Anda di halaman 1dari 54

KLIPING PERSYARATAN KURSUS MAHIR DASAR ( KMD)

DISUSUN OLEH :

NAMA : MULA HABIBUN HARAHAP

KELAS : 5 KMI

KONSULAT : TAPANULI SELATAN

MD : 13

AMBALAN :

MADRASAH ALIAH SWASTA

PONDOK PESANTREN AR-RAUDLATUL HASANAH

SUMATERA UTARA – INDONESIA

2021
KEPENGURUSAN KOORDINATOR GUGUS DEPAN

1. Chief Of Coordinator :
Fachi Mahyuzar
M Iqbal Al-Falikh

2. Ankuset :
Hafidzan Sinaga
M. Rifky Prayuda

3. Ankukuang :
A Radhiya Fawwaz
M Fadlan Yasir

4. Ankulat :
Rahmad Fadhilla
M Gazaly Dzaky
Regia Putra Jaya Purba
Hafidz A Thoha
M Syaiful Bahri Siregar
Rizky Ramadhan
Surya Akbar
Naufal Aulia Raihan

5. Ankuperkap :
M Mujani Hokyan
Zidane Ardino
Ja’far As-Siddiq
Risyuhanda

6. Ankumaba :
Raditya Dekha R Lubis
Rizky Pernando Brutu

7. Bindep :
Annas Weldin Okan Ginting
Iqbal Humaidi
Arya Gusmana
Taufik Sidqi Barat
Faisal Muhaamad
M Ilham Nasution
Rezha Aulia Akbar
Takbirianda Habibie Tambunan

1
HALAMAN PENGESAHAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

1. Nama: Mula Habibun Harahap


2. Kelas: 5 kmi
3. Konsulat: Tapanuli Selatan
4. Md: 13
5. Ambalan: 2 (dua)

Dengan ini saya telah menyelasikan kliping sebagai persayratan untuk mengikuti
KMD 2021.

Mengetahui,
Penyusun

Mula Habibun Harahap

2
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam Pramuka

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala yang maha esa, yang
telah menciptakan alam semesta ini. Dengan ciptaan-Nya yang bermacam macam inilah yang
mengahruskan manusia untuk tetap beradaptasi dengan segala perubahan yang ada dan harus
mampu bertahan hidup di segala kondisi.
Pramuka merupakan wadah bagi generasi penerus bangsa untuk mengembangkan
kemampuan diri di era globalisasi yang semakin berkembang pesat. selain itu, pramuka dapat
melatih kemandirian serta ketelitian dan kekreativitasan juga mampu melatih diri untuk hidup
mandiri serta disiplin.
Pramuka dapat pula menjadi wadah sosial untuk bersosialisasi antar sesama anggota pramuka
dan melatih kita untuk lebih cetakatan dan berani dalam menghadapi alam bebas serta meningkatkan
keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat.
Selain itu pramuka menuntut kita untuk kembali serta berbaur pada alam, back to nature.
Alam bebas memiliki seribu satu tantangan yang harus dilalui dan tantangan tersebut hanya mampu
dilewati bagi mereka yang memiliki kemampuan, kreativitas serta kedisipilinan yang kita dapat di
pramuka.
Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, tidak jauh dari
peranan kepramukaan. Karena kepramukaan memiliki kohensifitas yang tinggi, maka sampai
sekarang ini kepramukaan menjadi kurikulum wajib di berbagai insitusi pendidikan tidak terkecuali
pesantren. Kebijakan ni diharapkan guna mencetak generasi berkepribadian pejuang agama dan
bangsa.
Maka dari itu, kliping ini disusun guna untuk memberikan wawasan yang cukup luas akan
kepramukaan. Mulai dari sejarah kepramukaan di dunia sampai di Indonesia bahkan sampai Scouting
Skill yang sangat berguna saat kita berada di alam lepas seperti berkemah dan sebagainya.

Terimakasih, Assalamua’laikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam Pramuka

Penyusun,

Mula Habibun Harahap

Bab I

3
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang


menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka”
merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka
Berkarya.“Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka
Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain
yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf
Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka.Sedangkan yang dimaksud ”Kepramukaan” adalah proses
pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak,
akhlak dan budi pekerti luhur.Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Kepramukaan juga memberikan kita sebuah pendidikan sekaligus bekal yang akan kita
gunakan untuk menghadapi tantangan di alam lepas. Sebab, pramuka menunut kita untuk berbaur
serta kembali kepada alam lepas dimana alam lepas sendiri memiliki banyak tantangan serta
rintangan. Tantangan serta rintangan itu hanya dapat dilewati oleh orang-orang yang memiliki
ketrampilan yang mumpuni, kemadirian serta kedisiplinan yang tinggi. Semua itu akan didapat di
dalam kepramukaan. Walupun demikian, kita tidak dapat hanya bersandar pada pramuka saja, sebab
tidak semua didapat di dalam pramuka, akan tetapi dengan pramuka, semuanya akan mudah
didapat. Scout is joly game.
Pramuka merupakan hal positif yang sangat baik untuk di lakukan. Karena dalam kegiata
pramuka terbentuk kepribadian. Di dalam kegiatan Pramuka kita di ajarkan melakukan hal baik.
Pramuka membentuk karakter siswa yang menjadikan hidup disiplin. Kalau kita mempelajari sejarah
pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan
sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell.
Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara
Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan
kepramukaan.
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan
yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini
cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang
semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.

1.2. Sejarah Kepramukaan Dunia dan Indonesia


A. Sejarah Kepramukaan Dunia
Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat
hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell. Hal ini
disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan
remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.
Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama
powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih
kecil.
Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan
menarik diantaranya :
a. Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
b. Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah
raga dan lain-lainnya.

4
c. Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik,
bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-
temannya.
d. Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang
berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih
panca indera kepada Kimball O’Hara.
e. Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan
kekurangan makan.
f. Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik
kayu milik Raja Dinizulu.
Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang merupakan petunjuk bagi Tentara
muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.
William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih
anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.
Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak
berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.
Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912
menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord
dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya,
Afrika.
Lalu, dikarenakan perjalanan hidup Baden Powel yang begitu sulit, awal tahun 1908 Baden
Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan
tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan
negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki
dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan
untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan
buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita
tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun
1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini
menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau
mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu
Sedunia (Chief Scout of The World). Selanjutnya Jambore Dunia it terus berlanjut diberbagai negara,
diantaranya:
 Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
 Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
 Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
 Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
 Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
 Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
 Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
 Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
 Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
 Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat
 Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
 Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia
 Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
 Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada
 Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
 Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
5
 Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
 Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan
 Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana
tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah
di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama
Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di
London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa
Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh
Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun
1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina,
Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5
kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.

B. Sejarah Kepramukaan Indonesia


Lalu kita beranjak menuju sejarah kepramukaan di Nusantara atau Indonesia. Gerakan
Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan
didirikannya (Belanda)Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Sedangkan pada tahun
yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda)Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).[ Kedua
organisasi cikalbakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu,
bernama (Belanda)Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada
tahun 1926.
Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai
dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.
Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische
Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan
diri menjadi satu, bernama (Belanda)Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie
(INPO) di Bandung pada tahun 1926.
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan Undang Undang ini, maka Pramuka
bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan.
Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.

Masa Hindia Belanda

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai “saham” besar dalam


pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepanduan
nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepanduan itu tampak adanya dorongan dan
semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.
Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang “Nederlandsche Padvinders
Organisatie” (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir
besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi “Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging”
(NIPV) pada tahun 1916.
Organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinders
Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.Kenyataan bahwa
kepanduan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada
adanya “Padvinder Muhammadiyah” yang pada 1920 berganti nama menjadi “Hizbul Wathan”
(HW); “Nationale Padvinderij” yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan
“Syarikat Islam Afdeling Padvinderij” yang kemudian diganti menjadi “Syarikat Islam Afdeling
Pandu” dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh
6
Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh
Pemuda Indonesia.
Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan
terbentuknya PAPI yaitu “Persaudaraan Antara Pandu Indonesia” merupakan federasi dari Pandu
Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.Federasi ini tidak dapat
bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa
Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK),
INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan). 
PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia
(BPPKI) pada bulan April 1938. Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia
baik yang bernapas utama kebangsaan maupun bernapas agama. kepanduan yang bernapas
kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu
Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang
bernapas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan Islam Indonesia (KII),
Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia
(KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).
Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan “All Indonesian Jamboree”. Rencana ini mengalami
beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian
disepakati diganti dengan “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem” disingkat PERKINO dan
dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Masa Perang Dunia II

Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda
meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepanduan,
dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu,
semangat kepanduan tetap menyala di dada para anggotanya. Karena Pramuka merupakan suatu
organisasi yang menjunjung tinggi nilai persatuan. Oleh karena itulah bangsa Jepang tidak
mengizinkan Pramuka di Indonesia.

Masa Republik Indonesia

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepanduan


berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia
sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepanduan untuk
seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta
dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap
pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan “Janji Ikatan Sakti”, lalu pemerintah RI mengakui
sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan
pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung
Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap
Tuhan, gugur sebagai martir gerakan kepanduan di Indonesia. Di daerah yang diduduki Belanda,
Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti
Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda
(KIM).
Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian
juga bagi para anggota pergerakan kepanduan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan
bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat
Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.
7
Kongre s ini antara lain memutuskan untuk menerima konsep baru, yaitu memberi
kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-
masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya
organisasi kepanduan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal
6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-
satunya wadah kepanduan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947
itu berakhir sudah.Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan
Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organisasi kepanduan mengadakan konfersensi
di Jakarta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu
Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.
Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia.Ipindo merupakan federasi
bagi organisasi kepanduan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI
(Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri
Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke
Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-10 Ipindo
menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20
Agustus 1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepanduan merasa perlu menyelenggarakan seminar
agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepanduan. Seminar ini
diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
setiap gerakan kepanduan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat
dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini
Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik
“Penasionalan Kepanduan”.Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-
Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi
bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo
mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina. Nah, masa-masa kemudian
adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka


Sejarah Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya
Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar
tahun 1960.Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan
kepanduan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh
anggota perkumpulan itu. 
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor
II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta
Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar
pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal
741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk
mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30).
Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powell (Lampiran C Ayat
8). Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan
kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden
mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan
harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka.
Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K
Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan
8
Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan
kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia
Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang
disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden
itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961
tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri
atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi
Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan
Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu:
Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili
organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang
Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan
yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia,
serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan
pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei
adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan
merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri
ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli
1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, serta penganugerahan Panji-
Panji Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961.
Selain pelantikan pengurus Gerakan Pramuka, pada tanggal 14 Agustus 1961 pula
dilangsungkan defile Pramuka yang bertujuan untuk memperkenalkan secara resmi Gerakan Pramuka
Indonesia kepada khalayak. Sejak itu, tanggal 14 Agustus kemudian dikenal sebagai HARI
PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan
Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena
itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh
Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-
8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17
orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI
No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan
rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara
anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara itu
9
dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh
sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal
14 Agustus 1961 bukan saja di Ibu kota Jakarta, tetapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di
Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai
pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile,
Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan
anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia
(Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI
PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

1.3. Biografi Baden Powel


Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, Baron Baden-Powell ke-1, juga dikenal
sebagai BP, bipi atau Lord Baden-Powell, adalah letnan satu umum di tentara, penulis, dan pendiri
Gerakan Kepanduan.
Setelah bersekolah di 74 altilery, Baden-Powell bertugas di Angkatan Darat Inggris dari
tahun 1876 sampai 1910 di India dan Afrika. Pada tahun 1899, selama Perang Boer Kedua di Afrika
Selatan, Baden-Powell berhasil mempertahankan kota yang di Pengepungan Mafeking. Beberapa
buku bertema militer yang ditulis untuk pengintaian dan pelatihan pandu di Afrika tahun itu banyak
dibaca oleh anak laki-laki. Berdasarkan buku-buku sebelumnya, ia menulis Scouting for Boys, yang
diterbitkan tahun 1908 oleh Pearson, untuk pembaca remaja. Selama menulis, ia menguji gagasannya
melalui perjalanan berkemah di Pulau Brownsea dengan Boys' Brigade dan anak tetangganya yang
dimulai pada 1 Agustus 1907, yang kemudian dianggap sebagai awal dari Kegiatan Kepanduan.
Setelah pernikahannya dengan Olave St. Clair Soames, Baden-Powell, adiknya Agnes Baden-
Powell dan terutama istrinya yang sangat aktif memberikan bimbingan terhadap Gerakan
Kepanduan dan Kepanduan Putri. Baden-Powell meninggal di Nyeri, Kenya pada tahun 1941.
Kehidupan Awal
Baden-Powell dilahirkan dengan nama Robert Stephenson Smyth Powell, atau lebih akrab
dengan panggilan Stephe Powell, di Jalan Stanhope nomor 6 (sekarang Stanhope Terrace nomor
11) Paddington, London pada 22 Februari 1857. Dia diberi nama Robert Stephenson, sedangkan
Smyth adalah nama gadis dari ibunya. Ayahnya seorang Pendeta bernama Baden-Powell, seorang
Savilian yang mengajar geometri di Universitas Oxford dan telah memiliki empat anak dari kedua
pernikahan sebelumnya. Pada 10 Maret 1846 di Gereja St Lukas, Chelsea, Pendeta Powell
menikahi Henrietta Grace Smyth (3 September 1824 - 13 Oktober 1914), putri sulung Laksamana
William Henry Smyth dan 28 tahun lebih muda. Dengan begitu cepat
lahirlah Warington (awal 1847), George (akhir 1847), Augustus (1849) dan Francis (1850). Setelah
tiga anaknya meninggal ketika masih sangat muda, mereka telah memiliki Stephe, Agnes (1858)
dan Baden (1860). Ketiga anak termudanya dan Augustus sering sakit-sakitan. Pendeta Powell
meninggal ketika Stephe berusia tiga tahun, dan sebagai penghormatan kepadanya serta untuk
mengatur anak-anaknya sendiri yang terpisah dari saudara dan sepupu, ibunya (Henrietta Grace
Smyth) mengubah nama keluarga menjadi Baden-Powell. Selanjutnya, Stephe dibesarkan oleh
ibunya, seorang wanita yang berketatapan bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata
tentang ibunya pada tahun 1933 Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.
Selepas bersekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Stephe dianugerahi beasiswa untuk
sekolah di Charterhouse. Perkenalan pertamanya pada kecakapan kepanduan, yakni kecakapan
memburu dan memasak hewan - dan menghindari guru - di hutan yang berdekatan, yang juga
merupakan kawasan terlarang. Dia juga pandai bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik
dengan menggunakan kedua belah tangannya serta gemar bermain peran (drama). Masa liburan
banyak dihabiskannya dengan melakukan ekspedisi pelayaran atau bermain kano dengan saudara-
saudaranya.
Karier Ketentaraan
10
Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan Hussars ke-13 di India. Pada tahun 1895 dia
bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin
Pasukan Dragoon ke-5. Baden-Powell saling berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya dengan
raja Zulu Dinizulu pada awal 1880an di provinsi Natal, Afrika Selatan di mana resimennya
ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya.
Pada tahun 1896, Baden-Powell ditugaskan ke daerah Matabele di Rhodesia Selatan (sekarang
dikenal dengan nama Zimbabwe) sebagai Kepala Staf di bawah Jenderal Frederick Carrington selama
Perang Matabele Kedua, dan disanalah pertama kalinya ia bertemu dengan orang yang nanti menjadi
sahabat karibnya, Frederick Russell Burnham, tentara kelahiran Amerika Serikat yang menjabat
sebagai kepala pasukan pengintai Inggris. Keberadaannya di sana akan menjadi pengalaman yang
sangat penting, bukan hanya karena Baden-Powell berkesempatan memimpin misi sulit di wilayah
musuh, tetapi saat-saat itulah Ia banyak mendapat inspirasi untuk membuat sistem pendidikan
kepanduan. Ia bergabung dengan tim pengintai (mata-mata) di Lembah Matobo. Burnham mulai
mengajari woodcraft kepada Baden-Powell, keahlian yang juga memberikan inspirasi untuk
menyusun program/ kurikulum dan kode kehormatan kepanduan. Woodcraft adalah keahlian yang
banyak dikenal dan dikuasai di Amerika, tetapi tidak dikenal di Inggris. Keahlian itulah cikal bakal
dari apa yang kiri sering disebut Ketrampilan Kepramukaan.
Keduanya menyadari bahwa kondisi alam dan peperangan di Afrika jauh berbeda dengan di
Inggris. Maka mereka merencanakan program pelatihan bagi pasukan tentara Inggris agar mampu
beradaptasi. Program pelatihan itu diberikan pada anak-anak muda, isinya penuh dengan materi-
materi tentang eksplorasi, trekking, kemping dan meningkatkan kepercayaan diri.
Saat itu juga merupakan kali pertama bagi Baden Powell mengenakan topi khasnya (Burnham
mirip topi koboi) sebagai pengenal dan hingga kini masih digunakan oleh anggota kepanduan di
seluruh dunia. Selain itu, Baden-Powell juga menerima sangkakala (terompet) kudu, peralatan dalam
Perang Ndebele. Terompet itu nantinya ditiup setiap pagi untuk membengunkn para peserta
Perkemahan Kepanduan pertama di Kepulauan Brown sea.
Tiga tahun kemudian, di Afrika Selatan selama Perang Boer II. Baden-Powell ditempatkan di
kota kecil bernama Mafeking dengan jumlah pasukan Boer yang jauh lebih banyak daripada di tempat
sebelumnya. The Mafeking Cadet Corps adalah sekelompok anak muda yang bertugas membawakan
pesan untuk pasukan lain. Meskipun mereka tidak berpengalaman dalam menghadapi musuh, mereka
berhasil melawan musuh mempertahankan kota (1899–1900), dan kejadian inilah yang juga menjadi
salah satu faktor yang mengilhami Baden-Powell dalam membuat materi kepanduan. Setiap orang
dalam pasukan itu menerima bedge penghargaan berbentuk jarum kompas yang dikombinasikan
dengan ujung anak panah. Bedge ini bentuknya mirip dengan fleur de lis, logo yang hingga kini
digunakan sebagai logo organisasi kepanduan di banyak negara di dunia.
Di Inggris Raya, orang-orang membaca berita prestasi Baden-Powell dalam memimpin Pasukan
Mafeking sehingga di negara asalnya itu, ia menjadi “Pahlawan Nasional”. Hal ini memberikan
keuntungan, karena buku kecil yang ditulisnya “Aids to Scouting” menjadi terjual laris.
Sekembalinya ke Inggris, Ia melihat bukunya telah populer dan banyak digunakan para guru
untuk mendidik muridnya, dan juga para pemuda yang aktif dalam organisasi. Karena itulah, Ia
diminta untuk menulis ulang bukunya tersebut agar mudah dipahami oleh anak muda, terutama untuk
anggota Boys’ Brigade, sebuah orgaisasi kepemudaan yang besar dan bernuansa militer. Baden-
Powell mulai berpikir kemungkinan hal ini bisa berkembang jauh lebih besar. Ia mulai mempelajari
materi lain yang bsa menjadi bahan pelajaran dalam kepanduan.
Juli 1906, Ernest Thompson Seton mengirimi Baden-Powell salinan bukunya yang berjudul The
Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, adalah orang Kanada yang lahir di Inggris dan
tinggal di Amerika Serikat. Ia bertemu dengan aden-Powell bulan Oktober 1906, dan mereka saling
berbagi ide tentang program pelatihan bagi pemuda. Tahun 1907, Baden-Powell menulis draft buku
berjudul Boy Patrols. Pada tahun yang sama, untuk menguji idenya, Ia mengumpulkan 21 pemuda
dengan latar belakan bermacam-macam (yang diundang dari beberapa sekolah khusus laki-laki di
London, yakni Poole, Parkstone, Hamworthy, Bournemouth, dan Winton Boys’ Brigade units) dan
mengadakan perkemahan selama seminggu di Brownsea Island, Poole Harbour, Dorset, Inggris.
Metode yang diterapkan dalam perkemahan itu adalah memberikan kesempatan pada para pemuda
11
tersebut untuk mengatur kelompok mereka sendiri dengan membentuk kelompok kecil dan memilih
salah satu anggota kelompok sebagai pemimpin.
Pada Brownsea, 1908 Musim panas, Baden-Powell melakukan promo dan bedah buku barunya,
“Scouting for Boys”. Ia tidak sekadar menulis ulang buku “Aids to Scouting” yang lebih banyak
materi kemiliterannya. DI buku yang baru itu, aspek kemiliterannya diperkecil dan digantikan dengan
teknik-tekni non-militer (terutama survival) seperti pioneering dan penjelajahan. Ia juga memasukka
perinsip edukasi yang inovatif, disebut Scout method (metode kepramukaan). Ia juga berkreasi
dengan membuat game-game menarik sebagai sarana pendidikan mental.
Scouting for Boys awalnya diperkenalkan di Inggris pada Januari 1908 dalam 6 jilid. Pada
tahun yang sama, buku tersebut dicetak dalam bentuk satu buku utuh. Sampai saat ini, buku tersebut
di peringkat ke empat dalam daftar buku bestseller dunia sepanjang masa.
Mulanya, Baden-Powell diminta menjadi “pembina” organisasi The Boys’ Brigade, yang
didirikan William A. Smith. Kemudian, karena popularitasnya semakin meningkat serta tulisannya
tentang petualangan-petualangan di alam terbuka, banyak pemuda yang mulai membentuk kelompok
kepanduan dan Baden-Powell “kebanjiran order” untuk menjadi pembina kelompok-kelompok itu.
Mulai saat itulah Gerakan Kepanduan (Scout Movement) mulai berkembang dengan pesat.
Awal mual kepanduan dunia berada di tangan beliau. Setelah perang dunia I ia mengelola Aids
to Scouting untuk anggota muda. Dia mengumpulkan 22 anak laki-laki dan membawa mereka
berkemah di Pulau Brownsea, di lepas pantai Dorset. Itu adalah awal dari gerakan kepanduan.
Scouting for Boys didirikan pada tahun berikutnya, 1908. Baden Powell membuat buku panduan
gerakan kepanduan yang kemudian menyebar ke seluruh dunia dengan berbagai bahasa. Masih dari
sumber yang sama, Baden Powell pensiun dari tentara pada 1910 dan mencurahkan seluruh waktunya
untuk Pramuka.  Dia berkeliling dunia untuk menginspirasi lebih banyak anak muda untuk bergabung
dengan kepanduan. Jambore pertama dilaksanakan di London pada 1920. Di sana dia diakui sebagai
Bapak Pramuka Dunia. Baden Powell menghabiskan tahun terakhirnya di Kenya. Setelah
kesehatannya menurun, dia meninggal pada 8 Januari 1941.
Selain itu, beliau juga telah menuliskan beberapa buku tentang kepanduan. Berikut ini daftar
buku kepanduan yang ditulis oleh Baden Powell langsung beserta tahun terbitnya:
 1908: Scouting for Boys
 1909: Yarns for Boy Scouts
 1912: The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the
Empire (berkolaborasi dengan Agnes Baden-Powell)
 1913: Boy Scouts Beyond The Sea: My World Tour
 1916: The Wolf Cub's Handbook
 1918: Girl Guiding
 1919: Aids To Scoutmastership
 1921: What Scouts Can Do: More Yarns
 1922: Rovering to Success
 1929: Scouting and Youth Movements
 1929: Last Message to Scouts
 1935: Scouting Round the World

1.4. Biografi Sultan Hamengkubowono IX


Lahir di Yogyakarta dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun di Ngasem,
Hamengkubuwana IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubowono VIII dan permaisuri

12
Kangjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara. Di umur 4 tahun Hamengkubuwana IX
tinggal pisah dari keluarganya. Beliau memperoleh pendidikan di Europeesche Largere Scholl di
Yogyakarta. Pada tahun 1925 ia melanjutkan pendidikannya ke Hoogere Burgerschool
di Semarang, dan Hoogere Burgerschool te Bandoeng-HBS Bandoeng . Pada tahun 1930-an dia
berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda ("Sultan Henkie").
Hamengkubuwana IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18
Maret 1940 dengan gelar "Ngarsa Dalem Sampéyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan
Hamengkubuwana Sénapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang
Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat". Ia merupakan sultan yang
menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga
mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat
"Istimewa". Sebelum dinobatkan, Sultan yang berusia 28 tahun bernegosiasi secara alot selama 4
bulan dengan diplomat senior Belanda Dr. Lucien Adam mengenai otonomi Yogyakarta. Pada
masa Jepang, Sultan melarang pengiriman romusa dengan mengadakan proyek lokal saluran
irigasi Selokan Mataram. Sultan bersama Paku Alam IX adalah penguasa lokal pertama yang
menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Sultan pulalah yang mengundang Presiden untuk
memimpin dari Yogyakarta setelah Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer Belanda I.
Sultan Hamengkubuwana IX tercatat sebagai Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia antara
1945-1988 dan Raja Kesultanan Yogyakarta terlama antara 1940-1988.
Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, keadaan perekonomian sangat buruk. Kas negara
kosong, pertanian dan industri rusak berat akibat perang. Blokade ekonomi yang dilakukan
Belanda membuat perdagangan dengan luar negeri terhambat. Kekeringan dan kelangkaan bahan
pangan terjadi di mana-mana, termasuk di Yogyakarta. Oleh karena itu, untuk menjamin agar roda
pemerintahan RI tetap berjalan, Sultan Hamengkubuwana IX menyumbangkan kekayaannya
sekitar 6.000.000 Gulden, baik untuk membiayai pemerintahan, kebutuhan hidup para pemimpin
dan para pegawai pemerintah lainnya. Setelah Perundingan Renville, pada tanggal 19
Desember 1948 Belanda melakukan Agresi Militer yang ke-2. Sasaran penyerbuan adalah Ibu
kota Yogyakarta. Selanjutnya pada tanggal 22 Desember 1948 Presiden Sukarno, Wakil Presiden
Mohammad Hatta, Sutan Syahrir dan para pembesar lainnya di tangkap Belanda dan diasingkan
ke Pulau Bangka. Sementara itu, Sultan Hamengkubuwana IX tidak ditangkap karena
kedudukannya yang istimewa, dikhawatirkan akan mempersulit keberadaan Belanda di
Yogyakarta. Selain itu, waktu itu Belanda sudah mengakui Yogyakarta sebagai kerajaan dan
menghormati kearifan setempat. Akan tetapi, Sultan menolak ajakan Belanda untuk bekerja sama
dengan Belanda. Untuk itu, Sultan Hamengkubuwana IX menulis surat terbuka yang
disebarluaskan ke seluruh daerah Yogyakarta. Dalam surat itu dikatakan bahwa Sultan
"meletakkan jabatan" sebagai Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengunduran diri Sultan
kemudian diikuti oleh Sri Paku Alam. Hal ini bertujuan agar masalah keamanan di wilayah
Yogyakarta menjadi beban tentara Belanda. Selain itu dengan demikian, Sultan tidak akan dapat
diperalat untuk membantu musuh. Sementara itu, secara diam-diam Sultan membantu para pejuang
RI, dengan memberikan bantuan logistik kepada para pejuang, pejabat pemerintah RI dan orang-
orang Republiken. Bahkan di lingkungan keraton, Sultan memberikan tempat perlindungan bagi
kesatuan-kesatuan TNI. Pada Februari 1949, dengan bantuan kurir, Sultan menghubungi Panglima
Besar Sudirman untuk meminta persetujuannya melaksanakan serangan umum terhadap Belanda.
Setelah mendapat persetujuan Panglima Sudirman, Sultan langsung menghubungi Letkol
Soeharto untuk memimpin serangan umum melawan Belanda di Yogyakarta. Serangan ini berhasil
menguasai Yogyakarta selama sekitar enam jam. Kemenangan ini penting untuk menunjukkan
kepada dunia bahwa bangsa Indonesia masih terus berjuang untuk mempertahankan
kemerdekaannya. Sesuai dengan hasil Perundingan Roem-Royen, maka pasukan Belanda harus
ditarik dari daerah Yogyakarta. Pihak Belanda minta jaminan keamanan selama penarikan itu
berlangsung. Untuk itu, Presiden Sukarno mengangkat Sri Sultan sebagai penanggung jawab
keamanan dan tugas itu dilaksanakannya dengan baik. Pada tanggal 27 Desember 1949 ketika di
Belanda berlangsung penyerahan kedaulatan, maka di Istana Rijkswik (Istana Merdeka) Jakarta,
juga terjadi penyerahan kedaulatan dari Wakil Tinggi Mahkota Belanda kepada Pemerintah RIS.
13
Sri Sultan Hamengkubuwana IX kembali mendapatkan kepercayaan untuk menerima penyerahan
kedaulatan itu sebagai wakil dari pemerintahan RIS.
Selain itu, Sultan Hamengkubowono IX memiliki peranan dalam gerakan kepramukaan. Sri
Sultan Hamengkubuwono IX sudah aktif dalam bidang organisasi kepanduan sejak masih
muda.
Sekitar awal tahun 1960-an, ia diangkat menjadi Pandu Agung atau pemimpin kepanduan.
Ia bersama Soekarno, Presiden Indonesia saat itu, berencana untuk menyatukan organisasi
kepanduan serta mendirikan organisasi pramuka di Indonesia.
Pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno membentuk Panitia Pembentukan Gerakan
Pramuka. Anggota panitianya adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Prijono, Dr. A.
Azis Saleh serta Achmadi.
Empat anggota panitia ini akhirnya menyusun Anggaran Dasar Gerak Pramuka serta
Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961, tentang Pramuka.
Secara garis besar, keputusan presiden tersebut berisikan penetapan Gerakan Pramuka
sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditujukan untuk mendidik kepanduan anak
serta pemuda Indonesia.
Organisasi pramuka resmi berdiri pada 14 Agustus 1961. Organisasi pramuka tersebut
merupakan peleburan dari berbagai organisasi kepanduan di Indonesia.
Kata 'Pramuka' diambil dari kata 'Poromuko', yang berarti prajurit terdepan dalam sebuah
peperangan. Selain itu, kata 'Pramuka' merupakan singkatan dari 'Praja Muda Karana', yang
berarti jiwa-jiwa muda yang berkarya.
Selama 13 tahun, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjabat sebagai Ketua Kwartir
Nasional. Tepatnya dari tahun 1961 hingga 1974 (1961 hingga 1963, 1963 hingga 1967, 1967
hingga 1970, 1970 hingga 1974). Ia mempelopori sejumlah kegiatan seperti Gerakan Tabungan
Pramuka pada 1974. Ia juga menggagas Wirakarya, perkemahan pertama Pramuka Nasional
pada 1968. Selain itu, Tri Satya Pramuka serta Dasa Dharma Pramuka juga dibentuk, ditetapkan
serta digunakan hingga saat ini. Begitu pula dengan penetapan warna seragam Pramuka
Indonesia yang berwarna coklat muda dan coklat tua. Coklat muda untuk atasan dan coklat tua
untuk bawahan. Dua corak warna ini melambangkan elemen air serta tanah.  Baca juga:
Macam-Macam Sandi Pramuka Hingga saat ini, Pramuka masih terus diajarkan dan dilakukan
di berbagai sekolah. Ada empat pembagian tingkatan pramuka, yakni:
1. Pramuka Siaga Untuk usia 7 hingga 10 tahun.
2. Pramuka Penggalang Untuk usia 11 hingga 15 tahun.
3. Pramuka Penegak Untuk usia 16 hingga 20 tahun.
4. Pramuka Pandega Untuk usia 21 hingga 25 tahun.
Jasa Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam bidang pramuka terdengar hingga ke
mancanegara. Hal ini membuat ia dianugerahi Bronze Wolf Award dari World Organization of
the Scout Movement (WOSM), pada 1973. Penghargaan ini merupakan penghargaan tertinggi
untuk mereka yang sungguh berjasa besar dalam pengembangan pramuka.
Selanjutnya, Sri Sultan Hamengkubuwana IX menjabat sebagai Ketua Kwarnas sekaligus
Wakil Ketua I Mapinas (Ketua Mapinas adalah Presiden RI). Sri Sultan bahkan menjabat
sebagai Ketua Kwarnas (Kwartir Nasional) Gerakan Pramuka hingga empat periode berturut-
turut, yakni pada masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974. Peranan Sri
Sultan Hamengkubuwana IX dalam gerakan kepramukaan sangatlah besar, sehingga beliau
dinobatan sebagai Bapak Pramuka Indonesia.

Bab II
Keterampilan Serta Tata Tertib Kepramukaan

14
2.1. LKBB Resmi dan Isyarat

A. LKBB Resmi

LKBB adalah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan wajib bagi khususnya anggota
Pramuka. Baris berbaris merupakan latihan gerak dasar yang mewujudkan penanaman disiplin, rasa
percaya diri, rasa persatuan dan keindahan. LKBB dapat berupa , Isyarat oral, isayarat peluit, tanpa
tongkat, dan menggunakan stok/tongkat. LKBB sendiri merupukan kepanjangan dari Latihan
Keterempalan Baris Berbaris. Tujuan dari LKBB sendiri adalah menumbuhkan sikap jasmani yang
tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat
mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga
menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang
diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib
sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya
tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.

Dalam LKBB resmi memiliki aba-aba yang harus dipahami oleh seluruh amggota gerakan
pramuka. Pengertian dari aba-aba adalah suatu perintah yang diturnkan oleh komandan kepada
pasukannya agar dilaksanakan secara serentak da berturut-turut.

Macam-macam aba-aba yang terdapat di dalam LKBB resmi:

1)      Aba-aba petunjuk.

Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan.

2)      Aba-aba peringatan

Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu.

3)      Aba-aba pelaksanaan

Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan serentak atau
berturut-turut.

Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :

Gerak
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain baik
dalam berhenti maupun berjalan.

Jalan

15
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Catatan : Bila gerakan
meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba peringatan ” maju
”.

Mulai
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.

PPB terdiri dari 2 gerakan yaitu Gerak ditempat dan Gerak berjalan. Untuk lebih lanjut mari kita
lihat 2 gerakan tersebut.

Gerakan ditempat
Gerakan ditempat diperluykan untuk mempersiapkan atau merapikan barisan dalam menghadapi
upacara-upacara dalam pelaksanaan apel kerja, apel belajar atau persiapan pelaporan belajar dikelas

Gerak Berjalan
Gerak berjalan diperlukan pada saat menggerakkan, memindahkan, atau menggeser barisan dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Gerakan-gerakan berjalan sangat diperlukan demi kekompakan,
ketertiban, keseragaman dalam rangka memupuk rasa kebersamaan.

Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar


Sikap Sempurna
Aba –aba : ” Siap – GERAK ”

Pelaksanaan :

1. Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60o
2. Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
3. Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan tidak di naikan.
4. Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak
terpaksa, rapat di paha.
5. Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
6. Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan, bernafas wajar.
Istirahat
Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”

Pelaksanaan :

1. Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).


2. Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di
atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan kiri memegang
pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.
3. Dapat bergerak.
Lencang Kanan / Kiri
Hanya dalam bentuk bersaf.

Aba-aba : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”

Pelaksanaan :

1. Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri


2. Menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
3. Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kana / kiri.
4. Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan / kiri-
nya.
5. Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.

16
Catatan :
1. Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan, ikut
pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
2. Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan
tangan.
3. Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka kembali ke depan.
Setengah Lencang Kanan / Kiri
Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”

Pelaksanaan :

1. Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak
pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.
2. Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu
sama lain di sebelah depan.
3. Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.
Lencang Depan
Hanya dalam bentuk banjar.

Aba-aba : ” Lencang Depan – GERAK ”

Pelaksanaan :

1. Penjuru tetap sikap sempurna.


2. Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
3. Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas,
mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
4. Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke
sikap sempurna.
Berhitung
Aba-aba : ”Hitung – MULAI ”

Pelaksanaan :

1. Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
2. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil
memalingkan muka ke depan.
3. Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
4. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru  kanan depan berturut-turut ke belakang.
5. Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
6. Perubahan Arah
Hadap kanan / kiri
Aba-aba : Hadap kanan / kiri – GERAK

Pelaksanaan :

1. Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di
ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2. Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3. Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
Hadap serong kanan / kiri
Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri – GERAK ”.

17
Pelaksanaan :

1. Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2. Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3. Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
Dan masih banyak gerakan yang lainnya :

 Istirahat ditempat gerak,


 Parade istirahat ditempat gerak,
 Hormat gerak,
 Hitung mulai,
 Hadap kanan gerak,
 Hadap kanan maju jalan,
 Hadap kanan jalan,
 Hadap kanan henti gerak,
 Hadap kanan jalan ditempat gerak,
 Hadap kanan langkah tegap maju jalan,
 Hadap kiri gerak,
 Hadap kiri maju jalan,
 Hadap kiri jalan,
 Hadap kiri henti gerak,
 Hadap kiri jalan ditempat gerak,
 Hadap kiri langkah tegap maju jalan,
 Hadap serong kanan gerak,
 Hadap serong kanan maju jalan,
 Hadap serong kanan jalan,
 Hadap serong kanan henti gerak,
 Hadap serong kanan jalan ditempat gerak,
 Hadap serong kanan langkah tegap maju jalan,
 Hadap serong kiri gerak,
 Hadap serong kiri maju jalan,
 Hadap serong kiri jalan,
 Hadap serong kiri henti gerak,
 Hadap serong kiri jalan ditempat gerak,
 Hadap serong kiri langkah tegap maju jalan,
 Balik kanan gerak,
 Balik kanan maju jalan,
 Balik kanan jalan,
 Balik kanan henti gerak,
 Balik kanan jalan ditempat gerak,
 Jalan ditempat gerak,
 Lencang kanan gerak,
 Setengah lengan lencang kanan gerak,
 Lencang kiri gerak,
 Setengah lengan lencang kiri gerak,
 Lencang depan gerak,
 1/2/3/4 langkah ke depan jalan,
 1/2/3/4 langkah ke belakang jalan,
 1/2/3/4 langkah ke kanan jalan,
 1/2/3/4 langkah ke kiri jalan,
 Buka barisan jalan,
 Tutup barisan jalan,
 Maju jalan,

18
 Langkah tegap jalan,
 Langkah perlahan jalan,
 Lari jalan,
 Lari maju jalan,
 Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan jalan,
 Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan maju jalan,
 Tiap-tiap banjar dua kali belok kiri jalan,
 Tiap-tiap banjar dua kali belok kiri maju jalan,
 Belok kanan jalan,
 Belok kanan maju jalan,
 Belok kiri jalan,
 Belok kiri maju jalan,
 Dua kali belok kanan jalan,
 Dua kali belok kanan maju jalan,
 Dua kali belok kiri jalan,
 Dua kali belok kiri maju jalan,
 Hormat kanan gerak,
 Hormat kiri gerak,
 Haluan kanan jalan,
 Haluan kanan maju jalan,
 Haluan kiri jalan,
 Haluan kiri maju jalan,
 Melintang kanan jalan,
 Melintang kanan maju jalan,
 Melintang kiri jalan,
 Melintang kiri maju jalan,
 Bubar jalan,
 Berhimpun mulai,
 Berhimpun selesai,
 Siswa (nama penjuru) sebagai penjuru,
 (Nominal) bersaf kumpul mulai,
 (Nominal) banjar kumpul mulai,
 Periksa kerapian mulai,
 Periksa kerapian selesai.
 Segala hal tentang balik kiri tidak ada.

B. LKBB Isyarat
Isyarat Tangan & Peluit merupakan alat pendidikan kepramukaan yang sangat menarik dan
dapat dijadikan sebagai media meningkatkan kemampuan banyak aspek seperti kemampuan
konsentrasi, kerjasama, komunikasi dengan tanda, aktivitas olah fisik, emosi (riang, gembira,
berhasil, gagal, sedih, dll), dan berbagai kemampuan lainnya. Penguasaan para Pembina terhadap
Isyarat Tangan & Peluit juga akan menjadikan latihan kepramukaan lebih menarik karena
perintah atau instruksi tidak bersifat verbal. Kombinasi satu perintah  isyarat dengan perintah
isyarat lain akan menjadikan latihan pramuka menjadi dinamis dan tidak membosankan.
Aba-aba dala, LKBB isyarat pramuka ini jelas berbeda dengan aba-aba di LKBB resmi.
Berikut aba-aba yang digunakan pada LKBB Isyarat:

19
Berkumpul: Kedua belah tangan direntangkan kesamping, telapak tangan menghadap
kebawah kemudian disilangkan di depan dada berulang-ulang kali

Bubar/berpencar: Kedua belah tangan disilangkan ke depan dada, kemudian


direntangkan ke samping berulang kali, telapak tangan pada saat direntagkan

menghadap ke bawah.
Maju jalan: Tangan kanan diacungkan ke atas, jari-jari rapat dan telapak tangan
menghadap ke depan, kemudian di ayunkan ke depan sebatas bahu

Lari: Salah satu tangan dikepal kemudia diacungkan lurus keatas dan kebawah.

Berhenti: Tangan diacungkan keatas, jari-jarirapat dan telapak tangan menghadap


kedepan
Balik Kanan: Tangan diputar-putar diatas kepala membentuk lingkaran

20
Berjongkok: Kedua belah tangan diletakkan di depan, telapak tangan meghadap ke

bawah, lalu diayunkan dari atas ke bawah beberapa kali

Bangun/berdiri: sama seperti seperti aba-aba untuk jongkok hanya saja telapak
tangan menghadap keatas dan diayunkan dari bawah ke atas

Berbaring: Tangan diacungkan ke atas lurus, jari-jari rapat, telapak tangan


menghadap ke bawah, lantas diayunkan ke bawah sampai mengenai paha.

21
2.2. Scout Skills
Keterampilan pramuka atau yang sering disebut sebagai Scout Skills ini sangat berguna saat kita
berada di alam lepas. Keterampilan ini wajib diketahui dan dikuasai oleh setiap anggota gerakan
kepramukaan agar dapat menyesuaikan dirinya di semua kondisi. Diantara scouting skills yang ada
yang akan diulas disini adalah: Morse, Sandi Semaphore, Tali Temali, Menaksir.

A. Morse
Menurut wikipedia, Kode Morse atau 'Sandi Morse' adalah sistem representasi huruf,
angka, tanda baca dan sinyal dengan menggunakan kode titik dan garis yang disusun mewakili
karakter tertentu pada alfabet atau sinyal (pertanda) tertentu yang disepakati penggunaannya di
seluruh dunia. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan Alfred Vail pada tahun 1835.

Kode morse pertama kali digunakan secara luas setelah


teknologi radio dan telegrafi berkembang pesat di akhir abad ke-19. Pada awal-awal penggunaannya
kode morse dipakai untuk pengiriman pesan antara dua tempat yang terpisah jauh dengan
menggunakan teknologi radio CW (constant wave) atau gelombang tetap sebelum ditemukannya
komunikasi radio dengan suara. Hal ini dikarenakan radio pada masa awalnya masih pada
penggunaan gelombang rendah, yang tidak mampu mengirimkan gelombang suara, tetapi dapat
mengirimkan bunyi sederhana seperti bunyi panjang-pendek dari kode morse.

Kode morse tidak lagi dipergunakan sebagai modul komunikasi resmi Angkatan Laut
internasional pada tahun 1997 dan diganti dengan sistem GMDSS yang menggunakan satelit,
bukannya gelombang radio, tetapi sampai saat ini kode morse masih aktif digunakan dalam
komunikasi jarak jauh antar kapal laut atau menara darat internasional.

Kode morse juga digunakan dan dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Dalam dunia
kepramukaan kode morse disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode morse
disampaikan dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup
peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis.

Untuk menghafalkan kode ini digunakan metode yang mengelompokkan huruf-huruf


berdasarkan bagaimana huruf ini diwakili oleh kode morsenya. Pengelompokan tersebut antara
lain Alphabet dengan kode morse yang berkebalikan antara titik dan garis, misalnya huruf K
yang diwakili oleh –·– berkebalikan dengan huruf R yang diwakili oleh ·–· dan alfabet dengan
kode morse berlawanan. Misalnya, huruf A yang diwakili oleh ·– dan huruf N yang diwakili
oleh –·.

Kemampuan menerima dan mengirimkan kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang
dapat menerima Tanda Kecakapan Khusus. Kode morse juga digunakan sebagai kunci dalam
memecahkan Sandi Rumput.

Huruf-hurf dalam morse adalah sebagai berikut:

 A•–  B–•••  C–•–•

22
 D–••  L•–••  T–
 E•  M––  U••–
 F••–•  N–•  V•••–
 G––•  O–––  W•––
 H••••  P•––•  X–••–
 I••  Q––•–  Y–•––
 J•–––  R•–•  Z––••
 K–•–  S•••
Dalam menghapal morse ini, terdapat metode yang sudah cukup familiar, yaitu:

I. Metode Koch
Metode Koch adalah metode pembelajaran pengiriman kode morse dengan sistem
gradual. Latihan dengan metode Koch dimulai dengan menggunakan dua huruf yang
diulang terus menerus (umumnya E dan T untuk alasan pembiasaan dengan interval).
Setelah seseorang menguasai dua huruf ini dan dapat membaca maupun mengirimkannya
dengan cepat, maka satu huruf ditambahkan, dan seterusnya hingga seseorang yang
mempelajari kode morse dapat menguasai pembacaan maupun pengiriman kode melalui
pembiasaan.

II. Metode substitusi


Metode ini umum digunakan di kepramukaan Indonesia, yaitu dengan membuat
padanan kata yang berawal dari alfabet latin, dan setiap O mewakili garis ( – ), dan setiap
huruf vokal lain mewakili titik (·)

A: Ano ·– I: Islam .. Q: Qomokaro -–.-

B: Bonaparte –··· J: Jago loro .–-- R: Rasove .–.

C: Coba - coba - . – . K: Komando -.- S: Sahara ...

D: Dominan -.. L: Lemonade .–.. T: Ton -

E: Egg . M: Motor -- U: U'nesco ..-

F: Father Joe ..–. N: Notes -. V: Versikaro ...-

G: Golongan -–. O: Omoto -–- W: Winoto .–-

H: Himalaya .... P: Pertolongan . – - . X: Xosendero -..-

23
Y: Yosimoto -.–- Z: Zoroaster - – ..

III.
IV. Pengelompokan
Metode yang mengelompokkan huruf-huruf berdasarkan bagaimana huruf ini diwakili
oleh kode morsenya. Pengelompokan tersebut antara lain Alphabet dengan kode morse yang
berkebalikan antara titik dan garis, misalnya huruf K yang diwakili oleh -·- berkebalikan
dengan huruf R yang diwakili oleh ·-· dan alfabet dengan kode morse berlawanan. Misalnya,
huruf A yang diwakili oleh ·- dan huruf N yang diwakili oleh -·
Alfabet dengan kode morse yang
berkebalikan V ...- B -...

Alfabet Morse Alfabet Morse


Alfabet Morse Alfabet Morse

E · T -
W .-- G --.

I ·· M –
F ..-. L .-..

S ... O ---
Y -.-- Q --.-

H .... KH ---- Tidak memiliki pasangan

Alfabet Morse Alfabet Morse

K -.- R .-.

X -..- P .--.

Alphabet dengan kode morse yang


berlawanan

Alfabet Morse Alfabet Morse

A .- N -.

U ..- D -..

24
Alfabet Morse

C -.-.

J .---

Z --..

Penghafalan dilakukan secara kelompok huruf EISH TMOKH, AUV NDB, WFY GLQ CJZ

E =. T =_ R = ._. F = .._.
I = .. M =__ K = _._ L = ._..
S = ... O =___ W = ._ _ Q = _ _._
H = .... KH = _ _ _ _ G = _ _. Y = _._ _
A = ._ N = _. C = _._. X = _.._
U = .._ D = _.. J = ._ _ _ P =._ _.
V = ..._ B = _... Z = _ _ ..

25
B. Sandi

Sandi sendiri berasal dari bahasa Sangsekerta yang mempunyai arti menyembunyikan atau
rahasia. Sandi merupakan salah satu cara yang dikenal untuk mengirim suatu berita atau
pesan yang sifatnya rahasia. Dalam hal ini, yang dapat mengetahui isi pesan tersebut hanya
lah dari pihak penerima dan juga pengirim.

Sandi di dalam pramuka merupakan suatu media yang digunakan dalam pembelajaran dan
dianggap bagus, baik itu untuk pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak
maupun pramuka pandega. Hal ini dikarenakan sandi pramuka dianggap dapat melatih
ketelitian, kecerdasan, daya ingat maupun konsentrasi. Dalam menyampaikan sandi pramuka,
tidak boleh disampaikan sembarangan. Karena dalam penyampaiannya harus diperhatikan
golongan pramuka itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan agar dalam penyampaian
pembelajaran dapat dengan mudah tercapainya suatu tujuan pembelajaran itu sendiri.

Sejarah Sandi

Zaman dahulu kala, para pahlawan sering berkelana dari satu tempat ke tempat yang lainnya
yang mana hal ini menjadi awal munculnya sandi. Sandi digunakan oleh para pahlawan untuk
berkomunikasi antar kelompok yang sifatnya rahasia agar tidak diketahui oleh pihak lawan.
Oleh karena itu para pahlawan kemudian berfikir untuk membuat sandi yang tujuannya agar
musuh dapat terkelabuhi.

Sekitar tahun 3000 sebelum masehi, ditemukan tulisan cuneiform di kerajaan Babilonia.
Tulisan caneiform  merupakan salah satu jenis tulisan kuno yang bentuknya seperti paku.
Biasanya, tulisan caneiform di tulis di atas tanah liat. Kala itu, ketika akan mengirim suatu
pesan atau berita rahasia, mereka memanfaatkan kepala para budak yang dicukur dan
menuliskan berita menggunakan sandi di kepala para budak tersebut. Untuk berkirim pesan
selanjutnya, mereka menunggu hingga rambut dari budak tersebut mulai tumbuh kembali
baru kemudian budak pembawa pesan di kirim.

Ketika si budak sampai pada tujuan yang diinginkan, rambut budak tersebut akan dicukur
agar pesan yang dikirim dapat dibaca. Ternyata cara seperti itu sangat efektif ketika
digunakan untuk mengelabui musuh oleh para pemimpin pada saat itu.

Seorang Julius Caesar pernah mengirim suatu kabar rahasia menggunakan sandi loncat. Cara
menuliskan sandi loncat adalah dengan menulis dalam satu baris huruf abjad dan memilih
angka yang dirahasiakan. Misalnya saja angka 4. Agar dapat membaca sandi tersebut, jari
telunjuk di letakkan pada huruf A. kemudian, loncat sebanyak 4 huruf ke arah samping.
Maka yang ditunjuk setelah itu adalah huruf E. Dan hal itu berlaku seterusnya.

Saat ini, segala sesuatu semakin berkembang. Untuk berkomunikasi pun membutuhkan safeti
untuk menjaga kerahasiaan di berbagai bidang, misalnya saja pada militer ataupun pada
dinas. Sandi pun juga di gunakan dalam kepramukaan dengan bentuk sandi pramuka yang di
manfaatkan sebagai media untuk pembelajaran yang berlaku kepada seluruh anggota.

26
Manfaat Sandi

a. Sebagai komunikasi antar anggota regu pramuka


b. Meningkatkan Kecerdasan
c. Meningkatkan Kecerdasan
d. Sarana Permainan Dalam Kepramukaan
I. Macam-Macam Sandi
Ada banyak macam-macam sandi pramuka dan kedudukan sandi tersebutpun
tidaklah baku, sehingga nama, jenis dan cara untuk menjawabnya pun dapat berbeda
menyesuaikan dengan kondisi pada masing-masing daerah. Berikut ini beberapa contoh
macam sandi pramuka:
 Sandi napoleon
Sandi napoleon dikenal karena nama dari sandi ini diambil dari nama seorang kaisar
yang berasal dari Perancis. Namun sebenarnya sandi ini, tidak ada hubungannya dengan
bapak Napoleon.
Susunan untuk sandi napoleon di buat secara acak atau zig zag. Dengan arti lain, bahwa
untuk membaca sandi napoleon adalah dari atas ke bawah kemudian ke atas lalu ke
bawah.
Contoh :

P R T A H

R E I L P N Jawaban dari sandi


napoleon di atas
A T N A R E adalah PRAMUKA
TERTINGGI IALAH
M A G I E D PRESIDEN.

U K G I S I

 Sandi Rumput

Kunci pada sandi rumput menggunakan kunci dasar sandi morse. Yang membuat berbeda
dengan sandi morse adalah pada tanda titik (.) dan setrip (-) namun arti yang terkandung tetap
sama.

Kunci pada sandi rumput adalah (.) titik yang mana digambarkan sebagai rumput yang
pendek dan (-) strip digambarkan sebagai rumput yang tinggi.

Sandi kotak

Untuk sandi kotak sendiri memilki tiga jenis, yaitu sandi kotak satu, dua dan tiga.

Sandi kotak satu

27
Huruf a sampai r berada di dalam kotak vertikal horizontal dengan susunan menyamping
mulai dari kotak 1 ab, 2 cd, 3 ef, 4 gh, 5 ij, 6 kl, 7 mn, 8 op, 9 qr. Sedangkan st, uv, wx, dan
yz berada pada kota dengan bentuk menyilang.

Masing-masing dalam kotak vertikal horizontal terdiri dari dua huruf. Bedanya terletak pada
titik yang menyertai huruf kedua dari setiap kotak. Misal ab, maka titiknya berada di titik b. 

Begitu pun pada kotak menyilang, setiap kotak terdiri dari dua huruf dengan satu titik di
huruf keduanya. Misal st, maka titik berada pada huruf t.

Nah, penggunaan sandi kotak satu adalah dengan cara memecah kotak-kotak baik yang
berbentuk vertikal horizontal maupun menyilang. 

Jika kamu hendak menggunakan huruf a, karena a berada di kotak pertama, maka kamu dapat
membentuk garis siku-siku. Adapun b, karena ia bergandengan dengan a, maka gambar garis
siku-siku dengan titik di dalamnya.

Sandi kotak dua

Perbedaannya ada dalam satu kotak diisi oleh 3 huruf alfabet. Jadi, untuk membedakannya
bisa kita lihat dari model titik yang ada. 

Lalu, selain itu jika pada sandi kotak 1 terdiri dari dua macam kotak, vertikal horizontal dan
menyilang, nah pada sandi kotak 2 hanya terdapat satu kotak yang berbentuk vertikal
horizontal. Dalam kotak vertikal horizontal ini dibagi menjadi sembilan kotak dengan
masing-masing tiga huruf di dalamnya.

Sandi kotak tiga

28
Kalau sandi kotak 3 merupakan salah satu sandi kotak yang memiliki bentuk unik nih,
Quipperian. Coba deh kamu perhatikan, kalau dibandingkan dengan bentuk dari sandi kotak 1
dan 2, sandi kotak 3 agak sedikit rumit. Hal tersebut karena kita harus benar-benar hafal di
mana letak  hurufnya untuk kemudian dijadikan sebagai simbol.

Jika diuraikan, bentuk sandi kotak 3 ini merupakan perpaduan antara kotak vertikal
horizontal dan kotak yang berbentuk persegi empat belah ketupat di mana setiap huruf
alfabetnya menyebar.

Semaphore

Semaphore adalah metode untuk mengirim sinyal atau pesan dengan menggunakan alat-


alat sederhana seperti bendera, batang, atau tangan kosong sekalipun. Metode ini dilakukan
dengan cara mengulurkan kedua tangan membentuk posisi tertentu sesuai formasi yang
sudah ditentukan sebelumnya. Bendera, batang, atau alat lainnya berperan untuk memperjelas
arah gerakan tangan ketika menyampaikan pesan.

Semaphore bermanfaat sebagai salah satu cara untuk melakukan komunikasi jarak jauh.
Metode ini merupakan salah satu materi yang diajarkan dan wajib dihafalkan oleh seluruh
anggota pada kegiatan pramuka. Tujuannya adalah agar anggota pramuka tetap bisa
berkomunikasi dari jarak yang jauh, meskipun sedang berkemah di tempat yang susah
sinyal, seperti di gunung atau di desa terpencil. Jadi, semua anggota harus hafal
supaya nggak bingung kalau ada yang mengirim pesan menggunakan sandi ini.

Semaphore juga sering digunakan untuk kepentingan komunikasi militer. Sama halnya


seperti di pramuka, di dunia militer, metode ini juga menjadi pilihan komunikasi jarak jauh
ketika para tentara sedang berada di tempat yang susah sinyal.

Pada awalnya, semaphore digunakan untuk menyampaikan pesan


rahasia supaya nggak diketahui oleh musuh. Tapi, seiring berjalannya waktu, metode
ini udah nggak  efektif lagi untuk menyampaikan pesan rahasia, karena semakin banyak
orang yang paham arti dari gerakan-gerakan semaphore. Penyampaian pesan pada semaphore
bisa juga dilakukan secara relay, alias berkelanjutan. 

Semaphore diciptakan oleh seorang insinyur sekaligus pendeta asal Perancis bernama Claude
Chappe pada tahun 1790. Tujuannya adalah untuk kepentingan komunikasi militer, agar
anggota militer bisa berkomunikasi dari jarak yang jauh.

29
Pada saat itu, semaphore nggak menggunakan bendera seperti saat ini, tetapi menggunakan
kayu berukuran besar yang bentuknya menyerupai lengan. Kayu ini kemudian dipasang
di atas menara-menara tinggi yang jaraknya 5 - 10 mil atau sekitar 8 - 160 km antar satu
menara dengan menara lainnya. Pada setiap menara, ditempatkan satu signaller sebagai
operator, serta teleskop sebagai alat bantu untuk melihat pesan yang dikirimkan signaller lain
dari jarak jauh.

Pada abad ke-19, metode ini banyak diadopsi sebagai metode komunikasi antarkapal.
Nah, dari sinilah penggunaan bendera semaphore mulai diterapkan. Untuk komunikasi
antarkapal, anggota militer tidak lagi menggunakan kayu super besar, melainkan
menggunakan alat yang lebih sederhana, yaitu bendera.

Ketika Perang Dunia I terjadi, semaphore masih sering digunakan meskipun teknologi
telepon dan radio sudah ditemukan. Alasannya adalah karena komunikasi melalui telepon
atau radio memiliki kemungkinan untuk disadap oleh musuh, sedangkan semaphore
tidak. Selain itu, metode ini juga lebih simple dan dapat digunakan dalam kondisi susah
sinyal. Karena itulah, semaphore masih banyak digunakan untuk kondisi darurat.

Untuk bendera semaphore sendiri memiliki ukuran 45cm x 45 cm serta panjang tongkat yang
digunakan 55 cm. Bendera semaphore umumnya berwarna merah dan kuning. Warna merah
dan kuning digunakan karena kedua warna ini cerah dan kontras, sehingga dapat dilihat
dengan jelas dari jarak yang jauh sekalipun. Pada dua ujung bendera, terdapat tali untuk
mengikat bendera pada tongkat kayu.

C. Tali temali

Di kalangan pramuka sudah tentu tidak asing lagi dengan tali-temali. Tali Temali adalah
salah satu seni menyambung tali dengan menggunakan simpul-simpul sehingga membentuk
suatu alat atau benda lain yang bermanfaat. misalnya adalah tandu, tiang bendera, dan masih
banyak lagi. Beberapa tali, kemudian diikat dengan mengguakan simpul jangkar dan simpul

30
pangkal. Kita tahu bahwa kegiatan anggota pramuka tidak lepas dari berkemah. Dalam kegiatan
tersebut akan dihadapkan dengan keahlian memasang tanda. Dalam pemasangan tenda sendiri,
dibutuhkan kemampuan dan pengetahuan mengenai teknik tali temali atau disebut juga simpul,
untuk mengikat antara tiang satu dengan tiang yang lainnya.
Untuk mengikat antara tali dengan tali, atau tali dengan bendanya tidak asal mengikat.
Tentu ada langkah untuk menghasilkan suatu bentukan dari tali-tali yang ada. Masing-masing
simpul atau ikatan pun mempunyai nama dan fungsinya masing-masing. 

Simpul ata ikatan dalam tali temali pramuka ini memiliki beberapa macam, yaitu:

1) Simpul Barrel Hitch

Simpul ini digunakan untuk mengangkat benda berupa tong, ember, dll. Dimana tong
tersebut memiliki tempat pengikat di lehernya.

2) Simpul Bowline (Simpul Tiang)

SimpulBowline atau simpul tiang telah digunakan di seluruh dunia. Jenis simpul ini
mudah berubah dan mudah untuk membukanya ketika tidak ada beban (terutama di beberapa
tali sintetis), apabila salah membuatnya dapat membahayakan.

Dalam membuat simpul ini, penting untuk membuat simpul kancingan di ujung bebas
untuk menjaga kemungkinan simpul ini terbuka.

3) Simpul Clove Hitch (Simpul Pangkal)

Simpul ini di Indoneisa dikenal dengan simpul pangkal. Simpul ini merupakan simpul
yang mudah untuk mengikat sesuatu, dan merupakan salah satu simpul yang paling sering
digunakan terutama sebagai jangkar, pembuatan tenda, pembuatan pionering dan simpul
di belay-up.
Yang perlu diingat jangan membuat simpul dua atau lebih ke satu Carabiner. Cara
yang benar untuk klip pada simpul adalah dengan beban tali terdekat dari
belakang Carabiner.

4) Ikatan Diagonal (Cross) Lashing (Ikatan Silang)

Simpul ini di Indoneisa dikenal dengan simpul pangkal. Simpul ini merupakan simpul
yang mudah untuk mengikat sesuatu, dan merupakan salah satu simpul yang paling sering
digunakan terutama sebagai jangkar, pembuatan tenda, pembuatan pionering dan simpul
di belay-up.

31
Yang perlu diingat jangan membuat simpul dua atau lebih ke satu Carabiner. Cara
yang benar untuk klip pada simpul adalah dengan beban tali terdekat dari
belakang Carabiner.
5) Simpul Figure 8 (Simpul Delapan)
Simpul ini bisa dibilang sebagai simpul pengunci karena sulit sekali untuk dibuka,
apalagi dengan tali yang tepat. Simpul ini kadang-kadang digunakan mengikat barang biar
tidak gampang lepas.

D. Menaksir

Mengukur suatu benda dan yang lainnya tidak dengan sebuah perkiraan atau khayalan
semata, akan tetapi ada salah satu cara yang bisa digunakan sebagai acuan untuk menghitung
suatu benda, yaitu dengan bagian anggota tubuh kita sendiri sehingga akan terbit sebuah
ukuran yang akan digunakan untuk menaksir beberapa buah benda.

Dalam menaksir tinggi terdapat berbagai cara dan metode seperti metode menaksir
tinggi dengan menggunakan bantuan bayangan, metode segitiga siku-siku (45 derajat). Dalam
metode menaksir menggunakan bayangan, kita hanya memerlukan perbandingan antara
panjang benda dengan panjang bayangan dengan perbandingan berturut-turut 2:1. Jika
panjang benda 30 cm maka panjang banyangan yang dihasilkan adalah 15 cm.

Sedangkan metode segitiga, metode ini memanfaatkan teori kesebangunan segitiga.


Dengan menggunakan metode menaksir ini, hasil yang didapat akan lebih akurat serta
memudahkan dalan verifikasi ulang ataupun pengecekan kembali (termasuk penilaian) karena
menggunakan rumus yang sistematis.

Namun menaksir tinggi dengan menggunakan metode perbandingan segitiga ini hanya
bisa dilakukan jika kondisi tanah di sekitar obyek yang ditaksir dalam kondisi datar. Jika kontur
tanah miring harus menggunakan metode yang lain karena hasilnya dipastikan tidak akan akurat.

Diumpamakan sedang menaksir tinggi sebuah pohon. Untuk mempermudah penjelasan,


perhatikan gambar berikut:

Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

32
1. Ukurlah dengan menggunakan tongkat pramuka (biasanya berukuran 160 cm) dari
pangkal pohon ke sebelah samping. Panjang ukuran terserah, menyesuaikan dengan
kondisi medan. Dalam kasus ini seumpama diukur sebanyak 5 tongkat yang berarti
sejauh 800 cm atau 8 meter (160 x 4 = 640). Tandai sebagai titik “B”.
2. Di titik “B” tersebut dirikan tongkat pramuka secara tegak lurus.
3. Intailah dari seberang titik “C” ke puncak pohon yang ditaksir tingginya (titik “D”)
melalui ujung atas tongkat (titik “E”) sehingga antara titik A, E, dan D membentuk garis
lurus.
4. Agar tercipta garis lurus rubah atau geser maju dan mundur titik pengintaian (titik A).
5. Jika telah terbentuk garis lurus antara titik A, E, dan D, ukurlah jarak antara titik “B”
dan “A”. Seumpama hasil pengukuran jarak AB adalah 190 cm.
Setelah semua langkah pengukuran dan pengintaian tersebut di atas dilakukan sekarang saatnya
melakukan penghitungan dengan menggunakan rumus perbandingan segitiga sebagai
berikut: CD = BE X (AB + BC) : AB. Tulislah dalam selembar kertas dilengkapi dengan sketsa
penaksiran. Lebih jelasnya seperti ini:

BE = 160 cm (tongkat pramuka)


AB = 190 cm
Diketahui : BC = 640 cm
Ditanya : CD = Tinggi Pohon?
BE X (AB + BC) : AB
160 X (190 + 640) : 190
160 X 830 : 190
132.800 : 190
Jawab : CD = 698,9474 cmdibulatkan menjadi 699 cm atau 6,9 meter
Jadi tinggi pohon adalah 6,9 meter

Dari hasil penaksiran tersebut kita dapatkan hasil kira-kira tinggi pohon adalah 699 cm atau
6,9 meter (1 meter = 100 cm, berarti 699 dibagi 100 = 6,99). Yang perlu diperhatikan agar
dalam melakukan penaksiran tinggi mendapatkan hasil yang paling akurat adalah:

1. Saat melakukan pengintaian, posisi mata harus sedekat mungkin dengan tanah. Untuk
itu sentuhkan kepala ke tanah dan pejamkan mata yang sebelah atas sehingga
pengintaian (pembidikan) menggunakan satu mata yang terdekat dengan tanah.
2. Posisi tongkat (BE) saat pembidikan harus benar-benar tegak lurus dengan tanah
jangan miring.

33
Pada langkah-langkah di atas posisi titik BE tidak berubah. Jika pengintaian belum
menghasilkan garis “AED” yang lurus, lokasi pengintaian (titik A) yang diubah maju atau
mundur. Bagi beberapa pramuka ada yang memilih titik A (lokasi pengintaian) sebagai titik
statis statis yang tidak berubah-rubah lokasinya sebaliknya titik “BE” (tongkat) berubah maju
mundur hingga pengintaian menghasilkan garis “AED” yang lurus. Jika memilih langkah yang
demikian pengukuran titik AB dan BC dilakukan setelah pengintaian selesai.

Itulah langkah-langkah dan rumus menaksir tinggi dengan menggunakan metode


perbandingan segitiga. Di samping membutuhkan ketelitian juga dibutuhkan kerja sama antar
anggota regu agar proses penaksiran berjalan lancar dan hasilnya akurat.

2.3. Kode Kehormatan


Gerakan Pramuka sebagai organisasi yang dibentuk oleh pemerintah sebagai
pembaruan dan peleburan dari berbagai organisasi kepanduan di Indonesia, dimaksudkan
untuk menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda.
Untuk itu Gerakan Pramuka memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam
memberikan kontribusi yang positif bagi pelaksanaan pembangunan masyarakat, bangsa, dan
negara. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 menegaskan Gerakan Pramuka berfungsi
sebagai wadah untuk mencapai tujuan pramuka melalui kegiatan kepramukaan yaitu
pendidikan dan pelatihan, pengembangan, pengabdian masyarakat dan orang tua, serta
permainan yang berorientasi pada pendidikan.
Selanjutnya, disebutkan pula, tujuan Gerakan Pramuka adalah membentuk setiap
pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa
patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki
kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Maka dari
itu, gerakan kepramukaan memiliki kode kehormatan. Kode Kehormatan Pramuka
merupakan janji dan komitmen diri serta ketentuan moral pramuka dalam pendidikan
kepramukaan.
Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas janji yang disebut Satya dan ketentuan moral
yang disebut Darma. Kode kehormatan pramuka dilaksanakan, baik dalam kehidupan pribadi
maupun bermasyarakat secara sukarela dan ditaati demi kehormatan diri.
Selanjutnya dalam Pasal 6 ayat (4) disebutkan Satya Pramuka berbunyi:
“Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, ikut serta membangun
masyarakat, serta menepati Darma Pramuka.”
Sedangkan dalam Pasal 6 ayat (5) disebutkan bahwa Darma Pramuka berbunyi:
Pramuka itu:
a. takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. cinta alam dan kasih sayang sesama manusia;
c. patriot yang sopan dan kesatria;
d. patuh dan suka bermusyawarah;
e. rela menolong dan tabah;
f. rajin, terampil, dan gembira;
g. hemat, cermat, dan bersahaja;

34
h. disiplin, berani, dan setia;
i. bertanggung jawab dan dapat dipercaya; dan
j. suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan
golongan usia dan perkembangan jiwa dan jasmaninya. Kode Kehormatan Pramuka Siaga
terdiri dari Dwisatya dan Dwidarma Pramuka; Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri
dari Trisatya Pramuka Penggalang dan Dasadarma; dan Kode Kehormatan Pramuka Penegak,
Pramuka Pandega, anggota dewasa terdiri dari Trisatya Pramuka Penegak, Pramuka Pandega,
dan anggota dewasa serta Dasadarma.

A. Kode Kehormatan Siaga


Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua, yaitu Dwi Satya (janji Pramuka Siaga)
dan Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga). Secara bahasa, Dwi Satya memiliki arti
dua janji atau komitmen. Sedangkan Dwi Darma memiliki arti dua ketentuan moral.
Keduanya harus diikrarkan, dipahami, dan diterapkan dalam kehidupan anggota pramuka.
I. Dwi Satya.
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik


Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga.
2. Setiap hari berbuat kebaikan.

II. Dwi Darma


1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
2. Siaga berani dan tidak putus asa

B. Kode Kehormatan Penggalang


Untuk kode kehormatan penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang dan
Dasadarma.
I. Trisatya Pramuka Penggalang
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila
2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat
3. Menepati Dasa Dharma
II. Dasa Darma Pramuka Penggalang
Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil, dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani, dan setia

35
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan

C. Kode Kehormatan Penegak


kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega dan Dasadarma.

I. Tri Satya Pramuka Penegak

Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh :


1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, negara
kesatuan Republik Indonesia,dan Mengamalkan Pancasila
2. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3. Menepati Dasa Darma Pramuka.
II. Dasa Darma Pramuka Penegak
Pramuka itu:

1. Taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa


2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil, dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani, dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan

2.4. Upacara Pembukaan dan Penutupan

A. Pengertian Upacara

Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang
wajib dilaksanakan dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk
memberntuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.

Macam-macam upacara dalam Gerakan Pramuka:

a. Upacara Umum yaitu upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan
menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.

b. Upacara Pembukaan Latihan dan Upacara Penutupan Latihan yaitu upacara yang
dilakukan dalam rangka melaksanakan usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan di
lingkungan GerakanPramuka.

36
c. Upacara Pelantikan yaitu : upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang
calon menjadi anggota Gerakan Pramuka, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. upacara yang
dilakukan dalam rangka pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam satuan.

d. Upacara Kenaikan Tingkat, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pengesahan
kenaikan tingkat kecakapan umum yang dicapai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka sesuai
dengan syarat kecakapan umum yang berlaku.

e. Upacara Pindah Golongan, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pemindahan
anggota dari satu golongan ke golongan lain yang lebih tinggi dalam usia sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

f. Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka


mengantar Pramuka Penegak dan/atau Pramuka Pandega untuk terjun ke masyarakat dan
berbakti secara langsung sesuai dengan bidangnya.

B. Petugas Dalam Upacara

Untuk melaksanakan tiap upacara ditentukan petugas-petugas berikut :

1. Pembina Upacara adalah Pembina dalam upacara yang menerima penghormatan,


mengesahkan pelaksanaan upacara dan merupakan pimpinan tertinggi dalam upacara
itu.
2. Pengatur Upacara (Protokol) adalah petugas yang menyusun dan mengatur
pelaksanaan tertib acara dalam upacara, yang berkewajiban mengendalikan jalannya
upacara.
3. Pemimpin Upacara adalah petugas yang memimpin barisan peserta upacara.
4. Pembawa Acara adalah petugas yang membaca tertib acara dalam suatu upacara.
5. Peserta Upacara adalah satuan-satuan yang berada di bawah pimpinan Pemimpin
Upacara.
6. Petugas Upacara adalah orang-orang yang menunaikan tugas tertentu dalam suatu
upacara misalnya : pengibar bendera, pembaca Dasadarma, pemimpin lagu, dan lain-
lain.

C. Pokok-pokok Upacara dan Jenisnya.

Semua upacara dalam Gerakan Pramuka mengandung unsur-unsur pokok sebagai


berikut.

37
a. Bentuk barisan yang digunakan oleh peserta upacara selalu disesuaikan dengan
perkembangan jiwa peserta didik.

1. Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Siaga adalah lingkaran, karena


perhatian dan perkembangan jiwanya masih terpusat pada orang tua/Pembina.
2. Jika peserta upacara itu terdiri dari dua golongan atau lebih, maka bentuk
barisan yang digunakan ditentukan oleh pimpinan upacara atau pengatur upacara sesuai
dengan keadaan setempat.
b. Penghormatan kepada Bendera Sang Merah Putih dilakukan :
1. Pada waktu pengibaran dan penurunan (penyimpanan) Sang Merah Putih.
2. Pada waktu Sang Merah Putih dibawa masuk atau keluar ruang upacara.
c. Pembacaan kode kehormatan dalam bentuk ketentuan moral budi pekerti : Untuk
Pramuka Siaga, Dwidarma.
d. Pada waktu pembacaan Dwidarma, para Pramuka tidak melakukan penghormatan,
tetapi penghormatan dilakukan pada saat pengucapan Dwisatya. Kewajiban berdoa kepada
Tuhan Yang Maha esa (dengan menundukkan kepala) agar selalu mendapat rakhmat dan
hidayah dalam segala kegiatan.
e. Rangkaian seluruh upacara dilakukan dalam suasana khidmat dan bersungguh-
sungguh.
f. Dalam pelaksanaan upacara dalam Gerakan Pramuka harus ada :
1. Pengibaran Sang Merah Putih
2. Pembacaan Pancasila
3. Pembacaan Kode Kehormatan Pramuka,
4. dan Doa

 Tata Tertib Upacara Pembukaan


1) Tata Tertib Upacara Pramuka Siaga
 Susunan Upacara Pembukaan Latihan Pramuka Siaga 
1. Siswa berbaris sesuai Barungnya, Pemimpin barung di depan dan wakilnya di
belakang.
2. Sulung memberikan aba-aba, “Siaga” kemudian dibalas oleh semua anggota, “Siap” 
3. Kemudian Sulung memberikan kode untuk membentuk lingkaran kecil, kemudia
semua angota siaga membentuk lingkaran kecil tanpa keluar barisan sambil bernyanyi
lingkaran kecil. 
4. Sulung menghadap Ayahanda, kemudian berkata, “Ayahanda bersediakah menjadi
Pembina Upacara?”
5. Ayahanda menjawab, “Ya Bersedia” kemudian berjalan ketengah lingkaran sambil
merangkul bahu Sulung. 
6. Kemudian Pembina Menugaskan Sulung untuk mengambil Bendera Merah Putih,
“Sulung ambillah pusaka kita!” 
7. Sulung menjawab, ‘Siap!” kemudian berjalan mengambil bendera merah putih. 
8. Ketika Sulung membawa bendera untuk diletakkan ditengah lingkaran, seluruh
peserta upacara memberikan hormat, hingga bendera diletakkan pada tempatnya. 
9. Pembina Upacara mengucapkan Pancasila yang diikuti oleh seluruh peserta Upacara 
10. Pembina Menugaskan Sulung membacakan Dwi Darma Pramuka 

38
11. Pembina menugaskan Sulung untuk kembali kebarisan, kemudian Pembina
memberikan pengarahan dan berdoa sebelum melaksanakan latihan.

 Bentuk Barisan Upacara Pramuka Siaga


Berdasarkan PP tentang Upacara dalam Gerakan Pramuka bahwa semua upacara
dalam Gerakan Pramuka mengandung unsur-unsur pokok tertentu, salah satunya adalah
bentuk barisan menurut golongannnya ( S, G, T dan D )
Bentuk barisan yang digunakan oleh peserta upacara ( Pada Upacara Pembukaan dan
Penutupan Latihan ) selalu disesuaikan dengan perkembangan jiwa peserta didik. Bentuk
barisan tersebut adalah sebagai berikut :
Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Siaga adalah lingkaran, karena perhatian dan
perkembangan jiwanya masih terpusat  pada Orang Tua/ Keluarga atau Pembina.

2) Tata Tertib Upacara


Pramuka Penggalang
 Susunan Upacara Pembukaan Latihan Pramuka Penggalang
a. Perlengkapan Upacara

 Bendera Merah Putih


 Persiapkan Tiang Bendera
 Siapkan Teks Pancasila
 Siapkan Teks Dasadarma

b. Pelaksana Upacara

 1 orang pemimpin upacara (Pratama)


 1 orang pembina upacara
 3 orang pengibar bendera
 1 orang pembaca Dasa Darma
c. Persiapan Upacara

 Periksa kerapihan, absen oleh masing-masing pemimpin regu.


39
 Pembagian tugas pelaksana upacara dan perisapan perlengkapan upacara
oleh regu yang ditugaskan.
 Pratama membentuk barisan dan memeriksa kerapihan barisan.
d. Urutan Upacara
 Regu di persiapkan, lalu pemimpin regu dan pratama siap di tempat yang
disediakan.
 Pembina upacara menempati tempatnya.
 Pembantu pembina upacara berdiri di belakangnya pembina.
 Beri penghormatan kepada pembina upacara yang di pimpin oleh pratama,
dan di lanjutkan dengan laporan.
 Petugas pengibar bendera, mengibarkan bendera sang merah putih. Untuk
pengibaran pendera, penghormatan di pimpin langsung oleh Pembina
upacara.
 Pembina upacara membaca teks pancasila dan di ikuti oleh peserta.
 Petugas membaca teks Dasa Darma.
 Pembina upacara memimpin doa dan dilanjutkan dengan kata pengantar.
 Selanjutnya pratama melapor kepada pembina upacara bahwa upacara telah
selesai di laksanakan.
 Pembina upacara dan pembantu pembina meninggalkan arena upacara.
 Upacara pembukaan latihan di bubarkan oleh pratama.
 Bentuk Barisan Pramuka Penggalang
Berdasarkan PP tentang Upacara dalam Gerakan Pramuka bahwa semua upacara
dalam Gerakan Pramuka mengandung unsur-unsur pokok tertentu, salah satunya adalah
bentuk barisan menurut golongannnya ( S, G, T dan D )

Bentuk barisan yang digunakan oleh peserta upacara ( Pada Upacara Pembukaan
dan Penutupan Latihan ) selalu disesuaikan dengan perkembangan jiwa peserta didik.
Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penggalang adalah bentuk angkare, karena
perhatian dan perkembangan jiwanya telah mulai terbuka.

3) Tertib Upacara Pramuka


Penegak
 Susunan Upacara Pembukaan Latihan Pramuka Penegak
 Kerapian setiap anggota ambalan

40
 Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
 Pradana mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan bersaf
 Laporan Pemimpin Sangga kepada Pradana
 Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil Pimpinan Sangga
pindah ke tempat Pimpinan Sangga
 Para Pimpinan Sangga sesudah laporan mengambil tempat disebelah kanan barisan
 Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para Pimpinan
Sangga
 Pradana mengambil tempat didepan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang
berlaku
 Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana pemimpin penghormatan
 Pembacaan Dasa darma atau sandi Ambalan oleh petugas
 Pembina Penegak membaca Pancasila diikuti oleh anggota Ambalan
 Pengumuman dari Pradana/Pembina
 Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
 Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan
 Bentuk Barisan Uparaca Pramuka Penegak
Berdasarkan PP tentang Upacara dalam Gerakan Pramuka bahwa semua upacara
dalam Gerakan Pramuka mengandung unsur-unsur pokok tertentu, salah satunya adalah
bentuk barisan menurut golongannnya ( S, G, T dan D ). Bentuk barisan yang
digunakan oleh peserta upacara ( Pada Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan )
selalu disesuaikan dengan perkembangan jiwa peserta didik. Bentuk barisan upacara di
satuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah bersaf, karena perhatian dan
perkembangan jiwanya sudah terbuka luas.

 Tata
Tertib
Upacara Penutupan
1. Tata Tertib Upacara Penutupan Pramuka Siaga
 Susunan Upacara Penutupan Pramuka Siaga

 Siswa berbaris sesuai Barungnya, Pemimpin barung di depan dan wakilnya di


belakang.

41
 Sulung memanggil Anggotanya, dengan berkata, “Siaga” dan dijawab “Siap”
oleh seluruh anggota. 
 Sulung memberikan kode untuk membentuk lingkaran, sambil bernyanyi. 
 Sulung menyiapkan barisan, kemudian menjemput Ayahanda 
 Ayahanda memasuki lingkaran sambil memegang bahu sulung 
 Pembina menugaskan Sulung menyimpan kembali bendera merah putih 
 Ayahanda memerintahkan Sulung kembali ke Barungnya 
 Pembina memberikan amanat 
 Pembina memimpin doa bersama 
 Pembina meninggalkan lapangan upacara, kemudian meminta Bucik
membubarkan barisan
 Siswa membubarkan diri sambil menyanyikan lagu sayonara.

2. Tata Tertib Upacara Penutupan Pramuka Penggalang


 Susunan Upacara Penutupan Pramuka Penggalang
 Pembina upacara di jemput oleh pratama.
 Pembina upacara menempati tempat yang sudah di sediakan, pembantu pembina
berbaris di belakang pembina upacara.
 Kemudian pratama memimpin penghormatan untuk pembina dan lanjut untuk
melakukan laporan.
 Penurunan bendera sang merah putih oleh petugas dan di pimpin oleh pembina
upacara.
 Pembina upacara menyampaikan kata pengantar langsung di lanjutkan dengan
memimpin doa.
 Pratama maju satu langkah dan menyampaikan pada pembina upacara bahwa
upacara telah selesai di laksanakan. Lanjut dengan melakukan penghormatan
kepada pembina upacara.
 Pembina upacara dan pembantu meninggalkan area upacara.
 Pasukan di bubarkan oleh Pratama.

3. Tata Tertib Upacara Penutupan Pramuka Penegak


 Susunan Upacara Penutupan Pramuka Penegak
 Kerapian Setiap anggota Ambalan
 Pradana mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan bersaf
 1) Pemimpi Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan
2) Wakil Pemimpin Sangga pindah ketempat Pimpinan Sangga
 Pradana menjemput pembina Penegak dan mengantarkannya kesebelah kanan
barisan
 Pradana mengambil tempat didepan barisan sesuai dengan adat ambalan yang
berlaku
 Petugas bendera menunkan bendera untuj disimpan
 Penbacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas
 Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain-lain
 Pradana memimpin doa sesuia dengan agama dan kepercayaan masing-masing
 Laporan Pradana kepada Pembina Penegak
 Pradana membubarkan barisan

42
2.5. Upacara Pelantikan
Upacara pelantikan merupakan serangkaian upacara dalam rangka memberikan
pengakuan dan pengesahan terhadap seorang pramuka atas prestasi yang dicapainya. Upacara
pelantikan bertujuan agar para pramuka yang dilantik mendapat kesan yang mendalam dan
membuka hatinya untuk dapat menerima pengaruh pembinanya dalam upaya membentuk
manusia yang berkepribadian, berbudi pekerti luhur, bertakwa kepada Tuhan YME, peduli
pada: tanah air, bangsa, masyarakat, alam lingkungan serta peduli pada dirinya sendiri
dengan berpedoman pada satya dan darma pramuka.
Langkah-langkah proses pelantikan Setelah menyelesaikan tugas dan kewajiban
(menyelesaikan SKU, SKK, SPG dan lainya) dengan baik, para pramuka masih merasa perlu
berusaha agar prestasinya tersebut mendapat pengakuan dan pengesahan dari lingkungannya,
dengan melewati upacara pelantik-an.
 Hal-hal yang dilakukan dalam proses pelantikan sebagai berikut:

a.   Persiapan
1) Persiapan mental.
1) yang dimaksud dengan persiapan mental ialah mempersiapkan peserta didik agar
dengan sukarela mau mengucapkan janji/satya pramuka, serta dengan sepenuh hati
rela mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2) Persiapan fisik.
3) Bagi pramuka yang dilantik memerlukan persiapan fisik yang prima karena
dimungkinkan ia akan menunggu dan berdiri lama, sebagai bagian dari pendidikan
kesabaran.
4) Persiapan peralatan ialah persiapan peralatan pelantikan: bendera merah putih,
standar bendera, tanda-tanda pelantikan/ TKU, TKK, TPG dan alat-alat penunjang
lainnya.

b.   Pelaksanaan pelantikan.                                                         


     Hal-hal prinsip yang dilakukan dalam upacara pelantikan, antara lain ialah:
1) adanya bendera merah putih sebagai bendera pelantikan berfungsi sebagai media
untuk menanamkan jiwa : kebangsaan cinta tanah air, patriotisme, persatuan dan
kesatuan bangsa.
2) wawancara antara pembina dengan yang akan dilantik untuk menanamkan
komitmennya terhadap kepramukaan, kemasyarakatan, kemandirian, percaya diri,
kepemimpinan dan ketakwaannya kepada Tuhan YME.
3) pengucapan satya pramuka secara sukarela oleh calon.
4) tata urutan acara yang rapi serta formasi barisan sesuai dengan golongannya.
5) dilaksanakan dalam suasana hikmat
6) adanya doa untuk memberikan kekuatan batin kepada yang dilantik.
 
Variasi tata upacara pelantikan dapat dilaksanakan sebagai bagian dari pengembangan
kiasan dasar, dengan catatan tidak mengaburkan makna pelantikan yang ada. Susunan acara
dan formasi barisan pelantikan disesuaikan dengan perkembangan dan penggolongan peserta
didik, diatur dalam PP Kwarnas No. 178 tahun 1979, tentang Petunjuk Penyelengaaraan
Upacara dalam Gerakan Pramuka.
 
Macam-macam Upacara pelantikan:
a) Upacara Penerimaan Anggota. d) Upacara Penyematan TKK.
b) Upacara Kenaikan Tingkat.
c) Upacara Pindah Golongan. e) Upacara Penyematan TPG.

43
f) Upacara Pemberian
Penghargaan.

44
A. Upacara Pelantikan Siaga
 Waktu Pelaksanaan
Pelantikan kenaikan tingkat dari calon siaga ke siaga mula, dari siaga mula ke siaga bantu
dari siaga bantu ke siaga tata selalu dilakukan pada akhir upacara pembukaan.

 Pelaksanaan
 Pada upacara pembukaan  setelah Pemimpin Upacara selesai membacakan Dwi Dharma
siaga,  dan setelah pemimpin upacara  kembali ke barungnya,
 Yanda mengumumkan adanya kawan calon Siaga yang akan dilantik menjadi Siaga
Mula.  Yanda memberi pengantar : "Anak-anak Siap, Hari ini adalah hari yang
berbahagia karena minggu yang lalu di antara kawanmu ada yang telah menyelesaikan
SKU-nya dan hari ini siap untuk dilantik". 
 Pak Cik masuk membawa penampan berisi kelengkapan pelantikan. Yanda lalu minta
kepada pemimpin barung (Pinrung) yang anggotanya ada yang dilantik.
 Setelah calon selesai mengucapkan Dwi Dharma, Yanda menekankan kembali arti Dwi
Dharma secara singkat, untuk mengingatkan kembali kewajiban para Siaga maupun calon
Siaga.
 Yanda lalu mengajak anggota Perindukan untuk berdo'a bersama bagi calon Siaga yang
akan dilantik, sederhana, pendek dan mudah dimengerti.  
 Setelah berdoa Yanda minta calon untuk maju selangkah mendekati Pusaka Perindukan
(Sang Merah Putih) dan minta juga kepada para calon Siaga yang belum dilantik untuk
mundur selangkah, dan tidak memberi hormat ketika calon Siaga mengucapkan janji,
tetapi harus tetap bersikap sempurna.
 Selanjutnya Yanda mengambil ujung Pusaka Perindukan (Sang Merah Putih) dengan
tangan kanannya dan berkata: “Putraku,…  (nama calon) letakkan tangan kananmu di
atas tangan tangan Yanda ! Kuterima engkau secara resmi kedalam keluarga besar
Perindukan Siaga”.
 Setelah berkata demikian Yanda membalikkan tangannya, sehingga posisi nenjadi
sebaliknya, tangan Yanda di atas tangan calon di bawah.
 Selaniutnya Yanda mengatakan : "Setelah engkau menjadi anggota keluarga besar
Perindukan Siaga nanti, engkau dalam naungan Pusaka Perindukan, dalam naungan
Yanda, Pak Cik dan Bu Cik dan seluruh anggota Perindukan". lni merupakan adat tata
cara setelah menerima melindunginya.
 Selesai pengucapan janji, Yanda melepaskan tangan yang baru dilantik, dan masing-
masing mundur selangkah. Yang memberikan hormat kemudian  menurunkan tangannya.
 Yanda mengambil tanda pelantikan berupa setangan leher dari nampan yang telah
disiapkan oleh Pak Cik/Bu Cik dan mengkalungkannya ke leher Siaga baru, seraya
mengucapkan kata-kata pesan.
 Berikutnya Pak Cik memasang lambang Gerakan Pramuka (Tunas Kelapa) di dada
kirinya (bertepatan dengan letak jantung) disertai pesan-pesannya.
 Selanjutnya Bu Cik/Pak Cik mengenakan tutup kepala (baret yang sudah ada lambang
pramukanya dengan pesan-pesannya Selanjutnya orang tuanya yang diundang untuk
mengunjungi pelantikan itu, diminta untuk memasang “Tanda Siaga Mula” dengan
pesannya.
 Terakhir pemimpin barung diminta Yanda untuk menyematkan Tanda Barung kepada
anggota barungnya yang baru dilantik. Selanjutnya penghormatan umum kepada Siaga
baru, yang dimulai dari Siaga yang di mukanya dan ia berputar sarnpai kembali ke arah
semula. 
 Ucapan do'a sebelum dibawa kembali ke dalam barungnya oleh pinrung. Yanda, Pak Cik,
Bu cik dan orang tuanya memberi selamat. Ketika Siaga baru dibawa pulang ke dalam
barungnya serentak seruruh perindukan Siaga menyanyikan lagu.
 Selesai pelantikan Pak Cik/Bu Cik memanggil Siaga dengan panggilan "Siaga" untuk
melanjutkan acara latihan hari itu.
B. Upacara Pelantikan Pramuka Penggalang
 Langkah-langkah Proses Pelantikan

45
Setelah menyelesaikan tugas dan kewajiban (menyelesaikan SKU, SKK, SPG dan lainya)
dengan baik, para pramuka masih merasa perlu berusaha agar prestasinya tersebut mendapat
pengakuan dan pengesahan dari lingkungannya, dengan jalan melewati upacara pelantikan.

 Hal-hal yang dilakukan dalam proses pelantikan sebagai berikut.

1. Persiapan
a. Persiapan mental
Persiapan mental adalah mempersiapkan peserta didik agar dengan sukarela mau
mengucapkan janji/satya pramuka, serta dengan ikhas mau mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Persiapan fisik
Persiapan fisik adalah persiapan peralatan pelantikan: bendera merah putih, standar
bendera, tanda-tanda pelantikan/ TKU, TKK, TPG dan alat-alat penunjang lainnya.

 Pelaksanaan pelantikan
Hal-hal prinsip yang dilakukan dalam upacara pelantikan, antara lain sebagai berikut:

1. Bendera merah putih sebagai bendera pelantikan merupakan media untuk menanamkan
jiwa: kebangsaan cinta tanah air, patriotisme, persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Wawancara antara pembina dengan yang akan dilantik untuk menanamkan komitmennya
terhadap kepramukaan, kemasyarakatan, kemadirian, percaya diri, kepemimpinan dan
ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Pengucapan satya pramuka secara sukarela oleh calon.
4. Tata urutan acara yang rapi serta formasi barisan sesuai dengan golongannya.
5. Dilaksanakan dalam suasana khidmat
6. Adanya doa untuk memberikan kekuatan batin kepada yang dilantik.

Variasi tata upacara pelantikan dimungkinkan dapat dilaksanakan asal tidak


mengaburkan makna pelantikan yang ada.

Susunan acara dan formasi barisan pelantikan disesuaikan dengan perkembangan dan
golongan peserta didik, diatur dalam PP Kwarnas No. 178 tahun 1979, tentang Petunjuk
Penyelengaaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka.

C. Upacara Pelantikan Pramuka Penegak


 Upacara Pelantikan Penegak Bantara

1. SUSUNAN ACARA
a. Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara
b. Pembina memasuki lapangan upacara
c. Penghormatan
d. Laporan
e. Calon penegak bantara memasuki lapangan upacara
f. Laporan
g. Laporan pendamping kanan
h. Laporan pendamping kiri
i. Pendamping,  4 langkah ke belakang
j. Tanya jawab oleh pembina
k. Prosesi pelantikan
i. Bendera masuk
ii. Pengucapan Tri satya
iii. Bendera kembali ke tempat
iv. Penyematan TKU Bantara

46
v. Penyiraman bunga 3 warna
2. Pendambing,  4 langkah ke depan
3. Laporan
4. Penegak bantara kembali ke tempat
5. Sambutan (bila perlu)
6. Do`a
7. Laporan
8. Pembina berkenan kembali ke tempat
9. Pembubaran

1. TATA UPACARA PEMIMPIN UPACARA


a. Pemimpin upacara masuk, langkah tegak berhenti menghadap pasukan
b. Setelah selesai persiapan, balik kanan posisi istirahat ditempat
c. Pembina masuk, siap gerak
d. Penghormatan, kepada pembina upacara hormat gerak- tegak gerak
e. Laporan, Hormat buka, lapor upacara pelantikan penegak bantara hari jumat
tanggal 17 maret 2014 siap dilaksanakan, laksanakan
f. 4 langkah kebelakang di depan pasukan
g. Bendera masuk, kepada bendera merah putih hormat gerak-tegak gerak
h. Kepada tri satya /pelantikan  hormat gerak- tegak gerak
i. 4 langkah kedepan (tempat semula)
j. Bendera kembali,  kepada bendera merah putih hormat gerak-tegak gerak
k. Amanat, istirahat ditempat gerak- tegak gerak
l. Laporan, Upacara pelantikan penegak bantara telah dilaksanakan laporan selesai,
bubarkan, hormat tutup
m. Penghormatan, kepada pembina upacara hormat gerak-tegak gerak
n. Mengadap pasukan, bubar jalan

1. TATA UPACARA PENDAMPING


a. Pendamping kanan, siap gerak maju jalan
b. Hormat, lapor pelantikan penegak bantara siap dilaksanakan, laksanakan
c. Laporan pendamping:
 Pendamping kanan melaporkan, calon penegak bantara nama joko sembodo dari segi
Akhlaq dan kepribadiannya telah sesuai dengan kode etik dan kode kehormatan gerakan
pramuka, karenanya nama diatas sudah berhak dilantik sebagai penegak bantara, laporan
selesai
 Pendamping kiri melaporkan, calon penegak bantara nama joko sembodo dari segi
ketrampilannya telah menguasai teori dan ketrampilan kepramukan dan telah menyelesaikan
persyaratan sku tingkat penegak bantara, karenanya nama diatas sudah berhak dilantik
sebagai penegak bantara, laporan selesai
1. Pendamping kanan, 4 langkah ke belakang jalan
2. Selesai pelantikan, 4 langkah ke depan jalan
3. Laporan, pelantikan penegak bantara telak dilaksanakan, laporan selesai, siap kembali
ketempat
4. Kepada kakak pembina hormat gerak-tegak gerak
5. Kembali ketempat

1. PEMBAWA BENDERA
a. Bendera masuk, langkah tegap bendera dikibarkan dari lipatannya, berhenti
menghadap yang dilantik
b. Selesai pelantikan, kembali berjalan tegap dengan bendera tetap berkibar

1. YANG DILANTIK
a. Pegang benderamu, ujung bendera dipegang ditempelkan di tanda pelantikan di
dada sebelah kiri
b. Yang lain, cukup memegang pundak kiri teman disampingnya
c. Pelantikan selesai, ujung bendera dilepas, posisi kembali siap sempurna

47
d. Acara penyiraman, duduk jongkok menghadap pembina
e. Selesai penyiraman, kembali siap sempurna

1. PENEGAK BANTARA
Untuk penghormatan pada pelantikan, yang sudah penegak bantara, maju 1 langkah ke depan
jalan, selesai pelantikan,  satu langkah kebelakang.  Dipimpin oleh yang paling kanan.

 Upacara Pelantikan Penegak Laksana


 Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan.  
 Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke hadapan
Pembina Penegak.  
 Pembina meminta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan
kecakapan yang bersangkutan.  
 Para pendamping kembali ketempat.  
 Tanya jawab tentang Syarat-syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan
antara Pembina dan Penegak Bantara yang akan dilantik. 
 Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina Penegak.
Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat upacara, anggota ambalan member
penghormatan dipimpin Pradana atau petugas.  
 Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang
bersangkutan.  
 Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.  
 Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan. 
 Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya dituntun Pembina
memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanannya ditempelkan di dada
kiri tepat pada jantungnya. 
 Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing. 
 Ucapan selamat dari anggota ambalan.

48
Bab III
Materi Tambahan Ambalan I

3.1. P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)


A. Pengertian P3K
P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) ialah upaya pertolongan serta perawatan
untuk sementara agar korban kecelakaan keadaannya bisa lebih baik sebelum mendapat
pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedic.
Kecelakaan merupakan musibah yang artinya merupakan kondisi yang tidak terduga
akan terjadi baik karena kesalahan kita, orang lain, maupun keadaan. Ada banyak macam
luka yang dapat disebabkan karena kecelakaan bisa infeksi maupun tidak infeksi, bahkan
bisa juga darurat dan tidak darurat.
Jika seseorang mengalami kecelakaan dan kondisinya darurat harus segera diberi
pertolongan pertama maka dari itu dibutuhkan P3K yaitu Pertolongan pertama pada
kecelakaan agar korban tersebut tingkat keselamatannya lebih tinggi saat pertolongan rumah
sakit datang.
Ada beberapa prosedur agar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) bisa
dilakukan dengan baik:
1. Lihat dan Perhatikan Kondisi Lingkungan Sekitar
2. Lihat dan Periksa Tingkat Kesadaran Korban
3. Lihat Kondisinya dan Berikan Bantuan Pernafasan
4. Lihat dan Periksa Luka Korban
Sebaiknya setiap orang membawa kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
agar jika suatu saat kondisi yang tidak diinginkan terjadi pada kita maupun orang yang
berada di dekat kita bisa kita berikan pertolongan untuk meminimalisir luka yang didapat
dari kecelakaan.
Ada beberapa benda wajib yang harus ada dalam kotak P3K dan dibawa saat
bepergian:
1. Kain Kasa
2. Perban
3. Peniti
4. Sarung Tangan Lateks
5. Plester Luka
6. Pinset
7. Gunting
8. Tisu Pembersih Bebas Alkohol
9. Cairan Untuk Membersihkan Benda Asing Pada Luka, Contohnya seperti larutan
garam atau air steril
10. Salep Luka Bakar
11. Krim Dan Salep Antiseptik
12. Larutan Povidone Iodine
untuk disinfektan luka
13. Obat Pereda Gatal
14. Obat Anti nyeri

49
15. Obat Flu Dan Batuk
16. Obat Mata Seperti Insto
17. Termometer

Hal – hal yang harus diketahui tentang kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan) :
1. Selalu periksa tanggal kadaluwarsa obat – obatan yang dibawa di dalam kotak P3K
secara rutin.
2. Ajari semua anggota keluarga cara menggunakan peralatan dan obat – obatan yang
ada di dalam kotak P3K.
3. Pastikan kita juga belajar lebih dalam tentang cara menggunakan peralatan dan obat
– obatan yang ada di dalam kotak P3K.
4. Saat di rumah letakkan kotak P3K di dapur, karena kecelakaan sering terjadi di
dapur dan bisa lebih cepat melakukan pertolongan pertama pada korban.
5. Kotak P3K harus menggunakan kotak kedap air agar peralatan dan obat – obatan
tidak basah saat terendam air.
Kita bisa meminta pertolongan dokter untuk memilih obat – obatan yang di bawa dan di
letakkan di dalam kotak P3K agar tidak salah fungsi atau kelebihan dosis, dan kita juga bisa
mempelajari peralatan yang akan di bawa di dalam kotak P3K dari dokter, perawat, maupun
internet.
Selain P3K kita juga harus mengetahui apa itu keselamatan karena keselamatan dan
P3K sangat berhubungan, kecelakaan tidak akan terjadi jika kita mempunyai safety atau
keselamatan.
Kata keselamatan itu berasal dari Bahasa Inggris ‘safety’ yang selalu dikaitkan atau
dihubungkan dengan terbebasnya atau selamat dari sebuah kecelakaan. Dari kata
keselamatan itu sendiri berarti bebas dari kecelakaan. Sedangkan kata kerja diambil dari kata
dari Bahasa Inggris yaitu ‘work’ yang maksudnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang yang mendapatkan hasil.
Dari pemilihan suku kata diatas ini dapat disimpulkan bahwa Keselamatan Kerja itu
merupakan suatu ilmu yang mempelajari metode yang bisa menjamin agar pekerja yang ada
itu terbebas dari kecelakaan pada saat mereka sedang melakukan sebuah proyek atau
pekerjaan. Ciri dari Keselamatan Kerja itu mempunyai potensi yang dapat menimbulkan
gangguan atau cacat pada saat proses terjadi dan kerusakan alat
Berikut ini prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan adalah panduan umum yang perlu
dipahami semua orang saat mengalami atau menyaksikan kecelakaan. Pertolongan ini
diperlukan untuk penanganan cepat sementara, setidaknya sampai petugas medis yang
dibutuhkan tiba, sehingga kamu atau korban kecelakaan mendapatkan perawatan medis. 

Langkah-langkah pertolongan pertama pada kecelakaan ini didasarkan pada prosedur


pertolongan pertama yang direkomendasikan oleh American Heart Association dan American
Red Cross, yaitu:

1. Pertolongan Pertama untuk Perdarahan

50
Hampir semua bentuk perdarahan dapat dikendalikan. Pada kasus yang ringan,
perdarahan biasanya berhenti dengan sendirinya. Namun, jika perdarahan berlangsung hebat
dan tidak terkontrol, bisa terjadi syok yang berujung pada kematian. Ada beberapa langkah
yang perlu dilakukan sebagai pertolongan pertama pada perdarahan.

Pertama, tutuplah luka dengan kain kasa atau kain bersih apapun yang ada di sekitar
kamu, berikan sedikit tekanan pada sumber luka untuk menghentikan aliran darah. Jangan
lepaskan balutan kain sampai petugas medis tiba. Bila perlu, perlu tambahkan lapisannya,
sehingga bisa membantu pembentukan gumpalan untuk menghentikan aliran.

2. Pertolongan Pertama untuk Luka Bakar

Langkah pertolongan awal yang dapat dilakukan untuk merawat luka bakar adalah


menghentikan proses pembakaran pada kulit. Pertama, bersihkanlah terlebih dulu bahan kimia
yang ada dan jauhkan sumber listrik. Dinginkan bagian tubuh yang terkena luka bakar dan
terasa panas dengan air mengalir. Jika korban terjemur, tutupi atau bawalah ke dalam ruangan. 

Semua hal yang menyebabkan luka bakar dan seberapapun buruknya, sebaiknya
dihentikan. Tingkat keparahan luka bakar biasanya didasarkan pada kedalaman dan ukuran.
Untuk luka bakar yang serius, kamu mungkin membutuhkan tenaga dokter. Agar lebih mudah,
kamu bisa segera menghubungi dokter atau mencari informasi rumah sakit terdekat melalui
aplikasi Halodoc.

3. Pertolongan Pertama untuk Kulit Melepuh

Jika kamu atau korban kecelakaan mengalami lecet kecil, tidak pecah, dan tidak
terlalu sakit, mungkin masih bisa dibiarkan saja dan pulih dengan sendirinya. Namun, kamu
tetap perlu menutup luka untuk mencegah gesekan dan tekanan yang dapat menyebabkan
pembengkakan dan luka pecah dengan sendirinya. 

Jika kulit lepuhan cukup besar dan menyakitkan, kamu perlu mengeringkan dan
menutupinya supaya tidak lecet. Gunakan jarum yang telah disterilkan dan buat tusukan kecil
pada bagian tepi lepuhan untuk mengeluarkan cairan. Kemudian, oleskan salep antibiotik dan
tutupi bekas luka untuk melindunginya dari gosokan dan tekanan. 

4. Pertolongan Pertama untuk Patah Tulang

Hampir semua cedera ekstrem seperti patah tulang memerlukan pertolongan pertama,
bahkan jika perlu sampai mendapatkan perawatan sinar-X. Baik itu patah ringan ataupun berat,
membutuhkan pertolongan yang sama. Sebab, dampaknya akan membuat korban tidak bisa
berjalan atau beraktivitas dengan baik. Sebagai pertolongan pertama, lakukan langkah-langkah
berikut jika ada dugaan patah tulang:

 Jangan mencoba untuk meluruskan area tulang yang patah.


 Stabilkan ekstremitas dengan menggunakan bantalan supaya tidak bergerak.
 Letakan kompres dingin pada area luka, tetapi jangan menempatkan es secara langsung
pada kulit.
 Berikan obat antiinflamasi seperti ibuprofen atau naproxen untuk meredakan nyeri.

5. Pertolongan Pertama untuk Keseleo

Pertolongan pertama yang dilakukan untuk kasus keseleo hampir sama dengan tulang
yang putih. Jika ragu, pertolongan pertama untuk keseleo haruslah sama dengan patah tulang.
Imobilisasi anggota tubuh, berikan kompres dingin, dan gunakan obat antiinflamasi.

Itulah beberapa prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan yang perlu diketahui.
Perlu diketahui bahwa pertolongan pertama tersebut bukanlah pengganti pertolongan medis,
tetapi bisa menjadi pengantar yang bisa dilakukan saat terjadi kecelakaan. 

51
52
BAB IV

PENUTUP
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang
penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsaIndonesia. Untuk itu perlu diketahui
sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan
bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka
Penegak dan Pramuka sPandega atau para pemuda usia antara 14-25 tahun dengan syarat khusus.
Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, yang masing-masing mengkhususkan pada subbidang
ilmu tertentu. Setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda
Kecakapan KhususKelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung
dengan Krida tertentu di Saka tersebut.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bakti
Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan
kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut Perkemahan
Antar Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain melakukan
transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya.
Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kwartir
Daerah yang bersangkutan.
Dengan semua pendidikan yang diberikan oleh gerakan pramuka, mengajarkan, menyadarkan
kita bahwa pentingnya hidup secara mandiri, disiplin dan memiliki keterampilan yang dapat kita
andalakan aat di alam lepas. Kita tidak mungkin hanya bersandar pada nilai akademis sahaja tanpa
keterampilan yang kita miliki. Pramuka mengajarkan kita akan pentingnya kembali kepada hal yang
asli. Tidak semua didapat di dalam pramuka, tetapi dengan pramuka semua akan mudah untuk
didapat.

53

Anda mungkin juga menyukai