Anda di halaman 1dari 18

FANATISME SUPORTER SEPAK BOLA PSIM YOGYAKARTA

Dani Adi Kurnianto ( 2016011062 )


Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Email : dhanidn69@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan dan memahami perilaku
fanatisme suporter sepakbola. Fanatisme adalah sikap penuh semangat yang
berlebihan terhadap satu segi pandangan atau satu sebab. Brajamusti
sebagai salah satu suporter fanatik terhadap klub Psim Yogyakarta memiliki
sikap dan perilaku yang positif atau pun negatif dalam mendukung klub
kesayangan. Perilaku yang ditimbulkan dari subjek penelitian beragam mulai
dari hal yang positif tidak merugikan orang lain dan negatif merugikan orang
lain disekitarnya.
Metode penelitian fenomenologi dan grounded theory ini, peneliti
menggunakan 1 subjek utama dan 1 informan sebagai bukti apakah data yang
diberikan subjek dapat dipercaya atau tidak. Data yang sudah terkumpul
kemudian dianalisis menggunakan model analisis Triangulasi data yang
menghasilkan temuan-temuan fanatisme suporter Brajamusti dilapangan.
Temuan fanatisme suporter brajamusti dilapangan lebih condong banyak
negative namun segi positif juga banyak..
Dari hasil penelitian diperoleh perilaku fanatik dari subjek utama berupa
positif dan negative. Dari segi positif subjek selalu hadir mendukung tim Psim
Yogyakarta berlaga baik kandang atau tandang, mengikuti kegiatan yang
diadakan kelompok suporter brajamusti, membeli tiket pertandingan, dan
membeli jersey untuk membantu keuangan klub Psim. Dari sisi negatif subjek
selalu terbawa emosi yang berlebihan ketika beruruan dengan klub yang
menjadi rivalnya, bertindak anarkis jika hasil pertandingan tidak seperti yang
diinginkan dan mencemooh atau mengejek klub lain atau suporter lain .Motif
dari subjek utama karena kecintaan subjek terhadap klub Psim Yogyakarta.
Selain itu, peneliti berhasil mengetahui bentuk perilaku fanatik yang lain dari
subjek yaitu selalu mengikuti kegiatan yang diadakan kelompok suporter yang
mendukung psim yogyakarta. Subjek aktif dalam kelompok tersebut karena
subjek mendapat teman yang sama-sama menyukai klub psim yogyakarta.
Kata Kunci: Suporter, fanatisme, perilaku fanatisme

ABSTRACT
The purpose of this study is to describe and understand the fanatical
behavior of football supporters. Fanaticism is an overly enthusiastic attitude
towards one point of view or one cause. Brajamusti as one of the fanatical
supporters of the Psim Yogyakarta club has positive or negative attitudes and
behaviors in supporting his favorite club. Behavior generated from research
subjects varies from positive things that do not harm others and negatively
harm other people around them.
This phenomenology research method and grounded theory, the
researcher uses 1 main subject and 1 informant as evidence whether the data
provided by the subject can be trusted or not. The collected data is then
analyzed using the Triangulation data analysis model that produces findings
of fanaticism of Brajamusti supporters in the field. The findings of fanaticism's
fanaticism in the field tend to be a lot negative, but there are also many positive
aspects.
From the results of the study obtained fanatical behavior of the main
subject in the form of positive and negative. On the positive side the subject is
always there to support the Psim Yogyakarta team competing at home or
away, taking part in activities held by the group of hard-core supporters, buying
match tickets, and buying jersey to help finance the Psim club. From the
negative side the subject is always carried away by excessive emotions when
pursuing a rival club, acting anarchistly if the results of the match are not as
desired and scoffing or ridiculing other clubs or other supporters. Motives from
the main subject because of the love of the subject towards the Psim
Yogyakarta club. In addition, the researchers managed to find out the other
forms of fanatical behavior from the subject, namely always taking part in
activities held by a group of supporters who support PSIM Yogyakarta. The
subject is active in the group because the subject gets a friend who both likes
the psim yogyakarta club.
Keywords: supporters, fanaticism, fanaticism behavior

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sepak bola merupakan jenis olahraga yang paling digemari oleh
masyarakat di seluruh dunia, sehingga setiap diselenggarakan pertandingan
sepak bola selalu banyak penonton yang menyaksikan bintang dan tim
kesayangan bertanding. Penikmat sepak bola bukan hanya kaum laki-laki,
dijaman yang sedang maju seperti sekarang ini sepak bola mulai banyak
dinikmati oleh perempuan, anak-anak maupun kaum lansia. Sejalan dengan
pendapat Jones (dalam Achmalia, 2007) yang menyatakan bahwa olahraga
sepakbola mempunyai penikmat dan penonton paling banyak di banding
dengan olahraga yang lainya. Kemeriahan pertandingan sepak bola sangat luar
biasa tak jarang mempengaruhi fanatisme penonton terhadap tim kesayangan
mereka. Mereka sering menggunakan atribut - atribut kesebelasan
kesayangannya, mempunyai foto - foto pemain idolanya, dan selalu membeli
tiket untuk menyaksikan kesebelasan yang bertanding. Bahkan para penonton
ini rela melakukan tindakan apa saja demi tim kesayangannya yang
dibanggakannya. Tindakan - tindakan tersebut misalnya: berkelahi dengan para
penonton pendukung kesebelasan lain, mencemooh, menghujat atau
melempar pemain lawan yang bertindak curang, melempar wasit yang
dianggap berat sebelah memihak lawan dan bahkan rela melawan pihak
keamanan (Yadi, 2009, h. 17).
Peristiwa perkelahian penonton atau suporter sepak bola dalam
persepakbolaan di Indonesia yang melibatkan penonton dalam jumlah besar
mulai nampak setelah bergulirnya Liga Sepak Bola Indonesia dan melibatkan
tim sepak bola yang mewakili kota-kota 16 besar di Indonesia, serta mendapat
dukungan dari para pendukungnya masing - masing yang dimulai sekitar tahun
1980an. Sampai sekarang pun perkelahian dan bentrokan antar suporter masih
sering terjadi. Tim- tim sepakbola yang mempunyai para pendukung begitu
banyak dan fanatik antara lain kesebelasan yang berasal dari kota - kota besar
seperti Persija (Jakarta), Persib (Bandung), Persebaya (Surabaya), PSIS
(Semarang), PSM (Ujung Pandang), Arema (Malang) (Yadi, 2009, h. 1).
Ketika supporter dikaji dalam bahasa teoritis, salah satu fungsinya yaitu
mendorong semangat juang pemain yang sedang berlaga. Berdasarkan pada
kata support yang berarti dukungan, menurut Chaplin (2008, h. 495), “ada dua
arti yang penting pertama support adalah mengatakan atau menyediakan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Yang kedua support adalah
memberikan dorongan atau pengorbanan semangat dan nasehat kepada orang
lain dalam satu siatuasi pembuatan keputusan. Supporter memiliki arti yang
sama dengan massa dan group atau kelompok. Pendapat Ahmadi (2007,
h.180-181),”bahwa group adalah kumpulan dari beberapa orang yang memiliki
norma tertentu, sehingga melahirkan ikatan kejiwaan dan persamaan tujuan”.
Ahmadi menambahkan bahwa “group ataupun massa memiliki kesamaan yaitu
sekumpulam dari pada manusia dan mempunyai norma”. Brajamusti
menampilkan sisi lain dari sebuah fanatisme dalam citra suporter. Tidak hanya
secara kasat mata terlihat dampaknya, tetapi sebenarnya juga fanatisme dalam
hal ini ingin memperlihatkan bagaimana identitas mereka serta bagaimana
mereka berkomunikasi dengan kelompoknya maupun kelompok lain. Individu
yang tergantung terhadap kelompok mereka, menganggap hal itu sebagai
pusat tujuan mereka, merasakan solidaritas yang besar, dan memiliki sebuah
ancaman identitas sosial memungkinkan untuk merasa bertempur dalam
kelompok (Gudykunst, 2003, h. 215). Menurut penelitian yang dilakukan Lucky
(2013) tentang studi terhadap kelompok supporter Bonek Surabaya tentang
fanatisme suporter sepak bola, berdasarkan temuannya bahwa perilaku
fanatisme supporter Bonek ditimbulkan oleh beberapa faktor antara lain konteks
sosial, usia, tingkat pendidikan, karakteristik budaya, konteks ekonomi, media
massa dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut menimbulkan perilaku fanatisme
yang terjadi dikalangan suporter sepak bola indonesia.

B. Fokus Penelitian
Fokus penelitiannya terdapat di perilaku fanatisme pada suporter psim
yogyakarta.

C. Rumusan Masalah
Menurut uraian diatas, yang hendak dicari adalah :
1. Motif terbentuknya perilaku fanatik suporter psim yogyakarta?
2. Sebarapa fanatik suporter psim yogyakarta?
3. Bagaimana bentuk perilaku fanatik yang ditunjukkan oleh suporter psim
yogyakarta?
4. Faktor-faktor apa saka yang mempengaruhi terbentuknnya perilaku fanatik
pada suporter psim yogyakarta?

D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui motif perilaku fanatik suporter psim yogyakarta
2. Untuk mengetahui tingkat fanatisme pada supporter sepak bola psim
yogyakarta
3. Untuk mengetahui bentuk perilaku fanatik dari suporter psim yogyakarta
4. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang membentuk perilaku fanatik psim
yogyakarta

E. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dalam kaitanya
dengan fanatisme suporter sepak bola psim yogyakarta dan
menyebarluaskan informasi tersebut kepada masyarakat dengan sebenar-
benarnya.
2. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih wacana dan pemikiran
tentang fanatisme supporter sepak bola agar segala permasalahan tentang
supporter di Indonesia dapat terselesaikan.
3. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran pola perilaku
fanatisme yang dimiliki suporter psim yogyakarta berdasarkan fenomena
dan berdasarkan teori yang sudah ada sebelumnnya atau grounded teory
yang terjadi dilapangan sehingga dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi peneliti dalam penelitian dilapangan.
4. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi
teraktual mengenai perilaku fanatik dari suporter psim yogyakarta yang
memiliki sejarah kelam atau kurang baik didunia persebak bolaan indonesia.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Fanatisme
Pengertian fanatisme
Fanatisme menurut Sudirwan 1998 adalah sebuah keadaan dimana
seseorang atau kelompok yang menganut sebuah paham baik politik, agama,
kebudayaan atau yang lainnya dengan cara berlebihan sehingga
mengakibatkan destruktif, bahkan cenderung menimbulkan perseteruan dan
konflik serius bagi kelompok yang berbeda termaksud rasa, suku dan agama.
Kata fanatik dan fanatisme sering terdengar pada berita atau satu hal yang
berhubungan dengan agama dan olah raga. Jika ditelusuri lebih dalam, Kamus
Bahasa Indonesia mengartikan fanatisme sebagai kepercayaan (keyakinan)
ajaran (politik, agama, dsb) yang teramat kuat. Pandangan ini didukung oleh
pendapat dari J.P Chaplin (2008) mengenai fanatik yaitu sikap penuh semangat
yang berlebihan terhadap satu segi pandangan atau satu sebab. Sikap tersebut
bisa berdasarkan pemikiran dan pemahamannya yang tidak berubah-ubah atau
tetap terhadap satu segi pandangan, yang menurut Winston Churchill bahwa
“A fanatic is one who can’t change his mind and won’t cange the subject”
dengan artian bahwa seseorang yang fanatik yang mana tidak bisa berubah
pemikirannya dan tidak akan berubah pokok materi. Fanatisme sendiri diartikan
sebagai suatu paham fanatikterhadap suatu hal, karena dalam EYD, kata yang
berakhiran ismeadalah merupakan faham. Fanatik berbeda dengan fanatisme,
fanatik merupakan sifat yang timbul saat seseorang menganut fanatisme
(faham fanatik), sehingga fanatisme itu adalah sebab dan fanatik merupakan
akibat.

B. Suporter
Pengertian Suporter
Kata suporter ini sebenarnya berdasarkan pada kata support yang berarti
dukungan. Menurut Chaplin (2008), “ada dua arti yang penting pertama support
adalah mengatakan atau menyediakan sesuatu untuk memahami kebutuhan
orang lain. Yang kedua support adalah memberikan dorongan atau
pengorbanan semangat dan nasehat kepada orang lain dalam satu situasi
pembuatan keputusan”. Dalam berbagai hal, suporter dimaknai sebagai
sekelompok orang yang memiliki sikap brutal, anarkis, berhubungan dengan
kerusuhan, dan sebagainya. Penelitian mengenai perilaku supporter telah
dilakukan oleh University of Caardiff menunjukan jumlah korban berbanding
lurus dengan prestasi klub. Semakin baik prestasi klub maka semakin banyak
korban yang jatuh. Perayaan kemenangan, pesta alkohol, ataupun ejekan
terhadap pendukung tim lawan adalah penyebab terjadinya kerusuhan yang
membuat jatuhnya korban. Perilaku mereka menjadi tidak terkontrol. Potensi
kerusuhan semakin besar ketika tim yang didukungnya menang(Fikret, 2005).
Menurut Hinca (2007), pengertian suporter atau fans club adalah sebuah
organisasi yang terdiri dari sejumlah orang yang bertujuan untuk mendukung
sebuah klub sepak bola. Suporter harus berafiliasi dengan klub sepak bola yang
didukungnya, sehingga perbuatan suporter akan berpengaruh terhadap klub
yang didukungnya. Suryanto (1996) mengatakan Suporter adalah orang-orang
yang memberikan dukungan atau support kepada satu tim yang di bela.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan salah satu metode penelitian pada kualitatif
yakni metode fenomenologi dan grounded theory. Donny (2005: 150)
menuliskan fenomenologi adalah ilmu tentang Esensi-esensi kesadaran dan
esensi ideal dari obyek-obyek sebagai korelasi dengan kesadaran.
Fenomenologi juga merupakan sebuah pendekatan filosofis untuk menyelidiki
pengalaman manusia. Fenomenologi bermakna metode pemikiran untuk
memperoleh ilmu pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan
yang ada dengan langkah-langkah logis, sistematis kritis, tidak berdasarkan
apriori/prasangka, dan tidak dogmatis. Sedangkaan Grounded theory adalah
proses interatif dimana analisis data menjadi lebih mendalam dan adanya
pengembangan konsep lebih mendalam serta bagaimana fenomena yang ada
tampak. Cara yang digunakan dalam analisi ini menuliskan transkrip verbatim
hasil interview kemudian mengobservasi hasil verbatim (Norman
Denzim,2003).

B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yakni basis dari suporter psim yogyakarta yang berada
dikawasan sekitar kota yogyakarta atau lebih persis letaknya disekitaran
stadion mandala krida yogyakarta.

C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive dan
snowball sampling. Purposive teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses
pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang
hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan
tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang
ditetapkan. Sedangkan snowball sampling dimana dalam satu sumber
informasi diharapkan dapat membuka jalan untuk mendapatkan informasi
yang lebih banyak lagi dengan mengenalkan pada sumber-sumber informasi
yang lainnya. Pada penelitian kali ini, karakteristik subjek / reponden sebagai
berikut :
1. Subjek telah terdaftar menjadi anggota kurang lebih selama 3 tahun
2. Menghadiri pertandingan di dalam dan luar kota
3. Memiliki kontribusi pada klub kebanggaannya

D. Metode Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara
kualitatif, yaitu wawancara yang dilakukan bila peneliti bermaksud untuk
memperoleh pengetahuan mengenai makna-makna subjektif yang dipahami
individu berkenaan dengan topik yag diteliti, dan bermaksud melakukan
eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui
pendekatan lain (Banister dkk, 1994 dalam Poewandari, 2005). Tipe
wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan
pedoman terstandar yang terbuka, dimana pedoman waawancara ditulis
secara rinci, lengkap dengan pertanyaan dan penjabarannya dalam kalimat.
Metode observasi seperti yang dikatakan Hadi dan Nurkancana (dalam
Suardeyasasri, 2010:9) adalah suatu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis baik secara langsung maupun secara tidak langsung pada tempat
yang diamati. Observasi dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dan
mencatat bukti. Yang dilakukan peneliti disini adalah mengobservasi suporter
psim yogyakarta baik diwaktu pertandingan maupun jika sedang berkumpul.
Dokumen tertulis berupa surat kabar seperti koran ataupun surat kabar
elektronik tentang suporter psim yogyakarta untuk mendukung data penelitian.

E. Kredibilitas

1. Triangulasi sumber data


Data yang didapat oleh peneliti bersumber dari wawancara,
observasi dan dokumen tertulis. Peneliti juga melakukan wawancara
ataupun observasi terlibat dengan subjek.

2. Triangulasi metode
Metode yang digunakan oleh peneliti selain observasi adalah
wawancara dan sumber tertulis. Dari wawancara ataupun dokumen tertulis
tersebut, peneliti akan mendapatkan data yang valid dan aurat.

F. Teknik Analis Data

1. Penyuntingan ( editing )
Peneliti akan memeriksa daftar-daftar pertanyaan yang akan
diberikan kepada subjek. Akan terseleksi baik tata bahasa dan tujuan
sesuai dengan tema penelitian atau fokus penelitian.

2. Pengkodean ( coding )
Untuk memudahkan peneliti dalam mengelompokkan hasil data
penelitian, peneliti akan memberikan kode pada pertanyaan-pertanyaan
sesuai subjek dan indikator penelitian.

3. Tabulasi ( tabulating )
Hasil dari koding tersebut akan dijadikan tabel sehingga
memudahkan pembaca untuk mempelajari hasil dari penelitian. Dan juga
mengantisipasi kesalahan yang fatal pada saat menentukan hasil data.

BAB IV
PEMBAHASAN

Dari hasil wawancara dengan subjek dan wawancara dengan informan


yang membernarkan keterangan dari subjek yang diwawancarai, dapat
diketahui ada beberapa faktor yang mempengaruh subjek untuk memutuskan
bergabung dengan sebuah kelompok suporter sepak bola. Faktor yang pertama
yaitu karena lingkungan masyarakat maupun keluarga subjek yang mayoritas
adalah pendukung dari klub sepak bola psim yogyakarta dan karena ajakan dari
teman. Keinginan mencoba-coba sesuatu yang baru pada usia remaja sangat
besar, selain itu pengaruh teman dan keluarga juga ikut mempengaruhi
keputusan seseorang bergabung dengan kelompok suporter. Konformitas
dengan teman-teman sebaya pada masa remaja dapat bersifat positif maupun
negatif (Camarena, 1991; Foster-Clark & Blyth, 1991; Pearl; Bryan, & Herzog,
1990; Wall, 1993 dalam Santrock, 2002, h. 44). Umumnya remaja terlibat dalam
semua bentuk perilaku konformitas yang negatif, seperti : menggunakan
bahasa yang jorok, mencuri, merusak, dan mengolok-olok orang tua dan guru.
Akan tetapi banyak sekali konformitas teman sebaya yang tidak negatif dan
terdiri atas keinginan untuk dilibatkan di dalam dunia teman sebaya, seperti
berpakaian seperti teman-teman dan keinginan meluangkan waktu dengan
anggota-anggota klik (Santrock. 2002. h. 44-46).
Subjek memiliki motivasi dan tujuan tertentu saat memutuskan bergabung
dengan kelompok suporter klub psim yogyakarta. Motivasi dari subjek adalah
lingkungan sosial subjek dan untuk mencari teman yang sama-sama
mempunyai hobi dan kegemaran dalam mendukung klub psim yogyakarta dan
tujuan dari subjek sendiri saat memutuskan bergabung dengan kelompok
suporter psim yogyakarta adalah untuk mengikuti setiap kegiatan yang
berhubungan dengan psim yogyakarta.
Dalam wawancara dengan subjek penelitian, diketahui juga penyebab
dari konflik dengan beberapa klub rival atau klub yang yang dianggap musuh.
Menurut A.W. Hijau (1956) konflik didefinisikan sebagai upaya yang disengaja
untuk melawan atau memaksa kehendak lain atau orang lain. Sebagai sebuah
proses, konflik ialah kebalikan dari kerjasama dimana usaha senagaja
dilakukan untuk menggagalkan kehendak orang lain. Penyebab terjadinya
konflik antar kelompok suporter adalah rivalitas, oknum tertentu yang ingin
memperkeruh keadaan, provokasi dari pihak tertentu, adanya dendam pribadi
atar individu yang masih tersimpan dan perbedaan kulture atau keyakinan dari
suporter.
Diketahui juga tindakan fanatisme yang berupa tindakan negatif ataupun
positif. Tindakan fanatisme yang postif adalah dengan subjek datang dan
mendukung tim kebanggaannya berlaga secara langsung baik laga kandang
maupun tandang, membeli aksesoris yang berupa pakaian atau yang lainnya
yang ada hubungannya dengan klub psim yogyakarta dan selalu bayar uang
tiket pertandingan. Tindakan fanatisme yang berupa negatif adalah subjek
mencemooh dan mencela suporter lain, subjek bertindak anarkis jika hasil tidak
sesuai dengan keinginan dan subjek terlibat bentrokan dengan suporter lain
atau dengan suporter sendiri.
Subjek dalam mendukung klub sepak bola psim yogyakarta selalu secara
berkelompok, subjek juga ikut dalam subuah komunitas kecil pecinta psim
namun lebih aktif didalam kelompok suporter brajamusti. Menurut subjek tidak
semua selalu tindakan fanatisme selalu bersifat negatif, ada yang berbentuk
positif juga dalam tindakan fanatisme.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kecintaan dan dukungan subjek terhadap Psim Yogayakarta
memunculkan fanatisme subjek yang luar biasa. Fanatisme subjek ditunjukan
dengan hal yang positif dan negatif ada yang merugikan orang dan ada yang
tidak merugikan yang berada disekitar subjek. Interaksi subjek dengan individu
didalam kelompok suporter Psim Yogyakarta (Brajamusti) berjalan baik namun
ada individu yang terkesan susah dalam interaksi dikelompok. Hal itu ditunjukan
subjek dengan cara bergabung menjadi anggota Suporter Psim Yogyakarta dan
selalu aktif dalam kegiatan didalam kelompok suporter psim yogyakarta.
Motif kecintaan subjek terhadap Psim Yogyakarta banyak dipengaruhi oleh
lingkungan sekitarnya karena mayoritas masyarakat disekitar rumah subjek
adalah pendukung Psim Yogyakarta. Seperti contohnya misalnya, pengaruh
dari orang terdekat seperti teman sebaya. Kecintaan subjek terhadap Psim
Yogyakarta membuat subjek bergabung kedalam suporter Brajamusti yaitu
kelompok suporter pendukung tim Psim Yogyakarta.
Loyalitas dan fanatisme subjek mengalami perubahan semakin meningkat.
Subjek berusaha untuk dapat menyaksikan pertandingan secara langsung dan
rela melakukan apa saja untuk mendukung tim kebanggaan. Fanatisme subjek
muncul dengan sendirinya ketika subjek mendukung tim Psim Yogyakarta
kesayangannya. Fanatisme yang dihasilkan subjek selama mendukung Psim
ada yang positif dan negative. Salah satu bentuk fanatik subjek yang positif
adalah dengan selalu dating menyaksikan psim berlaga baik kandang ataupun
tandang, membeli tiket pertandingan dan membeli aksesoris yang ada
hubungannya dengan psim yogyakarta. Salah satu bentuk fanatik subjek yang
negatif adalah subjek mencemooh dan mencela suporter lain, subjek bertindak
anarkis jika hasil tidak sesuai dengan keinginan dan subjek terlibat bentrokan
dengan suporter lain atau dengan suporter sendiri.
Banyak faktor yang mempengaruhi subjek bertindak anarkis dalam
mendukung tim kebanggaannya. Mulai dari perasaan dendam, provokasi dari
pihak ketiga, hasil tidak sesuai dengan harapan dan ada oknum tertentu yang
menginginkan untuk terjadinya bentrokan. Menurut subjek keuntungan yang
didapat bila melakukan bentrokan antar sesama suporter atau beda suporter
adalah emosi yang dipendam oleh subjek bisa tersalurkan atau untuk
sementara bisa hilang.
Pada akhirnya subjek sendiri menginginkan perdamaian disemua suporter
sepak bola indonesia, agar nantinya tidak timbul korban jiwa fisik ataupun
materi demi mendukung tim yang dibanggakannya berlaga.

B. Saran
1. Untuk semua subjek
Semua subjek harus tetap mendukung Psim Yogyakarta dengan
tetap menaati norma yang berlaku dalam masyarakat saat berada dalam
kelompok suporter, agar ketertiban tetap terjaga dan tidak mengganggu
masyarakat. Sebisa mungkin subjek berusaha untuk menjaga ucapan dan
sikap ketika berinteraksi dengan kelompok suporter lain agar tidak
menimbulkan konflik. Apabila tim kesayangannya kalah sebaiknya tidak
melampiaskan kekecewaannya dalam perilaku yang merugikan diri sendiri
maupun orang lain. Subjek sebaiknya belajar bersikap rasional dan tidak
emosional apabila bersama kelompok dalam menyikapi permasalahan
yang muncul. Kekompakan kelompok diarahkan ke hal yang bersifat positif,
seperti menyanyikan yel-yel yang berisi dukungan bagi tim kesayangan
tidak menyanyikan yel-yel yang bersifat rasis. Berusaha untuk dapat
menjalin komunikasi yang baik dengan kelompok lain agar konflik yang ada
dapat segera terselesaikan dan mencegah munculnya konflik yang lain.
Dan yang paling terpenting jangan terlalu menomer satukan sepak bola
dalam kehidupan, jika mempunyai teman yang berbeda kebanggan klub
sepak bola yang disukai janganlah mempunyai perasaan bermusuhan
karena nantinya akan merugikan diri sendiri ataupun orang lain.

2. Untuk peneliti selanjutnya


Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengupas dan membahas
lebih lengkap tentang fanatisme suporter sepak bola psim yogyakarta
bagaimana cara mereka memberi dukungan dengan tidak melanggar
norma yang ada dimasyarakat.
Bagi peneliti yang memiliki ketertarikan sama seperti fokus penelitian
ini diharapkan dapat memperbanyak atau memperluas subjek penelitian
sehingga daya transferabilitas penelitiannya semakin tinggi, dan dapat
menggunakan metode kuantitatif selain kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Achmalia, D. 2007. Hubungan antara fanatisme dengan tindakan anarkis pada


bonek. Skripsi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya
Chaplin, J.P.,2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press. Diakses
dari https://media.neliti.com/media/publications/63698-ID-none.pdf. Pada
tanggal 20 Oktober 20118
Denzim, Norman K., and Lincoln, Yvonna S. 2009. Handbook of qualitative
research (terjemahan). Yogyakara Pustaka Pelajar.
Donny . 2005. Fenomenologi dan Hermeneutika: Sebuah Perbandingan.
Dipublikasi oleh kalamenau.blogspot.
Fikret Ramazanogludan Bilal Coban. 2005. Aggresiveness Behaviours of Soccer
Spectators and Prevention of These Behaviours. (Firat Uneversity Journal
of SosialScience)
Gerungan, W. A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Gudykunst, William B. 2003. Asian American ethnicity and communication.
Diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/63698-ID-
none.pdf. Pada tanggal 21 Oktober 2018
Lucky, Novie & Nanik Setyowati. 2013. Fenomena Perilaku Suporter Sepak Bola
(Studi kasus Komunitas Suporter Persebaya Bonek di
Surabaya).Surabaya: Jurnal Fakultas Ilmu Sosial : Universitas Negeri
Surabaya
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Santrock, John W. 2002. Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup Jilid
2. Jakarta : Erlangga
Sudirwan, A. 1988. Fanatisme Agama dalam politik. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Sunaryadi, Yadi., Andi Suntoda., Lingling Usli W., Sagitarius, 2009) Analisis
Perilaku Kekerasan Penonton Sepakbola (Studi Kasus pada Penonton
Sepakbola di Bandung), 1-24. Diunduh dari file.upi.edu/Direktori/F%20-
%20FPOK/JUR.%20PEND.%20KEPELATIHAN/196510171992031%20%
20YADI%20SUNARYADI/Penelitian/Artikel.pdf. Pada tanggal 20 Oktober
2018.
https://www.psychologymania.com/2013/04/pengertian-suporter.html. Pengertian
Suporter. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2018.
http://www.suryanto.unair.ac.id. Perbedaan Penonton Dengan Suporter. Diakses
pada tanggal 22 Oktober 2018.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/110810159_11v.pdf. Kebosanan Kerja Pada
Karyawana Radio Sonora Surabaya. Diakses pada tanggal 24 Oktober
2018.
http://digilib.unila.ac.id/124/7/Bab%202.pdf. Metode Pembelajaran Observasi.
Diakses pada tanggal 23 Oktober 2018.
https://www.gurupendidikan.co.id/14-pengertian-konflik-menurut-para-ahli-
terlengkap/. Pengertian Konflik Menurut Para Tokoh. Diakses pada
tanggal 16 Desember 2018.
Lampiran Verbatim Subjek dan Informan
Verbatim Wawancara
Interviewee : Arif (subjek)
Hari : Jumat
Tanggal : 2 November 2018
Jam : 20.10 – 21.00 WIB
Tempat : Teras rumah
Jenis Wawancara : Terstruktur
Keterangan : I ( pewawancara )
S ( subjek )
Baris Identitas Catatan Tema
Percakapan
1 I Sejak kapan anda mulai menyukai
tim psim? Awal mula menyukai psim dan
S Emm, sejak kelas SD ya kalau awal mula menjadi anggota
seingetku suporter
5 I Apa yang menjadi alasan anda
menyukai tim psim?
S Mungkin karena lingkungan saya
kebanyakan suporter psim, jadi dari
kecil saja sudah mengenal psim saya
10 lambat tahun jadi suka
I
Sejak kapan anda mulai bergabung
dengan kelompok suporter yang
S mendukung psim?
15 Kalau untuk bergabung dengan
brajamusti itu kelas 1 SMP, tapi kalau
untuk menjadi anggota resminnya
I SMA kelas 1
Apa yang mendasari anda untuk
20 mau bergabung didalam kelompok
S tersebut?
I Karena diajak teman
Apa saja kegiatan yang pernah anda
ikuti selama anda tergabung
25 S dikelompok tersebut? Kegiatan yang dikuti didalam
Banyak sih, mulai dari meet and kelompok suporter
great dengan pemain, donasi untuk
korban bencana, kegiatan futsal
setiap hari rabu antar anggota
30 I brajamusti
Keuntungan apa yang anda
dapatkan setelah tergabung
dikelompok tersebut?
S Banyak sih mulai dari kenalan teman Keuntungan yang didapat
35 baru, bisa diskusi tentang dunia
sepak bola
I Pengorbanan apa yang anda pernah
lakukan demi mendukung psim?
S Hahaha, banyak kalau itu tapi yang Pengorbanan baik mateeri dan
40 saya jelas ingat SMA kelas 1 saya waktu
pernah menjual smartphone waktu
away day ke kota Malang
I Dalam mendukung Psim, apa anda
membeli tiket atau masuk secara
45 gratis?
S Beli tiket lah, No ticket No game
I Bagaimana cara anda
mengekspresikan diri anda dalam
mendukung tim kesebelasan yang
50 anda dukung?
S Yang jelas, saya akan hadir baik laga Cara mengekspresikan diri
dikandang maupun tandang. Selagi sebagai suporter
ada waktu dan materi, saya akan
hadir langsung ke stadion
55 I Bagaimana koumunikasi antar
individu didalam kelompok suporter
tersebut?
S Eee baik baik saja sih kalau saya Komunikasi antar anggota
rasa, mungkin ada satu orang dua suporter dan lain suporter
60 orang yang susah diajak dalam
obrolan
I Hubungan dengan suporter lain,
apakah baik baik saja?
S Tidak juga, ada beberapa suporter
65 lain tim yang dirasa menjadi rival
hubungan tidak cukup baik yaa bisa
dibilang ada konflik lah
I Apakah anda mengetahui penyebab
konflik tersebut?
70 S Ya, saya tahu
I Bisa anda jelaskan penyebab
konfliknya?
S Yaa kalau untuk penyebab Penyebab konflik antar
konfliknya banyak sih, mulai dari suporter
75 rivalitas, oknum, perbedaan kultur
suporter, sampai dengan dendam
yaa
I Apakah yang anda tahu dari konflik
tersebut pernah terjadi korban baik
80 fisik atau materi?
S Kalau untuk itu jelas, disetiap konflik
pasti ada kerugian baik fisik dan
materi
I Bagaimana pendapat anda tentang
85 fanatisme dan antusiasme suporter
kota yogya?
S Suporter dikota yogya itu basis Fanatisme
terbesar suporter diindonesia ya
kalau menurut saya. Karena ada tim
90 psim dan pss yang punya suporter
basis banyak diberbagai daerah.
Kalau untuk fanatisme, saya rasa
jangan diragukan lagi karena setiap
tim yogya pertanding dimanapun
95 pasti ada yang mendukung. Berarti
kan termasuk fanatisme dan
antusiasme kan ya.
I Apakah menurut anda nyayian atau
yel-yel, aksesoris, pakaian, serta
100 atribut lainnya adalah bentuk
fanatisme?
S Kalau menurut saya sih iya
I Menurut anda mencela dan Tindakan fanatisme
mencemooh suporter yang dianggap
105 rival adalah bentuk fanatisme?
S Kalau saya sih iya, karena rival Tindakan anarkisme
menurut saya adalah lawan
I Apakah anda pernah bertindak
anarkis baik dengan sesama
110 suporter atau suporter lain?
S Ya saya pernah dua-duanya
I Faktor apa yang menyebabkan anda
bertindak seperti itu?
S Banyak yaa, mulai dari emosi karena Faktor penyebab bertindak
115 hasil pertandingan tidak sesuai, anakis
provokasi dari tim lawan atau
suporter lawan dan saya kira masih
banyak yaa
I Apa keuntungan jika anda
120 melakukan itu semua?
S Hehehe kalau keuntungan tidak ada
ya mungkin, yang jelas emosi bisa
tersalurkan kalau ikut ribut-ribut gitu
I Jika ada suporter lain bertandang ke
125 stadion tim anda. Anda menyambut
dengan tangan terbuka atau tidak?
S Tergantung sih, kalau suporter rival Perilaku fanatisme
ya pasti kebanyakan mikir tidak
menyambut dengan tangan terbuka Tindakan fanatisme
130 lah ya
I Apakah anda pernah berbuat anarkis
ketika hasil pertandingan tidak
sesuai harapan anda?
S Pernah lah, apalagi saat tim lawan itu
135 lebih condong dibantu wasit. Pernah
ngejar wasit juga saya gara-gara hal
tersebut
I Menurut anda apakah sikap fanatik
dalam mendukung tim selalu
140 berhubungan dengan tindakan
anarkis?
S Tidak juga lah, banyak cara lain
untuk mendukung tim dengan rasa
fanatik. Jumlah anggota yang dikuti
145 I Dalam mendukung tim anda dikomunitas
bertanding distadion baik kandang
maupun tandang, apakah secara
berkelompok atau sendiri?
S Berkelompok, ada semacam
150 komunitas lah yang sama-sama suka
dengan tim psim.
I Berapa orang dalam kelompok
tersebut?
S Berapa yaa, eee tidak tentu soalnya.
155 Kadang 10 orang kadang lebih kalau
untuk jumlah anggota resminya
kurang lebih 50 orang
I Bagaimana tanggapan anda dengan
permusuhan antar suporter di
160 indonesia?
S
Ya kalau bisa sih berdamai untuk Harapan subjek untuk
semua suporter diindonesia, tidak suporter sepak bola indonesia
enak juga ketika bertandang ke
170 stadion rival dengan perasaan was-
was.

Verbatim Wawancara Informan


Informan : Galih (teman dekat)
Hari : Sabtu
Tanggal : 3 November 2018
Jam : 21.00 – 22.05 WIB
Tempat : Warung Kopi
Jenis Wawancara : Terstruktur
Keterangan : P (Pewawancara)
I (Informan)
Baris Identitas Catatan Tema
Percakapan
1 P Apa benar anda mengenal saudara Identifikasi infroman
subjek?
I Ya benar kenal
P Sudah berapa lama anda mengenal
5 saudara subjek?
I Eee 8 tahun ya
P Apakah anda kalau menonton
pertandingan psim selalu bersama
saudara subjek?
10 I Ya selalu,
P Apa anda tahu kegiatan apa saja yang Identifikasi perilaku
dilakukan subjek ketika berada subjek ketika didalam
dikelompok? kegiatan kelompok
I Tahulah, banyak sih mulai dari kegiatan suporter
15 futsal bersama antar anggota, meet and
great, pengumpulan donasi, diskusi
tentang bola pokoknya banyak lah
P Apakah anda pernah melihat subjek
mencemooh atau mengejek suporter lain?
20 I Pernah, bahkan menurut saya malah
sering saudara arif melakukannya
P Berupa tindakan atau cemooh yang sering
dilakukan subjek?
I Berupa tindakan juga pernah kalau Tindakan yang sering
25 cemooh itu yang sering dilakukan saudara arif
P Apa anda pernah melihat subjek bertindak
anarkis baik distadion atau diluar stadion
yang ada sangkutpautnya dengan sepak
bola?
30 I Pernah, beberapa kali saya melihat secara
langsung
Apa anda mengetahui faktor apa yang
P menyebabkan subjek bertindak seperti itu?
Yang jelas emosional, saya tidak tahu
35 I apakah sebelumnya ada dendam atau Keterangan tindakan
tidak, yang jelas emosi yang menjadi faktor fanatisme dari subjek
utama
Menurut anda apakah fanatisme selalu
P berhubungan dengan tindakan anarkis?
40 Tidak juga sih, bisa berupa cara lain
I Apa anda pernah melihat subjek berkelahi Tindakan fanatisme dari
P atau membuat keributan dengan sesama subjek
suporter psim atau bahkan suporter lain?
Pernah baik dengan sesama suporter dan
45 I lain suporter
Seberapa sering anda melihat?
P Kalau untuk lain suporter itu jarang, tapi
I dengan sesama suporter itu yang sering
50 Anda dan subjek apakah tergabung satu
P kelompok?
Yaa, tepatnya sih satu komunitas
I Ada berapa orang dalam komunitas anda
P tersebut?
55 Kalau untuk anggotanya sih 50 orang, tapi
I terkadang tidak bisa datang semua. Paling
tidak ada 10 orang yang nonton bersama-
sama.
Subjek dalam kelompok suporter psim,
P apakah orang yang aktif?
Bisa dibilang aktif sih
I Tanggapan anda dengan permusuhaan
P antara suporter diindonesia?
Kalau bisa cepat berdamailah, biar lebih
I enak mau nonton bola diindonesia dengan
perasaan nyaman buka dengan perasaan
was-was taku terjadi hal yang tidak
dinginkan

Anda mungkin juga menyukai