Anda di halaman 1dari 41
DINAS KESEHATAN KABUPATEN AGAM UPTD PUSKESMAS MANINJAU Jl H, Udin Rahmani No. 84, Kubu Baru, Maninjau , ‘Telp. 0752-61007 e-mail: maninjausehat@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS MANINJAU Menimbang Mengingat NOMOR 82 TAHUN 2023 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM a. KEPALA UPTD PUSKESMAS MANINJAU bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit maka diperlukan pemeriksaaan laboratorium; bahwa untuk menjamin pelaksanaan pemeriksaan laboratorium terlaksana dengan baik perlu ditetapkan pedoman pelayanan laboratorium di UPTD Puskesmas Maninjau; bahwa untuk melaksanakan maksud pada huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas tentang Jenis-Jenis Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang _Pengiriman Materi Biologik dan Penggunaan Spesimen Kili ‘Muatan Informasinya; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Bail; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat ; Dipindai dengan CamScanner Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS MANINJAU TENTANG PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM Pedoman pelayanan laboratorium di UPTD Puskesmas Maninjau dan sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini. Pedoman pelayanan laboratorium _—disebutka pada dictum KESATU , wajib dipatuhi dan dilaksanakan serta dilakukan pemantauan berkala. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka dapat dilakukan perbaikan / perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Maninjau A AJanuari 2023 Ns. HERMALINA, S.Kep NIP. 19840329 200604 2 004 Penata/III c Dipindai dengan CamScanner PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS MANINJAU G Dipindai dengan CamScanner LAMPIRAN I SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS MANINJAU NOMOR : 082 TAHUN 2023 TENTANG : PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM BABI PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Undang undang nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan, disebutkan bahwa tujuan pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi sctiap individu ager terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi tingginyasebagai_investasi_ bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas merupakan ujung tombang terdepan dalam pembangunan Kesehatan dan mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan tersebut. Puskesmas Maninjau mempunyai YISI Masyarakat Kecamatan Maninjau yang mandiri untuk hidup sehat menuju Agam sejahtera untuk semua. Upaya Kesehatan yang disclenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan Kesehatan perseorangan primer dan pelayanan Kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya keschatan pilihan. Oleh karena upaya pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan pelayanan Labroratorium di Puskesmas. Dengan makin berkembangnya teknologi _kesehatan, meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologipenyakit, perubahan nstruktur demografi, otonomi daerah, serta masuknyapasar bebas, maka Puskesmas diharapkan mengembangken dan meningkatkan mutu pelayanannya Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnose penyakit secara pasti yaitu pelayana Laboratorium yang bermutu. Laboratorium Puskesmas melaksanakan —_pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi keschatan, atau factor yang dapat berpengaruh pada kesehatan peroranngan dan masta diag 2b ese, Puskoomes. Dipindai dengan CamScanner B. Ruang Lingkup Dalam rangka pelaksanaan, pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, tentunya Laboratorium Puskesmas tidak dapat disamakan dengan Laboratorium Rumah _ sakit, Laboratorium Klinik swasta maupun BBLK. Pelayanan laboratorium di Puskesmas dikembangkan sesuai dengan kebuituhan dan kemampuan puskesmas, Pelayana Laboratorium di Puskesmas Maninjau meliputi pemeriksaan Hematologi, pemeriksaan kimia klinik sederhana, pemeriksaan urine dan pemeriksaan BTA. Selain pemeriksaaan tersebut diatas, Jaboratorium pukesmas Maninjau juga _‘melaksanakan. pemeriksaaan HIV, HbsAg, Sifilis RDT dan Malaria Jenis jenis pelayanan laboratorium tersebut tertuang dalam SK KEPALA UPTD PUSKESMAS MANINJAU Nomor : 52 C. Batasan Opratsional Meskipun Puskesmas Maninjau merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan akan tetapi karena keterbatasan tenaga, Waktu pelayanan Laboratorium Puskesmas Maninjau tidak 24 jam, melainkan mengacu pada jam pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Maninjau yaitu Mulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Wilayah kerja juga terbatas pada pasien pasien rawat jalan, rawat inap, UGD dan kalau diperlukan dapat juga melaksanakan pemeriksaan keliling ke desa desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Maninjau. Khusus untuk Program gula darah, golongan darah, HIV,HbsAg dan Sifilis Laboratorium Puskesmas Maninjau bias melaksanakan pemeriksaaan mobile ke wilayah kerja Puskesmas sckitar jika ada permintaan dari Dinas Kesehatan dengan persetujuan Kepala UPTD Puskesmas. Dipindai dengan CamScanner BAB II STANDAR KETENAGAAN Untuk dapat melaksanaken fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukup baik jumlah maupun mutunya. Sesuai dengan permenkes no 37 tahun 2012 Pola ketenagaan minimal harus dimiliki oleh Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (PDTP) tidal sama dengan Puskesmas tanpa tempat Perawatan maupun Puskesmas di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan terluar (PDTPK). Jenis, kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (PDTP) antara lain : No. | JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH T. | Penanggung Jawab Dokter 1 2, | Tenaga Teknis D3Analis Kesehatan | 2 3. | Tenaga non Teknis Minimal SMU/ sederajat | 1 Penanggung Jawab di Laboratorium Puskesmas Maninjau adalah Pj UKP UPTDPuskesmas Maninjau. Dalam permenkes tersebut dinyatakan bahwa petugas teknis tidak boleh meragkap tugas lain, akan tetapi karena keterbatasan tenaga, dalam hal ini karena tidak ada tenaga non teknis / Administrasi di Laboratorium Puskesmas, maka tenaga teknis tersebut merangkap tugas sebagai tenaga Administrasi di Laboratorium. Untuk mempermudah koordinasi dari penanggung jawab kepada tenaga teknis, maka Puskesmas Maninjau mengangkat Kepala Unit Pelayanan yang juga merupakan Kepala Upaya Kesehatan Perseorangan Puskesmas. Untuk kelancaran dalam proses pelayanan, salah satu tenaga teknis diangkat sebagai coordinator Laboratorium Dipindai dengan CamScanner Struktur unit laboratoorium KEPALA UPTD PUSKESMAS MANINJAU J KEPALA UNI PELAYANAN KOORDINATOR UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN et G Dipindai dengan CamScanner ‘Tugas dan Tanggung Jawab A. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung jawab: 1, Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium; 2, Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaanlaboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium B. Kepala Unit Pelayanan Kepala Unit Pelayanan mempunyai tugas dan tanggung jawab 1. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium; 2. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu. C. Koordinator Laboratorium, Koordinator Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab 1. Melakukan konsultasi dengan Kepal Unit Pelayanan,penanggung jawab laboratorium atau tenaga kesehatan lain Melaksanakan kegiatan teknis operasional Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja yr ey laboratorium d. Tenaga Teknis Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab: 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. menyiapkan pasien 3, Melaksanakan kegiatan teknis operasional 4, Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan; 5, Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium 6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen. 7. Administrasi Dipindai dengan CamScanner SARANA, PRASARANA,PERLENGKAPAN DAN PERALATAN A. Denah Ruangan ‘Tempat tabung dan tempat pemerksaan LED Meja Terima sampel Box Miksoskop ‘Alat hematologi ‘analyzer Elite 3 administrast Mejia ‘lat Kimia Xlinile DTN- 410K ‘Tempat Cuci Alat ‘Tempat tabung dan ‘tempat pemerksaan LED B.SARANA Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik bangunan /ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan Laboratorium Puskesmas Persyaratan umum konstruksi ruang laboratorium sebagai berikut: 1. dinding terbuat dari tembok permanen warna terang, menggunakan cat yang tidak luntur. Permukaan dinding harus rata agar mudah dibersihkan, tidak tembus cairanserta tahan terhadap desinfektan. 2. Jangit-langit tingginya antara 2,70-3,30 m dari lantai, terbuat dari bahan yang kuat,warna terang dan mudah dibersihkan. 3. pintu harus kuat rapat dapat mencegah masuknya serangga dan binatang lainnya, lebar minimal 0,80 m dan tinggi minimal 2,00 m. 4, jendela tinggi minimal 1,00 m dari lantai. 5. semua stop kontak dan sallar dipasang minimal 1,40 m dari lantai, 6. lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwama terang dan tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia, kedap air, permukaan rata dan tidak licin. Bagian yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup kearah saluran pembuangan air limbah. Antara lantai dengan Atndine hams herbenhik lengicung agar mudah dibersihkan, Dipindai dengan CamScanner C.Prasarana Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Prasarana-prasarana Laboratorium Puskesmas yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Pencahayaan harus cukup. Pencahayaan alami diperolch setidaknya dari jendela dengan Iuas minimal 1,6 m2 Cahaya dari jendela tidak boleh langsung mengarah ke meja pemeriksaan dan rak reagen, untuk menghindari terjadinya reaksi antara reagen dengan sinar matahari yang panas. 2. Ruangan harus mempunyai sirkulasi udara yang baik (ventilasi silang/cross ventilation), sehingga pertukaran udara dari dalam ruangan dapat mengalir ke lwarruangan. 3. Disarankan pada area pengambilan sampel dilengkapi exhauster yang mengarah keluar bangunan Puskesmas ke area terbuka sehingga pasien tidak dapat memapar/memajan petugas Puskesmas. Exhauster dipasang pada ketinggian + 120cm dari permukaan lantai. 4, Suhu ruangan tidak boleh panas, dengan sirkulasi udara yang baik maka disarankansuhu dipertahankan antara 22 s/d 26 °C 5. Pengambilan dahak dilakukan di ruangan terbuka 6. Harus tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dan debit air yang cukup pada bakcuci. Air tersebut harus memenuhi syarat kesehatan. 7. Harus tersedia wadah (tempat sampah) khusus/terpisah yang dilengkapi dengan penutupnya untuk pembuangan limbah padat medis infeksius dan non infeksius pada laboratorium. 8, Limbah cair/air buangan dari laboratorium harus diolah pada sistem/instalasi pengolahan air limbah Puskesmas. Perlengkapan Perlengkapan yang dibutuhkan antara lain a. Meia vengambilan sampel darah Minimal menggunakan meja ¥ biro (ukuran 90 x 60 cm)Mempunyai laci Lapisi kaca supaya mudah dibersihkan b. Meia venerimaan samnel urine dan dahak &. Kuesi peiagus laboraiorium dam kursi pasien 1) Mempunvai sandaran 2) Day fiat dui Rayu, teal, das ladntaies d, Bak cuci/sink 1) Dileughupi herau uutwh weugulisho ais Leroi 2) Ukuran minimal 30 em x 30 em dengan kedalaman bak minimal Dipindai dengan CamScanner ©. Meja pemeriksaan 1) Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang sesuai dengan kebutuhan pelayananyang diselenggarakan 2) Meja pemeriksaan terbuat/dilapisi dari bahan tahan panas, tahan zat kimiamudah dibersihkan, tidak berpori dan berwarna terang, 3) Ada meja khusus untuk meletakkan alat centrifuge f, Lemari pendingin (refrigerator) 1) Fungsinya adalah untuk menyimpan reagen dan sampel, volumesesuaikebutuhan 2) Reagen dan sampel disimpan dalam lemari pendingin yang terpisah g. Lemari alat /reagen kering 1) Pungsinya untuk menyimpan alat dan reagen kering 2) Ukuran sesuai kebutuhan 3) Dapat terbuat dari kayu atau rangka alumunium dengan rak terbuat dari aca 4) Khusus untuk mikroskop dilengkapi dengan lampu 5 watt bh. Listrike listrik harus mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan stabil, Kapasitas harus cukup. Kualitas arus, tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keamanan dan pengamanan jaringan instalasi listrik terjamin, harus tersedia grounding/arde. Harus tersedia ‘cadangan listrik (Genset, UPS untukmengantisipasi listrile mati Penampungan /pengolahan limbah laboratorium. Terdapat tempat penampungan sementara limbah laboratorium, sebelum dimusnahkan, terdapat instalasi pengelolaan limbah cair laboratorium. j. Tersedia WC, jumlah sesuai dengan kebutuhan. Persyaratan fasilitas kamar mandi/WC secara umum sebagai berikut: Harus selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih. ii, Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang danmudah dibersihkan. iii. Letak kamar mandi/we tidak berhubungan langsung dengan dapur, kkamar operasi,dan ruang khusus lainnya. iv. Lubang ventilasi harus berhubungan langsung dengan udara luar. v. Kamar mandi/we pria dan wanita harus terpisah. vi, Kamar mandi/we karyawan harus terpisah dengan kamar mandi/we pasien. vii. Kamar mandi/we pasien harus terletak di tempat yang mudah terjangkau dan adapetunjuk arah. viii, Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara kebersihan. ix. Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat moniadi tamnntnerinanican nant Dipindai dengan CamScanner + PERALATAN a Dasar Pemilihan Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih alat, yaitu 1. Kebutuhan ‘Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan Kebutuhan setempat yang meliputi jenis pemeriksaan, jenis spesimen dan volume spesimen dan jumlah pemeriksaan. 2. Fasilitas yang tersedia ‘Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan fasilitas yang tersedia seperti luasnya ruangan, fasilitas listrik dan air yang ada, serta tingkat kelembaban dan subu ruangan. 3. Tenaga yang ada Perlu dipertimbangkan tersedianya tenaga dengan kualifikasi tertentu yang dapat mengoperasikan alat yang akan dibeli. 4, Reagen yang dibutuhkan Perlu dipertimbangkan tersedianya reagen di pasaran dan kontinuitas distribusi dari pemasok. Selain itu sistem reagen perlu dipertimbangkan pula, apakah sistem reagen tertutup atau terbuka, Pada umumnya sistem tertutup lebih mahal dibandingkan dengan sistem terbuka. 5. Sistem alat Perlu mempertimbangkan antara lain: a. alat tersebut mudah dioperasikan b. alat memerlukan perawatan khusus ¢. alat memerlukan kalibrasi setiap kali akan dipakai atau hanya tiap mingguatauhanya tiap bulan 6. Pemasok/Vendor Pemasok harus memenuhi syarat sebagai berileut: a. Mempunyai reputasi yang baik b. Memberikan fasilitas uji fungsi c, Menyediakan petunjuk operasional alat dan trouble shooting. 4. Menyediakan fasilitas pelatihan dalam mengoperasikan alat, pemeliharaan danperbaikan sederhana. ¢. Memberiken pelayanan purna jual yang terjamin, antara lain ‘mempunyai teknisiyang handal, suku cadang mudah diperoleh. f, Mendaftar peralatan ke Kementerian Kesehatan. 7. Nilai Ekonomis Dalam memilih alat perlu dipertimbangkan analysis cost-benefit, yaitu seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan, termasuk di dalamnya biaya operasi alat. 8. Terdaftar Peralgtan vang akan dibeli harus sudah terdaftar dan mendapat izin edar Dipindai dengan CamScanner b. Penggunaan Dan Pemeliharaan Alat Setiap peralatan harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (instruction manual yang disediakan oleh pabrik yang memproduksi alat tersebut. Petunjuk penggunaan tersebut pada umumnya memuat cara operasional dan hal-hal lain yang harus diperhatikan. Cara penggunaan atau cara pengoperasian masing-masing jenis peralatan laboratorium harus ditulis dalam instruksi kerja. Pada setiap peralatan juga harus dilakukan pemeliharaan sesuai dengan petunjuk penggunaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan agar diperoleh kondisi yang optimal, dapat beroperasi dengan baik dan tidak terjadi kerusakan. Kegiatan tersebut harus dilakukan secara rutin untuk semua jenis alat, schingga diperoleh peningkatan kualitas produksi, peningkatan keamanan kerja, pencegahan produksi yang tiba-tiba berhenti, penekanan waktu luang/pengangguran bagi tenaga pelaksana serta penurunan biaya perbaikan. Untuk itu setiap alat harus mempunyai kartu pemeliharaan yang diletakkan pada atau di dekat alat tersebut yang mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakuken dan kelainan- kelainan yang ditemukan. Bila ditemukan kelainan, maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada penanggung jawab alat untuk dilakukan perbaikan. FORMULIR PENCATATA PEMELIHARAAN PEMELIHAAN ALAT : RUANG s Tindakan Kelainan Yang ‘Nama dan Paraf Tanggal pemeliharaan Gitemukan Petugas Penanggung jawab Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemakaian peralatan: 1. Persyaratan kecukupan peralatan Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan sesuai dengan jenis layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara rutin. 2. Persyaratan kemampuan alat Pada saat instalasi alat maupun saat kerja rutin, peralatan harus diperhatikan menunjukkan kemampuan atau memenuhi kinerja yang Arersuaeatlen dap bas memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk Dipindai dengan CamScanner 3. Persyaratan pengoperasian alat ‘Alat hanya boleh dioperasikan oleh petugas teknis laboratorium. Instruksi penggunaan dan pemeliharaan peralatan terkini (mencalup pedoman yang sesuai dan petunjuk penggunaan yang disediakan oleh pembuat alat) harus tersedia bagi petugas laboratorium. 4, Jaminan keamanan kerja alat Alat harus dipelihara dalam kondisi kerja yang aman, mencakup Keamanan listrik, alat penghenti darurat (emergency stop device) dan penanganan yang aman oleh petugas yang berwenang. Semua harus disesuaiken dengan spesifikesi atau instruksi pabrik termasuk pembuangan limbah kimia, bahan radioakttif maupun biologis. 5, Penanganan terhadap alat yang rusak Alat yang diduga mengalami gangguan, tidak boleh digunakan, harus diberi label yang jelas dan disimpan dengan baik sampai selesai diperbaiki dan memenuhi Iriteria yang ditentukan (pengujian dan kalibrasi) untuk digunakan kembeli. Laboratorium harus melakukan tindakan yang memadai sebelum digunakan kembali. 6. Pemindahan alat Laboratorium harus memiliki prosedur penanganan, pemindahan, penyimpanan dan penggunaan yang aman untuk mencegah kontaminasi dan kerusakan alat. Apabila alat dipindahkan keluar laboratorium untuk diperbaiki, maka sebelum digunakan kembali di laboratorium harus dipastikan alat telah dicek dan berfungsi baik. 7. Pemutahiran hasil koreksi kalibrasi. Apabila kalibrasi menghasilkan sejumlah faktor koreksi, laboratorium harus memiliki prosedur untuk menjamin bahwa salinan dari faktor koreksi sebelumnya dimutahirkandengan benar. 8. Pencegahan terhadap perlakuan orang tidak berwenang. Semua peralatan termasuk perangkat keras, perangkat lunak, bahanacuan, bahan habis pakai, pereaksi dan sistem analitik harus dijaga terhadap perusakan akibat perlakuan orang yang tidak berwenangyang dapat membuat hasil pemeriksaan tidak sah Beberapa jenis peralatan laboratorium yang perlu mendapat perhatianadalah: 1. Alat Gelas a ‘Tabung yang dipakai harus selalu bersib. b.Untuk pemakaian ulang, rendam alat gelas dengan hipoklorit 0,5 % sclama 10 menit kemudian cuci dengan deterjen (sedapatnya netral) kemudian bilas dengan air bersih yang mengalir. 2. Blood cell counter a. Bagian luar alat dilap setiap hari. Dipindai dengan CamScanner c. Setiap selesai pemeriksaan, lalcukan pencucian. d. Tutup badan alat dengan plastik bila alat tidak dipakai. 3. Fotometer/Spectrofotometer a, Gunakan lampu yang sesuai dengan masing-masing jenis fotometer. b. Tegangan listrik harus stabil. c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5-30 menit (tergantungjenis/merek alat),supaya cahaya lampu menjadi stabil. 4, Kamar Hitung a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih, sebab kotoran (jamur, partikel debu) pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat sebagai sel. b.Periksa di bawah mikroskop, apakah garis-garis pada kamar hitung terlihat jelas danlengkap. c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan menyebabkan terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah akan pecah, sehingga jumlah sel yang dihitung menjadi berkurang. d.Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, sebab kaca penutup berfungsiuntuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka volume dalam kamar hitung menjadi tidak tepat. e. Cara pengisian kamar hitung; dengan menggunakan pipet Pasteur dalam posisi horisontal, sampel dimasukkan ke dalam kamar hitung yang tertutup kaca penutup. f. Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung atau sampel mengisi parit kamar hitung/menggenangi kamar lain, atau kamar hitung tidak terisipenuh, maka pengisian harus diulang. g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau dengan air deterjen encer. h.Bila masih kotor, rendamlah dalam air deterjen, kemudian bilas dengan air bersih. i, Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat. 5. Lemari es (refrigerator) dan freezer a. Menggunakan lemari es dan freezer khusus untuk laboratorium. b, Tempatkan lemari es sedemikian rupa sehingga bagian belakang lemari es masih longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan kondensor. c, Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara dingin daribagian pendingin. 4, Lemaries dap freezer hams selalu dalam keadaan hidup. Dipindai dengan CamScanner 6. Mikroskop a. Letakkan mikroskop di tempat yang datar dan tidak licin. », Bila menggunakan cahaya matahari, tempatkan di tempat yang cukup cahayadengan mengatur cermin schingga diperoleh medan penglihatan yang terang. c. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa obyektif 10x dulu, bila sasaran sudah jelas, perbesar dengan objektif 40x dan bila perlu dengan 100x. Untuk pembesar 100x gunakan minyak imersi. | 4, Bersihkan lensa dengan kertas lensa atau kain yang lembut setiap hari setelah selesai bekerja, terutama bila lensa terkena minyak imersi bersihkan dengan eter alkohol (lihat referensi). ¢. Jangan membersihkan/merendam lensa dengan alkohol atau sejenisnya Karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya. £ Jangan menyentuh lensa obyektif dengan jari. g.Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau obyektif, Karena kotoran akan mudah masuk. h, Bila lensa obyektif dibuka, tutup dengan penutup yang tersedia. i, Saat mikroskop disimpan, lensa obyektif 10x atau 100x tidak boleh berada pada satu garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah bila ulir makrometer dan mikrometemya sudah rusak. j. Simpan mikroskop di tempat yang rendah kelembabannya, dapat dengan cara memberikan penerangan lampu wolfram atau dengan silika eel. ‘7Pipet a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukannya b, Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan tidak retak. c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet. . Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut. e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan cara _menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian Iuarnya dengan kertas tissue pada dinding wadah/bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan dibiarkanmengalir sendiri. £. Pipet volumetrik tidak boleh ditiup & Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua cairan dialirkan maka sisa cairan di ujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat bantu pipet h.Pipet ukur yang tidak mempunyai tanda cincin tidak boleh ditiup. i. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan —antiseptik, Dipindai dengan CamScanner 8. Pipet Semiotomatile Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang karena pencucian tip pipet akan mempengaruhi kelembaban plastik tip pipet, juga pengeringan seringkali menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan. b. Penggunaan tidak boleh melewati batas antara tip dan pipetnya. ¢. Tip yang digunakan harus terpasang erat. 4. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam rak pipet 9, Rotator Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar diberi pelumas secara teratur. Perhatikan ke-aus-an bagian yang berputar. 10, Sentrifus a. Letakkan sentrifus pada tempat yang datar. b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai untuk tiap sentrifus. c, Beban harus dibuat seimbang sebelum sentrifus dijalankan, kecuali pada sentrifusmikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil. 4. Pada penggunaan sentrifus mikrohematokrit, tabung kapiler harus ditutup pada salah satu ujungnya untuk menghindari keluarnya darah. c. Pastikan bahwa penutup telah menutup dengan baik dan kencang sebelum senfrifus dijalankan. f. Periksa bantalan pada wadah tabung. Bila bantalan tidak ada maka tabung mudah pecah waktu disentrifus kerena adanya gaya sentrifugal yang kuat menekan tabung keca ke dasar wadah. Bentalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk tabung. g, Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang diperlukan. h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh. 1. Jangan mengoperasikan sentrifus dengan tutup terbuka. j. Jangan menggunakan sentrifus dengan kecepatan yang lebih tinggi dari keperluan. k, Jangan membuka tutup sentrifus sebelum sentrifus benar-benar telah berhenti. c.Kalibrasi Peralatan Kalibrasi peralatan sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang terpercaya menjamin penampilan hasil pemeriksaan. Dipindai dengan CamScanner Kalibrasi peralatan dilakukan pada saat awal, ketika alat baru di install dan diuji fungsi, dan selanjutnya wajib dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun, atau sesuai dengan pedoman pabrikan prasarana dan alat kesehatan serta ketentuan peraturan perundang-undangan sesuai instruksi pabrik. Kalibrasi peralatan dilakukan oleh institusi yang berwenangyaitu BPFK (Balai Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan ) Surabaya Khusus untuk Kalibrasi serta fungsi peralatan Fotometer dan Hematologi analyser secara berkala harus dipantau dan dibuktikan memenuhi syarat/sesuai standar laboratorium dengan menggunakan bahan kontrol (darah kontrol dan serum kontrol). Pelakasanaan kontrol alat dilaksanakan oleh tenaga teksis laboratorium secara mandiri, karena BPFK ( Balai Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan ) Surabayatidak melayani kalibrasi alat tersebut. d. Penanggung jawab alat Berbagai jenis alat yang digunakan di laboratorium mempunyai cara operasional dan pemeliharaan yang berbeda satu dengan lainnya, dan biasanya digunakan oleh lebih dari 1 orang. Walaupun pihak distributor alat menyediakan teknisi untuk perbaikan apabila terjadi kerusakan, namun untuk pemeliharaan alat harus dilakukan sendiri oleh pihak laboratorium. Oleh karena itu harus ditentukan seorang petugas yang bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan alat dan operasional alat melalui kegiatan pemantauan dan mengusahakan perbaikan apabila terjadi kerusakan. Petugas yang menjadi penanggung jawab alat adalah Koordinator Laboratorium. G Dipindai dengan CamScanner BABIV REAGENSIA ‘A. Dasar Pemilihan Pada umumnya untuk memilih bahan laboratorium yang akan dipergunakan harusmempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. kebutuhan, 2. produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai sensi spesifisitasyang tinggi. 3. deskripsi lengkap dari bahan atau produk. itas dan 4, mempunyai masa kadaluarsa yang panjang, 5. volume atau isi kemasan. 6. digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakei. 7. mudeh diperoleh di pasaran. 8. besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis). 9. pemasok/vendor. 10, kelancaran dan kesinambungan pengadaan. 11. pelayanan purna jual. 12. terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan di KementerianKeschatan. B. Jenis Reagensia Yang Harus Tersedia Sesuai dengan SK KEPALA UPTD PUSKESMA MANINJAU Nomor reagensia yang harus tersedia antara lain : Reagen Hematologi analyser metiputi Diluen, Lyser, cell cleaner 2. Pemeriksaan Kimia Klinik meliputi : Reagen Glukose, Reagen SGOT. Reagen SGPT, Reagen Uric Acid, Reagen Kreatinin, Reagen Cholesterol, Stik Gula darah, stik Cholesterol stik Asam Urat 3. Pemeriksaan Urine : Stik tes kehamilan, Stik urine 12 Parameter 4, Pemeriksaan BTA : Reagen ZN set 5. Pemeriksaan HIV Casette HIV 6. Pemeriksaan HbsAg Casette HbsAg 7. Pemeriksaan Siflis Casette Sifilis 8. Pemeriksaan RDT Casette NS1 dan Casette IgG,lgM 9. Pemeriksaan Malaria Dipindai dengan CamScanner Pengadaan Dan Buffer Stok Pengadaan bahan laboratorium harus mempertimbangkan hal- hal sebagaiberilut: 1, Tingkat persediaan ‘Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperiukan untuk memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekal atau ruang penyimpanan umum. Safety Stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-bahan yang dibutubkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok. Buffer stock adalah stok penyangga kekurangan reagen di laboratorium. Reserve stock adalah cadangan reagen/sisa. 2. Perkiraan jumlah kebutuhan Perkiraan kebutuhan dapat diperolch berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata-rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat. 3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time) Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat. 5 batas bufler stock untuk melakukan order : Reagen hemat analizer T Set Reagen kimia Klinik T Kit ‘Stik urine T Box Stik gula darah 3 Box Stik tes kehamilan 15 Bit Tancet T Box ‘Stik cholesterol 5 Box ‘Stik asam urat 2) Box Casette Sifilis T Box Casette HIV 2 Box Casette HbsAg T ‘Box VIM ‘Spuit 2 box Penyimpanan Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan mempertimbangkan: 1.Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah: Dipindai dengan CamScanner b. Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu (FEFO-first expired first ou). Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama. 2.Tempat penyimpanan, 3.Suhu/kelembaban. 4,Sirkulasi udara. Hal-hal khusus yang harus diperhatikan: 1. Perhatikan / baca label / brosur yang terdapat pada kemasan reagen mengenaicara penyimpanan, suhu yang dibutuhkan dll 2. Tutuplah botol waktu penyimpanan. 3. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk. 4. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi padasediaan reagen. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan. Lindungi label dari kerusakan. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional. Tidak boleh terkena sinar matahari langsung. eo = 9 Beberapa reagen ada yang harus disimpan dalam botol berwarna gelap. 10. Buat kartu stok yang memuat tanggal penerimaan, tanggal kadaluarsa, tanggal wadah reagen dibuka, jumlah reagen yang diambil dan jumlah reagen sisa serta paraf tenaga pemeriksa yang menggunakan. Dipindai dengan CamScanner BABY ‘TATA LAKSANA PELAYANAN Pelayanan laboratorium UPTD Puskesmas Maninjau melayani permintaan pemeriksaan Laboratorium dari pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan, Apabila sangat diperlukan atau pemeriksaan yang terintegrasi dengan program maka Pelayanan dapat dilaksanakan diluar gedung baik dalam wilayah maupun luar wilayah kerja UPTD Puskesmas Maninjau. Pelayanan pemeriksaan laboratorium dilaksanakan sejak pukul 07.30 sampai denganpukul 12.00 wib. A. Pendaftaran Dan Pencatatan Setiap pengguna layanan wajib tercatat sebagai kunjungan loket meskipun permintaan pemeriksaan tersebut atas permintaan sendiri maupun ada permintaan daridokter/ tenaga Kesehatan praktek mandiri. Selanjutnya pasien tersebut masuk ke poli / BP sesuai dengan kategori umur atau ke Ruang KIA bila pasien tersebut hamil. Selanjutnya pasien tersebut diberi blanko permintaan pemeriksaan yang sebelumnyatelah di isi data identitas pasien tersebut dan pemeriksaan yang dibutuhkan. Blankoyang telah terisi diserahkan ke ruangan laboratorium. Warna blanko permintaanpemeriksaan dibedakan antara pasien umum dan pasien BPJS, Hel ini bertujuan agar mempermudah petugas administrasi kasir, untuk mencegah terjadinya ‘kesalahanpetugas kasir dalam meminta biaya pemeriksaan. Khususnya pasien BPJS yangdibebaskan dalam biaya pemeriksaan Laboratorium. Setiap permintaan pemeriksaan yang masuk harus ditulis dicatat pada regester pemeriksaan laboratorium . Regester pemeriksaan laboratorium berisi data identitas pasien, hasil hasil pemeriksaan dan bias diberi keterangan bila ada catatan yang perlu disertakan, misalnya kegagalan pengambilan darah dll Hasil pemeriksaaan disalin pada lembar hasil pemeriksaan, Lembar hasil diberikan kepada pasien untuk diberikan kepada dokter / petugas BP. B. Kemapuan Pemeriksaan 1.Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas —meliputi pemeriksaan- pemeriksaan dasar seperti: ‘A.Hematologi : Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit, Hitung ‘trombosit, Hitung lekosit,LED B. Kimia Klinik : Glukosa, SGOT, SGPT, Asam urat, Ureum/BUN, Kreatinin,Trigliserida, Kolesterol total. C. Mikrobiologi BTA D. Imunologi : Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, dan Anti HIV,HbsAg,Sifilis E, Urinalisa : Makroskopis (Waa, Kejernihan, Bau, Volume}, pH, Berat jenis, Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Dipindai dengan CamScanner Spesimen ‘Spesimen yang digunakan sebagai bahan pemeriksaan adalah Whole blood, serum, plasma, urine dan dahak, ‘Tata cara pengambilan sampel dapat dilihat pada daftar lampiran. 1. Persiapan pasien a. Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8- 12 jam sebelumdiambil darah . Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.00 -09.00. Menghindari aktifitas fisik/olah raga berlebihan sebelum spesimen diambil 4. Memperhatikan posisi tubuh, Untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh dari perubahan posisi, dianjurkan pasien duduk tenang sekurang- kurangnya 15 menit sebelum diambil darah. 2.Pengambilan aPeralatan Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat- syarat: 1. bersih, kering. tidak mengandung bahan kimia atau deterjen. terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada pada spesimen. 5. mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya, 6. Pemakaian jarum, lancet dan mess harus steril dan sckali pakai b.Wadah Wadah spesimen harus memenuhi syarat: 1.terbuat dari gelas atau plastik. 2.tidak bocor atau tidak merembes. 3.harus dapat ditutup rapat 4.besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen. S.bersih. 6.kering. 7.tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen. 8.tidak mengandung bahan kimia atau deterjen. 9. untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai karena pengaruh sinar matahari, maka perlu digunakan botol berwarna coklat (inaktinis). 10. Untuk wadah pecimen urin, dahak, _sebaiknya menggunakan wadah yang bermulut lebar Dan bertutup ulir ¢. Antikoagulan Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegeh sampel darah membeku. Beberapa spesimen memerlukan bahan a at mene antilene Dipindai dengan CamScanner / dipakai harus memenuhi persyaratan yaitu tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diperiksa. Anti koagulan yang biasa dipakai adalah EDTA 4.Lokasi penganmbilan pecimen Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Spesimen untuk pemeriksaan yang menggunakan darah vena umumnya diambil dari vena cubiti daerah sila. Spesimen darah kapiler diambil dari ujung jari tengah tangan atau jari manis tangan bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telinga pada bayi. Tempat yang dipilin tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti “cyanosis” atau pucat dan ! pengambilan tidak boleh di lengan yang sedang terpasang | infus. e. Volume Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa. Volume spesimen yang dibutuhkan untuk beberapa pemeriksaan spesimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini Jenis Spesimen |, ane Wadah | Keterangan Pemeriksaan Jenis | Jumlah Hematologi Darah Darah rutin [Darah | 2ce EDTA _ | Gelas /plastik TED Darah | 2ce EDTA _ | Gelas [plastic Hemoglobin | Darah | 1 cc EDTA | Gelas /plastic Bleeding time | Darah | 3 ce dan cloting time : Darah | Ice Gelas /plastic KIMIAKLINK | Serum | 1cc Gula darah Serum | Ice Gelas /plastic Kolesterol Serum | lec Gelas /plastic ‘Asam urat Serum | 2ec Gelas /plastic ‘Trigliserida Serum | 2cc Gelas /plastic sGoT Serum | 2cc Gelas /plastic ‘SGPT Serum | 2cc Gelas /plastic Kreatinin Serum |2cc Gelas /plastic ‘SEROLOGI 2ec Dipindai dengan CamScanner HIV [Darah a pea Tee EDTA | Gelas /plastic = arah | Tee EDTA | Gelas /plastic Sif Darah | Tee EDT ad rA_| Gelas /plastic Reduksi Urine | 10 ce Piast Afbutin Urine | 10 ce Plastik Sedimen Urine] Urine] 15 ce Gelas / plastile Urine Rutin Urine | 10 ce Golas / plastic Kehamilan Urine] 10 ce Geiss / plastik Walaa Darah | Btetes ea segar_|_Kapiler BTA Sputum | Sputum | Secukup- Gelas /plastia nya ‘Swab Cairan a Missi ‘Nasofaring/ orofaring Teknik Pengambilan spesimen harus dilaksanakan dengan cara yang benar, agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya. Teknik pengambilan untuk beberapa spesimen yang sering diperiksa a. Darah Vena (dengan cara plebotomi/menggunakan tabung vakum) 1. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan posisi lengan pasien harus Jurus,jangan membengkokkan silcu. Pilih lengan yang banyale melakukan aktivitas. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan Pasang "torniquet't 10 cm di atas lipat siku Pilih bagian vena mediana cubiti Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya dengan alkohol 70% dan biarkan kering untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa terbakar. Kulit yangsudah dibersihkan jangan dipegang lagi. 6. ‘Tusuk bagian vena tadi dengan jarum, lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut kemiringan antara jarum dan kulit 15 derajat, tekan tabung vakum sehingga darah terisap ke dalam tabung. Bila jarum bethasil 7. masuk vena, akan terlihat darah masuk dalam semprit. Selanjutnya lepas torniquet dan pasien diminta lepaskan kepalan tangan. 8, Biarkan darah mengalir ke dalam tabung sampai selesaiApabila dibutuhkan darah dengan antikoagulan yang berbeda dan volume yang lebih banyak, digunakan tabung vakum yang lain. 9. Tarik jarum dan letakkan kapas alkohol 70 % pada bekas tusukan untuk menekan bagian tersebut sclama + 2 menit. Setelah darah YxweN berhenti, plester bagian ini selama £15 menit. Dipindai dengan CamScanner / V4 Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah vena: 1. Mengenakan tomiquet terlalu lama dan terlalu keras schingga mengakibatkanterjadinya hemokonsentrasi, 2. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol. 3. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh, sehingga mengakibatkan masukaya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah. 4, Mengocok tabung vakum dapat mengakibatkan hemolisis. b, Darah kapiler 1. Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alkohol 70 % dan biarkan | sampai kering lagi. 2. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit | supaya rasa nyeriberkurang. 3. Tusuklah dengan cepat memalkai lanset sterl, Pada jari tusuldah dengan arah tegaklurus pada garis-garis sidik kulit jari, jangan sejajar dengan itu. Pada daun telinga tusuldah pinggimya, jangan sisinya. Tusukan harus cukup dalam supaya darah mudah Keluar, jangan menekan- nekan jari atau telinga untuk mendapat cukup darah. Darah yang diperas keluar semacam itu telah bercampur dengan cairan jaringan sehingga menjadi encer dan menycbabkan kesalhan dalam pemeriksaan. 4. Busnglsh tetes darah yang pertama keluar dengan memakai scgumpel kapas kering,tetes darah berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan. Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah kapiler: 1. Mengambil darah dari tempat yang memperlihatkan adanya gangguan peredaran darah seperti vasokontriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau cyanosis setempat. 2. Tusukan yang kurang dalam sehingga darah harus diperas-peras keluar. 3. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol. Bukan saja darah itu diencerkan,tetapi darah juga melebar di atas kulit schingga sitkar diisap ke dalam pipet. 4, Tetes darah pertama dipakai untuk pemeriksaan. 5. Terjadi bekuan pada tetes darah karena terlalu lambat bekerja. ¢.Urin 1) Pada wanita a, Pada pengambilan spesimen urin porsi tengah yang dilakukan oleh penderitasendiri, sebelumnya harus diberikan penjelasan sebagai berikut: b. Penderita harus mencuci tangan memakai sabun kemudian dikeringkan denganhanduk. . Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan. Dipindai dengan CamScanner £. Selama proses ini berlangsung, keluarkan urin, aliran urin yang pertama keluardibuang. Aliran urin selanjutnya ditampung dalam wadah yang sudah g. disediakan. h, Hindari urin mengenai lapisan tepi wadah. i, Pengumpulan urin selesai sebelum aliran urin habis. j, Wadah ditutup rapat dan segera dikirimkan ke laboratorium. 2) Pada laki-laki a. Penderita harus mencuci tangan memakai sabun. b. Jika tidal disunat tarik kulit preputium ke belakang, keluarkan urin, aliran yang pertama keluar dibuang, aliran urin selanjutnya ditampung dalam wadah yang sudah disediakan. Hindari urin mengenai lapisan tepi wadah, Pengumpulan urin selesai sebelum aliran urin habis. ¢. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium. 3) Pada bayi dan anak-anak a. Penderita sebelumnya diberi minum untuk memudahkan buang air kecil. b. Bersihkan alat genital seperti yang telah diterangkan di ata: cc. Pengambilan urin dilakukan dengan cara: © Anak duduk di pangkuan perawat. © Pengaruhi anak untuk mengeluarkan urin, tampung urin dalam wadah ataukantung plastik steril. + Bayi dipasang kantung penampung urin pada alat genital. d. Urin Kateter a. Lakakan disinfeksi dengan alkohol 70 % pada bagian selang kateter yang terbuatdari karet (jangan bagian yang terbuat dari plastik). b. Aspirasi urin dengan menggunakan samprit sebanyak kurang lebih 10 ml. c. Masukkan ke dalam wadah steril dan tutup rapat. d. Kirimkan segera ke laboratorium. e. Dahak Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan tindakan yang akan dilakukan, dan dijelaskan perbedaan dahak dengan ludah.Bila pasien mengalami kesulitan mengeluarkan dahak, pada malam hari sebelumnya diminta minum teh manis atau diberi obat gliseril guayakolat 200 mg. 1. Sebelum pengambilan spesimen, pasien diminta untuk berkumur dengan air. 2. Bila memakai gigi palsu, sebaiknya dilepas. 3. Pasien berdiri tegak atau duduk tegak. 4, Pasien diminta untuk menarik nafas dalam, keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali 2-3 kali kemudian sampai sputum keluar. 5, Dahak yang dikeluarkan langsung ditampung di dalam wadah, dengan = Dipindai dengan CamScanner £. Swab nasofaring 1. Penderita duduk (kalau anak-anak dipangla) 2, Petugas berdiri di samping pende 3. Kepala ditegakkan dan tangan petugas memegang bagian belakang kepalapenderita. 4, Masukkan lidi dacron ke dalam rongga hidung. Posisi lidi tegak lurus. 5. Panjang lidi yang masuk kira-kira % jarak ujung hidung sampai telinga. 6. Masukkan sampai menyentuh dinding belakang nasofaring, kemudian tarik ketuar. 7. Masukkan lidi dacron kedalam media VTM p. Swab tenggorok 1. Penderita duduk (kalau anak-anak dipangku). 2. Penderita diminta membuka mulut. 3. Lidah ditekan dengan spatel lidah. 4, Masukkan lidi kapas yang sudah dibasahi dengan saline steril hinggamenyentuh dinding belakang faring, 5. Usap ke kiri dan kanan dinding belakang faring dan tonsil lalu tarik keluar denganhati-hati tanpa menyentuh bagian mulut yang lain, 6. Masulkkan lidi kapas ke dalam media transpor VIM D. PEMBERIAN IDENTITAS Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting, baik pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah spesimen. Pada surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebailnyamemuat secara lengkap: 1, Tanggal permintaan 2. Tanggal dan jam pengambilan spesi 3. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat /ruang) termasuk rekam medik. 4, Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon) 5. Pemeriksean laboratorium yang diminta 6. Informed concern D. PENGOLAHAN Beberapa contoh pengolahan spesimen seperti tercantum dibawah ini: 1, Darah (Whole Blood) Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisikan antikoagulan yang sesuai, kemudian dihomogenisasi dengan cara membolak-balik tabung kira-kira 10-12 kali secara perlahan-lahan dan merata. 2. Serum nada enhn kamar eelama a Riarkan darah memhela terlehih dabnl Dipindai dengan CamScanner ©. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh (lipemik). 3. Plasma 8. Kocok darah EDTA atau sitrat dengan segera secara pelan-pelan. b. Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan spesimen. ¢. Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh (lipemik). 7. Urin L Untuk uji carik celup, urin tidak perlu ada perlakuan khusus, kecuali pemeriksaan harus segera dilakukan sebelum 1 jam, sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan cara: a. Wadah urin digoyangkan agar memperoleh sampel yang tercampur (homogen). b. Masukkan £15 ml urin ke dalam tabung sentrifus. ©. Putar urin selama 5 menit pada 1500-2000 rpm. 4. Buang supernatannya, sisakan + 1 ml, kocoklah tabung untuk meresuspensikansedimen. ‘Suspensi sedimen ini sebaiknya diberi cat sternheimer-malbin untuk menonjolkanunsur sedimen dan memperjelas strukturnya. PEMERIKSAAN SPESIMEN Pemeriksaan specimen yang tersedia dilaksanakan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh penanggug jawab layanan laboratorium yaitu Kepala UPTD Puskesmas Maninjau Dalam pelaporan hasil tentunya harus disertakan rentang nilai yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menegakkan diagnose. Hasil dapat dikatakan normal bila nilai hasil pemeriksaan masuk dalam rentang nilei tersebut. Hasil yang keluar darirentang nilai bias dikatakan abnormal dan sebagai pertanda adanya gangguan kesehatan. Rentang nilai ditetapkan penanggung jawab layanan laboratorium berdasarkan rentang nilai yang ditetapkan oleh dinas keschatan atau taboratorium yang tingkatannyalebih tinggi. 1. RENTANG NILAI RUJUKAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM A. Kimia Darah ( Konsensus DM 2011 ) ‘Pemeriksaan Satuan Wilal rajukan Gula darah sewalctu Mg/dl a Gula darah puasa Mg/dl 3106 Gula darah 2 jam PP Mg/dt 140 Kolesterol total Mg/al -<200 Kolesterol HDL Mg/al > 60 Kolesterok LDL ‘Mg/dl < 100 ‘Trigliserida Mg/a el ‘Asam urat Mg/dl__| Lakilald : 3-7 Perempuan :2,5-6 Ureum Mg/dl 15-45 Kreatinin Mg/dl : SGOT uf 37 Perempuan :<31 Tobi-laki- < af Boramewian “© 31 Dipindai dengan CamScanner min royuran [ Hemoglobin ——] Hemoglobin Or/al Laki-lald: 14-18 Perempuan : 12-16 anak-anak : 12-16 Bayi : 10-15 Hitung Leukosit /mm3 '5.000-10.000 Hitung Eritrosit[Juta/mm3 | Lakilaki: 4,5-5,5 Perempuan ?4-5 Hitung trombosit_|_/ul 150.000-400.000 LED Mim/jam Laki-laki : 0-10 Perempuan : 0-20 C. Urin Ratin Pemeriksaan Makroskopis Warma kuning, Kekeruhan jernih, glukosa neg, protein neg Mikroskopis Epitel 0-3/LPK, Leukosit 0-3/LPB, Eritrosit 0-1/LPB D, Imunologi dan Serologi Pemeriksaan ‘Nilai Rujukan Widal Negatif Rapid HIV Negatif Rapid Sifilis Negatif Rapid HbsAg Negatif Rapid IGgigM/NSL Negatif Rapid Malaria Negatif | I WAKTU PENYAMPAIAN HASIL LAB WAKTU PENYAMPAIAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM Standar Waktu Minimal (tergantung keadaan pasien) 3 NO JENIS PEMERIKSAAN T 2 TABORATORIUM 1_| HEMATOLOGI Darah lengkap a. Haemoglobin . Eritrosit ¢. Trombosit d. Hematokat 60 menit e. Leucosit f£. LED g Rapid Malaria 'h, Golongan Darah + RH i. Rapid HIV i. Rapid Sifilis k. Rapid Test HBSAG m. Rapid Test Covid-19 ih Bamericaan Swab PCR | Dipindai dengan CamScanner Vv. D. Plan Keharnney (ree 5 Menit ¢. Protein Urin ower ©. Reduksi Urin 20 Menit BTA a. Microscopi : bo 7 = KIMIA DARAH ‘7 a. Gula darah £0 menit b. Kholesterol . Uric Acid 4. Urea/Ureum darab . Creatinin £ SGOT g. SGPT hh Trigliserida i. Gula darah POCT SMenit {j.Asam Urat POCT. ‘S Menit k. Kolesterol POCT 5 Menit 1. HB POCT 5 Menit_ SEROLAGI 60 Menit Widal Test HIV HbsAg Siflis PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG BERESIKO TINGGI Pemeriksaan laboratorium beresiko tinggi adalah suatu pemeriksaan yang beresiko tinggi terhadap petugas laboratorium ,seperti pemeriksaan bahan infeksius. Untuk meningkatkan kewaspadaan bagi petugas laboratorium agar selalu mengunakan alat pelindung pada saat melakukan pemeriksaan pada sampel yang beresiko tinggi ( infeksius ). Pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi adalah: 1. Pemeriksaan HIV . Pemeriksaan Sifilis 2: 3, Pemeriksaan Hepatitis 4. Pemeriksaan TB 5, ;. Pemeriksaan Antiegen/Antibodi Covid -19 NILAI KRITIS: Nilai Kritis adalah nilai yang mencerminkan keadaan patologis yang dapat membahayakan jiwa bila tidak segera diambil tindakan. Puskesmas Meninjau perlu menentukan nilai Iitis terhadap hasil pemeriksaan laboratorium agar pasien dapat penanganan lebih cepat apabila mendapatka hasil pemeriksaan yang kritis.. yang bisa mgmbabavakan keselamatan nasign : Dipindai dengan CamScanner DAFTAR NILAI KRITIS LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS MANINJAU. [ x0 JENIS BATAS | BATAS | KETERANGAN PEMERIKSAAN RENDAH TINGGI HEMATOLOGT 1 Hemoglobin (HGB) <5 p% > 20 g% Haematokrit < 20 vol % | > 60 vol % ‘Trombosit < > 1000000/ u Dewasa 50000/ 1 < 20000 > 1000000/» | Anak a Leukosit ‘< 2000 fp | > 30000 /y LED > 50 (Jem INIA KOK 1 Glukosa (Whole <45 > 500 mg/dL Dewasa Blood POCT) mg/dL =40 > 300 mg/dL | Bayi mg/dl 2 Cholesterol > 400 mg/dL 3 Asam Urat > 13 mg/dL 4 [Ureum <2 mg/dl | > 200 mg/dl 5 _| Creatinin > 15 mg/dL | Thari-4 minggu f >2,0 mg/d | _5 minggu - 23 bulan $2.5 mg/d | 2 Tahun - 11 Tahun 33.0 mg/dl] 22 Tahun ~ 15 Tahun > 3,0 mg/dL > 16 Tahun TMONOSEROLOGI Ta Rear 2 Sifilis Reaktif 3 HBsAg Reaktif_ 4 Malaria Plasmodium (+) Positit 5 ‘Antigen Covid-19 ‘Reaktif Jika mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium seperti tersebut diatastetapkan sebagai nilai kritis.Berilah tanda khusus pada lembar hasil, dan buku register untuk menunjukkan bahwa hasil laboratorium tersebut sangat kritis dan peru penanganan secepatnya dengan cara diberi stabilo wama yang mencolok. Segera serahkan hasil, Segera komunikasikan dengan klinisi masalah hasil laboratorium yang kritis tersebut. Klinisi mencatat pada buku rekam medik dan diberi tanda stabile dengan warna yang mencolok V. PELAPORAN HASIL. Hasil pemeriksaan laboratorium dicatat pada lembar hasil yang telah ditetapkan, diimana pada lembar hasil tersebut berisi tentang identitas pasien, jenis pemeiksaan rentang nilai dan hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan ditandatangani oleh petugas teknis labroratorium khususnya coordinator. Semua _hasil pemeriksaan wajib disalin , ditulis pada buku regester Laboratorium, sekaligus sebagai arsip laboratorum, Hasi Dipindai dengan CamScanner Setiap akhir bulan coordinator laboratorium berkewajiban menghitung jumlah kunjungan, jumlah tiap jenis pemeriksaan dan dilaporkan ke petugas SP2TP Puskesmas. Dipindai dengan CamScanner BAB VI : ____ KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Setiap egiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi/ mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya keschatan dan keselamatan kerja laboratorium. ‘Beberapa hal yang perlu diperhatikan: ‘A. Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja 1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3 a. Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di laboratorium; b. Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja; ¢. Pencahayaan cukup dan nyaman; 4, Ventilasi cukup dan sesuai; e. Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika diperlukan; £, Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya. 2. — Sanitasi Lingkungan a, Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis; . Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong plastikdan dibedakan warnanya; ¢. Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi sarangserangga atau binatang pengerat; d. Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan secarateratur; ¢. Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium; £ Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam laboratorium. B, Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas laboratorium harus mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan kesehatandan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di laboratorium. 2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk keschatan dan keselamatan kerja, seperti tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran. 3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung tangan, alas kak tertutup) yang sesuai selama bekerja. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama ‘bekerja dalam laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di 1. Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai