Anda di halaman 1dari 4

SEPAKBOLA MODERN DALAM SUDUT PANDANG SUPORTER

=sepakbola

Sepak bola adalah olahraga yang banyak diminati masyarakat Indonesia bahkan
masyarakat dunia. Olahraga yang mengandalkan kekuatan kaki ini memiliki banyak
daya tarik bagi para pecintanya. Seakan jika pemain berlaga di suatu pertandingan kita
akan merasakan atmosfer yang sangat kental di dalamnya. Lebih dari itu sepakbola
merupakan bagian perjalana spiritual maupun tentang emosional bagi Sebagian
manusia. Tentang fanatisme yang menjadikan sepakbola sebagai suatu keyakinan yang
menyerupai agama. Makna sepak bola sangatlah luas, tidak bisa diukur dengan uang.
Sebuah gairah emosi dan semangat adalah esensi dari olahraga ini. Sejarah, rivalitas,
intrik magis, pertandingan kontroversial hingga alat perjuangan adalah nilai lebih yang
terdapat pada sepak bola.

= Football For Unity

Sepakbola tidak bisa dipisahkan dengan kelas pekerja, sebab tak lain adalah
perkembangan sepakbola tak luput dari peran kelas pekerja yang mana didefinisikan
secara implisit kelas pekerja banyak dihuni oleh kaum buruh. Artinya secara tidak
langsung mereka adalah kaum menengah dengan ekonomi kebawah. Hal itu berkaca
pada sejarah perkembangan sepakbola inggris. sebagian sebuah klub di inggris
didirikan atas dasar solidaritas kaum kelas pekerja. Sebagai salah satu contoh
terbentuknya klub Manchester united didirikan oleh para pekerja lanchashire dan
Yorkshire railway pada 1878. Awalnya, nama Manchester United adalah Newton Heath
yang merupakan nama daerah para pekerja itu ditempatkan. Tim sepak bola yang
mereka bentuk ini nantinya terlibat dalam pertandingan-pertandingan
antardepartemen di perusahaan atau melawan tim perusahaan lain. Arsenal juga
berdiri dari inisiatif sejumlah buruh pabrik. Bedanya, mereka tidak dapat sokongan
dana dari pabrik yang memperkerjakan mereka. Melansir laman resmi mereka, David
Danskin dan para rekannya selaku inisiator bahkan harus patungan untuk membeli
bola sepak.

Setelah melakoni berbagai pertandingan dengan dana terbatas, mereka berhasil


menarik sejumlah pemain dari klub tetangga, Nottingham Forest untuk bergabung.
Kedatangan mantan penggawa Nottingham mulai membuka akses bagi Arsenal untuk
jadi klub profesional. Salah satunya dengan kedatangan jersey seragam warna merah
yang ternyata mereka dapat dari kit sisa Nottingham. Dari referensi tersebut bisa
disimpukan bahwasanya sepakbola adalah tentang makna solidaritas, tentang
perasaan cinta yang sama dan tentang instrument hiburan untuk semua kalangan.
Sepakbola tumbuh dari unsur kolektiftas yang beranjak dari rasa cinta yang sama. Dan
sepakbola tidak bisa dipisahkan dari para kaum kelas pekerja. leicester

Sepakbola dalam bingkai Revolusi industri 4.0

Pada awal abad 20 banyak pebisnis dan konglomerat yang mengakuisisi klub-klub
sepak bola dengan tujuan komersil. Secara tidak sadar hal tersbut membuat
penggemar hanya dijadikan bak sapi perah yang diperas setiap hari. Hal itu dapat
dilihat dari mahalnya tiket pertandingan. Tidak hanya itu, perlengkapan pertandingan
seperti baju atau pernak-pernik yang berlabel official dengan harga yang sangat tidak
terjangkau, membuat klub semakin jauh dari para penggemarnya. suporter sekarang
sadar atau tidak sadar menjadi pelanggan tetap dari para investor tersebut. Jika dilihat
dari harga tiket yang cukup mahal, mengambil contoh klub ternama asal Kota Bandung
yaitu Persib Bandung, yang membanderol harga tiket di sisi Utara dan Selatan seharga
50 ribu rupiah, hingga termahal di VIP Barat Utama seharga 150 ribu rupiah, suporter
masih saja rela untuk membelinya. Sudah bisa dibayangkan besaran pemasukan
terhadap klub sepak bola di Indonesia sangatlah besar. Bukan hanya itu peran media
dan teknologi memasuki era revolusi industry 4.0 di Indonesia sepakbola dalam hal
siaran maupun tayangan seperti contoh youtube maupun live streaming mengenai
klub dibuat langganan/berbayar hal itu seoalah olah jika ditelisik lebih mendalam
merupakan sebuah bentuk komersialisasi. Pada akhirnya sepakbola hanya bisa
dinikmati oleh kalangan menengah keatas saja, yang mana Ketika hal tersebut
dipraktekan bisa jadi mengubah arah esensi dari sepakbola “football for unity”

Hal tersebut antara lain sebab Indonesia menjadi salah satu negara dengan suporter
sepak bola terbesar di dunia yang dikenal dengan fanatismenya. Tak bisa dipungkiri,
kecintaan masyarakat terhadap dunia sepakbola sangat tinggi. Jika ada pertandingan
besar melawan tim rival, sudah dapat dipastikan stadion akan disesaki oleh para
penggemar. Bahkan terkadang ada saja bus pemain yang terkena lemparan suporter
akibat tensi tinggi yang tercipta dalam laga tersebut. Tidak hanya itu, pertarungan
antar suporter di Indonesia menjadi sebuah “tradisi” turun-temurun yang terus
dilestarikan karena menjadi hal yang prestisius. Hal tersebut adalah fanatisme dari
sepakbola di Indonesia yang menjadikan investor2 bersyarat kepentingan dengan
segan ingin tanam saham pada sebuah klub dengan basis supporter tinggi. Akan tetapi
seiring berjalanya waktu sebagaian mensalah pahami arti fanatisme tersebut.
Fanatisme adalah bagian dari tumbuhnya gairah sepakbola tersebut. Fanatisme ini
janganlah disalahartikan dengan mencintai klub secara berlebihan, karena sejatinya
suporter sebenarnya harus bisa memposisikan diri ketika klub sedang tidak baik-baik
saja. Ketika sebuah klub melakukan kebijakan yang merugikan bagi suporter maka cara
yang terbaik adalah turun ke jalan memprotes segala bentuk ketidakadilan yang
dicanangkan oleh klub tersebut. Karena sepakbola harus bersih dari segala
kepentingan perorangan atau kelompok. Sebab sejatinya sepakbola adalah untuk
semua kalangan, tanpa mengenal kelas maupun kelompok.

sepak bola modern tidak hanya dijadikan sebagai hiburan rakyat. Sepak bola telah
dirasuki kepentingan bisnis dengan datangnya para pemilik modal. Mereka datang atas
nama kebaikan klub agar semakin maju dan berkembang. Tetapi nyatanya hal tersebut
malah membuat ketidakseimbangan di dalam pengelolaan klub. Para pemilik modal
yang dikata memberikan sumbangsih secara materi yang cukup besar kepada klub
pada akhirnya lebih didengar suaranya dibanding asprasi dari suporter.

=Sepakbola egaliter, humanis diera modern

Sepakbola bukan hanya tentang hingar binger, bukan tentang fanatisme yang
berlebihan akan tetapi sepakbola adalah alat perjuangan begitulah kutipan dari tan
malaka. Tentang isu social dan tentang kemanusiaan adalah bagian dari kemanusiaan.
Berawal dari keresahan terhadap kapitalisasai industry sepakbola di sebuah kota
tepatnya ibukota jawa barat yaitu bandung ada sebuah klub yang didirikan atas dasar
kesetaraan social dalam hal sepakbola club tersebut Bernama riverside forest.
Riverside Forest didirikan atas dasat kesetaraan dan semangat antar jajaran
manajemen, pemain, sponsor dan suporternya.

Dalam arti lain, Riverside Forest merupakan klub sepak bola yang dibentuk oleh
suporternya sendiri yang diberi nama Birds Death Brigade. Sebagaimana klubnya, Birds
Death Brigade mengusung konsep egaliter yang membentuk perlawanan atas kedok
indsutrialisasi yang terjadi di sepak bola modern. hampir 70 persen pendanaan klub
diberikan suporter untuk klub. Kemudian seluruh laporan keuangan juga dilaporkan
secara transparan, bahkan dengan mengunggahnya di media sosial. Pada intinya semua
aspirasi yang datang, baik dari suporter atau pihak lain untuk klub, tidak akan
dipandang sebelah mata. Konsep lain yang diusung Riverside Forest dalam dunia sepak
bola yaitu punk football. Konsep ini mereka adopsi dari subkultur sepak bola Eropa yang
menolak kapitalisasi terhadap sepak bola dan bertujuan untuk mengembalikan sepak
bola sebagai hiburan untuk rakyat. Konsep punk football, misalnya, diusung FC St. Pauli.

= Bersuara lewat sepakbola


bersuara melalui sepak bola dari riversid forest dilakukan untuk melawan rivalitas
yang kebablasan. Sudah banyak kasus pertumpahan darah hingga nyawa melayang atas
nama rivalitas. Dalam hal ini, menjelaskan bukan berarti rivalitas terlarang. Baginya
rivalitas adalah bumbu dari sepak bola, tapi tetap hal itu hanya terjadi 90 menit selama
pertandingan di lapangan. Akan tetapi sebagai pemaknaan yang tepat adalah rivalitas
sehat selama 90 menit.

Tidak hanya berhenti di situ sebuah club german ST. Pauli dalam setiap match nya
sering menggelorakan isu isu social tentang kemanusiaan, sebab mereka didirikan atas
dasar penentangan terhadap kaum fasisme di german.

Dari hal tersebut bahwah kesimpulanya adalah sepakbola bisa menjadi instrument
untuk menyuarkan keadilan, kemanusiaan dan lain sebagainya

Anda mungkin juga menyukai