Anda di halaman 1dari 4

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah salah satu lembaga perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintah Desa. Berdasarkan Peraturan Bupati Tasikmalaya nomor 42 tahun 2020,
sebagian diantara tugas dari BPD adalah menggali, menampung, mengelola dan menyalurkan aspirasi
masyarakat. Tentu saja penggalian, penampungan, pengelolaan dan penyaluran aspirasi masyarakat ini
harus mampu mewakili berbagai unsur dalam masyarakat, salah satunya adalah kelompok perempuan.
Keberadaan perwakilan perempuan dalam BPD diharapkan mampu menjembatani inspirasi dan aspirasi
kelompok perempuan dalam berbagai kebijakan maupun peraturan yang ada di Desa terutama yang
berkaitan dengan kepentingan perempuan. Berdasarkan peraturan Bupati tersebut disampaikan bahwa
pengisian anggota BPD dilakukan melalui Pengisian berdasarkan keterwakilan wilayah; dan Pengisian
berdasarkan keterwakilan perempuan.

Keberadaan perwakilan perempuan dalam penyusunan peraturan desa yang mengatur tentang
keberpihakan perempuan dan anak, diharapkan dapat melindungi dan menjadikan perempuan memiliki
kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam berbagai bidang seperti pendidikan, politik, ekonomi, dan
kesehatan sebagai suatu wujud perlindungan hukum bagi perempuan.

Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Tasikmalaya, pada tahun 2022
ini terdapat 2.615 anggota BPD yang tersebar di 351 Desa di Kabupaten Tasikmalaya. Dari 2.615 anggota
BPD tersebut, anggota BPD perempuan hanya 290 orang atau sekitar 11 persen dari seluruh anggota
BPD di Kabupaten Tasikmalaya. Dari data tersebut dapat diartikan bahwa belum semua desa memiliki
perwakilan perempuan dalam anggota BPD di Desanya. Salah satu diantara kendalanya adalah beberapa
anggota BPD keterwakilan perempuan melakukan pengunduran diri, namun tidak ada calon anggota
BPD perempuan lain yang bersedia mengganti sehingga pada akhirnya digantikan dengan calon anggota
BPD laki-laki.

Hal tersebut menunjukkan masih perlunya penumbuhan kesadaran dan pemahaman perempuan di
Kabupaten Tasikmalaya untuk berperan aktif dalam menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi dan
kepentingan kelompok perempuan.

Persentase
Nama Perempua
Laki-Laki Perempuan
Kecamatan n
(%)
CIPATUJAH 100 15 13,0%
KARANGNUNGGAL 100 6 5,7%
CIKALONG 89 12 11,9%
PANCATENGAH 81 1 1,2%
CIKATOMAS 61 10 14,1%
CIBALONG 39 7 15,2%
PARUNGPONTENG 58 0 0,0%
BANTARKALONG 54 4 6,9%
BOJONGASIH 33 1 2,9%
CULAMEGA 35 6 14,6%
BOJONGGAMBIR 64 5 7,2%
SODONGHILIR 83 13 13,5%
TARAJU 49 8 14,0%
SALAWU 83 7 7,8%
PUSPAHIANG 40 6 13,0%
TANJUNGJAYA 53 6 10,2%
SUKARAJA 61 3 4,7%
SALOPA 54 7 11,5%
JATIWARAS 67 8 10,7%
CINEAM 58 8 12,1%
KARANGJAYA 23 3 11,5%
MANONJAYA 80 12 13,0%
GUNUNGTANJUNG 42 9 17,6%
SINGAPARNA 63 15 19,2%
MANGUNREJA 42 6 12,5%
SUKARAME 37 5 11,9%
CIGALONTANG 114 12 9,5%
LEUWISARI 48 7 12,7%
PADAKEMBANG 38 7 15,6%
SARIWANGI 52 8 13,3%
SUKARATU 52 6 10,3%
CISAYONG 84 11 11,6%
SUKAHENING 38 13 25,5%
RAJAPOLAH 57 3 5,0%
JAMANIS 55 7 11,3%
CIAWI 71 22 23,7%
KADIPATEN 44 2 4,3%
PAGERAGEUNG 71 3 4,1%
SUKARESIK 52 6 10,3%
2325 290
TOTAL BPD 11,1%
2615
Sumber: DPMD, 2022

KEPALA DESA
400
344
350

300

250

200

150

100

50
7
0
Laki-laki* Perempuan*

* termasuk 3 Penjabat Kepala Desa dan 1 Kepala desa Pengganti Antar Waktu * termasuk 1 Penjabat Kepala Desa

Sumber: DPMD, 2022

Pemilihan Kepala Desa di Kabupaten Tasikmalaya dilaksanakan dalam tiga gelombang, Pemilihan Kepala
Desa pertama dilaksanakan pada tahun 2015, tahun 2017 dan tahun 2019. Pergantian Kepala Desa yang
dipilih dan diangkat pada tahun 2015 telah dilaksanakan pada tahun 2021. Sedangkan yang pelaksanaan
pemilihan tahun 2017, pelaksanakan Kepala Desa direncanakan akan dilaksanakan kembali pada tahun
2023. Berdasarkan data yang ada di Dinas Pemberdayaan Masyarakat tahun 2022, kepemimpinan Desa
di Kabupaten Tasikmalaya masih didominasi oleh laki-laki, sedangkan Kepala Desa perempuan masih
sangat minim. Dari 351 desa yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, Kepala Desa Perempuan hanya ada di
enam Desa, yaitu Desa Cibanteng, Desa Wakap, Desa Cibalanarik, Desa Sukaherang, Desa Sukakarsa,
dan Desa Jayamukti ditambah dengan satu Penjabat Kepala Desa di Desa Sukamukti. Sampai saat ini
ketertarikan perempuan sebagai pemimpin publik khususnya sebagai kepala Desa masih sangat sedikit,
hal ini dapat dilihat dari masih sangat sedikitnya perempuan yang mencalonkan diri sebagai kepala desa.

Anda mungkin juga menyukai