id
o
.g
ps
.b
w
w
// w
s:
tp
ht
ISSN 2598-5590
No. Publikasi 04200.2307
Katalog 4201001
. id
go
Naskah Badan Pusat Statistik
s.
p
.b
id
Eva Yugiana, S.S.T., S.E.K.K.
.
go
Pengolah Data Sapta Hastho Ponco, S.S.T., M.Stat.
s.
Desain/Layout Amalia Noviani, S.S.T., M.Si.
p
.b
Ilustrasi flaticon.com
w
freepik.com
w
//w
s:
tp
ht
Publikasi Statistik Kesehatan 2022 berisi data dan informasi terkait bidang kesehatan yang
dikumpulkan melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Kesehatan dan
Perumahan (MKP) 2022. Data yang disajikan dibedakan menurut berbagai karakteristik
seperti klasifikasi desa, jenis kelamin, tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan
status ekonomi. Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana proses
pembangunan telah dinikmati oleh berbagai kalangan.
Terima kasih yang sebesar-besarnya diucapkan kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi sehingga publikasi ini dapat terselesaikan tepat waktu. Saran dan kritik dari
id
para pengguna diharapkan demi penyempurnaan publikasi ini di masa yang akan datang.
.
go
Semoga publikasi Statistik Kesehatan 2022 ini dapat memenuhi kebutuhan data baik untuk
s.
keperluan perencanaan, monitoring, dan evaluasi program, maupun untuk berbagai
p
penelitian yang berkaitan dengan kesehatan di Indonesia.
.b
w
w
id
dilakukan oleh pemerintah. Penggunaan layanan telemedis dipandang memiliki potensi
.
go
yang besar dalam mewujudkan universal health coverage atau cakupan kesehatan semesta.
s.
Hal ini dikarenakan layanan tersebut dapat mendekatkan pelayanan kesehatan serta
p
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan terutama
.b
kesehatan (2,65 persen), konsultasi kesehatan (2,13 persen), memperoleh layanan obat-
obatan di apotek (0,69 persen), dan memperoleh layanan selama menderita COVID-19
s:
(0,26 persen).
tp
id
tidur dan melakukan kegiatan untuk menenangkan hati/pikiran dalam rangka mengelola
.
stres, persentasenya masing-masing sebesar 78,05 persen dan 53,91 persen.
go
Percepatan penurunan stunting merupakan salah satu major project dalam RPJMN 2020-
s.
2024. Pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu dan dilakukan pada
p
setiap tahap siklus kehidupan. Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri
.b
merupakan salah satu bentuk intervensi gizi dan kesehatan yang digulirkan oleh
w
w
pemerintah. Susenas MKP 2022 memberikan informasi bahwa persentase remaja putri
//w
umur 12-18 tahun yang pernah mendapat/membeli tablet tambah darah dalam setahun
terakhir sebesar 35,85 persen. Adapun persentase remaja putri umur 12-18 tahun yang
s:
Pemeriksaan ibu pada sebelum, proses, dan pasca kelahiran turut terkait dengan
percepatan penurunan prevalensi stunting anak balita. Tidak hanya itu, upaya ini juga
berkaitan erat dengan upaya penurunan kematian ibu dan bayi. Persentase Perempuan
Pernah Kawin (PPK) umur 10-54 tahun yang pernah melahirkan dalam dua tahun terakhir
dan melakukan K1 di fasilitas kesehatan atau oleh tenaga kesehatan selama kehamilan
anak terakhir sebesar 93,52 persen. Sementara itu, persentase yang melakukan K4 sebesar
78,94 persen dan K6 sebesar 61,21 persen. Adapun persentase PPK umur 10-54 tahun yang
pernah melahirkan dalam dua tahun terakhir dan penolong pertama dan terakhir proses
melahirkan anak terakhirnya adalah tenaga kesehatan dan dilakukan di fasilitas kesehatan
sebesar 91,71 persen.
Pasca melahirkan, diperlukan pemantauan ibu dan bayi oleh tenaga kesehatan. Sebanyak
91,15 persen PPK umur 10-54 tahun yang pernah melahirkan dalam dua tahun terakhir
melakukan KF1 setelah melahirkan anak terakhir. Adapun untuk KF lengkap, persentasenya
sebesar 39,97 persen. Di sisi lain, sebanyak 89,43 persen PPK umur 10-54 tahun yang
id
dengan efek samping vaksin (52,44 persen), khawatir dengan kandungan dalam vaksin
.
(34,65 persen), ragu terhadap efektivitas imunisasi (33,77 persen), tidak tahu manfaat
go
imunisasi (18,17 persen), tidak tahu program imunisasi (16,09 persen), tidak memiliki biaya
s.
(10,21 persen), dan alasan lainnya (20,61 persen). Adapun dari seluruh anak umur 6-59
p
bulan, persentase yang menerima vitamin A dalam enam bulan terakhir sebesar 77,89
.b
persen.
w
w
//w
s:
tp
ht
id
1.1 Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat Menuju Kesehatan
.
go
untuk Semua ................................................................................................................................. 1
s.
1.2 Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Kesehatan dan Perumahan
p
sebagai Salah Satu Sumber Data Kesehatan Indonesia ............................................... 2
.b
w
1.3 Kolaborasi dalam Mewujudkan Satu Data Kesehatan yang Berkualitas ............... 3
w
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
Bab 2
Tabel 2.1 Persentase Penduduk Menurut Karakteristik dan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Jarak Jauh Menggunakan Telepon/SMS/
secara Online (Telemedis) dalam Setahun Terakhir, 2022 ..................................... 11
Tabel 2.2 Persentase Penduduk yang Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Jarak
Jauh Menggunakan Telepon/SMS/secara Online (Telemedis)
dalam Setahun Terakhir Menurut Karakteristik dan Media yang
Digunakan, 2022..................................................................................................................... 13
id
Tabel 2.3 Persentase Penduduk yang Tidak Pernah Memanfaatkan Pelayanan
.
go
Kesehatan Jarak Jauh Menggunakan Telepon/SMS/secara Online
(Telemedis) dalam Setahun Terakhir Menurut Provinsi dan Alasan
p s.
Utama, 2022 ............................................................................................................................. 14
.b
Bab 3
Tabel 3.1 Persentase Penduduk Umur Enam Tahun ke Atas yang Pernah
Mendapatkan Vaksin COVID-19 Menurut Provinsi dan Sumber
Informasi tentang Pemberian Vaksin COVID-19 yang Sudah Diterima,
2022 ............................................................................................................................................. 31
id
2022 ............................................................................................................................................. 35
Sampling Error Persentase Penduduk Umur Enam Tahun ke Atas yang
.
Tabel 3.6
go
Belum/Belum Lengkap Mendapatkan Vaksin COVID-19 Menurut s.
Provinsi dan Alasan Utama, 2022 .................................................................................... 39
p
.b
Bab 4
w
Tabel 4.1 Persentase Penduduk Umur Sepuluh Tahun ke Atas yang Melakukan
w
//w
Tabel 4.2 Persentase Penduduk Umur Sepuluh Tahun ke Atas yang Melakukan
tp
id
Tabel 4.13 Persentase Penduduk Umur Sepuluh Tahun ke Atas yang Memenuhi
.
Kebutuhan Waktu Tidur Menurut Karakteristik, 2022 ............................................. 71
go
Tabel 4.14 Persentase Penduduk Umur Sepuluh Tahun ke Atas yang Melakukan s.
Kegiatan untuk Menenangkan Hati/Pikiran dalam Rangka Mengelola
p
Stres Menurut Provinsi, 2022 ............................................................................................ 72
.b
Tabel 4.15 Persentase Penduduk Umur Sepuluh Tahun ke Atas yang Melakukan
w
Tabel 4.17 Sampling Error Persentase Penduduk Umur Sepuluh Tahun ke Atas
ht
Bab 5
Tabel 5.1 Persentase Remaja Putri Umur 12-18 Tahun yang Pernah
Mendapat/Membeli Tablet Tambah Darah dalam Setahun Terakhir
Menurut Provinsi, 2022 ........................................................................................................ 87
Tabel 5.2 Persentase Remaja Putri Umur 12-18 Tahun yang Pernah
Mendapat/Membeli Tablet Tambah Darah dalam Setahun Terakhir
Menurut Karakteristik, 2022............................................................................................... 88
Tabel 5.3 Persentase Remaja Putri Umur 12-18 Tahun yang Pernah
Mendapat/Membeli Tablet Tambah Darah dan Mengonsumsinya
Minimal 52 Butir dalam Setahun Terakhir Menurut Karakteristik, 2022 .......... 89
id
Terakhir Menurut Karakteristik dan Sumber/Tempat
.
Mendapat/Membeli Tablet Tambah Darah Tersebut, 2022 .................................. 93
go
s.
Bab 6
p
Tabel 6.1 Persentase Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah
.b
Tabel 6.2 Persentase Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah
Melahirkan dalam Dua Tahun Terakhir dan Memeriksakan Kandungan
s:
Tabel 6.3 Persentase Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah
ht
id
Anak Terakhir serta Pernah Mendapat Imunisasi Tetanus selama
.
Kehamilan Anak Terakhirnya Tersebut Menurut Provinsi, 2022 ....................... 129
go
Tabel 6.10 Persentase Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah s.
Melahirkan dalam Dua Tahun Terakhir dan Memeriksakan Kandungan
p
di Fasilitas Kesehatan atau oleh Tenaga Kesehatan selama Kehamilan
.b
Tabel 6.11 Persentase Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah
Melahirkan dalam Dua Tahun Terakhir Menurut Provinsi dan Konsumsi
s:
Pil Zat Besi atau Penambah Darah Sebanyak 90 Butir atau Lebih
tp
Tabel 6.12 Persentase Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah
Melahirkan dalam Dua Tahun Terakhir Menurut Karakteristik dan
Konsumsi Pil Zat Besi atau Penambah Darah Sebanyak 90 Butir atau
Lebih selama Kehamilan Terakhir, 2022 ..................................................................... 132
Tabel 6.13 Persentase Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah
Melahirkan dalam Dua Tahun Terakhir Menurut Provinsi, Penolong
Kelahiran, dan Tempat Melahirkan Anak Terakhir, 2022 ..................................... 133
Tabel 6.14 Persentase Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah
Melahirkan dalam Dua Tahun Terakhir Menurut Karakteristik,
Penolong Kelahiran, dan Tempat Melahirkan Anak Terakhir, 2022 ................ 134
Tabel 6.15 Persentase Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah
Melahirkan dalam Dua Tahun Terakhir dan Melakukan KF1/KF
Lengkap setelah Melahirkan Anak Terakhir Menurut Provinsi, 2022 ............. 135
id
Menurut Provinsi, 2022 ..................................................................................................... 139
.
Tabel 6.20 Persentase Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah
go
Melahirkan dalam Dua Tahun Terakhir dan Menerima s.
Konseling/Edukasi tentang KB Pascapersalinan serta Menggunakan
p
Alat KB Modern Pascapersalinan Setelah Melahirkan Anak Terakhir
.b
Tabel 6.21 Persentase Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah
w
//w
Tabel 6.22 Persentase Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah
ht
id
Tabel 6.28
.
10-54 Tahun yang Pernah Melahirkan dalam Dua Tahun Terakhir dan
go
Tidak Menggunakan Alat KB Modern Pascapersalinan Setelah s.
Melahirkan Anak Terakhir Menurut Karakteristik dan Alasan Utama,
p
2022 .......................................................................................................................................... 166
.b
w
Bab 7
w
//w
Tabel 7.1 Persentase Anak Umur 0-23 Bulan yang Pernah Diberi Imunisasi
Menurut Karakteristik dan Lokasi Pemberian Imunisasi, 2022 ......................... 179
s:
Tabel 7.2 Persentase Anak Umur 0-23 Bulan yang Pernah Diberi Imunisasi
tp
Tabel 7.3 Persentase Anak Umur 0-23 Bulan yang Tidak Pernah Diberi Imunisasi
Menurut Karakteristik dan Alasan, 2022 .................................................................... 182
Tabel 7.4 Persentase Anak Umur 6-59 Bulan Menurut Provinsi dan Vitamin A
yang Diterima dalam Enam Bulan Terakhir, 2022 .................................................. 184
Tabel 7.5 Persentase Anak Umur 6-59 Bulan Menurut Karakteristik dan
Vitamin A yang Diterima dalam Enam Bulan Terakhir, 2022 ............................. 185
Tabel 7.6 Sampling Error Persentase Anak Umur 0-23 Bulan yang Pernah Diberi
Imunisasi Menurut Karakteristik dan Lokasi Pemberian Imunisasi, 2022 ..... 186
Tabel 7.7 Sampling Error Persentase Anak Umur 0-23 Bulan yang Pernah Diberi
Imunisasi Menurut Karakteristik dan Pemberi Imunisasi, 2022 ........................ 194
Tabel 7.8 Sampling Error Persentase Anak Umur 0-23 Bulan yang Tidak Pernah
Diberi Imunisasi Menurut Karakteristik dan Alasan, 2022 .................................. 200
Bab 2
Gambar 2.1 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Jarak Jauh Menggunakan
Telepon/SMS/secara Online (Telemedis) dalam Setahun Terakhir, 2022 .......... 7
Gambar 2.2 Media yang Digunakan oleh Penduduk yang Pernah Memanfaatkan
Pelayanan Kesehatan Jarak Jauh Menggunakan Telepon/SMS/
secara Online (Telemedis) dalam Setahun Terakhir, 2022 ....................................... 8
Gambar 2.3 Penduduk yang Tidak Pernah Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan
Jarak Jauh Menggunakan Telepon/SMS/secara Online (Telemedis)
id
dalam Setahun Terakhir, 2022 ............................................................................................ 9
.
go
Gambar 2.4 Alasan Penduduk yang Tidak Pernah Memanfaatkan Pelayanan
Kesehatan Jarak Jauh Menggunakan Telepon/SMS/secara Online
p s.
(Telemedis) dalam Setahun Terakhir, 2022 .................................................................. 10
.b
w
Bab 3
w
Gambar 3.1 Sumber Informasi tentang Pemberian Vaksin COVID-19 yang Sudah
//w
Gambar 3.2 Alasan Utama Penduduk Umur Enam Tahun ke Atas Belum/
ht
Bab 4
Gambar 4.1 Pengecekan Kesehatan Secara Berkala oleh Penduduk Umur
Sepuluh Tahun ke Atas, 2022 ............................................................................................ 47
Gambar 4.2 Upaya Berusaha Berhenti Merokok oleh Penduduk Umur
Sepuluh Tahun ke Atas, 2022 ............................................................................................ 49
Gambar 4.3 Upaya Menegur Orang Lain yang Merokok di Kawasan Tanpa Rokok
oleh Penduduk Umur Sepuluh Tahun ke Atas, 2022 ............................................... 50
Gambar 4.4 Aktivitas Fisik Sedang Penduduk Umur Sepuluh Tahun ke Atas, 2022 ............ 52
Gambar 4.5 Aktivitas Fisik Berat Penduduk Umur Sepuluh Tahun ke Atas, 2022 ................. 53
Gambar 4.6 Konsumsi Buah-buahan dan Sayuran oleh Penduduk Umur
Sepuluh Tahun ke Atas, 2022 ............................................................................................ 54
Gambar 4.7 Konsumsi Buah-buahan/Sayuran Minimal Lima Porsi Sehari oleh
Penduduk Umur Sepuluh Tahun ke Atas, 2022 ......................................................... 55
Bab 5
Gambar 5.1 Perolehan dan Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri
Umur 12-18 Tahun, 2022 .................................................................................................... 85
Gambar 5.2 Lokasi/Sumber Remaja Putri Umur 12-18 Tahun Mendapat/Membeli
Tablet Tambah Darah, 2022 ............................................................................................... 86
Bab 6
Gambar 6.1 Tempat Periksa Kandungan Perempuan Pernah Kawin Umur
id
10-54 Tahun yang Pernah Melahirkan dalam Dua Tahun Terakhir dan
.
Memeriksakan Kandungan selama Kehamilan Anak Terakhir, 2022 ................. 99
go
Gambar 6.2 Pemeriksa Kandungan Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun s.
yang Pernah Melahirkan dalam Dua Tahun Terakhir dan
p
Memeriksakan Kandungan selama Kehamilan Anak Terakhir, 2022 .............. 100
.b
Gambar 6.3 Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah Melahirkan
w
atau oleh Tenaga Kesehatan selama Kehamilan Anak Terakhir, 2022 ........... 102
Gambar 6.4 Jenis Pemeriksaan yang Dilakukan oleh Perempuan Pernah Kawin
s:
oleh Tenaga Kesehatan selama Kehamilan Anak Terakhir, 2022 ..................... 104
Gambar 6.5 Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah Melahirkan
dalam Dua Tahun Terakhir yang Penolong Pertama dan Terakhir
Proses Melahirkan Anak Terakhirnya adalah Tenaga Kesehatan, 2022 ........ 106
Gambar 6.6 Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah Melahirkan
dalam Dua Tahun Terakhir yang Penolong Pertama dan Terakhir
Proses Melahirkan Anak Terakhirnya adalah Tenaga Kesehatan dan di
Fasilitas Kesehatan, 2022 ................................................................................................. 108
Gambar 6.7 Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah Melahirkan
dalam Dua Tahun Terakhir yang Melakukan KF1/KF Lengkap Setelah
Melahirkan Anak Terakhir, 2022.................................................................................... 110
Gambar 6.8 Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun yang Pernah Melahirkan
dalam Dua Tahun Terakhir dan Anak Lahir Hidup Terakhir Melakukan
KN Lengkap, 2022 ............................................................................................................... 112
Bab 7
Gambar 7.1 Lokasi Pemberian Imunisasi Anak Umur 0-23 Bulan yang Pernah Diberi
Imunisasi, 2022..................................................................................................................... 173
Gambar 7.2 Pemberi Imunisasi Anak Umur 0-23 Bulan yang Pernah Diberi
Imunisasi, 2022..................................................................................................................... 174
id
Gambar 7.3 Alasan Anak Umur 0-23 Bulan Tidak Pernah Diberi Imunisasi, 2022 ............. 175
.
Gambar 7.4 Anak Umur 6-59 Bulan yang Menerima Vitamin A, 2022 ................................... 177
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
Hari Kesehatan Sedunia tahun 2023 yang bertepatan dengan peringatan 75 tahun WHO,
merupakan kesempatan melihat kembali keberhasilan kesehatan masyarakat
yang telah meningkatkan kualitas hidup selama tujuh dekade terakhir.
Ini juga merupakan kesempatan memotivasi tindakan
untuk mengatasi tantangan kesehatan hari ini dan di masa depan.
id
-Word Health Organization (WHO), 2023a-
.
go
s.
1.1 Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat Menuju Kesehatan untuk
p
Semua
.b
w
Hari Kesehatan Sedunia tahun 2023 mengusung tema “Health for All” atau kesehatan
w
untuk semua. Tema ini menggambarkan kondisi di mana semua orang memiliki kesehatan
//w
yang baik untuk kehidupan yang lebih baik di dunia yang damai, sejahtera, dan
berkelanjutan. Melalui peringatan ini, kembali diingatkan hak asasi manusia untuk
s:
memperoleh kesehatan. Setiap orang harus memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang
tp
mereka butuhkan, kapan dan di mana mereka membutuhkannya, tanpa kesulitan keuangan
ht
(WHO, 2023b).
Tema Hari Kesehatan Sedunia tahun 2023 sejalan dengan berbagai tujuan, target, dan
program kebijakan di tingkat global maupun nasional yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan 3 dari Sustainable Development Goals (SDGs) menyatakan keinginan untuk
menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk
semua usia. Adapun di dalam negeri, Agenda Pembangunan 3 dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menjadikan peningkatan pelayanan
kesehatan menuju universal health coverage atau cakupan kesehatan semesta sebagai
salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.
Sama seperti berbagai negara di dunia, Indonesia mengalami berbagai tantangan di
bidang kesehatan. Tingginya kematian ibu dan bayi, stunting, penyakit tidak menular dan
obesitas, serta pandemi Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) merupakan beberapa
tantangan di bidang kesehatan yang tentunya akan menghambat upaya peningkatan
id
.
go
1.2 Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Kesehatan dan Perumahan
sebagai Salah Satu Sumber Data Kesehatan Indonesia
ps.
Dalam rangka mendukung upaya penanganan berbagai tantangan kesehatan yang ada di
.b
Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) terus berupaya menyediakan data kesehatan yang
w
berkualitas. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan salah satu survei rutin
w
yang dilaksanakan oleh BPS. Data kesehatan yang dihasilkan dari Susenas banyak
//w
pembangunan baik di tingkat nasional maupun tingkat global. Data Susenas juga banyak
tp
id
publikasi Statistik Kesehatan 2022 bersumber dari survei, yaitu Susenas MKP 2022. Untuk
.
go
mengetahui kualitas data yang dihasilkan dari suatu survei, dapat digunakan suatu ukuran
s.
statistik berupa Relative Standard Error (RSE). RSE dapat memberikan informasi mengenai
p
akurasi atau kelayakan data untuk dapat ditampilkan.
.b
Statistik/indikator yang disajikan pada publikasi Statistik Kesehatan 2022 disertai dengan
w
nilai RSE, kecuali pada tabel-tabel yang seluruh statistik/indikatornya memiliki RSE kurang
w
//w
dari 25,00 persen. Untuk tabel-tabel ini, pengguna dapat secara langsung mempergunakan
statistik/indikator yang disajikan. Namun untuk tabel-tabel yang menyajikan nilai RSE,
s:
pengguna data harus berhati-hati dalam menggunakan statistik/indikator dengan nilai RSE
tp
25,00 persen atau lebih. Adapun jika RSE lebih dari 50,00 persen, maka nilai estimasi
ht
Telemedicine adalah pemberian pelayanan kesehatan jarak jauh oleh profesional kesehatan
dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, meliputi
pertukaran informasi diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit dan cedera,
penelitian dan evaluasi, dan pendidikan berkelanjutan penyedia layanan kesehatan
untuk kepentingan peningkatan kesehatan individu dan masyarakat.
id
-Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019
.
go
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Telemedicine antar Fasilitas Pelayanan Kesehatan-
s.
p
Penggunaan layanan telemedicine atau telemedis memiliki potensi yang besar dalam
.b
mewujudkan universal health coverage atau cakupan kesehatan semesta. Bagaimana tidak,
w
w
layanan telemedis merupakan salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi bidang
//w
terpencil. World Health Organization (WHO) (2010) menyatakan terdapat empat elemen
tp
id
konsultasi kesehatan jumlahnya sekitar 2 dari 100 penduduk (Gambar 2.1).
.
go
Sekitar 0,26 persen atau dari 10.000 penduduk, sekitar 26 penduduk memanfaatkan
layanan telemedis selama menderita COVID-19 dalam setahun terakhir (Gambar 2.1).
s.
Seperti yang diketahui, kebutuhan untuk mengurangi konsultasi tatap muka tanpa
p
.b
mengurangi kualitas dan akses terhadap layanan kesehatan esensial telah membawa
w
layanan telemedis ke garda depan layanan kesehatan di masa pandemi COVID-19 (WHO,
w
2021). Sejalan dengan itu Presiden Joko Widodo pun mengajak masyarakat untuk
//w
memanfaatkan layanan telemedis apabila mereka terpapar COVID-19 tanpa gejala atau
bergejala ringan. Hal ini dengan tujuan untuk meringankan beban rumah sakit (Natalia,
s:
2022).
tp
ht
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
“Ketika hasil tes PCR saudara positif tanpa ada gejala, silakan melakukan isolasi mandiri
di rumah selama lima hari. Bila ada gejala batuk, pilek atau gejala demam silakan
gunakan layanan 'telemedicine' atau ke puskesmas atau ke dokter terdekat.”
-Presiden Joko Widodo saat menyampaikan keterangan terkait persiapan pemerintah
dalam menghadapi lonjakan kasus harian COVID-19 pada 28 Januari 2022-
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
. id
go
p s.
Sumber: BPS, Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
.b
Penggunaan layanan telemedis dapat dilakukan baik melalui ataupun tanpa aplikasi
w
telemedis tertentu. Dari 100 penduduk yang pernah memanfaatkan layanan telemedis
w
tertentu. Termasuk kategori ini juga mereka yang memanfaatkan fitur telemedis pada
s:
aplikasi layanan masyarakat (misal melakukan pendaftaran vaksin COVID-19 pada aplikasi
tp
Peduli Lindungi, dan lain-lain) ataupun melakukan pendaftaran atau konsultasi kesehatan
ht
melalui website penyedia layanan kesehatan. Adapun untuk yang tidak menggunakan
aplikasi telemedis tertentu, jumlahnya sekitar 82 dari 100 penduduk yang pernah
memanfaatkan layanan telemedis dalam setahun terakhir (Gambar 2.2). Mereka melakukan
konsultasi dengan tenaga kesehatan melalui telepon, aplikasi pesan instan, ataupun media
komunikasi lainnya.
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
. id
go
p s.
.b
Sekitar 95 dari 100 penduduk tidak pernah memanfaatkan layanan telemedis dalam
w
setahun terakhir. Klasifikasi desa menunjukkan angka untuk daerah perkotaan sedikit lebih
//w
rendah dibandingkan daerah perdesaan (Gambar 2.3). Terdapat beragam alasan mengapa
s:
penduduk belum atau tidak memanfaatkan layanan telemedis yang sebenarnya dapat
tp
mempermudah akses mereka ke layanan kesehatan. Dari 100 penduduk yang tidak pernah
ht
. id
go
p s.
Sumber: BPS, Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
Klasifikasi Desa
Perkotaan 3,36 2,23 0,74
Perdesaan 1,67 1,99 0,61
Jenis Kelamin
Laki-laki 2,41 1,78 0,65
Perempuan 2,89 2,49 0,72
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
id
Ditamatkan
.
Tidak/Belum Pernah 1,61 1,33 0,44
go
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat s.
SD/Sederajat 1,73 1,39 0,52
p
SMP/Sederajat 2,25 1,75 0,47
.b
Status Ekonomi
//w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 0,38 94,37
Perdesaan 0,10 96,12
Jenis Kelamin
Laki-laki 0,25 95,62
Perempuan 0,28 94,59
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 0,13 96,90
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 0,14 96,66
id
SMP/Sederajat 0,23 95,88
.
SM/Sederajat 0,43 93,78
go
Perguruan Tinggi 0,73 85,95
Status Ekonomi
p s.
Kuintil 1 0,08 97,61
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 21,87 76,89 2,32
Perdesaan 7,01 90,65 2,53
Jenis Kelamin
Laki-laki 16,40 81,63 2,48
Perempuan 17,29 81,39 2,31
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
id
Tidak/Belum Pernah 13,14 83,45 3,73
.
Sekolah dan Tidak Tamat
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 8,22 s. 87,74 4,08
SMP/Sederajat 12,33 85,73 2,23
p
SM/Sederajat 18,88 80,24 1,79
.b
Status Ekonomi
w
id
Kep. Bangka Belitung 15,75 72,82 11,44
Kep. Riau 9,96 58,41 31,52
.
go
DKI Jakarta 11,44 s. 60,97 26,92
Jawa Barat 22,39 57,79 19,59
Jawa Tengah 21,08 53,59 25,18
p
DI Yogyakarta 10,29 60,11 29,42
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 18,62 58,02 23,15
Perdesaan 24,04 53,86 21,79
Jenis Kelamin
Laki-laki 20,85 55,69 23,22
Perempuan 21,03 56,81 21,92
Tingkat Pendidikan
id
Tertinggi yang
.
Ditamatkan
go
Tidak/Belum Pernah 25,66 53,55 20,29
Sekolah dan Tidak Tamat s.
SD/Sederajat
p
SD/Sederajat 25,31 54,00 20,46
.b
Status Ekonomi
Kuintil 1 26,92 52,61 20,12
Kuintil 2 23,48 55,26 21,13
s:
Klasifikasi Desa
Perkotaan 3,36 0,20 6,01 2,97 3,76
Perdesaan 1,67 0,11 6,76 1,45 1,89
Jenis Kelamin
Laki-laki 2,41 0,13 5,27 2,16 2,66
Perempuan 2,89 0,14 4,69 2,62 3,15
id
Tingkat Pendidikan
.
go
Tertinggi yang
Ditamatkan s.
Tidak/Belum Pernah 1,61 0,11 6,56 1,41 1,82
p
Sekolah dan Tidak Tamat
.b
SD/Sederajat
SD/Sederajat 1,73 0,12 7,15 1,49 1,98
w
Status Ekonomi
s:
Konsultasi Kesehatan
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 2,23 0,13 5,86 1,98 2,49
Perdesaan 1,99 0,13 6,66 1,73 2,25
Jenis Kelamin
Laki-laki 1,78 0,09 5,12 1,60 1,96
Perempuan 2,49 0,11 4,37 2,27 2,70
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
id
Tidak/Belum Pernah 1,33 0,10 7,23 1,14 1,52
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 1,39 0,11 s. 7,78 1,18 1,61
SMP/Sederajat 1,75 0,14 8,09 1,47 2,03
p
SM/Sederajat 2,56 0,14 5,65 2,27 2,84
.b
Status Ekonomi
w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 0,74 0,08 10,97 0,58 0,90
Perdesaan 0,61 0,10 15,85 0,42 0,80
Jenis Kelamin
Laki-laki 0,65 0,07 10,21 0,52 0,78
Perempuan 0,72 0,06 8,90 0,60 0,85
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
id
Tidak/Belum Pernah 0,44 0,07 15,38 0,31 0,58
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 0,52 0,08 s. 16,11 0,35 0,68
SMP/Sederajat 0,47 0,06 13,22 0,35 0,60
p
SM/Sederajat 0,84 0,10 11,36 0,65 1,03
.b
Status Ekonomi
w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 0,38 0,10 24,83 0,20 0,57
Perdesaan 0,10 0,02 20,38 0,06 0,14
Jenis Kelamin
Laki-laki 0,25 0,05 21,60 0,14 0,35
Perempuan 0,28 0,06 21,47 0,16 0,40
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
id
Tidak/Belum Pernah 0,13 0,03 23,53 0,07 0,19
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 0,14 0,04 s. 26,091 0,07 0,21
SMP/Sederajat 0,23 0,07 31,311 0,09 0,38
p
SM/Sederajat 0,43 0,11 24,82 0,22 0,63
.b
Status Ekonomi
w
Tidak Pernah
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 94,37 0,27 0,28 93,84 94,89
Perdesaan 96,12 0,20 0,21 95,72 96,52
Jenis Kelamin
Laki-laki 95,62 0,18 0,19 95,27 95,97
Perempuan 94,59 0,19 0,20 94,22 94,97
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
id
Tidak/Belum Pernah 96,90 0,16 0,16 96,59 97,21
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 96,66 0,19 s. 0,19 96,29 97,03
SMP/Sederajat 95,88 0,26 0,28 95,37 96,40
p
SM/Sederajat 93,78 0,29 0,31 93,22 94,34
.b
Status Ekonomi
w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 21,87 1,48 6,76 18,97 24,77
Perdesaan 7,01 1,03 14,73 4,98 9,03
Jenis Kelamin
Laki-laki 16,40 1,19 7,23 14,07 18,72
Perempuan 17,29 1,09 6,28 15,16 19,42
id
Tingkat Pendidikan
.
go
Tertinggi yang
Ditamatkan s.
Tidak/Belum Pernah 13,14 1,65 12,59 9,89 16,38
p
Sekolah dan Tidak Tamat
.b
SD/Sederajat
SD/Sederajat 8,22 1,44 17,47 5,40 11,04
w
Status Ekonomi
s:
Klasifikasi Desa
Perkotaan 76,89 1,46 1,90 74,02 79,75
Perdesaan 90,65 1,18 1,30 88,35 92,96
Jenis Kelamin
Laki-laki 81,63 1,20 1,47 79,27 83,99
Perempuan 81,39 1,09 1,33 79,26 83,52
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
id
Tidak/Belum Pernah 83,45 1,84 2,21 79,84 87,06
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 87,74 1,69 s. 1,93 84,42 91,06
SMP/Sederajat 85,73 1,72 2,01 82,35 89,11
p
SM/Sederajat 80,24 1,44 1,79 77,42 83,06
.b
Status Ekonomi
w
Tidak Tahu
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 2,32 0,45 19,40 1,44 3,20
Perdesaan 2,53 0,59 23,36 1,37 3,68
Jenis Kelamin
Laki-laki 2,48 0,40 16,30 1,69 3,27
Perempuan 2,31 0,37 15,98 1,59 3,04
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
id
Tidak/Belum Pernah 3,73 0,93 24,96 1,90 5,55
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 4,08 0,99 s. 24,19 2,15 6,02
SMP/Sederajat 2,23 0,62 27,811 1,01 3,45
p
SM/Sederajat 1,79 0,44 24,40 0,93 2,65
.b
Status Ekonomi
w
id
Bengkulu 19,26 2,78 14,44 13,81 24,70
Lampung 19,38 2,31 11,94 14,84 23,92
.
go
Kep. Bangka Belitung 15,75 3,57 22,66 8,75 22,74
Kep. Riau 9,96 2,19 s. 21,98 5,67 14,26
id
DKI Jakarta 60,97 3,31 5,43 54,48 67,47
.
Jawa Barat 57,79 1,76 3,05 54,34 61,25
go
Jawa Tengah 53,59 1,57 2,94 50,51 56,68
DI Yogyakarta 60,11 3,99 6,64 52,29 67,93
s.
Jawa Timur 52,67 1,59 3,02 49,55 55,78
p
Banten 48,41 3,25 6,71 42,04 54,77
.b
id
DKI Jakarta 26,92 2,88 10,69 21,28 32,56
.
Jawa Barat 19,59 1,27 6,49 17,10 22,09
go
Jawa Tengah 25,18 1,34 5,33 22,55 27,81
DI Yogyakarta 29,42 3,70 12,57 22,17 36,66
s.
Jawa Timur 26,07 1,37 5,27 23,38 28,76
p
Banten 31,28 2,87 9,17 25,65 36,90
.b
Mendapatkan vaksinasi merupakan salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan
untuk melindungi diri dari COVID-19, membantu mengakhiri pandemi,
dan menghentikan munculnya varian baru.
- WHO, 2022-
. id
Dalam rangka penanggulangan penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute
go
Respiratory Syndrom Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), pemerintah merekomendasikan
s.
penduduk yang memenuhi syarat untuk melakukan vaksinasi. Dengan melakukan vaksinasi
p
untuk melawan COVID-19, diharapkan adanya peningkatan kekebalan seseorang secara
.b
aktif terhadap COVID-19, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut,
w
w
yang bersangkutan tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi
//w
sumber penularan. Adapun secara khusus, terdapat empat tujuan pelaksanaan vaksinasi
COVID-19 sebagaimana terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
s:
id
Gambar 3.1
.
Sumber Informasi tentang Pemberian Vaksin COVID-19 yang Sudah Diterima
go
Penduduk Umur Enam Tahun ke Atas yang Pernah Mendapatkan Vaksin COVID-19, 2022
s.
p
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
. id
go
p s.
Sumber: BPS, Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
.b
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
w
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
Kep. Riau 19,65 54,78 29,61 48,41
.
go
DKI Jakarta 37,09 49,71 30,81 33,74
Jawa Barat 20,06 37,67s. 29,19 61,51
Jawa Tengah 10,52 32,20 22,34 68,02
DI Yogyakarta 13,55 48,56 18,50 47,71
p
Jawa Timur 16,38 40,44 22,71 55,98
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 21,19 40,21 26,12 53,97
Perdesaan 14,32 28,25 28,82 64,53
Jenis Kelamin
Laki-laki 18,75 35,56 27,38 58,23
Perempuan 17,99 35,03 27,08 58,39
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
id
Ditamatkan
.
Tidak/Belum Pernah 13,57 24,07 24,96 65,69
go
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat s.
SD/Sederajat 16,86 29,16 28,08 62,24
p
SMP/Sederajat 17,74 36,31 27,30 58,80
.b
Status Ekonomi
//w
id
Kep. Bangka Belitung 18,33 18,23 7,61 17,56 38,27
Kep. Riau 27,30 19,24 8,62 9,46 35,37
.
go
DKI Jakarta 24,94 18,67 8,19 18,33 29,88
Jawa Barat 13,31 20,13 7,43 13,76 45,36
s.
Jawa Tengah 19,11 15,89 8,91 15,85 40,25
p
DI Yogyakarta 21,52 12,29 3,68 12,66 49,85
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 15,51 17,34 7,49 17,45 42,21
Perdesaan 13,15 15,78 12,28 20,12 38,67
Jenis Kelamin
Laki-laki 14,46 14,70 9,82 18,69 42,33
Perempuan 14,41 18,56 9,52 18,64 38,87
Tingkat Pendidikan
id
Tertinggi yang
Ditamatkan
.
go
Tidak/Belum Pernah 22,64 16,11 10,21 17,58 33,45
Sekolah dan Tidak Tamat s.
SD/Sederajat
p
SD/Sederajat 11,23 20,33 9,95 19,35 39,14
.b
Status Ekonomi
//w
Media Massa
Relative Selang Kepercayaan
Provinsi Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
Bengkulu 22,88 3,33 14,56 16,35 29,41
Lampung 11,51 1,83 15,92 7,92 15,10
.
go
Kep. Bangka Belitung 26,00 4,29 16,49 17,59 34,40
Kep. Riau 19,65 3,83 s. 19,47 12,15 27,15
Media Sosial
Relative Selang Kepercayaan
Provinsi Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
DKI Jakarta 49,71 3,85 7,75 42,16 57,26
.
Jawa Barat 37,67 1,88 5,00 33,98 41,36
go
Jawa Tengah 32,20 1,44 4,47 29,38 35,02
DI Yogyakarta 48,56 4,48 9,22 39,78 57,34
s.
Jawa Timur 40,44 1,54 3,80 37,43 43,45
p
Banten 38,31 3,52 9,18 31,41 45,20
.b
id
DKI Jakarta 30,81 3,80 12,32 23,37 38,25
.
Jawa Barat 29,19 1,84 6,31 25,58 32,80
go
Jawa Tengah 22,34 1,49 6,67 19,42 25,27
DI Yogyakarta 18,50 3,86 20,84 10,94 26,06
s.
Jawa Timur 22,71 1,53 6,74 19,71 25,70
p
Banten 37,92 3,81 10,06 30,44 45,39
.b
Lainnya
Relative Selang Kepercayaan
Provinsi Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
DKI Jakarta 33,74 3,57 10,58 26,74 40,74
.
Jawa Barat 61,51 2,02 3,28 57,56 65,47
go
Jawa Tengah 68,02 1,60 2,36 64,88 71,17
DI Yogyakarta 47,71 4,44 9,31 39,00 56,42
s.
Jawa Timur 55,98 1,66 2,97 52,72 59,24
p
Banten 45,13 3,86 8,56 37,56 52,70
.b
id
Kep. Bangka Belitung 18,33 3,34 18,22 11,79 24,88
.
Kep. Riau 27,30 3,69 13,52 20,07 34,54
go
DKI Jakarta 24,94 2,55 s. 10,24 19,93 29,95
Jawa Barat 13,31 1,03 7,75 11,29 15,34
p
Jawa Tengah 19,11 0,93 4,89 17,27 20,94
.b
Alasan Kesehatan
Relative Selang Kepercayaan
Provinsi Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
DKI Jakarta 18,67 1,95 10,45 14,84 22,49
.
Jawa Barat 20,13 1,04 5,14 18,10 22,15
go
Jawa Tengah 15,89 0,62 3,91 14,67 17,11
DI Yogyakarta 12,29 1,31 10,70 9,71 14,87
s.
Jawa Timur 16,14 0,71 4,42 14,74 17,54
p
Banten 14,50 1,58 10,91 11,39 17,60
.b
id
DKI Jakarta 8,19 1,70 20,75 4,86 11,51
.
Jawa Barat 7,43 0,96 12,90 5,55 9,31
go
Jawa Tengah 8,91 0,76 8,52 7,42 10,40
DI Yogyakarta 3,68 1,42 38,711 0,89 6,47
s.
Jawa Timur 7,94 0,80 10,03 6,38 9,51
p
Banten 9,26 2,15 23,23 5,04 13,48
.b
id
DKI Jakarta 18,33 2,82 15,39 12,80 23,85
.
Jawa Barat 13,76 1,14 8,29 11,52 16,00
go
Jawa Tengah 15,85 0,97 6,12 13,95 17,75
DI Yogyakarta 12,66 1,77 13,96 9,20 16,13
s.
Jawa Timur 20,57 1,20 5,82 18,23 22,92
p
Banten 22,76 2,66 11,68 17,55 27,97
.b
id
DKI Jakarta 29,88 2,86 9,58 24,27 35,49
.
Jawa Barat 45,36 1,75 3,85 41,94 48,79
go
Jawa Tengah 40,25 1,32 3,29 37,65 42,84
DI Yogyakarta 49,85 3,78 7,58 42,45 57,26
s.
Jawa Timur 42,81 1,41 3,29 40,04 45,57
p
Banten 43,53 2,78 6,38 38,09 48,98
.b
id
-Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2015
.
go
tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular-
p s.
Menurut Global Burden of Disease (2017) dalam RPJMN 2020-2024, enam dari sepuluh
.b
peringkat teratas penyakit tahun 2017 di Indonesia diduduki oleh penyakit tidak menular.
w
w
peringkat satu, dua, dan tiga. Tidak mengherankan apabila pemerintah menjadikan
berbagai indikator terkait penyakit tidak menular dan obesitas sebagai indikator untuk
s:
daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing dalam RPJMN 2020-2024. Upaya
ht
pemerintah ini juga sejalan dengan target global, khususnya Target 3.4 dari SDGs yang
menargetkan pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat
penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan
kesehatan mental dan kesejahteraan.
Penyelenggaraan penanggulangan penyakit tidak menular dan obesitas dilaksanakan oleh
pemerintah dalam bentuk upaya pencegahan dan pengendalian. Upaya pencegahan
tersebut salah satunya dilakukan dalam bentuk promosi kesehatan yang bertujuan untuk
mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan menciptakan dan mentradisikan
perilaku CERDIK masyarakat. Sebagaimana terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular, terdapat enam komponen CERDIK, yaitu sebagai berikut:
1. Cek kesehatan secara berkala;
2. Enyahkan asap rokok;
3. Rajin aktivitas fisik;
. id
Gambar 4.1 menunjukkan dari 100 penduduk umur sepuluh tahun ke atas, sekitar 17
go
penduduk melakukan pengecekan kesehatan secara berkala dalam setahun terakhir.
s.
Termasuk juga dalam kategori ini adalah penduduk yang biasa melakukan medical check-
p
up satu kali dalam setahun. Namun tidak termasuk melakukan pengecekan kesehatan
.b
secara rutin apabila penduduk hanya melakukan pengecekan kesehatan untuk keperluan
w
w
tertentu, misal pendaftaran sekolah, melamar pekerjaan, dan lain-lain. Adapun dilihat dari
//w
klasifikasi desa, persentase penduduk umur sepuluh tahun ke atas yang melakukan
pengecekan kesehatan secara berkala dalam setahun terakhir di daerah perkotaan sedikit
s:
Sebagian besar penduduk umur sepuluh tahun ke atas yang melakukan pengecekan
ht
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
penduduk umur sepuluh tahun ke atas yang
sebanyak 23,25 persen.
.
go
merokok dalam setahun terakhir (baik merokok
Adapun yang merokok
tembakau, menghisap shisha/waterpipe, s.
menggunakan rokok elektrik
maupun merokok dengan menggunakan rokok
p
selama sebulan terakhir
.b
Terdapat berbagai cara untuk berhenti merokok, mulai dari konseling, terapi penggantian
ht
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
. id
go
p s.
.b
pemerintah telah menetapkan kawasan tanpa rokok, yaitu fasilitas pelayanan kesehatan,
//w
tempat kerja, tempat umum dan tempat lain Kawasan tanpa rokok adalah
ht
yang ditetapkan. Namun demikian, masih ruangan atau area yang dinyatakan
ditemui orang-orang yang merokok di dilarang untuk kegiatan merokok
kawasan-kawasan tersebut. atau kegiatan memproduksi,
menjual, mengiklankan, dan/atau
Sebanyak 10 dari 100 penduduk umur
mempromosikan produk tembakau
sepuluh tahun ke atas mengaku pernah
(Peraturan Pemerintah
menegur orang lain yang merokok di
Republik Indonesia Nomor 109
kawasan tanpa rokok (Gambar 4.3).
Tahun 2012 tentang Pengamanan
Penduduk memang berhak menegur orang
Bahan yang Mengandung Zat Adiktif
yang merokok di kawasan tanpa rokok
Berupa Produk Tembakau
tersebut karena merokok berdampak buruk
bagi Kesehatan)
bagi kesehatan bukan hanya bagi diri sendiri,
tapi juga orang-orang di sekitar. •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
id
atau kencing manis; dan
.
go
9. Memperbaiki postur tubuh. s.
Kementerian Kesehatan (2023b) juga menyebutkan bahwa aktivitas fisik yang baik dan
p
teratur perlu dilakukan tiga hingga lima kali setiap minggunya, dengan waktu paling sedikit
.b
Sebesar 90,38 persen atau dari 100 penduduk umur sepuluh tahun ke atas, sekitar 90
//w
penduduk melakukan aktivitas fisik sedang yang dilakukan terus-menerus paling sedikit
sepuluh menit dalam seminggu terakhir. Adapun yang melakukan aktivitas fisik berat yang
s:
dilakukan terus-menerus paling sedikit sepuluh menit dalam seminggu terakhir, jumlahnya
tp
sekitar 53 dari 100 penduduk umur sepuluh tahun ke atas (53,08 persen). Disagregasi
ht
menurut klasifikasi desa menunjukkan persentase yang lebih tinggi di daerah perdesaan
dibandingkan daerah perkotaan (Gambar 4.4 dan Gambar 4.5).
Dari 100 penduduk umur sepuluh tahun ke atas, sekitar 64 penduduk melakukan aktivitas
fisik sedang yang dilakukan terus-menerus paling sedikit sepuluh menit dalam seminggu
terakhir dengan waktu minimal 150 menit seminggu (63,83 persen). Adapun untuk aktivitas
fisik berat, dari 100 penduduk umur sepuluh tahun ke atas, sekitar 29 penduduk melakukan
aktivitas fisik berat yang dilakukan terus-menerus paling sedikit sepuluh menit dalam
seminggu terakhir dengan waktu minimal 150 menit seminggu. Persentase untuk daerah
perdesaan pun terlihat lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan (Gambar 4.4 dan
Gambar 4.5).
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
. id
go
p s.
.b
Salah satu kebiasaan yang baik dalam pola makan sehat adalah memperbanyak konsumsi
w
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang
s:
Pedoman Gizi Seimbang, WHO secara umum menganjurkan konsumsi sayuran dan buah-
tp
buahan untuk hidup sehat sejumlah 400 gram per orang per hari, yang terdiri dari 250
ht
gram sayuran dan 150 gram buah-buahan. Lebih lanjut, penduduk dikategorikan “cukup”
konsumsi buah-buahan dan sayuran apabila mengonsumsi buah-buahan dan/atau sayuran
minimal lima porsi per hari selama tujuh hari dalam seminggu (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan, 2019). •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
id
Pemenuhan Kebutuhan Waktu Tidur Penduduk Umur Sepuluh Tahun ke Atas, 2022
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
. id
go
4.6 Perilaku Mendukung Komponen “Kelola Stres”
s.
Stres adalah setiap situasi dan kondisi yang menekan. Stres dapat berasal dari lingkungan
p
rumah, tempat kerja, sekolah, dan lain-lain. Stres dapat memotivasi orang untuk berusaha
.b
lebih keras dan lebih baik lagi. Namun demikian, stres juga dapat menimbulkan gangguan
w
id
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
Aceh 20,56
Sumatera Utara 12,58
Sumatera Barat 8,31
Riau 10,53
Jambi 11,75
Sumatera Selatan 16,24
Bengkulu 18,74
Lampung 16,80
Kep. Bangka Belitung 24,58
Kep. Riau 27,34
id
DKI Jakarta 26,06
.
go
Jawa Barat 16,40
Jawa Tengah s. 19,03
DI Yogyakarta 20,52
Jawa Timur 18,53
p
Banten 14,98
.b
Bali 14,79
w
Maluku 15,41
Maluku Utara 10,88
Indonesia 17,44
Sumber: BPS, Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
Klasifikasi Desa
Perkotaan 18,48
Perdesaan 16,01
Jenis Kelamin
Laki-laki 14,17
Perempuan 20,71
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
id
Tidak/Belum Pernah 16,02
.
Sekolah dan Tidak Tamat
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat s. 17,32
SMP/Sederajat 14,19
p
SM/Sederajat 17,40
.b
Status Ekonomi
w
Kuintil 1 13,26
//w
Kuintil 2 13,71
Kuintil 3 15,40
Kuintil 4 17,96
s:
Kuintil 5 26,13
tp
Indonesia 17,44
ht
Klasifikasi Desa
Perkotaan 19,00 32,74 3,54 39,31 15,37
Perdesaan 7,24 41,13 1,12 45,75 14,53
Jenis Kelamin
Laki-laki 16,89 34,27 3,17 40,68 14,26
Perempuan 12,81 37,14 2,23 42,56 15,57
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
id
Ditamatkan
.
Tidak/Belum Pernah 8,93 39,35 0,97 43,85 16,19
go
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat s.
SD/Sederajat 10,09 41,20 1,13 44,36 13,51
p
SMP/Sederajat 10,35 39,35 1,84 42,81 15,33
.b
Status Ekonomi
//w
id
Sumatera Selatan 13,75 4,64 10,07
Bengkulu 15,14 7,15 15,68
.
go
Lampung 14,85 7,50 8,81
Kep. Bangka Belitung 17,26 s. NA 15,60
Kep. Riau 22,86 NA 20,93
p
DKI Jakarta 21,62 7,20 21,09
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 18,93 7,65 11,05
Perdesaan 14,75 8,87 8,71
Jenis Kelamin
Laki-laki 16,96 8,08 7,26
id
Perempuan 20,14 9,58 12,86
.
go
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang s.
Ditamatkan
p
Tidak/Belum Pernah 16,89 5,86 6,11
.b
Status Ekonomi
tp
id
Jawa Barat 91,04 63,74
.
Jawa Tengah 89,74 67,18
go
DI Yogyakarta 93,96 65,24
Jawa Timur 92,23 66,64
s.
Banten 90,18 61,53
p
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 89,79 62,18
Perdesaan 91,20 66,10
Jenis Kelamin
Laki-laki 84,99 50,84
Perempuan 95,77 76,78
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 84,30 55,05
id
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
.
go
SD/Sederajat 90,86 65,54
SMP/Sederajat 91,65 s. 64,79
SM/Sederajat 91,82 66,03
p
Perguruan Tinggi 92,63 65,76
.b
Status Ekonomi
w
id
Jawa Barat 54,91 25,88
.
Jawa Tengah 49,01 29,91
go
DI Yogyakarta 45,84 24,48
Jawa Timur 55,50 32,01
s.
Banten 58,78 25,48
p
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 48,85 21,73
Perdesaan 58,91 37,91
Jenis Kelamin
Laki-laki 63,23 38,30
Perempuan 42,95 18,79
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 49,14 25,88
id
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
.
go
SD/Sederajat 56,54 34,19
SMP/Sederajat 54,71 s. 29,39
SM/Sederajat 52,18 27,29
p
Perguruan Tinggi 49,26 18,93
.b
Status Ekonomi
w
id
Kep. Riau 86,55 97,97 4,99
.
DKI Jakarta 93,10 97,77 2,89
go
Jawa Barat 92,83 99,12 4,77
Jawa Tengah 90,74 99,35 12,45
s.
DI Yogyakarta 94,61 99,06 4,06
p
Jawa Timur 88,51 98,80 10,05
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 90,40 98,69 6,60
Perdesaan 87,16 98,73 8,52
Jenis Kelamin
Laki-laki 87,96 98,37 7,04
Perempuan 90,11 99,05 7,77
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
id
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 84,51 98,10 7,64
.
go
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat s.
SD/Sederajat 87,44 98,84 7,37
p
SMP/Sederajat 89,19 98,73 7,24
.b
Status Ekonomi
w
Aceh 79,66
Sumatera Utara 78,03
Sumatera Barat 73,53
Riau 76,30
Jambi 79,48
Sumatera Selatan 81,95
Bengkulu 79,91
Lampung 81,64
Kep. Bangka Belitung 76,81
Kep. Riau 68,93
id
Jawa Barat 74,27
Jawa Tengah 73,54
.
go
DI Yogyakarta 75,64
Jawa Timur s.79,99
Banten 79,81
p
Bali 83,05
.b
Maluku 83,88
Maluku Utara 83,06
Indonesia 78,05
Sumber: BPS, Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
Klasifikasi Desa
Perkotaan 75,95
Perdesaan 80,95
Jenis Kelamin
Laki-laki 75,90
Perempuan 80,20
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 66,45
Sekolah dan Tidak Tamat
id
SD/Sederajat
.
SD/Sederajat 78,47
go
SMP/Sederajat 73,40
SM/Sederajat 84,82
s.
Perguruan Tinggi 87,78
p
.b
Status Ekonomi
Kuintil 1 78,25
w
Kuintil 2 77,32
w
Kuintil 3 77,82
//w
Kuintil 4 78,80
Kuintil 5 78,04
s:
Indonesia 78,05
tp
Aceh 55,13
Sumatera Utara 60,56
Sumatera Barat 63,02
Riau 58,24
Jambi 44,91
Sumatera Selatan 51,44
Bengkulu 63,29
Lampung 44,65
Kep. Bangka Belitung 73,65
Kep. Riau 76,33
id
DKI Jakarta 60,42
.
go
Jawa Barat 57,58
Jawa Tengah s. 55,21
DI Yogyakarta 62,68
Jawa Timur 48,72
p
Banten 47,74
.b
Bali 58,52
w
Maluku 53,95
Maluku Utara 42,95
Indonesia 53,91
Sumber: BPS, Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
Klasifikasi Desa
Perkotaan 58,33
Perdesaan 47,81
Jenis Kelamin
Laki-laki 54,13
Perempuan 53,68
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
id
Tidak/Belum Pernah 42,01
.
Sekolah dan Tidak Tamat
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat s. 47,29
SMP/Sederajat 55,71
p
SM/Sederajat 59,83
.b
Status Ekonomi
w
Kuintil 1 43,18
//w
Kuintil 2 49,56
Kuintil 3 52,38
Kuintil 4 56,44
s:
Kuintil 5 66,62
tp
Indonesia 53,91
ht
id
Lampung 14,85 1,40 9,42 12,10 17,59
Kep. Bangka Belitung 17,26 2,62 15,18 12,13 22,40
.
go
Kep. Riau 22,86 2,92 12,78 17,13 28,58
id
Kep. Riau NA NA 62,142 NA NA
.
go
DKI Jakarta 7,20 2,77 38,441 1,77 12,62
Jawa Barat 11,13 2,12 s. 19,09 6,96 15,29
Jawa Tengah 3,65 0,83 22,62 2,03 5,27
p
DI Yogyakarta NA NA 62,472 NA NA
.b
Bali NA NA 54,362 NA NA
w
id
DKI Jakarta 21,09 2,91 13,78 15,39 26,78
.
Jawa Barat 12,15 1,06 8,74 10,07 14,23
go
Jawa Tengah 6,32 0,55 8,63 5,25 7,39
DI Yogyakarta 7,84 1,44 18,38 5,02 10,67
s.
Jawa Timur 6,50 0,55 8,43 5,42 7,57
p
Banten 9,55 1,57 16,48 6,46 12,63
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 18,93 0,59 3,11 17,77 20,08
Perdesaan 14,75 0,44 2,97 13,89 15,61
Jenis Kelamin
Laki-laki 16,96 0,38 2,23 16,22 17,70
Perempuan 20,14 2,14 10,60 15,96 24,33
id
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
.
go
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 16,89 0,81 s. 4,78 15,31 18,48
Sekolah dan Tidak Tamat
p
SD/Sederajat
.b
Status Ekonomi
Kuintil 1 16,05 0,87 5,41 14,34 17,75
s:
Klasifikasi Desa
Perkotaan 7,65 0,92 12,06 5,84 9,45
Perdesaan 8,87 0,91 10,31 7,08 10,66
Jenis Kelamin
Laki-laki 8,08 0,67 8,24 6,78 9,39
Perempuan 9,58 2,49 26,031 4,69 14,47
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
id
Ditamatkan
.
Tidak/Belum Pernah 5,86 1,11 19,00 3,68 8,04
go
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
s.
SD/Sederajat 8,09 1,04 12,82 6,06 10,12
p
SMP/Sederajat 9,90 1,31 13,19 7,34 12,46
.b
Status Ekonomi
//w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 11,05 0,46 4,12 10,16 11,94
Perdesaan 8,71 0,33 3,81 8,06 9,36
Jenis Kelamin
Laki-laki 7,26 0,28 3,84 6,71 7,81
Perempuan 12,86 0,36 2,79 12,16 13,56
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
id
Tidak/Belum Pernah 6,11 0,29 4,70 5,55 6,67
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 8,45 0,38 s. 4,54 7,70 9,21
SMP/Sederajat 9,60 0,39 4,08 8,83 10,37
p
SM/Sederajat 11,21 0,36 3,24 10,50 11,92
.b
Status Ekonomi
w
Konsumsi Buah-buahan
Relative Selang Kepercayaan
Provinsi Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
Kep. Bangka Belitung 86,43 1,99 2,30 82,53 90,32
.
Kep. Riau 86,55 2,06 2,38 82,51 90,58
go
DKI Jakarta 93,10 2,01 s. 2,16 89,17 97,03
Jawa Barat 92,83 0,67 0,72 91,52 94,14
p
Jawa Tengah 90,74 0,66 0,72 89,46 92,03
.b
Konsumsi Sayuran
Relative Selang Kepercayaan
Provinsi Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
DKI Jakarta 97,77 0,88 0,90 96,04 99,51
.
Jawa Barat 99,12 0,15 0,15 98,83 99,41
go
Jawa Tengah 99,35 0,13 0,13 99,10 99,59
DI Yogyakarta 99,06 0,33 0,34 98,41 99,71
s.
Jawa Timur 98,80 0,19 0,19 98,42 99,17
p
Banten 98,88 0,31 0,31 98,27 99,49
.b
id
DKI Jakarta 2,89 0,73 25,281 1,46 4,33
.
Jawa Barat 4,77 0,52 10,94 3,74 5,79
go
Jawa Tengah 12,45 0,84 6,75 10,81 14,10
DI Yogyakarta 4,06 0,89 21,88 2,32 5,81
s.
Jawa Timur 10,05 0,80 7,92 8,49 11,62
p
Banten 5,57 1,31 23,43 3,01 8,13
.b
id
Nomor HK.03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah Darah
.
go
pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur-
p s.
Percepatan penurunan stunting merupakan salah satu major project dalam RPJMN 2020-
.b
2024. Pada tahun 2024, prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak balita
w
terpadu. Lebih jauh lagi, untuk mencapai kesehatan yang optimal, intervensi gizi dan
kesehatan harus dilakukan pada setiap tahap siklus kehidupan. Intervensi harus dilakukan
s:
secara berkelanjutan pada masa prakonsepsi, hamil, neonatal, bayi, balita, anak usia
tp
sekolah dan remaja. Intervensi gizi dan kesehatan pada remaja putri sangat penting
ht
dilakukan karena akan menentukan kualitas sumber daya manusia generasi berikutnya.
Remaja putri yang sehat dan tidak anemia akan tumbuh dan berkembang menjadi calon
ibu yang juga sehat dan diharapkan dapat melahirkan bayi sehat. Tidak hanya itu, upaya
inipun turut mendukung Gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (Kementerian Kesehatan,
2018a).
Anemia dapat disebabkan berbagai alasan, misalnya defisiensi zat besi, defisiensi asam
folat, vitamin B12, dan protein. Secara langsung anemia terutama disebabkan
produksi/kualitas sel darah merah yang kurang dan kehilangan darah baik secara akut atau
menahun. Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan (2018a) menjelaskan bahwa remaja putri
lebih rentan untuk menderita anemia karena beberapa sebab berikut:
1. Remaja putri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan pesat. Hal ini
menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan zat besi;
id
sekitar 36 orang pernah mendapat/membeli •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
.
go
tablet tambah darah (termasuk suplemen
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tambah darah cair) dalam setahun terakhir. s. tahun 2018 menyebutkan bahwa
Namun demikian, dari 100 remaja putri umur
p
prevalensi anemia pada penduduk
.b
mulai dari menyebabkan penurunan daya 20,3 persen dan 27,2 persen.
ht
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
. id
go
p s.
Sumber: BPS, Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
.b
Dari 100 remaja putri umur 12-18 tahun yang pernah mendapat/membeli tablet tambah
w
darah dalam setahun terakhir, sekitar 79 orang memperoleh tablet tambah darah tersebut
w
dari sekolah. Adapun sekitar 16 orang mengaku memperolehnya dari fasilitas kesehatan
//w
seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, praktik tenaga kesehatan, apotek. Sementara itu,
s:
dari 100 remaja putri umur 12-18 tahun yang pernah mendapat/membeli tablet tambah
tp
Aceh 32,38
Sumatera Utara 25,61
Sumatera Barat 24,58
Riau 17,29
Jambi 36,37
Sumatera Selatan 23,12
Bengkulu 38,44
Lampung 44,36
Kep. Bangka Belitung 35,02
Kep. Riau 45,94
id
Jawa Barat 41,41
.
Jawa Tengah 42,93
go
DI Yogyakarta 57,22
Jawa Timur 39,59
s.
Banten 24,63
p
.b
Bali 44,67
Nusa Tenggara Barat 33,57
w
Maluku 19,60
Maluku Utara 15,56
Indonesia 35,85
Sumber: BPS, Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
Klasifikasi Desa
Perkotaan 37,79
Perdesaan 33,16
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 23,67
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 36,65
SMP/Sederajat 40,81
id
SM/Sederajat 29,20
.
go
Status Ekonomi
Kuintil 1 s. 35,58
Kuintil 2 35,27
p
Kuintil 3 35,72
.b
Kuintil 4 34,87
Kuintil 5 38,31
w
w
Indonesia 35,85
//w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 1,39
Perdesaan 0,92
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 0,15
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 1,25
id
SMP/Sederajat 1,54
.
go
SM/Sederajat 1,02
Status Ekonomi s.
Kuintil 1 0,89
p
Kuintil 2 1,08
.b
Kuintil 3 1,39
Kuintil 4 1,42
w
Kuintil 5 1,18
w
//w
Indonesia 1,19
Sumber: BPS, Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
s:
tp
ht
Klasifikasi Desa
Perkotaan 16,04 78,49 10,20
Perdesaan 16,40 80,36 6,67
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 16,66 78,85 8,32
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 13,91 82,44 7,14
id
SMP/Sederajat 16,69 78,23 9,84
.
SM/Sederajat 26,01 66,50 13,29
go
Status Ekonomi s.
Kuintil 1 14,25 82,48 6,25
Kuintil 2 15,19 82,19 6,72
p
Kuintil 3 16,22 79,61 8,90
.b
id
Kep. Riau 45,94 6,08 13,24 34,01 57,86
.
DKI Jakarta 37,63 4,92 13,07 27,99 47,26
go
Jawa Barat 41,41 2,60 6,29 36,31 46,52
Jawa Tengah 42,93 2,06 4,80 38,89 46,97
s.
DI Yogyakarta 57,22 6,48 11,32 44,52 69,92
p
Jawa Timur 39,59 2,22 5,61 35,24 43,95
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 1,39 0,23 16,44 0,94 1,83
Perdesaan 0,92 0,17 18,48 0,59 1,25
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 0,15 0,06 39,431 0,03 0,26
Sekolah dan Tidak Tamat
id
SD/Sederajat
.
go
SD/Sederajat 1,25 0,20 16,09 0,85 1,64
SMP/Sederajat 1,54 0,24 s. 15,50 1,07 2,01
SM/Sederajat 1,02 0,39 38,111 0,26 1,79
p
Status Ekonomi
.b
Fasilitas Kesehatan
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 16,04 1,30 8,11 13,49 18,59
Perdesaan 16,40 1,19 7,25 14,07 18,74
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
id
Tidak/Belum Pernah 16,66 2,53 15,19 11,70 21,63
.
Sekolah dan Tidak Tamat
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 13,91 1,05 s. 7,58 11,85 15,98
SMP/Sederajat 16,69 1,27 7,62 14,19 19,18
p
SM/Sederajat 26,01 3,31 12,74 19,51 32,51
.b
Status Ekonomi
w
Sekolah
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 78,49 1,38 1,76 75,78 81,20
Perdesaan 80,36 1,32 1,64 77,77 82,94
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 78,85 2,92 3,71 73,12 84,58
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 82,44 1,19 1,45 80,10 84,78
id
SMP/Sederajat 78,23 1,40 1,79 75,49 80,97
.
SM/Sederajat 66,50 3,65 5,49 59,34 73,67
go
Status Ekonomi s.
Kuintil 1 82,48 1,87 2,27 78,81 86,14
p
Kuintil 2 82,19 1,67 2,04 78,91 85,48
.b
Lainnya
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 10,20 1,00 9,78 8,24 12,16
Perdesaan 6,67 0,76 11,33 5,19 8,15
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 8,32 2,12 25,421 4,17 12,47
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 7,14 0,84 11,71 5,50 8,78
id
SMP/Sederajat 9,84 1,05 10,70 7,78 11,91
.
SM/Sederajat 13,29 2,58 19,39 8,23 18,34
go
Status Ekonomi s.
Kuintil 1 6,25 1,09 17,51 4,10 8,39
p
Kuintil 2 6,72 1,09 16,27 4,57 8,86
.b
Pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci Indonesia kita ke depan.
Dan titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan ibu hamil,
sejak hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak-anak sekolah kita.
id
Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul ke depan.
.
go
-Pidato pertama Presiden Joko Widodo saat terpilih menjadi presiden tahun 2019-
p s.
Hidup sehat dan sejahtera merupakan salah satu impian semua manusia. Salah satu tujuan
.b
dalam SDGs terkait kesehatan terdapat dalam Tujuan 3, yaitu menjamin kehidupan yang
w
w
sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia (Bappenas, 2020).
//w
Seluruh penduduk semua usia yang dimaksud mencakup bayi, anak-anak, remaja, dewasa,
lansia baik laki-laki maupun perempuan. Kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir, yang
s:
dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), merupakan
tp
Penurunan AKI merupakan salah satu target pembangunan baik nasional maupun global.
Secara global, fokus dunia akan penurunan AKI tertuang pada SDGs Target 3.1 yaitu pada
tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup. Sejalan dengan fokus global, pemerintah Indonesia menetapkan
penurunan AKI sebagai salah satu target RPJMN 2020-2024 yaitu menjadi 183 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2024.
Indonesia telah berhasil menurunkan AKI. Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020
menunjukkan bahwa AKI di Indonesia sebesar 189 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup (BPS, 2023a). Angka ini mengalami penurunan cukup tinggi dari AKI hasil Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, yaitu sebesar 305 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup (BPS, 2016). Dengan capaian yang cukup baik ini, target penurunan AKI
pada RPJMN 2020-2024 diprediksikan bisa tercapai. Meski demikian, masih perlu kerja
keras dari pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan untuk menurunkan AKI sesuai
target global.
id
(Kementerian Kesehatan, 2021b). Berdasarkan kelahiran hidup (BPS, 2015).
.
faktor-faktor yang meningkatkan risiko
go
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
kematian ibu tersebut, maka upaya s.
penurunan kematian ibu juga harus dilakukan pada semua tahapan, baik sebelum hamil,
p
saat hamil, persalinan, dan setelah persalinan, termasuk penggunaan KB pascapersalinan
.b
setelah melahirkan.
w
w
//w
Dalam rangka percepatan penurunan AKI, Bappenas mengusung model empat pilar
tp
berbasis periode yang dilalui perempuan dan remaja perempuan terkait kesehatan
ht
. id
go
p s.
Sumber: BPS, Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
.b
w
Hasil Susenas MKP 2022 menunjukkan bahwa 98,60 persen Perempuan Pernah Kawin (PPK)
w
umur 10-54 tahun yang pernah melahirkan dalam dua tahun terakhir memeriksakan
//w
kandungannya (Tabel 6.1). Meski demikian, tidak semua PPK memeriksakan kandungannya
di fasilitas kesehatan atau tenaga kesehatan. Masih ada PPK yang memeriksakan
s:
id
Gambar 6.2
.
Pemeriksa Kandungan Perempuan Pernah Kawin Umur 10-54 Tahun
go
yang Pernah Melahirkan dalam Dua Tahun Terakhir dan Memeriksakan Kandungan
s.
selama Kehamilan Anak Terakhir, 2022
p
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
kehamilan meliputi: (a) 1 (satu) kali pada trimester pertama; (b) 2 (dua) kali pada trimester
.
kedua; dan (c) 3 (tiga) kali pada trimester ketiga. Pelayanan tersebut biasa disebut juga
go
dengan K6. Ada tiga indikator yang bisa digunakan terkait jumlah kunjungan ibu hamil,
s.
yaitu kunjungan pertama (K1), kunjungan ke-4 (K4), dan kunjungan ke-6 (K6). Indikator K1
p
digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap pelayanan masa hamil,
.b
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai
s:
Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya
ht
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
Dari segi sebaran menurut provinsi, Provinsi DI Yogyakarta memiliki persentase tertinggi
.
go
PPK umur 10-54 tahun yang pernah melahirkan dalam dua tahun terakhir dan melakukan
K6 di fasilitas kesehatan atau oleh tenaga kesehatan selama kehamilan anak terakhir (91,53
s.
persen). Adapun Provinsi Jambi merupakan provinsi dengan persentase terendah, yaitu
p
.b
Selain jumlah kunjungan ibu hamil ke fasilitas kesehatan dan atau oleh tenaga kesehatan,
w
layanan ibu hamil juga mencakup jenis pemeriksaan yang dilakukan saat ibu hamil
//w
memeriksakan kandungan. Standar pelayanan kesehatan pada masa hamil meliputi 10T
s:
sebagai berikut:
tp
.id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
Kementerian Kesehatan (2018b) menyebutkan beberapa manfaat tablet zat besi bagi ibu
.
go
hamil sebagai berikut:
1. Menambah asupan nutrisi pada janin;
p s.
2. Mencegah anemia defisiensi zat besi;
.b
4. Menurunkan risiko kematian pada ibu karena pendarahan pada saat persalinan.
//w
Tablet tambah darah bisa didapatkan secara bebas di apotek, toko obat, maupun tempat
lainnya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil bisa mendapatkan tablet tambah darah secara
s:
mandiri meski tidak melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan dan atau oleh tenaga
tp
kesehatan. Hasil Susenas MKP 2022 menunjukkan bahwa tiga dari empat PPK umur 10-54
ht
tahun yang pernah melahirkan dalam dua tahun terakhir, mengonsumsi pil zat besi atau
penambah darah sebanyak 90 butir atau lebih selama kehamilan terakhirnya. Adapun
menurut klasifikasi desa, persentase untuk daerah perkotaan (76,86 persen) lebih tinggi
daripada daerah perdesaan (71,44 persen) (Tabel 6.12).
6.2 Melahirkan di Fasilitas Kesehatan atau oleh Tenaga Kesehatan Supaya Bayi Lahir
Sehat dan Ibu Selamat
Suksesnya proses melahirkan yang ditandai dengan bayi lahir sehat dan ibu selamat
merupakan salah satu kunci penurunan AKI. Untuk menciptakan proses melahirkan
tersebut, ibu harus melahirkan di fasilitas kesehatan atau oleh tenaga kesehatan. Hal ini
sejalan dengan SDGs Indikator 3.1.2*. Hasil Susenas Maret 2022 menunjukkan bahwa 95,79
persen ibu yang pernah melahirkan anak lahir hidup dalam dua tahun terakhir, anak lahir
hidup yang terakhir dilahirkan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan. Adapun yang
dilahirkan di fasilitas kesehatan, persentasenya sebesar 90,21 persen (BPS, 2022a).
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
melahirkan ditolong oleh bukan tenaga kesehatan (Tari & Andriani, 2022).
.
go
Pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh PPK sangat berpengaruh dalam pemilihan
penolong proses persalinan. Makin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan PPK, maka
s.
makin tinggi persentase PPK umur 10-54 tahun yang pernah melahirkan dalam dua tahun
p
.b
terakhir dan penolong pertama dan terakhir proses melahirkan anak terakhirnya adalah
w
kecenderungan 5,4 kali lebih tinggi daripada ibu dengan pendidikan di atas SD untuk
//w
melahirkan ditolong oleh bukan tenaga kesehatan (Tari & Andriani, 2022).
s:
Persalinan yang aman tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
tp
melainkan juga dilakukan di fasilitas kesehatan. Hasil Susenas MKP 2022 menunjukkan
ht
bahwa dari 100 PPK umur 10-54 tahun yang pernah melahirkan dalam dua tahun terakhir,
sebanyak 92 orang, penolong pertama dan terakhir proses melahirkan anak terakhirnya
adalah tenaga kesehatan dan dilakukan di fasilitas kesehatan. Namun demikian pada level
provinsi, masih terdapat provinsi dengan persentase di bawah 70,00 persen, yaitu Provinsi
Maluku dan Maluku Utara (Tabel 6.13). Hal ini tentu perlu mendapat perhatian mengingat
pentingnya persalinan aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan di fasilitas
kesehatan.
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
6.3 Pemantauan Ibu dan Bayi Pascapersalinan oleh Tenaga Kesehatan untuk
Memastikan Keduanya Sehat
Data Sampling Registration System (SRS) Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukkan
proporsi kejadian kematian ibu adalah 24 persen terjadi saat hamil, 26 persen saat
persalinan dan 40 persen pascapersalinan (Kementerian Kesehatan, 2018c). Tingginya
proporsi kematian pada masa pascamelahirkan menjadikan tahapan ini penting untuk
mendapat perhatian dan tidak boleh dianggap remeh.
id
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
.
go
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
s.
Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual Pasal 21, pelayanan
p
kesehatan masa sesudah melahirkan meliputi pelayanan kesehatan bagi ibu, pelayanan
.b
kesehatan bagi bayi baru lahir, serta pelayanan kesehatan bagi bayi dan anak. Pelayanan
w
kesehatan bagi ibu pada masa sesudah melahirkan dilakukan paling sedikit empat kali,
w
yaitu:
//w
1. Satu kali pada periode enam jam sampai dengan dua hari pascapersalinan;
s:
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
setelah melahirkan anak terakhir (41,67 persen) lebih besar daripada di daerah perdesaan
.
(37,76 persen) (Gambar 6.7). Penelitian oleh Fatema & Lariscy (2020) menginformasikan
go
bahwa pendidikan ibu, daerah tempat tinggal di perkotaan dan status ekonomi secara
s.
signifikan meningkatkan pemanfaatan layanan kesehatan ibu pascapersalinan di
p
Bangladesh.
.b
w
Selain pemeriksaan pada ibu, pelayanan kesehatan pascapersalinan juga dilakukan pada
w
bayi baru lahir atau disebut juga dengan kunjungan neonatal (KN). Pelayanan kesehatan
//w
pada bayi baru lahir dilakukan sejak bayi usia 6 jam sampai 28 hari. Pelayanan kesehatan
pada bayi baru lahir dilakukan sebanyak tiga kali yaitu:
s:
tp
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
lahir hidup, di mana anak terakhirnya melakukan KN lengkap. Adapun Provinsi Kepulauan
.
Bangka Belitung merupakan provinsi dengan persentase terendah (Gambar 6.8).
go
s.
6.4 KB Pascapersalinan untuk Mengatur Jarak Kehamilan
p
.b
. id
go
p s.
.b
sampai dengan 42 hari setelah melahirkan. Adapun alat KB yang dimaksud adalah alat KB
//w
intravag/kondom wanita/diafragma.
ht
Hasil Susenas MKP 2022 menunjukkan 73,01 persen PPK umur 10-54 tahun yang pernah
melahirkan dalam dua tahun terakhir, menggunakan alat KB modern pascapersalinan
setelah melahirkan anak terakhirnya (Tabel 6.19). Namun, dari 73,01 persen tersebut hanya
45,02 persennya yang menggunakannya bersamaan dengan proses melahirkan sampai
dengan 42 hari setelah melahirkan. Persentase untuk daerah perkotaan (47,78 persen) lebih
tinggi dibandingan dengan daerah perdesaan (41,61 persen) (Gambar 6.10). Hal ini
disebabkan oleh akses ke sumber daya sosial di perkotaan yang lebih baik daripada di
perdesaan seperti pendidikan, informasi, dan akses ke layanan KB (Srivastava, Pandey,
Singh, & Singh, 2022).
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
penurunan AKI perlu menjadi perhatian berbagai pihak yang berwenang. Hasil Susenas
ht
MKP 2022 menunjukkan bahwa alasan PPK yang melahirkan dalam dua tahun terakhir dan
tidak menggunakan KB modern pascapersalinan adalah karena takut efek samping (27,10
persen), alasan fertilitas (13,89 persen), menggunakan KB tradisional (12,49 persen), dan
alasan lainnya (46,52 persen) (Tabel 6.23). Alasan lainnya yang dimaksud di sini juga
mencakup tidak setuju KB, tidak tahu alat/cara KB, tidak tahu, dan lain-lain. Suksesnya
penggunaan KB pascapersalinan pada akhirnya berperan dalam penurunan AKI dan AKB.
Oleh karena itu semua pihak, baik pemerintah, penyuluh KB, maupun masyarakat harus
berperan dalam meningkatkan penggunaan KB pascapersalinan.
Aceh 98,88
Sumatera Utara 96,96
Sumatera Barat 97,77
Riau 97,88
Jambi 99,50
Sumatera Selatan 97,87
Bengkulu 98,89
Lampung 98,80
Kep. Bangka Belitung 100,00
Kep. Riau 99,52
id
DKI Jakarta 99,85
.
Jawa Barat 98,79
go
Jawa Tengah 100,00
DI Yogyakarta s. 100,00
Jawa Timur 99,10
p
Banten 99,20
.b
Bali 100,00
w
Maluku 94,92
Maluku Utara 97,21
Indonesia 98,60
Sumber: BPS, Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
Klasifikasi Desa
Perkotaan 99,37
Perdesaan 97,61
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 92,77
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 98,42
id
SMP/Sederajat 98,30
.
SM/Sederajat 99,15
go
Perguruan Tinggi 99,47
Status Ekonomi
s.
Kuintil 1 98,02
p
Kuintil 2 98,29
.b
Kuintil 3 98,78
w
Kuintil 4 99,24
w
Kuintil 5 99,20
//w
Indonesia 98,60
s:
Klasifikasi Desa
Perkotaan 23,23 26,54 32,86 2,19
Perdesaan 14,95 14,53 36,47 10,91
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 10,96 8,64 37,35 9,41
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 9,60 14,08 40,17 7,43
id
SMP/Sederajat 13,87 16,50 35,42 6,33
.
go
SM/Sederajat 21,40 26,66 34,25 5,19
Perguruan Tinggi 36,84 27,84 s. 26,97 4,72
Status Ekonomi
p
Kuintil 1 10,47 11,95 39,43 8,86
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 33,87 7,92 4,02
Perdesaan 34,01 21,00 7,54
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 21,77 24,59 11,17
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 32,88 18,40 9,56
SMP/Sederajat 38,62 16,66 6,08
SM/Sederajat 34,03 10,70 4,11
Perguruan Tinggi 29,94 7,52 2,53
id
Status Ekonomi
.
Kuintil 1 34,54 17,70 8,30
go
Kuintil 2 36,83 14,79 6,87
Kuintil 3 33,46 s. 15,56 5,23
Kuintil 4 35,53 10,10 2,99
p
Kuintil 5 27,12 5,52 1,77
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 41,14 77,54 7,53
Perdesaan 28,51 88,87 10,30
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 17,44 88,38 9,58
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
id
SD/Sederajat 19,42 91,02 8,38
SMP/Sederajat 27,03 89,42 8,18
.
go
SM/Sederajat 39,69 81,11 9,89
Perguruan Tinggi 60,78 s.64,50 7,30
Status Ekonomi
p
Kuintil 1 21,56 90,94 8,27
.b
id
DKI Jakarta 90,96 83,66 66,71
.
Jawa Barat 94,71 84,86 68,35
go
Jawa Tengah 93,88 87,79 71,50
DI Yogyakarta 97,94 s. 94,90 91,53
Jawa Timur 95,49 83,84 68,71
p
Banten 95,58 75,81 60,23
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 94,49 83,23 66,85
Perdesaan 92,24 73,25 53,76
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 87,40 62,37 44,95
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 91,46 74,59 55,10
id
SMP/Sederajat 94,07 81,67 62,54
.
SM/Sederajat 93,80 79,30 63,40
go
Perguruan Tinggi 95,37 81,60 63,97
Status Ekonomi
s.
Kuintil 1 91,28 73,88 56,63
p
Kuintil 2 94,66 79,92 61,93
.b
id
Kep. Bangka Belitung 97,78 93,19 98,51 88,58
.
Kep. Riau 100,00 81,91 100,00 80,92
go
DKI Jakarta 100,00 92,12 s. 100,00 92,28
Jawa Barat 99,01 88,20 98,48 92,70
p
Jawa Tengah 99,94 87,20 99,15 92,31
.b
id
Jawa Barat 88,58 97,24 93,49 62,70
Jawa Tengah 95,58 98,58 98,57 83,22
.
go
DI Yogyakarta 94,49 98,69 100,00 83,91
Jawa Timur 94,00 98,14
s. 97,10 76,54
Banten 86,92 88,74 82,26 57,11
p
Bali 90,35 97,51 99,47 80,60
.b
id
DKI Jakarta 83,79 90,52 93,15
.
go
Jawa Barat 62,24 78,37 74,33
Jawa Tengah 76,65 s. 92,17 90,90
DI Yogyakarta 81,98 95,83 98,10
Jawa Timur 71,90 89,02 87,68
p
Banten 54,32 71,43 53,66
.b
w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 99,38 86,54 98,73 90,98
Perdesaan 97,90 85,66 96,91 89,74
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 95,38 83,82 96,46 90,71
id
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
.
go
SD/Sederajat 98,10 84,65 97,41 90,07
SMP/Sederajat 98,79 87,25 s. 98,17 92,31
SM/Sederajat 98,93 85,01 97,82 88,72
p
Perguruan Tinggi 99,63 88,81 98,72 91,38
.b
Status Ekonomi
w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 90,86 97,35 95,45 67,47
Perdesaan 87,74 95,54 91,58 55,86
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 81,36 90,47 88,10 47,44
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 87,74 93,69 89,77 52,64
SMP/Sederajat 91,16 96,96 93,69 65,55
id
SM/Sederajat 89,14 97,35 94,75 63,82
Perguruan Tinggi 91,13 98,47 97,04 67,56
.
go
Status Ekonomi
Kuintil 1 89,81 95,51
s. 91,64 59,04
Kuintil 2 88,71 95,71 92,58 58,39
p
Kuintil 3 87,85 96,87 94,28 59,29
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 62,75 84,43 82,01
Perdesaan 51,29 80,38 80,62
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 47,58 73,00 71,70
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
id
SD/Sederajat 49,02 74,67 71,05
SMP/Sederajat 59,79 82,86 83,73
.
go
SM/Sederajat 58,18 84,17 84,72
Perguruan Tinggi 64,70 s. 89,17 84,29
Status Ekonomi
p
Kuintil 1 55,41 79,47 74,51
.b
Aceh 58,23
Sumatera Utara 49,97
Sumatera Barat 48,47
Riau 40,67
Jambi 67,53
Sumatera Selatan 57,53
Bengkulu 67,97
Lampung 63,44
id
Kep. Bangka Belitung 58,90
.
Kep. Riau 52,26
go
DKI Jakarta s. 75,91
Jawa Barat 76,33
Jawa Tengah 61,57
p
DI Yogyakarta 50,57
.b
Banten 69,08
w
Bali 68,53
//w
Maluku 81,93
Maluku Utara 72,93
Indonesia 64,68
Sumber: BPS, Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
Klasifikasi Desa
Perkotaan 64,58
Perdesaan 64,82
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 63,69
id
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
.
go
SD/Sederajat 65,48
SMP/Sederajat s. 63,47
SM/Sederajat 64,63
Perguruan Tinggi 66,12
p
.b
Status Ekonomi
w
Kuintil 1 63,66
Kuintil 2 64,59
w
Kuintil 3 64,65
//w
Kuintil 4 66,47
Kuintil 5 64,65
s:
tp
Indonesia 64,68
Sumber: BPS, Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
ht
id
Kep. Bangka Belitung 78,66 21,34
Kep. Riau 77,01 22,99
.
go
DKI Jakarta 83,47 s. 16,53
Jawa Barat 80,19 19,81
Jawa Tengah 83,75 16,25
p
DI Yogyakarta 88,34 11,66
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 76,86 23,14
Perdesaan 71,44 28,56
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 65,42 34,58
Sekolah dan Tidak Tamat
id
SD/Sederajat
.
go
SD/Sederajat 70,70 29,30
SMP/Sederajat 76,02 s. 23,98
SM/Sederajat 74,70 25,30
Perguruan Tinggi 77,46 22,54
p
.b
Status Ekonomi
Kuintil 1 74,10 25,90
w
id
Lampung 98,44 95,99
Kep. Bangka Belitung 99,80 97,50
.
go
Kep. Riau 100,00 98,43
Klasifikasi Desa
Perkotaan 97,31 95,85
Perdesaan 92,38 86,34
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 80,46 73,19
id
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 89,83 s. 84,55
SMP/Sederajat 95,70 92,32
SM/Sederajat 97,18 94,29
p
Perguruan Tinggi 98,71 96,65
.b
Status Ekonomi
w
id
DKI Jakarta 98,33 67,48
.
Jawa Barat 87,90 50,13
go
Jawa Tengah 93,91 38,32
DI Yogyakarta 89,20 s. 39,99
Jawa Timur 92,32 46,98
p
Banten 75,63 38,70
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 91,80 41,67
Perdesaan 90,31 37,76
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 85,58 31,43
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 86,85 34,50
id
SMP/Sederajat 91,38 41,40
.
SM/Sederajat 92,30 39,43
go
Perguruan Tinggi 93,91 46,12
Status Ekonomi
s.
Kuintil 1 89,49 35,13
p
Kuintil 2 88,65 38,13
.b
id
DKI Jakarta 96,91 77,17
.
Jawa Barat 85,87 54,60
go
Jawa Tengah 93,58 52,30
DI Yogyakarta 96,65 s. 62,31
Jawa Timur 91,02 61,11
p
Banten 74,66 45,23
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 91,10 51,58
Perdesaan 87,27 47,53
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 80,45 37,65
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 83,80 43,00
id
SMP/Sederajat 90,11 52,04
.
SM/Sederajat 90,69 49,53
go
Perguruan Tinggi 93,26 56,30
Status Ekonomi
s.
Kuintil 1 86,24 44,98
p
Kuintil 2 88,45 47,25
.b
id
Kep. Bangka Belitung 77,99 81,98
.
Kep. Riau 77,46 70,40
go
DKI Jakarta 92,18 s. 69,38
Jawa Barat 80,75 81,84
p
Jawa Tengah 81,48 71,26
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 80,22 71,37
Perdesaan 75,48 75,14
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 65,35 69,30
id
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
.
go
SD/Sederajat 77,25 80,98
SMP/Sederajat 79,55 s. 78,73
SM/Sederajat 78,35 70,57
p
Perguruan Tinggi 79,36 61,97
.b
Status Ekonomi
w
id
Kep. Bangka Belitung 37,83 62,17
.
Kep. Riau 46,58 53,42
go
DKI Jakarta 51,42 s. 48,58
Jawa Barat 49,90 50,10
p
Jawa Tengah 47,47 52,53
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 47,78 52,22
Perdesaan 41,61 58,39
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 45,66 54,34
id
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
.
go
SD/Sederajat 48,30 51,70
SMP/Sederajat 41,10 s. 58,90
SM/Sederajat 44,98 55,02
p
Perguruan Tinggi 48,64 51,36
.b
Status Ekonomi
w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 13,91 12,10 28,36 45,62
Perdesaan 10,37 16,56 25,20 47,87
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 10,13 21,23 12,66 55,98
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 6,23 17,92 22,06 53,79
id
SMP/Sederajat 11,07 13,85 30,43 44,65
.
go
SM/Sederajat 13,65 10,47 29,34 46,54
Perguruan Tinggi 15,41 16,09 s. 25,65 42,85
Status Ekonomi
p
Kuintil 1 11,39 14,51 22,74 51,36
.b
RS Pemerintah/Swasta
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 23,23 1,05 4,52 21,18 25,29
Perdesaan 14,95 0,74 4,94 13,50 16,40
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
id
Tidak/Belum Pernah 10,96 2,33 21,21 6,41 15,52
.
Sekolah dan Tidak Tamat
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 9,60 0,99 s. 10,33 7,65 11,54
SMP/Sederajat 13,87 1,05 7,57 11,81 15,93
p
SM/Sederajat 21,40 1,12 5,25 19,20 23,60
.b
Status Ekonomi
w
Rumah Bersalin/Klinik
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 26,54 1,16 4,36 24,27 28,81
Perdesaan 14,53 0,76 5,21 13,05 16,02
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 8,64 2,03 23,55 4,65 12,62
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 14,08 1,31 9,33 11,50 16,66
id
SMP/Sederajat 16,50 1,19 7,23 14,16 18,84
.
SM/Sederajat 26,66 1,26 4,72 24,19 29,13
go
Perguruan Tinggi 27,84 1,69 6,06 24,53 31,15
Status Ekonomi
p s.
Kuintil 1 11,95 0,99 8,26 10,01 13,89
.b
Puskesmas
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 32,86 1,22 3,72 30,46 35,26
Perdesaan 36,47 1,01 2,76 34,50 38,45
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 37,35 3,33 8,92 30,82 43,88
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 40,17 2,00 4,97 36,25 44,08
id
SMP/Sederajat 35,42 1,51 4,25 32,47 38,38
.
SM/Sederajat 34,25 1,32 3,85 31,66 36,83
go
Perguruan Tinggi 26,97 1,55 5,73 23,94 29,99
Status Ekonomi
p s.
Kuintil 1 39,43 1,55 3,94 36,38 42,48
.b
Pustu
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 2,19 0,33 14,90 1,55 2,83
Perdesaan 10,91 0,66 6,04 9,61 12,20
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 9,41 1,58 16,76 6,32 12,50
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 7,43 0,85 11,39 5,77 9,09
id
SMP/Sederajat 6,33 0,60 9,40 5,16 7,50
.
SM/Sederajat 5,19 0,48 9,30 4,25 6,14
go
Perguruan Tinggi 4,72 0,62 13,11 3,51 5,94
Status Ekonomi
p s.
Kuintil 1 8,86 0,75 8,43 7,39 10,32
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 33,87 1,28 3,79 31,36 36,39
Perdesaan 34,01 1,07 3,15 31,91 36,11
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 21,77 3,17 14,56 15,56 27,98
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 32,88 1,97 5,98 29,03 36,74
id
SMP/Sederajat 38,62 1,65 4,28 35,38 41,86
.
SM/Sederajat 34,03 1,27 3,73 31,55 36,52
go
Perguruan Tinggi 29,94 1,63 5,44 26,75 33,14
Status Ekonomi
p s.
Kuintil 1 34,54 1,53 4,44 31,53 37,54
.b
Polindes/Poskesdes
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 7,92 0,72 9,13 6,50 9,34
Perdesaan 21,00 0,89 4,22 19,26 22,74
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 24,59 3,17 12,88 18,38 30,80
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 18,40 1,40 7,60 15,66 21,14
id
SMP/Sederajat 16,66 1,14 6,82 14,44 18,89
.
SM/Sederajat 10,70 0,82 7,65 9,09 12,30
go
Perguruan Tinggi 7,52 0,87 11,57 5,82 9,23
Status Ekonomi
p s.
Kuintil 1 17,70 1,13 6,41 15,48 19,92
.b
Lainnya
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 4,02 0,74 18,39 2,57 5,47
Perdesaan 7,54 0,55 7,25 6,47 8,61
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 11,17 2,73 24,43 5,82 16,52
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 9,56 1,65 17,25 6,33 12,80
id
SMP/Sederajat 6,08 0,71 11,65 4,69 7,47
.
SM/Sederajat 4,11 0,48 11,74 3,16 5,05
go
Perguruan Tinggi 2,53 0,39 15,47 1,76 3,30
Status Ekonomi
p s.
Kuintil 1 8,30 0,92 11,04 6,50 10,10
.b
id
Sumatera Selatan 99,52 0,35 0,36 98,82 100,21
Bengkulu 99,68 0,32 0,32 99,06 100,31
.
go
Lampung 98,00 1,48 1,51 95,11 100,90
Kep. Bangka Belitung 97,78 1,56 s. 1,60 94,72 100,83
Kep. Riau 100,00 0,00 0,00 100,00 100,00
p
DKI Jakarta 100,00 0,00 0,00 100,00 100,00
.b
id
DKI Jakarta 92,12 3,10 3,37 86,04 98,20
.
Jawa Barat 88,20 1,88 2,13 84,51 91,88
go
Jawa Tengah 87,20 1,67 1,91 83,94 90,47
DI Yogyakarta 82,16 6,59 8,02 69,24 95,09
s.
Jawa Timur 91,20 1,45 1,58 88,36 94,03
p
Banten 86,53 3,78 4,37 79,11 93,95
.b
id
DKI Jakarta 100,00 0,00 0,00 100,00 100,00
.
Jawa Barat 98,48 0,51 0,52 97,48 99,48
go
Jawa Tengah 99,15 0,44 0,45 98,28 100,02
DI Yogyakarta 96,76 3,17 3,27 90,55 102,97
s.
Jawa Timur 98,68 0,50 0,51 97,70 99,66
p
Banten 98,32 0,96 0,98 96,43 100,21
.b
id
DKI Jakarta 92,28 2,88 3,13 86,63 97,94
.
Jawa Barat 92,70 1,32 1,43 90,10 95,29
go
Jawa Tengah 92,31 1,29 1,40 89,77 94,84
DI Yogyakarta 90,86 5,83 6,41 79,44 102,28
s.
Jawa Timur 94,85 0,99 1,04 92,92 96,79
p
Banten 92,60 2,00 2,16 88,68 96,53
.b
id
DKI Jakarta 95,09 2,47 2,59 90,25 99,92
.
Jawa Barat 88,58 1,73 1,95 85,19 91,98
go
Jawa Tengah 95,58 1,00 1,05 93,62 97,54
DI Yogyakarta 94,49 3,48 3,68 87,67 101,31
s.
Jawa Timur 94,00 1,14 1,21 91,77 96,23
p
Banten 86,92 3,58 4,12 79,89 93,95
.b
id
DKI Jakarta 100,00 0,00 0,00 100,00 100,00
.
Jawa Barat 97,24 0,82 0,84 95,63 98,85
go
Jawa Tengah 98,58 0,63 0,64 97,34 99,82
DI Yogyakarta 98,69 1,31 1,32 96,13 101,25
s.
Jawa Timur 98,14 0,63 0,64 96,91 99,37
p
Banten 88,74 5,38 6,06 78,19 99,29
.b
id
DKI Jakarta 100,00 0,00 0,00 100,00 100,00
.
Jawa Barat 93,49 1,63 1,74 90,30 96,68
go
Jawa Tengah 98,57 0,70 0,71 97,20 99,94
DI Yogyakarta 100,00 0,00 0,00 100,00 100,00
s.
Jawa Timur 97,10 0,83 0,85 95,48 98,72
p
Banten 82,26 5,94 7,22 70,61 93,91
.b
id
DKI Jakarta 87,71 4,13 4,71 79,62 95,81
.
Jawa Barat 62,70 2,94 4,70 56,93 68,48
go
Jawa Tengah 83,22 1,92 2,30 79,47 86,97
DI Yogyakarta 83,91 7,25 8,64 69,70 98,13
s.
Jawa Timur 76,54 2,04 2,67 72,54 80,55
p
Banten 57,11 6,83 11,96 43,72 70,49
.b
id
DKI Jakarta 83,79 4,35 5,19 75,26 92,32
.
Jawa Barat 62,24 2,93 4,70 56,51 67,98
go
Jawa Tengah 76,65 2,15 2,80 72,44 80,86
DI Yogyakarta 81,98 7,44 9,08 67,39 96,57
s.
Jawa Timur 71,90 2,24 3,11 67,51 76,29
p
Banten 54,32 6,93 12,75 40,74 67,89
.b
Konsultasi
Relative Selang Kepercayaan
Provinsi Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
DKI Jakarta 90,52 3,41 3,77 83,83 97,20
.
Jawa Barat 78,37 2,64 3,37 73,20 83,54
go
Jawa Tengah 92,17 1,30 1,41 89,62 94,71
DI Yogyakarta 95,83 2,86 2,98 90,24 101,43
s.
Jawa Timur 89,02 1,37 1,54 86,33 91,71
p
Banten 71,43 7,52 10,52 56,69 86,17
.b
id
DKI Jakarta 93,15 4,89 5,25 83,57 102,74
.
go
Jawa Barat 74,33 5,04 6,78 64,45 84,21
Jawa Tengah 90,90 2,62 s. 2,88 85,76 96,04
DI Yogyakarta 98,10 2,02 2,06 94,13 102,08
p
Jawa Timur 87,68 3,30 3,77 81,19 94,16
.b
id
Sumatera Selatan 62,17 3,89 6,25 54,55 69,80
.
Bengkulu 67,43 4,26 6,31 59,08 75,77
go
Lampung 75,28 3,64 4,84 68,14 82,41
Kep. Bangka Belitung 78,66 4,75 6,04 69,34 87,98
s.
Kep. Riau 77,01 6,45 8,38 64,36 89,65
p
.b
id
DKI Jakarta 16,53 4,38 26,471 7,95 25,11
.
go
Jawa Barat 19,81 2,17 10,94 15,56 24,06
Jawa Tengah 16,25 1,73 s. 10,68 12,85 19,65
DI Yogyakarta 11,66 4,54 38,971 2,75 20,57
p
Jawa Timur 21,51 2,16 10,05 17,27 25,75
.b
Melakukan KF1
Relative Selang Kepercayaan
Provinsi Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
Bengkulu 95,18 2,19 2,31 90,88 99,48
Lampung 94,87 1,38 1,46 92,16 97,57
.
go
Kep. Bangka Belitung 92,55 3,53 3,81 85,64 99,46
Kep. Riau 95,36 2,90 s. 3,04 89,67 101,05
Melakukan KF Lengkap
Relative Selang Kepercayaan
Provinsi Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
DKI Jakarta 67,48 5,53 8,19 56,65 78,31
.
Jawa Barat 50,13 2,93 5,84 44,39 55,87
go
Jawa Tengah 38,32 2,58 6,74 33,26 43,38
DI Yogyakarta 39,99 8,50 21,24 23,33 56,64
s.
Jawa Timur 46,98 2,57 5,46 41,95 52,01
p
Banten 38,70 6,39 16,51 26,18 51,23
.b
Menggunakan KB Tradisional
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 13,91 1,42 10,17 11,14 16,69
Perdesaan 10,37 1,12 10,81 8,17 12,58
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
id
Ditamatkan
.
go
Tidak/Belum Pernah 10,13 3,44 33,901 3,40 16,87
Sekolah dan Tidak Tamat s.
SD/Sederajat
SD/Sederajat 6,23 1,55 24,80 3,20 9,26
p
SMP/Sederajat 11,07 1,80 16,21 7,55 14,59
.b
Status Ekonomi
//w
Alasan Fertilitas
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 12,10 1,29 10,67 9,57 14,64
Perdesaan 16,56 1,45 8,78 13,71 19,40
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 21,23 4,92 23,16 11,58 30,87
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 17,92 2,71 15,10 12,61 23,23
id
SMP/Sederajat 13,85 1,98 14,28 9,97 17,73
.
SM/Sederajat 10,47 1,36 13,04 7,79 13,14
go
Perguruan Tinggi 16,09 1,95 12,15 12,26 19,92
Status Ekonomi
p s.
Kuintil 1 14,51 1,80 12,42 10,98 18,05
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 28,36 1,87 6,58 24,70 32,02
Perdesaan 25,20 1,55 6,14 22,17 28,24
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 12,66 2,81 22,18 7,16 18,17
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 22,06 2,85 12,91 16,47 27,65
id
SMP/Sederajat 30,43 2,90 9,54 24,74 36,12
.
SM/Sederajat 29,34 2,13 7,27 25,15 33,52
go
Perguruan Tinggi 25,65 2,29 8,94 21,16 30,15
Status Ekonomi
p s.
Kuintil 1 22,74 2,02 8,87 18,78 26,69
.b
Lainnya
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 45,62 2,06 4,52 41,57 49,67
Perdesaan 47,87 1,81 3,78 44,32 51,41
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah 55,98 6,12 10,94 43,97 67,99
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 53,79 3,45 6,42 47,02 60,56
id
SMP/Sederajat 44,65 2,94 6,58 38,88 50,41
.
SM/Sederajat 46,54 2,36 5,08 41,91 51,17
go
Perguruan Tinggi 42,85 2,86 6,67 37,24 48,45
Status Ekonomi
p s.
Kuintil 1 51,36 2,60 5,06 46,27 56,46
.b
Imunisasi rutin jangan sampai dilupakan untuk mencegah berbagai penyakit bagi anak.
Ketika vaksinasi sudah menjadi program pemerintah, maka biasanya yang dicegah
adalah termasuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
yang bisa menyebabkan kecacatan nyata atau meninggal.
COVID-19 memang sangat menular tetapi penyakit seperti difteri, campak, dan polio
id
jauh lebih berbahaya pada anak meski penularannya tidak secepat COVID-19.
.
go
Jika kita abai pada vaksinasi rutin maka akan terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)
yang seharusnya sudah bisa dikendalikan.
p s.
-Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam seminar IDAI tahun 2021 bertema
.b
Penurunan kematian bayi dan balita merupakan salah satu fokus pembangunan tidak
hanya di Indonesia melainkan juga di seluruh negara di dunia. Hal ini tertuang dalam
s:
Target 3.2 SDGs yaitu pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita
tp
yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian
ht
Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita 25
per 1.000 kelahiran hidup.
Indonesia berhasil menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 26 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2010 menjadi 16,85 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2020 (BPS,
2023b). Begitu juga dengan Angka Kematian Balita, di mana Indonesia berhasil
menurunkannya dari 32 pada tahun 2017 (BPS, 2023c) menjadi 19,83 pada tahun 2020
(BPS, 2023d). Penurunan ini tentu berhubungan dengan berbagai upaya yang sudah
dilakukan oleh pemerintah. Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan kesehatan
bayi dan balita adalah melalui pemberian imunisasi dasar lengkap serta vitamin A.
7.1 Imunisasi untuk Bayi dan Balita Indonesia yang Sehat serta Berkualitas
Untuk mewujudkan anak-anak Indonesia yang sehat, diperlukan suatu upaya untuk
mencegah suatu penyakit salah satunya melalui pemberian imunisasi. Imunisasi memiliki
banyak manfaat di antaranya dapat menurunkan morbiditas (angka kesakitan),
id
imunisasi terhadap beberapa penyakit sebagai tentang Penyelenggaraan Imunisasi).
.
berikut: (1) hepatitis B; (2) poliomyelitis; (3)
go
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
tuberculosis; (4) difteri; (5) pertussis; (6) tetanus; s.
(7) pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib);
p
dan (8) campak. Adapun imunisasi lanjutan merupakan ulangan beberapa imunisasi dasar
.b
perlindungan anak yang sudah mendapatkan imunisasi dasar. Salah satu parameter yang
//w
biasa digunakan untuk mengukur capaian imunisasi adalah indikator imunisasi dasar
lengkap. Hasil Susenas Maret 2022 menunjukkan bahwa 63,17 persen anak umur 12-23
s:
bulan menerima imunisasi dasar lengkap pada tahun 2022 (BPS, 2022a).
tp
Untuk melengkapi hasil dari Susenas Maret 2022, Susenas MKP 2022 mengumpulkan data
ht
tentang lokasi pemberian imunisasi. Hasil Susenas MKP 2022 tersebut menunjukkan bahwa
dari 100 anak umur 0-23 bulan yang pernah diberi imunisasi, sekitar 54 anak diberi
imunisasi di posyandu (Gambar 7.1). Hal ini kemungkinan dikarenakan keberadaan
posyandu yang cukup banyak di masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos
Pelayanan Terpadu, posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sesuai dengan konsep
tersebut, keberadaan posyandu lebih banyak tersebar di masyarakat sehingga lebih mudah
diakses untuk memperoleh imunisasi anak.
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
Selain lokasi pemberian imunisasi, Susenas MKP 2022 juga menghasilkan data pemberi
ht
imunisasi. Gambar 7.2 menunjukkan bahwa bidan merupakan pemberi imunisasi dengan
persentase terbesar yaitu sebesar 87,09 persen. Dengan kata lain, dari 100 anak umur 0-23
bulan yang pernah diberi imunisasi, sekitar 87 anak diberi imunisasi oleh bidan. Tingginya
persentase imunisasi oleh bidan disebabkan peran bidan yang sangat strategis karena
bersentuhan langsung dengan obyek di tengah masyarakat (Kementerian Kesehatan,
2017b). Persentase menurut klasifikasi desa menunjukkan bahwa persentase anak umur 0-
23 bulan yang pernah diberi imunisasi oleh bidan untuk daerah perkotaan lebih rendah
dibandingkan daerah perdesaan. Adapun untuk anak umur 0-23 bulan yang pernah diberi
imunisasi oleh dokter spesialis anak, persentasenya sebesar 8,55 persen, dengan
persentase untuk daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan.
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
Susenas MKP 2022 mengumpulkan data alasan anak umur 0-23 bulan tidak menerima
.
imunisasi.
go
Gambar 7.3 menunjukkan bahwa lebih dari separuh anak umur 0-23 bulan tidak pernah
s.
diberi imunisasi karena khawatir dengan efek samping vaksin (52,44 persen). Sementara itu,
p
.b
anak umur 0-23 bulan yang tidak pernah diberi imunisasi karena khawatir dengan
w
Sebagai salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesehatan anak-
s:
anak melalui imunisasi, imunisasi rutin wajib (dasar dan lanjutan) bebas biaya karena
tp
merupakan salah satu penyebab hanya sebagian kecil anak yang tidak diberi imunisasi
karena tidak memiliki biaya (10,21 persen) (Gambar 7.3).
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
antara kedua provinsi tersebut sangat tinggi. Dari fakta tersebut, pemerataan pemberian
.
vitamin A di seluruh Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.
go
Untuk meningkatkan capaian pemberian vitamin A, pemerintah khususnya Kementerian
s.
Kesehatan perlu lebih gencar melakukan sosialisasi terkait pentingnya pemberian vitamin A
p
.b
untuk balita pada masyarakat. Pada beberapa provinsi dengan capaian yang masih rendah
w
juga perlu perlakuan khusus untuk meningkatkan pemberian vitamin A dalam rangka
w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 13,02 13,19 18,90 1,60
Perdesaan 6,11 3,02 14,59 7,84
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 5,69 2,14 16,20 5,33
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 6,23 5,51s. 15,95 6,18
SMP/Sederajat 8,77 6,16 14,80 4,23
p
SM/Sederajat 9,38 12,09 18,51 3,38
.b
Status Ekonomi
Kuintil 1 4,55 3,78 18,08 5,39
w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 14,91 4,10 47,19 0,83
Perdesaan 5,76 10,93 63,81 0,85
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
Tidak/Belum Pernah 6,46 10,37 64,76 0,97
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
SD/Sederajat 10,10 8,57 59,15 1,04
id
SMP/Sederajat 9,39 8,20 58,95 1,14
.
SM/Sederajat 12,48 5,65 52,32 0,61
go
Perguruan Tinggi 13,26 4,43 38,07 0,57
Status Ekonomi
p s.
Kuintil 1 10,08 9,72 59,37 1,34
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 12,37 1,95 84,00 7,12 2,75 0,19
Perdesaan 3,57 0,78 91,13 10,42 2,95 0,34
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 3,65 1,02 90,22 11,23 2,77 NA
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 4,32 1,19 91,09
s. 7,52 2,48 NA
SMP/Sederajat 5,93 1,27 88,90 8,67 3,06 NA
p
SM/Sederajat 8,27 1,20 88,18 8,28 2,91 0,30
.b
Status Ekonomi
Kuintil 1 2,60 0,96 91,34 7,68 2,39 0,47
w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 16,94 11,69 17,46 57,90
Perdesaan 19,75 8,28 14,32 45,37
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
id
Ditamatkan KRT
Tidak/Belum Pernah 33,73 NA 17,26 52,14
.
go
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat s.
SD/Sederajat 13,59 12,77 20,77 45,37
p
SMP/Sederajat 27,48 8,04 17,75 51,42
.b
Status Ekonomi
w
Kuintil 5 NA NA NA 58,22
ht
Klasifikasi Desa
Perkotaan 35,00 30,94 16,38
Perdesaan 34,20 37,43 26,09
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
Tidak/Belum Pernah 21,46 13,33 18,72
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
id
SD/Sederajat 29,53 28,49 32,04
.
SMP/Sederajat 36,70 44,41 14,43
go
SM/Sederajat 41,01 38,93 15,16
Perguruan Tinggi 39,89 s. 29,89 21,88
p
Status Ekonomi
.b
id
Jawa Barat 85,42 14,58
Jawa Tengah 85,76 14,24
.
go
DI Yogyakarta 85,77 14,23
Jawa Timur 83,76 s. 16,24
Banten 73,87 26,13
p
Bali 82,01 17,99
.b
Klasifikasi Desa
Perkotaan 79,74 20,26
Perdesaan 75,43 24,57
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
Tidak/Belum Pernah 73,85 26,15
Sekolah dan Tidak Tamat
id
SD/Sederajat
.
SD/Sederajat 76,28 23,72
go
SMP/Sederajat 78,48 21,52
SM/Sederajat 78,72 21,28
s.
Perguruan Tinggi 79,96 20,04
p
.b
Status Ekonomi
Kuintil 1 75,81 24,19
w
RS Pemerintah/RS Swasta
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 13,02 0,89 6,86 11,27 14,77
Perdesaan 6,11 0,57 9,26 5,00 7,22
Jenis Kelamin
Laki-laki 10,19 0,59 5,80 9,03 11,35
Perempuan 7,23 1,65 22,81 4,00 10,47
Tingkat Pendidikan
id
Tertinggi yang
.
go
Ditamatkan KRT
Tidak/Belum Pernah 5,69 1,23 s. 21,54 3,29 8,10
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
p
SD/Sederajat 6,23 0,89 14,34 4,48 7,98
.b
Status Ekonomi
Kuintil 1 4,55 0,70 15,34 3,18 5,92
s:
Rumah Bersalin/Klinik
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 13,19 1,03 7,83 11,16 15,21
Perdesaan 3,02 0,41 13,51 2,22 3,82
Jenis Kelamin
Laki-laki 9,00 0,63 6,98 7,77 10,23
Perempuan 4,91 2,06 41,931 0,87 8,94
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 2,14 0,84 38,991 0,50 3,78
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 5,51 0,97 s. 17,63 3,60 7,41
SMP/Sederajat 6,16 0,95 15,42 4,29 8,02
p
SM/Sederajat 12,09 1,26 10,40 9,62 14,55
.b
Status Ekonomi
w
Puskesmas
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 18,90 1,02 5,39 16,91 20,90
Perdesaan 14,59 0,83 5,70 12,96 16,22
Jenis Kelamin
Laki-laki 16,70 0,69 4,12 15,35 18,05
Perempuan 22,83 3,29 14,42 16,37 29,28
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 16,20 1,97 12,16 12,34 20,06
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 15,95 1,29 s. 8,06 13,43 18,47
SMP/Sederajat 14,80 1,40 9,44 12,07 17,54
p
SM/Sederajat 18,51 1,15 6,23 16,25 20,77
.b
Status Ekonomi
w
Pustu
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 1,60 0,26 16,39 1,09 2,11
Perdesaan 7,84 0,61 7,81 6,64 9,04
Jenis Kelamin
Laki-laki 4,39 0,32 7,36 3,75 5,02
Perempuan 2,83 0,72 25,571 1,41 4,25
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 5,33 0,98 18,36 3,41 7,25
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 6,18 0,74 s. 11,96 4,73 7,63
SMP/Sederajat 4,23 0,61 14,43 3,03 5,42
p
SM/Sederajat 3,38 0,42 12,47 2,55 4,20
.b
Status Ekonomi
w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 14,91 1,10 7,38 12,75 17,07
Perdesaan 5,76 0,57 9,97 4,63 6,89
Jenis Kelamin
Laki-laki 11,03 0,70 6,34 9,66 12,40
Perempuan 9,50 2,81 29,601 3,99 15,02
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 6,46 1,42 21,94 3,68 9,24
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 10,10 1,23 s. 12,18 7,69 12,51
SMP/Sederajat 9,39 1,33 14,13 6,79 11,99
p
SM/Sederajat 12,48 1,16 9,32 10,20 14,76
.b
Status Ekonomi
w
Polindes/Poskesdes
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 4,10 0,55 13,48 3,01 5,18
Perdesaan 10,93 0,73 6,69 9,50 12,36
Jenis Kelamin
Laki-laki 7,06 0,46 6,57 6,15 7,96
Perempuan 7,08 1,47 20,81 4,19 9,97
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 10,37 1,60 15,47 7,23 13,52
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 8,57 0,93 s. 10,82 6,75 10,39
SMP/Sederajat 8,20 1,02 12,46 6,20 10,21
p
SM/Sederajat 5,65 0,67 11,82 4,34 6,95
.b
Status Ekonomi
w
Posyandu
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 47,19 1,51 3,19 44,24 50,14
Perdesaan 63,81 1,13 1,77 61,60 66,03
Jenis Kelamin
Laki-laki 54,16 1,01 1,86 52,18 56,13
Perempuan 58,57 3,70 6,31 51,32 65,82
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 64,76 2,54 3,92 59,78 69,73
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 59,15 1,82 s. 3,08 55,58 62,72
SMP/Sederajat 58,95 2,00 3,40 55,02 62,88
p
SM/Sederajat 52,32 1,68 3,22 49,02 55,62
.b
Status Ekonomi
w
Lainnya
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 0,83 0,23 27,061 0,39 1,28
Perdesaan 0,85 0,20 23,43 0,46 1,24
Jenis Kelamin
Laki-laki 0,81 0,16 19,27 0,51 1,12
Perempuan NA NA 60,002 NA NA
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 0,97 0,43 43,841 0,14 1,81
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 1,04 0,37 s. 35,221 0,32 1,77
SMP/Sederajat 1,14 0,39 34,201 0,38 1,91
p
SM/Sederajat 0,61 0,22 35,941 0,18 1,04
.b
Status Ekonomi
w
Kuintil 5 NA NA 59,372 NA NA
tp
Klasifikasi Desa
Perkotaan 12,37 0,93 7,49 10,55 14,18
Perdesaan 3,57 0,46 12,82 2,67 4,46
Jenis Kelamin
Laki-laki 8,53 0,58 6,77 7,40 9,66
Perempuan 8,93 2,25 25,171 4,52 13,34
Tingkat Pendidikan
id
Tertinggi yang
.
go
Ditamatkan KRT
Tidak/Belum Pernah 3,65 1,19 s. 32,671 1,31 5,99
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
p
SD/Sederajat 4,32 0,77 17,90 2,80 5,83
.b
Status Ekonomi
Kuintil 1 2,60 0,53 20,56 1,55 3,64
s:
Dokter Umum
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 1,95 0,41 21,30 1,13 2,76
Perdesaan 0,78 0,19 23,65 0,42 1,15
Jenis Kelamin
Laki-laki 1,34 0,23 17,57 0,88 1,80
Perempuan NA NA 62,752 NA NA
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 1,02 0,45 43,921 0,14 1,89
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 1,19 0,48 s. 40,511 0,25 2,14
SMP/Sederajat 1,27 0,43 33,941 0,43 2,12
p
SM/Sederajat 1,20 0,38 31,811 0,45 1,95
.b
Status Ekonomi
w
Bidan
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 84,00 0,99 1,18 82,06 85,95
Perdesaan 91,13 0,56 0,62 90,03 92,23
Jenis Kelamin
Laki-laki 87,18 0,61 0,70 85,97 88,38
Perempuan 85,58 2,82 3,30 80,04 91,11
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 90,22 1,44 1,60 87,39 93,04
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 91,09 0,99 s. 1,09 89,15 93,03
SMP/Sederajat 88,90 1,29 1,45 86,37 91,43
p
SM/Sederajat 88,18 0,93 1,06 86,35 90,01
.b
Status Ekonomi
w
Perawat
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 7,12 0,60 8,47 5,93 8,30
Perdesaan 10,42 0,61 5,83 9,23 11,61
Jenis Kelamin
Laki-laki 8,52 0,44 5,18 7,66 9,39
Perempuan 8,99 1,74 19,36 5,58 12,40
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 11,23 1,42 12,64 8,45 14,01
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 7,52 0,74 s. 9,87 6,06 8,97
SMP/Sederajat 8,67 0,95 10,93 6,81 10,53
p
SM/Sederajat 8,28 0,75 9,07 6,81 9,75
.b
Status Ekonomi
w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 2,75 0,40 14,57 1,96 3,53
Perdesaan 2,95 0,39 13,08 2,19 3,70
Jenis Kelamin
Laki-laki 2,90 0,29 10,01 2,33 3,47
Perempuan 1,69 0,72 42,601 0,28 3,09
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 2,77 0,79 28,401 1,23 4,32
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 2,48 0,47 s. 19,10 1,55 3,41
SMP/Sederajat 3,06 0,64 21,00 1,80 4,32
p
SM/Sederajat 2,91 0,50 17,20 1,93 3,90
.b
Status Ekonomi
w
Lainnya
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 0,19 0,09 46,541 0,02 0,37
Perdesaan 0,34 0,11 32,971 0,12 0,55
Jenis Kelamin
Laki-laki 0,27 0,07 27,421 0,12 0,41
Perempuan NA NA - NA NA
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah NA NA 75,412 NA NA
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat NA NA s. 50,762 NA NA
SMP/Sederajat NA NA 100,032 NA NA
p
SM/Sederajat 0,30 0,14 44,941 0,04 0,57
.b
Status Ekonomi
w
Kuintil 3 NA NA 56,502 NA NA
Kuintil 4 0,21 0,10 45,671 0,02 0,41
s:
Kuintil 5 NA NA 100,022 NA NA
tp
Klasifikasi Desa
Perkotaan 16,94 4,30 25,391 8,48 25,40
Perdesaan 19,75 3,13 15,84 13,60 25,91
Jenis Kelamin
Laki-laki 18,51 2,86 15,45 12,89 24,14
Perempuan NA NA 90,982 NA NA
Tingkat Pendidikan
id
Tertinggi yang
.
go
Ditamatkan KRT
Tidak/Belum Pernah 33,73 10,12 s. 30,001 13,84 53,63
Sekolah dan Tidak Tamat
SD/Sederajat
p
SD/Sederajat 13,59 3,56 26,171 6,60 20,58
.b
Status Ekonomi
Kuintil 1 18,01 4,41 24,48 9,34 26,69
s:
Kuintil 5 NA NA 50,772 NA NA
Klasifikasi Desa
Perkotaan 11,69 3,27 28,001 5,26 18,13
Perdesaan 8,28 1,97 23,82 4,40 12,16
Jenis Kelamin
Laki-laki 10,84 2,18 20,11 6,55 15,13
Perempuan NA NA 101,852 NA NA
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah NA NA 76,172 NA NA
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 12,77 4,64 s. 36,341 3,65 21,89
SMP/Sederajat 8,04 2,61 32,411 2,92 13,16
p
SM/Sederajat 15,32 4,85 31,671 5,78 24,86
.b
Status Ekonomi
w
Kuintil 3 NA NA 56,632 NA NA
Kuintil 4 NA NA 89,492 NA NA
s:
Kuintil 5 NA NA 67,602 NA NA
tp
Klasifikasi Desa
Perkotaan 17,46 3,73 21,38 10,12 24,80
Perdesaan 14,32 2,64 18,46 9,12 19,52
Jenis Kelamin
Laki-laki 15,66 2,42 15,44 10,91 20,42
Perempuan NA NA 56,562 NA NA
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 17,26 7,85 45,461 1,83 32,68
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 20,77 5,58 s. 26,861 9,80 31,74
SMP/Sederajat 17,75 5,14 28,941 7,65 27,84
p
SM/Sederajat 13,60 3,25 23,91 7,21 19,99
.b
Status Ekonomi
w
Kuintil 5 NA NA 92,762 NA NA
tp
Klasifikasi Desa
Perkotaan 57,90 4,98 8,61 48,10 67,70
Perdesaan 45,37 4,26 9,40 36,99 53,76
Jenis Kelamin
Laki-laki 52,24 3,48 6,67 45,39 59,09
Perempuan 55,24 12,55 22,71 30,57 79,91
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 52,14 10,68 20,48 31,14 73,14
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 45,37 5,88 s. 12,96 33,81 56,94
SMP/Sederajat 51,42 7,80 15,18 36,07 66,76
p
SM/Sederajat 61,67 5,54 8,98 50,77 72,56
.b
Status Ekonomi
w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 35,00 4,75 13,57 25,66 44,33
Perdesaan 34,20 4,12 12,05 26,09 42,30
Jenis Kelamin
Laki-laki 34,09 3,32 9,75 27,56 40,62
Perempuan 42,37 12,27 28,951 18,25 66,49
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 21,46 8,69 40,501 4,37 38,56
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 29,53 5,30 s. 17,94 19,11 39,95
SMP/Sederajat 36,70 7,15 19,48 22,64 50,76
p
SM/Sederajat 41,01 5,68 13,85 29,84 52,18
.b
Status Ekonomi
w
Klasifikasi Desa
Perkotaan 30,94 4,86 15,72 21,38 40,50
Perdesaan 37,43 4,10 10,96 29,36 45,50
Jenis Kelamin
Laki-laki 34,71 3,41 9,83 28,00 41,42
Perempuan 20,71 9,39 45,341 2,25 39,17
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 13,33 5,43 40,721 2,66 24,00
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 28,49 5,30 s. 18,59 18,08 38,91
SMP/Sederajat 44,41 7,91 17,81 28,86 59,97
p
SM/Sederajat 38,93 5,79 14,88 27,54 50,33
.b
Status Ekonomi
w
Lainnya
Relative Selang Kepercayaan
Karakteristik Standard Standard 95,00 Persen
Estimasi
Error Error Batas Batas
(Persen) Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Klasifikasi Desa
Perkotaan 16,38 3,04 18,54 10,41 22,35
Perdesaan 26,09 3,78 14,50 18,65 33,52
Jenis Kelamin
Laki-laki 19,71 2,35 11,91 15,10 24,33
Perempuan 33,03 12,84 38,871 7,78 58,28
Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan KRT
id
Tidak/Belum Pernah 18,72 6,35 33,901 6,24 31,20
Sekolah dan Tidak Tamat
.
go
SD/Sederajat
SD/Sederajat 32,04 5,88 s. 18,34 20,48 43,59
SMP/Sederajat 14,43 4,11 28,451 6,36 22,50
p
SM/Sederajat 15,16 3,02 19,89 9,23 21,09
.b
Status Ekonomi
w
Ahsan, A., Wiyono, N.H., Toersilaningsih, R., Asmanedi, Kiting, A.S., dan Aninditya, F. (2016).
Peta Jalan Reformasi Kebijakan Cukai Hasil Tembakau: Sebuah Prakarsa Menuju
Indonesia Sehat. Depok: Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. (2019). Laporan
Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan.
id
_____ (2021). Aplikasi Telemedicine Berpotensi Merevolusi Pelayanan Kesehatan di
.
Indonesia. Diakses dari https://www.balaibaturaja.litbang.kemkes.go.id/read-aplikasi-
go
telemedicine-berpotensi-merevolusi-pelayanan-kesehatan-di-indonesia pada 29 Juni
s.
2023.
p
.b
Jakarta: Bappenas.
//w
Bintabara, D. (2021). Addressing the huge poor–rich gap of inequalities in accessing safe
s:
BKKBN. (2023). KB Pasca Persalinan Cegah Lahirnya Bayi Berpotensi Stunting. Diakses dari
https://www.bkkbn.go.id/berita-kb-pasca-persalinan-cegah-lahirnya-bayi-berpotensi
-stunting pada 4 Juli 2023.
BPS. (2015). Angka Kematian Ibu Menurut Pulau. Diakses dari
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/1349/sdgs_3/1 pada
1 Juli 2023.
_____. (2016). Profil Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
_____. (2022a). Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2022. Jakarta: BPS.
_____. (2022b). Buku 4 Konsep dan Definisi Survei Sosial Ekonomi Nasional Modul
Kesehatan dan Perumahan 2022. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
_____. (2022c). Statistik Kesejahteraan Rakyat 2022. Jakarta: BPS.
_____. (2023a). Angka Kematian Ibu/AKI (Maternal Mortality Rate/MMR) Hasil Long Form
SP2020 Menurut Provinsi, 2020. Diakses dari https://www.bps.go.id/statictable/
id
pada 11 Juli 2023.
.
go
Fatema, K. & Lariscy, J.T. (2020). Mass media exposure and maternal healthcare utilization
s.
in South Asia. SSM - Population Health, 11. Diakses dari
p
https://doi.org/10.1016/j.ssmph.2020.100614 pada 2 Agustus 2023.
.b
Kementerian Kesehatan. (2014). WHO Tetapkan Indonesia Bebas Polio. Diakses dari
w
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20140328/0010386/who-
w
//w
. id
_____. (2022). Kemenkes Tambah 3 Jenis Vaksin Imunisasi Rutin, Salah Satunya HPV. Diakses
go
dari https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220423/2939708/39708/
s.
pada 17 Juli 2023.
p
_____. (2023a). Manfaat Aktivitas Fisik. Diakses dari
.b
_____. (2023c). Kebiasaan yang Baik dalam Pola Makan Sehat. Diakses dari
tp
_____. (2023d). Turunkan Angka Kematian Ibu melalui Deteksi Dini dengan Pemenuhan USG
di Puskesmas. Diakses dari https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20230115/4842206/turunkan-angka-kematian-ibu-melalui-deteksi-dini-
dengan-pemenuhan-usg-di-puskesmas/ pada 1 Juli 2023.
_____. (2023e). Kemenkes Lengkapi 10.000 USG di Puskesmas dan 300.000 Antropometri di
Posyandu. Diakses dari https://www.kemkes.go.id/article/view/23033000005/
kemenkes-lengkapi-10-000-usg-di-puskesmas-dan-300-000-antropometri-di-
posyandu.html pada 2 Juli 2023.
Natalia, D.L. (2022).Presiden Jokowi ajak penggunaan "telemedicine" saat terpapar COVID-
19. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/2671473/presiden-jokowi-ajak-
penggunaan-telemedicine-saat-terpapar-covid-19 pada 29 Juni 2023.
Sidze, E. M., Wekesah, F. M., Kisia, L., & Abajobir, A. (2022). Inequalities in Access and
Utilization of Maternal, Newborn and Child Health Services in sub-Saharan Africa: A
id
Persen, Ketiga 27,09 Persen. Diakses dari
.
go
https://nasional.kompas.com/read/2022/09/30/21173791/update-30-september-
s.
capaian-vaksinasi-covid-19-dosis-kedua-7295-persen pada 1 Agustus 2023.
p
Universitas Gadjah Mada. (2023). Manfaat dan Kendala Pengembangan Telemedicine di
.b
_____. (2021). Implementing telemedicine services during COVID-19: guiding principles and
tp
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&
uact=8&ved=2ahUKEwjY_4Tfv-
j_AhUMnmMGHc7UBCsQFnoECBcQAQ&url=https%3A%2F%2Fapps.who.int%2Firis%
2Frest%2Fbitstreams%2F1346306%2Fretrieve&usg=AOvVaw33r_mKejOY8b43GT2fB_
5D&opi=89978449 pada 29 Juni 2023.
_____. (2022). COVID-19 advice for the public: Getting vaccinated. Diakses dari
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/covid-19-
vaccines/advice pada 30 Juni 2023.
_____. (2023a). 75 tahun meningkatkan kesehatan masyarakat. Diakses dari
https://www.who.int/indonesia/news/events/hari-kesehatan-sedunia-2023 pada 2
Juli 2023.
_____. (2023b). Key messages 75 years of improving public health. Diakses dari
https://www.who.int/campaigns/75-years-of-improving-public-health/key-messages
pada 2 Juli 2023.
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
error dan non-sampling error (seperti kesalahan dalam wawancara dan kesalahan
.
go
pengolahan). Sampling error adalah kesalahan yang ditimbulkan dari penggunaan teknik
s.
sampling dalam suatu survei. Besarnya sampling error secara teori statistik ditunjukan oleh
p
besarnya angka standard error dari suatu angka estimasi persentase suatu variabel yang
.b
disajikan dari hasil survei. Untuk mengukur presisi dari suatu angka estimasi digunakan
w
besarnya Relative Standard Error (RSE), yaitu rasio dari nilai standard error dengan nilai
w
estimasi suatu variabel, yang dinyatakan dalam persentase (%). Dengan menggunakan
//w
selang kepercayaan 95,00 persen, dapat disajikan estimasi interval (interval estimation)
s:
dengan batas bawah sebesar nilai estimasi dikurangi dua standard error. Makin rendah
tp
nilai RSE atau makin pendek selang kepercayaan menunjukkan nilai indikator yang makin
ht
baik.
Kesalahan sampling dari beberapa estimasi harus digunakan secara hati-hati. Untuk
estimasi yang berdasarkan jumlah kasus yang kecil, kesalahan relatif adalah sangat besar.
Secara umum, besaran standard error meningkat seiring dengan meningkatnya besaran
estimasi. Sebaliknya, RSE menurun jika ukuran estimasi tersebut meningkat. Estimasi yang
sangat kecil dengan demikian akan menghasilkan RSE yang tinggi sehingga nilainya
menjadi tidak akurat. Nilai estimasi dengan RSE <25,00 persen dianggap akurat, nilai
estimasi dengan RSE ≥25,00 persen tetapi ≤50,00 persen perlu hati-hati jika ingin
digunakan, dan estimasi dengan RSE >50,00 persen dianggap sangat tidak akurat dan
seharusnya digabungkan dengan estimasi yang lain untuk memberikan estimasi dengan
RSE <25,00 persen. Penghitungan tingkat sampling error untuk indikator-indikator yang
disajikan dalam publikasi Statistik Kesehatan 2022 menggunakan paket pemrograman
dengan desain yang mengikuti desain sampling Susenas MKP 2022,
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht