TUGAS 02
TEKNOLOGI PEMBENTUKAN DASAR
NEG,
Sg;
=
Zz
—
us
nm
ad a
UNM
PENGIKIRAN
OLEH
NAMA :ANDI ZULFIKAR BARASUA
NIM: 210203502015
KEMENTRIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN , RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF(S1)
FAKULTAS TEKNIK
MAKASSAR 2021APENGIKIRAN
Mengikir adalah salah satu kegiatan meratakan permukaan benda kerja hingga mencapai ukuran,
kerataan, dan kehalusan tertentu dengan menggunakan kikir yang dilakukan dengan tangan. Dalam hal
ini untuk mendapatkan hasil pengikiran yang presisi dan maksimal diperlukan pemahaman tentang jenis
dan karakteristik kikir sebagai alat peraut/pengikis dan teknik-teknik mengikir yang baik. Selain itu
pekerjaan mengikir juga diperlukan tenaga yang kuat dan harus telaten, ulet, dan teliti. Dengan
demikian pekerjaan mengikir dapat dikatakan sebagai dasar keterampilan untuk pembentukan
seseorang menjadi praktisi pemesinan yang profesional dan handal. Perlu diketahui bahwa kegiatan
mengikir bukan hanya meratakan dan menghaluskan sebuah permukaan benda kerja hingga mencapai
uukuran, kerataan, dan kehalusan tertentu, melainkan juga harus tercapai kesejajaran dan kesikuannya
Menentukan Bidang Dasar Yang dimaksud dengan bidang dasar adalah bidang yang dijadikan acuan
untuk pengambilan ukuran, kesikuan, dan kesejajaran terhadap bidang lain. Suatu pekerjaan yang
berbentuk balok, minimal harus mempunyat 3 bidang dasar, di mana bidang dasar tersebut diambil dari
bidang yang berbatasan satu sama lain, Karena fungsinya sebagai acuan terhadap bidang yang lain,
maka bidang dasar harus rata dan menyiku satu sama lain. Bidang dasar ditentukan secara berurutan,
‘mulai dari bidang yang paling luas hingga yang paling kecil serta demikian pula dengan urutan
pengerjaannya,
Mengatur Ketinggian Ragum Ketinggian ragum harus diatur sesuai dengan kebutuhan pengerjaan.
Untuk pengerjaan kasar, di mana tenaga pengerjaan diperlukan lebih besar, tinggi ragum diatur lebih
rendah. Untuk pengerjaan presisi, ragum diatur lebih tinggi dan untuk pengerjaan yang umum, tinggi
ragum diatur setinggi siku pada lengan.
Dalam setiap proses industri, ada Standard Operational Procedure (SOP). Begitu juga dengan proses
pengikiran, Namun SOP tersebut tidak akan dibahas di sini, melainkan hanya teknik kerja umum,
pengikiran pekerjaan! ini tentunya. yang banyak dilakukan di departemant debburing dan biasa
diberikan oleh instruktur (leader) kepada operator baru. Pengerjaan dasar sebelum melakukan
pengikiran antara lain sebagai berikut:
‘a.Memilih dan Menyiapkan Tempat Kerja.
‘Tinggi tempat haruslah disesuaikan dengan bentuk dari benda kerja yang akan dikerjakan dan
ketinggian si pengikir yang melakukan pengikiran.
b.Melemaskan Sendi-sendi Tangan
Posisi kerja memperlihatkan bagaimana kecakapan seseorang bekerja. Slama mengikir, badan
berdiridi sebelah kiri benda kerja atau material dengan posisi kaki tetap pada tempatnya. Jarak antar
kaki deisesuaikan dengan panjang kikir.Sudut antara poros tanggem dan kaki kira-kira membentuk sudut
300, sedangkan untuk kaki kanan membentuk sudut kurang lebih 75.
‘c.Melakukan Gerakan Utama/dasar Sebanyak MungkinBadan berdiri tegak pada posisi permulaan dan selanjutnya condong kedepan selama pengikiran
berlangsung. Sementara posisi kaki kanan tetap lurus selama proses pengikiran berlangsung. Sedangkan
arah pandangan mata selalu terpusat (diarahkan) melihat pada benda kerja yang akan dikerjakan atau
dikikir.
4.Penjepitan Benda Kerja (Menggunakan Ragum/Catok)
Ragum atau catok adalah suatu peralatan yang dipakai untuk menjepit benda kerja pada saat proses
pengikiran selain itu ragum atau catok bias juga digunakan untuk, menggergaji, memahat, dil. Dalam
iasanya digunakan ragum sejajar.
engerjaannya,
e.Spesifikasi Ragum
Pada umumnya ragum terbuat dari bes! tuang kenyal atau baja tuang. Yang terpenting dalam
pengikiran adalah pemasangan ragum harus kuat. Banyak sekali jenis ragum yang digunakan untuk
bermacam-macam pekerjaan tangan. Di ATMI (asosiasi tekhnik mesin Indonesia), ragum yang digunakan
dalam praktek pengikiran tingkat satu adalah ragum sejajar, dimana rahang yang bergerak (movable
Jaw) digerakkan oleh poros berulir dan bergerak kebelakang. Rahang (jaw) atau mulut dapat diganti dan
dikeraskan (hardened jaw) Apabila ragum dipakai setiap hari, permukaan yang saling bergesekan dan
berulir harus sering dibersinkan dan diberi oli atau dilunasi..
{.Pemegangan Kikir
Pemegang kikir harus dipasang lurus dengan tangkai kikir dan haruslah kuat. Kikir yang dipakai
harus bergagang atau bertangkal. jika ketentuan ini diabatkan akan mengakibatkan tangan menjadi
rusak disebabkan karena tangkai kikir bergesekan lansung dengan telapak tangan. Pemegang kikir harus
dibor terlebih dahulu sebelum dipasang ke tangkai kikir. Adapun diameter bor dan kedalamannya harus
disesuaikanj dengan ukuran kikir. Sewaktu memasang, dapat dilakukan dengan jalan memanaskan
terlebih dahulu tangkai kikir sampai merah suram, kemudian kikir dimasukkan pada handle kayu
sehingga membentuk lubang yang pas.
B. CARA MENGIKIR
‘a Posisi Kaki
Selama mengikir, posisi berada di sebelah kiri ragum dengan kaki tetap pada tempatnya. Kedua lutut
harus dibentangkan, dan jarak antara kadua kaki disesuaikan dengan panjang kiki. Sudut antara poros
ragum dan kaki kira-kira 30° untuk kaki kri dan kurang lebih 75° untuk kaki kanan. Jarak antara kaki kr
dan kanan sebanding dengan panjang kiki yang digunakan. Sedangkan jarak antara siku denganpermukaan ragum lebih kurang 5 ~ 8 cm. Posisi badan cenderung agak miring ke depan dan mata
konsentrasi menghadap pada benda kerja.
ee a
Lat
Gambar 1. Posisi kaki dan cara memegang kikir
b.Gerakan Badan dan Lutut
Badan berdiri tegak pada posisi awal dan selanjutnya dicondongkan ke depan selama gerakan
pemotongan berlangsung. Kaki kanan tetap lurus selama proses pengikiran dan lutut kiri dibengkokkan
ke dalam. Pandangan mata selalu tertuju pada benda kerjaGambar 2. Posisi Badan dan Kaki
‘c.Memegang Kikir
Tangan kanan memegang gagang kikir dengan teguh. Ujung gagang di tekan dengan telapak tangan
bagian tengah. Ibu jar terletak di atas dan jari-jarilainnya di bawah gagang. Tempatkan telapak tangan
dan ibu jari tangan kiri pada ujung kikir. Jari-jarilainnya terletak di luar ujung kiki tersebut, dengan
keadaan rapat satu sama lain dan melipat ke bawah, tetapi tidak menggenggam ujung kikir. ka bekerja
dengan menggunakan kikir kecil, maka gagang kikir harus dipegang dengan genggaman yang ringan dan
tekanannya cukup dilakukan oleh jari-jari dan ibu jari saja.
Gambar 3. Cara memgang kikirDibawah ini adalah tabel pemegangan kikir untuk berbagai kebutuhan pengerjaan:
d-Tekanan Pada kikir
Tekanan yang diberikan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja. Pada saat mulai
mengikir, tekanan yang paling besar harus terdapat pada tangan kiri dan tekanan yang ringan berada
pada tangan kanan. Pada saat kikir berada di tengah-tengah benda kerja yang dikikr, tekanan kedua
tangan harus sama besar.Jika posisikikir telah berada pada ujung langkah, tekanan tangan kiriharus
diperingan dan tekanan tangan kanan berada dalam keadaan maksimal. Pada saat langkah ke belakang,
tidak ada penekanan sara sekali
e.Cara Pemasangan Ragum
Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja. Untuk membuka rahang ragum dilakukan dengan
‘cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah kiri (berlawanan arahjarum jam) sehingga batang berulir
akan menarik landasan tidak tetap pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan
pengikatan benda kerja tangkal pemutar diputar ke arah kanan (searah jarum jam). Untuk beberapa
jenis pekerjaan tertentu, teknik pengaturan tinggi ragum yang sesuai dapat dilakukan dengan aturan
tersendir
Gambar 4. Ragum
Tinggi ragum harus disesuaikan dengan bentuk dari benda yang akan dikerjakan dan dengan
ketinggian orang yang menggunakan. Untuk pengikiran yang menggunakan tenaga yang besar, ragum
harus di pasang lebih rendah. Untuk orang yang tinggi, biasanya ketinggian ragum diatur oleh alas yang,
rata, sedangkan untuk orang yang pendek, tinggi yang sesuai dapat diatur oleh alas kayu/jeruji di ataslantal. Untuk beberapa jenis pekerjaan tertentu, teknik pengaturan tinggi ragum yang sesual dapat
dilakukan dengan aturan tersendiri.
cara penjepitan bebera
Gambar 5. Cara menjepit benda kerja
C. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERIA(K3) DALAM MENGIKIR
Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan
Uupaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil
dan makmur.
Dalam menerapkan K3 dalam bekerja ada 3 hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:
LPekerja
Menggunakan pakaian kerja (wearpack) sebelum memulai praktek.
2.Memakai masker3.Memakai sepatu.
4.Jangan bersendau gurau pada saat praktek kerja bangku.
5.Tidak berkeliaran saat praktek berlangsung.
6.Ketika ingin mengambil aat, usahakan meminta izin kepada petugas alat.
7.Memakai sarung sarung tangan agar kikir tidak lic,
'8.Bersihkan tempat kerja setiap selesai praktek.
‘9.Jangan meletakkan kikir dengan cara ditumpuk.
10.Jangan menjepit kikir .
11. Setiap selesai mengikir alat beserta ragum dibersihkan.
12.Sesekali ragum diberi pelumas.
13.Ketika menempatkan alat-alat kerja usahakan sesual dengan jenisnya.
14. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
15.Ketika Benda Kerja dijepit menggunakan ragum berilah lapisan / kain agar benda kerja tidak rusak
116.Jangan mengikir dengan penekanan yang tidak rata,
17.Untuk menghaluskan benda kerja jangan di gerinda.
18.Lingkungan/tempat kerja
19.Membersihkan tempat kerja setiap selesai melakukan pengikiran
20.Menjaga ager lingkungan tempat kerja tidak tercemar terutama pencemaran udara dari debu besi
hasil penerjaan
D. KESIMPULAN
Mengikir adalah salah satu kegiatan meratakan permukaan benda kerja hingga mencapai ukuran,
kerataan, dan kehalusan tertentu dengan menggunakan kikir yang dilakukan dengan tangan.
Cara memegang kikir:‘Tangan kanan : Peganglah tangkai kikir dengan posisiibu jari di atas
pegangan dan jar lainnya di bawah pegangan.
b.Tangan kiri:Tempatkan ibu jari pada jung kikir dan jarjari yang lain
Sedikit ditekukan akan tetapi tidak sampai memegang atau menggenggam.
d.Menggunakan kikir yang kecil dengan gerakan yang tidak terlalu kuatdan pegang kikir_ dengan tangan
kanan dan ujung kikir dipegang olehibu jeri dan jari-jari lainnya.
e.Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi sebelahkiri ragum dengan kaki tetap tidak berubah.
Kakiharus terbentang dengan menyesuaikan panjangkikir. Sudut antara poros ragum dan kaki
‘mendekati300 untuk kaki kiri dan 750 untuk kaki kanan.
Gerakan badan dan kaki Posisi badan berdiri tegak dan beriahan-ahan condong maju selama gerak
pemotongan. Kaki sebelah kanan tetap lurus. Pandangan lurus selalu ditujukan pada benda kerja.
Cara kerjanya:
- Siapkan benda kerja dan alat-alat yang digunakan.
~ Gunakan pakaian pengaman dan kaos tangan sebagai pelindung tangan.
~Jepit benda kerja dengan ragum, dengan % bagian benda terjepit. Kemudian lakukan pengikiran
dengan arah usapan maju tekanan penuh dan pada saat usapan mundur tekanan minimum. Ini berguna
untuk memaksimalkan pengikiran dan memperpanjang umur kiki
- Perlu kita perhatikan Posisi tubuh Selama mengiki, berdiri di sisi sebelahkiri ragum dengan kaki tetap
tidak berubah. Kakiharus terbentang dengan menyesuaikan panjangkikir. Sudut antara poros ragumdan
kaki mendekati30° untuk kaki kiri dan 75° untuk kaki kanan. Dan gerakan pengikiran diikuti seleruh
bagian tubuh bukan tanganya saja yang bergerak.