Modul Palip
Modul Palip
Untuk memecah berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan keuangan, akuntansi,
dan audit di pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, diperlukan sebuah
standar akuntansi pemerintah yang kredibel yang dibentuk oleh sebuah komite SAP.
Standar akuntansi pemerintah dan kebijakan akuntansi keuangan pemerintah daerah terutama
mengatur mengenai 3 (tiga) hal, yaitu: Pertama, masalah pengakuan. Pertanyaannya kapan
suatutransaksi diakui untuk dicatat. Kedua, masalah pengukuran.Pertanyaannya bagaimana
menetapkan nilai uang untuk dicatat dalam pos-pos laporan keuangan. Ketiga, masalah
pengungkapan (disclosure).
Pengakuan
1. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau
peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan
yang bersangkutan,
2. Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yangdapat diukur atau
dapat diestimasi dengan andal.
Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Persediaan
diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya berpindah.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik.
Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola dan dibebankan
ke suatu perkiraan aset untuk kontruksi dalam pengerjaan, tidak dimasukkan sebagai
persediaan.
Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuranpos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan historis.Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas
atau sebesar nilaiwajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut.Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.
Pengungkapan (Disclosure)
Penggunaan dual basis tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa pemerintah diwajibkan
membuat neraca yang hanya dapat dibuat dengan akuntansi berbasis akrual, sedangkan di sisi
lain juga wajib membuat laporan realisasi anggaran atau yang dulu di kenal dengan nama
Perhitungan Anggaran Negara (PAN) yang dibuat dengan akuntansi berbasis kas. Terlepas dari
basis akuntansi mana yang dipakai, tulisan ini akan membahas jenis-jenis basis akuntansi yang
ada dalam praktek, baik pada sektor privat maupun sektor publik termasuk pemerintahan.
Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas
transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi ini
berhubungan dengan waktu kapan pengukuran dilakukan. Basis akuntansi pada umumnya ada
dua yaitu basis kas dan basis akrual. Selain kedua basis akuntansi tersebut terdapat banyak
variasi atau modifikasi dari keduanya, yaitu modifikasi dari akuntansi berbasis kas, dan
modifikasi dari akuntansi berbasis akrual. Jadi dapat dikatakan bahwa basis akuntansi ada 4
macam, yaitu:
Pembagian basis pencatatan (akuntansi) ini bukan sesuatu yang mutlak, dalam Government
Financial Statistic (GFS) yang diterbitkan oleh International Monetary Fund (IMF) menyatakan
bahwa basis pencatatan (akuntansi) dibagi menjadi 4 macam, yaitu accrual basis, due-for-
payment basis, commitments basis, dan cash basis.
A. Struktur Kode Rekening Untuk Kelompok Akun Keuangan
Kode
Kode
Urusan Kode Kode Kode Kode Kode Kode
Rincian
Wajib/ Urusan Orgaisasi Akun Kelompok Jenis Obyek
Obyek
Pilihan
x xx x.xx.xx x x x xx xx
Contoh: 1.02.1.02.01.1.1.1.03.01
1 02 1.02.01 1 1 1 03 01
Kas di
Urusan Urusan Dinas ASET
ASET KAS Bendahara
Wajib Kesehatan Kesehatan LANCAR
Pengeluaran
1 20 1.20.03 2 1 1 05 01
Urusan Kewajiban
Urusan Sekretariat Utang Utang
Pemerintahan Kewajiban Jangka
Wajib Daerah PFK Taperum
Umum Pendek
Kode
Kode
Urusan Kode Kode Kode Kode Kode Kode
Rincian
Wajib/ Urusan Orgaisasi Akun Kelompok Jenis Obyek
Obyek
Pilihan
x xx x.xx.xx x x x xx xx
Contoh: 1.20.1.20.07.3.1.1.01.01
1 20 1.20.07 3 1 1 01 01
Kode Kode Kode Kode Kode Kode Kode Kode Kode Kode
Urusan Urusa- Organisasi Program Kegiatan Akun Kelompok Jenis Obyek Rincian
Wajib/ n Obyek
Pilihan
x xx x.xx.xx xx xx x x x xx xx
Contoh: 1.02.1.02.01.00.00.4.1.1.01.03
1 02 1.02.01 00 00 4 1 1 01 03
Urusan
Dinas Hasil Retribus Retribusi
Urusan Pemerint- Pendapat Pendapatan
Kesehat Retribusi i Jasa Pelayanan
Wajib ahan an Asli Daerah
an Daerah Umum Kesehatan
Umum
Kode Kode Kode Kode Kode Kode Kode Kode Kode Kode
Urusan Urusa- Organisasi Program Kegiatan Akun Kelompok Jenis Obyek Rincian
Wajib/ n Obyek
Pilihan
x xx x.xx.xx xx xx x x x xx xx
Contoh: 1.01.1.01.01.15.01.5.1.1.01.05
1 01 1.01.01 15 01 5 1 1 01 05
Program Tunjan
Urusa Urusa Pemban Belanja Belanj Gaji&
Dinas Pendidik gan
n n gunan Belanj Tidak a
Pendid an Anak Fungsi
Waji Pendid Gedung a Langsu Pegaw Tunjang
ikan Usia onal
b ikan Sekolah ng ai an
Dini Umum
x xx x.xx.xx xx xx x x x xx xx
Contoh: 1.20.1.20.03.00.00.6.1.1.01.02
1 20 1.20.03 00 00 6 1 1 01 02
Dari kelompok pendapatan di atas, pada umumnya Pendapatan Asli Daerah ada
di Satker, sedangkan dua kelompok pendapatan lainnya ada di PPKD. Rincian dari
kelompok PAD menurut kedua peraturan pemerintah tersebut, yaitu:
- Pajak Daerah
- Retribusi Daerah
- Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
- Lain-lain PAD yang Sah
Pada saat pengembalian kelebihan pendapatan tersebut dilakukan melalui Rekening Kas
Daerah, Akuntansi PPKD akan mencatat transaksi pengembalian kelebihan pendapatan tersebut
dengan jurnal sebagai berikut:
Pengembalian kelebihan Dr. RK-Satker .......................................... xx
Pendapatan Satker yang dicatat Cr. Kas di Kas Daerah .............................. xx
oleh PPK-PPKD
Contoh :
Dalam tahun 20XX diperoleh PADesa dengan rincian sebagai berikut :
- Hasil Usaha Rp 19.000.000,00
- Hasil Aset: Swadaya/Partisipasi/Gotong Royong Rp 25.000.000,00
- Lain-lain pendapatan asli desa. Rp 6.500.000,00
Total Rp 50.500.000,00
b. Transfer
Pada kelompok ini dilakukan pencatatan atas penerimaan pendapatan yang
berasal dari Dana Desa; Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Kabupaten/Kota; Alokasi Dana Desa (ADD); Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi;
Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota.
Contoh :
Dalam tahun 20XX diperoleh pendapatan dari Transfer dengan rincian sebagai berikut
:
- Dana Desa Rp 550.000.000,00
- Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah Kabupaten…. Rp 225.900.000,00
- Alokasi Dana Desa (ADD) Rp 450.000.000,00
- Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi …… Rp 55.000.000,00
- Bantuan Keuangan APBD Kabupaten……. Rp 35.000.000,00
Total Rp1.315.000.000,00
c. Pendapatan Lain-lain
Pada kelompok ini dilakukan pencatatan atas penerimaan pendapatan yang berasal dari
Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat ; dan Lain-lain
Pendapatan Desa yang Sah.
Contoh :
Dalam tahun 20XX diperoleh Pendapatan Lain-Lain dengan rincian sebagai berikut :
- Hibah dan sumbangan dari Pihak Ketiga
yang Tidak mengikat Rp 18.500.000,00
- Lain-lain Pendapatan Desa yang Sah. Rp 1.250.000,00
Total Rp 19.750.000,00
BAB IV
MENGANALISIS TRANSAKSI AKUNTANSI BELANJA SATKER DAN
AKUNTANSI BELANJA DESA
Dalam hal terjadi pengembalian sisa uang persediaan dari SP2D UP/TU dari Satker
ke BUD, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Pengembalian kas SP2D Dr. RK-PPKD ........................................ xx
4
UP/TU di Satker Cr. Kas di Bend. Pengeluaran ................ xx
Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap, PPK-Satker juga
mengakui penambahan aset (sesuai dengan jenis asetnya) dengan menjurnal:
Belanja modal yang Dr. Belanja modal ………................. xx
5 menggunakan Cr. Kas di Bend.. Pengeluaran ............. xx
uang persediaan
Belanja modal dengan Dr. Belanja modal …………...………. xx
6
menggunakan SP2D LS Cr. RK-PPKD ...................................... xx
Pengakuan aset tetap dari Dr. Aset tetap ………........................ xx
7 belanja modal Satker Cr. Ekuitas Dana Investasi –
Diinvestasikan dalam Aset tetap ... xx
Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran
belanja dicatat sebagai pengurang belanja. PPK-Satker mencatat transaksi pengembalian
belanja tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
Pengembalian Dr. Kas di Bend. Pengeluaran ........................ xx
11
kelebihan Belanja Cr. Belanja ...................................................... xx
Jika terjadi pengembalian belanja atas transaksi belanja yang terjadi pada tahun
sebelumnya, maka Satker mencatat jurnal sebagai berikut:
Pengembalian Dr. Kas di Bend. Pengeluaran ........................ xx
kelebihan Belanja, Cr. Pendapatan lain-lain .................................. xx
12
diterima pada periode
berikutnya