Input Output
suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor (PIO) berfungsi untuk menghubungkan mikroprosesor
sebagai otak komputer. Adapun nilai plus bagi dengan perangkat luar, seperti papan ketik, sensor, saklar
mikrokontroler ini adalah terdapatnya memori dan port sebagai perangkat masukan dan layar LCD, penggerak
I/O dalam suatu kemasan IC yang kompak, fitur yang motor, penggerak lampu sebagai perangkat
lengkap seperti ADC internal, EEPROM internal, port keluaran. Ketika menggunakan perintah khusus IN dan
I/O, komunikasi serial. Mikrokontroler digunakan pada OUT I/O, alamat I/O 0x00-0x3F harus digunakan. [5]
berbagai sistem elektronis, seperti pada robot, automasi
industri, sistem alarm, peralatan telekomunikasi, hingga 2.3 LED
sistem keamanan. Bentuk mikrokontroler ATMega8535 LED merupakan kependekan dari Light Emitting Diode,
dapat dilihat pada gambar berikut. [1] yakni salah satu dari banyak jenis perangkat
semikonduktor yang mengeluarkan cahaya ketika arus
listrik melewatinya. Fungsi LED banyak digunakan
untuk dua hal: iluminasi "menyinari sesuatu", seperti
senter atau lampu depan dan indikasi
Laporan Praktikum Teknik Telekomunikasi 2 – ITERA |1
berarti "menunjukkan sesuatu". Fungsi LED (Light B. Langkah Percobaan
Emitting Diodes) yang utama pada intinya adalah untuk
menerangi objek dan bahkan tempat. Ketika elektron Persiapan
mengisi lubang ini karena arus atau medan listrik yang
diterapkan pada semikonduktor, ia memancarkan
cahaya; sebuah fenomena yang dikenal sebagai
electroluminescence. Ini adalah sumber cahaya
untuk LED. [6]
LED dengan karakter super terang bisa dimanfaatkan
sebagai pengganti lampu neon dan CFL yang hemat
energi. Pemakaian LED sebagai lampu penerangan
dalam perkembangan teknologi diharapkan dapat
menghemat daya listrik yang dikonsumsi. Keunggulan
LED selain sebagai lampu penerangan yang sangat
hemat energi juga dapat difungsikan sebagai pengirim
informasi. [7]

2.4 Switch
Push Button Switch (saklar tombol tekan) adalah
perangkat / saklar sederhana yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik
dengan sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci).
Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja
sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus
listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak
ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada
kondisi normal. push button switch hanya memiliki 2
kondisi, yaitu On dan Off (1 dan 0). Istilah On dan Off
ini menjadi sangat penting karena semua perangkat PORT B Sebagai Output
listrik yang memerlukan sumber energi listrik pasti
membutuhkan kondisi On dan Off. [8]

2.5 Sofware Code Vision AVR (CVAVR)


CodeVisionAVR merupakan sebuah cross-compiler C,
Integrated Development Environtment (IDE), dan
Automatic Program Generator yang didesain untuk
mikrokontroler buatan Atmel seri AVR. Cross-
compiler C mampu menerjemahkan hampir semua
perintah dari bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan
oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan beberapa
fitur untuk mengambil kelebihan khusus dari arsitektur
AVR dan kebutuhan pada sistem embedded. [9]

2.6 Software Proteus


Proteus adalah sebuah software untuk mendesain PCB
yang juga dilengkapi dengan simulasi pspice pada level
skematik sebelum rangkaian skematik diupgrade ke
PCB shingga sebelum PCBnya di cetak kita akan tahu
apakah PCB yang akan kita cetak sudah benar atau
tidak. Proteus mengkombinasikan program ISIS untuk
membuat skematik desain rangkaian dengan program
ARES untuk membuat layout PCB dari skematik yang
kita buat. Software ini bagus digunakan untuk desain
rangkaian mikrokontroller. Proteus juga bagus untuk
belajar elektronika seperti dasar2 elektronika sampai
pada aplikasi mikrokontroller. [10]

3. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan Percobaan

1. ATMega8535
2. PC/Laptop Fasilitas Delay Pada AVR
3. Softwere CVAVR dan Proteus

Laporan Praktikum Teknik Telekomunikasi 2 – ITERA |2


pengaruh resistor pull up?

Jawaban
a) Untuk mekanisme pengesetan pin output, pertama,
membuat suatu rangkaian dengan komponen LED
yang disambungkan ke pin ATMega sesuai yag
diinginkan, pin ini digunakan sebagai output dari
LED. Pin output dapat disambungkan dengan
kertentuan nilai register DDRB dengan seluruh
Port B dikonfigurasi sebagai output. Misalkan,
apabila Port B menggunakan pin 0 yaitu sebagai
output, maka dapat menentukan nilai 1 dari register
dengan bit 0.
Untuk register PORT B dengan menentukan nilai
logika yang dapat keluar pada pin. Apabila ingin
membuat LED menyala, yaitu dapat menentukan
nilai 1 dari register PORT B dengan pin 0, dan
untuk membuat LED mati, yaitu dapat menentukan
nilai 0 di register PORTB pada bit yang sama.
Apabila kondisi OUTPUT LED DISPLAY sesuai
dengan nilai PORTB maka LED akan menyala.

b) Untuk pengesetan pin input, pada ATMega8535


dapat menentukan nilai register DDR X dan PORT
X. DDRx digunakan untuk mendefinisikan port
sebagai input atau output, Jika level logika pada
register DDR bernilai 1 maka Port tersebut
dikonfigurasikan sebagai Output. Sedangkan jika
PORT B Sebagai Output dan PORT D sebagai Input level logika pada register DDR bernilai 0 maka Port
tersebut dikonfigurasikan sebagai input. Dengan
resistor pull-up, pin input akan terbaca HIGH jika
button tidak ditekan. Dengan kata lain, sejumlah
kecil arus akan mengalir dari VCC ke pin input
(bukan ke ground), sehingga pin input akan terbaca
pada kondisi logika 1. Hal ini sangat berpengaruh
untuk menggunakan pin input agar sinyal dapat
diterima pada mikrokontroller dengan stabil.

5. HASIL DAN ANALISIS

A. PORT B SEBAGAI OUTPUT

1. Percobaan 1.A.1

4. PERTANYAAN ANALISIS (Gambar Rangkaian 1.A.1 Tanpa Modifikasi)


Pada percobaan ini, dengan membuat rangkaian di
a) Jelaskan Mekanisme pengesetan pin output softwere Proteus Professional. LED tidak dapat menyala
sedemikian hingga mengeluarkan nyala LED sesuai ketika di hidupkan dengan tombol run, hal ini terjadi
dengan yang diinginkan. Lengkapi dengan penjelasan karena register pada DDRB seluruh port B dikonfigurasi
register yang digunakan. sebagai output dimana PORTB masih bernilai 0 maka
b) Jelaskan bagaimana pengesetan pin input!. Apa LED tidak akan menyala.

Laporan Praktikum Teknik Telekomunikasi 2 – ITERA |3


Dan untuk membuat lampu menyala, nilai pada PORT B semua PORT mengeluarkan logika 1 dan delay_ms 500.
diubah menjadi FF yang dimana nilai F itu 1111. Jadi
DDRB = 0xFF; //Seluruh Port B dikonfigurasi sebagai
nilai 0 LED tidak menyala dan nilai 1 LED dapat
OUTPUT
menyala.
DDRB = 0xFF; // Seluruh Port B dikonfigurasi sebagai PORTB = 0xFF; // Semua Port B mengeluarkan logika
OUTPUT ‘1’ Sehingga LED tidak menyala. while(1)
PORTB = 0xFF; // { PORTB = 0x00; // LED menyala
Apabila kondisi OUTPUT LED DISPLAY sesuai
dengan nilai PORTB maka percobaan yang dilakukan delay_ms(500);
ini sudah benar. PORTB = 0xFF; // LED mati
2. Percobaan 1.A.2 delay_ms(500);
Apabila kondisi OUTPUT LED DISPLAY menyala
bergantian setiap (sekitar) 500 milidetik sesuai dengan
kedua nilai PORTB di atas maka percobaan ini
dilakukan dengan benar
2. Percobaan 2.B.2

(Gambar Rangkaian 1.A.2 Modifikasi NIM)


Pada percobaan ini, dengan membuat rangkaian di
softwere Proteus Professional. Dengan modifikasi nilai
Dec 111 maka DDRB= 0X 6F, LED dapat menyala
bervariasi sesuai dengan nilai DDRB ketika di hidupkan
dengan tombol run, hal ini terjadi karena register pada
DDRB seluruh port B dikonfigurasi sebagai output (Gambar Rangkaian 2.B.2 Modifikasi NIM)
dimana PORTB bernilai 0 maka LED dapat menyala. Pada percobaan ini, dengan membuat rangkaian di
Pada percobaan 2, LED yang menyala yaitu D1, D2, softwere Proteus Professional. Dengan modifikasi nilai
D3, D4, D6, D7 dan LED D5, D8 tidak menyala karena Dec 111 maka DDRB= 0X 6F, LED dapat menyala
register PORT B yang bernilai 6F yaitu 0110 1111. bervariasi sesuai dengan nilai DDRB dan dapat mati
ketika di hidupkan dengan tombol run, hal ini terjadi
DDRB = 0x6F; // Seluruh Port B dikonfigurasi sebagai karena registor dengan tombol run, hal ini terjadi karena
OUTPUT register pada DDRB seluruh port B dikonfigurasi
PORTB = 0x00; // sebagai output yang dimana PORT B semua PORT
mengeluarkan logika 1 dan LED tidak dapat menyala
B. FASILITAS DELAY PADA AVR
karena ketika ditambahkan waktu delay selama 500
1. Percobaan 1.B.1 mikro second (milidetik).
Pada percobaan 2, LED yang menyala yaitu D1, D2,
D3, D4, D6, D7 dan LED D5, D8 tidak menyala karena
register PORT B yang bernilai 6F yaitu 0110 1111.

DDRB = 0x6F; //Seluruh Port B dikonfigurasi sebagai


OUTPUT
PORTB = 0xFF; // Semua Port B mengeluarkan logika
‘1’ Sehingga LED tidak menyala. while(1)
{ PORTB = 0x00; // LED menyala
delay_ms(500);
(Gambar Rangkaian 2.B.1 Tanpa PORTB = 0xFF; // LED mati
Modifikasi)
delay_ms(500);
Pada percobaan ini, dengan membuat rangkaian di
C. PORT B SEBAGAI OUTPUT DAN PORT D
softwere Proteus Professional. LED dapat menyala dan
SEBAGAI INPUT
akan mati ketika ditambahkan waktu delay selama
semua 500 mikro second (milidetik) ketika di hidupkan 1. Percobaan 1.C.1
dengan tombol run, hal ini terjadi karena register pada
DDRB bernilai FF seluruh port B dikonfigurasi sebagai
output yang dimana PORT B bernilai logika 1 yang
Laporan Praktikum Teknik Telekomunikasi 2 – ITERA |4
Dengan modifikasi nilai Dec 111 maka DDRB= 0X 6F,
LED dapat menyala sesuai dengan nilai DDRB dan
LED dapat tidak menyala selama 200 ms ketika tombol
Switch di hidupkan. Hal ini terjadi karena register
DDRB bernilai 6F yaitu seluruh port B dikonfigurasi
sebagai output, PORT B bernilai 00 dimana LED akan
menyala. Dan LED tidak dapat menyaka ketika
diberikan waktu delai selama 200 mikro second, dan
pada DDRD dan PORTD diebrikan nilai yang sama
yaitu 00.
Pada percobaan 2, LED yang menyala yaitu D1, D2,
D3, D4, D6, D7 dan LED D5, D8 tidak menyala karena
(Gambar Rangkaian 1.C.1 Tanpa Modifikasi) register PORT B yang bernilai 6F yaitu 0110 1111.
Pada percobaan ini, dengan membuat rangkaian di DDRB = 0x6F; // Seluruh port B dikonfigurasi sebagai
softwere Proteus Professional. Pada rangkaian ini output
menambahkan komponen switch untuk LED yang PORTB = 0xFF;
disambungkan ke pin ATMega juga. LED dapat
menyala semua secara bergantian dan LED dapat tidak DDRD = 0xFF; // Port D dikonfigurasi sebagai input
menyala selama 200 ms ketika tombol Switch di PORTD = 0x00;
hidupkan. Hal ini terjadi karena register DDRB FF
#asm("nop")
seluruh port B dikonfigurasi sebagai output dan PORT B
bernilai 00 dimana LED akan menyala, pada DDRD dan while(1){
PORTD diebrikan nilai yang sama yaitu 00. Dan LED PORTB = 0x00; // LED menyala
tidak dapat menyaka ketika diberikan waktu delai
selama 200 mikro second. delay_ms(200);
DDRB = 0xFF; // Seluruh port B dikonfigurasi PORTB = 0xFF; // LED mati
sebagai output delay_ms(200);
PORTB = 0xFF;
6. KESIMPULAN
DDRD = 0xFF; // Port D dikonfigurasi sebagai Mikrokontroler merupakan suatu alat teknologi
input mikroprosesor yang merupakan teknologi
PORTD = 0x00; semikonduktor. Pada praktikum modul ini, membuat
suatu rangkaian mikrokontroller LED dan switch
#asm("nop")
dengan ATMega 8535 dengan menggunakan Software
while(1){ Proteus Professional dan software CV AVR. Code
PORTB = 0x00; // LED menyala vision AVR digunakan untuk mengatur keluaran
(Output) pada LED sesuai dengan input yang diberikan,
delay_ms(200); pada fasilitas delay yaitu waktu yang diberikan, juga
PORTB = 0xFF; // LED mati konfigurasi port B sebagai Input dan Port D sebagai
Output dan Memodifikasikan nilai PORT B dan DDRB
delay_ms(200); pada angka NIM terakhir. Hal ini yang dapat
Apabila kondisi OUTPUT LED DISPLAY menentukkan sebuah LED yang menyala dan tidak
sesuai dengan SWITCH INPUT maka menyala serta delay waktu yang diberikan. Pada
percobaan ini dilakukan benar. percobaan 1 hasil yang didapatkan yaitu LED tidak
menyala apabila diberikan nilai 0 dan menyala apabila
2. Percobaan 2.C.2 diberikan nilai 1. Pada percobaan 2 hasil yang
didapatkan yaitu LED menyala semua dan bervariasi
dengan delay waktu yang diberikan 500 ms. Pada
percobam 3 di dapatkan hasil yaitu LED menyala ketika
tombol switch dihidupkan dan mati apabila tombol
swtch di matikan.

(Gambar Rangkaian 2.C.2 Modifikasi NIM)


Pada percobaan ini, dengan membuat rangkaian
di softwere Proteus Professional. Pada rangkaian
ini menambahkan komponen switch untuk LED
yang disambungkan ke pin ATMega juga. .
Laporan Praktikum Teknik Telekomunikasi 2 – ITERA |5
DAFTAR PUSTAKA Merdeka, 27 Mei 2021. [Online]. Available:
https://www.merdeka.com/sumut/fungsi-led-
[1] S. M. Adjie, "BAB II TINJAUAN PUSTAKA pengertian-beserta-cara-kerjanya-dalam-dunia-
2.1 Mikrokontroler ATmega8535," polsri.ac.id, elektronika-kln.html. [Accessed 1 Mei 2023].
p. 3, 2016. [7] B. Evan AgungPermana, "DWIFUNGSI LED
[2] A. Widjojoatmodjo, "ATMega8535," (LIGHT EMITTING DIODE) SEBAGAI
Unkris.ac.id, [Online]. Available: TRANSMISI OPTIK," Unesa.ac.id, p. 21.
https://p2k.unkris.ac.id/id3/3073- [8] Suprianto, "PENGERTIAN PUSH BUTTON
2962/Atmega8535_238516_stebibama_p2k- SWITCH (SAKLAR TOMBOL TEKAN),"
unkris.html. Unnes.ac.id, 15 Oktober 2015. [Online].
[3] "ATMega8535," Wikipedia, 17 Desember Available:
2022. [Online]. Available: https://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-
https://id.wikipedia.org/wiki/ATMega8535. push-button-switch-saklar-tombol-tekan/.
[Accessed 1 Mei 2023]. [9] M. Muhamad Ali, "PROTEUS
[4] "Dasar Mikrokontroler AVR I – Arsitektur PROFESIONAL UNTUK SIMULASI
Hardware ATMega8535," Delta-electronic, 22 RANGKAIAN DIGITAL DAN
Oktober 2020. [Online]. Available: http://delta- MIKROKONTROLER," Uny.ac.id, p. 6, 2013.
electronic.com/article/2020/10/dasar- [10] M. H. Widianto, "Proteus sebagai aplikasi
mikrokontroler-avr-i-arsitektur-hardware- software pengendali mikrokontroller,"
atmega8535/. [Accessed 1 Mei 2023]. Binus.ac.id, Maret 2020. [Online]. Available:
[5] "Port Input / Output Paralel," Elektroniks- https://binus.ac.id/bandung/2020/03/proteus-
digital, 26 Maret 2018. [Online]. Available: sebagai-aplikasi-software-pengendali-
http://elektroniks- mikrokontroller/. [Accessed 1 Mei 2023].
digital.blogspot.com/2018/03/port-io-
atmega8535.html. [Accessed 1 Mei 2023].
[6] A. Mardatila, "Fungsi LED, Pengertian, Beserta
Cara Kerjanya dalam Dunia Elektronika,"

Laporan Praktikum Teknik Telekomunikasi 2 – ITERA |6


Lampiran

Port B sebagai Output Port B Sebagai Output dan Port D Sebagai Input

Fasilitas delay pada AVR Tugas Pendahuluan

Laporan Praktikum Teknik Telekomunikasi 2 – ITERA |7


BCP

Laporan Praktikum Teknik Telekomunikasi 2 – ITERA |8


Laporan Praktikum Teknik Telekomunikasi 2 – ITERA |9

Anda mungkin juga menyukai