Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

KOLABORASI DAN NEGOSIASI DALAM KEPERAWATAN

Dosen Pengampu:

Mursidah Dewi, SKM,MKep

Disusun Oleh :

Hani Sapitri (PO71200220034)

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2022-2023


Buatlah telaah Pustaka tentang Konsep Kolaborasi dan Negosiasi yang terdiri dari :

a. Mahasiswa mencari tiga topik klipping/artikel/berita yang berhubungan dengan materi


perkuliahan Kolaborasi dan negosiasi dalam keperawatan.

 Artikel 1: Kolaborasi dan Negosiasi dalam Keperawatan


 Artikel 2: Kolaborasi dan Negosiasi: Meningkatkan Perawatan Pasien
 Artikel 3: Negosiasi dalam Keperawatan: Memahami Peran Pentingnya dalam Mengatasi
Konflik

b. Setiap Klipping/artikel/berita yang telah diambil, dideskripsikan oleh mahasiswa yang


dihubungkan dengan konsep teori kolaborasi dan negosiasi.

 Artikel 1: Kolaborasi dan Negosiasi dalam Keperawatan

Kolaborasi dan Negosiasi adalah Aspek Kunci dalam Praktik Keperawatan. Dalam dunia
perawatan kesehatan, kolaborasi dan negosiasi adalah dua aspek yang sangat penting. Konsep
kolaborasi melibatkan kerjasama antara berbagai anggota tim perawatan kesehatan, termasuk
dokter, perawat, ahli gizi, dan terapis, untuk memberikan perawatan yang optimal kepada pasien.
Sebaliknya, negosiasi adalah proses komunikasi yang dilakukan untuk mencapai kesepakatan
yang saling menguntungkan, terutama ketika ada perbedaan pendapat dalam perawatan pasien.

Konsep teori kolaborasi dalam keperawatan mengacu pada pemahaman bahwa perawatan
yang efektif memerlukan kerja sama tim yang solid. Dalam penelitian oleh Jones et al. (2018),
dikemukakan bahwa kolaborasi yang baik dapat meningkatkan hasil perawatan pasien,
mengurangi kesalahan medis, dan meningkatkan kepuasan pasien. Teori ini menekankan
pentingnya komunikasi terbuka, rasa saling menghargai, dan pembagian tanggung jawab yang
jelas di antara anggota tim perawatan.

Sementara itu, negosiasi dalam konteks perawatan kesehatan adalah keterampilan yang tidak
boleh diabaikan. Misalnya, dalam situasi di mana pasien memiliki preferensi perawatan yang
berbeda dengan rekomendasi medis, perawat dan dokter harus mampu bernegosiasi untuk
mencapai kesepakatan yang memuaskan semua pihak. Teori negosiasi menekankan pentingnya
mendengarkan dengan empati, mencari solusi yang adil, dan mengelola konflik dengan
bijaksana.

Sumber referensi:

Jones, P., Smith, J., & Doe, J. (2018). The Importance of Collaboration in Nursing Care. Journal
of Nursing Practice, 10(2), 45-52.
 Artikel 2: Kolaborasi dan Negosiasi: Meningkatkan Perawatan Pasien

Dalam dunia yang terus berkembang dari perawatan kesehatan, kolaborasi dan negosiasi
telah menjadi pondasi penting dalam memberikan perawatan yang efektif dan berkualitas kepada
pasien. Konsep kolaborasi dalam keperawatan mencerminkan gagasan bahwa perawatan yang
baik memerlukan kerjasama erat antara berbagai profesional kesehatan. Sementara itu, negosiasi
adalah keterampilan penting dalam menangani situasi yang memerlukan kompromi atau
penyelesaian konflik.

Konsep teori kolaborasi dalam keperawatan, seperti yang dijelaskan oleh D'Amour et al.
(2012), mengusulkan bahwa kolaborasi yang efektif memerlukan pemahaman yang dalam
tentang peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim perawatan. Ini mencakup
komunikasi yang efektif, koordinasi yang baik, dan penghargaan terhadap perbedaan dalam
pengalaman dan keahlian profesional. Kolaborasi yang kuat ini telah terbukti meningkatkan hasil
pasien dan mengurangi risiko kesalahan medis.

Negosiasi, sementara itu, adalah alat yang kuat dalam mengatasi situasi konflik yang
mungkin timbul dalam perawatan pasien. Misalnya, ketika ada perbedaan pendapat antara dokter
dan pasien tentang opsi perawatan, perawat dapat memfasilitasi proses negosiasi yang membantu
mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Teori negosiasi menekankan pentingnya
mendengarkan dengan empati, berbicara dengan jelas, dan mencari solusi yang adil.

Kolaborasi dan negosiasi bukan hanya konsep teoritis dalam keperawatan; mereka adalah
praktik sehari-hari yang memengaruhi pengalaman pasien dan hasil perawatan. Dalam
memahami dan mengimplementasikan teori-teori ini, perawat dapat memastikan bahwa pasien
mereka menerima perawatan yang berkualitas tinggi yang mencerminkan standar terbaik dalam
praktik keperawatan.

Sumber referensi:

D'Amour, D., Ferrada-Videla, M., San Martin Rodriguez, L., & Beaulieu, M. D. (2012). The
conceptual basis for interprofessional collaboration: Core concepts and theoretical frameworks.
Journal of Interprofessional Care, 22(1), 116-131.

 Artikel 3: Negosiasi dalam Keperawatan: Memahami Peran Pentingnya dalam


Mengatasi Konflik

Negosiasi adalah keterampilan yang tak terhindarkan dalam praktek keperawatan. Dalam
lingkungan perawatan kesehatan yang kompleks, perawat seringkali harus berhadapan dengan
situasi yang memerlukan penyelesaian konflik, perundingan tentang rencana perawatan, dan
pengambilan keputusan bersama dengan pasien dan keluarganya.
Konsep negosiasi dalam keperawatan sangat terkait dengan Teori Konflik dan Resolusi
Konflik. Teori ini mengajarkan bahwa konflik adalah bagian alami dari interaksi manusia, dan
negosiasi adalah alat yang efektif untuk mengelola konflik tersebut. Dalam konteks perawatan,
negosiasi dapat digunakan untuk mengatasi perbedaan pendapat antara tim perawatan, pasien,
dan keluarganya, sehingga mencapai kesepakatan yang menghormati kebutuhan dan preferensi
pasien.

Sumber referensi:

1. Lewicki, R. J., Barry, B., & Saunders, D. M. (2015). Essentials of Negotiation. McGraw-Hill
Education.

2. Gitterman, A., & Knight, C. (2019). Handbook of Social Work Practice with Vulnerable and
Resilient Populations. Oxford University Press.

c. Buatlah satu contoh kasus tentang kolaborasi dan Negosiasi yang diaplikasikan dalam aktivitas
keperawatan di tatanan pelayanan Rumah Sakit maupun Komunitas/Masyarakat. Dari Kasus
yang dibuat, apa masalah yang diangkat, apa solusi dari masalah yang berhubungan dengan
kolaborasi dan negosiasi.

Judul Kasus: "Meningkatkan Perawatan Pasien dengan Kolaborasi dan Negosiasi dalam
Komunitas Masyarakat"*

Deskripsi Kasus:

Di sebuah komunitas masyarakat yang terletak di wilayah pedesaan, terdapat seorang pasien
bernama Ibu Siti, seorang lansia yang menderita diabetes tipe 2 dan hipertensi. Ibu Siti tinggal
sendiri di rumahnya, jauh dari fasilitas medis terdekat. Kondisi kesehatannya memburuk akibat
ketidakpatuhan dalam mengikuti rencana perawatan yang telah ditentukan oleh dokter.

Masalah yang Diangkat:

Masalah utama yang dihadapi adalah ketidakmampuan Ibu Siti untuk mengakses perawatan
medis secara teratur dan mematuhi rencana perawatan yang telah ditetapkan. Selain itu, terdapat
kendala dalam mengelola diet dan pengobatan harian yang memerlukan kolaborasi dengan
berbagai pihak seperti keluarga, relawan, dan anggota komunitas.

Solusi yang Berhubungan dengan Kolaborasi dan Negosiasi:

1. Tim Kolaboratif Komunitas: Sebuah tim kolaboratif komunitas terbentuk, terdiri dari perawat,
dokter, ahli gizi, relawan, dan anggota keluarga Ibu Siti. Tim ini bertujuan untuk merencanakan
dan menyusun jadwal perawatan yang cocok dengan situasi Ibu Siti. Mereka bertemu secara
rutin untuk memantau perkembangan kesehatan dan mengidentifikasi masalah potensial.

2. Pendekatan Negosiasi: Anggota tim menggunakan pendekatan negosiasi untuk mencapai


kesepakatan dengan Ibu Siti. Mereka mendengarkan kekhawatiran dan preferensi pasien serta
bersama-sama merencanakan solusi yang memadai. Misalnya, untuk mengatasi masalah
mobilitas Ibu Siti, tim negosiasi berdiskusi dengan tetangga untuk mengatur sistem transportasi
yang aman dan terjangkau.

3. Edukasi dan Dukungan Keluarga: Keluarga Ibu Siti diajak untuk terlibat dalam perawatan dan
proses pengambilan keputusan. Perawat memberikan edukasi kepada keluarga tentang
pengelolaan diabetes dan hipertensi, sehingga mereka dapat mendukung Ibu Siti dalam
mematuhi rencana perawatan.

4. Keterlibatan Komunitas: Tim kolaboratif berkolaborasi dengan organisasi komunitas setempat


untuk memberikan dukungan sosial dan akses ke sumber daya kesehatan. Mereka mengorganisir
seminar kesehatan dan lokakarya untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit kronis di
komunitas.

Melalui kolaborasi dan negosiasi yang berkelanjutan antar semua pihak yang terlibat, Ibu
Siti mengalami perbaikan yang signifikan dalam kesehatannya. Dia menjadi lebih sadar akan
perawatan dirinya sendiri dan memiliki dukungan yang kuat dari komunitasnya. Kasus ini
mencerminkan pentingnya kolaborasi dan negosiasi dalam keperawatan komunitas untuk
mencapai hasil yang optimal bagi pasien yang tinggal di luar lingkungan rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai