Anda di halaman 1dari 12

SAMPAH KERTAS

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Estetika

yang dibina oleh bapak Drs. Muhadjir

Oleh

Irfatun Hasanah

150253601995

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SENI DAN DESAIN

November 2015
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini, dapat memberikan manfaat
bagi pembaca.

Malang, 28 Oktober 2015

Irfatun Hasanah
BAB 1

A. Latar Belakang

Tanpa kita sadari, kertas sudah menjadi kebutuhan yang cukup penting dan
berharga dalam kehidupan sehari-hari dengan aneka fungsinya, mulai dari kertas
berharga seperti uang, sertifikat, sampai pada kertas bungkus. Dari sekian banyak
fungsi dan kegunaan kertas tersebut tentu saja akhirnya ada yang tidak terpakai
dan menjadi sampah.

Sampah kertas dapat kita jumpai di mana-mana, baik di rumah, di pasar, di


jalanan, di perkantoran, di sekolah, di percetakan, dan sebagainya. Sampah kertas
ini kelihatannya sepele, mudah hancur dan tidak seberbahaya sampah plastik.
Walau, bagaimanapun, yang namanya sampah pasti menimbulkan masalah yang
bisa mengganggu kebersihan dan keindahan lingkungan karena berserakan di
mana-mana.

Sampah ini bisa kita manfaatkan dengan mendaur ulangnya menjadi kertas
alternatif yang unik dan bernilai seni. Kertas hasil daur ulang ini kita sebut dengan
kertas seni. Penampilannya estetis dan kaya akan nuansa alami. Dan sekarang
adalah bagaimana cara pengolahannya.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan sampah kertas tidak terlepas dari permasalahan sampah


keseluruhan. Contoh paling popular dari permasalahan tersebut antara lain
semakin sulitnya mencari lahan untuk tempat pembuangan akhir (TPA) di daerah
perkotaan.

Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan sampah antara lain


dengan mendorong usaha untuk mengurangi volume sampah. Contohnya dengan
melakukan daur ulang sampah, sehingga akan didapatkan manfaat berupa
berdirinya industry daur ulang sampah dan pemberdayaan masyarakat bawah.
Sampah kertas sebagai salah satu bahan baku industri daur ulang saat ini belum
terkelola dengan baik. Oleh karena itu masalah ini perlu penanganan yang intensif
seperti :

1) Bagaimana cara pemanfaatan sampah yang baik dan benar?


2) Bagaimana prospek pemasaran kertas?
3) Strategi apa yang harus dilakukan dalam mengelola sampah agar
menjadi kertas seni yang memiliki penampilan estetis?

C. Tujuan
1) Mampu memecahkan masalah sampah dengan memunculkan produk baru
dari daur ulang sampah kertas..
2) Mampu mengolah sampah kertas.
3) Dapat memasarkan produk hasil daur ulang sampah.
BAB 2

ISI / PEMBAHASAN

A. JALUR PEMANFAATAN SAMPAH KERTAS

Saat ini pemanfaatan sampah kertas melibatkan sektor formal dan informal
seperti industri kertas, pemulung, lapak, bandar, dan sebagainya. Jalur
pemanfaatan sampah kertas, menurut hasil survey di Jakarta (Direktorat Cipta
Karya, 1999) masyarakat sebagai penghasil kertas masih jarang yang
memanfaatkan langsung kertasnya.

Saat ini sebagian besar sampah kertas dijual oleh pemulung ke lapak,
sedangkan sebagian kecil lainnya dijual langsung ke industry kecil daur ulang
kertas. Dari lapak, sampah kertas dijual ke bandar, selanjutnya ke supplier atau
pemasok. Oleh supplier dijual kepada industri kecil daur ulang kertas atau industri
kertas.

Industri penerima ada dua macam, yaitu industri kecil dan industry besar.
Industry kecil biasanya menerima sampah kertas sebagai bahan paper art seperti
bok artistic, kartu ucapan, souvenir, dan sebagainya. Sedangkan industry besar
mempergunakan sampah kertas untuk di daur ulang menjadi pulp (bahan baku
kertas).
Gambar 1. Jalur perdagangan kertas di Indonesia

B. STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH KERTAS

Sampah kertas sebagai salah satu bahan baku industri daur ulang saat ini
belum terkelola dengan maksimal sehingga hanya 70% saja yang dapat
dimanfaatkan kembali atau didaur ulang. Padahal jumlah timbulan sampah kertas
bisa mencapai sekitar 10% dari jumlah keseluruhan sampah. Oleh karena itu
diperlukan strategi yang baik agar sampah kertas dapat dikelola secara maksimal.
Seperti telah disebutkan dalam pendahuluan tulisan ini bahwa
permasalahan sampah kertas tidak terlepas dari permasalahan sampah secara
keseluruhan sehingga strategi pengelolaannya juga terkait dengan pengelolaan
sampah kota secara keseluruhan. Penanganan sampah di kota-kota besar saat ini
menggunakan paradigma 3P (pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan).
Sampah dikumpulkan di dalam wadah, diangkut ke TPS dan kemudian dibawa ke
TPA untuk dibuang. Dalam paradigma tersebut sampah belum dilihat sebagai
sumber daya sehingga diperlukan cara pandang baru yang melihat sampah sebagai
sumber daya yaitu dengan konsep 3R (reduce, reuse, dan recycle).
Dengan cara pandang yang baru tersebut kertas harus dilihat sebagai
sumber daya yang berharga sehingga pemilihan dan penggunaannya pun harus
dilakukan secara bijak. Kegiatan mengurangi (reduce) pemakaian kertas dapat
berupa sikap menghindari pemakaian kertas yang boros, pemakaian kertas
hendaknya dilakukan seperlunya saja, misalnya untuk mencetak tulisan draft
cukup menggunakan kertas bekas. Sedangkan untuk guna ulang (reuse), misalnya,
kertas atau box karton yang telah kita pakai bisa dipakai kembali untuk keperluan
lain. Untuk daur ulang (recycle) sampah kertas bisa dijadikan art paper atau untuk
bahan baku pulp kualitas rendah.
Sementara itu, agar sampah kertas dapat dimanfaatkan secara optimal
proses pemilahan sampah kertas sebaiknya dilakukan langsung di sumbernya.
Tanpa terpilah terlebih dahulu sampah kertas akan bercampur dengan sampah
jenis lainnya sehingga akan mudah terdekomposisi atau hancur. Akibatnya
sampah kertas tersebut tidak dapat dimanfaatkan atau didaur ulang lagi.
Pemilahan sampah kertas di sumbernya perlu dioptimalkan entah itu di rumah
tangga, pertokoan, perkantoran atau industri yang memakai kertas. Peran aktif
masyarakat merupakan kunci utama dalam proses pemilahan. Penyebaran
informasi tentang pentingnya pemilahan sampah kertas dapat dilakukan dalam
bentuk penyuluhan, brosur, dsb. Kegiatan penyebaran informasi sebaiknya
dilakukan oleh pemerintah.
Tindak lanjut setelah terpilahnya sampah kertas adalah menjualnya
langsung ke lapak atau memanfaatkannya menjadi kertas daur ulang atau art
paper. Daur ulang kertas sebaiknya juga terintegrasi dengan kegiatan pemanfaatan
jenis sampah yang lain seperti plastik, logam, sampah organik yang terintegrasi
dalam bentuk industri kecil daur ulang (IKDU) sampah.
Dalam IKDU, keterlibatan aktor-aktor pelaku pengelolaan sampah sangat
penting. Aktor-aktor pelaku tersebut antara lain pemerintah, masyarakat umum,
LSM, pengusaha daur ulang, dan pemulung. Aktor-aktor pelaku tersebut harus
mempunyai peranan yang seimbang dalam mendukung pengelolaan sampah.

C. PERKEMBANGAN ART PAPER DAUR ULANG DI INDONESIA


Pembuatan kertas secara tradisional sudah dilakukan di Indonesia sejak
abad XVI yang dikenal dengan nama “kertas daulang” (dluawang, daluwang).
Kertas ini terbuat dari kulit batang pohon saeh (Broussonetia papyfera) melalui
proses yang cukup rumit. Biasanya, kertas tersebut digunakan untuk menulis
naskah-naskah ajaran keagamaan. Sebagai contoh ialah Al Qur’an tulisan tangan
yang berasal dari Cirebon pada abad XVI dan sekarang dikoleksi oleh Museum
Sri Baduga, Jawa Barat.
Daur ulang kertas limbah menjadi art paper sudah dilakukan di FSRD-
ITB (Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung) sejak tahun
1980-an oleh pakar-pakar seni. Mulai dari Prof. Mochtar Apin (Alm.), Prof. A.D.
Pirous, sampai Drs. Setiawan Sabana, M.Fa. telah berhasil memperkenalkan karya
kertasnya kepada masyarakat luas dalam pameran tunggal mereka di Galeri
Hidayat, Bandung (1994).
Dewasa ini perkembangan daur ulang kertas secara manual di Indonesia
sangat pesat. Terbukti tidak sulit menjumpai hasil produk daur ulang kertas di
berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Semarang,
Surabaya, Denpasar, dan kota-kota lainny.
Pada dasarnya kertas seni sama dengan kertas-kertas yang biasa kita
gunakan sehari-hari, baik secara pembuatannya maupun fungsinya. Orang
memanfaatkan kertas seni dilihat dari corak, warna, tekstur, fungsi, kualitas, dan
sebagainya. Tidak peduli kertas tersebut hasil daur ulang atau tidak. Yang
terpenting dalam kertas seni adalah keunikannya. Kertas seni mempunyai nilai
lebih dibanding kertas-kertas biasa buatan pabrik, terutama pada unsur-unsur
alaminya. Kertas seni ini bisa dibuat sesuai selera dan pengalaman estetis
(kreativitas) pembuatnya.

D. NILAI ESTETIKA KERTAS SENI


Mengutip tulisan Prof. A.D. Pirous dalam sebuah katalog pameran karya
kertas, “Pada tahun 1984 ketika Pameran Seni Rupa ASEAN, dengan tema ‘Paper
Art’, yang gala premiernya di Manila, melihat koleksi Indonesia telah membuat
orang bertanya ‘apakah itu paper art? Apa itu art paper’ Sementara Thailand,
Philipina, Malaysia, dan Singapura mengembangkan imaji berseni rupa bertolak
dan bergelimang dengan sosok kertas, Indonesia mengetengahkan keunggulan
dengan keterampilan menggambar dan bermain warna di atas kertas. Kalau dalam
kencan seninya seniman Indonesia masih menulis di atas kertas, tapi seniman
Jiran mengirimkan kertas itu sendiri sebagai ungkapan cintanya. Cinta yang
terucapkan lewat rupa kertas, barik kertas, rupa kertas, warna kertas, dan suara
kertas…”

E. KREASI DARI KERTAS SENI


Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni hasil daur ulang. Akan
tetapi, pada dasarnya unsure kreativitas dan pengalaman estetika pembuatnya
(kreator) merupakan modal utama dalam menciptakan beberapa olahan karya seni.
1. Kegunaan Kertas
Sebelum kertas seni ini diolah tentunya harus dapat dipilah fungsinya dan
kegunaanya. Dalam hal ini, kertas seni dapat digolongkan ke dalam dua
fungsi.

 Kertas seni sebagai media ekspresi (murni)


Fungsi ini dapat terjadi jika kertas yang diolah ditujukan untuk
ungkapan perasaan (ekspresi) mulai dari rupa, warna, tekstur,
barik, suara, dan berbagai ungkapan lainnya dari kertas. Jadi di sini
berlaku seni untuk seni. Sebagai contoh ialah seni lukis, seni grafis,
seni patung, dan seni rupa kontemporer lainnya.
 Kertas seni sebagai media pakai (terapan)
Fungsi kedua ini dapat terjadi jika lembaran kertas seni dirancang
dan diolah dalam beragam aplikasi kebutuhan manusia (benda
fungsional). Sebagai contoh ialah kertas surat, sertifikat, amplop,
kartu ucapan/undangan, map, aneka kemasan, wadah-wadahan,
serta kemungkinan kegunaan lainnya.

F. PEMASARAN
Aspek pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam kelangsungan
suatu unit usaha. Pengertian pemasaran sendiri sering dikaburkan dengan
pengertian penjualan. Pada intinya, pemasaran merupakan proses penyampaian
produk untuk memuaskan konsumen atau pelanggan.
Dalam melakukan pemasaran, suatu unit usaha hendaknya melakukan
langkah-langkah segmentasi pasar, penentuan target pasar, dan penentuan posisi
pasar. Setelah itu, barulah dilakukan bauran pemasaran yang meliputi penentuan
produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion) yang
juga dikenal dengan 4P.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sampah kertas memang merupakan sumber daya yang belum
dimanfaatkan secara optimal padahal jumlah dan potensi cukup besar.
Pemanfaatan sampah kertas baik itu untuk digunakan kembali (reuse) maupun
didaur ulang (recycle) mutlak dilakukan agar jumlah sampah dapat dikurangi dan
sumber daya pohon-pohonan (bahan baku kertas) dapat terselamatkan. Untuk
mengoptimalkan pemanfaatannya diperlukan sistem pengelolaan yang baik yang
melibatkan berbagai pihak seperti masyarakat, industri, dan pemerintah. Tanpa
sistem yang baik dan keterlibatan berbagai pihak, sampah kertas dan sampah kota
lainnya tidak akan tertanggulangi secara tuntas dan menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Pengkajian Sistem Industri Jasa. 1996. “Sistem Pengelolaan


Sampah di Perkotaan”. BPPT.
2. Ditjen Cipta Karya. 1999. “Kajian Teknis Pengelolaan Sampah Kertas
Kawasan Perkotaan”. Departemen Pekerjaan Umum.
3. Tim Suhuf Kertaseni Nusantara. 2000. “Berkreasi Dengan Kertas Daur
Ulang”. Puspa Swara.

Anda mungkin juga menyukai