DINAS KESEHATAN
Jl. Pulau Timor Nomor 03 Telepon/Faks. 0452-23332
e-mail: dinkesposo@gmail.com
Nomor :800/6615d/Dinkes/2023
Sifat : Biasa
Lampiran :
Perihal : Pemanggilan Peserta
Kepada Yth,
1. Kepala Puskesmas se-Kabupaten Poso
2. Direktur RSUD Poso
3. Direktur Rumah Sakit Sinar Kasih Tentena
di –
Tempat
Dalam rangka pelaksanaan Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak (KTP/A) dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Kabupaten Poso Tahun 2023 yang akan dilaksanakan pada :
No Puskesmas Peserta
Dokter Bikor/Bidan Perawat
1 Lengkeka 1 1
2 Meko 1 1
3 Korobono 1 1
4 Pendolo 1 1
4 Olumokunde 1 1
5 Taripa 1 1
6 Kawua 1 1
7 Lawanga 1 1
8 Kayamanya 1 1
9 Mapane 1 1
10 Tokorondo 1 1
11 Maholo 1 1
12 Wuasa 1 1
13 Doda 1 1
14 RSUD Poso 1
15 RS Sinar Kasih 1
Tentena
Catatan:
1. Peserta pelatihan mampu mengoperasionalkan komputer berbasis internet
2. Peserta pertemuan WAJIB mengisi google form, dan link yang ada di bawah ini
- https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeyjwAr81R0Qk8Lvs3AhbX2rTySB6iAZm1o6
SuMpEJEhDHsGQ/viewform
- https://simpelbapelkespalu.com/
- https://lms.kemkes.go.id/
3. Peserta pertemuan Wajib mengirimkan no WA aktif ke no WA 082191882727 (serli) untuk
dimasukan ke WA Group KtPA angkatan 2.
4. Peserta pertemuan membawa perlengkapan pelatihan kit 1 Puskesmas Kit terdiri dari:
- Spuit 20 cc/ml 2 Buah
- Spuit 10 cc/ml 1 Buah
- Kaca Obyektif 2 Buah
- Kapas Lidi Panjang Steril 6 Buah
- Tampungan Urine 1 Buah
- Vacutaiane 2 ml untuk tampung darah 1 Buah
- Sarung tangan ukutan 7.5 2 Buah
JADWAL PELATIHAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI KORBAN KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (KTP/A) DAN TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG (TPPO) DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN POSO TAHUN 2023
Sub Total 0 3 0
Sub Total 7 2 0
Sub Total 6 3 0
Sub Total 1 8 0
B. Latar Belakang
Menurut Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan, jumlah kekerasan
terhadap perempuan (KtP) meningkat secara bermakna, yaitu dari 119.107 kasus pada tahun
2011, menjadi 321.752 pada tahun 2015 dan 406.178 kasus pada tahun 2018. Berdasarkan
CATAHU 2019, kasus tertinggi di sepanjang tahun 2018 adalah kekerasan di ranah privat
yaitu KDRT (termasuk perkosaan dalam perkawinan), kekerasan dalam pacaran, dan incest.
Berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2016, satu
dari tiga perempuan usia 15-64 tahun di Indonesia pernah mengalami kekerasan fisik
dan/atau seksual selama hidupnya, baik oleh pasangan maupun selain pasangan. Menurut
KPAI, kasus kekerasan terhadap anak (KtA) yang dilaporkan juga cenderung meningkat,
yaitu 4.309 kasus pada tahun 2015, 4.622 kasus pada tahun 2016, 4.579 kasus pada tahun
2017, dan 4.885 kasus pada tahun 2018. Tahun 2018, kasus Anak Berhadapan dengan
Hukum (ABH) menempati urutan pertama dengan dominasi kasus kekerasan seksual,
dimana pelaku didominasi oleh laki-laki dan korban didominasi oleh perempuan. Selain
ABH, kasus yang juga cukup tinggi yaitu terkait keluarga dan pengasuhan alternatif, serta
kasus pornografi dan siber.
Upaya pemenuhan hak-hak kesehatan reproduksi termasuk terbebas darikekerasan
merupakan komitmen global yang telah disepakati dalam Konferensi Internasional tentang
Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) di Cairo pada tahun 1994, yang kemudian diikuti
dengan Konferensi tentang Perempuan IV di Beijing pada tahun 1995 yang dihadiri oleh
sekitar 180 negara termasuk Indonesia. Sebagai tindak lanjut komitmen global tersebut,
Kementerian Kesehatan mulai mengembangkan Program Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan terhadap Perempuan (PP-KtP) dan Program Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan terhadap anak (PP-KtA) sejak tahun 2000. Hingga tahun 2007, seluruh provinsi
di Indonesia telah mendapat sosialisasi tentang PP-KtP dan PP-KtA, namun baru sebagian
saja yang telah mengimplementasikan program ini di puskesmas. Sektor kesehatan
mempunyai peran yang sangat besar dalam merespon kasus KtPA termasuk TPPO, karena
korban kemungkinan besar datang kepada petugas kesehatan untuk memeriksakan luka-luka,
nyeri atau sakit akibat tindak kekerasan yang dialaminya.
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi korban
kekerasan terhadap perempuan dan anak, peran tenaga kesehatan sangatlah besar, yaitu
mulai dari mengidentifikasi kasus kekerasan, memberikan pelayanan medis terhadap korban,
melakukan rujukan baik medis, hukum, maupun sosial, serta melakukan upaya
pencegahannya. Melihat pentingnya peran tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan upaya
perlindungan dan pemenuhan pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi perempuan dan
anak, maka Kementerian Kesehatan telah mengembangkan Puskesmas mampu tatalaksana
kasus KtPA dan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)/Pusat Krisis Terpadu (PKT) di Rumah
Sakit sebagai rujukannya, serta mengembangkan beberapa panduan/pedoman untuk
mendukung Tatalaksana Kasus KtP/A Termasuk TPPO bagi Tenaga Kesehatan seperti:
1) Merevisi Manual Pelatihan TOT (Training of Trainer) Tatalaksana Kasus KtP/A
Termasuk TPPO bagi Tenaga Kesehatan,
2) Pedoman Tatalaksana Kasus KtP/A Termasuk TPPO bagi Tenaga Kesehatan dan
3) Alogritma 2 Kekerasan Seksual. Selain itu Kementerian Kesehatan juga
melaksanakan piloting daerah percontohan tatalaksana dan jejaring pelayanan KtP/A
di salah satu kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Cirebon.
Pelatihan Tatalaksana Kasus KtP/A Termasuk TPPO bagi Tenaga Kesehatan, serta
Workshop Data dan Jejaring KtP/A. Pada tahun 2019 dilaksanakan Monitoring Evaluasi dan
kunjungan lapangan ke DKI Jakarta (Jakarta Pusat) yang merupakan champion dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A dan TPPO, dan selanjutnya pada tahun
2021 dilakukan studi analisis untuk mendapatkan gambaran hasil pelaksanaan ujicoba
daerah percontohan tatalaksana KtP/A termasuk TPPO di Kabupaten Cirebon, agar bisa
menjadi contoh pengembangan di daerah lain.
Di tahun 2022, Kementerian Kesehatan melakukan evaluasi di Kabupaten Cirebon,
sekaligus memperluas daerah piloting di 5 kabupaten/kota yaitu Kota Administrasi Jakarta
Utara, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, Kota Palu, dan Kabupaten Sigi, sejalan
dengan pendampingan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, sehingga tahun ini terdapat 6 daerah percontohan mampu tatalaksana
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum:
• Puskesmas mampu tatalaksana Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A)
termasuk Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kabupaten Poso.
2. Tujuan Khusus:
• Memperkuat respon sektor kesehatan dalam tatalaksana kasus KtPA termasuk TPPO
di Kabupaten Poso
• Memperkuat koordinasi lintas sektor dalam tatalaksana kasus KtPA termasuk TPPO
di Kabupaten Poso
E. Pelaksana Kegiatan : Dinas Kesehatan Kab. Poso bekerjasama dengan Bapelkes Provinsi
Sulawesi Tengah tanggal 11 s.d 15 November 2023
F. Peserta :
• Tenaga Kesehatan (dokter/Bidan/Perawat) pelaksana KtPA di Puskesmas, RSUD
Poso dan RS Sinar Kasih Tentena yang belum di latih (Tim KtPA)
G. Materi:
• Kebijakan dan Strategi Pelayanan Kesehatan Kasus KtP/A, TermasukTPPO
• Konsep Kekerasan Berbasis Gender dan KtP/A, termasuk TPPO dan Pemenuhan Hak
Hak Korban
• Aspek hukum dan etika KtP/A, termasuk TPPO
• Deteksi Dini KtP/A, termasuk TPPO
• Tata laksana korban KtP/A termasuk TPPO
• Jejaring dan mekanisme rujukan Korban KtP/A termasuk TPPO
• Pencatatan dan pelaporan pelayanan KtP/A termasuk TPPO
H. Tempat dan Jadwal Pelaksanaan : Hotel Danau Poso, Tentena mulai tanggal 11 s.d 15
November 2023.
I. Sertifikasi
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, kepada setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan
dengan ketentuan kehadiran minimal 95% berhak mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan
oleh instansi penyelenggara, dengan angka kredit 1 (satu) yang ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang dan panitia penyelenggara.
J. Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan ini dalam DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Poso DAK Non Fisik
Tahun 2023