Anda di halaman 1dari 4

Narator: Berawal dari langkah para pelajar STOVIA mendirikan Budi Utomo pada tahun 1908,

mempengaruhi pelajar-pelajar lain. Mereka mendirikan berbagai organisasi seperti Jong Tiongkok,
Jong Betawi, Jong Sunda, Jong Java, dan Jong Arab. Berdirinya organisasi-organisasi pemuda yang
bersifat etnik dan kedaerahan itu memperlihatkan adanya kesadaran untuk bersatu, walaupun terbatas
pada daerah masing-masing. Lama kelamaan, rasa kedaerahan mulai memudar dan digantikan oleh
keinginan untuk membentuk persatuan yang bersifat nasional.

Hal itu terjadi berkat adanya kontak-kontak pribadi antar pemuda yang berasal dari daerah yang
berlainan tetapi belajar di lembaga pendidikan yang sama atau tinggal di pemondokan yang sama.
Dari kontak-kontak pribadi itu timbullah saling pengertian. Pemuda dari daerah yang satu mulai
memahami aspirasi pemuda dari daerah yang lain.

Pada tanggal 25 November 1925, wakil-wakil dari Jong Java, Jong Tiongkok, Jong Betawi, Jong
Sunda, Jong Arab, dan Soegondo Joyopuspito (PPPI) mengadakan rapat di Jakarta. Mereka
membentuk sebuah panitia yang bertugas menyiapkan kerapatan besar pemuda. Panitia ini diketuai
oleh M. Tabrani dari Jong Java. Anggota panitia adalah wakil-wakil dari berbagai organisasi.

Narator : Di tempat Kongres Pemuda Pertama,

Moh. Tabrani (Jong Java): Assalamualaikum Wr. Wb.

Anggota Kongres: Waalaikumsalam Wr. Wb.

Moh. Tabrani (Jong Java): Putra-Putri Indonesia dan semua yang hadir di sini, atas nama panitia
kongres pemuda yang pertama, saya ucapkan selamat datang pada anda semua, sebagai pejuang
kemerdekaan tanah air bangsa kita. Dan sebagai individu yang memperlihatkan perhatiannya terhadap
kemerdekaan tanah air Indonesia. Di kongres ini adalah sebagai tonggak sejarah bagi para pemuda
yang harus bersatu padu jika kita ingin mencapai tujuan bersama kita, yaitu kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia. Dengan ini saya akhiri pidato dari saya, saya Mohammad Tabrani dari Jong Java berterima
kasih kepada hadirin anggota kongres yang telah hadir. Semoga kongres ini dapat memperjuangkan
kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah lama dijajah oleh Belanda sehingga bangsa Indonesia dapat
merdeka. MERDEKA!

Anggota Kongres: MERDEKA…. MERDEKA…. MERDEKA…… (Disertai tepuk tangan)

Perwakilan Jong Betawi: Apa yang dikatakan oleh Bapak Mohammad Tabrani sangat luar biasa, kita
bangsa Indonesia harus merdeka dari penjajahan ini.

Moh Yamin (Jong Tiongkok): Saya sangat setuju dengan apa yang telah dikatakan oleh Bapak
Mohammad Tabrani.

Perwakilan Jong Sunda: Kita harus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Moh. Tabrani (Jong Java): Terima kasih saudara-saudari semua. Tujuan diadakannya kongres ini
adalah untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan. Pertama-tama kita harus membentuk badan
sentral.

Soegondo Joyo Puspito (PPPI): Benar sekali, yang kita butuhkan sekarang adalah sebuah organisasi
yang dapat menampung semua aspirasi.
Perwakilan Jong Arab: Kita akan membentuk pemerintahan dalam bentuk federasi, di mana setiap
daerah dapat memajukan daerahnya masing-masing.

Jong Betawi: Bukan seperti itu, kita, pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah, harus bisa
menyatu dalam membangun pemerintahan. Apabila suatu daerah dibiarkan mandiri dan tidak bisa
berkembang, itu akan menjadi suatu masalah.

Narator : Setelah Kongres berakhir, sasaran utama kongres belum tercapai. Badan sentral tidak
terbentuk karena terjadi perbedaan pendapat mengenai bentuk badan sentral tersebut. Sebagian besar
peserta kongres menginginkan bentuk fusi, sementara sebagian lagi menginginkan bentuk federasi.
Walaupun demikian, usaha untuk membentuk wadah persatuan tetap dilanjutkan setelah kongres
berakhir.

Soegondo Joyo Puspito (PPPI): Kongres Pemuda 1 menghasilkan keputusan-keputusan sebagai


berikut: Menyiapkan Kongres Pemuda Indonesia II dan Menyerukan persatuan berbagai organisasi
pemuda dalam satu organisasi pemuda Indonesia.

Narator : Seusai kongres pertama, panitia inti sedikit kecewa karena kongres pertama tidak
menghasilkan kesepakatan untuk menggabungkan pemuda di seluruh tanah air. Hal ini karena setiap
golongan masih mementingkan daerahnya sendiri, sulit untuk mempersatukan mereka, khususnya
dalam bahasa persatuan.

Moh. Tabrani (Jong Java): Saudara-saudara, pada kesempatan kali ini tampaknya kita belum
menghasilkan suatu kesepakatan dalam kongres kali ini.

Perwakilan Jong Sunda: Kita sudah menghasilkan sebuah keputusan, hanya saja belum diterima oleh
anggota perkumpulan daerah lainnya.

Moh Yamin (Jong Tiongkok): Benar, yang kita butuhkan sekarang adalah anggota dari PPPI.

Perwakilan Jong Betawi: Kalau begitu kita harus menunggu beberapa lama sampai mereka pulang.

Perwakilan Jong Sunda: Waktu bukanlah halangan buat kita, yang penting adalah tujuan untuk masa
depan kemerdekaan bangsa Indonesia. Saya yakin semuanya bisa terlaksana.

Jong Arab: Tapi tentunya, aspek bahasa itu sangat penting. Sangat tidak mungkin kita meninggalkan
aspek Bahasa pada saat ini.

Moh. Yamin (Jong Tiongkok): Benar sekali, padahal saya yakin Bahasa Melayu adalah Bahasa yang
cocok untuk dijadikan Bahasa persatuan.

Perwakilan Jong Batak: Sudahlah, jangan berpikir seperti itu. Jika tujuan kita ingin tercapai, Indonesia
harus bersatu dalam segala aspek.

Moh. Yamin (Jong Tiongkok) : Kalau begitu kita lanjutkan pembahasan ini di kongres kedua nanti.

Moh. Tabrani (Jong Java) : Baiklah, kalau begitu kita akan lanjutkan di kongres ke-2 di gedung KJB
nanti. Keputusan telah kita sepakati, mari kita persiapkan untuk kongres ke-2 nanti.
Soegondo Joyo Puspito (PPPI): PPPI bertujuan memperjuangkan Indonesia merdeka. Untuk itu, para
anggota disiapkan menjadi pemimpin rakyat sejati. Cita-cita itu akan tercapai apabila segala bentuk
sifat kedaerahan dihapuskan setelah itu. Mereka segera menyelesaikan rapat yang diakhiri dengan
pembacaan doa bersama.

Narator : Memasuki tahun 1928, alam politik Indonesia digelorakan oleh semangat persatuan,
kebangsaan, keyakinan berdiri sendiri, dan cita-cita Indonesia merdeka. Dalam suasana seperti itulah
Kongres Pemuda II dipersiapkan dan akhirnya diselenggarakan. Dalam rapat tanggal 12 Agustus
1928, ditunjuknya panitia penyelenggara yang diketuai oleh Sugondo Joyopuspito.*

Tanggal 27 Oktober 1928, terlaksanalah Kongres Pemuda kedua yang dilaksanakan di gedung KJB.
Pada waktu itu, suasana sangat kondusif, dihadiri peserta yang sangat antusias dengan acara itu.
Sugondo Joyopuspito selaku perwakilan dari PPPI sekaligus ketua Kongres Pemuda kali ini membuka
acara di sambut dengan meriah.*

Soegondo Joyo Puspito (PPPI): Selamat Pagi, Assalamualaikum Wr. Wb.

Anggota Kongres : Waalaikumsalam Wr. Wb.

Soegondo Joyo Puspito: Para hadirin, perkenalkan saya Ketua PPPI, Sugondo Joyo Puspito. Terima
kasih bagi kalian yang telah hadir pada Kongres Pemuda ke-2 ini. Pada Kongres pertama, kita masih
belum menemukan kata sepakat. Kita merupakan bangsa yang terjajah, bangsa yang ingin merdeka.
Kita butuh persatuan dan kesatuan. Tak perlu ada yang ditakuti, kita harus melaksanakan Kongres
ke-2 kali ini. Para hadirin dari perwakilan berbagai daerah, Jong Java, Jong Sumatra, Sekar Rukun,
Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Batak, Sulawesi, dan Betawi, semuanya harus bersatu untuk
tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Moh Yamin (Jong Tiongkok): Saya setuju bahwa kita harus bersatu demi tercapainya persatuan dan
kesatuan bagi bangsa Indonesia.

Jong Sunda: Yah, kami, perwakilan Jong Sunda setuju.

Narator : Dengan memperlihatkan kesamaan dalam mempersatukan bangsa Indonesia seperti


kesamaan dalam hal sejarah, budaya, nasib, dan kemauan untuk lepas dari belenggu penjajahan, maka
diputuskanlah:

Soegondo Joyo Puspito (PPPI): Baiklah, telah kita sepakati bahwa perwakilan dari setiap daerah telah
menyetujui adanya persatuan dan kesatuan karena kita harus bersatu untuk melawan penjajah.
Semuanya telah dijajah, jati diri kita telah dicuri oleh bangsa lain. Kita, sebagai pemuda-pemudi
negeri ini, semuanya harus bersatu untuk berjuang memerdekakan negeri ini. Saya akhiri rapat hari
ini.

Narator : Selama pembacaan pidato terakhir dari Sugondo Joyopuspito, diam-diam Moh. Yamin atau
Jong Tiongkok sedang menyusun kerangka pidato yang nantinya akan dikenal dengan Pidato Sumpah
Pemuda. Sebelum pembacaan pidato M. Yamin, diperdengarkanlah Lagu Indonesia Raya ciptaan
Wage Rudolf Supratman dengan menggunakan biola tanpa lirik.*

*****MENYANYIKAN LAGU INDONESIA RAYA*****

Moh. Yamin (Jong Tiongkok): Baiklah, hasil dari keputusan Kongres Pemuda kali ini. Telah
disepakati oleh para pemuda-pemudi dari Jong Java, Jong Batak, Jong Minahasa, Sekar Rukun, Jong
Sumatra, Sulawesi, dan Betawi. Kami putra-putri Indonesia mengaku ber darah satu tanah air
Indonesia. Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami
putra-putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Dengan diputuskannya hasil
dari kerapatan ini. Maka diwajibkan setiap perkumpulan-perkumpulan di Indonesia.

Narator : Dengan berakhirnya Kongres Pemuda ke-2, semua anggota kongres menyatakan Sumpah
Pemuda bersama-sama.

IKRAR SUMPAH PEMUDA

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengakui berdarah yang satu, tanah Indonesia.

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengakui berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai