Anda di halaman 1dari 2

“Riverside Forest: Punk Football di Sudut Kota Bandung”

Dalam dunia modern saat ini, sepakbola menjadi salah satu olahraga yang paling
digemari di dunia. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa pasti tidak asing
dengan hal-hal yang berbau sepakbola. Namun, sekarang sepakbola bukan hanya
menjadi ajang untuk olahraga dan hiburan tetapi terkadang sering juga
dikapitalisasi oleh sebagian orang. Fenomena seperti ini kerap kali dirasakan oleh
sekelompok suporter klub sepakbola yang ada di Indonesia. Salah satunya di
sudut kota Bandung, yaitu Riverside Forest FC. Sebuah klub sepakbola dengan
konsep egaliter yang mengusung ideologi punk football.

Seperti yang dilansir dalam JawaPos.com, Riverside Forest lahir dengan semangat
keegaliteran dan “do it yourself”. Klub yang berideologi punk football ini berdiri
pada Desember 2021 lalu dan dikelola oleh suporternya sendiri yang bernama
Birds Death Brigade (BDB). Konsep punk football ini mereka adopsi dari sub-
kultur sepakbola eropa, seperti FC St.Pauli di Jerman pada 1910. Berawal dari
sebuah keresahan dan sebagai betuk perlawanan terhadap sistem sepakbola
modern, Riverside Forest hadir untuk melawan modernisasi yang menjadikan
sepakbola tidak aman untuk dinikmati serta mengembalikan fungsi sepakbola
yang seutuhnya, yaitu sebagai hiburan.

Riverside Forest FC ini membiarkan semua pihak memiliki hak yang sama dalam
pengelolaan klub, mulai dari manajemen, pemain, sponsor, bahkan suporter.
Apalagi disini BDB dibuat agar para pendukung bersuara secara kritis terhadap
manajemen maupun pemain. Sejak berdirinya klub ini pendanaan selalu diberikan
suporter untuk klub. Mereka tidak ingin sepakbola ditunggangi oleh kepentingan
bisnis para pemilik modal. Alih-alih mensejahterakan klub, para pemilik modal ini
jsutru yang membuat ketidakseimbangan dalam pengelolaan klub.

Pada tahun pertamanya, mereka langsung promosi ke Bandung Premier League.


Sebelumnya mereka berada di kompetisi Bandung Champions League (BCL),
sebuah kompetisi amatir yang berada di Bandung. Namun, fokus utama dari klub
sepakbola ini bukan meraih gelar juara dan prestasi seperti klub-klub pada
umumnya. Mereka memandang bahwa sepakbola merupakan sebuah wadah untuk
menyuarakan dan protes terhadap kebobrokan sistem persepakbolaan yang ada di
Indonesia. Hal itu sudah sangat cukup bagi mereka dan bisa merasakan kepuasan
tersendiri tanpa harus berambisi menjadi juara.

Anda mungkin juga menyukai