Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Surau Sebagai Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
Istilah surau di Minangkabau sudah dikenal sebelum datangnya Islam di wilayah
ini. ketika itu surau dibangun untuk tempat ibadah orang Hindu-Buddha. 1 Fungsi
surau tidak berubah setelah kedatangan Islam, hanya saja fungsi keagamaannya
semakin penting yang diperkenalkan pertama kali oleh syekh Burhanuddin di
Ulakan, Pariaman. Pada masa ini, eksistensi suaru di samping sebagai tempat
shalat juga digunakan oleh Syekh Burhanuddin sebagai tempat mengajarkan
ajaran Islam. Di samping itu, surau juga difungsikan sebagai peribadatan,
khususnya terekat (suluk)2 dengan demikian, surau di Minangkabau pada dasarnya
telah berperan sebagai “lembaga” pedewasaan sebelum Islam masuk ke
Minangkabau. Kemudian peran tersebut masih berlanjut setelah Islam masuk yang
dipelopori Syekh Burhanuddin. Namun pada kondisi terakhir, surau lebih
difungsikan sebagai tempat mentransformasi ajaran Islam terhadap anak nagari.
Hal ini, suarau mempunyai dua makna bagi kehidupan masyarakat minangkabau.
Pertama, bermalam berarti menjadi tempat tidur dan tempat beristirahat di malam
hari. Kedua, sebagai tempat belajar dan menimba ilmu untuk bekal hidup.
Sejalan dengan proses penyebaran Islam di Indonesia, pendidikan Islam mulai
tumbuh meskipun masih bersifat individual. Kemudian dengan memanfaatkan
lembaga seperti suarau, maka secara bertahap berlangsung pengajian umum
mengenai tulis baca Al-Qur’an pendidikan ini umumnya disebut dengan pengajian
Al-Qur’an.3
1.2 Hasil Dokumentasi Surau Sebagai Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini.
Hasil wawancara kepada guru surau Asbabul Islam di Dusun Baru Desa Tanjung
Medang Kec. Hulu Kuantan Kab. Kuantan Singingi
1. Data anak-anak yang mengaji di surau Asbabul Islam
Bagian Al-Qur’an
No. Nama Jenis Kelamin Umur
1 Lesty Noprianti Perempuan 16 tahun
2 Atik Usmar Perempuan 15 tahun
3 Radho Laki-laki 11 tahun
4 Yusuf Laki-laki 12 tahun
5 Dipo Laki-laki 10 tahun
6 Vringka Laki-laki 11 tahun
7 Salsha Oktavia Perempuan 11 tahun
8 Yelly Perempuan 15 tahun
9 Okta perempuan 11 tahun
Bagian Iqra’

1
Samsul Nizar, Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam, Potret Timur Tengah Era
Awal dan Indonesia, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hlm. 70.
2
Samsul Nizar, Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam…, hlm. 70.
3
Nor Huda, Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia , Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2013, hal. 389-370.
No. Nama Jenis kelamin Umur
10 Fahri Adi Mirdani Laki-laki 10 tahun
11 Razel Laki-laki 8 tahun
12 Alphan Laki-laki 9 tahun
13 Akri Laki-laki 7 tahun
14 Aska Laki-laki 6 tahun
15 Arya Laki-laki 9 tahun
16 Nurhaza Adi Mirdani Perempuan 5 tahun
17 Nur Aini Perempuan 6 tahun
18 Amanda Perempuan 5 tahun
19 Elsi Perempuan 9 tahun
20 Nadia Perempuan 8 tahun
21 Gebhi Perempuan 5 tahun
22 Dilla Perempuan 6 tahun
23 Luphi Perempuan 6 tahun
24 Novy Perempuan 5 tahun
25 Rizka Perempuan 8 tahun
2. Berapa jumlah guru yang mengajar disurau Asbabul Islam ?
Jawaban : guru ngaji disurau Asbabul Islam berjumlah 3 orang (Riyeng,
Rinjani, Rika)
3. Berapa kali libur dalam seminggu dan hari apa hari libur anak mengaji ?
Jawaban : anak-anak libur kesurau 1 kali dalam seminggu yaitu pada hari
senin.
4. Selain mengaji, pendidikan agama dan sopan santun apakah yang diajarkan
disurau ?
Jawaban : Selain mengaji, kami juga sebagai guru surau mengajarkan dulu
etika dalam mengaji misalnya seperti duduk yang rapi sebelum mengaji,
mengucapkan salam saat memasuki surau, membaca basmalah ketika akan
memulai mengaji, mengatur jadwal piket untuk adzan bagi laki-laki dan
membersihkan surau bagi perempuan, tidak hanya itu kami juga menerapkan
kedisiplinan agar datang tepat waktu untuk kesurau dan sholat magrib
berjama’ah.
5. Apakah ada diadakan lomba untuk memacu semangat anak-anak pengajian ?
Jawaban : Iya ada, lomba diadakan 2 kali setahun yaitu pada saat mau
memasuki bulan Ramadhan dan pada saat 17 Agustusan. Lomba itu sangat
penting untuk memacu semangat anak-anak dan juga menjadi tantangan dan
kesenangan bagi anak-anak untuk mengetahui kemampuannya dalam belajar
mengaji.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Pesan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai