Anda di halaman 1dari 50

1

PERAN PONDOK PESANTREN AL-ANSHOR AMBON DALAM


MEMBINA SANTRI MUALLAF MALUKU

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Ahmad Imam Mujahid Rumbara


NIM. 192.100.051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AQIDAH AL-HASYIMIYAH
JAKARTA
2023
2

LEMBAR PENGESAHAN

PERAN PONDOK PESANTREN AL-ANSHOR AMBON DALAM


MEMBINA SANTRI MUALLAF MALUKU

Diajukan Oleh
Ahmad Imam Mujahid Rumbara
NIM. 192.100.051

Disetujui Oleh :

Ketua Program Pendidikan Agama Islam


STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyah

Dr. Komarudin, MA
3

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Ahmad Imam Mujahid Rumbara
NIM :192100051
Program Studi : PAI
Judul Skripsi :Peran Pondok Pesantren Al anshar Dalam Membina Santri Muallaf
Maluku

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana strata
satu di STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta. Sumber yang saya gunakan dalam
menulis skripsi ini sudah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di STAI
Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta.
Jika di kemudian hari terbukti hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta.

Jakarta, 08 oktober 2023


4

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini disusun oleh: Ahmad Imam Mujahid Rumbara


Nama : Ahmad Imam Mujahid Rumbara
NIM :192100051
Program Studi :PAI
Judul Skripsi : PERAN PONDOK PESANTREN AL-ANSHOR AMBON
DALAMMEMBINA SANTRI MUALLAF MALUKU

Telah diujikan di hadapan Dewan Penguji pada 3 NOVEMBER 2023 dan telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam, STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta
Jakarta, (3 NOVEMBER 2023)
DEWAN PENGUJI TANDA TANGAN TANGGAL

TGKH. Dr. Muslihan Habib, SS, MA


Ketua ……………………. …………...

Ilyas Ichsani, M.Hum


Sekretaris ……………………. …………...

Aida Maqbulah, MA
Pembimbing ……………………. …………...

Dr. H. Syafruddin, MA
Penguji I ……………………. …………...

Dr. Komarudin, MA
Penguji II ……………………. …………...
5

ABSTRAK

Ahmad Imam Mujahid Rumbara NIM. 192.100.051, Peran Pondok PesantrenAl-


Anshor Ambon Dalam Membina Santri Muallaf Maluku. ,Program Studi
Pendidikan Agama Islam STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyah Jakarta 2022
Pada era globalisasi ini, pesantren dihadapkan pada perkembangan masalah
yang sangat pesat, sehingga pesantren dituntut bisa mengantisipasi perkembangan
tersebut. Jika tidak, maka pesantren akan berada pada posisi yang tersisih. Bertolak
dari hal tersebut, pesantren kini tidak harus memfokuskan perhatian pada lembaga
pendidikan agama saja, melainkan juga harus mengembangkan fungsi dan perannya
dalam rangka memperbaiki kondisi masyarakat yang mengalami krisis moral.
Pondok pesantren yang dipimpin oleh ustadz Abu Imam A. Rohim Rumbara yang
akrab dipanggil Abu Imam, didirikan pada tanggal 14 Februari 2004 merupakan
sebuah lembaga keagamaan yang selalu eksis untuk membina dan menyekolahkan
anak yatim muallaf dan dhuafa’. Permasalahan dalam penelitian adalah bagaimana
peran pondok pesantren Al- Anshor Ambon Dalam Membina Santri Muallaf
Maluku? Dan upaya apa sajayang dilakukan pondok pesantren Al-Anshor Ambon
dalam membina santri muallaf maluku.
Tipe penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini akan dilaksanakan setelah
proposal ini selesai diseminarkan. Subyek (informan) dalam penelitian ini adalah 2
orang Pengurus/Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon dan 1 orang santri
muallaf yang berada di pondok pesantren Al-Anshor Ambon. Teknik analisis data
meliputi reduksi data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan.
Kata Kunci: Pondok Pesantren, Santri Muallaf
6
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, yang telah
memberikan kepada umat manusia berbagai macam nikmat, sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini dan selalu tegar selama menjalani hari-hari di kampus STAI Al-
Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta. Sholawat teriring salam semoga tercurahkan ke haribaan
junjungan kita Nabi Muhammad saw, Sang Revolusioner peradaban manusia, dari
peradaban Jahiliyah menuju peradaban yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penulisan skripsi ini banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran bagi penulis.
Untuk memahami sesuatu kita tidak bisa serampangan menilainya, melainkan harus
mengetahui seluk-beluk, memperhatikan, dan menelaah melalui ilmu pengetahuan. Penulis
sangat menyadari bahwa ternyata ilmu yang dikuasai hanyalah setetes bahkan lebih kecil
dari itu, dari luasnya lautan ilmu Allah yang sangat luas, Namun akhirnya dengan susah
payah penulis dapat mengakhiri penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar.
Tersusunnya skripsi ini adalah karena karunia Tuhan yang tak ternilai harganya,
ditambah dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak TGKH. Dr. Muslihan Habib, SS, MA, selaku Ketua STAI Al-Aqidah Al-
Hasyimiyyah Jakarta.
2. Bapak Ilyas Ichsani, M.Hum, selaku Wakil Ketua I STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah
Jakarta.
3. Ibu Aida Maqbulah, MA, selaku Wakil Ketua II STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah
Jakarta.
4. Bapak Dr. Habib Ahmad Muhajir Algadri, M.Si, selaku Wakil III STAI Al-Aqidah Al-
Hasyimiyyah Jakarta.
5. Bapak Dr. Komarudin, MA, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah
6. Pimpinan dan seluruh staff Perpustakaan STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta.
7. Bapak Dr. Komarudin, MA sebagai Pembimbing Skripsi, yang di sela-sela
kesibukannya beliau bersedia membimbing penulis untuk menyelesaikan penulisan
skripsi.
8. Bapak Arhan saputra S.SY selaku Penguji Skripsi I, yang memberikan masukan kepada
penulis untuk memperbaiki skripsi.
9. Ibu Ika Yulistiana, SE, MM, selaku Penguji Skripsi II, yang turut memberikan masukan
kepada penulis untuk memperbaiki skripsi.
7
10. Segenap Staff Kampus STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta.
11. Keluarga besar ponpes al anshar ambon yang membantu saya dalam menyelasikan
tugas skripsi ini
8

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………….........................1


LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS………………........................2
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI………………………........................3
ABSTRAK………………………………………………………..................4
UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………...............
DAFTAR ISI…………………………………………………… ..................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah. ................................................................................. 8
C. Fokus Penelitian .................................................................................... 9
D. Tujuan Penelitian....................................................................................9
E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
F. Penjelasan Istilah ................................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pondok Pesantren ................................................................................. 12
B. Tinjauan Tentang Santri ....................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian......................................................................................20
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 20
C. Subyek Penelitian ................................................................................. 20
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 20
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA
5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan Islam, yakni

lembaga yang digunakan untuk mempelajari agama Islam, sekaligus sebagai pusat

penyebarannya.Sebagai pusat penyebaran agam

a Islam di pesantren dituntut untuk mengembangkan fungsi dan perannya,

yaitu mengupayakan tenaga-tenaga atau misi-misi agama, yang nantinya

diharapkan mampu membawa perubahan kond

isi, situasi, dan tradisi masyarakat yang lebih baik.

Keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di

Indonesia, telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyebaran Islam dan telah

banyak berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat.1

Pondok pesantren diharapkan tidak hanya berkemampuan dalam

pembinaan pribadi muslim yang islami, tetapi juga mampu mengadakan perubahan

dan perbaikan sosial kemasyarakatan. Pengaruh pesantren sangat positif bila

alumnusnya telah kembali ke masyarakat dengan membawa berbagai perubahan

dan perbaikan bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.

Kehadiran pesantren ditengah-tengah masyarakat tidak hanya sebagai

lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga penyiaran agama dan sosial

keagamaan. Dengan sifat yang lentur (flekxibel).Sejak awal kehadirannya,

pesantren ternyata mampu mengadaptasikan diri dengan serta memenuhi tuntutan

masyarakat.

1
Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Pondok Pesantren, (Jakarta: 2004),hlm. 140.
6

Pondok pesantren tidak hanya memainkan tiga fungsi tradisional:

transmisi dan tranformasi ilmu-ilmu keislaman, pemeliharaan tradisi muslim, dan

reproduksi intelektual ulama, namun juga menjadi pusat penyuluhan kesehatan,

pengembangan teknologi tepat guna usaha-usaha penyelamatan dan pelestrarian

lingkungan hidup, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.2

Oleh karena itu, keberadaan pondok pesantren sebagai salah satu lembaga

pendidikan agama Islam memiliki tugas yang amat berat untuk mengatasai problem

sosial tersebut. Pondok pesantren, disamping tempat untuk memperoleh

pengetahuan agama Islam dan penyebarluasan dakwah, juga berperan sebagai

lembaga pemberdayaan masyarakat sekitar.

Fungsi pesantren ada 3:

1. Reproduction of ulama (tempat lahirnya para ulama dan ahli agama).

2. Trasmition of islamic knowledge.

3. Transmition islamic culture.

Selain menjadi tempat melahirkan para ulama, pesantren menjadi tempat

untuk melestarikan budaya Islam. Budaya Islam di pesantren dalam keseharian para

santri kitab-kitab dibedah, dipahami maknanya kemudian setelah lulus dari pondok

pesantren diajarkan kepada masyarakat.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam secara selektif bertujuan

menjadikan para santrinya sebagai manusia yang mandiri yang diharapkan dapat

menjadi pemimpin umat dalam menuju keridhoan Tuhan. Oleh karena itu,

pesantren bertugas untuk mencetak manusia yang benar-benar ahli dalam bidang

2
Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Pondok Pesantren, (Jakarta: 2004),hlm. 4.
7

agama dan lmu pengetahuan, serta berahlak mulia. Untuk mencapai tujuan itu maka

pesantrenmengajarkan kitab-kitabwajib (KutubulMuqarrarah) sebagai buku teks

yang dikenal dengan sebutan kitab kuning. Untuk mempelajari kitab kuning ini

digunakan sistem metode pembelajaran tertentu.

Dengan ini pondok pesantren diharapkan tidak hanya berkemampuan dalam

pembinaan pribadi muslim yang islami, tetapi juga mampu mengadakan perubahan

dan perbaikan sosial kemasyarakatan. Pengaruh pesantren sangat terlihat positif bila

alumnusnya telah kembali ke masyarakat dengan membawa berbagai perubahan

dan perbaikan bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.

Pada era globalisasi ini, pesantren dihadapkan pada perkembangan masalah

yang sangat pesat, sehingga pesantren dituntut untuk harus bisa mengantisipasi

perkembangan tersebut. Jika tidak, maka pesantren akan berada pada posisi yang

tersisih. Bertolak dari hal tersebut, pesantren kini tidak harus memfokuskan

perhatian pada lembaga pendidikan agama saja, melainkan juga harus

mengembangkan fungsi dan perannya dalam rangka memperbaiki kondisi

masyarakat yang mengalami krisis moral.

Menurut Dawam Raharja, pesantren bukan hanya sebagai lembaga agama

saja, melainkan juga sebagai lembaga sosial.3

Pondok pesantren yang dipimpin oleh ustadz Abu Imam A. Rohim Rumbara

yang akrab dipanggil Abu Imam, didirikan pada tanggal 14 Febrauri 2004

merupakan sebuah lembaga keagamaan yang selalu eksis untuk membina

3
M. Dawam Raharjo, Penggul atau Dunia Pesantren, (Jakarta: P3M, 1985), hlm. 17.
8

dan menyekolahkan anak yatim muallaf dan dhuafa’.Pondok pesantren tersebut

berlokasi di Air besar RT 04/RW 17 Batumerah.

Ustadz Abu Imam mendirikan pesantren dengan tujuan memperbaiki akhlak

manusia atau anggota masyarakat yang memiliki cacat moral, kurang mampu dan

anak-anak korban konflik pada Tahun 1999, serta membina para muallaf yang

masuk Islam Pasca konflik 1999.4

Pondok pesantren Al-Anshor juga memiliki santri yang mempunyai

kemampuan dalam membaca Al-Qur'an bahkan hingga menghafalnya dengan baik.

dan diantara santri-santri tersebut ada diantara mereka yang tergolong dari keluarga

Muallaf di maluku. dan santri muallaf setelah dibina, mereka juga memiliki akhlak

yang baik bahkan ada yang telah menghafal Al-Qur'an dah Hadits.

Berdasarkan pemikiran di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam

lagi terhadap masalah tersebut untuk diangkat dalam bentuk penelitian dengan

judul: Peran Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon Dalam Membina Santri

Muallaf Maluku.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran pondok pesantren Al-Anshor Ambon dalam membina

santri muallaf maluku?

4
Sekretaris Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon Tahun 2023.
9

2. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan Pondok Pesantren Al-Anshor

Ambon dalam membina santri muallaf maluku?

C. Fokus Penelitian

Agar pembahasan yang dibahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan yang ada seputar peran pondok pesatren Al-Anshor Ambon dalam

Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur'an meliputi: shalat fardu berjamaah,

belajar dan membaca Al-Qur’an, menghafal Al-Qur’an dan Hadis, puasa sunnah,

shalat tahajjud, zikir.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran pondok pesatren Al-Anshor Ambon dalam

membina santri Muallaf Maluku?

2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan peran pondok pesatren

Al-Anshor Ambon dalam membina santri Muallaf maluku?

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Lembaga STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyah, hasil penelitian ini akan

menambah referensi dibidang penelitian pedidikan yang berkaitan dengan

peran pondok pesatren Al-Anshor Ambon dalam membina santri muallaf.

b. Bagi Pondok Pesantren, penelitian ini akan memberikan kontribusipemikiran

agar lebih meningkatkan kualitas santri dalam membina santri Muallaf.


10

2. Manfaat Praktis

Bagi penulis dalam menyatakan serta menyusun buah pikir, menambah

pengetahuan tentang penelitian, serta menulis laporan dalambentuk karya ilmiah.

F. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap maksud dari penelitian ini

maka dipandang perlu untuk menjelaskan istilah-istilah dalam judul skripsi ini, di

antaranya:

1. Peran

Peran adalah tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa.5

2. Pondok Pesantren

Pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan agama Islam.Ia

merupakan lembaga yang proses wajar mengenai sistem pendidikan nasional.6

3. Santri

Santri adalah seseorang atau sekelompok orang penuntut ilmu di pondok

pesantren7.Dalam pondok pesantren ada dua kelompok santri yaitu santri mukim

dan kalong. Santri mukin adalah santri yang selama menuntut ilmu tinggal di

pesantren sedangkan santri kalong adalah santri yang menuntut ilmu di pondok

tetapi tinggal di luar pondok pesantren.

4. Muallaf

Muallaf dalam pengertian bahasa adalah orang yang dicondongkan hatinya

dengan perbuatan baik dan kecintaan. Adapun dalam pengertian syariah,

5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar BahasaIndonesia,(cet. I; Jakarta:
Balai Pustaka, 1993),
6
Departemen Agama Republik Indonesia, Dinamika Pondok Pesantren di Indonesia,
(Jakarta : 2004), hlm. 8.
7
Ibid.,hlm. 4.
11

muallaf adalah orang-orang yang diikat hatinya untuk mencondongkan mereka

pada Islam, atau untuk mengokohkan mereka pada Islam, atau untuk

menghilangkan bahaya mereka dari kaum Muslimin, atau untuk menolong

mereka atas musuh mereka, dan yang semisal itu.8

Dari penjelasan istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan judul penelitian adalah sejumlah tindakan yang dilakukan oleh Pondok

Pesantren Al-Anshor sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam terhadap sifat- sifat

keagamaan santri muallaf berupa perasaan beragama dan aktivitas dalam beribadah.

8
https://anaksholeh.net/pengertian-muallaf. diakses tanggal 25 November 2022
12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Para ahli dalam memberikan pengertian tentang pesantren sangat

berbeda, tergantung darimana ia memandang sebuah pesantren dengan segala

aplikasinya.

Hasbullah menjelaskan bahwa “Di Indonesia, istilah kuttab lebih dikenal

dengan istilah “pondok pesantren” yaitu suatu lembaga pendidikan Islam, yang

di dalamnya terdapat seorang Kyai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para

santri (anak didik). Dengan sarana masjid yang digunakan untuk

menyelenggarakan tersebut. Serta didukung adanya pondok sebagai tempat

tinggal para santri. Dengan demikian ciri-ciri pondok pesantren adalah adanya

kyai, santri, masjid, dan pondok”.9

Menurut Zamakhasyari Dhofier, istilah pondok berasal dari pengertian

asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat

dari bambu atau barangkali berasal dari kata Arab funduq yang berarti hotel atau

asrama. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang dilaksanakan

dengan sistem asrama (pondok), dengan Kyai yang mengajarkan agama kepada

para santri, dan Masjid sebagai pusat lembaganya pondok pesantren, yang cukup

banyak jumlahnya, sebagian besar berada didaerah

9
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001), hlm.24.
13

pedesaan dan mempunyai peranan besar dalam pembinaan umat dan

mencerdaskan kehidupan bangsa.10

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam berbeda dengan

pendidikan lainnya baik dari aspek sistem pendidikan maupun unsur pendidikan

yang dimilikinya, untuk itu yang menjadi ciri khas pondok pesantren yang

sekaligus menunjukkan unsur-unsur pokoknya adalah :

a. Pondok

Kyai dan santrinya bertempat tinggal.Adanya pondok sebagai tempat

tinggal bersama antara Kyai dan para santri, mereka memanfaatkan dalamrangka

berkerja sama memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini merupakan

pembeda dengan lembaga pendidikan lainnya.

b. Masjid

Masjid adalah sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar. Masjid

merupakan unsur pokok kedua dari pesantren yang berfungsi juga sebagaitempat

melakukan sholat berjama’ah setiap waktu sholat.

c. Santri

Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren. Santri biasanya terdiri

dari dua kelompok yaitu :

1) Santri mukim ialah santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap

dalam pondok pesantren.

2) Santri kalong ialah santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar

pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka


10
Proyek Pembinaan Bantuan Kepada Pondok Pesantren Dirjen BINBAGA Islam,
Pedoman Penyelenggaraan Unit Ketrampilan PondokPesantren (Departeman Agama, 1982/1983),
hlm.1.
14

pulang ke rumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran

di pesantren.

d. Kyai

Adanya kyai dalam pesantren merupakan hal mutlak bagi sebuahpesantren,

sebab dia adalah tokoh sentral yang memberikan pengajaran karena kyai menjadi

salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.

Tingkat suatu pesantren dan pengajarannya biasanya diketahui dari jenis

kitab yang diajarkan.11

2. Tipe-Tipe Pondok Pesantren

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengalami

perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan zaman, terutama sekali adanya

dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan pesantren bukan

berarti sebagai pondok pesantren yang telah hilang kekhasannya. Dalam hal ini

pondok pesantren tetap merupakan lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan

berkembang dari masyarakat untuk masyarakat.

Secara garis besar menurut Bahri Ghozali pesantren sekarang ini dapat

dibedakan menjadi tiga macam:

a. Pondok Pesantren Tradisional

Yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan pelajaran dengan

pendekatan tradisional. Pembelajarannya ilmu-ilmu agama Islam dilakukan

11
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia,(Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996), hlm. 47.
15

secara individual atau kelompok dengan kosentrasi dengan kitab-kitab klasik

berbahasa Arab.

b. Pondok Pesantren Modern

Yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan

dengan pendekatan modern melalui suatu pendidikan formal, baik madrasah

ataupun sekolah, tetapi dengan klasikal.12

c. Pondok Pesantren Komprehensif

Yaitu pondok pesantren yang sistem pendidikan dan pengajarannya

gabungan antara yang tradisional dan yang moderen. Artinya didalamnya

ditetapkan pendidikan dan pengajarannya kitab kuning dengan metodesorogan,

bandongan, wetonan, namun secara regular sistem persekolahan terus

dikembangkan.13

3. Tujuan dan Fungsi Pondok Pesantren

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pondok pesantren adalah suatu

lembaga pendidikan swasta yang didirikan oleh seorang Kyai sebagai figur

sentral yang berdaulat menetapkan tujuan pendidikan pondoknya.

Tujuan pendidikan pesantren menurut Mastuhu adalah menciptakan

kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan, berakhlak mulia bermanfaat bagi masyarakat atau berhikmat kepada

masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau menjadi abdi masyarakat mampu

berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan

agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah-tengah


12
M.Bahri Ghozali,Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta:Prasasti,2002),hlm.14-
15.
13
Ibid.
16

masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian

Indonesia. Idealnya pengembangan kepribadian yang ingin dituju ialah

kepribadian mukhsin, bukan sekedar muslim.14

Menurut M.Arifin bahwa tujuan didirikannnya pendidikan pesantren

pada dasarnya terbagi pada dua yaitu:

a. Tujuan Khusus

Yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang ‘alim dalam ilmu

agama yang diajarkan oleh Kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya

dalam masyarakat.

b. Tujuan Umum

Yakni membimbing anak didik agar menjadi manusia yang berkepribadian

Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam

masyarakat sekitar dan melalui ilmu dan amalnya.15

Fungsi utama pesantren adalah: (1) Menyiapkan santri mendalami dan

menguasai ilmu agama Islam atau lebih dikenal tafaqquh fiddin, yang

diharapkan dapat mencetak kader-kader ulama dan turut mencerdaskan

masyarakat Indonesia kemudian diikuti dengan tugas, (2) Dakwahmenyebarkan

agama Islam, dan (3) Benteng pertahanan umat dalam bidang akhlak.Sejalan

dengan fungsi hal ini, materi yang diajarkan dalam pondok

14
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Suatu Kajian Tentang unsur dan
Nilai sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), hlm. 55-56.
15
M.Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),
hlm.248.
17

pesantren semuanya terdiri dari materi agama yang diambil dari kitab-kitab

klasik yang berbahasa Arab.16

Seiring dengan perkembangan zaman fungsi pondok pesantren pun

bertambah. Pondok pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga

keagamaan, tetapi berfungsi sebagai pusat perkembangan masyarakat di

berbagai sektor.17

B. Tinjauan Tentang Santri

1. Pengertian Santri

Menurut Abu Hamid dalam Yakub istilah santri berasal dari kata shastra

(i) dari bahasa Tamil yang berarti seorang ahli buku suci (Hindu). Dalam dunia

pesantren istilah santri adalah murid pesantren yang biasanya tinggal di asrama

atau pondok.18

2. Macam-macam Santri

Menurut para ahli santri dapat dikelompokkan beberapa bagian yaitu :

a. Santri mukim

Yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam

kelompok pesantren. Santri mukim yang paling lama tinggal di pesantren

tersebut biasanya merupakan satu kelompok tersendiri yang memegang

tanggung jawab mengurusi kepentingan pesantren sehari-hari, mereka juga

16
Departemen Agama Republik Indonesia, Dinamika Pondok Pesantren di Indonesia,
(Jakarta : 2004), hlm. 2.
17
Tim Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Profil PondokPesantren
Mu’adalah (Cet. I; Jakarta: Direktorat Pendidikan Keagamaan dan PondokPesantren Departemen
Agama, 2004), hlm. 3-4.
18
H.M Yacub, Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa,(Bandung:
Angkasa, 1993), hlm. 65.
18

memikul tanggung jawab mengajar santri-santri muda tentang kitab-kitab dasar

dan menengah.19

b. Santri kalong

Yaitu murid-murid yang berasal dari daerah sekeliling pesantren, yang

biasanya tidak menetap dalam pesatren. Untuk mengikuti pelajaran dipesantren,

mereka bolak-balik (nglajo) dari rumahnya sendiri. Biasanya perbedaan antara

pesantren besar dan pesantren kecil dapat dilihat dari komposisi santri kalong.20

Sedangkan Arifin dan Sunyoto dalam Imron Arifin menemukan bentuk

kelompok santri yang lain yaitu:

a. Santri alumnus

Adalah para santri yang sudah tidak dapat aktif dalm kegiatan rutin

pesantren, tetapi mereka masih sering datang pada acara-acara tertentu yang

diadakan pesantren. Mereka masih memiliki komitmen hubungan dengan

pesantren, terutama terhadap kyai pesantren.

b. Santri luar

Menurut Arifin dan Suyoto dalam Imran Arifin bahwa santri luar adalah

santri yang tidak terdaftar secara resmi dipesantren sebagaimana santri mukim

dan santri kalong, tetapi mereka memiliki hubungan batin yang kuat dan dekat

dengan kyai, sewaktu-waktu mereka mengikuti pengajian-pengajian agama

19
H.M Yacub. hlm. 65
20
Zamakhsyari Dhofir, Tradisi Pesantren Setudi Tentang Pandangan Hidup Kyai
(Jakarta: LP3ES, 1985), hlm. 51-52.
19

yang diberikan oleh kyai, dan memberikan sumbangan parsitipatif yang tinggi

apabila pesantren membutuhkan sesuatu.21

21
Imron Arifin, Kepemimpinan Kyai Kasus Pondok Pesantren Tebu Ireng (Malang:
Kalimasyahadah Press, 1993 ), hlm. 12.
20

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang

menggambarkan bagaimana peranan pondok pesantren Al-Anshor membina

santri muallaf Maluku.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan setelah proposal ini selesai diseminarkan

2. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren Al-Anshor

Ambon yang bertempat di kompleks Air Besar Desa Batu Merah Kota Ambon.

C. Subyek Penelitian

Subyek (informan) dalam penelitian ini ada 3 orang yang terdiri 2

pengurus/Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon dan satu orang santri

muallaf.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah bagian terpenting dalam suatu penelitian, untuk kegiatan

pengumpulan data ini peneliti akan berusaha memperoleh dan mengumpulkan

data. Dimana dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa metode.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.


21

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.22

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah :

1. Metode Observasi

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.23Dengan menggunakan metode

observasi ini peneliti dimungkinkan dapat melakukan pencatatan dan

pengamatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti tanpa

mengajukan pertanyaan. Metode observasi dilakukan untuk memperoleh data

tentang gambaran Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon dan juga untuk

mengetahui bagaimana pelaksanaan pembinaanyang ada di Pondok Pesantren

Al-Anshor Ambon.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara yang mengajukan pertanyaan dan

yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.24

Wawancara dapat didefenisikan sebagai interaksi bahasa yangberlangsung

antara dua orang dalam situasi yang saling berhadapansalah seorang, yaituyang

22
Sugioyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Cet.VII;Bandung: Alfabeta,2012 ), hlm.
62.
23
Sutrisno Hadi, Metode Research 1, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi
UGM, 1973), hlm.159.
24
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002),
hlm.135.
22

melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang

ditelitiyang berputar disekitar pendapat dan keyakinannya.25

Metode wawancara dalam penelitian ini peneliti lakukan pada kyai, ustadz/

pengurus berupa 2 orang pengurus, dan para santri di Pondok Pesantren Al-

Anshor Ambon sebanyak 1 orang.

3. Metode Dokumentasi

Dokumetasi adalah metode laporan tertulis suatu peristiwa yang isinya

terdiri dari penjelasan dan pemikiran atau peristiwa itu dan ditulis dengan

sengaja.

Metode ini dilakukan dengan cara mengutip berbagai data melalui catatan-

catatan, laporan-laporan, kejadian masa lampau atau peraturan instruksi dan

perundang-undangan yang menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan yang ada di

Pondok pesantren Al-Anshor Ambon.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen

bisa berbentuk gambar, tulisan, atau karya-karyamonumental dari

seseorang.Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.26

E. Teknik Analisis Data

Tehnik analisis data atau tehnik pengumpulan suatu usaha yang kongkrit

untuk membuat data dapat dijelaskan setelah data terkumpul dan

tersusun.Peneliti menghimpun semua data yang diperoleh dan menganalisa

25
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Cet. II; Jakarta: RajaGrafindo
Persada,) hlm. 50.
26
Sugioyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Cet. VII;Bandung: Alfabeta,2012 ), hlm.
82.
23

untuk memberikan suatu pemecahan sehubungan adanya suatu permasalahan.

Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian deskriptif yaitu untuk membuat

gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai di lapangan. Nasution dalam

Sugiono menyatakan analisis telah mulai sejak merumuskan dan mejelaskan

masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan

hasil penelitian. Analisis data menjadi lapangan bagi penelitian selanjutnya

sampai jika mungkin, namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih

difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data.27

Ada tiga tahap dalam menganalisis data penelitian yang meliputi:

1. Reduksi Data

Pada tahap ini penulis mengumpulkan seluruh data yang diperoleh dari

lokasi penelitian baik data melalui hasil observasi, wawancara, maupun

dokumentasi.

2. Verifikasi Data

Pada tahap ini penulis memilah, menyeleksi, dan mengelompokkan data

yang telah dikumpulkan dari lokasi penelitian.

27
Ibid. hlm. 89-90
24

3. Penarikan Kesimpulan

Setelah data yang dikumpulkan diseleksi, dan dikelompokkan, selanjutnya

diberikan kesimpulan berdasarkan kebutuhan untuk menjawab

permasalahan dalam penelitian.


25

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Pondok Pesantren, Jakarta: 2004


M. Dawam Raharjo, Penggul atau Dunia Pesantren, Jakarta: P3M, 1985
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar BahasaIndonesia,cet. I;
Jakarta: Balai Pustaka, 1993
Departemen Agama Republik Indonesia, Dinamika Pondok Pesantren di
Indonesia,Jakarta : 2004
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, Cet. II; Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001Proyek Pembinaan Bantuan Kepada Pondok Pesantren Dirjen
BINBAGA Islam, Pedoman Penyelenggaraan Unit Ketrampilan
PondokPesantren. Departeman Agama, 1982/1983), hlm.1.
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996
H. Zamakhsyari Dhofir, Tradisi Pesantren Setudi Tentang Pandangan HidupKyai
Jakarta: LP3ES, 1985.
Imron Arifin, Kepemimpinan Kyai Kasus Pondok Pesantren Tebu Ireng (Malang:
Kalimasyahadah Press, 1993.
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2002
M Yacub, Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa,Bandung:
Angkasa, 1993
M. Bahri Ghozali,Pesantren Berwawasan Lingkungan, Jakarta:Prasasti,2002.
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Suatu Kajian Tentang unsur
dan Nilai sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994
M.Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara,
1993
Sugioyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Cet.VII;Bandung: Alfabeta,2012
26

Sutrisno Hadi, Metode Research 1, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas


Psikologi UGM, 1973
https://anaksholeh.net/pengertian-muallaf. diakses tanggal 25 maret 2023
27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren Al-Anshor

Kelahiran Pondok Pesantren Islam “Al-Anshor” pertama kalinya di Ambon

terinspirasi konflik Maluku yang bernuansa agama yang terjadi pada tahun 1999 sampai

dengan tahun 2004 yang menyisahkan trauma panjang bagi sebagian besar masyarakat

Maluku terutama anak-anak korban konflik antara lain; anak yatim (Orang tua meninggal

dalam konflik), anak yang orang tuanya cacat dalam konflik, anak yang orang tuanya

kehilangan pekerjaan karena konflik, serta anak yatim, anak-anak muallaf, anak putus

sekolah dan anak dari orang tua kurang atau tidak mampu.

Terinspirasi dengan masalah tersebut di atas maka dengan senantiasa berharap

rahmat dan ridha Allah SWT, kami memulai mendirikan sebuah Pondok Pesantren

disamping sebagai lembaga pendidikan dan pembinaan ke-Islaman juga berfungsi sebagai

Panti Asuhan dengan tujuan utama ialah mengasuh, membina dan menyekolahkan anak

penyandang masalah sosial (Yatim dan Dhuafa’) yang kami maksudkan di atas, dengan

menanamkan pemahaman agama yang benar sehingga dapat membawa dirinya ditengah

pergaulan masyarakat serta dapat berdaya dan berhasil guna kepada dirinya sendiri dan

juga masyarakat dimana saja dia berada.1

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon dapat dilihat sebagai

berikut:
23
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anshor
Ust. Hi. Abu Imam A. Rohim Rumbara, S.Pd.I. M.H.

Ust. Hi. Sekretaris


Abu ImamUmum
A. Rohim Rumbara, S.Pd.I
La Isini, S.Pd.I.M.Pd
1
Sekretaris Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon Tahun 2023.
28

Bendahara
Ny. Maryam Renwarin, , S.Pd.I

Ny. Maryam Renwarin

Bidang Pendidikan Bidang Da’wah & Pengasuhan Bidang Sosial


Badarrudin Rumbara, S.Pd Mahfud Key , S.Pd.I Abd. Razak R, , S.Pd.I

Ust. Saifullah Askab Ust. Subhan Abdullah, S.Pd.I


SANTRI
Bagan 1. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Anshor Mahfud2 Key
Ust. Ambon

Tugas Masing-masing Seksi/bidang sesuai struktur di atas dapat dijabarkan sebagai

berikut:

a. Ketua Umum

1) Sebagai penanggung jawab seluruh kegiatan di pesantren;

2) Memimpin, mengkoordinasi dan mengambil kebijakan dalam kegiatan pesantren;

3) Melakukan pengambilan keputusan dengan tetap memperhatikan saran dan pendapat

seluruh elemen pesantren.

b. Sekretaris

1) Membantu ketua umum dan ketua I dalam administrasi pesantren;

2) Bertanggung jawab terhadap operasional administrasi kesekretariatan.

c. Pengasuh

Bertugas memimpin, mengatur, mengontrol jalannya pembinaan yang ada di

pondok tersebut.

d. Bendahara

1) Memegang kebijakan umum pengelolaan dana pengaturan keuangan atas persetujuan ketua

umum;

2) Mengurusi dan mengatur, mencatat sirkulasi keuangan pesantren;

3) Melaporkan keadaan dan situasi keuangan pesantren secara berkala sebulan sekali

kepada ketua umum.

2
Sekretaris Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon Tahun 2023.
29
3. Program-Program

Program Pondok Pesantren Al-Anshor dapat dilihat sebagai berikut:

a. Bidang Sosial

1) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

2) Membantu Para Dhuafa (Kaum Lemah)

b. Bidang Pendidikan

1) Kepesantrenan

2) Raudhatul Athfal Terpadu (RA-T)

3) Madrasah Ibtidaiyah Terpadu (MI-T)

4) Madrasah Tsanawiyah Terpadu (MTs-T)

5) Madrasah Aliyah Tahfiidzul Qur’an (MA-TQ)

c. Bidang Da’wah

1) Pembinaan Muallaf

2) Pembinaan Jamaah Masjid, Majelis Ta’lim, Mahasiswa/i. Instansi Pemerintah dan

Swasta, Konsultasi/Perhimpunan dll.

3) Konseling (Konsultasi masalah pribadi keluarga sesuai Agama).3

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu hasil penelitian

berdasarkan pengamatan secara rutin dan hasil penelitian berdasarkan wawancara dengan

pimpinan pondok pesantren, para ustad dan ustadzah sebagai tenaga pengajar dan para

santri.

1. Peran Pondok Pesantren terhadap perkembangan keagamaan santri muallaf

Peran penting pesantren dalam proses pelaksanaan pengembangan sosial disektor

pendidikan secara khusus tidaklah senantiasa berada pada titik konstan, tetapi juga

mengalami pasang surut. Peran pesantren juga semakin tereduksi dengan tingkat campur

3
Sekretaris Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon Tahun 2023.
30
tangan pemerintah dalam menggarap sektor pembangunan dalam berbagai aspeknya

sebagaimana pengalaman peran pemerintah era Orde Baru dengan sistem pemerintahan

yang sentralistik dengan menekankan pemantapan stabilitas politik, pendekatan keamanan

yang ketat dan prioritas pada pembangunan sektor ekonomi4. Untuk dapat memainkan

peran edukatifnya dalam penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas mensyaratkan

terus meningktakan mutu sekaligus memperbaharui model pendidikan. Sebab, model

pendidikan pesantren yang mendasarkan pada sistem konvensional atau klasikal tidak akan

banyak cukup membantu dalam penyediaan sumber daya manusia yang memiliki

kompetensi integratif baik dalam pengusaaan pengetahuan agama, pengetahuan umum, dan

kecakapan teknologis5.

Pondok pesantren Al-Anshor Ambon selain mempunyai peran terhadap penyediaan

sumber daya manusia juga memiliki peran terhadap pembinaan muallaf hal ini dapat dilihat

pada hasil wawancara sebagai berikut:

1) Tujuan didirikan Pondok Pesantren Al-Anshor.

Yang menjadi tujuan didirikan pondok pesantren adalah untuk memberikan pendidikan dan

pemahaman tentang agama kepada anak-anak muslim, sebagaimana penjelasan pimpinan

pondok pesantren Al-Anshor sebagai berikut:

“Tujuan didirikannya pondok pesantren adalah untuk memberikan pendidikan dan


pemahaman keagamaan yang benar terhadap anak-anak muslim di Maluku
teristimewa di kota Ambon. Selain itu, untuk membantu orang-orang tidak mampu
terutama untuk anak-anak muallaf agar mereka bisa memahami agama ini dengan
baik dan benar.”6

Selain itu, Ustad/ustadzah pondok pesantren memberikan penjelasan bahwa:

“Tujuan didirikannya Pondok Pesantren Al-Anshor adalah untuk mendidik generasi


Islam yang mantap keagamaannya dan memperbaiki akhlak generasi sekarang.” 7

4
Tim Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Profil Pondok Pesantren
Mu’adalah (Cet. I; Jakarta: Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Departemen Agama,
2004), h. 47-48.
5
Ibid. h. 49-50.
6
Ustad Abu Imam Abd. Rohim Rumbara, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara hari
Selasa tanggal 11 Maret 2023 di kantor Pesantren
7
Saifullah Askab, Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari Jum’at tanggal
14 Maret 2023 di Kantor Pesantren.
31
Para santri yang datang untuk belajar di pondok pesantren Al-Anshor didorong oleh

adanya keinginan untuk memahami agama secara baik. Hal ini dapat dilihat pada

pengakuan santri yang bernama Taher Kanoni sebagai berikut:

“Yang mendorong untuk belajar di pondok pesantren Al-Anshor adalah ingin


belajar ilmu agama yang lebih dalam agar dapat kembali ke kampung dan mengajar
saudara-saudaranya yang lain agar mengenal ilmu agama yang lebih baik. Saya
berasal dari Seram Bagian Timur Desa Lapela dan saya belajar di Pesantren ini
sudah kurang lebih 2 tahun.”8

2) Sasaran usaha pembinaan Santri.

Para santri di Pondok pesantren Al-Anshor secara umum berasal dari keluarga yang

tidak mampu atau keluarga miskin, oleh karena itu, perlu mendapat perhatian dari sisi

ekonomi maupun pendidikannya. Hal ini sebagaimana hasil wawancara berikut:

“Para muallaf bukan hanya sekedar mereka yang mendapat hidayah untuk memeluk
agama Islam akan tetapi kesejahteraan mereka pun masih garis kemiskinan, oleh
karena itu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sangat sulit
karena faktor ekonomi yang mereka miliki. Oleh karena itu pondok pesantren ingin
mengambil alih tanggung jawab ini agar bersama-sama kaum muslimin membina,
menyekolahkan dan mengasuh anak-anak itu selama masa pendidikannya di
sekolah sebatas yang kita mampu di pesantren ini.”9
“Sasaran yang ingin dicapai adalah menjadikan santri bisa memahami Al-Qur’an
dan Hadis, bisa mengamalkan apa yang mereka pelajari.”10

3) Pembinaan Santri Muallaf

Selain membina santri yang yatim dan dhuafa Pondok Pesantren Al-Anshor juga

membina santri dari kalanga muallaf. Sebagaimana penjelasan dari pimpinan Pondok

Pesantren Al-Anshor sebagai berikut:

“Bahwa ada tiga kategori santri yang dibina di pesantren Al-Anshor yaitu anak
yatim, anak dari orang tua tidak mampu atau kaum duafa, dan anak-anak muallaf.
Untuk para muallaf berasal dari berbagai daerah di Maluku. Ada yang dari pulau
Seram dan pulau Buru dan bahkan ada juga dari kota Ambon.”11

Hal tersebut juga dijelaskan oleh Ustad/ustadzah pondok pesantren memberikan penjelasan

8
Taher Kanoni, Santri Muallaf, wawancara dilakukan pada Hari Kamis tanggal 20 Maret 2023 di
Masjid Pesantren.
9
Ustad Abu Imam Abd. Rohim Rumbara, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari
Selasa tanggal 11 Maret 2023 di Kantor Pesantren.
10
Saifullah Askab, Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari Jum’at tanggal
14 Maret 2023 di Masjid Pesantren.
11
Ustad Abu Imam Abd. Rohim Rumbara, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari
Selasa tanggal 11 Maret 2023 di Kantor Pesantren.
32
bahwa:

“Cukup banyak santri muallaf yang dibina yang berasal dari beberapa daerah di
Maluku di antaranya dari Pulau Seram dan tidak menutup kemungkinan santri
muallaf dari daerah lainnya”.

4) Urgensi pembinaan santri muallaf bagi pondok Pesantren.

Melalui pernyataan di atas, Ustad/ustadzah pondok pesantren memberikan

penjelasan bahwa:

“Membina santri muallaf sangat penting untuk menguatkan akidah mereka karena
mereka masih muallaf.12

5) Bentuk-bentuk pembinaan Pesantren Al-Anshor.

Sebagaiman pernyataan diatas ada beberapa bentuk pembinaan yang dilakukan oleh

Pondok Pesnatren Al-Anshor Ambon yaitu berupa sholat, puasa serta bermuamalah atau

berhubungan baik dengan orang lain, sebagaimana penjelasan Pimpinan Pondok Pesantren

Al-Anshor Ambon sebagai berikut:

“Ada bermacam-macam pembinaan yang dilakukan diantaranya adalah melatih


mereka untuk beribadah secara benar, sholat, puasa serta bermuamalah atau
berhubungan baik dengan orang lain. Selain itu, meningkatkan kompetensi
(kemampuan) para santri, kalau misalnya memiliki kemampuan untuk menguasai
sesuatu atau disiplin ilmu maka pondok pesantren akan memberikan dorongan
kepadanya. Sebagaimana ada anak muallaf yang sudah menghafal Al-Qur’an jauh
lebih baik dari anak-anak yang lahir dari orang tua Islam yang lain.”13

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ustad/ustadzah pondok pesantren bahwa bentuk:

“Pembinaan yang dilakukan adalah mengajar para santri tentang huruf-huruf


hijaiyyah, membaca Al-Qur’an dan mempelajari dasar-dasar bahasa Arab, begitu
pula pedoman-pedoman ibadah yang lain. Hal ini dilakukan agar para santri dapat
memahami Islam secara kaffah.”14

6) Perkembangan Keagamaan Santri

Para santri di Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon secara umum memiliki

perkembangan keagamaan yang sangat baik sebagaimana yang dijelaskan oleh pimpinan

12
Saifullah Askab, Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari Jum’at tanggal
14 Maret 2023 di Masjid Pesantren.
13
Ustad Abu Imam Abd. Rohim Rumbara, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari
Selasa tanggal 11 Maret 2023 di Kantor Pesantren.
14
Saifullah Askab, Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari Jum’at tanggal
14 Maret 2023 di Masjid Pesantren.
33
Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon sebagai berikut:

“Perkembangan keagamaan santri sangat luar biasa. Hal ini karena mereka telah
beribadah dengan disiplin, mereka mulai mengamalkan ilmu sesuai dengan
tuntunan Allah dan Rasulnya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta semangat
untuk mendirikan sholat. Menurut pimpinan pondok pesantren, inilah yang menjadi
ukuran dalam menilai aspek keagamaan para santri.”15

Hal ini juga dijelaskan oleh ustad/ustadzah pondok pesantren bahwa:

“Setiap harinya ada perkembangan dan para ustad dan asatid selalu melakukan
evaluasi baik setiap minggu maupun setiap bulan.”16

7) Aspek keagamaan.

Adapun yang menonjol dalam pembinaan santri di Pondok Pesantren Al-Anshor

perkembangan keagamaan yaitu menghafal Al-Qur’an dan puasa sunnah sebagaimana

hasil wawancara sebagai berikut:

“Sesuai dengan pernyataan di atas, pimpinan pondok pesantren memberikan


penjelasan bahwa aspek keagamaan yang menonjol di antaranya adalah tahfidz
(menghafal) Al-Qur’an, puasa-puasa sunnah. Ditambahkan bahwa para santri
sangat bersemangat, bahkan selalu menepati waktu untuk sholat berjamaah.” 17

Selain itu Ustadz/Ustadzah juga menjelaskan bahwa:

“Aspek keagamaan santri yang menonjol adalah sholat lail (sholat tahajud), sholat
dhuha, dan puasa senin kamis.”18

Para santri yang belajar di Pondok Pesantre Al-Anshor Ambon secara umum telah

memahami agama secara benar sebagaimana dijelaskan oleh seorang santri yang bernama

Taher Kanoni sebagai berikut:

“Setelah belajar, dapat mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui, dapat
memahami agama secara benar walaupun hanya sedikit. Sikap saya telah
mengalami perubahan dari sebelumnya menjadi lebih baik. Saya memilih tempat
Al-Anshor sebagai tempat belajar ilmu agama karena Pesantren Al-Anshor

15
Ustad Abu Imam Abd. Rohim Rumbara, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari
Selasa tanggal 11 Maret 2023 di Kantor Pesantren.
16
Saifullah Askab, Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari Jum’at tanggal
14 Maret 2023 di Masjid Pesantren.
17
Ustad Abu Imam Abd. Rohim Rumbara, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari
Selasa tanggal 11 Maret 2023 di Kantor Pesantren
18
Saifullah Askab, Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari Jum’at tanggal
14 Maret 2023 di kantor pesantren
34
memiliki ustadz dan ustdazah yang memahami agama.”19

8) Aktivitas para santri dalam melakukan Ibadah.

Para santri Muallaf sudah bisa melaksanakan dengan benar, baik ibadah wajib

maupun sunnah sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut:

“Para santri telah menyadari kewajiban mereka sebagai mukallaf yang


membawa kewajiban agama. Jadi mereka sudah bisa sholat dengan baik, sudah
menguasai doa’a-do’a, menghafal Al-Qur’an dan Hadis.”20

Hal yang sama juga dijelaskan oleh para Ustadz/Ustadzah sebagai berikut:

“Aktivitas para santri muallaf dalam melaksanakan ibadah sama dengan santri
lainnya yang bukan muallaf. Bahkan para santri muallaf memiliki keunggulan
jika dibandingkan dengan yang lain.”21

Selain itu para santri yang bernama Taher Kanoni juga melakukan puasa sunnah

sebagaiman dijelaskan oleh seorang santri sebagai berikut:

“Puasa sunnah selalu dilakukan terutama puasa senin dan kamis dan bahkan
melakukan puasa Nabi Daud. Ditambahkan bahwa puasa senin kamis dapat
menjaga diri dari hawa nafsu baik dari luar maupun dari dalam. Selain itu, puasa
senin kamis merupakan sunah Nabi Saw.”22

2. Upaya Pondok Pesantren terhadap perkembangan santri muallaf

Upaya Pondok Pesantren Al-Anshor terhadap perkembangan santri muallaf dapat

dilihat pada hasil wawancara sebagai berikut:

a. Upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak pondok pesantren terhadap

perkembangan keagamaan santri.

Pondok Pesantren selalu memberikan motivasi dan semangat kepada para santri

memiliki semangat belajar sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut:

“Bahwa sudah banyak upaya yang dilakukan pihak pondok pesantren diantaranya
adalah mensugesti, merangsang para santri agar semangat belajar, memberikan
penghargaan bagi yang memiliki prestasi, bahkan pihak pondok pesantren

19
Taher Kanoni, Santri Muallaf, wawancara dilakukan pada Hari Kamis tanggal 20 Maret 2023 di
Kantor Pesantren.
20
Ustad Abu Imam Abd. Rohim Rumbara, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari
Selasa tanggal 11 Maret 2023 di Kantor Pesantren.
21
Saifullah Askab, Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari Jum’at tanggal
14 Maret 2023 di kantor Pesantren.
22
Taher Kanoni, Santri Muallaf, wawancara dilakukan pada Hari Kamis tanggal 20 Maret 2023 di
Masjid Pesantren.
35
memberikan hadiah dalam bentuk tabungan kepada para santri yang berprestasi.” 23

Selain itu Ustad/ustadzah pondok pesantren memberikan penjelasan bahwa:

“Upaya yang dilakukan adalah mengusahakan adanya kesadaran dalam diri santri
bahwa ibadah yang dilakukannya bukan sekedar dorongan dari para ustad/asatidz,
akan tetapi merupakan kesadaran pribadi santri.”24

b. Faktor-faktor yang mendorong dan menghambat dalam proses pembinaan santri.

Membinan para santri ada beberapa faktor yang menjadi pendorong dan penghambat

diantaranya adalah semangat dari para pengurus yang serius untuk membina para santri

sedangkan faktor pengambat adalah minimnya dana serta sarana prasana yang belum

memadai sebagaimana dijelaskan oleh pimpinan Pondok Pesantren Al-Anshor bahwa:

“Banyak faktor yang mendorong misalnya, semangat para ustad atau asatidz
terhadap pekerjaan membina para muallaf ini. Semangat ini didasarkan pada
anggapan bahwa jika mereka para santri menjadi orang-orang Islam yang baik maka
tentu berakibat pahal bagi para ustad atau asatidz dan kebaikan-kebaikan yang lain
yang bisa didapatkan di dunia ini. Adapun yang menjadi faktor penghambat adalah
minimnya dana, sarana prasarana (saran bermain, belajar, dan sarana yang lain
seperti kamar, tempat tidur, pakaian dan lain-lain) yang belum memadai.”25

Selain itu para Ustad/ustadzah pondok pesantren memberikan penjelasan bahwa:

“Ada beberapa faktor yang menghambat adalah masalah waktu belajar santri di
sekolah yang berlangsung dari pagi hingga sore, sehingga para santri terkadang
merasa cape. Faktor lain yang menghambat adalah faktor dana. Hal ini terjadi
karena pondok pesantren masih bergantung kepada kaum muslimin. Oleh karena
itu, pondok pesantren belum bisa berbuat banyak kepada para santri. Para santri
yang dibina tidak dipungut biaya apapun dari mereka.”26
3. Hasil Observasi (Pengamatan)

Kegiatan sehari-hari pondok pesantren selalu melaksanakan kegiatan yang bersifat

keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan potensi para santri. Sholat

fardhu sering dilakukan berjamaah dan setiap selesai sholat fardhu khususnya sholat

magrib sering dilaksanakan pelatihan muhadhoroh (ceramah) yang seringkali dilakukan

23
Ustad Abu Imam Abd. Rohim Rumbara, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari
Selasa tanggal 11 Maret 2023 di Kantor Pesantren.
24
Saifullah Askab, Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari Jum’at tanggal
14 Maret 2023 di Masjid Pesantren.
25
Ustad Abu Imam Abd. Rohim Rumbara, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari
Selasa tanggal 11 Maret 2023 di Kantor Pesantren.

26
Saifullah Askab, Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Al-Anshor, wawancara Hari Jum’at tanggal
14 Maret 2023 di Masjid Pesantren.
36
pada malam selasa dan jum’at. Hali ini dilakukan dengan tujuan untuk melatih kemampuan

santri agar berpikir cerdas dan religius sehingga santri memiliki rasa percaya diri yang

tinggi serta mengasah mental santri.

Secara umum hubungan yang terjadi antara para ustad/ustadzah dan para santri

sangat baik. Hal ini dilakukan terlihat dari cara interkasi santri dengan para ustad/ustadzah

dalam kesehariannya sangat baik.

Proses pembinaan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Anshor cenderung

dilakukan untuk memperbaiki akhlak para santri dan memperbaiki akidah mereka serta

mendorong santri untuk menghafal Al-Qur’an dan hadit. Dan bahkan ada santri yang telah

mengafal Qur’an sampai dengan 9 Juz serta telah mampu menghafal hadits Arbain An-

Nawawi.

Aktifitas pembinaan sering dilakukan ketika santri telah selesai melaksanakan

aktifitas mereka disekolah, sehingga pembinaan atau proses belajar ilmu agama dalam

pondok pesatren sering dilakukan pada waktu sore sampai dengan selesai sholat isya sesuai

dengan dengan jadwal yang telah di tentukan kepada para ustadz/ustadzah.

Meskipun Pondok Pesantren masih memiliki keterbatasan dalam proses pembinaan

terutama masalah sarana prasrana tapi para ustadz/ustadzah terus melaksanakan pembinaan

dan berusaha untuk memberikan pembinaan secara baik. Sehingga para santri dapat

memahami agama Islam ini dengan benar dan selalu memotifasi para santri agar senantiasa

menjalankan ibadah berdasarkan pada Al-Qur’an han Hadits.

Santri yang berada di Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon berasal dari berbagai

daerah di Maluku serta ada juga yang dari Kota Ambon. Selain membina santri yang sudah

muslim Pondok Pesantren Juga membina santri muallaf yang berasal dari pulau Seram dan

pulau Buru.

Jumlah santri yang berada di Pondok Pesantren Al-Anshor berjumlah 112 santri.

Dari jumlah keseluruhan santri tersebut terdapat 30 orang santri muallaf. Hal ini dapat

dilihat pada lampiran.


37
Santri yang belajar di Pondok Pesantren Al-Anshor tidak dipungut biaya oleh pihak

Pondok Pesantren. Mereka belajar secara gratis dan segala biaya ditanggung langsung oleh

pihak Pondok Pesantren melalui usaha Pondok Pesantren dan para Donatur. 27

C. Pembahasan

Santri muallaf merupakan salah satu subjek yang perlu dibimbing dan diperkuat

pemahamannya tentang Islam. Pemahaman tentang Islam dapat dilihat dari berbagai segi,

misalnya akhlak yang baik dan ibadah yang baik. Oleh karena itu, Pondok Pesantren Al-

Anshor berusaha secara maksimal untuk membina para santri terutama santri muallaf.

Usaha pembinaan yang dilakukan dengan melibatkan para ustad/ustadzah yang memiliki

kemampuan untuk itu. Salah satu bentuk pembinaan yang selalu dilakukan adalah

pendidikan dengan perbaikan aktivitas ibadah para santri.

Aktivitas ibadah merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt,

mencegah diri agar tidak berbuat maksiat, sekaligus usaha untuk membersihkan diri dari

pelbagai penyakit ruhani yang timbul dari aktivitas sehari-hari. Ibadah juga menjadi sarana

untuk membersihkan diri. dari kemungkinan adanya penyakit ruhani yang berasal dari

faktor genetis.

Aktivitas ibadah yang dijalankan oleh santri muallaf di Pondok Pesantren Al-

Anshor adalah sebagai berikut:

1. Shalat fardu berjamaah

Shalat fardu di Pondok Pesantren Al-Anshor, sebagaimana di pesantren-

pesantren pada umumnya, dilaksanakan secara berjamaah. Salat fardu di lingkungan

Pondok Pesantren Al-Anshor dilaksanakan dengan basis kesadaran santri. Para pengurus

dan ustaz tidak memaksa santri untuk melakukan salat fardu berjamaah tersebut. Hanya

sesekali para ustaz mengingatkan santri untuk salat berjamaah. Hal ini sengaja dilakukan

karena salah satu karakter yang hendak dibangun dalam kesadaran, bukan paksaan. Sebab,

sesuatu yang dilakukan atas kesadaran akan memiliki dampak besar bagi kepribadian

27
Hasil Observasi hari Selasa tanggal 11 Maret 2023 di ruang Kantor Pondok Pesantren
38
seseorang daripada yang dilakukan dengan paksaan. Meskipun tidak ada pengurus atau pun

ustaz yang secara rutin memaksa santri untuk melakukan salat fardu berjamaah, namun

mayoritas santri tampak semangat dalam mengikuti aktivitas salat berjamaah tersebut. Hal

ini dibuktikan dengan kehadiran santri yang tepat waktu saat melakukan shalat fardu.

2. Shalat Dhuha

Shalat dhuha merupakan salah satu aktivitas ibadah yang selalu dilakukan oleh para

santri muallaf di Pondok Pesantren Al-Anshor. Para santri selalu melakukan shalat dhuha

di waktu pagi. Sebagaimana diketahui bahwa para santri mengikuti proses pembelajaran

pada madrasah secara formal, dan ketika bunyi bel sebagai tanda waktu istirahat, para santri

langsung menuju masjid untuk melakukan shalat dhuha.

3. Belajar dan Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an merupakan aktivitas ibadah yang rutin dilakukan sebagaimana

shalat fardu dan lainnya. Membaca Al-Qur’an oleh para santri muallaf selalu dilakukan

baik pada waktu pagi maupun malam. Ketika memasuki masjid untuk melakukan ibadah

sholah fardu, para santri selalu menunggu waktu iqamah untuk sholat dengan membaca Al-

Qur’an. Pada waktu subuh, para santri selalu membaca Al-Qur’an, begitu pula pada malam

hari.

Bagi para santri yang belum membaca Al-Qur’an secara baik dan benar, akan selalu

diarahkan dan diajarkan untuk membaca Al-Qur’an. Para ustad/ustadzah dapat mengajari

mereka tentang Al-Qur’an. Bagi santri yang telah membaca Al-Qur’an secara baik dan

benar dapat mengajari santri yang belum membaca dengan baik dan benar.

4. Menghafal Al-Qur’an dan Hadis

Menghafal Al-Qur’an merupakan kewajiban bagi setiap santri termasuk santri

muallaf. Para santri setiap harinya disibukkan dengan menghafal Al-Qur’an. Aktivitas

santri dalam menghafal Al-Qur’an dapat dilihat ketika santri duduk di masjid, ada juga

yang duduk di pojok masjid dan melakukan pengulangan terhadap apa yang telah

dihafalnya. Selain menghafal Al-Qur’an para santri wajib menghafal hadis. Hadis yang
39
paling dianjurkan bagi santri di Pondok Pesantren Al-Anshor adalah Arbain An-Nawawi.

Sebagian besar santri telah menghafal Al-Qur’an sebanyak 5 juz dan menghafal

Arbain An-Nawawi. Bahkan ada santri muallaf yang telah menghafal Al-Qur’an sebanyak

9 juz dan menyelesaikan hadis Arbain An-Nawawi.

5. Puasa sunnah

Puasa sunah merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan dalam dalam Islam dan

selalu dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Anshor. Para santri biasanya dianjurkan untuk

melakukan puasa Senin Kamis. Dari penuturan beberapa santri diketahui bahwa puasa

sunah sangat berpengaruh bagi peningkatan kualitas diri mereka.

Bentuk puasa sunnah yang dilakukan oleh santri muallaf di Pondok Pesantren Al-

Anshor Ambon adalah puasa senin kamis, bahkan ada yang melakukan puasa Daud. Puasa

senin kamis dilakukan pada setiap pekan di dua hari tersebut. Keutamaannya bisa

menghapus kesalahan dan meninggikan derajat, serta memang dua hari tersebut adalah saat

amalan diangkat di hadapan Allah sehingga sangat baik untuk berpuasa saat itu. Sedangkan

puasa Daud merupakan puasa khusus amalannya Nabi Daud. Menurut pengertiannya,

puasa Daud dapat diartikan sebagai puasa sunnah yang dikerjakan dengan cara sehari

berpuasa, kemudian sehari berbuka.

6. Shalat Tahajud

Shalat Tahajud merupakan salah satu aktivitas ibadah yang selalu dilakukan oleh

para santri muallaf di Pondok Pesantren Al-Anshor. Para santri selalu melakukan shalat

Tahajud pada waktu sepertiga malam. Shalat Tahajud meskipun merupakan salah satu

sunnah nabi Muhammad saw, akan tetapi di Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon sudah

menjadi sebuah keharusan bagi setiap santri maupun para ustadz/ustadza.

7. Dzikir

Dzikir adalah salah satu aktivitas yang dilakukan untuk mendekatkan diri

kepada Allah swt. Di Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon dzikir selalu dilakukan pada

waktu pagi dan sore, hal ini dilakukan sebagai bentuk kesadaran santri agar senantiasa
40
mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Selain dilakukan sendiri-sendiri oleh

para santri juga melaksanakan secara bersama-sama.

Semua bentuk kegiatan di atas tidak terlepas dari peran pesantren dalam

memberikan pengetahuan agama serta mengawal kegiatan ibadah para santri. Bagi santri

yang melakukan kesalahan atau lalai dalam kegiatan belajar dan ibadahnya, akan diberikan

sanksi berupa membersihkan lingkungan pesantren. Oleh karena itu, dapat dikemukakan

bahwa pondok pesantren melakukan pembinaan keagamaan santri dengan upaya-upaya

berupa memberikan pengetahuan tentang agama dan mengawal proses ibadah santri

muallaf.
41

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pondok Pesantren Al-Anshor sangat berperan terhadap perkembangan keagamaan santri

muallaf. Peran tersebut ditunjukkan dengan kesungguhan pihak Pesantren dalam

membina para santri muallaf. Sebelumnya, para santri muallaf belum memahami agama,

tidak mengetahui tata cara beribadah, dan tidak bisa membaca Al-Qur’an, akan tetapi

setelah melalui proses pembelajaran di Pesantren, mereka dapat mengetahui lebih dalam

tentang ilmu agama, telah beribadah secara benar, dan dapat membaca Al-Qur’an secara

baik dan benar, bahkan telah menghafal Al-Qur’an sampai 9 Juz.

2. Upaya-upaya yang dilakukan Pondok Pesantren Al-Anshor terhadap perkembangan

keagamaan santri muallaf adalah melalui proses pendidikan, yaitu memberikan

pengetahuan tentang ilmu agama dan mengawal proses ibadah santri.

3. Perkembangan keagamaan santri muallaf di pesantren Al-Anshor dapat dilihat pada

aktivitas ibadah yang dilakukan. Ibadah yang dilakukan para santri adalah shalat fardu

berjamaah, shalat dhuha, belajar dan membaca Al-Qur’an, menghafal Al-Qur’an dan

Hadis, puasa sunnah, shalat tahajud dan zikir. Ibadah-ibadah tersebut dilaksanakan

secara rutin pada setiap waktunya. Sholat berjamaah dilakukan pada waktunya, sholat

dhuha dilakukan pada waktu pagi, sedangkan membaca, menghafal Al-Qur’an dan
41
hadits sering dilakukan ketika selesai melaksanakan sholat berjamaah dan telah

disesuaikan dengan jadwal rutin di Pesantren Al-Anshor Ambon.

B. Saran
42
1. Santri muallaf (orang-orang yang diluluhkan hatinya) merupakan salah satu

golongan yang harus diperhatikan, baik pendidikan keagamaannya,

kesejahteraannya. Oleh karena itu, kaum muslimin Maluku perlu memberikan

perhatian kepada mereka.

2. Bagi orang tua yang mendidik anaknya agar senantiasa memberikan pengetahuan

agama dan mengawal proses ibadah anak-anaknya, agar perkembangan keagamaan

anak akan semakin baik.

3. Dalam perjalanannya pondok pesantren selalu mengalami kendala, oleh karena itu,

perlu adanya perhatian yang serius dari kementerian Agama, dan seluruh kaum

muslimin di Maluku sehingga Pondok Pesantren dapat meningkatkan perannya

dalam membentuk generasi muslim di Maluku.

4. Program Studi Pendidikan Agama Islam perlu melakukan kerja sama dengan

lembaga pendidikan atau Yayasan yang membina anak-anak Muallaf dalam rangka

memperbaiki akidah dan keagamaan muallaf.


43
Lampiran 3

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Pondok Pesantren Al-Anshor

Gambar 2. Wawancara Bersama Salah Satu Ust . Pondok Pesantren


44

Gambar 3. Wawancara Bersama Salah Satu pengajar al- qur’an pondok pesantren

Gambar 4. Santri Putra Pondok Pesantren Al-Anshor


45

Gambar 5. Santri Putri Pondok Pesatren Al-Anshor

Gambar 6. Santri Muallaf Pondok Pesantren Al-Anshor


46
BIODATA PENULIS

Identitas:
Nama : Ahmad Imam Mujahid Rumbara
TTL : 29-04-2000
Alamat : Stain arbes kota Ambon

Pendidikan:
1. SD :MI Al- anshar Ambon
2. SMP : MTS Al- anshar Ambon
3. SMA :MATQ Al- anshar Ambon

Prestasi Akademik/Non-akademik:
1. Juara satu MHQ 20 juz tingkat kabupaten 2017
2. juara itga MHQ 10 juz tingkat provinsi 2017

Pengabdian pada Masyarakat:


1. Dai pedalaman Maluku 2018
2. pengasuh kajian pemuda as-habul khafi 2020-2023
3. pengajar pondok pesantren al- anshar Maluku

Pengalaman Organisasi:
1. Korlap pada HIPPMAK ( Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kiliga) 2020-2022
2. Anggota pada IKADY ( Ikatan Dai Yesiriun) 2019-2023

Anda mungkin juga menyukai