e-mail: deny.apriyadi.fis@um.ac.id
Abstrak
Dalam dunia suporter, terdapat beberapa kultur yang di anut yaitu mania. Ultras, dan
casual. Perbedaan kultur inilah yang mengakibatkan Persik Mania terpecah menjadi
beberapa kelompok yang diantaranya adalah Cyberxtreme dan Militan. Tujuan dari
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika organisasi melalui
struktur organisasi komunitas supporter Cyberxtreme dan Militan persik, serta
mengetahui dampak sosial dari penerapan sistem organisasi tersebut. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dokumentasi, serta studi pustaka sebagai pendukung. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa komunitas suporter sepak bola Persik Mania
memiliki dinamika organisasi melalui perkembangan dan menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman melalui komunitas yang memiliki struktur organisasi yang
kompleks dengan memilik subbidang yang menghasilkan modal sosial melalui jobdesk
dari masing-masing divisi berupa relasi, pengembangan potensi diri, dan kontrol sosial.
Sehingga memiliki dampak positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat yang sebenarnya.
Abstract
In the world of supporters, there are several cultures that are adopted, namely mania.
Ultras, and casuals. This cultural difference has resulted in Persik Mania splitting into
several groups, including Cyberxtreme and Militant. The purpose of this research is to
find out the organizational dynamics through the organizational structure of the
Cyberxtreme and Militant peach supporter communities, and to find out the social
impact of the application of the organizational system. This research uses descriptive
qualitative methods with data collection methods through observation, interviews,
documentation, and literature study as support. The results of this study indicate that
the Persik Mania football supporter community has organizational dynamics through
development and adapting to the times through a community that has a complex
organizational structure with subfields that produce social capital through the jobdesk
of each division in the form of relationships, self-potential development, and social
control. So that it has a positive impact that can be applied in real social life.
39
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
40
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
Tabel 1.
Kultur dalam Suporter Sepakbola
Mania Ultras Casual
Asal Amerika Latin Italia Hooligan, Inggris
Ciri Khas Menggunakan jersey, Menggunakan pakaian Pakaian yang biasanya
syal, dan atribut lain serba hitam serta wajib digunakan adalah
sesuai identias dan menggunakan sepatu. fashion dengan merk
warna yang branded seperti Adidas,
menggambarkan tim Fila, Fred Perry, dan lain
kebanggaan. sebagainya.
Cara Menyanyikan lagu Membuat koreografi serta Tindakan yang bersifat
Mendukung dengan bertepuk mengibarkan bendera negative seperti
tangan untuk atau banner dengan tawuran, mabuk-
mendukung tim ukuran yang besar diiringi mabukan, dan
dengan chants ataupun intimidasi. Sehingga,
nyanyian dengan penuh kelompok ini memiliki
gairah menggunakan julukan sebagai
suara yang lantang dengan pembuat onar yang
metode suara perut. senang melakukan
tawuran dengan
kelompok supporter
lain.
Sumber : Peneliti 2023
41
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
pelatih kepala yang dinilai kurang yang kosong, spanduk dukungan dan
kompeten membawa tim berprestasi. kritikan terhadap PSIS, dan juga chants.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Penelitian terdahulu selanjutnya
Ahmad Jihad Akbar Rewo dan Haris Nur telah dilakukan oleh Rina Rizky Cahyani
Wijayanto Aji pada tahun 2020 dengan dan Ratna Puspita Sari pada tahun 2021
judul “Konsep Diri Anggota Komunitas yang berjudul “Konstruksi Identitas Gren
Suporter PSS Sleman Berbasis Kampus” Nord 27 sebagai Kelompok Suporter Gaya
yang menggunakan metode kualitatif Ultras” menggunakan metode penelitian
deskriptif. Hasil dari penelitian tersebut kualitatif fenomenologi. Hasil penelitian
adalah suporter PSS Sleman tersebut adalah bahwa terbentuknya
mengonsepkan diri menunjukkan identitas konstruksi identitas supporter Green Nord
komunitas dan tim kebanggan, rutin 27 mengadopsi semangat kultur Ultras
mengikuti forum komunitas, mengadakan yang kritis dan aktif sesuai dengan
kegiatan intelektual dengan tujuan keputusan manajemen yaitu menempati
mendukung PSS Sleman, mendukung PSS tribun belakang gawang, atraksi bendera
Sleman di stadion, dan tetap raksasa, chants sepanjang 2x45 menit,
mengutamakan pendidikan. Hal ini perlu Seorang pemimpin yang juga di Green
dilakukan untuk menjaga nama komunitas Nord dijuluki Capo sebagai dirijen.
serta menentukan arah pergerakan dan Berdasarkan penelitian terdahulu,
menjaga solidaritas antar anggota. Karena ditemukan bahwa dalam satu kelompok
Supporter PSS sleman merupakan supporter sepakbola terdapat berbagai
supporter dengan kultur ultras yang secara perbedaan dimulai dari perbedaan kultur,
struktur tidak memiliki pemimpin. Maka perbedaan pembentukan identitas, dan
dalam kegiatan pengambilan keputusan Fanatisme yang terjadi. Belum terdapat
dilakukan dengan cara mengadakan forum penelitian yang membahas mengenai
yang berisi anggota seluruh komunitas bagaimana dinamika organisasi yang ada
supporter serta individu-individu yang dalam kelompok supporter bola serta
inependen (tidak mengikuti komunitas). bagaimana dampak sosial yang terjadi.
Penelitian terdahulu selanjutnya Maka perbedaan penelitian ini dengan
telah dilakukan oleh Muhammad Fathan penelitian sebelumnya adalah mengenai
Mubina, Amirudin, dan Af’idatul Lathifah dinamika organisasian kelompok supporter
pada tahun 2020 dengan judul “Fanatisme bola, berbeda kelompok supporter maka
dan Ekspresi Simbolik Suporter Sepak berbeda pula sistem organisasi yang di
Bola Panser Biru dan SNEX Semarang: anut. Yang dimana pada supporter Persik
Kajian Etnografis” menggunakan metode Kediri pada awalnya bernama Persik Mania
penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari yang terbentuk pada tahun 2002 dengan
penelitiannya adalah terdapat beberapa menganut ideologi mania yang memiliki ciri
bentuk fanatisme yang terbentuk, yaitu khas yaitu atribut jersey, syal, dan kaos
penggunaan atribut oleh suporter PSIS bertuliskan club kebanggaan yaitu Persik
Semarang baik dari kelompok suporter serta bernuansa warna ungu. Tetapi seiring
Panser Biru dan Snex, bentuk loyalitas berkembangnya zaman, banyak budaya
tanpa batas suporter dalam mendukung supporter luar yang mulai masuk ke
PSIS, cinta dan totalitas dalam Indonesia dengan berbagai kultur yang
mendukung PSIS Semarang, berbeda-beda. Sehingga, sampai saat ini
mengedukasi dan mengenalkan PSIS supporter Persik Kediri terbagi menjadi
sejak dini. Faktor yang memengaruhi beberapa kelompok, diantaranya yang
fanatisme ini adalah sifat kedaerahan, paling besar kedudukannya adalah
pengaruh lingkungan sekitar tempat Cyberxtreme, dan Militan Persik. Maka dari
tinggal, dan faktor media massa seperti itu penelitian ini dilakukan untuk
televisi dan sosial media. Serta simbol- mengetahui bagaimana struktur organisasi
simbol supporter yaitu koreografi suporter kelompok supporter Cyberxtreme dan
PSIS, mural suporter pada media dinding Militan persik, serta mengetahui dampak
sosial dari penerapan sistem organisasi
42
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
tersebut. Penelitian ini penting dilakukan dari Persik Mania. Melihat bahwa
sebagai pedoman organisasi supporter kelompok-kelompok supporter yang telah
Persik dalam menentukan kebijakan dalam terbentuk sebelumnya lambat laun
berorganisasi sehingga dapat menciptakan meninggalkan identitas yang sebenarnya
suatu dampak sosial yang baik dalam dengan menggunakan ideologi yang
masyarakat dalam upaya mengembalikan berkiblat pada sepak bola luar negeri.
citra supporter sepakbola Indonesia. Sehingga, Militan membawa identitas asli
Cyberxtreme menganut kultur persik yaitu supporter dengan kultur mania
supporter Ultras yang diadopsi dari agar kultur mania tidak hilang. Militan
kelompok supporter Itali dengan ciri khas terbentuk pada tanggal 3 Juli 2016 dengan
yaitu menggunakan setelan berwarna latar belakang terdapat konflik antar
hitam dari atas kepala hingga kaki, lirik supporter satu daerah yang pada akhirnya
chant serta bigbanner yang digunakan menimbulkan pemikiran “Sama-sama
meengandung unsur kejawen sehingga supporter, tetanggaan, kok bertengkar”
terjadi pembentukan identitas ultras sehingga Militan hadir sebagai wadah
kejawen dalam kelompok tersebut. untuk berkenalan dan aspirasi dengan
Cyberxtreme yang terbentuk pada tahun tujuan menimimalisir terjadinya konflik. Ciri
2010 ini juga penerapkan prinsip no face no khas Militan Persik adalah warna ungu
name yang berarti tanpa wajah tanpa nama sesuai dengan warna kebanggaan persik
dengan tujuan untuk menjaga keamanan serta logo Militan yang terdapat pada baju
anggota. Prinsip ini dilakukan dengan yang digunakan. Pada saat ini, anggota
mengeblur wajah anggotanya setiap ada kelompok supporter Militan ini berjumlah
kegiatan foto bersama serta menjaga kurang lebih 400 anggota.
kerahasiaan identitas anggotanya. Awal Penelitian ini dikaji menggunakan
munculnya kultur ultras di Kediri yang di teori Sosiologi yaitu Modal Sosial (sosial
pelopori oleh Cyberxtreme ini sempat capital) milik James Colemen. Inti gagasan
menuai pro dan kontra dengan kelompok modal sosial yaitu jaringan sosial
supporter lain. Hal ini dikarenakan merupakan suatu esensi yang sangat
dianggap tidak sesuai dengan budaya yang berharga. Yang dimana, jaringan dapat
ada di dalam persik. Menurut menjadi dasar bagi kohesi sosial untuk
(Fathurrahman, 2016), terdapat empat hal mereka melakukan kerja sama antara satu
yang melatarbelakangi terbentuknya sama lain untuk saling menguntungkan
Cyberxtreme. Pertama, terjadi penurunan (Field, 2008). Modal sosial dapat diartikan
antusiasme masyarakat kediri dalam sebagai jumlah sumber daya, aktual atau
mendukung club Persik Kediri. Kedua, potensial, yang diperoleh individu atau
penyebaran informasi mengenai Persik kelompok melalui jaringan relasi yang
Kediri kurang luas sehingga Cyberxtreme dapat bertahan lama yang bersumber dari
hadir sebagai fasilitator penyampaian sebuah perkenalan dan pengakuan
informasi mengenai persik secara bersama, baik secara terlembaga maupun
menyeluruh dan luas. Ketiga, Cyberxtreme tidak terlembaga. Dapat disimpulkan
ingin menumbuhkan kultur supporter yang bahwa modal sosial mengarah kepada
memiliki loyalitas dan totalitas yang baik jaringan relasi yang dipunyai oleh individu
dengan tujuan mendukung Persik Kediri. yang muncul baik secara individu maupun
Dan yang keempat adalah Cyberxtreme kelompok, baik secara institusional
ingin menghidupkan hubungan yang maupun non-institusional. Coleman (1998)
harmonis antara tim dan supporter dengan memandang modal sosial sebagai
tujuan saling melengkapi. Pada data saat representasi sumber daya yang
ini, jumlah anggota supporter yang didalamnya mengandung relasi yang
tergabung dalam Cyberxtreme kurang lebih memiliki sifat timbal balik dan
terdapat 800-an orang. menguntungkan satu sama lain. Coleman
Militan Persik adalah salah satu juga menyebutkan bahwa pengertian
kelompok supporter yang menganut kultur modal sosial tergantung sebagai mana
mania kental sesuai dengan kultur awal fungsinya. Ia memberikan dua aspek dari
43
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
struktur sosial yang dapat di tekankan pada lamanya mereka tergabung pada
untuk memudahkan dalam upaya kelompok supporter tersebut. Untuk
terciptanya perkembangan modal sosial anggota aktif Cyberxtreme minimal telah
dalam berbagai bentuk, yaitu: Pertama, tergabung selama 5 tahun, sedangkan
Aspek yang berasal dari struktur sosial Militan Persik minimal telah tergabung
yang dapat menciptakan sebuah cara selama 3 tahun. Kriteria ini ditentukan
dalam jaringan sosial untuk membuat berdasarkan lamanya komunitas ini
setiap individu saling berhubungan terbentuk, Cyberxtreme terbentuk pada
sehingga terbentuklah kewajiban- tahun 2010 dan Militan pada tahun 2016.
kewajiban maupun sanksi-sanksi yang Subjek penelitian ini dipilih dengan tujuan
dapat di terapkan kepada individu yang untuk memperoleh informasi mengenai
menjadi anggota jaringan tersebut. Kedua, kelompok supporter yang mereka ikuti
adanya organisasi soial yang dapat secara mendalam dan rinci. Penelitian ini
digunakan untuk mencapai tujuan dilakukan di Kota Kediri, yang merupakan
bersama. Dalam penelitian ini membahas kota asli lahirnya supporter Persik Mania.
mengenai kehidupan berorganisasi dalam Kehadiran peneliti dalam metode kualitatif
komunitas suporter persik yang bukan merupakan hal yang penting. Hal ini karena
hanya sebagai pendukung tim sepak bola peneliti sebagai alat dalam upaya
tetapi juga dapat menjadi wadah dalam pengumpul data atau instrumen dalam
upaya pengembangan potensi diri dan kegiatan penelitian. Sebelum peneliti terjun
relasi. Alih-alih terbaginya suporter Persik langsung ke lapangan, peneliti menyusun
Mania kedalam beberapa kelompok tidak latar belakang, rumusan masalah dan
menjadikan suatu masalah. Tetapi malah tujuan penelitian untuk membatasi alur
memberikan suatu konsep baru yang penelitian agar proses pencarian data tidak
dimana anggotanya dapat mengeksplore bias dan sesuai dengan rumusan masalah.
dunia suporter yang tidak hanya tentang Adapun penelitian ini menggunakan
bernyanyi bersorak-sorak ketika tim dua sumber data, yaitu sumber data primer
kebanggaan bertanding. Hal ini dapat dan sumber data sekunder. Sumber data
dianalisis menggunakan teori modal sosial, primer diperoleh melalui kegiatan
yang dimana jaringan sosial yang terbentuk observasi, wawancara, dan dokumentasi.
ketika mengikuti komunitas ini dapat Sedangkan data sekunder diperoleh
menguntungkan satu sama lain serta dapat melalui beberapa artikel jurnal dan buku
diterapkan dalam kehidupan yang digunakan sebagai rujukan dan data
bermasyarakat. pendukung. Pengumpulan data dilakukan
dengan tiga Langkah yaitu: (1) Observasi,
METODE dilakukan secara tidak langsung dalam
Penelitian ini menggunakan beberapa pertandingan sepak bola Liga 1
pendekatan kualitatif, yang dimana hasil yang dilakukan di Stadion Brawijaya Kota
uraiannya berdasarkan pehamaman Kediri. Peneliti ikut menonton pertandingan
mendalam terhadap suatu persoalan atau selama kurang lebih enam kali. Observasi
fenomena sosial yang dibahas. Metode dilakukan untuk mengetahui perilaku
kualitatif deskriptif juga memiliki fungsi sebenarnya supporter Persik Mania dalam
sebagai alat untuk menjelaskan maksud suatu pertandingan. (2) Wawancara
dari suatu Tindakan individu atau kelompok terbuka dan mendalam, dilakukan secara
(Creswell, 2017). Peneliti menggunakan informal dengan tujuan untuk menggali
metode ini guna menjelaskan mengenai informasi dari anggota kelompok supporter
struktur organisasi kelompok supporter sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
Cyberxtreme dan Militan Persik. Dalam serta agar informan dapat terbuka dan
penelitian ini, subjek yang dipilih peneliti leluasa dalam menjawab pertanyaan yang
adalah pengurus dengan jabatan tertinggi dilontarkan oleh peneliti. Prosesnya diawali
dan tiga anggota aktif dari kelompok dengan penyusunan pedoman wawancara
Cyberxtreme dan Militan Persik. Pemilihan untuk tiga anggota aktif dari masing-
subjek tiga anggota aktif ini didasarkan masing komunitas suporter Cyberxtreme
44
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
dan Militan serta pengurus yang memiliki budaya suporter luar negeri. Seperti halnya
jabatan tertinggi dalam komunitas. Isi dari yang terjadi pada suporter Persik yang
pedoman wawancara tersebut adalah Bernama Persik Mania. Pada 2003, Persik
pertanyaan-pertanyaan mengenai latar Mania lahir dan menganut kultur mania
belakang informan dan pengetahuan yang secara umum dianut juga oleh
informan mengenai perkembangan suporter-suporter club sepak bola yang
suporter Persik Mania selama mereka lain. Seiring berjalannya waktu, timbul
tergabung ke dalam komunitas tersebut. pemikiran dari sekelompok orang untuk
(3) Dokumentasi, berupa foto yang diambil memilih sesuatu yang berbeda sebagai jati
di beberapa pertandingan sepak bola Liga diri kelompoknya yang pada akhirnya
1 yang berlangsung di Stadion Brawijaya menjadikan Persik Mania terpecah menjadi
dan rekaman suara wawancara ketika beberapa kelompok dengan namanya
kegiatan wawancara sedang berlangsung, masing-masing. Menurut hasil observasi,
serta studi pustaka sebagai media Persik Mania terpecah akibat dari dua hal.
pendukung argumen. Yang pertama, perbedaan kultur yang
Teknik analisis data yang digunakan dianut. Terdapat beberapa kultur yang ada
oleh peneliti untuk menganalisis temuan di Persik Mania yang diantaranya adalah
data lapangan adalah model Miles and kultur ultras yang dianut oleh Cyberxtreme
Huberman. Dalam (Miles dan Huberman, dan kultur mania yang dianut oleh Militan.
1994) terdapat tiga tahapan, adapun Selain kedua kultur tersebut, masih
tahapannya yaitu: (1) Reduksi data, data terdapat beberapa kultur yang ada dalam
yang diperoleh melalui kegiatan observasi Persik Mania seperti hooligan dan casual,
dan wawancara dicatat dan dirangkum oleh tetapi yang paling menonjol dan
peneliti dalam bentuk transkrip wawancara. mendominasi dalam Stadion Brawijaya
(2) Penyajian data, seluruh data yang telah adalah kultur mania dan ultras. Perbedaan
di dapat akan dikumpulkan dan disusun antara kedua kultur tersebut cukup
sesuai dengan kenyataan yang signifikan dimulai dari pakaian yang
sebenarnya untuk memberikan adanya digunakan dan prinsip yang diterapkan.
sebuah penarikan kesimpulan maupun Cyberxtreme menganut kultur ultras yang
tindakan. (3) Setelah kedua tahap tersebut identik dengan pakaian berwarna hitam
telah dilakukan, maka dapat dilakukan dengan prinsip no face no name dengan
penarikan kesimpulan data. Peneliti menutupi foto dan identitas anggotanya.
melakukan uji keabsahan data Hal ini memiliki tujuan untuk menjaga nama
menggunakan metode triangulasi. baik dan keamanan tiap anggotanya.
Pengujian keabsahan data ini dilakukan Sedangkan militant dengan kultur mania
dengan tujuan memeriksa apakah hasil memiliki ciri khas pakaian yang berwarna
dari penelitian ini telah akurat atau belum ungu dan dilengkapi dengan syal
melalui prosedur-prosedur tertentu yang beridentitaskan persik. Sistem organisasi
telah diterpakan (Creswell, 2014). dalam militant sedikit lebih santai mengikuti
Triangulasi dilakukan dengan cara dengan budaya asli Persik Mania.
memeriksa bukti-bukti yang berasal dari
sumber-sumber data. Sumber-sumber data
yang dimaksud berupa hasil wawancara,
observasi dan studi dokumentasi.
45
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
46
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
media sosial facebook dengan nama merupakan badan yang memayungi dalam
Persik Mania korwil facebook. Nama komunikasi dan menyelesaikan
“Cyber” diambil karena mereka bertemu permasalahan dalam kubu komunitas.
melalui media sosial facebook, sedangkan Pengembangan SDM komunitas bertugas
nama “Xtreme” terindpirasi dari pertemuan menampung aspirasi kritik dan saran dari
mereka dengan suporter sepak bola distrik ke pusat serta melakukan
semarang yang bernama SNEX (Suporter pengembangan SDM anggota melalui
Semarang Xtreme). Dan akhirnya edukasi-edukasi mengenai komunitas.
terbentuklah nama Cyberxtreme sampai Kreativitas berperan dalam pengembangan
sekarang. kreatif dalam aksi dan gaya mendukung
tribun utara hal ini meliputi chant dan
“….Sekitar 2010 itu berangkat dari koreografi. Divisi perlengkapan fokus
facebook. Namanya Persik Mania Korwil terhadap perawatan serta bertanggung
Facebook. Berangkat dari rasa yang sama, jawab penuh atas semua sarana dan
keresahan yang sama. Saat itu kan persik prasarana milik bersama. Divisi keamanan
lagi down-downnya. Terus ada beberapa bertanggung jawab atas keamanan dalam
pemuda dari Kediri mengadakan berjalannya kegiatan komunitas baik di
perkumpulan mendukung persik, ketemuan lapangan maupun luar lapangan. Perkusi
gitu. Terus sejarah berdirinya CX itu ada di bertanggung jawab dalam perawatan serta
Semarang, saat away semarang. pemakaian alat perkusi. Humas berfokus
Terinspirasi dari Semarang Xtreme, yang pada komunikasi luar dan dalam komunitas
dulunya kita Cuma persik mania korwil serta bertanggung jawab dalam kunjungan
facebook terus semarang ada Semarang luar kota (Awaydays/pertandingan
Xtreme, trus dunia maya kan istilah tandang). Media Komunikasi bertanggung
kerennya kan cyber. Abis itu di kasih jawab atas pengelolaam akun sosial media
imbuhan Xtreme. Itu harapannya adalah (Instagram, twitter, facebook, dan
kita bisa mendukung dengan lebih sangar” youtube). Ticketing Bertanggung jawab
(Wawancara GA, 2023) mengenai pendistribusian tiket
pertandingan kendang. Berdasarkan
Berdasarkan hasil wawancara dan penjelasan mengenai jobdesk dari masing-
observasi langsung terhadap komunitas masing stakeholder, dapat dikatakan
Cyberxtreme terdapat sistem pembagian bahwa dalam komunitas Cyberxtreme
kerja yang kompleks. Berikut adalah tugas memiliki sistem organisasi yang sempurna.
dan tanggung jawab dari masing-masing Yang dimana anggotanya dapat
bidang. Di Cyberxtreme terdapat Penasihat mengemban tanggung jawab sesuai
yang memiliki tugas untuk memberikan dengan tugasnya serta dapat digunakan
arahan terhadap kebijakan dan sebagai media pengembangan potensi dan
memberikan pertimbangan-pertimbangan skil. Adanya struktur organisasi yang baik
solusi terhadap isu yang di bahas dalam ini dapat menciptakan keteraturan dalam
forum Cyberxtreme. Kepemimpinan dunia suporter yang biasanya identik
tertinggi dalam Cyberxtreme di pegang dengan tindakan anarkis dan vandalisme.
oleh Presiden yang memiliki wewenang
untuk menganbil keputusan dan b. Militan Persik
mementukan arah gerak Cyberxtreme.
Selain Presiden, komunitas ini juga di
pimpin oleh ketua harian yang memiliki
tugas untuk menjalankan operasional
Cyberxtreme secara keseluruhan.
Sekretaris Jendral sebagai pengurus
administrasi keseluruhan dan notulensi
ketika forum dilaksanakan. Bendahara Gambar 6. Struktur Organisasi Militan
umum yang mengatur keseluruhan
keuangan komunitas. Internal komunitas Militan persik merupakan salah satu
kelompok suporter Persik Mania yang
47
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
48
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
kan cewek ya mbak rawan juga kan misal menyebutkan bahwa bergabung dalam
malem-malem sendirian rumah saya jauh komunitas ini dapat melampiaskan
juga, enak nya kan itu juga. Ada lagi mbak, hasratnya mengenai hobinya yaitu
saya gabung ke militan ini jadi banyak mengambar. Di dalam komunitas ia
temen sih mbak, relasinya jadi lebih luas melampiaskan hobinya dalam bentuk
lagi. Saya jadi kenal sama orang yang dari mural-mural mengenai persik yang
sana sini, kerjaan ini itu.” (Wawancara NR, terkadang berisi mengenai kritikan, dan
2023) kaos-kaos dengan design gambar Persik
yang dapat digunakan sebagai
Yang kedua, sebagai ajang merchandise.
pengembangan potensi diri. Suporter yang
memiliki citra rusuh dan anarkis, faktanya “Aku ya bisa ngembangne public
memiliki sisi positif bagi anggotanya. speakingku. Lek misal aku ga gabung CX,
Dalam kelompok suporter Cyberxtreme kayak e aku bakalan ketinggalan jaman
dan Militan, telah mengenal sistem banget. Gabakalan ngerti dunia luar,
pembagian kerja. Yang dimana, masing- gabakalan ngerti barang branded…. Aku
masing stakeholder memiliki tugas dan kan suka gambar ya, jadi di dalam
tanggung jawab yang wajib di penuhi oleh organisasi ini aku seakan-akan dapet
setiap anggota yang menjabat. Hal ini wadah buat mengembangkan potensi
dapat di manfaatkan untuk mengeksplore gambar ku ini. Biasanya ya bikin mural-
kemampuan masing-masing diri suporter. mural di tembok-tembok kosong, tapi atas
Anggota kelompok suporter diajarkan izin dari yang punya tembok ya. Terus
untuk peka terhadap hal-hal yang terjadi bikin-bikin kaos gitu buat merch nya CX.
dan menentukan solusinya. Tentunya, hal Kan lumayan bisa nambah pemasukan CX
ini memiliki dampak yang positif yang dapat kalo dijual. Kebetulan aku masuk di divisi
diterapkan dalam kehidupan kreativitas.” (Wawancara DBR, 2023)
bermasyarakat yang sebenarnya.
49
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
akhire bisa sedikit banyak bisa ngobrol gabungan individu yang memiliki
dengan orang baru, nyari bahan kepentingan dan tujuan yang sama yaitu
pembicaraan sekarang udah mulai enjoy” mendukung Persik tetapi mereka memiliki
(Wawancara GA, 2023) sudut pandang yang berbeda-beda
mengenai hal yang sedang mereka lihat.
Yang ketiga yaitu sebagai kontrol Maka dari itu, peran presiden dan
sosial dalam pengurangan konflik antar koordinator dalam menentukan strategi
suporter. Kefanatikan seorang suporter untuk mengontrol tiap gerak anggota itu
terhadap club sepak bola kesayangannya adalah suatu hal yang sangat penting
seringkali menimbulkan konflik yang tak dengan tujuan meminimalisir
jarang terjadi antar sesama persik mania. penyimpangan-penyimpangan yang biasa
Menurut hasil wawancara, lahirnya terjadi.
kelompok militant ini dilatar belakangi oleh
adanya konflik antara sesama Persik “Ya udah itu, kepala orang kan buanyak.
Mania. Konflik ini didasari karena sesama Jadi tiap orang punya pikirannya masing-
suporter tidak saling mengenal satu sama masing. Misal aku gabung ke sebelah
lain. Dengan adanya komunitas yang kene, mesti muncul omongan “sekarang
terstruktur menjadikan mereka yang kok gabungnya disana aja”. Jadi banyak
tergabung merasa terikat dengan tanggung cemburu-cemburu gitu. Tapi ya di temuin
jawab dan nama besar komunitas yang ada kedua belah pihak. Jadi diluruskan
mereka ikuti. Sehingga jika ingin apa-apanya itu. Jadi biar ngga ada
melakukan suatu tindakan akan berfikir masalah dalem komunitas” (Wawancara
secara dua kali. Maka, dengan hadirnya AAR, 2023)
beberapa kelompok suporter ini 4. Penerapan Struktur Organisasi dan
memberikan warna baru dalam Stadion Dampak Sosial Terhadap Anggota
Brawijaya sehingga para suporter dapat Komunitas Ditinjau dari Teori Modal
terorganisir dengan baik serta dapat Sosial dari James Colemen
mengenal satu sama lain dan hampir tidak Modal sosial secara umum dapat di
pernah terjadi lagi konflik antar suporter. definisikan sebagai sebuah infomasi,
kepercayaan, dan norma-norma yang
“suporter persik itu beda sama suporter- bersifat timbal balik dan melekat dalam
suporter lain. Supporter persik itu supporter suatu sistem jaringan sosial (Saharudin,
santun. kamu lihat aja, dari dulu sampe 2000). Jika membahas dalam sudut
sekarang kalah pun ngga ada Tindakan pandang kehidupan masyarakat, modal
anarkis. Beda sama supporter lain. sosial dapat menjelaskan mengenai relasi-
Indahnya di kediri itu kayak gitu. Mungkin relasi sosial dan norma-norma sosial yang
kalo ada berita supporter tamu bikin resek, bersatu dalam struktur sosial untuk
itu kita ngga pernah balas dendam atau mengembangkan suatu golongan.
apa itu ngga pernah” (Wawancara NS, Coleman berpendapat bahwa modal sosial
2023) memiliki dua aspek yang berasal dari
struktur sosial yang dapat digunakan untuk
Namun, konflik dalam berorganisasi memudahkan dalam upaya terciptanya
masih sering terjadi. Seringkali hal ini perkembangan modal sosial dalam
dikarenakan adanya kecemburuan dalam berbagai bentuk, yaitu: Pertama, Aspek
komunitas antara anggota satu dengan yang berasal dari struktur sosial yang dapat
anggota yang lain. Anggota merasa bahwa menciptakan sebuah cara dalam jaringan
hanya salah satu pihak yang sering sosial untuk membuat setiap individu saling
diperhatikan. Dalam hal ini peran pemimpin berhubungan sehingga terbentuklah
atau koordinator sangat dibutuhkan untuk kewajiban-kewajiban maupun sanksi-
merangkul semua anggota sehingga tidak sanksi dapat di terapkan kepada individu
akan timbul perpecahan dalam yang menjadi anggota jaringan tersebut.
organisasinya. Suporter yang tergabung Hal ini selaras dengan hadirnya komunitas
dalam Cyberxtreme dan militan merupakan Cyberxtreme dan Militan yang hadir untuk
50
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
51
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
52
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023)
Semarang. Jurnal Empati, 7(3), 974- Kampus. Jurnal Audiens, 1(1), 71-
984. 76.
Fathurrahman, A. D. (2016). Makna Saharudin. (2000). Modal Sosial
identitas ultras klub sepakbola di Organisasi Akar Rumput: Suatu Studi
Kediri (studi kasus: ultras atas lembaga Kesehatan Lokal di
cyberxtreme curva nord 1950 persik Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tesis
Kediri) serta nilai-nilai pada Program Magister Sosiologi –
edukasinya (Doctoral dissertation, FISIP Universitas Indonesia.
Universitas Negeri Malang). Salvatore, C. H. C. (2018). Kewargaan
Field, John. (2008). Social Capital: Second Budaya Suporter PERSIS
Edition.” Social Capital: Second Solo. Universitas Sanata Dharma
Edition, vol. 9780203930519 Yogyakarta, Yogyakarta.
Gumarang S, R. S. (2019). Komunikasi
Kelompok Pada Suporter Sepakbola
Di Indonesia (Studi Kasus Kelompok
Suporter Viking Pasca Deklarasi
Damai Dengan The Jakmania Pada
11 April 2014 (Doctoral dissertation,
Universitas Kristen Indonesia).
Miles, Matthew B., and A. Michael
Huberman. 1994. Qualitative Data
Analysis: An Expanded Sourcebook.
sage.
Mubina, M. F., & Amirudin, A. (2020).
Fanatisme dan Ekspresi Simbolik
Suporter Sepak Bola Panser Biru dan
SNEX Semarang: Kajian
Etnografis. Endogami: Jurnal Ilmiah
Kajian Antropologi, 3(2), 217-226.
Nidhomuddin, A., & Suryandari, N. (2021).
Pemersatu Lamongan: Analisis
Identitas Kultural Supporter
Sepakbola Persela. Jurnal Ilmiah
Ilmu Sosial, 7(2), 145-158.
Orkananda, K., & Poerbaningrat, R. M. B.
(2020). Konsep Diri Suporter Sepak
bola Perempuan PSS Sleman. Jurnal
Audiens, 1(1), 65-70.
Perdana, K. E. (2018). Sepakbola Sebagai
Media Solidaritas Politik Bagi
Supporter Indonesia. Jurnal Ilmu
Politik dan Komunikasi Volume VIII
No.
Priharjanto, Y. M., Naryoso, A., & Nugroho,
A. (2021). Negosiasi Konflik Berlatar
Belakang Fanatisme Suporter Bola
(Studi Kasus pada Kelompok
Suporter Panser Biru dan
Snex). Interaksi Online, 9(3), 1-13.
Rewo, A. J. A., & Aji, H. N. W. (2020).
Konsep Diri Anggota Komunitas
Suporter PSS Sleman Berbasis
53