00 PNG Se
00 PNG Se
Hari ini Jay pasang tattoo, di studio mahal punya seorang temannya,
namanya Heeseung. Tattooist muda yang udah banyak banget dikenal
karena hasil ukiran tangannya emang sebagus itu.
Lain daripada itu, Jay lumayan tertarik sama si cowok berambut ungu
dengan sepasang mata tajam itu, dan bungsu Lee itu kini sedang
mengukir sayap kupu-kupu yang diminta untuk dilukiskan di bagian
bawah perutnya.
Suara mesin tattoo bersipadan dengan desisan Jay menahan nyeri dari
kulitnya yang ditembus jarum tattoo. Cukup sakit walau ini bukan yang
pertama, ditambah tampak serius Heeseung kala bubuhkan mesinnya
merajam kulit mulus Jay buat si cantik menggigit manja bibir bawahnya.
"Ahhh..."
Kaki Jay sedikit terbuka dibuatnya, buat vagina si cantik mengintip lebih
luas dari sepotong kain merah yang gak dipegang apapun itu, bener-
bener cuma menutup tanpa ditahan apapun.
"Nghh... Heeseung..."
"Tahan."
"Eumhh... Iyahh..."
"Lacur."
"Harusnya ngga perlu heran ngga sih? semua orang pasti siap
ngangkang dan ngasih memek mereka buat lo."
"Lo juga."
"Gue juga."
Tangan kekar itu meremas-remas paha dalam Jay, dengan satu tangan
lain masuk buat tusuk-tusukin liang kesat dan basah milik si cantik.
"Mpshh... mhhh..."
"Aaah... Garahhh..."
"Nghhh... heumhh..."
"Slrrpp! Mhh..."
Isapan kuat berakhir dengan masuknya jemari Heeseung, ngobelin
lubang vagina Jay yang ngejepit ketiga jari panjangnya. Keluar masuk
ngobrak-abrik lubang Jay yang kerasa nyedot jarinya.
"Enak?"
"Hgh... Enakh..."
"Giliran kontol gua yang harus lo enakin," ujar Heeseung seraya berdiri.
Tanpa putus tatapan mata penuh ke Jay yang sayu, wajahnya merah,
bibirnya nganga dikit suarakan lenguhan, menggoda Heeseung yang
sedang gesek-gesekan kepala penisnya di mulut vagina si cantik yang
basah pasca orgasmenya. Cairan pre-cum Heeseung berpadu dengan
kesatnya squirting yang mengalir dari vagina Jay jadi pelumas alami
persetubuhan mereka.
Jleb!
"NGMHHH!" lenguh keras Jay kala pusaka nan besar juga panjang
punya Heeseung masuk terobos lubangnya.
Mulai gerak makin rusuh, hentak demi hentak, hantaman bersuara khas
dari kulit yang beradu, tensi yang makin panas hingga basah tubuh oleh
peluh, desah yang makin keras, suarakan nikmat yang mengepung,
ngejar pelepasan dibarengi remasan-remasan merangsang yang buat
persetubuhan mereka jadi makin gila.
"Jangan, jepit!"
"Nghh... mau... ronde dua boleh, tapi please, jangan disini," ujar Jay
kemudian, pinggangnya sakit kalau rebahnya harus di meja eksekusi
tattoo.
"Thanks, dia masih bisa lebih gede lagi sih, apalagi kalau sering-sering
ngentot."
"Boleh sering, tapi bisa nggak yang dientot gue aja, eumh???"
Heeseung merebah, biarkan Jay dudukin penisnya, gerakin pinggul
ngulek si anakonda dengan vagina basah yang lantas menyelimuti si
junior yang mulai dibuat tegang lagi.
"Apa aja boleh, yang penting bisa goyangin kontol 'lo kapan aja, sampai
becek terus nyembur-nyembur!" balas Jay nan vurlgar, dengan tatapan
sayu dari wajah cantik erotis itu.
"Sekarang, mau?"
Selesai.