ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan dan memahami perilaku
fanatisme suporter sepakbola. Fanatisme adalah sikap penuh semangat yang
berlebihan terhadap satu segi pandangan atau satu sebab. Brajamusti
sebagai salah satu suporter fanatik terhadap klub Psim Yogyakarta memiliki
sikap dan perilaku yang positif atau pun negatif dalam mendukung klub
kesayangan. Perilaku yang ditimbulkan dari subjek penelitian beragam mulai
dari hal yang positif tidak merugikan orang lain dan negatif merugikan orang
lain disekitarnya.
Metode penelitian fenomenologi dan grounded theory ini, peneliti
menggunakan 1 subjek utama dan 1 informan sebagai bukti apakah data yang
diberikan subjek dapat dipercaya atau tidak. Data yang sudah terkumpul
kemudian dianalisis menggunakan model analisis Triangulasi data yang
menghasilkan temuan-temuan fanatisme suporter Brajamusti dilapangan.
Temuan fanatisme suporter brajamusti dilapangan lebih condong banyak
negative namun segi positif juga banyak..
Dari hasil penelitian diperoleh perilaku fanatik dari subjek utama berupa
positif dan negative. Dari segi positif subjek selalu hadir mendukung tim Psim
Yogyakarta berlaga baik kandang atau tandang, mengikuti kegiatan yang
diadakan kelompok suporter brajamusti, membeli tiket pertandingan, dan
membeli jersey untuk membantu keuangan klub Psim. Dari sisi negatif subjek
selalu terbawa emosi yang berlebihan ketika beruruan dengan klub yang
menjadi rivalnya, bertindak anarkis jika hasil pertandingan tidak seperti yang
diinginkan dan mencemooh atau mengejek klub lain atau suporter lain .Motif
dari subjek utama karena kecintaan subjek terhadap klub Psim Yogyakarta.
Selain itu, peneliti berhasil mengetahui bentuk perilaku fanatik yang lain dari
subjek yaitu selalu mengikuti kegiatan yang diadakan kelompok suporter yang
mendukung psim yogyakarta. Subjek aktif dalam kelompok tersebut karena
subjek mendapat teman yang sama-sama menyukai klub psim yogyakarta.
Kata Kunci: Suporter, fanatisme, perilaku fanatisme
ABSTRACT
The purpose of this study is to describe and understand the fanatical
behavior of football supporters. Fanaticism is an overly enthusiastic attitude
towards one point of view or one cause. Brajamusti as one of the fanatical
supporters of the Psim Yogyakarta club has positive or negative attitudes and
behaviors in supporting his favorite club. Behavior generated from research
subjects varies from positive things that do not harm others and negatively
harm other people around them.
This phenomenology research method and grounded theory, the
researcher uses 1 main subject and 1 informant as evidence whether the data
provided by the subject can be trusted or not. The collected data is then
analyzed using the Triangulation data analysis model that produces findings
of fanaticism of Brajamusti supporters in the field. The findings of fanaticism's
fanaticism in the field tend to be a lot negative, but there are also many positive
aspects.
From the results of the study obtained fanatical behavior of the main
subject in the form of positive and negative. On the positive side the subject is
always there to support the Psim Yogyakarta team competing at home or
away, taking part in activities held by the group of hard-core supporters, buying
match tickets, and buying jersey to help finance the Psim club. From the
negative side the subject is always carried away by excessive emotions when
pursuing a rival club, acting anarchistly if the results of the match are not as
desired and scoffing or ridiculing other clubs or other supporters. Motives from
the main subject because of the love of the subject towards the Psim
Yogyakarta club. In addition, the researchers managed to find out the other
forms of fanatical behavior from the subject, namely always taking part in
activities held by a group of supporters who support PSIM Yogyakarta. The
subject is active in the group because the subject gets a friend who both likes
the psim yogyakarta club.
Keywords: supporters, fanaticism, fanaticism behavior
BAB I
PENDAHULUAN
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitiannya terdapat di perilaku fanatisme pada suporter psim
yogyakarta.
C. Rumusan Masalah
Menurut uraian diatas, yang hendak dicari adalah :
1. Motif terbentuknya perilaku fanatik suporter psim yogyakarta?
2. Sebarapa fanatik suporter psim yogyakarta?
3. Bagaimana bentuk perilaku fanatik yang ditunjukkan oleh suporter psim
yogyakarta?
4. Faktor-faktor apa saka yang mempengaruhi terbentuknnya perilaku fanatik
pada suporter psim yogyakarta?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui motif perilaku fanatik suporter psim yogyakarta
2. Untuk mengetahui tingkat fanatisme pada supporter sepak bola psim
yogyakarta
3. Untuk mengetahui bentuk perilaku fanatik dari suporter psim yogyakarta
4. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang membentuk perilaku fanatik psim
yogyakarta
E. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dalam kaitanya
dengan fanatisme suporter sepak bola psim yogyakarta dan
menyebarluaskan informasi tersebut kepada masyarakat dengan sebenar-
benarnya.
2. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih wacana dan pemikiran
tentang fanatisme supporter sepak bola agar segala permasalahan tentang
supporter di Indonesia dapat terselesaikan.
3. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran pola perilaku
fanatisme yang dimiliki suporter psim yogyakarta berdasarkan fenomena
dan berdasarkan teori yang sudah ada sebelumnnya atau grounded teory
yang terjadi dilapangan sehingga dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi peneliti dalam penelitian dilapangan.
4. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi
teraktual mengenai perilaku fanatik dari suporter psim yogyakarta yang
memiliki sejarah kelam atau kurang baik didunia persebak bolaan indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Fanatisme
Pengertian fanatisme
Fanatisme menurut Sudirwan 1998 adalah sebuah keadaan dimana
seseorang atau kelompok yang menganut sebuah paham baik politik, agama,
kebudayaan atau yang lainnya dengan cara berlebihan sehingga
mengakibatkan destruktif, bahkan cenderung menimbulkan perseteruan dan
konflik serius bagi kelompok yang berbeda termaksud rasa, suku dan agama.
Kata fanatik dan fanatisme sering terdengar pada berita atau satu hal yang
berhubungan dengan agama dan olah raga. Jika ditelusuri lebih dalam, Kamus
Bahasa Indonesia mengartikan fanatisme sebagai kepercayaan (keyakinan)
ajaran (politik, agama, dsb) yang teramat kuat. Pandangan ini didukung oleh
pendapat dari J.P Chaplin (2008) mengenai fanatik yaitu sikap penuh semangat
yang berlebihan terhadap satu segi pandangan atau satu sebab. Sikap tersebut
bisa berdasarkan pemikiran dan pemahamannya yang tidak berubah-ubah atau
tetap terhadap satu segi pandangan, yang menurut Winston Churchill bahwa
“A fanatic is one who can’t change his mind and won’t cange the subject”
dengan artian bahwa seseorang yang fanatik yang mana tidak bisa berubah
pemikirannya dan tidak akan berubah pokok materi. Fanatisme sendiri diartikan
sebagai suatu paham fanatikterhadap suatu hal, karena dalam EYD, kata yang
berakhiran ismeadalah merupakan faham. Fanatik berbeda dengan fanatisme,
fanatik merupakan sifat yang timbul saat seseorang menganut fanatisme
(faham fanatik), sehingga fanatisme itu adalah sebab dan fanatik merupakan
akibat.
B. Suporter
Pengertian Suporter
Kata suporter ini sebenarnya berdasarkan pada kata support yang berarti
dukungan. Menurut Chaplin (2008), “ada dua arti yang penting pertama support
adalah mengatakan atau menyediakan sesuatu untuk memahami kebutuhan
orang lain. Yang kedua support adalah memberikan dorongan atau
pengorbanan semangat dan nasehat kepada orang lain dalam satu situasi
pembuatan keputusan”. Dalam berbagai hal, suporter dimaknai sebagai
sekelompok orang yang memiliki sikap brutal, anarkis, berhubungan dengan
kerusuhan, dan sebagainya. Penelitian mengenai perilaku supporter telah
dilakukan oleh University of Caardiff menunjukan jumlah korban berbanding
lurus dengan prestasi klub. Semakin baik prestasi klub maka semakin banyak
korban yang jatuh. Perayaan kemenangan, pesta alkohol, ataupun ejekan
terhadap pendukung tim lawan adalah penyebab terjadinya kerusuhan yang
membuat jatuhnya korban. Perilaku mereka menjadi tidak terkontrol. Potensi
kerusuhan semakin besar ketika tim yang didukungnya menang(Fikret, 2005).
Menurut Hinca (2007), pengertian suporter atau fans club adalah sebuah
organisasi yang terdiri dari sejumlah orang yang bertujuan untuk mendukung
sebuah klub sepak bola. Suporter harus berafiliasi dengan klub sepak bola yang
didukungnya, sehingga perbuatan suporter akan berpengaruh terhadap klub
yang didukungnya. Suryanto (1996) mengatakan Suporter adalah orang-orang
yang memberikan dukungan atau support kepada satu tim yang di bela.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan salah satu metode penelitian pada kualitatif
yakni metode fenomenologi dan grounded theory. Donny (2005: 150)
menuliskan fenomenologi adalah ilmu tentang Esensi-esensi kesadaran dan
esensi ideal dari obyek-obyek sebagai korelasi dengan kesadaran.
Fenomenologi juga merupakan sebuah pendekatan filosofis untuk menyelidiki
pengalaman manusia. Fenomenologi bermakna metode pemikiran untuk
memperoleh ilmu pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan
yang ada dengan langkah-langkah logis, sistematis kritis, tidak berdasarkan
apriori/prasangka, dan tidak dogmatis. Sedangkaan Grounded theory adalah
proses interatif dimana analisis data menjadi lebih mendalam dan adanya
pengembangan konsep lebih mendalam serta bagaimana fenomena yang ada
tampak. Cara yang digunakan dalam analisi ini menuliskan transkrip verbatim
hasil interview kemudian mengobservasi hasil verbatim (Norman
Denzim,2003).
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yakni basis dari suporter psim yogyakarta yang berada
dikawasan sekitar kota yogyakarta atau lebih persis letaknya disekitaran
stadion mandala krida yogyakarta.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive dan
snowball sampling. Purposive teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses
pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang
hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan
tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang
ditetapkan. Sedangkan snowball sampling dimana dalam satu sumber
informasi diharapkan dapat membuka jalan untuk mendapatkan informasi
yang lebih banyak lagi dengan mengenalkan pada sumber-sumber informasi
yang lainnya. Pada penelitian kali ini, karakteristik subjek / reponden sebagai
berikut :
1. Subjek telah terdaftar menjadi anggota kurang lebih selama 3 tahun
2. Menghadiri pertandingan di dalam dan luar kota
3. Memiliki kontribusi pada klub kebanggaannya
E. Kredibilitas
2. Triangulasi metode
Metode yang digunakan oleh peneliti selain observasi adalah
wawancara dan sumber tertulis. Dari wawancara ataupun dokumen tertulis
tersebut, peneliti akan mendapatkan data yang valid dan aurat.
1. Penyuntingan ( editing )
Peneliti akan memeriksa daftar-daftar pertanyaan yang akan
diberikan kepada subjek. Akan terseleksi baik tata bahasa dan tujuan
sesuai dengan tema penelitian atau fokus penelitian.
2. Pengkodean ( coding )
Untuk memudahkan peneliti dalam mengelompokkan hasil data
penelitian, peneliti akan memberikan kode pada pertanyaan-pertanyaan
sesuai subjek dan indikator penelitian.
3. Tabulasi ( tabulating )
Hasil dari koding tersebut akan dijadikan tabel sehingga
memudahkan pembaca untuk mempelajari hasil dari penelitian. Dan juga
mengantisipasi kesalahan yang fatal pada saat menentukan hasil data.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kecintaan dan dukungan subjek terhadap Psim Yogayakarta
memunculkan fanatisme subjek yang luar biasa. Fanatisme subjek ditunjukan
dengan hal yang positif dan negatif ada yang merugikan orang dan ada yang
tidak merugikan yang berada disekitar subjek. Interaksi subjek dengan individu
didalam kelompok suporter Psim Yogyakarta (Brajamusti) berjalan baik namun
ada individu yang terkesan susah dalam interaksi dikelompok. Hal itu ditunjukan
subjek dengan cara bergabung menjadi anggota Suporter Psim Yogyakarta dan
selalu aktif dalam kegiatan didalam kelompok suporter psim yogyakarta.
Motif kecintaan subjek terhadap Psim Yogyakarta banyak dipengaruhi oleh
lingkungan sekitarnya karena mayoritas masyarakat disekitar rumah subjek
adalah pendukung Psim Yogyakarta. Seperti contohnya misalnya, pengaruh
dari orang terdekat seperti teman sebaya. Kecintaan subjek terhadap Psim
Yogyakarta membuat subjek bergabung kedalam suporter Brajamusti yaitu
kelompok suporter pendukung tim Psim Yogyakarta.
Loyalitas dan fanatisme subjek mengalami perubahan semakin meningkat.
Subjek berusaha untuk dapat menyaksikan pertandingan secara langsung dan
rela melakukan apa saja untuk mendukung tim kebanggaan. Fanatisme subjek
muncul dengan sendirinya ketika subjek mendukung tim Psim Yogyakarta
kesayangannya. Fanatisme yang dihasilkan subjek selama mendukung Psim
ada yang positif dan negative. Salah satu bentuk fanatik subjek yang positif
adalah dengan selalu dating menyaksikan psim berlaga baik kandang ataupun
tandang, membeli tiket pertandingan dan membeli aksesoris yang ada
hubungannya dengan psim yogyakarta. Salah satu bentuk fanatik subjek yang
negatif adalah subjek mencemooh dan mencela suporter lain, subjek bertindak
anarkis jika hasil tidak sesuai dengan keinginan dan subjek terlibat bentrokan
dengan suporter lain atau dengan suporter sendiri.
Banyak faktor yang mempengaruhi subjek bertindak anarkis dalam
mendukung tim kebanggaannya. Mulai dari perasaan dendam, provokasi dari
pihak ketiga, hasil tidak sesuai dengan harapan dan ada oknum tertentu yang
menginginkan untuk terjadinya bentrokan. Menurut subjek keuntungan yang
didapat bila melakukan bentrokan antar sesama suporter atau beda suporter
adalah emosi yang dipendam oleh subjek bisa tersalurkan atau untuk
sementara bisa hilang.
Pada akhirnya subjek sendiri menginginkan perdamaian disemua suporter
sepak bola indonesia, agar nantinya tidak timbul korban jiwa fisik ataupun
materi demi mendukung tim yang dibanggakannya berlaga.
B. Saran
1. Untuk semua subjek
Semua subjek harus tetap mendukung Psim Yogyakarta dengan
tetap menaati norma yang berlaku dalam masyarakat saat berada dalam
kelompok suporter, agar ketertiban tetap terjaga dan tidak mengganggu
masyarakat. Sebisa mungkin subjek berusaha untuk menjaga ucapan dan
sikap ketika berinteraksi dengan kelompok suporter lain agar tidak
menimbulkan konflik. Apabila tim kesayangannya kalah sebaiknya tidak
melampiaskan kekecewaannya dalam perilaku yang merugikan diri sendiri
maupun orang lain. Subjek sebaiknya belajar bersikap rasional dan tidak
emosional apabila bersama kelompok dalam menyikapi permasalahan
yang muncul. Kekompakan kelompok diarahkan ke hal yang bersifat positif,
seperti menyanyikan yel-yel yang berisi dukungan bagi tim kesayangan
tidak menyanyikan yel-yel yang bersifat rasis. Berusaha untuk dapat
menjalin komunikasi yang baik dengan kelompok lain agar konflik yang ada
dapat segera terselesaikan dan mencegah munculnya konflik yang lain.
Dan yang paling terpenting jangan terlalu menomer satukan sepak bola
dalam kehidupan, jika mempunyai teman yang berbeda kebanggan klub
sepak bola yang disukai janganlah mempunyai perasaan bermusuhan
karena nantinya akan merugikan diri sendiri ataupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA