Anda di halaman 1dari 98

ht

tp
s:
//n
tb
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//n
tb
.b
ps
.g
o.id
. id
. go
ps

PROFIL KESEHATAN
b
b.

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


t
//n
s:
tp
ht

ISSN/ISBN : 978-602-1059-40-1
No. Publikasi : 52000.2135
Katalog BPS : 4201003.52
Naskah : Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat
Desain Tata Letak : Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat
Diterbitkan oleh : © Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat

Mataram: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2021


xvi + 80 halaman; 17,6 x 25 cm

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengkomunikasikan, dan/atau menggandakan


sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat
Statistik
PROFIL KESEHATAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020

TIM PENYUSUN

Pengarah : Drs. Wahyudin, MM

Koordinator Teknis : Arrief Chandra Setiawan, SST, M.Si

Naskah : Rika Verlita, SST

id
Pengolah Data : Rika Verlita, SST

.
Gambar Kulit go
: Ayub Abdul Rahman, SST
.
ps
Penyunting : 1. M. Ikhsany Rusyda, SST, M.Si
b

2. Gusti Ketut Indradewi, SST, M.Sc


b.

3. Amy Wardian Pratama, SST


t
//n
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//n
t b.
bps
.go
. id
KATA PENGANTAR
Kesehatan merupakan modal dasar pembangunan
berkelanjutan. Menjamin kehidupan yang sehat dan sejahtera menjadi
salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Data mengenai
kesehatan sangat vital bagi evaluasi maupun perencanaan
pembangunan. Publikasi Profil Kesehatan ini bertujuan untuk
membantu semua pihak dalam merencanakan serta menentukan arah
pembangunan di bidang kesehatan di wilayah Nusa Tenggara Barat.

Data yang disajikan dalam publikasi ini mencakup gambaran

.id
umur harapan hidup, konsumsi kalori dan protein per kapita, keluhan

o
.g
dan upaya kesehatan, jaminan kesehatan, umur perkawinan pertama
s
perempuan, dan keluarga berencana di Nusa Tenggara Barat pada
bp

tahun 2020. Data yang disajikan bersumber dari Survei Sosial Ekonomi
.
tb

Nasional Maret 2020 dengan penyajian data hingga level


//n

kabupaten/kota.
s:

Kami mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan


tp

publikasi ini sehingga dapat memenuhi kebutuhan para penguna data.


ht

Semoga publikasi ini bermanfaat untuk perencanaan dan evaluasi


pembangunan daerah maupun nasional khususnya di bidang
kesehatan.

Mataram, Oktober 2021


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
K e p a l a,

WAHYUDIN

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


v
o .id
s .g
.bp
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


vi
DAFTAR ISI

Hal
Kata Pengantar………………………………………………..… v
Daftar Isi…………………………………………………………… vii
Daftar Tabel……………………………………………………… ix
Daftar Gambar..…………………………………………………. xi
Daftar Lampiran.……………………………..………………… xiii
1

.id
PENDAHULUAN………………………………………

o
Latar Belakang……………………………………………..………
.g 3
s
Cakupan dan Sumber Data…………………………..………… 5
bp

Konsep dan Definisi……………………………………..……….. 5


.
tb

ULASAN RINGKAS……………………………………. 11
//n

13
s:

Umur Harapan Hidup (UHH)……………………………………


tp

Konsumsi Kalori dan Protein per Kapita………….……….. 14


ht

Keluhan Kesehatan………………………………………………. 17

Jaminan Kesehatan………………………………………..…….. 22

Rawat Inap………………………………………………….………. 25

Umur Perkawinan Pertama Perempuan…………………… 30

Persalinan Ibu…………………………………………..…………. 32

Keluarga Berencana…………………………………….……….. 35

Sumber Air Minum Utama…………………………..………… 37

Fasilitas Tempat Buang Air Besar……………………………. 38

LAMPIRAN………………………………………….….. 41

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


vii
o .id
s .g
.bp
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


viii
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 2.1 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan 17
Kesehatan Selama Sebulan Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah di Provinsi Nusa
Tenggara Barat, 2020
Tabel 2.2 Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan 24
Kepemilikan Jaminan Kesehatan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat, 2020
Tabel 2.3 Persentase Penduduk Menurut Jenis Jaminan Kesehatan 25

.id
yang Digunakan dalam Berobat Jalan di Provinsi Nusa

o
Tenggara Barat, 2020 .g
s
Tabel 2.4 Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 15-49 Tahun 35
bp

Menurut Partisipasi Keluarga Berencana (KB) dan


.

Kelompok Umur di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020


tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020 ix


o .id
s .g
.bp
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


x
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) Provinsi Nusa 13
Tenggara Barat dan Nasional, 2010-2020
Gambar 2.2 Rata-rata Konsumsi Kalori (kkal) per Kapita Sehari 15
Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat, 2018-2020
Gambar 2.3 Rata-rata Konsumsi Protein (gram) per Kapita Sehari 16
Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat, 2018-2020

.id
Gambar 2.4 Angka Kesakitan (Morbiditas) Penduduk Menurut 18

o
.g
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
2020
s
bp

Gambar 2.5 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan 20


.
tb

Kesehatan Menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah di


Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020
//n

Gambar 2.6 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan 21


s:

Kesehatan Menurut Alasan Tidak Berobat Jalan di


tp

Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020


ht

Gambar 2.7 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan 22


Kesehatan dan Berobat Jalan Menurut Fasilitas
Kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020
Gambar 2.8 Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam 26
Setahun Terakhir Menurut Jenis Kelamin di Provinsi
Nusa Tenggara Barat, 2020
Gambar 2.9 Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam 27
Setahun Terakhir Menurut Fasilitas Kesehatan dan
Jenis Kelamin di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020
Gambar 2.10 Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam 28
Setahun Terakhir Menurut Lama Perawatan di Provinsi
Nusa Tenggara Barat, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020 xi


Hal
Gambar 2.11 Persentase Penggunaan Jaminan Kesehatan untuk 29
Rawat Inap di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020
Gambar 2.12 Persentase Penduduk Menurut Jenis Jaminan 30
Kesehatan yang Digunakan dalam Rawat Inap di
Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020
Gambar 2.13 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 31
Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut Kelompok
Umur Perkawinan Pertama di Provinsi Nusa Tenggara
Barat, 2020
Gambar 2.14 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 32
Tahun yang Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun

.id
Terakhir Menurut Tempat Melahirkan, 2020

o
Gambar 2.15 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49
.g 33
Tahun yang Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun
s
Terakhir Menurut Penolong Kelahiran Terakhir, 2020
bp

Gambar 2.16 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 34


.
tb

Tahun yang Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun


//n

Terakhir Menurut Berat Badan Bayi Baru Lahir, 2020


s:

Gambar 2.17 Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin 36


tp

Berumur 15-49 Tahun Menurut Alat/cara KB yang


ht

Digunakan, 2020
Gambar 2.18 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air 37
Utama yang Digunakan Rumah Tangga untuk Minum,
2020
Gambar 2.19 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat 39
Buang Air Besar, 2020
Gambar 2.20 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset yang 40
Digunakan, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


xii
DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Tabel 1 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 43
Selama Sebulan Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan
Tipe Daerah, 2020
Tabel 2 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 44
Selama Sebulan Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan
Jenis Kelamin, 2020
Tabel 3 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 45
dan Menyebabkan Terganggunya Kegiatan Sekolah atau

.id
Pekerjaan Sehari-hari Selama Sebulan Terakhir (Angka

o
Kesakitan) Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah,
2020
s .g
bp

Tabel 4 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 46


dan Menyebabkan Terganggunya Kegiatan Sekolah atau
.
tb

Pekerjaan Sehari-hari Selama Sebulan Terakhir (Angka


//n

Kesakitan) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin,


2020
s:
tp

Tabel 5 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 47


ht

dan Pernah Mengobati Sendiri Selama Sebulan Terakhir


Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2020
Tabel 6 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 48
dan Pernah Mengobati Sendiri Selama Sebulan Terakhir
Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2020
Tabel 7 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 49
dan Pernah Berobat Jalan Selama Sebulan Terakhir
Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2020
Tabel 8 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 50
dan Pernah Berobat Jalan Selama Sebulan Terakhir
Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2020
Tabel 9 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 51
Menurut Tempat Berobat Jalan dan Jenis Kelamin, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020 xiii


Hal
Tabel 10 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 52
Menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Berobat Jalan, 2020
Tabel 11 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 54
Selama Sebulan Terakhir dan Berobat Jalan Menurut
Jaminan Kesehatan yang Digunakan dan Kabupaten/Kota,
2020
Tabel 12 Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap Selama 56
Setahun Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe
Daerah, 2020
Tabel 13 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 57
Menurut Tempat Rawat Inap dan Jenis Kelamin, 2020

.id
Tabel 14 Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap Selama 58

o
Setahun Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tempat
.g
Rawat Inap, 2020
s
bp

Tabel 15 Persentase Penduduk yang Rawat Inap Selama Setahun 60


Terakhir dengan Menggunakan Jaminan Kesehatan
.
tb

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2020


//n

Tabel 16 Persentase Penduduk yang Rawat Inap Selama Setahun 61


s:

Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Jaminan Kesehatan


tp

yang Digunakan, 2020


ht

Tabel 17 Rata-rata Lama Rawat Inap Selama Setahun Terakhir 63


Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2020
Tabel 18 Persentase Penduduk yang Rawat Inap Selama Setahun 64
Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Lama Rawat Inap,
2020
Tabel 19 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun 65
yang Pernah Kawin Menurut Kabupaten/Kota dan
Kelompok Umur Perkawinan Pertama, 2020
Tabel 20 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun 66
yang Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Tempat Melahirkan, 2020
Tabel 21 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun 68
yang Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Terakhir, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


xiv
Hal
Tabel 22 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun 70
yang Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Berat Badan Bayi Baru Lahir, 2020
Tabel 23 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun 71
yang Pernah Kawin Menurut Kabupaten/Kota dan
Partisipasi KB, 2020
Tabel 24 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun 72
yang Pernah Kawin dan Sedang Menggunakan KB Menurut
Kabupaten/Kota dan Alat/cara KB, 2020
Tabel 25 Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan 75
Sumber Air Utama yang Digunakan Rumah Tangga untuk

.id
Minum, 2020

o
Tabel 26 Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota
.g 78
Fasilitas Tempat Buang Air Besar dan Kabupaten/Kota,
s
2020
bp

Tabel 27 Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan 80


.
tb

Jenis Kloset yang Digunakan, 2020


//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020 xv


o .id
s .g
.bp
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


xvi
.id
go
p s.
.b

PENDAHULUAN
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


1
.id
go
p s.
.b
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


2
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan adalah suatu


keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya
tidak adanya penyakit atau kelemahan. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan
merupakan hak asasi manusia dan juga salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

.id
go
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik
s.
Indonesia Tahun 1945. Kesehatan yang dimaksud dalam undang-undang
p
.b

tersebut adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
tb

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara ekonomi dan
//n

sosial.
s:

Kesehatan menjadi bagian penting dalam Tujuan Pembangunan


tp
ht

Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang


merupakan amanat Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pembangunan global
termasuk Indonesia. Dalam SDGs, sektor kesehatan mencakup empat tujuan
(goals), 19 target, dan 31 indikator. Keempat tujuan tersebut berada pada
tujuan kedua, ketiga, kelima, dan keenam.
Kesehatan merupakan input sekaligus outcome dari pembangunan.
Sebagai input pembangunan karena tubuh yang sehat menjadi modal dasar
seseorang untuk bekerja dengan produktif maupun untuk melakukan
aktivitas lainnya. Dikatakan juga sebagai outcome pembangunan karena
kemajuan pembangunan memungkinkan tersedianya fasilitas kesehatan
yang layak bagi masyarakat di bidang ekonomi meningkatkan pendapatan

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


3
masyarakat sehingga mereka dapat mengakses pelayanan kesehatan yang
lebih berkualitas.
Penyiapan kehidupan sehat bagi generasi muda juga mendapatkan
perhatian pemerintah, seperti pencegahan stunting, peningkatan status gizi
dan kesehatan anak, pencegahan penularan penyakit, dan pengurangan
angka kematian bayi. Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, peningkatan
status gizi ibu hamil, kecukupan kalsium, pelayanan fasilitas kesehatan
dengan tenaga kesehatan yang berkualitas pada saat melahirkan, kesehatan
ibu pasca persalinan, imunisasi anak, dan menyusui bayi juga merupakan

.id
langkah-langkah perlindungan kesehatan bagi anak. Anak dengan kehidupan

go
yang sehat akan tumbuh menjadi generasi muda yang produktif dan berdaya
s.
saing di masa datang.
p
.b

Peningkatan kesehatan masyarakat tidak semata-mata menjadi tugas


tb

pemerintah, warga masyarakat juga harus bekerja sama dalam


//n

penyelenggaraan kehidupan yang sehat. Pembangunan kesehatan harus


s:
tp

diimbangi dengan intervensi perilaku yang memungkinkan masyarakat lebih


ht

sadar, mau, dan mampu melakukan hidup sehat sebagai prasyarat


pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta
meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidup sehat. Terwujudnya
keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya oleh seseorang
tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Guna
mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah
satu diantaranya yang dinilai peranan cukup penting adalah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


4
Untuk dapat mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan dan
sebagai bahan perumusan kebijakan di bidang kesehatan, informasi dan data
terkait profil kesehatan di Nusa Tenggara Barat sangat diperlukan. Dengan
mengetahui profil kesehatan yang komprehensif maka penyelesaian
permasalahan di bidang kesehatan dapat dilakukan secara lebih fokus dan
tepat sasaran.

CAKUPAN DAN SUMBER DATA

Publikasi ini mencakup data pada level provinsi maupun


Kabupaten/kota. Data yang disajikan pada publikasi ini berasal dari Hasil

.id
pendataan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada Maret 2020.
go
s.
KONSEP DAN DEFINISI
p
.b

 Tipe Daerah, untuk menentukan apakah suatu desa/kelurahan tertentu


tb

termasuk daerah perkotaan atau perdesaan digunakan suatu indikator


//n
s:

komposit (indikator gabungan) yang skor atau nilainya didasarkan pada


tp

skor atau nilai tiga buah variabel yaitu kepadatan penduduk, persentase
ht

rumah tangga pertanian, dan akses fasilitas umum. Jumlah skor ketiga
variabel tersebut kemudian digunakan untuk menentukan apakah
suatu desa/kelurahan termasuk daerah perkotaan atau perdesaan.
Perkotaan, status suatu wilayah administrasi setingkat desa/kelurahan
yang memenuhi kriteria wilayah perkotaan. Wilayah perkotaan, apabila
dari variabel kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian
dan keberadaan/akses terhadap fasilitas perkotaan yang dimiliki
mempunyai total skor 10 atau lebih.
Perdesaan, status suatu wilayah administrasi setingkat desa/kelurahan
yang belum memenuhi kriteria klasifikasi wilayah perkotaan. Wilayah
perdesaan, apabila dari variabel kepadatan penduduk, persentase

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


5
rumah tangga pertanian dan keberadaan/akses terhadap fasilitas
perkotaan yang dimiliki mempunyai total skor di bawah 10.
 Rumah tangga (biasa), seseorang atau sekelompok orang yang
mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan
biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur atau pengurusan
kebutuhan bersama sehari-hari di bawah satu pengelolaan.
 Anggota rumah tangga (ART), semua orang yang biasanya tinggal di
suatu tempat atau rumah tangga selama 6 bulan atau lebih, atau belum
6 bulan namun berniat menetap. Untuk selanjutnya anggota rumah

.id
tangga dalam publikasi ini akan disebut juga sebagai penduduk.

go
Umur penduduk, dihitung dengan metode pembulatan ke bawah atau
s.
umur pada waktu ulang tahun yang terakhir.
p
.b

 Keluhan Kesehatan, keadaan seseorang yang mengalami gangguan


tb

kesehatan atau kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering


//n

dialami penduduk seperti panas, pilek, diare, pusing, sakit kepala,


s:
tp

maupun karena penyakit akut, penyakit kronis (meskipun selama


ht

sebulan terakhir tidak mempunyai keluhan, kecelakaan, kriminalitas


atau keluhan lainnya. Keluhan yang dimaksud adalah keluhan fisik
maupun psikis. Jangka waktu mengalami keluhan kesehatan adalah 1
bulan yang berakhir 1 hari sebelum pencacahan.
 Penyakit Kronis, suatu penyakit yag diderita dalam waktu yang sudah
cukup lama, menahun dan belum sembuh, biasanya digunakan untuk
penyakit yang sudah cukup lama atau menahun. Penderita penyakit
kronis dicatat mempunyai keluhan (sesuai dengan jenis penyakit yang
diderita) meskipun selama sebulan terakhir tidak mempunyai keluhan.
Contohnya: AIDS, kanker, tulang keropos (osteoporosis), stroke,

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


6
diabetes, asam urat, pikun, sakit alzheimer, maag kronis, bronkitis
kronis, anemia kronis, penyakit hati kronis, dan lain-lain.
 Penyakit akut, suatu penyakit yang datangnya secara tiba-tiba, namun
cukup parah dan perlu penanganan medis dengan segera, contohnya:
patah tulang akibat kecelakaan, sinusitis tiba-tiba, serangan jantung,
dan lain-lain.
 Keluhan lainnya, antara lain campak, telinga berair/congek, sakit
kuning/liver, kejang-kejang, lumpuh, pikun, termasuk juga gangguan
kesehatan akibat hal lainnya, seperti: kecelakaan/musibah, bencana

.id
alam, tidak nafsu makan, sulit buang air besar, sakit kepala karena

go
demam, gangguan sendi, tuli, katarak, sakit maag, perut mules, masuk
s.
angin, tidak bisa kencing, bisul, sakit maag, asma, nafas sesak/cepat,
p
.b

sakit gigi, sakit kepala berulang dan keluhan fisik karena menstruasi
tb

atau hamil.
//n

 Mengobati sendiri, upaya anggota rumah tangga yang mempunyai


s:
tp

keluhan kesehatan untuk melakukan pengobatan dengan menentukan


ht

sendiri jenis obatnya tanpa saran/resep dari tenaga kesehatan/batra.


 Berobat jalan/rawat jalan, upaya anggota rumah tangga yang
mempunyai keluhan kesehatan untuk memeriksakan diri dan
mendapatkan pengobatan dengan mendatangi tempat-tempat
pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap,
termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah ART.
 Rawat inap, upaya penyembuhan dengan menginap satu malam atau
lebih di suatu unit pelayanan kesehatan modern atau tradisional. ART
yang pernah rawat inap adalah ART yang telah selesai menjalani rawat
inap, tidak termasuk bila pada saat pencacahan sedang menjalani rawat
inap.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


7
 Rumah sakit pemerintah, rumah sakit milik pemerintah pusat,
pemerintah daerah, TNI dan Polri atau BUMN.
 Rumah sakit swasta, rumah sakit milik swasta.
 Praktik Dokter, praktik dokter pribadi/perorangan, baik dokter umum,
dokter gigi, maupun dokter spesialis, termasuk juga praktik
mantri/perawat.
 Praktik Bidan, praktik pribadi/perorangan yang dilakukan oleh bidan,
untuk melayani pemeriksaan ibu hamil, ibu yang akan melahirkan dan
kesehatan anak di bawah usia lima tahun.

.id
 Klinik, fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

go
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis
s.
dasar dan/atau spesialistik.
p
.b

 Praktik Dokter Bersama, tempat praktik dokter dimana terdapat lebih


tb

dari satu dokter praktik, seperti dokter umum dan dokter gigi, maupun
//n

dokter spesialis. Termasuk dalam konsep ini adalah klinik yang berdiri
s:
tp

sendiri.
ht

 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), unit pelayanan kesehatan


milik pemerintah (pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota)
yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan masyarakat
untuk wilayah kecamatan, sebagian kecamatan, atau kelurahan.
 Puskesmas Pembantu (Pustu), unit pelayanan kesehatan masyarakat
yang membantu kegiatan puskesmas di sebagian wilayah kerja
puskesmas.
 Upaya Kesehatan Bersama Masyarakat (UKBM), program
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama
masyarakat yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat khususnya balita, batita, ibu hamil, ibu menyusui, lansia,

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


8
Pasangan Usia Subur (PUS)/Wanita Usia Subur (WUS) dan remaja
seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa
(Polindes), Pos Obat Desa (POD), Pos Upaya Kesehatan Kerja (pos
UKK), Taman Obat keluarga (TOGA), balai pengobatan dan lain-lain.
 Praktik pengobatan alternatif, praktik kesehatan alternatif dimana
terdapat fasilitas rawat inap yang dilakukan oleh dukun/tabib/sinse,
termasuk pelayanan akupuntur, pijat refleksi, paranormal, radiestesi
(biasanya menggunakan alat seperti bandul).
 Pelayanan kesehatan tradisional, pengobatan dan/atau perawatan

.id
dengan cara dan pengobatan yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun temurun
go
secara empiris yang dapat
s.
dipertanggungjawabkan dan diterapkan dengan norma yang berlaku di
p
.b

masyarakat.
tb

 Angka kesakitan/morbiditas, persentase penduduk yang mempunyai


//n

keluhan kesehatan dan menyebabkan tidak dapat melakukan kegiatan


s:
tp

secara normal, seperti dalam hal pekerjaan, sekolah atau kegiatan


ht

sehari-hari.
 Jaminan kesehatan, program bantuan sosial untuk pelayanan
kesehatan. Menurut UU no. 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan
sosial nasional, jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan
menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
 Umur perkawinan pertama, umur pertama kali responden melakukan
hubungan suami istri. Apabila sulit untuk mendapatkan informasi umur
pertama kali responden melakukan hubungan suami istri, pendekatan
waktu pernikahan (ijab kabul) dapat digunakan untuk penghitungan
umur perkawinan pertama.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


9
 Penolong kelahiran terakhir, siapa yang menolong pada saat proses
kelahiran anak usia dibawah dua tahun (Baduta). Penolong persalinan
yang dimaksud adalah penolong terakhir dalam proses persalinan
sampai dengan kala ketiga (ketika bayi lahir lengkap sampai dengan
keluarnya plasenta/ari-ari bayi).
 Keluarga Berencana, tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval
antarkelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan

.id
suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

go
Kontrasepsi, cara mencegah kehamilan dengan menggunakan
s.
alat/obat pencegah kehamilan seperti spiral, kondom, pil anti hamil, dll
p
.b

atau dengan metode alami yang dipercaya dapat mencegah kehamilan


tb

seperti pantang berkala, senggama terputus, metode menyusui alami,


//n

dll.
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


10
.id
go
p s.
.b

ULASAN RINGKAS
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


11
.id
go
p s.
.b
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


12
ULASAN RINGKAS

Umur Harapan Hidup (UHH)

Salah satu indikator capaian derajat kesehatan adalah umur harapan


hidup saat lahir. Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH) didefinisikan sebagai
rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak
lahir. UHH juga merupakan salah satu ukuran kualitas hidup masyarakat.
UHH penduduk Nusa Tenggara Barat pada tahun 2020 berada pada angka

.id
66,51 tahun, artinya bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2020 mempunyai
usia harapan hidup selama 66,51 tahun.
go
s.
Gambar 2.1 Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) Provinsi Nusa Tenggara
p
.b

Barat dan Nasional, 2010-2020


tb

71,47
72,00 71,06 71,20 71,34
//n

70,40 70,59 70,78 70,90


70,20
69,81 70,01
s:

70,00
tp

68,00
ht

66,28 66,51
65,87
66,00 65,38 65,48 65,55
64,90
64,13 64,43 64,74
63,82
64,00

62,00

60,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

NTB Nasional

Sumber: BPS, 2020

Gambar 1 menunjukkan bahwa umur harapan hidup penduduk Nusa


Tenggara Barat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Keadaan ini
mengindikasikan adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Nusa

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


13
Tenggara Barat, yang dipengaruhi oleh peningkatan kesejahteraan
(pendapatan), perbaikan kualitas pendidikan, terciptanya gaya hidup yang
lebih sehat, serta peningkatan akses terhadap fasilitas kesehatan yang
berkualitas. Namun jika dibandingkan dengan umur harapan hidup nasional,
UHH Provinsi NTB masih tertinggal. UHH Nasional pada tahun 2020
mencapai 71,47 atau lebih tinggi 4,96 tahun dari UHH Provinsi NTB. Jika
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kesenjangan antara UHH
Provinsi NTB dan UHH Nasional semakin menipis. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan kesehatan penduduk NTB lebih tinggi dibandingkan

.id
peningkatan kesehatan secara nasional.

Konsumsi Kalori dan Protein per Kapita go


p s.
Kesehatan penduduk dipengaruhi oleh asupan gizi dalam makanan
.b
tb

yang dikonsumsi. Sesuai tujuan SDGs, hilangkan kelaparan, gizi masyarakat


//n

harus diperhatikan. Angka kecukupan gizi setiap orang berbeda-beda


s:

tergantung jenis kelamin, usia, tingkat aktivitas fisik, hingga kondisi


tp
ht

fisiologisnya. Pemerintah sudah menetapkan rata-rata AKG bagi orang


Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk
Masyarakat Indonesia yaitu sebesar 2.100 kkal.
Status gizi masyarakat tidak dapat dipisahkan dari ketahanan pangan
daerah maupun nasional. Gizi yang baik dapat dipenuhi apabila komoditas
pangan tersedia cukup dengan kualitas yang baik. Tentunya didukung
dengan kemampuan daya beli masyarakat yang cukup untuk membeli
produk pangan tersebut. Kemampuan daya beli sangat bergantung pada
tingkat pendapatan atau derajat kemiskinan penduduk. Masyarakat miskin

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


14
sudah selayaknya mendapatkan bantuan untuk memenuhi asupan gizi
makanannya, baik dari pemerintah maupun masyarakat sekitar.

Gambar 2.2 Rata-rata Konsumsi Kalori (kkal) per Kapita Sehari Menurut
Kelompok Makanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2018-
2020
2451,65
2441,93
2316,43

1016,03
1007,59

997,84

713,82
709,53

.id
623,44

508,41
499,78
470,89
go
226,15
222,02
214,51
p s.
.b

TOTAL PADI-PADIAN MAKANAN DAN MINYAK DAN KELOMPOK


MINUMAN JADI KELAPA LAINNYA
tb
//n

2018 2019 2020


s:

Sumber: Susenas Maret, 2020


tp

Asupan gizi masyarakat NTB pada tahun 2020 mengalami sedikit


ht

penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2019. Rata-rata konsumsi kalori


per kapita sehari pada tahun 2020 turun menjadi 2.441,93 kkal dibanding
tahun sebelumnya yaitu 2.451,65 kkal. Kelompok makanan yang
menyumbang konsumsi kalori tertinggi adalah padi-padian. Hal ini tidak
mengherankan mengingat kelompok padi-padian mencakup komoditas
beras yang merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk NTB.
Pada tahun 2019, rata-rata konsumsi penduduk NTB terhadap
komoditas padi-padian mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya
(1.016,03 kkal), akan tetapi pada tahun 2020 konsumsinya menurun menjadi
997,84 kkal. Konsumsi terbesar bagi penduduk NTB setelah padi-padian

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


15
adalah makanan dan minuman jadi (709,53 kkal). Sementara itu, konsumsi
penduduk untuk komoditas minyak dan kelapa serta kelompok lainnya pada
tahun 2020 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2019.

Gambar 2.3 Rata-rata Konsumsi Protein (gram) per Kapita Sehari Menurut
Kelompok Makanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2018-
2020
74,29
73,66
68,04

.id
23,85
23,65

23,44

go
21,41
21,11

19,12
18,11

17,47
18,8
s.
10,23
9,99
8,81
p
.b
tb

TOTAL PADI-PADIAN MAKANAN DAN IKAN/UDANG/ KELOMPOK


//n

MINUMAN JADI KERANG LAINNYA


s:

2018 2019 2020


tp

Sumber: Susenas Maret, 2020


ht

Selain konsumsi kalori, asupan gizi juga ditentukan oleh konsumsi


protein. Rata-rata konsumsi protein pada tahun 2020 adalah sebesar 73,66
gram, sedikit menurun dibandingkan tahun 2019 (74,29 gram). Konsumsi
protein yang paling banyak bersumber dari padi-padian (23,44 gram),
makanan dan minuman jadi (21,11 gram) dan ikan/udang/cumi/kerang (9,99
gram). Sisanya berasal dari kelompok makanan lainnya (19,12 gram). Rata-
rata konsumsi protein yang bersumber dari padi padian, makanan dan
minuman jadi, serta ikan/udang/kerang menurun jika dibanding tahun 2019.
Akan tetapi, terdapat kenaikan konsumsi protein yang berasal dari kelompok
lainnya.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


16
Keluhan Kesehatan

Selain asupan gizi, derajat kesehatan dapat diukur melalui ada tidaknya
keluhan kesehatan yang dialami oleh penduduk. Seseorang yang mempunyai
keluhan kesehatan dapat merasa terganggu maupun tidak dalam
pelaksanaan aktivitas kesehariannya seperti bekerja, sekolah maupun
kegiatan lainnya. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas
masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial.

Tabel 2.1 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan


Selama Sebulan Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe
Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020

.id
Kabupaten/kota Perkotaan go Perdesaan Total
s.
(1) (2) (3) (4)
p
.b

Lombok Barat 44,76 47,00 45,77


tb

Lombok Tengah 57,81 53,33 54,92


//n

Lombok Timur 40,11 48,49 43,72


s:
tp

Sumbawa 40,11 43,72 42,36


ht

Dompu 51,88 34,67 39,15


Bima 44,55 38,70 39,56
Sumbawa Barat 47,87 40,68 43,28
Lombok Utara 39,16 27,82 30,49
Kota Mataram 36,36 - 36,36
Kota Bima 41,61 48,46 42,61
NTB 43,20 44,76 44,00
Sumber: Susenas Maret, 2020

Persentase penduduk NTB yang mengalami keluhan kesehatan selama


sebulan terakhir mencapai 44,00 persen. Penduduk yang tinggal di wilayah
perdesaan lebih banyak yang mengalami keluhan kesehatan dibandingkan

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


17
penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan. Daerah dengan penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan terbanyak selama sebulan terakhir adalah
Kabupaten Lombok Tengah yakni sebanyak 54,92 persen. Sebaliknya,
Lombok Utara merupakan kabupaten dengan persentase penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan terendah yakni sebanyak 30,49 persen.

Keluhan kesehatan yang dialami oleh penduduk dapat menyebabkan


terganggunya aktivitas sehari-hari. Banyaknya penduduk yang mengalami
keluhan kesehatan atau sakit sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas
sehari-hari terlihat dari angka morbiditas (kesakitan) penduduk.

.id
Gambar 2.4 Angka Kesakitan (Morbiditas) Penduduk Menurut Kabupaten/
Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020 go
p s.
30,00 27,39
.b

23,07 23,72
22,53
tb

25,00 21,09
//n

20,00 17,16 17,17 16,24 17,82


15,46 15,13
s:

15,00
tp

10,00
ht

5,00

Sumber: Susenas Maret, 2020

Berdasarkan hasil Susenas Maret 2020, sebesar 21,09 persen penduduk


NTB menderita sakit selama sebulan terakhir. Angka morbiditas penduduk
laki-laki (19,95 persen) sedikit lebih rendah dibanding angka morbiditas
penduduk perempuan (22,16 persen). Hal ini dapat disebabkan karena
kegiatan atau aktivitas sehari-hari penduduk yang berbeda. Perempuan

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


18
memiliki tanggung jawab besar untuk mengurus rumah dan mengasuh anak.
Tanggung jawab yang besar dan aktivitas yang padat ini membuat
perempuan menjadi lebih mudah dan berisiko sakit.

Tiga kabupaten/kota dengan angka morbiditas tertinggi yaitu Lombok


Tengah (27,39 persen), Kota Mataram (23,72 persen) dan Lombok Timur
(23,07 persen). Tingginya angka morbiditas di daerah-daerah tersebut perlu
menjadi perhatian khusus. Tidak hanya memperhatikan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan, tetapi juga memperhatikan aspek-
aspek yang bisa jadi menjadi sumber penyakit seperti perbaikan sanitasi,

.id
kurangnya asupan gizi dan sebagainya. Sedangkan angka morbiditas

go
terendah terdapat di Kabupaten Lombok Utara yakni sebesar 15,13 persen.
ps.
Kondisi sakit yang berlarut-larut dapat mempengaruhi produktivitas
.b

kegiatan sehari-hari, terutama produktivitas dalam bekerja. Oleh karena itu,


tb
//n

masyarakat yang menderita sakit melakukan berbagai cara untuk menangani


s:

gangguan kesehatan yang mereka alami agar sembuh dan dapat beraktivitas
tp

seperti sedia kala, salah satunya yaitu menjalani pengobatan. Pengobatan


ht

dapat dilakukan secara mandiri (mengobati sendiri), berobat jalan atau rawat
inap.

Perilaku mengobati sendiri merupakan upaya yang paling banyak


dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan atau gejala penyakit
sebelum mereka memutuskan mencari pertolongan ke pusat pelayanan
kesehatan/petugas kesehatan. Masyarakat mengobati sendiri dengan obat-
obat sederhana yang dibeli bebas di apotek atau toko obat atas inisiatif
sendiri tanpa nasihat dari dokter. Selain itu, mengobati sendiri biasanya
dilakukan untuk mengatasi keluhan kesehatan yang ringan.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


19
Persentase penduduk NTB yang mengobati sendiri keluhan
kesehatannya mencapai 74,90 persen dari seluruh penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan selama sebulan terakhir. Persentase
penduduk yang mengobati sendiri selalu lebih banyak dibanding penduduk
yang tidak mengobati sendiri jika dilihat antar jenis kelamin maupun wilayah
tempat tinggal.

Gambar 2.5 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan


Pernah Mengobati Sendiri Menurut Jenis Kelamin dan Tipe
Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020

.id
Laki-laki 75,77

go
s.
Perempuan 74,16
p
.b
tb

Perkotaan 74,25
//n
s:

Perdesan 75,50
tp
ht

Total 74,90

Sumber: Susenas Maret, 2020

Pengobatan dengan berobat jalan dilakukan jika penduduk merasa


keluhan tersebut tidak berkurang walaupun sudah mengobati sendiri,
ataupun tanpa mengobati sendiri penduduk yang sakit langsung berobat
jalan. Pelayanan untuk berobat jalan dilakukan pada fasilitas kesehatan
seperti rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, praktik dokter/bidan,
klinik/praktik dokter bersama, puskesmas/pustu, dan UKBM maupun dengan
cara tradisional pengobatan tradisional/alternatif atau lainnya. Penduduk

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


20
yang mengalami keluhan kesehatan kemudian berobat jalan sebanyak 43,86
persen, sedangkan yang tidak berobat jalan sebanyak 56,14 persen.

Gambar 2.6 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan


Menurut Alasan Tidak Berobat Jalan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat, 2020
Merasa tidak perlu Tidak punya Tidak ada
Lainnya
31,50% biaya berobat biaya
1,88%
1,16% transpor
0,30%
Tidak ada sarana
Tidak ada yang
transportasi
mendampingi
0,11%
0,24%
Waktu tunggu
pelayanan lama

.id
0,20%

go
Mengobati sendiri
s.
64,60%
p
.b
tb
//n
s:

Sumber: Susenas Maret, 2020


tp

Alasan terbanyak yang dikemukakan oleh penduduk yang mengalami


ht

keluhan kesehatan tapi tidak berobat jalan adalah mengobati sendiri (64,60
persen) dan merasa tidak perlu berobat jalan (31,50 persen). Disamping itu,
masih terdapat sekitar 1,16 persen penduduk yang tidak berobat jalan karena
merasa tidak memiliki biaya untuk berobat.

Tempat berobat jalan yang banyak menjadi rujukan pengobatan oleh


penduduk yang menderita sakit adalah tempat praktik dokter/bidan yakni
sebanyak 42,15 dan puskesmas/pustu sebanyak 38,27 persen. Tingginya
persentase kunjungan ke tempat pratik dokter/bidan dan pemanfaatan
puskesmas atau pusesmas pembantu (pustu) untuk berobat jalan

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


21
mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat dapat mengakses
fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah dengan baik.

Berbeda halnya dengan pemanfaatan rumah sakit pemerintah, dimana


hanya 5,09 persen penduduk yang berkunjung untuk berobat jalan. Hal ini
berkaitan erat dengan kebijakan prosedur pemakaian BPJS kesehatan yang
mengharuskan pengguna mengunjungi faskes pertama (puskesmas atau
klinik/dokter keluarga) sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan.

Gambar 2.7 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan


Berobat Jalan Menurut Fasilitas Kesehatan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat, 2020

.id
RS Pemerintah 5,09 go
p s.
RS Swasta 1,71
.b
tb

Praktik Dokter/Bidan 42,15


//n

Klinik/Praktik Dokter Bersama 9,85


s:

Puskesmas/Pustu 38,27
tp
ht

UKBM 5,53

Pengobatan Tradisional 2,44

Lainnya 4,74

Sumber: Susenas Maret, 2020

Jaminan Kesehatan

Gaya hidup sehat dan melakukan olahraga teratur seharusnya


dilakukan untuk menjaga kesehatan seseorang. Selain itu, peran serta aktif
dari masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan akan mengurangi
risiko penyebaran penyakit menular. Bila mendapatkan keluhan kesehatan
ataupun menderita sakit, diperlukan jaminan kesehatan yang dapat menutup

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


22
biaya pengobatan sehingga penduduk tidak perlu khawatir dalam
mengakses fasilitas kesehatan yang diperlukan.

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial


Nasional (SJSN), mewajibkan setiap warga negara Indonesia menjadi peserta
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). JKN merupakan program
pelayanan kesehatan dari pemerintah dengan menggunakan sistem
asuransi, melalui BPJS Kesehatan. Sistem pembayaran iuran/premi JKN
dikenakan untuk peserta BPJS non Penerima Bantuan Iuran (PBI) sesuai
dengan kelas manfaat yang diikuti, sedangkan peserta yang mendapat

.id
bantuan pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam bentuk jamkesda,

go
tetap mendapatkan pelayanan manfaat seperti pelayanan pencegahan dan
s.
pengobatan termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai. Untuk
p
.b

pelayanan pencegahan (promotif dan preventif), peserta JKN akan


tb

mendapatkan pelayanan sebagaimana berikut:


//n
s:

- Penyuluhan kesehatan;
tp

- Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis


ht

Tetanus (DPT), Hepatitis B (HB), Polio dan Campak;


- Keluarga Berencana meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan
tubektomi;
- Skrining kesehatan yang diberikan secara selektif yang ditujukan untuk
mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko
penyakit tertentu;
- Jenis penyakit kanker, bedah jantung, hingga dialisis (gagal ginjal).

Tabel 2.2 menunjukkan persentase kepemilikan jaminan kesehatan


penduduk berdasarkan kabupaten/kota. Sebanyak 61,69 persen penduduk
memiliki jaminan kesehatan, sedangkan 38,31 persen sisanya tidak memiliki.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


23
Persentase penduduk dengan kepemilikan jaminan kesehatan tertinggi
terdapat di Kabupaten Sumbawa Barat (100,00 persen), Kota Mataram (93,36
persen), dan Kota Bima (87,74 persen). Persentase penduduk yang
mempunyai jaminan kesehatan di daerah-daerah tersebut tinggi salah
satunya yaitu karena pemerintah daerah membebaskan biaya pelayanan di
Puskesmas untuk penduduk yang memiliki Kartu Tanda Penduduk setempat.
Sebaliknya, daerah dengan persentase penduduk yang memiliki jaminan
kesehatan paling rendah adalah Kabupaten Lombok Tengah (45,95 persen).

Tabel 2.2 Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Kepemilikan


Jaminan Kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020

.id
Kabupaten/kota
Mempunyai go
Tidak Mempunyai
Jaminan Total
s.
Jaminan Kesehatan
Kesehatan
p

(1) (2) (3) (4)


.b
tb

Lombok Barat 61,46 38,54 100,00


//n

Lombok Tengah 45,95 54,05 100,00


s:

Lombok Timur 56,39 43,61 100,00


tp

Sumbawa 54,30 45,70 100,00


ht

Dompu 60,59 39,41 100,00


Bima 54,63 45,37 100,00
Sumbawa Barat 100,00 - 100,00
Lombok Utara 73,96 26,04 100,00
Kota Mataram 93,36 6,64 100,00
Kota Bima 87,74 12,26 100,00
NTB 61,69 38,31 100,00
Sumber: Susenas Maret, 2020

Adanya pemanfaatan pelayanan kesehatan akan menimbulkan biaya


kesehatan. Jaminan kesehatan akan meringankan beban masyarakat dalam
membayar biaya kesehatan terutama bagi masyarakat yang kurang mampu.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


24
Jika dilihat dari pemanfaatan jaminan kesehatan untuk berobat jalan,
sebanyak 68,91 persen penduduk tidak menggunakan jaminan kesehatan
atau membayar dengan menggunakan biaya sendiri untuk berobat jalan
dalam sebulan terakhir. Sementara itu, bagi penduduk yang memanfaatkan
jaminan kesehatan ketika berobat jalan, lebih banyak penduduk yang
menggunakan BPJS Kesehatan PBI (20,01 persen).

Tabel 2.3 Persentase Penduduk Menurut Jenis Jaminan Kesehatan yang


Digunakan dalam Berobat Jalan di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
2020
Penggunaan Jaminan Kesehatan Persentase

.id
(1) (2)
BPJS Kesehatan PBI
go 20,01
s.
BPJS Kesehatan Non PBI 8,08
p
.b

Jamkesda 3,29
tb

Asuransi Swasta 0,00


//n

Asuransi Perusahaan/Kantor 0,36


s:
tp

Tidak Menggunakan Asuransi 68,91


ht

Sumber: Susenas Maret, 2020

Rawat Inap

Penduduk yang memerlukan perawatan lanjutan atas keluhan


kesehatan yang diderita biasanya akan menjalani rawat inap. Rawat inap juga
dapat dilakukan sebagai tindakan preventif untuk mencegah penularan
penyakit. Pada tahun 2020, persentase penduduk yang rawat inap mencapai
6,42 persen, dimana penduduk perempuan (7,79 persen) lebih banyak yang
pernah menjalani rawat inap selama setahun terakhir dibanding laki-laki
(4,98 persen).

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


25
Gambar 2.8 Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam Setahun
Terakhir Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
2020

7,79
8,00 6,42
7,00
4,98
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00

.id
1,00
0,00
Laki-laki Perempuan go
Laki-laki+Perempuan
s.
Sumber: Susenas Maret, 2020
p
.b
tb

Ditinjau dari fasilitas kesehatan tempat rawat inap, Puskesmas/Pustu


//n

menjadi rujukan utama bagi penduduk yang ingin menjalani perawatan rawat
s:

inap yaitu sebesar 43,65 persen. Seperti yang kita ketahui bahwa
tp
ht

Puskesmas/Pustu saat ini telah dibangun oleh pemerintah disetiap


kecamatan sehingga keberadaanya lebih mudah dijangkau oleh masyarakat
yang jauh dari pusat kota.

Penduduk yang tinggal di perkotaan atau yang memiliki masalah


kesehatan yang parah biasanya lebih memilih untuk menjalani rawat inap di
rumah sakit pemerintah yaitu sebesar 36,21 persen. Selain karena fasilitas
perawatan yang tersedia lebih lengkap, juga karena biaya yang dikeluarkan
cenderung lebih murah dibanding menjalani rawat inap di rumah sakit swasta
(12,71 persen) atau klinik/praktik dokter bersama (6,89 persen).

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


26
Gambar 2.9 Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam Setahun
Terakhir Menurut Fasilitas Kesehatan dan Jenis Kelamin di
Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020

43,66
43,64
43,65
38,55

36,21
34,80

13,19
12,71
11,92

8,69

6,89
5,80
4,55
3,41

2,57
1,86
1,53

0,68
0,11

0,07
0,04
RS RS Swasta Praktik Klinik/Praktik Puskesmas/ Pengobatan Lainnya

.id
Pemerintah Dokter/ Dokter Pustu Tradisional
Bidan Bersama

Laki-laki Perempuan go
Laki-laki+Perempuan
p s.
Sumber: Susenas Maret, 2020
.b
tb

Lama rawat inap bagi pasien seharusnya menyesuaikan dengan


//n

kebutuhan medis dan tidak ada batasan waktu. Durasi rawat inap pada
s:

pasien dapat dipengaruhi oleh faktor komplikasi, tenga kesehatan yang


tp
ht

terlibat, usia, jenis peyakit, dan keparahannya. Dampak dari lamanya rawat
inap dapat memberikan kerugian bagi pasien, baik dalam bentuk medis
maupun ekonomi.

Persentase penduduk yang rawat inap menurut lama perawatan dapat


dilihat dari Gambar 2.10. Pada tahun 2020, mayoritas penduduk NTB yang
rawat inap mendapatkan pengobatan selama 1-3 hari, yaitu sebesar 62,09
persen. Hal ini dapat dikatakan bahwa penduduk mengalami sakit yang tidak
terlalu parah sehingga dapat pulih dengan segera. Namun terdapat sekitar
0,56 persen penduduk yang sakit dan dirawat inap dalam waktu lebih dari 30
hari. Penyebabnya bisa dikarenakan penduduk tersebut menderita penyakit
yang parah sehingga memerlukan perawatan yang intensif.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


27
Gambar 2.10 Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam Setahun
Terakhir Menurut Lama Perawatan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat, 2020

62,09
70,00

60,00

50,00

40,00

30,00 19,23 18,12


20,00

10,00 0,56

.id
0,00

go
1-3 hari 4-6 hari 7-29 hari
s. 30+ hari

Sumber: Susenas Maret, 2020


p
.b

Penggunaan jaminan kesehatan untuk perawatan inap lebih besar


tb

dibandingkan pengunaan manfaat jaminan kesehatan untuk berobat jalan.


//n

Jaminan kesehatan akan sangat membantu perekonomian keluarga untuk


s:
tp

membayar tagihan rawat inap. Lebih dari separuh penduduk yang rawat inap
ht

menggunakan jaminan kesehatan (62,40 persen). Hal ini dapat dikatakan


pelayanan jaminan kesehatan sudah semakin mudah diterima oleh
masyarakat.

Namun masih ada penduduk yang membayar tagihan rawat inap tanpa
jaminan kesehatan yaitu 37,60 persen dari seluruh penduduk yang mendapat
pengobatan rawat inap. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh ketersediaan
fasilitas kesehatan yang melayani pengguna jaminan kesehatan, kemudahan
memanfaatkan jaminan kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi
pengguna jaminan kesehatan.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


28
Gambar 2.11 Persentase Penggunaan Jaminan Kesehatan untuk Rawat Inap
di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020

Tidak menggunakan
jaminan kesehatan
37,60%

.id
Menggunakan jaminan
kesehatan

go 62,40%
p s.
Sumber: Susenas Maret, 2020
.b
tb

Penggunaan jaminan kesehatan BPJS untuk rawat inap oleh peserta


//n

BPJS PBI sebesar 65,51 persen dan peserta BPJS Non-PBI 29,89 persen dari
s:

keseluruhan pasien rawat inap yang menggunakan jaminan kesehatan.


tp

Persentase penduduk yang menggunakan BPJS PBI untuk rawat inap lebih
ht

tinggi karena BPJS PBI memungkinkan penduduk mendapatkan pelayanan


kesehatan secara gratis dengan syarat peserta BPJS PBI merupakan
penduduk miskin atau tidak mampu.

Persentase penggunaan BPJS non-PBI di perkotaan lebih besar


dibandingkan di perdesaan. Sebaliknya, peserta BPJS PBI yang mendapat
manfaat rawat inap di perdesaan lebih banyak dibanding peserta di
perkotaan. Hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat perkotaan sudah lebih
paham akan manfaat jaminan kesehatan BPJS dan secara sukarela menjadi
peserta BPJS mandiri atau Non-PBI. Penerima manfaat Jamkesda untuk
rawat inap sebanyak 3,93 persen. Penggunaan jaminan kesehatan melalui

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


29
asuransi swasta dan perusahaan/kantor relatif kecil. Hal ini bisa jadi
dipengaruhi oleh premi asuransi swasta yang cukup tinggi. Disamping itu
dapat disebabkan belum banyaknya perusahaan/kantor yang menyediakan
asuransi kesehatan bagi pegawainya.

Gambar 2.12 Persentase Penduduk Menurut Jenis Jaminan Kesehatan yang


Digunakan dalam Rawat Inap di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
2020

BPJS PBI 65,51

.id
BPJS Non PBI 29,89

go
s.
Jamkesda 4,24
p
.b

Asuransi Swasta 0,12


tb
//n

Asuransi Perusahaan/Kantor 1,28


s:
tp
ht

Sumber: Susenas Maret, 2020

Umur Perkawinan Pertama Perempuan

Umur perkawinan pertama bagi penduduk perempuan usia 15-49 tahun


yang pernah kawin mempengaruhi kualitas kesehatan anak yang
dilahirkannya. Ibu yang menikah di usia muda (18 tahun ke bawah)
dikhawatirkan belum siap secara fisik dan psikis untuk hamil, melahirkan, dan
merawat anak. Hal ini menjadi perhatian pemerintah untuk menggalakkan
program penundaan usia pernikahan.

Di NTB, terdapat 35,20 persen perempuan usia 15-49 tahun yang


pernah kawin yang melakukan perkawinan pertama di usia 18 tahun ke

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


30
bawah. Angka tersebut menurun dibanding tahun 2019 yang sebesar 36,63
persen. Sebaliknya, persentase perempuan usia 15-49 tahun yang pernah
kawin yang melakukan perkawinan pertama diatas usia 21 tahun meningkat
dibanding tahun sebelumnya dari 39,74 persen menjadi 40,13 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa konsentrasi pemerintah daerah untuk menaikkan umur
perkawinan pertama di masyarakat terbilang berhasil. Kedepannya
diharapkan rata-rata usia perkawinan pertama perempuan akan terus
bertambah agar generasi-generasi baru yang lahir dapat hidup dan tumbuh
dengan sehat.

.id
Gambar 2.13 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun ke

go
Atas yang Pernah Kawin Menurut Kelompok Umur
Perkawinan Pertama di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020
p s.
.b
tb

<=18 tahun;
//n

21+ tahun; 35,20%


40,13%
s:
tp
ht

19-20 tahun;
24,67%
Sumber: Susenas Maret, 2020

Salah satu sasaran dalam SDGs adalah pengurangan angka kematian


ibu. Pemerintah berupaya mengurangi kematian ibu dengan mendorong
masyarakat untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan didampingi
oleh tenaga kesehatan yang berkompeten. Fasilitas kesehatan telah
dilengkapi dengan peralatan medis yang memadai dan standar perawatan

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


31
yang baik. Jika dilihat berdasarkan tempat persalinan ibu yang pernah
melahirkan selama 2 tahun terakhir, masih terdapat sekitar 10 persen ibu
yang melahirkan di rumah atau di tempat lainnya. Meskipun demikian,
kejadian persalinan ibu di rumah juga dapat didampingi oleh tenaga
kesehatan seperti bidan.

Persalinan Ibu

Sasaran strategis Kementerian Kesehatan periode 2020-2024 tentang


persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan adalah 95 persen.
Berdasarkan data Susenas Maret 2020, persentase perempuan berumur 15-

.id
49 tahun yang melahirkan di fasilitas kesehatan (selain rumah dan lainnya)
go
dalam dua tahun terakhir adalah sebesar 93,16 persen. Fasilitas kesehatan
p s.
yang paling banyak dipilih sebagai tempat melakukan persalinan adalah
.b

Rumah Sakit (RS) Pemerintah/RS Swasta/RS Ibu dan Anak.


tb
//n

Gambar 2.14 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang


Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Tempat
s:

Melahirkan, 2020
tp
ht

RS Pemerintah/ Swasta/RSIA 26,32

Rumah bersalin/klinik 7,72

Puskesmas 27,15

Pustu 1,66

Praktek nakes 5,87

Polindes/Poskesdes 25,17

Rumah 6,00

Lainnya 0,10

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


32
Persalinan yang dilakukan di fasilitas kesehatan pada umumnya
ditangani oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yang membantu
persalinan bisa dari dokter (kandungan dan umum), bidan, atau perawat.
Mayoritas ibu yang melahirkan dalam 2 tahun terakhir ditolong oleh bidan
sebesar 71,08 persen, dan dokter kandungan sebanyak 25,14 persen.

Gambar 2.15 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang


Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Penolong
Kelahiran Terakhir, 2020
Bidan
71,08%

.id
go
p s.
.b

Perawat
tb

0,08%
//n

Dokter umum Dukun


s:

1,07% beranak/paraji
tp

2,37%
Dokter
ht

Tidak ada Lainnya


kandungan 0,17%
0,10%
25,14%
Sumber: Susenas Maret, 2020

Persalinan tanpa bantuan dari tenaga kesehatan merupakan suatu hal


yang sangat rawan dan dapat menimbulkan kegawatdaruratan obstetrik dan
bisa memicu kematian ibu dan bayi. Sementara itu, masih terdapat ibu yang
pernah melahirkan dengan dibantu oleh dukun beranak yaitu sebesar 2,37
persen. Persentase tersebut menurun dibanding tahun sebelumnya yang
mencapai 2,75 persen.

Berat bayi lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu satu jam
pertama setelah lahir. Berat bayi lahir berdasarkan berat badan dapat

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


33
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Bayi Berat Lahir Rendah (berat lahir <
2500 gram), Bayi Berat Lahir Normal (berat lahir > 2500-4000 gram), dan Bayi
Berat Lahir Lebih (berat lahir > 4000 gram).

Gambar 2.16 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang


Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Berat
Badan Bayi Baru Lahir, 2020
>= 2,5 kg
89,07%

.id
go
p s.
.b
tb
//n

Tidak ditimbang
< 2,5 kg Tidak tahu 0,82%
s:

9,50% 0,61%
tp

Sumber: Susenas Maret, 2020


ht

Jika dilihat dari berat badan bayi yang baru dilahirkan selama dua tahun
terakhir, 89,07 persen bayi lahir dengan berat normal yakni diatas 2,5
kilogram. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar bayi mendapat gizi
yang cukup saat masih di dalam kandungan ibu. Kecukupan gizi bayi saat
dalam kandungan merupakan hal yang penting agar bayi dapat lahir dengan
normal dan sehat, serta juga meminimalisir penyebab stunting. Akan tetapi,
masih terdapat 0,82 persen bayi yang tidak ditimbang ketika baru lahir. Hal
ini dapat terjadi karena ibu melahirkan bukan di fasilitas kesehatan atau tidak
dibantu oleh tenaga kesehatan.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


34
Keluarga Berencana

Pengendalian penduduk dan peningkatan kesejahteraan di bidang


kesehatan dapat dilakukan dengan kampanye program Keluarga Berencana
(KB). Dalam penerapannya, BKKBN selaku badan pengelola program KB
mendorong masyarakat untuk memakai alat kontrasepsi guna mencegah
atau menunda kehamilan pada saat yang tepat.

Berdasarkan hasil Susenas Maret 2020, persentase wanita usia subur


(15-49 tahun) yang sedang menggunakan alat KB sebanyak 51,44 persen.
Sedangkan persentase wanita usia subur yang pernah menggunakan KB

.id
sebesar 20,05 persen dan yang tidak/belum pernah menggunakan KB sebesar
28,52 persen. go
s.
p

Tabel 2.4 Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 15-49 Tahun Menurut
.b

Partisipasi Keluarga Berencana (KB) dan Kelompok Umur di


tb

Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020


//n
s:

Penggunaan Alat KB
tp

Kelompok Umur
Ya, pernah Ya, sedang Tidak Total
ht

(1) (2) (3) (4) (5)

15-19 tahun 7,90 37,67 54,43 100,00

20-29 tahun 14,66 52,73 32,61 100,00


30-39 tahun 19,31 57,07 23,63 100,00
40-49 tahun 26,81 45,19 28,00 100,00

Total 20,05 51,44 28,52 100,00


Sumber: Susenas Maret 2020

Perempuan yang berstatus sebagai ibu muda (15-19 tahun) sebagian


besar belum pernah memakai KB yaitu 54,43 persen. Hal tersebut wajar
terjadi karena pada usia tersebut merupakan usia awal pernikahan dimana
pasangan usia subur pada umumnya berencana untuk memiliki anak. Pada

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


35
kelompok umur perempuan usia subur yang pernah kawin lainnya,
sebagian besar berstatus sedang menggunakan KB. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pemahaman perempuan yang pernah kawin atau
keluarga terhadap pentingnya partisipasi KB semakin meningkat.

Gambar 2.17 Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin Berumur 15-


49 Tahun Menurut Alat/cara KB yang Digunakan, 2020

Sterilisasi wanita/tubektomi 2,48

Sterilisasi pria/vasektomi 0,10

IUD/AKDR/Spiral 8,74

.id
Suntikan 62,57
15,85
go
Susuk
Pil 9,11
s.
Kondom pria/karet KB 0,57
p
.b

Kondom wanita/diafragma 0,04


tb

Metode menyusui alami 0,06


//n

Pantang berkala/kalender 0,39


s:

Lainnya 0,09
tp
ht

Sumber: Susenas Maret 2020

Jika dilihat menurut jenis alat/cara KB yang sedang digunakan,


suntikan KB menjadi pilihan paling banyak perempuan usia subur yang
pernah kawin yaitu sebesar 62,57 persen. Selanjutnya, alat/cara yang
banyak dipakai yaitu susuk KB/implan sebesar 15,85 persen, pil KB sebesar
9,11 persen, dan IUD/AKDR/spiral yaitu 8,74 persen. Walaupun metode
sterilisasi pria/vasektomi/MOP tidak populer di masyarakat, tetapi di NTB
terdapat 0,10 persen penduduk yang menggunakan. Persentase ibu yang
menggunakan yang KB secara konvensional (metode menyusui alami dan
pantang berkala/kalender) dan lainnya kurang dari 1 persen. Hal tersebut
terjadi karena faktor keberhasilan KB ini sangat kecil.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


36
Sumber Air Minum Utama

Sumber air utama yang digunakan untuk minum sehari-hari


mencerminkan keadaan sosial ekonomi penduduk. Sebagian penduduk NTB
memenuhi kebutuhan air minumnya dari air yang bersumber dari sumur
bor/pompa (22,40 persen), air isi ulang (19,99 persen), sumur terlindung
(17,90 persen), dan leding (15,77 persen). Keempat sumber air minum
tersebut merupakan sumber air yang paling banyak dikonsumsi oleh
penduduk. Sebaliknya, masih terdapat 0,04 persen penduduk yang sumber
air minum utamanya berasal dari air hujan dan 0,75 persen berasal dari air

.id
permukaan. Kedua sumber air minum tersebut dianggap kurang higienis

go
sehingga dapat menyebebkan masalah pencernaan jika dikonsumsi secara
s.
terus menerus.
p
.b

Gambar 2.18 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Utama yang
tb

Digunakan Rumah Tangga untuk Minum, 2020


//n

Sumur tak terlindung


s:

Mata air terlindung Mata air tak


2,64%
13,06% terlindung
tp

Sumur terlindung 1,02%


ht

17,90%
Air permukaan (sungai,
danau/waduk, kolam,
irigasi)
0,75%
Air hujan
0,04%

Air kemasan
Sumur bor/pompa bermerk
22,40% 6,42%

Air isi ulang


Leding 19,99%
15,77%
Sumber: Susenas Maret 2020

Jika dilihat berdasarkan kualitasnya, air kemasan/isi ulang dianggap


lebih baik dibanding sumber air lainnya karena pada umumnya air

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


37
kemasan/isi ulang melewati proses sterilisasi terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi. Air minum yang berasal dari sumur terlindung akan lebih baik
untuk dikonsumsi dibanding air isi ulang apabila dimasak terlebih dahulu dan
kandungan zat kapurnya rendah. Air yang dimasak terlebih dahulu dapat
meminimalisir bakteri-bakteri yang ada sehingga air lebih sehat untuk
dikonsumsi.

Fasilitas Tempat Buang Air Besar

Sesuai dengan Sustainable Develelopment Goals (SDGs) atau Tujuan


Pembangunan Berkelanjutan (TPB), tujuan ke-6 adalah ketersediaan dan

.id
pengelolaan air bersih dan sanitasi berkelanjutan untuk semua. Pada RPJMN
go
Tahun 2020-2024, pemerintah akan fokus untuk meningkatkan target akses
p s.
sanitasi yang aman dan berkelanjutan yaitu sebesar 90 persen akses sanitasi
.b
tb

layak, termasuk di dalamnya akses aman sebesar 20 persen dan praktik


//n

buang air besar sembarangan (BABS) menurun hingga 0 persen.


s:
tp

Untuk mencapai tujuan tersebut, pembangunan terhadap sanitasi


ht

masyarakat dapat dimulai dari lingkup rumah tangga. Sanitasi yang baik
pada rumah tangga selain terkait dengan ketersediaan air bersih, juga
mencakup fasilitas tempat buang air besar. Dengan adanya fasilitas tempat
BAB yang layak, faktor risiko penyebaran penyakit dapat ditekan, khususnya
yang ditularkan melalui air (waterborne disease) seperti kolera dan disentri
yang bisa menyebabkan kematian.

Berdasarkan gambar 2.19, terlihat bahwa sebagian besar rumah tangga


di NTB memiliki fasilitas tempat buang air besar yang digunakan untuk
rumah tangga sendiri (69,35 persen). Selain itu, terdapat 17,06 persen rumah
tangga yang menggunakan fasilitas BAB bersama dengan beberapa rumah
tangga lain.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


38
Gambar 2.19 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air
Besar, 2020

Tidak ada
fasilitas
11,79%
Ada, ART tidak
menggunakan
0,35% Sendiri
69,35%

MCK
Komunal/umum
1,45%
Bersama
17,06%

.id
go
p s.
Sumber: Susenas Maret 2020
.b
tb

Sementara itu, 1,45 persen rumah tangga tidak memiliki fasilitas buang
//n

air besar pribadi, melainkan menggunakan fasilitas MCK komunal/umum


s:

yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Dalam artian, pada waktu-waktu
tp

tertentu rumah tangga yang menggunakan MCK komunal/umum harus


ht

mengantri dan berganti dengan rumah tangga lain untuk menggunakan


fasilitas tersebut. Hal tersebut tentunya dapat mengganggu sistem ekskresi
dalam tubuh yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Disamping itu, sekitar 11,79 persen rumah tangga mengakui tidak


memiliki fasilitas buang air besar. Masih adanya rumah tangga yang tidak
memiliki fasilitas BAB perlu mendapat perhatian karena ketersediaan
fasilitas tempat BAB penting untuk kesehatan.Hal ini membuat capaian
tujuan SDGs yang keenam masih jauh dari harapan.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


39
Gambar 2.20 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset yang
Digunakan, 2020

Plengsengan
dengan tutup
0,13%

Plengsengan
Leher angsa tanpa tutup
99,24% 0,42%

Cemplung cubluk
0,21%

.id
go
p s.
Sumber: Susenas Maret 2020
.b
tb

Selain itu, jenis kloset yang digunakan pada fasilitas tempat buang air
//n

besar mencerminkan akses terhadap sanitasi yang layak oleh suatu rumah
s:

tangga. Rumah tangga yang sehat menggunakan kloset berbentuk leher


tp

angsa atau plengsengan dengan tutup. Kloset jenis leher angsa akan
ht

mencegah bau tinja keluar dari kloset karena adanya genangan air sehingga
bau tinja tidak akan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Pada gambar 2.20 terlihat bahwa persentase rumah tangga di NTB


dengan jenis kloset yang digunakan yaitu leher angsa sebesar 99,24 persen.
Artinya, kondisi kloset yang digunakan sebagian penduduk sudah cukup baik
dan sehat. Sedangkan persentase rumah tangga yang menggunakan kloset
plengsengan dan cemplung/cubluk sudah kurang dari satu persen.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


40
.id
go
p s.
.b

LAMPIRAN
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


41
.id
go
p s.
.b
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


42
Tabel 1. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Selama Sebulan Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe
Daerah, 2020

Perkotaan+
Kabupaten/Kota Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 44,76 47,00 45,77

Lombok Tengah 57,81 53,33 54,92

Lombok Timur 40,11 48,49 43,72

Sumbawa 40,11 43,72 42,36

id
.
Dompu 51,88
go 34,67 39,15
s.
Bima 44,55 38,70 39,56
bp
b.

Sumbawa Barat 47,87 40,68 43,28


t
//n

Lombok Utara 39,16 27,82 30,49


s:

Kota Mataram 36,36 - 36,36


tp
ht

Kota Bima 41,61 48,46 42,61

NTB 43,20 44,76 44,00


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


43
Tabel 2. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Selama Sebulan Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis
Kelamin, 2020

Laki-laki+
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 44,45 47,04 45,77

Lombok Tengah 52,98 56,67 54,92

Lombok Timur 42,21 45,03 43,72

Sumbawa 40,17 44,65 42,36

id
.
Dompu 36,29
go 42,06 39,15
s.
Bima 38,17 40,94 39,56
bp
b.

Sumbawa Barat 40,53 46,08 43,28


t
//n

Lombok Utara 29,41 31,55 30,49


s:

Kota Mataram 34,03 38,64 36,36


tp
ht

Kota Bima 36,59 48,45 42,61

NTB 41,96 45,93 44,00


Sumber: Susenas Maret, 2020

44 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 3. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Menyebabkan Terganggunya Kegiatan Sekolah atau Pekerjaan
Sehari-hari Selama Sebulan Terakhir (Angka Kesakitan) Menurut
Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2020

Perkotaan+
Kabupaten/Kota Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 23,96 20,79 22,53

Lombok Tengah 22,62 30,03 27,39

Lombok Timur 21,20 25,54 23,07

id
Sumbawa 15,95 17,90 17,16

.
Dompu 17,01 go 17,23 17,17
s.
bp

Bima 11,39 17,07 16,24


b.

Sumbawa Barat 21,92 15,51 17,82


t
//n

Lombok Utara 12,58 16,34 15,46


s:
tp

Kota Mataram 15,13 - 15,13


ht

Kota Bima 21,88 34,51 23,72

NTB 19,72 22,37 21,09


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


45
Tabel 4. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Menyebabkan Terganggunya Kegiatan Sekolah atau Pekerjaan
Sehari-hari Selama Sebulan Terakhir (Angka Kesakitan) Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2020

Laki-laki+
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 22,86 22,21 22,53

Lombok Tengah 25,85 28,78 27,39

Lombok Timur 21,96 24,03 23,07

id
Sumbawa 15,75 18,64 17,16

.
Dompu 16,48 go 17,88 17,17
s.
bp

Bima 15,86 16,61 16,24


b.

Sumbawa Barat 17,27 18,39 17,82


t
//n

Lombok Utara 14,87 16,03 15,46


s:
tp

Kota Mataram 13,67 16,56 15,13


ht

Kota Bima 19,36 27,95 23,72

NTB 19,95 22,16 21,09


Sumber: Susenas Maret, 2020

46 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 5. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Pernah Mengobati Sendiri Selama Sebulan Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2020

Perkotaan+
Kabupaten/Kota Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 63,05 75,41 68,79

Lombok Tengah 69,60 67,22 68,11

Lombok Timur 78,85 76,54 77,75

Sumbawa 86,31 78,77 81,46

id
.
Dompu 91,29
go 81,76 85,05
s.
Bima 91,90 85,74 86,75
bp
b.

Sumbawa Barat 85,46 84,47 84,87


t
//n

Lombok Utara 73,92 68,28 69,98


s:

Kota Mataram 70,53 - 70,53


tp
ht

Kota Bima 73,60 72,57 73,43

NTB 74,25 75,50 74,90


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


47
Tabel 6. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Pernah Mengobati Sendiri Selama Sebulan Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2020

Laki-laki+
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 66,90 70,50 68,79

Lombok Tengah 70,22 66,35 68,11

Lombok Timur 78,32 77,28 77,75

Sumbawa 83,28 79,75 81,46

id
.
Dompu 87,89
go 82,54 85,05
s.
Bima 87,48 86,09 86,75
bp

Sumbawa Barat 84,39 85,30 84,87


tb.
//n

Lombok Utara 71,43 68,67 69,98


s:

Kota Mataram 71,26 69,89 70,53


tp
ht

Kota Bima 74,30 72,80 73,43

NTB 75,77 74,16 74,90


Sumber: Susenas Maret, 2020

48 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 7. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Pernah Berobat Jalan Selama Sebulan Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2020

Perkotaan+
Kabupaten/Kota Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 54,00 48,78 51,58

Lombok Tengah 45,64 46,06 45,90

Lombok Timur 41,27 46,90 43,95

Sumbawa 27,79 38,17 34,47

id
.
Dompu 24,05
go 41,27 35,33
s.
Bima 35,25 35,27 35,26
bp

Sumbawa Barat 19,50 28,43 24,86


b.t
//n

Lombok Utara 33,94 53,95 47,90


s:

Kota Mataram 51,98 - 51,98


tp
ht

Kota Bima 44,58 62,02 47,48

NTB 43,83 43,89 43,86


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


49
Tabel 8. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Pernah Berobat Jalan Selama Sebulan Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2020

Laki-laki+
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 51,50 51,64 51,58

Lombok Tengah 42,11 49,09 45,90

Lombok Timur 42,48 45,16 43,95

Sumbawa 35,34 33,66 34,47

id
.
Dompu 32,67
go 37,67 35,33
s.
Bima 33,32 37,06 35,26
bp

Sumbawa Barat 24,19 25,47 24,86


tb.
//n

Lombok Utara 46,93 48,77 47,90


s:

Kota Mataram 50,76 53,04 51,98


tp
ht

Kota Bima 42,87 50,85 47,48

NTB 42,07 45,40 43,86


Sumber: Susenas Maret, 2020

50 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 9. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Menurut Tempat Berobat Jalan dan Jenis Kelamin, 2020

Laki-laki+
Tempat Berobat Jalan Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Rumah Sakit Pemerintah 5,60 4,69 5,09

Rumah Sakit Swasta 1,78 1,65 1,71

Praktik Dokter/Bidan 42,62 41,77 42,15

Klinik/Praktik Dokter
10,07 9,68 9,85
Bersama

id
Puskesmas/Pustu 37,11 39,20 38,27

.
go
s.
UKBM* 4,81 6,10 5,53
bp

Praktik Pengobatan
2,32 2,53 2,44
b.

Tradisional/ Alternatif
t
//n

Lainnya 5,03 4,50 4,74


s:

Sumber: Susenas Maret, 2020


tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


51
Tabel 10. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Berobat Jalan, 2020

Rumah Praktik Klinik/Praktik


Kabupaten/Kota Rumah Sakit
Sakit Dokter/ Dokter
Pemerintah
Swasta Bidan Bersama
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 6,28 1,52 34,03 12,55

Lombok Tengah 2,55 1,25 51,07 12,36

Lombok Timur 3,29 1,90 40,82 6,54

Sumbawa 5,33 0,17 46,53 5,33

. id
Dompu 6,03 0,56 45,29 5,35
go
s.
Bima 4,18 1,10 47,88 10,32
bp

Sumbawa Barat 5,73 0,67 38,94 8,18


t b.

Lombok Utara 7,45 0,15 38,41 10,04


//n
s:

Kota Mataram 14,01 5,62 31,59 12,21


tp

Kota Bima 3,06 1,24 38,50 8,43


ht

NTB 5,09 1,71 42,15 9,85


Sumber: Susenas Maret, 2020

52 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 10. Lanjutan

Praktik
Puskesmas/ Pengobatan
Kabupaten/Kota UKBM* Lainnya
Pustu Tradisional/
alternatif
(1) (6) (7) (8) (9)

Lombok Barat 49,14 2,45 1,98 2,66

Lombok Tengah 23,54 3,56 4,15 12,30

Lombok Timur 38,03 11,53 2,98 3,22

Sumbawa 41,51 3,22 1,04 4,27

id
Dompu 43,37 6,20 0,56 0,32

.
Bima 34,10 go 7,47 0,58 1,79
s.
bp

Sumbawa Barat 47,08 2,70 1,12 1,94


b.

Lombok Utara 51,54 3,30 3,74 0,00


t
//n

Kota Mataram 43,87 3,40 0,88 0,55


s:
tp

Kota Bima 54,79 2,90 1,07 0,69


ht

NTB 38,27 5,53 2,44 4,74


Sumber: Susenas Maret, 2020
*Poskesdes, Polindes, Posyandu, Balai Pengobatan

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


53
Tabel 11. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Selama Sebulan Terakhir dan Berobat Jalan Menurut
Kabupaten/Kota dan Jaminan Kesehatan yang Digunakan, 2020

BPJS Non-
Kabupaten/Kota BPJS-PBI Jamkesda
PBI
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 31,50 6,77 0,00

Lombok Tengah 9,73 5,03 0,16

Lombok Timur 15,60 3,89 0,00

Sumbawa 21,56 10,66 0,00

.id
Dompu 28,52
go 6,68 1,45
s.
Bima 14,76 10,59 0,00
bp
b.

Sumbawa Barat 41,83 5,58 23,50


t
//n

Lombok Utara 38,02 6,03 0,32


s:

Kota Mataram 20,74 24,04 25,26


tp
ht

Kota Bima 35,05 14,90 11,50

NTB 20,01 8,08 3,29


Sumber: Susenas Maret, 2020

54 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 11. Lanjutan
Jaminan
Kabupaten/Kota Asuransi kesehatan Tidak
Swasta perusahaan/ Menggunakan
kantor
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 0,06 0,73 61,06

Lombok Tengah 0,00 0,00 85,08

Lombok Timur 0,00 0,00 80,51

Sumbawa 0,00 0,71 67,07

id
Dompu 0,00 0,00 63,36

.
Bima 0,00 go 0,00 74,65
s.
bp

Sumbawa Barat 0,00 3,27 38,26


b.

Lombok Utara 0,00 0,00 55,63


t
//n

Kota Mataram 0,00 1,39 32,75


s:
tp

Kota Bima 0,00 0,04 39,36


ht

NTB 0,00 0,36 68,91


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


55
Tabel 12. Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap Selama Setahun
Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2020

Perkotaan+
Kabupaten/Kota Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 4,54 3,41 4,03

Lombok Tengah 7,77 7,30 7,47

Lombok Timur 7,30 6,12 6,79

Sumbawa 5,83 7,98 7,17

id
Dompu 7,77 7,53 7,59

.
Bima 5,97 go 6,48 6,41
s.
bp

Sumbawa Barat 4,96 4,25 4,51


b.

Lombok Utara 4,95 5,34 5,25


t
//n

Kota Mataram 5,61 - 5,61


s:
tp

Kota Bima 9,67 9,50 9,64


ht

NTB 6,51 6,34 6,42


Sumber: Susenas Maret, 2020

56 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 13. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Menurut Tempat Rawat Inap dan Jenis Kelamin, 2020

Laki-laki+
Tempat Berobat Jalan Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Rumah Sakit Pemerintah 38,55 34,80 36,21

Rumah Sakit Swasta 11,92 13,19 12,71

Praktik Dokter/Bidan 1,53 4,55 3,41

Klinik/Praktik Dokter
8,69 5,80 6,89
Bersama

id
.
Puskesmas/Pustu 43,66
go 43,64 43,65
s.
Praktik Pengobatan
bp

0,11 0,04 0,07


Tradisional/ Alternatif
b.

Lainnya 0,68 2,57 1,86


t
//n

Sumber: Susenas Maret, 2020


s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


57
Tabel 14. Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap Selama Setahun
Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Rawat Inap,
2020

Rumah Praktik Klinik/Praktik


Kabupaten/Kota Rumah Sakit
Sakit Dokter/ Dokter
Pemerintah
Swasta Bidan Bersama
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 45,95 14,73 4,21 4,61

Lombok Tengah 29,01 17,05 5,28 12,41

Lombok Timur 18,47 12,91 5,58 8,21

id
Sumbawa 38,09 0,48 0,28 1,40

.
Dompu 51,17 2,93 go 3,56 4,21
s.
bp

Bima 35,88 7,75 0,56 6,52


b.

Sumbawa Barat 65,35 4,40 3,14 0,49


t
//n

Lombok Utara 42,79 3,37 3,34 7,82


s:
tp

Kota Mataram 53,45 27,85 0,45 2,80


ht

Kota Bima 71,53 19,42 0,00 4,11

NTB 36,21 12,71 3,41 6,89


Sumber: Susenas Maret, 2020

58 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 14. Lanjutan

Praktik
Puskesmas/ Pengobatan
Kabupaten/Kota Lainnya
Pustu Tradisional/
alternatif
(1) (6) (7) (8)

Lombok Barat 31,72 0,00 2,75

Lombok Tengah 36,88 0,00 4,75

Lombok Timur 58,59 0,00 1,02

Sumbawa 63,13 0,42 0,00

. id
Dompu 42,81 0,00 2,14
go
s.
Bima 50,74 0,00 1,89
bp

Sumbawa Barat 31,71 0,00 0,00


t b.

Lombok Utara 53,20 0,68 0,00


//n
s:

Kota Mataram 17,00 0,00 0,00


tp

Kota Bima 11,23 0,00 0,55


ht

NTB 43,65 0,07 1,86


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


59
Tabel 15. Persentase Penduduk yang Rawat Inap Selama Setahun Terakhir
dengan Menggunakan Jaminan Kesehatan Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2020

Laki-laki+
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 63,45 66,93 65,73

Lombok Tengah 43,42 48,56 46,69

Lombok Timur 58,94 54,78 56,12

Sumbawa 65,36 63,44 64,28

id
.
Dompu 66,34
go 65,68 65,94
s.
Bima 62,40 68,73 65,90
bp
b.

Sumbawa Barat 98,87 93,03 95,14


t
//n

Lombok Utara 76,61 84,46 81,79


s:

Kota Mataram 79,30 84,36 82,01


tp
ht

Kota Bima 73,84 84,12 80,54

NTB 61,83 62,75 62,40


Sumber: Susenas Maret, 2020

60 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 16. Persentase Penduduk yang Rawat Inap Selama Setahun Terakhir
Menurut Kabupaten/Kota dan Jaminan Kesehatan yang
Digunakan, 2020

Kabupaten/Kota BPJS-PBI BPJS Non-PBI Jamkesda


(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 61,20 36,84 0,39

Lombok Tengah 59,46 38,53 0,00

Lombok Timur 72,56 25,21 2,23

Sumbawa 69,79 26,16 2,15

id
Dompu 81,85 16,67 0,93

.
Bima 69,54 go 30,46 0,00
s.
bp

Sumbawa Barat 67,29 10,35 45,04


b.

Lombok Utara 83,80 12,55 3,65


t
//n

Kota Mataram 42,02 42,85 14,21


s:
tp

Kota Bima 59,75 32,29 3,80


ht

NTB 65,51 29,89 4,24


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


61
Tabel 16. Lanjutan

Jaminan
Asuransi kesehatan Tidak
Kabupaten/Kota
Swasta perusahaan/ Menggunakan
kantor
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 0,78 0,80 34,27

Lombok Tengah 0,00 2,02 53,31

Lombok Timur 0,00 0,00 43,88

Sumbawa 0,15 1,76 35,72

. id
Dompu 0,55
go 0,00 34,06
s.
Bima 0,00 0,00 34,10
bp

Sumbawa Barat 0,00 3,69 4,86


t b.
//n

Lombok Utara 0,00 0,00 18,21


s:

Kota Mataram 0,00 2,72 17,99


tp
ht

Kota Bima 0,00 4,16 19,46

NTB 0,12 1,28 37,60


Sumber: Susenas Maret, 2020

62 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 17. Rata-rata Lama Rawat Inap Selama Setahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2020

Laki-laki+
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 5,41 3,96 4,46

Lombok Tengah 4,00 3,36 3,59

Lombok Timur 4,76 3,22 3,72

Sumbawa 5,50 3,09 4,15

id
Dompu 4,07 4,80 4,51

.
Bima 6,77 go 3,69 5,07
s.
bp

Sumbawa Barat 4,97 4,11 4,42


b.

Lombok Utara 4,21 3,77 3,92


t
//n

Kota Mataram 6,92 3,42 5,05


s:
tp

Kota Bima 7,41 4,90 5,77


ht

NTB 5,26 3,58 4,21


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


63
Tabel 18. Persentase Penduduk yang Rawat Inap Selama Setahun Terakhir
Menurut Kabupaten/Kota dan Lama Rawat Inap, 2020

Lama Rawat Inap


Kabupaten/Kota Total
1-3 hari 4-6 hari 7-29 hari 30+ hari
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Lombok Barat 59,00 17,47 22,60 0,93 100,00

Lombok Tengah 69,72 15,88 14,40 0,00 100,00

Lombok Timur 63,78 21,74 14,48 0,00 100,00

Sumbawa 61,48 16,89 21,63 0,00 100,00

id
.
Dompu 48,08 29,15
go22,33 0,44 100,00
s.
Bima 59,61 19,31 18,43 2,65 100,00
bp
b.

Sumbawa Barat 65,88 14,51 19,62 0,00 100,00


t
//n

Lombok Utara 67,08 17,57 13,05 2,29 100,00


s:

Kota Mataram 61,92 17,59 19,46 1,03 100,00


tp
ht

Kota Bima 44,15 22,97 32,36 0,52 100,00

NTB 62,09 19,23 18,12 0,56 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2020

64 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 19. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
Pernah Kawin Menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur
Perkawinan Pertama, 2020

Kelompok Umur Perkawinan Pertama


Kabupaten/Kota Total
<=18 tahun 19-20 tahun 21+ Tahun
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 33,75 25,84 40,41 100,00

Lombok Tengah 46,14 24,90 28,95 100,00

Lombok Timur 41,68 25,63 32,69 100,00

id
Sumbawa 24,91 20,37 54,72 100,00

.
Dompu 28,05 go
28,21 43,74 100,00
s.
bp

Bima 24,93 24,02 51,05 100,00


b.

Sumbawa Barat 26,43 21,22 52,35 100,00


t
//n

Lombok Utara 33,46 25,02 41,52 100,00


s:
tp

Kota Mataram 26,81 24,16 49,03 100,00


ht

Kota Bima 17,26 22,41 60,33 100,00

NTB 35,20 24,67 40,13 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


65
Tabel 20. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Tempat Melahirkan, 2020
RS Rumah
Kabupaten/Kota Pemerintah/ bersalin/ Puskesmas Pustu
Swasta/RSIA klinik
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 23,56 6,36 36,05 0,00

Lombok Tengah 21,30 14,25 20,44 1,75

Lombok Timur 17,14 3,03 25,46 0,66

id
Sumbawa 34,22 6,85 44,31 0,00

.
Dompu 36,61 1,99 go 32,15 1,02
s.
bp

Bima 21,34 1,74 17,80 9,76


b.

Sumbawa Barat 23,99 10,19 27,78 0,67


t
//n

Lombok Utara 30,73 8,43 46,66 1,11


s:
tp

Kota Mataram 46,67 19,28 20,54 0,00


ht

Kota Bima 50,69 1,98 12,58 2,79

NTB 26,32 7,72 27,15 1,66


Sumber: Susenas Maret, 2020

66 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 20. Lanjutan
Praktek
Polindes/
Kabupaten/Kota Tenaga Rumah Lainnya Total
Poskesdes
Kesehatan
(1) (6) (7) (8) (9) (10)

Lombok Barat 0,00 31,99 2,05 0,00 100,00

Lombok Tengah 5,57 24,72 11,98 0,00 100,00

Lombok Timur 9,78 42,99 0,94 0,00 100,00

Sumbawa 9,94 0,91 3,77 0,00 100,00

id
Dompu 1,93 12,31 13,98 0,00 100,00

.
Bima 3,80 28,08
go16,39 1,10 100,00
s.
Sumbawa Barat 11,31 20,10 5,97 0,00 100,00
bp
b.

Lombok Utara 2,14 9,92 1,02 0,00 100,00


t
//n

Kota Mataram 2,93 10,57 0,00 0,00 100,00


s:
tp

Kota Bima 8,04 20,75 3,17 0,00 100,00


ht

NTB 5,87 25,17 6,00 0,10 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


67
Tabel 21. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Terakhir, 2020

Dokter Dokter
Kabupaten/Kota Bidan Perawat
kandungan umum
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 23,02 1,87 72,36 0,70

Lombok Tengah 30,09 0,00 60,28 0,00

Lombok Timur 13,40 0,00 86,60 0,00

Sumbawa 20,76 4,35 73,75 0,00

. id
Dompu 35,96
go
4,43 57,08 0,00
s.
Bima 13,62 1,52 83,56 0,00
bp
b.

Sumbawa Barat 14,40 0,00 84,26 0,00


t
//n

Lombok Utara 17,33 1,47 81,20 0,00


s:

Kota Mataram 58,68 0,00 41,32 0,00


tp
ht

Kota Bima 45,43 0,00 54,57 0,00

NTB 25,14 1,07 71,08 0,08


Sumber: Susenas Maret, 2020

68 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 21. Lanjutan
Dukun
Kabupaten/Kota beranak/ Lainnya Tidak ada Total
paraji
(1) (6) (7) (8) (9)

Lombok Barat 1,14 0,00 0,91 100,00

Lombok Tengah 8,96 0,67 0,00 100,00

Lombok Timur 0,00 0,00 0,00 100,00

Sumbawa 1,14 0,00 0,00 100,00

Dompu 2,53 0,00 0,00 100,00

. id
Bima 0,96
go
0,34 0,00 100,00
s.
Sumbawa Barat 1,33 0,00 0,00 100,00
bp
b.

Lombok Utara 0,00 0,00 0,00 100,00


t
//n

Kota Mataram 0,00 0,00 0,00 100,00


s:

Kota Bima 0,00 0,00 0,00 100,00


tp
ht

NTB 2,37 0,17 0,10 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


69
Tabel 22. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Berat Badan Bayi Baru Lahir, 2020

Tidak Tidak
Kabupaten/Kota < 2,5 kg >= 2,5 kg Total
ditimbang Tahu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Lombok Barat 5,11 92,70 1,14 1,06 100,00

Lombok Tengah 6,39 91,61 1,23 0,77 100,00

Lombok Timur 0,56 99,44 0,00 0,00 100,00

id
Sumbawa 9,85 88,53 1,61 0,00 100,00

.
Dompu 12,45 84,85 go1,49 1,21 100,00
s.
bp

Bima 18,44 78,67 1,75 1,13 100,00


b.

Sumbawa Barat 26,59 72,07 1,33 0,00 100,00


t
//n

Lombok Utara 20,74 75,98 0,00 3,28 100,00


s:
tp

Kota Mataram 19,37 80,63 0,00 0,00 100,00


ht

Kota Bima 18,31 81,69 0,00 0,00 100,00

NTB 9,50 89,07 0,82 0,61 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2020

70 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 23. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
Pernah Kawin Menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi KB, 2020

Pernah Sedang Tidak


Kabupaten/Kota Total
menggunakan menggunakan menggunakan
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 14,96 55,59 29,45 100,00

Lombok Tengah 22,86 47,43 29,71 100,00

Lombok Timur 24,03 49,22 26,75 100,00

Sumbawa 10,97 58,50 30,53 100,00

id
Dompu 16,55 56,31 27,14 100,00

.
Bima 29,04 go
48,51 22,45 100,00
s.
bp

Sumbawa Barat 14,89 49,20 35,91 100,00


b.

Lombok Utara 11,84 62,08 26,08 100,00


t
//n
s:

Kota Mataram 18,80 50,14 31,05 100,00


tp

Kota Bima 18,78 47,85 33,38 100,00


ht

NTB 20,05 51,44 28,52 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


71
Tabel 24. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
Pernah Kawin dan Sedang Menggunakan KB Menurut
Kabupaten/Kota dan Alat/cara KB, 2020

Sterilisasi Sterilisasi
IUD/
wanita/ pria/
Kabupaten/Kota AKDR/ Suntikan
tubektomi/ vasektomi/
Spiral
MOW MOP
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 1,25 0,00 6,36 59,11

Lombok Tengah 1,80 0,00 4,68 64,30

Lombok Timur 3,24 0,00 7,07 66,57

. id
Sumbawa 2,46 0,00 15,96 49,18
go
s.
Dompu 3,50 0,41 1,97 67,51
bp

Bima ,41 0,00 2,99 85,43


t b.
//n

Sumbawa Barat 2,98 0,00 12,91 64,90


s:

Lombok Utara 1,95 0,00 6,28 60,62


tp
ht

Kota Mataram 5,67 0,94 28,95 46,44

Kota Bima 2,55 0,00 9,83 55,97

NTB 2,48 0,10 8,74 62,57


Sumber: Susenas Maret, 2020

72 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 24. Lanjutan

Intravag/
Kondom
Susuk KB/ kondom
Kabupaten/Kota Pil pria/ karet
implan wanita/
KB
diafragma
(1) (6) (7) (8) (9)

Lombok Barat 22,15 9,96 0,75 0,00

Lombok Tengah 13,51 15,47 0,00 0,00

Lombok Timur 11,65 10,24 0,31 0,18

Sumbawa 23,02 7,84 1,10 0,00

id
Dompu 21,55 4,85 0,00 0,00

.
go
s.
Bima 10,32 ,85 0,00 0,00
bp

Sumbawa Barat 11,29 6,83 1,09 0,00


t b.

Lombok Utara 21,53 9,27 0,00 0,00


//n
s:

Kota Mataram 9,35 4,84 2,96 0,00


tp
ht

Kota Bima 25,54 1,70 0,24 0,00

NTB 15,85 9,11 0,57 0,04


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


73
Tabel 24. Lanjutan

Metode Pantang
Kabupaten/Kota menyusui Berkala/ Lainnya Total
alami Kalender
(1) (10) (11) (12) (13)

Lombok Barat 0,41 0,00 0,00 100,00

Lombok Tengah 0,00 0,24 0,00 100,00

Lombok Timur 0,00 0,73 0,00 100,00

Sumbawa 0,00 0,00 0,44 100,00

id
Dompu 0,00 0,00 0,21 100,00

.
Bima 0,00 go
0,00 0,00 100,00
s.
bp

Sumbawa Barat 0,00 0,00 0,00 100,00


b.

Lombok Utara 0,00 0,36 0,00 100,00


t
//n

Kota Mataram 0,00 0,85 0,00 100,00


s:
tp

Kota Bima 0,00 2,81 1,37 100,00


ht

NTB 0,06 0,39 0,09 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2020

74 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 25. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan
Sumber Air Utama yang Digunakan Rumah Tangga untuk
Minum, 2020

Ledeng Sumur
Kabupaten/Kota Air Kemasan Air Isi
Meteran/ Bor/
Bermerk Ulang
Eceran Pompa
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 5,64 15,30 21,20 13,67

Lombok Tengah 3,63 22,31 16,19 17,42

Lombok Timur 3,28 11,32 12,40 28,28

id
Sumbawa 5,23 38,72 9,02 12,08

.
Dompu 5,32 go
12,76 7,38 47,83
s.
bp

Bima 1,54 11,01 3,41 55,21


b.

Sumbawa Barat 7,89 58,07 8,36 14,19


t
//n

Lombok Utara 5,59 3,55 28,82 6,57


s:
tp

Kota Mataram 26,45 27,99 37,08 1,44


ht

Kota Bima 9,17 45,88 3,66 38,01

NTB 6,42 19,99 15,77 22,40


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


75
Tabel 25. Lanjutan

Sumur Sumur tak Mata air Mata air tak


Kabupaten/Kota
Terlindung terlindung terlindung terlindung
(1) (6) (7) (8) (9)

Lombok Barat 25,81 4,36 10,75 3,00

Lombok Tengah 30,87 5,11 4,35 0,00

Lombok Timur 15,63 2,45 24,19 0,39

Sumbawa 20,95 3,25 8,20 1,07

id
Dompu 6,99 0,12 15,90 3,36

.
Bima 6,19 go
0,39 21,71 0,54
s.
bp

Sumbawa Barat 9,59 1,28 0,12 0,17


b.

Lombok Utara 16,88 1,26 30,77 4,83


t
//n

Kota Mataram 6,94 0,10 0,00 0,00


s:
tp

Kota Bima 0,94 0,06 1,85 0,42


ht

NTB 17,90 2,64 13,06 1,02


Sumber: Susenas Maret, 2020

76 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 25. Lanjutan

Air permukaan
Kabupaten/Kota (sungai, danau,
Air Hujan Lainnya Total
waduk, kolam,
irigasi)
(1) (10) (11) (12) (13)

Lombok Barat 0,00 0,26 0,00 100,00

Lombok Tengah 0,12 0,00 0,00 100,00

Lombok Timur 2,06 0,00 0,00 100,00

Sumbawa 1,47 0,00 0,00 100,00

id
Dompu 0,34 0,00 0,00 100,00

.
Bima 0,00 go
0,00 0,00 100,00
s.
bp

Sumbawa Barat 0,16 0,00 0,17 100,00


b.

Lombok Utara 1,73 0,00 0,00 100,00


t
//n

Kota Mataram 0,00 0,00 0,00 100,00


s:
tp

Kota Bima 0,00 0,00 0,00 100,00


ht

NTB 0,75 0,04 0,00 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


77
Tabel 26. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan
Fasilitas Tempat Buang Air Besar, 2020

Umum/
Kabupaten/Kota Sendiri Bersama
Komunal
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 59,66 17,82 2,08

Lombok Tengah 69,67 15,41 1,07

Lombok Timur 63,77 24,70 0,69

Sumbawa 78,54 7,31 0,29

id
Dompu 73,28 8,61 4,04

.
go
s.
Bima 68,46 14,76 3,25
bp

Sumbawa Barat 91,83 6,55 0,61


t b.

Lombok Utara 71,43 16,24 1,46


//n
s:

Kota Mataram 77,51 18,64 1,08


tp
ht

Kota Bima 79,08 13,45 3,35

NTB 69,35 17,06 1,45


Sumber: Susenas Maret, 2020

78 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


Tabel 26. Lanjutan

Ada, ART tidak


Kabupaten/Kota Tidak Ada Total
Menggunakan
(1) (5) (6) (7)

Lombok Barat 0,87 19,58 100,00

Lombok Tengah 0,59 13,26 100,00

Lombok Timur 0,00 10,84 100,00

Sumbawa 0,15 13,70 100,00

Dompu 0,32 13,75 100,00

id
.
Bima 0,85
go 12,69 100,00
s.
Sumbawa Barat 0,04 0,96 100,00
bp

Lombok Utara 0,34 10,52 100,00


t b.
//n

Kota Mataram 0,00 2,78 100,00


s:

Kota Bima 0,00 4,12 100,00


tp
ht

NTB 0,35 11,79 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2020

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


79
Tabel 27. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis
Kloset yang Digunakan, 2020
Plengsengan
Kabupaten/Kota Leher Plengsengan Cemplung/
Tidak Total
Angsa Tertutup Cubluk
Tertutup
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Lombok Barat 99,02 0,14 0,68 0,15 100,00

Lombok Tengah 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Lombok Timur 98,96 0,15 0,62 0,27 100,00

Sumbawa 99,76 0,00 0,24 0,00 100,00

id
Dompu 97,24 0,08 2,68 0,00 100,00

.
Bima 98,37 0,47 go 0,55 0,60 100,00
s.
bp

Sumbawa Barat 99,36 0,64 0,00 0,00 100,00


b.

Lombok Utara 98,31 0,11 0,00 1,58 100,00


t
//n

Kota Mataram 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00


s:
tp

Kota Bima 99,88 0,12 0,00 0,00 100,00


ht

NTB 99,24 0,13 0,42 0,21 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2020

80 PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


. id
go
s.
bp
tb.
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2020


81

Anda mungkin juga menyukai