Anda di halaman 1dari 8

TATTOO.

Hari ini Jay pasang tattoo, di studio mahal punya seorang temannya,
namanya Heeseung. Tattooist muda yang udah banyak banget dikenal
karena hasil ukiran tangannya emang sebagus itu.

Lain daripada itu, Jay lumayan tertarik sama si cowok berambut ungu
dengan sepasang mata tajam itu, dan bungsu Lee itu kini sedang
mengukir sayap kupu-kupu yang diminta untuk dilukiskan di bagian
bawah perutnya.

Heeseung gak begitu banyak tanya kenapa letaknya disana, padahal


kalau mau, Jay akan jawab sengaja, biar si Mas itu bisa sekalian ngeliat
Jay's Treasure, si cantik molek nan legit yang mengintip dari balik kain
yang menutupinya.

Suara mesin tattoo bersipadan dengan desisan Jay menahan nyeri dari
kulitnya yang ditembus jarum tattoo. Cukup sakit walau ini bukan yang
pertama, ditambah tampak serius Heeseung kala bubuhkan mesinnya
merajam kulit mulus Jay buat si cantik menggigit manja bibir bawahnya.

Lee Heeseung benar-benar semenggairahkan itu, panas dan kokoh, Jay


berpikir gimana nikmatnya dinaungi oleh semburan kenikmatan dari si
Bungsu Lee itu?

"Ahhh..."

"Sshh, tahan, Jay."


Bagian yang bikin sakit dan reflek mendesah itu lantas diusap oleh
Heeseung dengan kapas dan minyak.

Kaki Jay sedikit terbuka dibuatnya, buat vagina si cantik mengintip lebih
luas dari sepotong kain merah yang gak dipegang apapun itu, bener-
bener cuma menutup tanpa ditahan apapun.

Damn, Heeseung menahan napas sebab matanya ya mana mungkin


bisa dialihkan dari pemandangan seindah itu.

"Nghh... Heeseung..."

"Tahan."

"Shh... kok sakit banget ya?"

"Itu karena ketimpa terus untuk warnanya, tahan aja, Jay."

"Eumhh... Iyahh..."

Sebenarnya, bukan cuma andil nyeri urusan si tattoo, emang pada


dasarnya Jay horny aja, jadi sengaja godain Heeseung dengan
desahannya, juga kakinya yang makin lama makin ngangkang, si Lee
ngehela napas waktu kain yang coba dia naikin buat nutup vagina Jay
jatuh ke lantai dan kini kakinya sempurna terbuka, dengan Heeseung
yang berkacak pinggang duduk di antaranya.

"Lo sengaja apa gimana?"

"Eumhh?? sengaja apa? kenapa berhenti?"

"Nggak perlu ngangkang gini."

"Tapi kalau gini sakitnya lebih sedikit."


"Atau emang lo lagi kepengen dikobelin? liat memek lo basah gini,
mikirin apa lo?"

Jay ngehela napas lirih, jantungnya ribut, kepalang ketauan, yaudah,


basah-basahan aja sekalian.

"Mikirin gimana beneran dikobelin sama lo, Seung."

"Lacur."

"Harusnya ngga perlu heran ngga sih? semua orang pasti siap
ngangkang dan ngasih memek mereka buat lo."

"Lo juga."

"Gue juga."

Detik berikutnya Heeseung bodo amat sama lukisan yang belum


rampung di tubuh Jay, mulutnya sedang mengisap dan menjilati vagina
basah si cantik.

Tangan kekar itu meremas-remas paha dalam Jay, dengan satu tangan
lain masuk buat tusuk-tusukin liang kesat dan basah milik si cantik.

"Mpshh... mhhh..."

Suara jilatan basah mulut Heeseung ngebuat Jay jadi kelimpungan,


pinggulnya bergoyang menekan alas rebahannya sambil coba nahan
desahan biar gak kelepasan kuat-kuat.

"Aaah... Garahhh..."

"Nghhh... heumhh..."

"Slrrpp! Mhh..."
Isapan kuat berakhir dengan masuknya jemari Heeseung, ngobelin
lubang vagina Jay yang ngejepit ketiga jari panjangnya. Keluar masuk
ngobrak-abrik lubang Jay yang kerasa nyedot jarinya.

"Aahh... hyahhh... Seunghh... ahh..."

"Dikobelin doang desahnya udah gila-gilaan."

"Eumhh... shh... enakhh... duuuh... ahh..."

Tangan Heeseung yang bebas ngelepasin penisnya yang keras keluar


dari celana jeans yang cukup nyiksa.

"Mau dikontolin sekalian ngga?" tanyanya sambil congkel-congkel


lubang Jay yang mulai kerasa melebar.

"Heumh... ma.. ahh... mauhh.. yeshh... yeshh... ahh... keluarhhh..."

Stimulasi jemari lihai Heeseung makin cepet, numbuk lubang Jay


sampai terdengar suara becek yang bikin gairah makin jadi.

"Ahhh... yeshh... yeahh... fuck, yeahh..."

"Seunghh... ahh... ha-ahhh.... nghhh!"

Tangan Jay nahan perpotongan lututnya, sembari ngelepasin desahan


puas nan lantang begitu squirting menyembur nyiram tubuh atas
Heeseung yang polos, aliri lukisan sayap kelelawar di dada kiri si Lee.

"Enak?"

"Hgh... Enakh..."

"Giliran kontol gua yang harus lo enakin," ujar Heeseung seraya berdiri.
Tanpa putus tatapan mata penuh ke Jay yang sayu, wajahnya merah,
bibirnya nganga dikit suarakan lenguhan, menggoda Heeseung yang
sedang gesek-gesekan kepala penisnya di mulut vagina si cantik yang
basah pasca orgasmenya. Cairan pre-cum Heeseung berpadu dengan
kesatnya squirting yang mengalir dari vagina Jay jadi pelumas alami
persetubuhan mereka.

Tangan si cantik narik ujung kaosnya ke atas, tampakkan sepasang


puting merah muda mencuat manja menambah libido Heeseung, di
gigitnya ujung kaos itu oleh Jay, kemudian—

Jleb!

"NGMHHH!" lenguh keras Jay kala pusaka nan besar juga panjang
punya Heeseung masuk terobos lubangnya.

"Hee... Seunghh.... sakith... nghh... sakith..."

"Sshh... sempit bener, Jay, ahh..."

Heeseung ngeraih pinggang ramping Jay buat benerin posisi mereka,


supaya enak numbuknya, sampai kerasa seluruh batang keras miliknya
berakhir bersarang sempurna dalam liang hangat Jay, rintihan si cantik
berseiring dengan tangannya yang ngeremes-remes dadanya sendiri,
kaki ngangkang ditahan Heeseung, jangan lupain perbedaan tone kulit
mereka, bikin Heeseung jadi keliatan makin hot dimata Jay yang begitu
mempesona cantiknya dimata Heeseung.

Damn, they satisfy each other.

"Ghh... gerakh... nghh... gerakhh..."


"Shh... siap, memek lo nelen kontol gue sampe berasa pijetannya,
Jay..."

"Ughh... Seunghh... ahh... ah... ha-ahh..."

"Mulut lo, fuck, sebut terus nama gua, Lacur."

Mulai gerak makin rusuh, hentak demi hentak, hantaman bersuara khas
dari kulit yang beradu, tensi yang makin panas hingga basah tubuh oleh
peluh, desah yang makin keras, suarakan nikmat yang mengepung,
ngejar pelepasan dibarengi remasan-remasan merangsang yang buat
persetubuhan mereka jadi makin gila.

plok! plok! plok!

"Seu-nghhh... ahh... ha-ahh... ngghh... uuughh..."

"Shh... jangan jepit, Cantik.."

"Nghh... cepet, cepet! Heeseunghh... hngh..."

Demikian hentakan Heeseung makin ganas, buat rasanya liang Jay


bergesekan sampai panas dan suara beceknya persenggamaan mereka
bikin jadi makin kacau, kepala menggeleng rusuh, frustasi ditumbuk-
tumbuk sakit, nikmat, nyeri tapi enak yang kerasa luar biasa.

"Ouh... fuck, fuck, Jayhh... ahh..."

"'Hee... Seunghh... ahh... ha-ahh..."

"Jangan, jepit!"

"Mau.... keluarh... hiks... anghhh..."

"Bentar, tahan, tahan dikit lagi!"


Heeseung ngebut, dengan semua kekuatan dia ngedorong penisnya
kuat sampai tubuh si cantik kesentak dalam rebahnya, sampai tangis
dan rintih bersela kejut dari hentakan Heeseung yang kuat dan
mentokin vagina Jay.

"Argh... huehh! ahh... Seunghh..."

"Fuck, Jay! Shh... ahh! keluarhh..."

Ditarik rusuh lalu semburin spermanya ke selangkangan Jay yang


mengejang, lututnya bergetar, tubuhnya panas dan basah peluh,
"heunghh..." lenguhnya kala tenaganya habis.

"Shhh... masih mau ditattoo atau ronde dua?" tanya Heeseung


bergurau, memijat vagina basah Jay yang memerah.

"Nghh... mau... ronde dua boleh, tapi please, jangan disini," ujar Jay
kemudian, pinggangnya sakit kalau rebahnya harus di meja eksekusi
tattoo.

"Ngga bisa ciuman," ujarnya kemudian.

Heeseumg terkekeh, "emang dasar lonte ya lo, Jay," katanya seraya


angkat tubuh Jay mendaratkannya di sofa.

"Lontenya Heeseung, boleh deh, lemes banget kaki gue, uuughh...


kontol 'lo gede banget, gila!"

"Thanks, dia masih bisa lebih gede lagi sih, apalagi kalau sering-sering
ngentot."

"Boleh sering, tapi bisa nggak yang dientot gue aja, eumh???"
Heeseung merebah, biarkan Jay dudukin penisnya, gerakin pinggul
ngulek si anakonda dengan vagina basah yang lantas menyelimuti si
junior yang mulai dibuat tegang lagi.

"What are we, then?" tanya Heeseung, sambil remes-remes pantat


sintal si cantik.

"Apa aja boleh, yang penting bisa goyangin kontol 'lo kapan aja, sampai
becek terus nyembur-nyembur!" balas Jay nan vurlgar, dengan tatapan
sayu dari wajah cantik erotis itu.

Gila juga si Park Jongseong ini.

"Sekarang, mau?"

Anggukan manja si cantik jadi jawaban.

"Mau banget, please, udah bangun lagi 'kan?"

Heeseung mengangguk, "masukin, Cantik, telen semua, jepit dan gerak


kayak 'lo lagi naik kuda," katanya.

Senyum manis nan menggoda lepas hias paras rupawan Jay.

"I will ride you to heaven and back, Lee Heeseung!"

Selesai.

Anda mungkin juga menyukai