Anda di halaman 1dari 114

TEORI, RANCANGAN DAN

APLIKASI SISTEM DIGITAL


DISERTAI SIMULASI DENGAN PROTEUS

Dr. Darwison, S.T., M.T.


Ir. Syukri Yunus, M.Sc.
Darmawan, M.Sc.
Ir. Syarkawi Syamsuddin, MSEE
TEORI, RANCANGAN DAN
APLIKASI SISTEM DIGITAL
DISERTAI SIMULASI DENGAN PROTEUS
Penulis : Dr. Darwison, S.T., M.T.
Ir. Syukri Yunus, M.Sc.
Darmawan, M.Sc.
Ir. Syarkawi Syamsuddin, MSEE
Desain Sampul : Syamsul Hidayat
Tata Letak : Syamsul Hidayat
Ikhsanul Anwar
Suci Ramadhanty
ISBN : 978-623-7763-56-7
Ukuran Buku : 15,5 x 23 cm
Tahun Terbit : 2020
Cetakan : Pertama
Anggota : : Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI)

Dicetak dan diterbitkan oleh :


Andalas University Press
Jl. Situjuh No. 1, Padang 25129
Telp/Faks. : 0751-27066
email : cebitunand@gmail.com

Hak Cipta Pada Penulis © 2020

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebahagian atau seluruh isi buku tanpa izin
tertulis dari penerbit.
KATA PENGANTAR

Buku ini digunakan sebagai penunjang mata kuliah Sistem Digital.


Penekanan utama yang diberikan pada buku ini adalah teori, analisis
dan perancangan aplikasi Sistem Digital dengan menggunakan
perangkat Proteus. Teori meliputi gerbang-gerbang TTL dan CMOS,
antarmuka TTL-CMOS, encoder, decoder, multiplekser, demutiplekser,
counter, register, ADC & DAC melibatkan input sensor & output
motor/display 7-segment serta jam Digital. Untuk merancang aplikasi
sederhana sistem digital harus melibatkan input berupa sensor dan
output berupa motor/display.
Ucapan terima kasih kepada teman sejawat dosen Teknik Elektro
Unand, mahasiswa Sistem Digital Teknik Elektro Unand dan banyak
pihak yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian naskah
buku ini. Akhirnya, segala tanggungjawab akademis dari naskah buku
ini sepenuhnya berada di tangan penulis.

Padang, Agustus 2020

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii


DAFTAR ISI v
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar xi
PETUNJUK BAGI MAHASISWA xv
PETUNJUK BAGI DOSEN xix
Bab I TINJAUAN UMUM 1
1.1 Penjelasan Umum 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Buku Penunjang 2
1.4 Gambaran Umum 2
Bab II SISTEM BILANGAN 5
2.1 Pendahuluan 5
2.2 Macam Bilangan 5
2.3 Konversi Bilangan 6
2.4 Bilangan biner dan hexadecimal yang sering digunakan 8
dalam sistem digital
2.5 Rangkuman 9
2.6 Soal-soal 9
Bab III PROGRAM SIMULASI RANGKAIAN DENGAN 11
PROTEUS
3.1 Pendahuluan 11
3.2 Install Proteus 11
3.3 Simulasi rangkaian Proteus 16
3.4 Menambahkan File Library ke Dalam Proteus 18
3.4.1 Download file library 18
3.4.2 File Library sudah di download 19

v
3.5 Rangkuman 20
3.6 Soal-soal 20
Bab IV GERBANG LOGIKA 21
4.1 Pendahuluan 21
4.2 Inverter 21
4.3 OR 24
4.4 AND 25
4.5 NOR 26
4.6 NAND 27
4.7 XOR 28
4.8 XNOR 29
4.9 Rangkuman 30
4.10 Soal-soal 30
Bab V ALJABAR BOOLEAN DAN PETA KARNOUGH 33
5.1 Pendahuluan 33
5.2 Aljabar Boolean 33
5.3 Peta Karnaugh 37
5.3.1 Metoda Pengelompokan 37
5.3.2 Metode menghapus kelempok berlebihan (Redundant) 39
5.3.3 Metode Rolling 39
5.3.4 Metode “Keadaan tak peduli=X” 40
5.4 Rangkuman 41
5.5 Soal-soal 41
Bab VI SPESIFIKASI IC DAN PENGANTARMUKAAN 45
GERBANG LOGIKA
6.1 Pendahuluan 45
6.2 Tingkat logika dan batas derau 45
6.3 Kemampuan pengendali 47
6.4 Penundaan Penjalaran 48
6.5 Disipasi Daya 49

vi
6.6 Antarmuka 49
6.7 Rangkuman 52
6.8 Soal-soal 52
Bab VII ENCODER DAN DECODER 55
7.1 Pendahuluan 55
7.2 Sistem Digital 55
7.3 Encoder 56
7.4 Decoder 57
7.5 Rangkuman 59
7.6 Soal – Soal 59
Bab VIII MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER 61
8.1 Pendahuluan 61
8.2 Multiplexer 61
8.3 Demultiplexer 63
8.4 Rangkuman 65
8.5 Soal – Soal 65
Bab IX KOMPONEN INPUT - OUTPUT 67
9.1 Pendahuluan 67
9.2 Komponen Input 67
9.2.1 Switch 67
9.2.2 Keypad 69
9.2.3 Mic condeser 69
9.2.4 Sensor 70
9.2.5 Optocoupler 71
9.2.6 Solenoid 72
9.3 Komponen Output 73
9.3.1 Led 73
9.3.2 Lampu 74
9.3.3 Speaker 75
9.3.4 Buzzer 76
vii
9.3.5 Motor 77
9.3.6 Heater 78
9.3.7 Relay 78
9.4 Rangkuman 79
9.5 Soal – Soal 79
Bab X FLIP - FLOP 81
10.1 Pendahuluan 81
10.2 Set Reset Flip Flop(SR FF) 81
10.3 D Flip Flop 83
10.4 JK Flip Flop 84
10.5 Rangkuman 86
10.6 Soal – Soal 86
Daftar Pustaka 89
Indeks 91

viii
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Cara konversi bilangan decimal ke bilangan 6


biner
Tabel 2.2 Cara konversi bilangan decimal ke bilangan 7
octal atau bilangan hexadecimal melalui
bilangan biner
Tabel 2.3 Cara konversi bilangan octal atau bilangan 7
hexadecimal ke bilangan biner
Tabel 2.4 Cara konversi bilangan biner, octal atau 8
hexadecimal ke bilangan decimal
Tabel 2.5 Bilangan biner dan bilangan hexadecimal yang 8
perlu dihafalkan
Tabel 2.6 Cara menghitung cepat kapasitas maksimum 9
dari deretan bit
Tabel 5.1 Hukum persamaan Boolean dan hukum De 33
Morgan
Tabel 5.2 Tabel kebenaran aplikasi hukum kumutatif 34

ix
Daftar Gambar

Gambar 3.1 Contoh untuk nomor dan judul gambar 12


Gambar 3.2 Pilih file LICENCE.lxk 13
Gambar 3.3 Klik Close 13
Gambar 3.4 Klik Next 14
Gambar 3.5 buka folder Crack dan copy folder BIN dan 15
MODELS
Gambar 3.6. Konfirmasi bersifat file 15
Gambar 3.7 konfirmasi bersifat file 16
Gambar 4.1 Inverter (a) Simbol dan (b) table kebenaran 21
Gambar 4.2 Rangkaian simulasi Inverter 22
Gambar 4.3 IC 74HCT04 Hex Inverter (a) paket, (b) Pin-pin 23
IC (c) konfigurasi pin-pin dan (d) Fitur
Gambar 4.4 Simulasi IC 74HCT04 Hex Inverter 24
Gambar 4.5 Simbol gerbang OR dengan input (a) 2 (b) 5 24
dan (c) 12
Gambar 4.6 Rangkaian simulasi aplikasi gerbang OR. 25
Gambar 4.7 Simbol gerbang AND dengan input (a) 2 (b) 4 25
dan (c) 8
Gambar 4.8 Rangkaian simulasi aplikasi gerbang AND 26
Gambar 4.9 Simbol gerbang OR dengan input (a) 2 (b) 5 26
dan (c) 8
Gambar 4.10 Rangkaian simulasi aplikasi gerbang NOR 27
Gambar 4.11 Simbol gerbang NAND dengan input (a) 4 dan 27
(b) 8
Gambar 4.12 Rangkaian simulasi aplikasi gerbang NAND 28
Gambar 4.13 Simbol gerbang XOR dari (a) CMOS dan (b) 28
TTL
Gambar 4.14 Rangkaian simulasi aplikasi gerbang XOR 29
Gambar 4.15 Simbol gerbang XNOR dari CMOS 29

xi
Gambar 4.16 Rangkaian simulasi aplikasi gerbang XNOR 29
Gambar 5.1 Rangkaian aplikasi hukum kumutatif 34
Gambar 5.2. Bentuk gelombang diagram waktu aplikasi 34
hukum kumutatif
Gambar 5.3 Rangkaian aplikasi hukum asosiatif 34
Gambar 5.4 Rangkaian aplikasi hukum distributif 35
Gambar 5.5 Rangkaian aplikasi dari hokum A + 0 = A 35
Gambar 5.6 Rangkaian aplikasi dari hukum Ā . A = 0 35
Gambar 5.7 Rangkaian aplikasi dari hukum A+ 0 = A dan 36
hubungan dualnya A . 1 = A
Gambar 5.8 Rangkaian aplikasi dari hukum De Morgan 36
pertama A.B = A + B
Gambar 5.9 Diagram blok penyederhanaan rangkaian 37
memakai peta karnaugh
Gambar 5.10 Peta karnaugh dengan variable (a) 2, (b) 3 dan 37
(c) 4
Gambar 5.11 Penyederhaan persamaan Y = A.B.C + A.B.C 38
Gambar 5.12 Penyederhaan persamaan Y = A.B.C’.D’ + 38
A.B.C.D’ + A.B.C.D + A.B.C’.D
Gambar 5.13 Metode menghapus kelempok berlebihan 39
(Redundant) (a) belum dihapus(
Y = BC D + ABD + ACD ) dan (b) sudah
dihapus ( Y = BC D + ACD )
Gambar 5.14 Metode “Keadaan tak peduli=X” 40
Gambar 5.15 Metode Kuad 40
Gambar 6.1 Karakteristik tingkat logika IC inverter TTL 46
Gambar 6.2 Karakteristik tingkat logika IC inverter CMOS 46
74HC00
Gambar 6.3 Tingkat logika input TTL menunjukkan batas 47
derau
Gambar 6.4 (a) Profil tegangan dan arus TTL standar dan 48
(b) karakteristik beban input dan aliran output
TTL & CMOS

xii
Gambar 6.5 (a) Bentuk gelombang penundaan penjalaran 49
(b) Grafik penundaan penjalaran untuk IC TTL
dan CMOS
Gambar 6.6 Saklar rangkaian antarmuka sederhana (a) 50
akan menurunkan input inverter TTL ke logika
0, (b) merupakan penyempurnaan rangkaian
input saklar pada gambar 6.5(a) dan (c) Saklar
input aktif tinggi
Gambar 6.7 Saklar rangkaian antarmuka sederhana (a) 50
input aktif rendah(saklar ‘on’) dan (b) input
aktif rendah(saklar ‘off’)
Gambar 6.8 Rangkaian antarmuka CMOS dengan led (a) 50
aktif tinggi dan (b) aktif rendah
Gambar 6.9 Rangkaian antarmuka TTL dengan buzzer 51
menggunakan driver transistor
Gambar 6.10 Antarmuka TTL-CMOS menggunakan R 51
pendorong 1k Ohm
Gambar 6.11 Antarmuka TTL-CMOS menggunakan buffer 52
TTL kolektor terbuka
Gambar 7.1 Diagram blok sistem digital sederhana 55
Gambar 7.2. Simbol encoder 56
Gambar 7.3 Encoder decimal ke BCD (a) simbol, (b) 56
rangkaian ekivalennya dan (c) table kebenaran
Gambar 7.4 Rangkaian simulasi aplikasi encoder 74147 57
Gambar 7.5 Simbol decoder 57
Gambar 7.6 Decoder biner ke decimal(0 ÷ 7) (a) simbol, (b) 58
rangkaian ekivalennya dan (c) table kebenaran
Gambar 7.7 Rangkaian simulasi aplikasi Decoder 74247 58
Gambar 7.8 Rangkaian simulasi aplikasi Encoder(74LS147) 59
– Decoder(4511)
Gambar 8.1 Multiplexer (a). simbol dan (b) rangkaian 62
ekivalen mux 4 ke-1 dengan menyalurkan data
D1
Gambar 8.2 Rangkaian simulasi aplikasi multiplexer 74151 62

xiii
Gambar 8.3 Demultiplexer (a). simbol dan (b) rangkaian 63
ekivalen demux 1 ke-4 dengan menyalurkan
data input ke output Q2
Gambar 8.4 Rangkaian simulasi aplikasi demultiplexer 64
74154
Gambar 8.5 Rangkaian simulasi aplikasi mux-demux 64
74HC4052
Gambar 10.1 Simbol FF 81
Gambar 10.2 SR FF (a) simbol, (b) rangkaian ekivalennya 82
dan (c) tabel kebenaran
Gambar 10.3 Rangkaian simulasi aplikasi SR FF memakai IC 82
TTL 74HC279
Gambar 10.4 SR FF berdetak (a) simbol, (b) rangkaian 83
ekivalennya dan (c) tabel kebenaran
Gambar 10.5 D FF (a) simbol, (b) rangkaian ekivalennya dan 83
(c) tabel kebenaran
Gambar 10.6 Rangkaian simulasi aplikasi D FF memakai IC 84
CMOS 4013
Gambar 10.7 JK FF (a) simbol, (b) rangkaian ekivalennya dan 84
(c) tabel kebenaran
Gambar 10.8 Rangkaian simulasi aplikasi JK FF memakai IC 85
TTL 7476
Gambar 10.9 Rangkaian simulasi aplikasi Master-Slave JK FF 85
memakai IC TTL 7476

xiv
PETUNJUK BAGI MAHASISWA

Mata Kuliah : Sistem Digital


Kode Mata Kuliah : TE 2214
Waktu (jumlah pertemuan) : 150 menit(16 kali)

PERSIAPAN
• Petunjuk tentang tatap muka:
1. Setiap mahasiswa harus membawa computer yang sudah
terinstall proteus sebagai software simulasi rangkaian.
2. Membuat blog pribadi memakai blogspot sesuai tampilan
menu website labor ELDI jurusan teknik Elektro untuk
presentasi tugas dan alat(berupa simulasi).
3. Mendaftar ilearn unand untuk matakuliah sistem digital.
4. Sebelum masuk ke materi baru, mahasiswa harus membaca
bahan ajar(referensi) matakuliah sistem digital dan menjawab
soal yang ada di ilearn unand sebagai bukti mahasiswa sudah
membaca dan memcoba memahami materinya.
5. Toleransi keterlambatan 10 menit.
6. Absen >25% maka otomatis mahasiswa mendapat nilai E.
• Petunjuk tentang latihan
1. Mahasiswa harus memcoba di rumah terlebih dahulu
untuk rangkaian simulasi untuk setiap rangkaian yang akan
dipelajari hari tersebut.
2. Saat kuliah, mahasiswa diberi waktu untuk mensimulasikan
rangkaian yang ditentukan dosen dalam waktu 10 menit.
Bagi yang siap duluan maka diberi kesempatan untuk
mempresentasikan rangkaian simulasinya dan apabila bisa
menjawab pertanyaan teman dan dosen maka akan diberi
nilai keaktifan A untuk latihan tersebut jika tidak maka diberi
nilai C untuk hanya presentasinya.
3. Bagi mahasiswa yang bertanya dan membantu menjawab
maka diberi nilai keaktifan juga. Nilai keaktifan akan dicatat
per presentasi.

xv
4. Hal serupa dilakukan juga untuk Quiz.
• Petunjuk tentang bertanya, berdiskusi dan lain-lain
1. Mahasiswa diberi kesempatan bertanya tetapi bukan
meminta mengulang materi yang telah disampaikan karena
akan dianggap mahasiswa tidak membaca terlebih dahulu.
Jadi focus pada bagian yang menjadi pertanyaan. Bagi yang
bertanya diberi nilai keaktifan satu per pertanyaan dan
bagi yang bisa menjawab diberi nilai keaktifan dua kali per
pertanyaan.
2. Dan sebaliknya mahasiswa siap-siap untuk ditanya apabila
tidak ada mahasiswa bertanya saat dosen menawarkan
mahasiswa untuk bertanya terutama sekali mahasiswa yang
duduk di paling belakang. Dengan asumsi dosen, mahasiswa
yang duduk di belakang kurang memperhatihan materi
yang sedang disampaikan. Bagi mahasiswa yang tidak bisa
menjawab maka diberi pengurangan nilai.
3. Selain itu dosen menilai mahasiswa dalam hal kompetensi
softskill baik intrapersonal skill maupun interpersonal skill
dan nilai-nilai dasar mahasiswa. Dosen mencatat hal tersebut
setiap saat untuk setiap pertemuan sebagai nilai tambah bagi
mahasiswa.

PENILAIAN
• Petunjuk dalam mengikuti tes
1. Mahasiswa mengikuti tes secara online dari ilearn unand
melalui computer masing-masing.
2. Mahasiswa dapat menjawab soal yang lebih mudah terlebih
dahulu.
3. Dan apabila mahasiswa sudah menjawab semua soal maka
sistem ilearn unand akan memberikan nilai dan jawaban
yang benar.
• Petunjuk dalam penilaian hasil belajar, kerja, tugas, laporan dan
lain-lain
1. Setiap pertemuan, mahasiswa selalu dipantau oleh dosen dan
dosen selalu memberikan nilai bagi yang aktif dan mengurangi
nilai bagi yang tidak aktif(yang ditanya dosen saat itu).

xvi
2. Setiap hasil belajar dan kerja mahasiswa dalam bentuk saat
proses belajar maupun berupa latihan, quiz, tugas per minggu,
tugas kelompok maupun tugas uts/uas(sebagai menambah
nilai uts/uas dalam bentuk rangkaian yang disimulasikan dan
buat laporan serta ditampilkan di blog pribadi mahasiswa)
akan diberi nilai sesuai bobot penilaian masing-masing.
Mahasiswa dapat melihat perkembangan nilainya di ilearn
unand dan dosen akan menerima protes nilai dari mahasiswa jika
mahasiswa dapat membuktikannya.

xvii
PETUNJUK BAGI DOSEN

Mata Kuliah : Sistem Digital


Kode Mata Kuliah : TE 2214
Waktu (jumlah pertemuan) : 150 menit(16 kali)

PERSIAPAN
• Petunjuk tentang cara mempersiapkan bahan ajar
1. Dosen mendaftarkan matakuliah sistem digital melalui admin
di ilearn unand.
2. Dosen mendaftarkan mahasiswa sistem digital di ilearn
unand sesuai terdaftar di portal unand.
3. Dosen meng-upload bahan ajar, referensi, panduan blog,
panduan proteus dan RPS serta kontrak perkuliahan ke ilearn
unand.
4. Dosen meng-upload soal latihan, quiz dan tugas mingguan
maupun kelompok ke ilearn unand.
5. Dosen membuat program untuk syarat perkuliahan, latihan,
quiz dan tugas serta uts & uas. Seperti, mahasiswa harus
membaca dan menjawab soal-soal terlebih dahulu supaya
terhindar dari sangsi dosen berupa pengurangan nilai akibat
tercatat di ilearn unand mahasiswa tertentu belum membaca
dan menjawab soal sebelum membaca materi berikutnya.
• Petunjuk tentang penggunaan media, alat, bahan bacaan dan lain-
lain
1. Dosen dapat terlebih dahulu mempelajari panduan ilearn
unand, blog, dan software proteus supaya memudahkan saat
pelaksanaan perkuliahan.
2. Panduan ilarn unand, blog dan software proteus dapat di
download dari ilearn unand.
3. Dosen dapat mendownload bahan ajar dan referensi dari
ilearn unand.

xix
PELAKSANAAN
• Petunjuk cara memberikan penjelasan/informasi kepada mahasiswa
1. Dosen mengharuskan mahasiswa untuk mendownload dan
mempelajari panduan ilearn unand, blog, proteus, referensi,
RPS dan kontrak perkuliahan.
2. Setiap informasi dari dosen selalu disampaikan lewat ilearn
unand dan group wa kelas sistem digital mahasiswa.
• Petunjuk tentang memberikan latihan dan tugas
1. Dosen memberikan latihan dan tugas selalu lewat ilearn
unand yang mana mahasiswa akan dapat membuka latihan
dan tugas tersebut sesuai syarat(mahasiswa harus membaca
dan menjawab soal materi tertentu sebelum membaca materi
dan soal berikutnya), jadwal di RPS dan kontrak perkuliahan.
2. Penilaian latihan dan tugas selalu diinputkan setelah
dilaksanakan dengan rentang waktu sehari sebelum
perkuliahan minggu berikutnya.
• Petunjuk tentang memberikan umpan balik
1. Dosen selalu memberikan waktu di awal perkuliahan bagi
mahasiswa yang ingin bertanya tentang materi yang sudah
dibahas minggu sebelumnya.

PENILAIAN
• Petunjuk dalam memberikan tes
1. Soal tes, baik berupa latihan, quiz, uts maupun uas
berdasarkan bank soal yang sudah di-upload dosen ke ilearn
unand sebelum semester berjalan.
2. Model tes dapat divariasikan sesuai keinginan dosen seperti
soal dapat berupa jawaban pilihan, mengisi dan lain-lain.
• Petunjuk dalam penilaian hasil belajar
1. Dosen dapat menambahkan nilai mahasiswa berdasarkan
kompetensi softskill baik intrapersonal skill maupun
interpersonal skill dan nilai-nilai dasar mahasiswa.
• Petunjuk dalam penilaian hasil kerja, tugas, laporan dan lain-lain.
1. Dosen dalam memberikan penilaian hasil kerja, tugas dan
laporan berdasarkan kontrak perkuliahan.

xx
BAB I
TINJAUAN UMUM

1.1 Penjelasan Umum


Sistem Digital merupakan salah satu bidang ilmu teknik yang
perkembangannya begitu pesat terutama dengan dikembangkannya
penggunaan komputer digital sebagai suatu sarana simulasi rangkaian.
Bidang penerapannya antara lain untuk aplikasi sederhana peralatan
listrik/elektronik rumah tangga, proses industri, komputer, ataupun
pemakaian lainnya. Pelajaran ini umumnya diberikan di tingkat satu
atau dua karena pemahaman konsepsinya hanya sederhana sedangkan
ilmu-ilmu penunjangnya bergantung pada jenis pemakaiannya
seperti mesin-mesin, rangkaian listrik, fluida, perpindahan panas
dan lain-lain. Adapun tujuan penulisan buku ini untuk memberikan
pengetahuan tentang perancangan aplikasi sistem digital dengan
memakai komponen yang ada dipasaran melalui program simulasi
Proteus. Penyajian dalam buku ini dibuat sedemikian rupa agar mudah
dipahami yang dimulai dari dasar-dasar gerbang logika sampai ADDA
konverter beserta aplikasi sederhananya seperti jam digital dan
kontrol suhu ruangan.

1.2 Tujuan
Setelah membaca dan mempelajari buku ini diharapkan
a. Pembaca dapat memahami perancangan, analisa dan
simulasikan simbol-simbol serta membuat aplikasi
sederhana sistem digital dengan melibatkan komponen input
dan output.
b. Pembaca dapat memahami perancangan dan analisa serta
simulasikan sistem digital untuk aplikasi sederhana jam
digital.
c. Pembaca dapat melakukan perancangan, analisa dan
simulasikan sistem digital untuk aplikasi sederhana kontrol
suhu ruangan serta aplikasi-aplikasi sederhana lainnya.

1
1.3 Buku Penunjang
Adapun buku penunjang yang bisa digunakan adalah
a. Maini, A. K. (2007). Digital Electronics: Principles, Devices
and Applications. England: John Wiley & Sons, Ltd.
b. Digital systems : principles and applications / Ronald J. Tocci,
Neal S. Widmer, Gregory L. Moss.—10th ed., Prentice Hall,
Ohio.

1.4 Gambaran Umum


Buku ini terdiri dari dua jilid dengan total 16 Bab. Antara satu bab
dengan bab lain merupakan satu kesatuan rangkaian pembahasan
yang utuh.
Jilid 1
Bab I membahas tentang buku ini secara umum.
Beberapa informasi dalam bab I ini akan membuat pembaca
mengerti tujuan dari penulisan buku ini.
Bab II membicarakan tentang dasar – dasar sistem
bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Materi yang
dibahas meliputi sistem bilangan biner, octal, decimal dan
hexadecimal. Untuk sistem bilangan biner yang dibahas
meliputi konversi dari dan ke bilangan decimal dan
hexadecimal.
Bab III menjelaskan tentang program simulasi Proteus.
Dengan Proteus membantu sekali dalam memahami dan
menguji sistem digital. Proteus dapat dipakai untuk menguji
komponen dasar gerbang logika termasuk komponen
elektronika dan sampai dapat menguji sistem digital seperti
mikrokprosesor dan mikrokontroller.
Bab IV mengenalkan tentang gerbang logika dasar
seperti gerbang AND, OR dan lain-lain. Setiap gerbang
dijelaskan melalui tabel kebenaran dan datasheetnya. Dengan
mengenali tabel kebenaran maka dapat mengartikan prinsip
kerja dari simbol gerbang logika.
Bab V menguraikan tentang Aljabar Bolean dan
Peta Karnough. Untuk persoalan suatu rangkaian logika
maka dapat diseselsaikan dan disederhanakan dengan
menggunakan aljabar Boolean dan peta karnaugh. Semua
2
aljabar Boolean harus dipahami dan ada beberapa rumus
aljabar Boolean yang harus dihapalkan supaya mempercepat
penyelesaian persoalan suatu rangkaian.
Bab VI diawali dengan spesifikasi IC TTL dan CMOS. Hal
utama yang harus diperhatikan yaitu Fan-in dan Fan-out IC
TTL dan CMOS berdasarkan kemampuan arus saat berlogika
0 dan berlogika 1. Selanjutnya membahas tentang antarmuka
TTL dengan CMOS dan sebaliknya agar supaya antarmuka TTL
dengan CMOS bekerja pada tegangan suplai yang berbeda.
Bab VII membahas tentang encoder dan decoder.
Encoder digunakan untuk menyandikan suatu input decimal
dari tombol atau keypad sedangkan decoder mengembalikan
sandi input decimal dari tombol tersebut tetapi dalam bentuk
tampilan di display ke 7-segment.
Bab VIII membicarakan tentang multipleser dan
demultiplekser yang berfungsi hampir sama dengan
encoder dan decoder. Pada multipleser dan demultiplekser
dikhususkan dalam menyalurkan data yang terpilih melalui
input select.
Bab IX mendiskusikan tentang komponen pendukung
input - output untuk suatu aplikasi sistem digital. Adapun
kmponen input seperti switch, tombol, keypad, sensor dan
lain-lain. Sedangkan untuk komponen output seperti led,
lampu, 7-segment, motor, relay dan lain-lain.
Bab X mendiskusikan tentang Flip-Flop yang merupakan
komponen dasar untuk membuat counter, shift register, dan
digunakan dalam proses aritmetik.
Jilid 2
Bab XI mendiskusikan tentang Counter yang dapat
membuat pewaktu naik atau turun.
Bab XII mendiskusikan tentang shift register digunakan
untuk menggeser data untuk suatu tampilan atau untuk
tujuan proses aritmetik tertentu .
Bab XIII mendiskusikan tentang proses aritmetik
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Bab XIV membahas tentang perancangan dan analisa
jam digital dengan menggunakan komponen TTL maupun
CMOS. Komponen CMOS digunakan untuk tampilan jam
3
digital yang memakai led besar atau lampu berdaya kecil.
Bab XV diawali dengan Digital to Analog Converter(DAC)
dengan memakai komponen gerbang logika dasar dan IC
DAC. Dengan perluasan komponen DAC dibuat komponen
ADC 8-bit dan mengenal spesifikasi komponen ADC.
Bab XVI membahas tentang perancangan dan analisa
aplikasi sederhana sitem digital dengan melibatkan
komponen input-output. Aplikasi sederhana dapat berupa
kontrol pengisian air di tank air, kontrol pemberian pakan
ikan dan lain-lain.
Bab XVII membahas tentang perancangan dan analisa
projek khusus yang merupakan pengembangan dari aplikasi
sederhana sistem digital seperti jadwal sholat, running text,
kontrol suhu ruangan dan lain-lain..

4
BAB II
SISTEM BILANGAN

Deskripsi. Bagian ini membahas sistem bilangan, konversi bilangan


dan bilangan biner & hexadecimal yang sering digunakan dalam sistem
digital. Untuk bab counter, register, proses aritmetik dan sistem digital
umumnya banyak memakai sistem bilangan biner dan hexadecimal.
Objektif. Pembaca diharapkan dapat memahami konversi
bilangan dan bilangan biner & hexadecimal yang sering digunakan
dalam sistem digital.

2.1 Pendahuluan
Pada bagian ini dibahas tentang sistem bilangan decimal, biner, octal
dan hexadecimal serta memfokuskan pada konversi antar sistem
bilangan. Ada beberapa cara untuk mengkonversi antar sistem
bilangan tersebut diantaranya dijelaskan secara sederhana di bab
ini. Pembahasan dimulai dari konversi bilangan decimal ke bilangan
biner. Selanjutnya, konversi bilangan decimal ke bilangan octal dan
ke bilangan hexadecimal dipakai hasil konversi bilangan decimal ke
bilangan biner menjadi bilangan biner konversi ke bilangan octal
dan ke bilangan hexadecimal. Dibahas juga tentang bilangan biner
dan hexadecimal yang sering digunakan dalam sistem digital serta
menghitung secara cepat kapasitas maksimum suatu bilangan biner
dan bilangan hexadecimal ke dalam decimal.

2.2 Macam Bilangan


Ada beberapa sistem bilangan yang sering digunakan, yaitu:
• Desimal dengan sepuluh simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
dan 9
• Biner dengan dua simbol yaitu 0 dan 1
• Oktal dengan delapan simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7
• Hexadesimal dengan enam belas simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F

5
2.3 Konversi Bilangan
Dalam mengkonversi bilangan dimulai dari bilangan Desimal yang
sering digunakan maka untuk keperluan tertentu seperti pengolahan
data dapat dikonversi ke bilangan biner, octal maupun hexadecimal
dan sebaliknya.
Contoh 2.1:
Konversikanlah bilangan 345 desimal ke bilangan biner, octal
dan hexadecimal serta sebaliknya.
Jawab:
Pertama-tama dikonversikan ke bilangan biner dengan cara
membagi habis 345 desimal dengan bilangan 2 seperti tabel
2.1.
Tabel 2.1. Cara konversi bilangan decimal ke bilangan biner

Untuk konversi 345 desimal menjadi bilangan octal yaitu


dengan cara mengelompokkan hasil konversi bilangan biner per
3 bit mulai dari kanan dan bilangan hexadecimal yaitu dengan cara
mengelompokkan hasil konversi bilangan biner per 4 bit mulai dari
kanan seperti tabel 2.2.

6
Tabel 2.2. Cara konversi bilangan decimal ke bilangan octal atau
bilangan hexadecimal melalui bilangan biner

sebaliknya, konversi bilangan octal atau bilangan hexadecimal


ke biner seperti tabel 2.3.
Tabel 2.3. Cara konversi bilangan octal atau bilangan hexadecimal ke
bilangan biner

7
Sedangkan konversi bilangan biner, octal ataupun hexadecimal
ke bilangan decimal seperti tabel 2.4.
Tabel 2.4. Cara konversi bilangan biner, octal atau hexadecimal ke
bilangan decimal

2.4 Bilangan biner dan hexadecimal yang sering digunakan dalam


sistem digital
Adapun bilangan biner dan hexadecimal yang perlu dihafalkan(yang
ditandai berwarna kuning) agar dapat menyelesaian suatu persoalan
sistem digital seperti table 2.5.
Tabel 2.5. Bilangan biner dan bilangan hexadecimal yang perlu
dihafalkan

8
Dalam persoalan sistem digital sering dihadapkan pada bilangan biner
yang terdiri dari deretan bit yang banyak atau deretan bilangan hexadecimal
yang banyak. Dalam hal ini sering dipertanyakan berapa kapasitas maksimum
dari deretan sekian bit atau sekian hexadecimal seperti tabel 2.6.
Tabel 2.6. Cara menghitung cepat kapasitas maksimum dari deretan bit

2.5 Rangkuman
Membuat konversi suatu bilangan ke bilangan lain dapat dengan
cepat dilakukan apabila bilangan sudah dalam satuan biner. Bilangan
biner dengan cepat dikonversikan ke bilangan octal dan hexadecimal
melalui pengelompokan bilangan biner dari kanan ke kiri. Ada besaran
hexadecimal yang perlu dihapalkan seperti nilai hexadecimal dari
decimal 10, 11, 12 sampai dengan 15. Selain itu juga perlu mengetahui
cara menghitung kapasitas maksimum secara cepat dari suatu deretan
biner dan deretan hexadecimal.

2.6 Soal-soal
Soal 2.1 : Konversikanlah 3047 D ke biner, oktal dan hexadecimal.
Soal 2.2 : Konversikanlah 101110100010 B ke decimal, oktal dan
hexadecimal.
Soal 2.3 : Konversikanlah 4205 O ke decimal, biner dan hexadecimal.
Soal 2.4 : Konversikanlah 4A8E H ke decimal, biner dan oktal.
Soal 2.5 : Berapa kapasitas maksimum dari
11111111111111111111111111.
9
BAB III
PROGRAM SIMULASI RANGKAIAN
DENGAN PROTEUS

Deskripsi. Bagian ini membahas program simulasi rangkaian dengan


Proteus. Untuk bab selanjutnya, setiap rangkaian yang ada di buku
akan disajikan dalam program simulasi Proteus.
Objektif. Pembaca diharapkan dapat memahami pemakaian program
simulasi dan merancang rangkaian simulasi dengan perangkat lunak
Proteus.

3.1 Pendahuluan
Pada bagian ini dibahas tentang program simulasi menggunakan
program Proteus. Pembahasan dimulai dari install program proteus,
membuat rangkaian sistem digital sederhana dengan komponen
input-output(I/O) sederhana sampai menggunakan komponen I/O
yang banyak dipakai di pasaran. Agar dapat menghasilkan rangkaian
simulasi cepat jalan maka dapat dilakukan dengan cara, antara
lain; selalu menggunakan datasheets komponen digital, logicstate,
logicprobe, properti generators, probes, instrument dan meng-
update(versi proteus) serta menambah library komponen.

3.2 Install Proteus


Sebelum memakai program Proteus dalam merancang suatu rangkaian
maka perlu dilakukan install program Proteus dengan langkah-langkah
seperti berikut:
1. Klik file setup.exe kemudian klik Next seperti gambar 3.1.

11
Gambar 3.1. Tampilan klik file setup.exe
2. Langkah-langkah selanjutnya sama seperti meng-install
suatu program yaitu:
• Centang I accept the terms of this agreement, lalu Next.
• Pilih Use a locally installed lisen key, lalu Next.
• Jika ada pesan ”Product License key” klik saja Next.
3. Klik Browse for Key File, lalu pilih folder Proteus 8, buka folder
Crack, pilih file LICENCE.lxk lalu klik Open.
4. Klik Istall lalu klik Yes seperti gambar 3.2.

(a)

12
(b)
Gambar 3.2. Pilih file LICENCE.lxk
5. Klik Close, seperti gambar 3.3.

Gambar 3.3. Klik Close

13
6. Centang semua tampilan dan klik Next seperti gambar 3.4

Gambar 3.4. Klik Next


7. Klik pilihan Typical lalu tunggu Installation Progress selesai
8. Jika sudah selesai Program instal maka pilih Close(jangan
pilih Run Proteus 8 Professional) untuk penggunaan crack
terlebih dahulu.
9. Buka folder Proteus 8, buka folder Crack dan copy folder
BIN dan MODELS lalu paste-kan ke lokasi C:\Program Files\
Labcenter Electronics\Proteus 8 Professional(tempat anda
melakukan install proteus). Pada folder ini, pastikan folder
BIN lama akan ditimpa seperti gambar 3.5.

(a)

14
(b)
Gambar 3.5. buka folder Crack dan copy folder BIN dan MODELS
10. Jika ada konfirmasi bersifat file maka anda Ceklis terlebih
dahulu lalu di pilih Copy And Replace dan klik Continue
seperti gambar 3.6.

Gambar 3.6. konfirmasi bersifat file


Selesai install Proteus, cara yang hampir sama untuk install
Proteus dengan versi yang lebih tinggi. Sebaiknya install Proteus
terbaru(versi 8.9) karena disamping sudah semakin banyak library-
nya dan dapat menggunakan rancangan menggunakan visual designer
untuk pemrograman mikroprosesor maupun mikrokontroler-nya.

15
3.3 Simulasi rangkaian Proteus
Untuk memulai membuat rangkaian baru di Proteus maka Lakukan
langkah-langkah berikut:
• Klik Icon aplikasi(ShortCut) Proteus lalu akan muncul
tampilan seperti gambar 3.7.

Gambar 3.7. Tampilan awal Proteus versi 8.9


• Pilih New Project lalu Next beberapa kali
maka muncul tampilan schematic Capture seperti gambar 3.8
berikut:

Gambar 3.8. Tampilan schematic Capture


Untuk mengambil/mencari komponen maka klik huruf P lalu
tulis keywords atau Category-nya. Pilih jenis komponen yang diinginkan
sesuai simbol yang tampil disebelah kanan atas lalu klik dan klik
lagi untuk menempatkan komponen sesuai posisi yang diinginkan
Untuk permulaan, pilihlah komponen dengan library ‘active’ sehingga
memudahkan dalam mensimulasikan rangkaian seperti gambar 3.9.

16
Gambar 3.9. Tampilan komponen yang akan dipilih
Adapun komponen yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian
aplikasi penghitung jumlah pengunjung di perpustakaan seperti
gambar 3.10.

Gambar 3.10. Tampilan daftar komponen yang sudah dipilih


Lalu komponen-komponen tersebut disusun kembali sedemikian
rupa dimana komponen input di sebelah kiri dan komponen output
di sebelah kanan. Lakukan pengurutan komponen sesuai aliran dan
logika aplikasi dari input sampai output. Ada beberapa hal yang harus

17
diperhatikan dalam mencoba mensimulasikan rangkaian, antara lain:
• Tegangan operasi relay harus sesuai suplai yang diinputkan
ke relay.
• Setiap led harus diserikan dengan sebuah R (biasanya 220
Ohm) untuk membatasi arus yang lewat ke led supaya led
tidak melebihi arus operasinya.
• Tambahkan buffer atau inverter selain memperkuat kondisi
logika output juga untuk memenuhi kebituhan logika sebelum
masuk ke komponen lain.
• Hal lain yang dirasa perlu, seperti jika pada rangkaian aplikasi
ini ketika orang sudah menyentuh tombol masuk maka pintu
akan terbuka (motor berjalan) sampai beberapa saat. Hal ini
dapat dilakukan dengan memilih motor DC tipe ‘inertia and
loading’.
Jika rangkaian simulasi sudah jalan sesuai yang diinginkan
seperti gambar 3.11 maka komponen dengan library ‘active’ dapat
diganti dengan komponen yang sebenarnya sesuai seri atau tipenya.

Gambar 3.11. Tampilan simulasi rangkaian aplikasi

3.4 Menambahkan File Library ke Dalam Proteus


3.4.1 Download file library
Untuk download file library proteus dari suatu perusahaan dapat
dilakukan dengan mengikuti aturan perusahaan masing-masing
berdasarkan panduan dari website-nya. Berikut beberapa video untuk
men-download file library, yaitu:

18
1. Proteus Library Part Import from SnapEDA: https://www.
youtube.com/watch?v=ScqClKHgu94
2. Proteus Library Part Import from Samacsys Library Loader:
https://www.youtube.com/watch?v=kqMXJUAQBik
3.4.2 File Library sudah di download
a. Extract file library proteus yang sudah di download dan buka
foldernya sehingga tampilannya seperti gambar 3.12.

Gambar 3.12. Tampilan hasil extraxt file lirary


b. Pindahkan file library hasil extract (*.IDX dan *.LIB) ke folder
library: C>ProgramData>Labcenter Electronics>Proteus 8
Professional>Library seperti gambar 3.10.

Gambar 3.13. Tampilan folder Library

19
c. Kembali ke tampilan schematic Capture jika komponen
dengan library yang sudah ditambahkan tersebut dapat
dipanggil pakai keyword maka proses penambahan library
sudah berhasil.

3.5 Rangkuman
Membuat rancangan suatu rangkaian aplikasi dapat dilakukan terlebih
dahulu melalui program simulasi proteus sebelum dibuat secara
hardware-nya. Simulasi rangkaian lewat proteus perlu dilakukan untuk
mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi (seperti menentukan
komponen yang sesuai dengan kebutuhan) apabila dibuat langsung
secara hardware. Selain itu dapat menghemat waktu dalam memilih
komponen yang sesuai untuk suatu rangkaian aplikasi. Hal-hal yang
bisa dilakukan pada program simulasi proteus antara lain: dapat
memilih komponen tertentu melalui menu pick devices dengan cara
mengetikkan keywords saja; menggunakan komponen aktif seperti
komponen potensiometer, sensor dan lain-lain; memperbaharui
komponen dengan update library jika ada komponen baru melalui
website-nya; menggunakan instrument, probes, generators, komponen
simulasi I/O dan lain sebagainya.

3.6 Soal-soal
Soal 3.1: Buatlah contoh rangkaian simulasi sederhana menggunakan
gerbang logika dasar melibatkan input logicstate dan output
logicprobe.
Soal 3.2: Buatlah contoh rangkaian simulasi antarmuka sederhana
menggunakan gerbang logika dasar melibatkan komponen
input(switch)-output(led).
Soal 3.3: Buatlah contoh rangkaian simulasi sederhana menggunakan
IC FF melibatkan komponen input-output(7-segment).
Soal 3.4: Buatlah contoh rangkaian simulasi sederhana menggunakan
IC Encoder dan decoder melibatkan komponen input-
output.
Soal 3.5: Buatlah contoh rangkaian simulasi sederhana menggunakan
IC multiplexer dan demultiplexer melibatkan komponen
input-output.

20
BAB IV
GERBANG LOGIKA

Deskripsi. Bagian ini membahas gerbang logika berdasarkan simbol,


datasheets dan tabel kebenaran dari seri-seri IC-nya yang sering
digunakan dalam sistem digital. Untuk bab selanjutnya, gerbang
logika banyak dilibatkan dalam rangkaian ekivalen seri IC-nya mulai
dari Flip-Flop sampai sistem digital sederhana dan juga sebagai
komponen pelengkap dalam merancang suatu aplikasi sederhana
dengan komponen I/O.
Objektif. Pembaca diharapkan dapat memahami gerbang logika
berdasarkan datasheets, merancang dan mensimulasikan suatu
rangkaian aplikasinya.

4.1 Pendahuluan
Pada bagian ini dibahas tentang gerbang dasar logika dan contoh
rangkaian simulasi dengan proteus. Pembahasan dimulai dari simbol,
table kebenaran, paket, pin-pin IC, konfigurasi pin-pin dan Fitur untuk
gerbang logika inverter sampai gerbang logika XNOR. Setiap gerbang
logika akan disertai contoh rangkaian simulasi memakai komponen
I/O serta pengendali(driver)nya.

4.2 Inverter
Inverter atau pembalik(NOT) adalah suatu gerbang yang bertujuan
untuk menghasilkan logika output kebalikan dari logika input. Adapun
simbol dan tabel kebenaran gerbang Inverter seperti gambar 4.1.

(a) (b)
Gambar 4.1. Inverter (a) Simbol dan (b) table kebenaran

21
Contoh 4.1: Buatlah contoh cara menggunakan gerbang inverter.
Jawab:
Rangkaian simulasi gerbang inverter seperti gambar 4.2

Gambar 4.2. Rangkaian simulasi Inverter


Ada berbagai macam IC(Integrated Circuit) inverter diantaranya
IC 74HCT04 dengan datasheet seperti ditunjukkan pada gambar 4.3.

(a) (b)

(c)

22
(d)
Gambar 4.3. IC 74HCT04 Hex Inverter (a) paket, (b) Pin-pin IC (c)
konfigurasi pin-pin dan (d) Fitur
Ekivalen IC 74HCT04 adalah 74HC04 dan alternatif gerbang logika
IC inverter adalah 74HCT00, 74HCT02, 74HCT04, 74HCT08, 74HCT32,
74HCT86
Contoh 4.2: Sebutkanlah seri-seri IC inverter yang lain.
Jawab:
- CMOS: 40106, 4069, 4584,
- TTL: 7404, 7406, 7414, 74LS05, 74AS04, 74F04
Contoh 4.3: Buatlah cara menggunakan 74HCT04 Hex Inverter
Jawab:
Pin-pin IC ini kompatibel dengan TTL, dengan cukup aktifkan IC dan
berikan sinyal input dan didapatkan output pada pin yang sesuai
seperti gambar 4.4.

23
Gambar 4.4. Simulasi IC 74HCT04 Hex Inverter

4.3 OR
OR adalah suatu gerbang yang bertujuan untuk menghasilkan logika
output berlogika 0 apabila semua inputnya berlogika 0 dan sebaliknya
output berlogika 1 apabila salah satu, sebagian atau semua inputnya
berlogika 1. Adapun simbol beberapa tipe gerbang OR seperti gambar
4.5.

(a) (b) (c)


Gambar 4.5. Simbol gerbang OR dengan input (a) 2 (b) 5 dan (c) 12
Contoh 4.4: Sebutkanlah seri-seri IC OR.
Jawab:
CMOS: 4071, 4072, 4075
TTL: 74ALS32, 74AS32
Contoh 4.5: Buatlah rangkaian aplikasi gerbang OR.

24
Jawab:
Adapun aplikasi gerbang OR dengan input switch SPDT dan output led.
R2 bernilai 220 Ohm diserikan dengan led untuk membatasi arus yang
lewat sesuai spesifikasi led seperti gambar 4.6.

Gambar 4.6. Rangkaian simulasi aplikasi gerbang OR.

4.4 AND
AND adalah suatu gerbang yang bertujuan untuk menghasilkan logika
output berlogika 0 apabila salah satu, sebagian atau semua inputnya
berlogika 0 dan sebaliknya output berlogika 1 apabila semua inputnya
berlogika 1. Adapun simbol beberapa tipe gerbang AND seperti
gambar 4.7.

(a) (b) (c)


Gambar 4.7. Simbol gerbang AND dengan input (a) 2 (b) 4 dan (c) 8
Contoh 4.4: Sebutkanlah seri-seri IC AND.
Jawab:
CMOS: 4073, 4081, 4082
TTL: 7408, 74HC11
Rangkaian aplikasi gerbang AND dengan input switch pushbottom dan
output led seperti gambar 4.8.

25
Gambar 4.8. Rangkaian simulasi aplikasi gerbang AND

4.5 NOR
NOR adalah suatu gerbang yang bertujuan untuk menghasilkan logika
output berlogika 0 apabila salah satu, sebagian atau semua inputnya
berlogika 1 dan sebaliknya output berlogika 1 apabila semua inputnya
berlogika 0. Adapun simbol beberapa tipe gerbang OR seperti gambar
4.9.

(a) (b) (c)


Gambar 4.9. Simbol gerbang OR dengan input (a) 2 (b) 5 dan (c) 8
Contoh 4.5: Buatlah rangkaian aplikasi gerbang NOR.
Jawab:
Adapun aplikasi gerbang NOR dengan input switch SPDT dan output
led dari driver transistor NPN seperti gambar 4.10.

26
Gambar 4.10. Rangkaian simulasi aplikasi gerbang NOR

4.6 NAND
NAND akan menghasilkan output berlogika 0 apabila semua inputnya
berlogika 1 dan sebaliknya output berlogika 1 apabila salah satu,
sebagian atau semua inputnya berlogika 0. Adapun simbol beberapa
tipe gerbang NAND seperti gambar 4.11.

(a) (c)
Gambar 4.11. Simbol gerbang NAND dengan input (a) 4 dan (b) 8
Rangkaian aplikasi gerbang NAND dengan input switch pushbottom
dan output led dari driver transistor NPN seperti gambar 4.12.

27
Gambar 4.12. Rangkaian simulasi aplikasi gerbang NAND

4.7 XOR
XOR akan menghasilkan output berlogika 0 apabila kedua inputnya
berlogika 1 atau 0 dan sebaliknya output berlogika 1 apabila kedua
inputnya saling berlogika berlawanan. Adapun simbol beberapa tipe
gerbang XOR seperti gambar 4.13.

(a) (c)
Gambar 4.13. Simbol gerbang XOR dari (a) CMOS dan (b) TTL
Rangkaian aplikasi gerbang XOR dengan input switch SPDT dan output
lampu 12V dari driver relay 5V seperti gambar 4.14.

28
Gambar 4.14. Rangkaian simulasi aplikasi gerbang XOR

4.8 XNOR
XNOR akan menghasilkan output berlogika 0 apabila kedua inputnya
saling berlogika berlawanan dan sebaliknya output berlogika 1 apabila
kedua inputnya berlogika 1 atau 0. Adapun simbol gerbang XNOR
seperti gambar 4.15.

Gambar 4.15. Simbol gerbang XNOR dari CMOS


Rangkaian aplikasi gerbang XNOR dengan input switch SPDT dan
output lampu 12V dari driver relay 5V melalui pemicu optocoupler
seperti gambar 4.16.

Gambar 4.16. Rangkaian simulasi aplikasi gerbang XNOR.


29
4.9 Rangkuman
Membuat rangkaian simulasi dengan proteus untuk gerbang logika
dasar mulai dari gerbang inverter sampai gerbang XNOR harus
diketahui dulu table kebenarannya dari datasheets seri IC-nya. Dengan
table kebenaran dari datasheets seri IC tersebut dapat digunakan
sebagai acuan untuk mensimulasikan pin-pin seri IC tersebut dengan
bantuan komponen simulasi I/O diantaranya logicstate sebagai
input dan logicprobe sebagai ouput. Langkah awal dapat dilakukan
dengan simulasi manual dengan memakai komponen simulasi I/O
jika sudah sesuai table kebenaran seri IC tersebut maka komponen
I/O bisa diganti diantaranya input logicstate dengan memakai switch
SPDT(pushbottom) dan output logisprobe dengan led atau output lamp
dapat ditambahkan terlebih dahulu rangkaian pengendali(driver)-nya
seperti Transistor, optocoupler, relay dan lain sebagainya.

4.10 Soal-soal
Soal 4.1 : Buatlah tabel kebenaran gerbang OR.
Soal 4.2 : Buatlah tabel kebenaran gerbang AND.
Soal 4.3 : Buatlah tabel kebenaran gerbang NOR.
Soal 4.4 : Buatlah tabel kebenaran gerbang NAND.
Soal 4.5 : Buatlah tabel kebenaran gerbang XOR.
Soal 4.6 : Buatlah tabel kebenaran gerbang XNOR.
Soal 4.7 : Sebutkanlah seri-seri IC inverter yang lain.
Soal 4.8 : Sebutkanlah seri-seri IC OR yang lain.
Soal 4.9 : Sebutkanlah seri-seri IC AND yang lain.
Soal 4.10 : Sebutkanlah seri-seri IC NOR yang lain.
Soal 4.11 : Sebutkanlah seri-seri IC NAND yang lain.
Soal 4.12 : Sebutkanlah seri-seri IC XOR yang lain.
Soal 4.13 : Sebutkanlah seri-seri IC XNOR yang lain.
Soal 4.14 : Buatkanlah rangkaian simulasi menggunakan IC OR
16 input.
Soal 4.15 : Buatkanlah rangkaian simulasi menggunakan IC AND
4 input.
Soal 4.16 : Buatkanlah rangkaian simulasi menggunakan IC NOR
3 input.
30
Soal 4.17 : Buatkanlah rangkaian simulasi menggunakan IC
NAND 8 input.
Soal 4.18 : Buatkanlah rangkaian simulasi menggunakan IC XOR.
Soal 4.19 : Buatkanlah rangkaian simulasi menggunakan IC
XNOR.
Soal 4.20 : Buatlah rangkaian simulasi aplikasi gerbang AND
dengan memvariasikan input switch SPDT, pushbottom
dengan output led, lamp serta driver(pemicu)-nya.
Soal 4.21 : Buatlah rangkaian simulasi aplikasi gerbang NOR
dengan memvariasikan input switch SPDT, pushbottom
dengan output led, lamp serta driver(pemicu)-nya.
Soal 4.22 : Buatlah rangkaian simulasi aplikasi gerbang NAND
dengan memvariasikan input switch SPDT, pushbottom
dengan output led, lamp serta driver(pemicu)-nya.
Soal 4.23 : Buatlah rangkaian simulasi aplikasi gerbang XOR
dengan memvariasikan input switch SPDT, pushbottom
dengan output led, lamp serta driver(pemicu)-nya.
Soal 4.24 : Buatlah rangkaian simulasi aplikasi gerbang XNOR
dengan memvariasikan input switch SPDT, pushbottom
dengan output led, lamp serta driver(pemicu)-nya.
Soal 4.25 : Buatlah rangkaian simulasi gerbang AND, OR, dan
NOT menggunakan gerbang NAND.

31
BAB V
ALJABAR BOOLEAN DAN PETA KARNOUGH

Deskripsi. Bagian ini membahas penyederhaan persamaan dengan


aljabar Boolean dan peta karnaugh yang sering digunakan dalam
sistem digital. Setiap hukum aljabar Boolean dan metoda peta
karnaugh disimulasikan dalam bentuk rangkaian dengan melibatkan
komponen simulasi I/O untuk membuktikan hukum tersebut.
Objektif. Pembaca diharapkan dapat memahami penyederhaan
persamaan dengan hukum aljabar Boolean dan metoda peta karnaugh
serta membuktikannya melalui rangkaian simulasi dengan proteus.

5.1 Pendahuluan
Pada bagian ini dibahas tentang penyederhaan persamaan atau
rangkaian menggunakan aljabar Boolean termasuk hukum De Morgan
dan peta karnaugh. Pembahasan dimulai dari setiap hukum aljabar
Boolean dan hukum De Morgan disertai contoh rangkaian simulasi.
Dan pada peta karnaugh dibahas beberapa metoda penyederhaan
yang disertai contoh peta karnaugh-nya.

5.2 Aljabar Boolean


Ada beberapa hukum persamaan Boolean dan hukum De Morgan
seperti tabel 5.1.
Tabel 5.1. Hukum persamaan Boolean dan hukum De Morgan

33
Contoh 5.1: Buatlah rangkaian aplikasi, diagram waktu dan tabel
kebenaran dari hukum kumutatif Y = A + B = B + A
Jawab:
Adapun rangkaian simulasi aplikasi hukum kumutatif Y = A + B = B + A
seperti gambar 5.1 dan bentuk gelombang diagram waktunya seperti
gambar 5.2.

Gambar 5.1. Rangkaian aplikasi hukum kumutatif

Gambar 5.2. Bentuk gelombang diagram waktu aplikasi hukum


kumutatif
Tabel 5.2. Tabel kebenaran aplikasi hukum kumutatif

Contoh 5.2: Buatlah rangkaian aplikasi dari hukum asosiatif A . (B .


C) = (A . B) . C
Jawab:
Adapun rangkaian simulasi aplikasi hukum asosiatif A . (B . C) = (A . B)
. C seperti gambar 5.3.

Gambar 5.3. Rangkaian aplikasi hukum asosiatif

34
Contoh 5.3: Buatlah rangkaian aplikasi dari hukum distributif (A + B)
. (C + D) = A . C + A . D + B . C + B . D
Jawab:
Adapun rangkaian simulasi aplikasi hukum distributif (A + B) . (C + D)
= A . C + A . D + B . C + B . D seperti gambar 5.4.

Gambar 5.4. Rangkaian aplikasi hukum distributif


Contoh 5.4: Buatlah rangkaian aplikasi dari hukum A + 0 = A
Jawab:
Adapun rangkaian simulasi aplikasi dari hukum A + 0 = A seperti
gambar 5.5.

Gambar 5.5. Rangkaian aplikasi dari hokum A + 0 = A


Contoh 5.5: Buatlah rangkaian aplikasi dari hukum Ā . A = 0
Jawab:
Adapun rangkaian simulasi aplikasi dari hukum Ā . A = 0 seperti
gambar 5.6.

Gambar 5.6. Rangkaian aplikasi dari hukum Ā . A = 0


35
Teorema dualisme disini tanpa disertai pembuktian. Teorema
ini bermula dari sebuah persamaan Boolean yang dapat diturunkan
menjadi persamaan Boolean yang lain melalui beberapa langkah
seperti berikut:
1. Gantikan setiap tanda OR dengan sebuah tanda AND.
2. Gantikan setiap tanda AND dengan sebuah tanda OR.
3. Setiap 0 dan 1 diganti dengan komplemennya.
Contoh 5.6: Buatlah rangkaian dari hukum A+ 0 = A dan hubungan
dualnya A . 1 = A
Jawab:
Adapun rangkaian simulasi aplikasi dari hukum A+ 0 = A dan hubungan
dualnya A . 1 = A seperti gambar 5.7.

(a). (b)
Gambar 5.7. Rangkaian aplikasi dari hukum A+ 0 = A dan hubungan
dualnya A . 1 = A
Teorema pertama dari De Morgan adalah hubungan antara
gerbang logika kombinasional NOR dengan gerbang logika dasar AND
dan inverter. Menurut De Morgan, gerbang logika NOR tersebut dapat
digantikan dengan gerbang logika yang setara yaitu gerbang logika
AND yang kedua masukannya dibalik menggunakan gerbang logika
inverter (Not).
Contoh 5.7: Buatlah rangkaian aplikasi dari hukum De Morgan kedua
A.B = A + B
Jawab:
Adapun rangkaian simulasi aplikasi dari hukum De Morgan kedua
A.B = A + B seperti gambar 5.8.

Gambar 5.8. Rangkaian aplikasi dari hukum De Morgan pertama


A.B = A + B
36
5.3 Peta Karnaugh
Peta Karnaugh merupakan suatu metoda dalam menyederhanakan
rangkaian digital seperti diagram blok pada gambar 5.9.

Gambar 5.9. Diagram blok penyederhanaan rangkaian memakai peta


karnaugh
5.3.1 Metoda Pengelompokan
Penyederhanaan rangkaian digital dapat juga dilakukan cara
pengelompokkan di peta karnaugh. Adapun berbagai macam peta
karnaugh seperti gambar 5.10.

(a). (b) (c)


Gambar 5.10. Peta karnaugh dengan variable (a) 2, (b) 3 dan (c) 4
Contoh 5.8: Sederhanakanlah persamaan Y = A.B.C + A.B.C dengan
memakai peta karnaugh.
Jawab:
Penyederhanaan persamaan Y = ABC + A BC dengan memakai peta
karnaugh seperti gambar 5.11.

(a)

37
(b). (c)
Gambar 5.11. Metoda pengelompokan (a) persamaan Y = ABC + A BC
menjadi Y = AC dan rangkaian (b) sebelum & (c) sesudah
penyederhanaan.
Contoh 5.9: Sederhanakanlah persamaan
dengan memakai peta karnaugh.
Jawab:
Penyederhanaan persamaan dengan
memakai peta karnaugh seperti gambar 5.12.

(a)

(b). (c)
Gambar 5.12. Metoda pengelompokan (a) persamaan
menjadi dan rangkaian (b)
sebelum & (c) sesudah penyederhanaan.

38
Pengelompokan ini disebut Kuad(Quad) yaitu kelompok yang
terdiri dari 4 buah angka yang tersusun berdampingan dari ujung ke
ujung, atau kelompok yang membentuk segi.

5.3.2 Metode menghapus kelempok berlebihan (Redundant)


Cara lain untuk menghasilkan penyederhanaan persamaan dengan
peta karnaugh yaitu melingkari antara dua aljabar pada peta karnaugh
yang berdekatan dengan tanpa ada lingkaran menyilang seperti
gambar 5.13.

(a). (b)

(c)
Gambar 5.13. Metode Redundant (a) belum dihapus
dan (b) sudah dihapus (c)
pembuktian rangkaian simulasi

5.3.3 Metode Rolling


Cara lain untuk menghasilkan penyederhanaan persamaan dengan
peta karnaugh yaitu Metoda Rolling dengan melingkari antara dua
aljabar pada peta karnaugh yang berjauhan seperti gambar 5.14.

(a)

39
(b). (c)
Gambar 5.14. Metoda Rolling (a) persamaan
menjadi Y = BD dan (b) rangkaian
sebelum & (c) sesudah penyederhanaan

5.3.4 Metode “Keadaan tak peduli=X”


Cara lain untuk menghasilkan penyederhanaan persamaan dengan peta
karnaugh yaitu Metoda “Keadaan tak peduli=X” dengan menggunakan
lambang ‘X’ artinya bisa 1 atau 0. Contoh “X” seperti gambar 5.15.

Gambar 5.15. Metode “Keadaan tak peduli=X”


sehingga untuk penyelesaiannya maka dapat dikelompokkan menjadi
Kuad seperti gambar 5.16.

Gambar 5.16. Metode Kuad


Maka dapat disimulasikan saat “keadaan tak peduli” sama saat keadaan
menjadi Kuad seperti gambar 5.17.

40
(a). (b)
Gambar 5.17. Metode “Keadaan tak peduli=X” (a) saat “keadaan tak
peduli” (b) saat keadaan menjadi Kuad

5.4 Rangkuman
Membuat rangkaian simulasi dengan proteus untuk membuktikan
penyederhanan rangkaian memakai aljabar Boolean dan peta
karnaugh. Dengan membuat dua rangkaian untuk setiap persamaan
aljabar Boolean dan dilakukan simulasi dengan melibatkan komponen
simulasi I/O sehingga menghasilkan output yang sama dalam suatu
kondisi input yang sama untuk kedua rangkaian pada suatu persamaan
aljabar Boolean yang digunakan tersebut. Hal yang sama juga bisa
dilakukan untuk peta karnaugh yaitu membuat dua rangkaian
sebelum persamaannya disederhanakan dan rangkaian sesudah
penyederhanan dengan peta karnaugh maka akan menghasilkan
output yang sama untuk suatu input yang sama pada kedua rangkaian
tersebut.

5.5 Soal-soal
Soal 5.1: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi, diagram waktu dan
tabel kebenaran dari hukum kumutatif Y = A . B = B . A
Soal 5.2: Buatlah diagram waktu dan tabel kebenaran dari hukum
kumutatif asosiatif A + (B + C) = (A + B) + C
Soal 5.3: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi, diagram waktu dan
tabel kebenaran dari hukum asosiatif A . (B . C) = (A . B) . C

41
Soal 5.4: Buatlah diagram waktu dan tabel kebenaran dari hukum
kumutatif distributif A . (B + C) = A . B + A . C
Soal 5.5: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi diagram waktu dan tabel
kebenaran dari hukum distributif A + (B . C) = A + B . A + C
Soal 5.6: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi dari hukum A + 1 = 1
Soal 5.7: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi dari hukum A + A = A
Soal 5.8: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi dari hukum Ā + A = 1
Soal 5.9: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi dari hukum A . 0 = 0
Soal 5.10: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi dari hukum A . 1 = A
Soal 5.11: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi dari hukum A . A = A
Soal 5.12: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi dari hukum A = A
Soal 5.13: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi dari teorema dualitas
antara A . (B + C) = A . B + A . C dengan A + B . C = (A + B) . (A + C)
Soal 5.14: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi dari hukum De Morgan
pertama A + B = A.B
Soal 5.15: Sederhanakanlah persamaan Y = A.B.C.D + A.B.C.D’ dengan
peta karnaugh dan buktikan dengan simulasi rangkaian.
Soal 5.16: Sederhanakanlah persamaan Y = A.B.C.D + A.B.C.D’ +
A.B’.C.D + A.B’.C’.D’ dengan peta karnaugh dan buktikan dengan
simulasi rangkaian.
Soal 5.17: Buatlah persamaan awal dan hasil Y untuk persoalan
peta karnaugh seperti gambar berikut dan buktikan dengan simulasi
rangkaian.

Soal 5.18: Buatlah persamaan awal dan hasil Y untuk persoalan


peta karnaugh seperti gambar berikut dan buktikan dengan simulasi
rangkaian.

42
Soal 5.19: Buatlah persamaan awal dan hasil Y untuk persoalan
peta karnaugh seperti gambar berikut dan buktikan dengan simulasi
rangkaian.

Soal 5.20: Buatlah persamaan awal dan hasil Y untuk persoalan


peta karnaugh seperti gambar berikut dan buktikan dengan simulasi
rangkaian.

Soal 5.21: Buatlah persamaan awal dan hasil Y untuk persoalan


peta karnaugh seperti gambar berikut dan buktikan dengan simulasi
rangkaian.

Soal 5.22: Buatlah persamaan awal dan hasil Y untuk persoalan


peta karnaugh seperti gambar berikut dan buktikan dengan simulasi
rangkaian.

Soal 5.23: Buatlah persamaan awal dan hasil Y untuk persoalan


peta karnaugh seperti gambar berikut dan buktikan dengan simulasi
rangkaian.

43
Soal 5.24: Buatlah persamaan awal dan hasil Y untuk persoalan
peta karnaugh seperti gambar berikut dan buktikan dengan simulasi
rangkaian.

Soal 5.25: Buatlah persamaan awal dan hasil Y untuk persoalan


peta karnaugh seperti gambar berikut dan buktikan dengan simulasi
rangkaian.

Soal 5.26: Buatlah persamaan awal dan hasil Y untuk persoalan


peta karnaugh seperti gambar berikut dan buktikan dengan simulasi
rangkaian.

Soal 5.27: Buatlah persamaan awal dan hasil Y untuk persoalan


peta karnaugh seperti gambar berikut dan buktikan dengan simulasi
rangkaian.

Soal 5.28: Buatlah persamaan awal dan hasil Y untuk persoalan peta
karnaugh seperti gambar berikut dan buktikan dengan simulasi rangkaian.

44
BAB VI
SPESIFIKASI IC DAN PENGANTARMUKAAN
GERBANG LOGIKA

Deskripsi. Bagian ini membahas spesifikasi dan pengantarmukaan


gerbang logika yang sering digunakan dalam sistem digital. Untuk
bab selanjutnya, pengantarmukaan gerbang logika diperlukan dalam
merancang suatu rangkaian aplikasi yang berbeda spesifikasi IC-nya
seperti TTL-CMOS atau CMOS-TTL.
Objektif. Pembaca diharapkan dapat memahami rangkaian antarmuka
berdasarkan spesifikasi IC-nya dan mensimulasikan suatu rangkaian
aplikasinya.

6.1 Pendahuluan
Pada bagian ini dibahas tentang spesifikasi IC TTL & IC CMOS dan
pengantarmukaan gerbang logika TTL-CMOS atau CMOS-TTL. Ada
beberapa spesifikasi IC dan antarmuka diantaranya tingkat logika &
batas derau, kemampuan pengendali, penundaan penjalaran, dissipasi
daya serta pengantarmukaan seri TTL-seri CMOS dan sebaliknya
disertai rangkaian pengendali(driver)-nya. Pembahasan dimulai
dari tingkat logika & batas derau disertai karakteristik IC sampai
antarmuka disertai contoh rangkaian simulasi-nya.

6.2 Tingkat logika dan batas derau


Pada gambar 6.1 menunjukkan IC inverter TTL dengan masukan(input)
rendah (logika 0) harus mempunyai jangkauan dari GND sampai 0,8 V
dan input tinggi (logika 1) harus berada pada jangkauan 2,0 V sampai
5,5 V. Jika input 1,6 V maka termasuk daerah tidak terdefinisikan harus
dihindari.

45
Gambar 6.1. Karakteristik tingkat logika IC inverter TTL
Pada gambar 6.2 menunjukkan IC inverter CMOS. IC CMOS seri 74HC00
khusus didesain untuk beroperasi pada satu daya 5 V dan berdaya
rendah serta kekebalan yang bagus terhadap derau. Kekebalan
terhadap derau adalah kekurangpekaan rangkaian atau ketahanan
terhadap tegangan yang tidak diinginkan.
Contoh 6.1: Buatlah karakteristik tingkat logika dan batas derau IC
inverter CMOS 74HC00
Jawab:
Karakteristik tingkat logika dan batas derau IC inverter CMOS 74HC00
seperti gambar 6.2.

Gambar 6.2. Karakteristik tingkat logika IC inverter CMOS 74HC00


Contoh 6.2: Buatlah karakteristik tingkat logika input TTL
menunjukkan batas derau

46
Jawab:
Karakteristik tingkat logika input TTL menunjukkan batas derau
seperti gambar 6.3.

Gambar 6.3. Tingkat logika input TTL menunjukkan batas derau

6.3 Kemampuan pengendali


Fan out IC digital adalah bilangan input standar yang dapat
dikendalikan oleh gerbang-gerbang output. Pada gambar 6.4 (a)
gebang TTL standar mampu mengendalikan 16 mA . Profil arus dan
tegangan untuk LS-TTL dan gerbang TTL standar dapat dilhat pada
gambar 6.4 (b). Karakteristik tegangan semua kelompok TTL sama.
Gerbang LS-TTL dapat mengendallikan sepeluh gerbang TTL standar
ketika ouptut tertinggi 400uA.

(a)

47
(b).
Gambar 6.4. (a) Profil tegangan dan arus TTL standar dan (b)
karakteristik beban input dan aliran output TTL & CMOS.

6.4 Penundaan Penjalaran


Penundaan penjalaran diukur dalam detik. Penundaan penjalaran
untuk transisi logika 0 ke logika 1 untuk input inverter berbeda dari
perlambatan logika 1 ke logika 0. Bentuk penundaan penjalaran dapat
dilhat pada gambar 6.5 (a) untuk IC inverter TTL 7404 standar. Bentuk
penundaan penjalaran untuk inverter TTL standar sekitar 12 ns untuk
perubahan logika 0 ke logika 1. Sedangkan kebalikannya sekitar 7 ns.
Bentuk penundaan penjalaran dirangkum dalam grafik pada gambar
6.5 (b).

(a)

48
(b)
Gambar 6.5. (a) Bentuk gelombang penundaan penjalaran (b) Grafik
penundaan penjalaran untuk IC TTL dan CMOS

6.5 Disipasi Daya


Pada umumnya penundaan penjalaran mengurani konsumsi daya
dari penambahan pembangkit panas saling berhubungan. Kelompok
AS TTL yang sangat cepat mendisipasi sekitar 19 mW tiap gerbang
sedangkan beberapa gerbang CMOS yang lebih lambat mengkonsumsi
0,01 mW tiap gerbang. • Gerbang TTL schottky daya rendah lanjutan
mengkonsumsi 1 sampai 5 daya dari satuan TTL standar, tetapi
beroperasi dua kali kecepatan TTL standar.

6.6 Antarmuka
Saklar elektronik merupakan metoda dalam meng-inpu-kann data ke
dalam salah satu TTL atau rangkaian digital CMOS. Tiga saklar rangkaian
antarmuka sederhana seperti pada gambar 6.6. Pada saat saklar dilepas
pada gambar 6.6(a) maka biasanya input TTL akan berlogika 1(Saklar
input aktif rendah). Dengan diberikannya R sebesar 10 k Ohm(pull-
up Resistor) pada gambar 6.6 (b) untuk memastikan bahwa input ke
inverter TTL berubah menjadi logika 1 ketika saklar terbuka. Sedangkan

49
gambar 6.6(c), ketika saklar masukan diaktifkan, tegangan sebesar 5 V
dihubungkan secara langsung dengan masukan inverter TTL.

(a). (b) (c)


Gambar 6.6. Saklar rangkaian antarmuka sederhana (a) akan
menurunkan input inverter TTL ke logika 0, (b) merupakan
penyempurnaan rangkaian input saklar pada gambar 6.5(a) dan (c)
Saklar input aktif tinggi.
Sedangkan saklar rangkaian antarmuka sederhana untuk IC
inverter CMOS ditunjukkan seperti gambar 6.7. R pull-up lebih besar
di CMOS daripada TTL karena arus input TTL lebih besar dari arus
input CMOS.

Gambar 6.7. Saklar rangkaian antarmuka sederhana (a) input aktif


rendah(saklar ‘on’) dan (b) input aktif rendah(saklar ‘off’)
Adapun antarmuka buffer CMOS dengan led ditunjukkan seperti
gambar 6.8.

(a) (b)
Gambar 6.8. Rangkaian antarmuka CMOS dengan led (a) aktif tinggi
dan (b) aktif rendah
50
Adapun antarmuka TTL dengan buzzer menggunakan driver
transistor ditunjukkan seperti gambar 6.9.

Gambar 6.9. Rangkaian antarmuka TTL dengan buzzer menggunakan


driver transistor
Berdasarkan profil Input-Output(I/O) CMOS dan TTL seperti
gambar 6.1 dan gambar 6.2 maka dapat dirancang antarmuka IC TTL
dengan IC CMOS seperti gambar 6.10.

Gambar 6.10. Antarmuka TTL-CMOS menggunakan R pendorong 1k


Ohm
Untuk membuat output CMOS mempunyai jangkauan tegangan
sekitar 0 ÷ 10 V maka digunakan buffer TTL kolektor terbuka dan R
pull-up untuk mengubah TTL tegangan rendah ke CMOS tegangan
tinggi seperti gambar 6.11.

51
Gambar 6.11. Antarmuka TTL-CMOS menggunakan buffer TTL
kolektor terbuka

R6.7 Rangkuman
Membuat rangkaian simulasi dengan proteus dengan
mempertimbangkan spesifikasi IC dalam merancang simulasi
antarmuka gerbang logika inverter dari seri TTL ke seri CMOS dan
sebaliknya. Sebelumnya, harus dipastikan seri IC TTL-CMOS atau
seri IC CMOS ke TTL sehingga pada saat merancang antarmuka
sudah mengetahui spesifikasi seri-seri IC tersebut terutama sekali
spesifikasi tegangan saat logika 0 atau logika 1. Dengan spesifikasi
seri IC dari datasheets tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk
mensimulasikan rancangan antarmuka dengan bantuan komponen
I/O diantaranya switch SPST/pushbotton/ (logicstate) sebagai
input dan led (logicprobe) sebagai ouput. Komponen output seperti
buzzer dapat juga sebagai tujuan antarmuka dengan menambahkan
komponen pengendali(driver) seperti transistor dan relay.

6.8 Soal-soal
Soal 6.1: Karakteristik tingkat logika dan batas derau IC TTL selain
inverter berdasarkan datasheet-nya.
Soal 6.2: Buatlah karakteristik tingkat logika dan batas derau IC
inverter CMOS 74HCT00
Soal 6.3: Karakteristik tingkat logika dan batas derau IC CMOS selain
inverter berdasarkan datasheet-nya.
Soal 6.4: Carilah Fan out untuk tipe IC TTL yang lain berdasarkan
datasheet-nya.
Soal 6.5: Carilah Fan out untuk tipe IC CMOS yang lain berdasarkan
52
datasheet-nya.
Soal 6.6: Buatlah tabel konsumsi daya dari IC TTL(berbagai tipe) dan
CMOS berdasarkan datasheet-nya.
Soal 6.7: Buatlah rangkaian antarmuka inverter CMOS dengan led
menggunakan driver transistor untuk (a) output aktif tinggi(logika 1)
dan (b) output aktif rendah(logika 0).
Soal 6.8: Buatlah rangkaian antarmuka inverter TTL dengan led
menggunakan driver transistor untuk (a) output aktif tinggi(logika 1)
dan (b) output aktif rendah(logika 0).
Soal 6.9: Buatlah rangkaian antarmuka LS-TTL ke CMOS menggunakan
R pendorong 2k2 Ohm supaya mendorong output TTL berlogika 1
mendekati +5V sehingga sesuai dengan karakteristik tegangan input
IC CMOS.
Soal 6.10: Rancanglah rangkaian antarmuka CMOS ke LS-TTL.
Soal 6.11: Rancanglah rangkaian antarmuka TTL standar ke CMOS
menggunakan IC buffer CMOS .
Soal 6.12: Rancanglah rangkaian antarmuka TTL ke CMOS
menggunakan IC buffer seri 74HCT.
Soal 6.13: Rancanglah rangkaian antarmuka TTL-CMOS menggunakan
driver transistor.
Soal 6.14: Rancanglah rangkaian antarmuka CMOS-TTL menggunakan
buffer IC CMOS
Soal 6.15: Rancanglah rangkaian antarmuka TTL dengan buzzer
menggunakan driver transistor.
Soal 6.16: Rancanglah rangkaian antarmuka CMOS dengan buzzer
menggunakan driver transistor.
Soal 6.17: Rancanglah rangkaian antarmuka TTL dengan motor DC.
Soal 6.18: Rancanglah rangkaian antarmuka CMOS dengan motor AC.
Soal 6.19: Rancanglah rangkaian antarmuka TTL dengan solenoid.
Soal 6.20: Rancanglah rangkaian antarmuka CMOS dengan solenoid.
Soal 6.21: Rancanglah rangkaian antarmuka TTL atau CMOS dengan
alat aplikasi lain.

53
BAB VII
ENCODER DAN DECODER

Deskripsi. Bagian ini membahas encoder & decoder berdasarkan


simbol, datasheets dan tabel kebenaran dari seri-seri IC-nya yang
sering digunakan dalam sistem digital. Untuk bab selanjutnya,
encoder & decoder banyak dilibatkan dalam counter sampai sistem
digital sederhana dan juga sebagai komponen pelengkap I/O dalam
merancang suatu aplikasi sederhana.
Objektif. Pembaca diharapkan dapat memahami encoder & decoder
berdasarkan datasheets, merancang dan mensimulasikan suatu
rangkaian aplikasi yang melibatkan komponen encoder & decoder.

7.1 Pendahuluan
Pada bagian ini dibahas tentang encoder, decoder dan sistem
digital sederhana serta contoh rangkaian simulasi dengan proteus.
Pembahasan dimulai dari sistem digital dengan diagram blok
sistem digital sederhana sampai decoder disertai simbol, rangkaian
ekivalennya dan tabel kebenarannya. Setiap encoder, decoder dan
sistem digital sederhana(encoder-decoder) akan disertai contoh
rangkaian simulasi memakai komponen I/O.

7.2 Sistem Digital


Suatu sistem digital sederhana menggunakan encoder dan decoder
dengan input keypad dan output 7-segmen seperti diagram blok pada
gambar 7.1.

Gambar 7.1. Diagram blok sistem digital sederhana


55
7.3 Encoder
Encoder adalah suatu perangkat yang dapat mengubah suatu sistem (bilangan
decimal) yang terdapat pada bagian input menjadi bilangan biner pada output-
nya seperti gambar 7.2. Berdasarkan simbol gambar 7.2 bisa juga diartikan
bahwa encoder adalah salah satu kombinasi output akan aktif apabila salah
satu inputnya aktif. Gambar 7.3 menunjukkan encoder decimal ke BCD.

Gambar 7.2. Simbol encoder

(a) (b)

(c)
Gambar 7.3. Encoder decimal ke BCD (a) simbol, (b) rangkaian
ekivalennya dan (c) table kebenaran
56
Contoh 7.1: Sebutkanlah seri-seri IC Encoder
Jawab:
CMOS: 4532, MM74C922
TTL: 74147, 74HC148
Rangkaian aplikasi Encoder yang terhubung ke display 7-segment
seperti gambar 7.4.

Gambar 7.4. Rangkaian simulasi aplikasi encoder 74147

7.4 Decoder
Decoder adalah suatu perangkat yang dapat mengubah suatu sistem
bilangan biner yang terdapat pada bagian input, menjadi sistem
bilangan yang lain pada outputnya seperti gambar 7.5. Berdasarkan
simbol gambar 7.5 bisa juga diartikan bahwa decoder adalah salah satu
kombinasi output akan aktif apabila salah satu kombinasi inputnya
aktif. Gambar 7.6 menunjukkan decoder biner ke decimal(0 ÷ 7).

Gambar 7.5. Simbol decoder

57
(a). (b)

(c).
Gambar 7.6. Decoder biner ke decimal(0 ÷ 7) (a) simbol, (b)
rangkaian ekivalennya dan (c) table kebenaran
Contoh 7.2: Sebutkanlah seri-seri IC Decoder
Jawab:
CMOS: 4028, 4543
TTL: 74141, 7445
Rangkaian aplikasi Decoder yang terhubung ke display 7-segment
seperti gambar 7.7.

Gambar 7.7. Rangkaian simulasi aplikasi Decoder 74247

58
Rangkaian aplikasi Encoder-Decoder yang terhubung ke display
7-segment seperti gambar 7.8.

Gambar 7.8. Rangkaian simulasi aplikasi Encoder(74LS147) –


Decoder(4511)

7.5 Rangkuman
Membuat rangkaian simulasi dengan proteus untuk Encoder, Decoder
maupun sistem digital sederhana (encoder-decoder) harus diketahui
dulu table kebenarannya dari datasheets seri IC-nya. Dengan table
kebenaran dari datasheets seri IC tersebut dapat digunakan sebagai
acuan untuk mensimulasikan pin-pin seri IC tersebut dengan bantuan
komponen simulasi I/O diantaranya logicstate sebagai input dan
logicprobe sebagai ouput. Langkah awal dapat dilakukan dengan
simulasi manual dengan memakai komponen simulasi I/O jika sudah
sesuai table kebenaran seri IC tersebut maka komponen I/O bisa
diganti diantaranya input logicstate dengan memakai switch SPDT dan
output logisprobe dengan led (7-segment).

7.6 Soal – Soal


Soal 7.1: Sebutkanlah seri-seri IC Encoder yang lain.
Soal 7.2: Buatlah diagram blok, rangkaian dalam dan table kebenaran
dari IC 74147 Encoder decimal ke BCD.
Soal 7.3: Buatlah diagram blok, rangkaian dalam dan table kebenaran
dari IC encoder 74148.
Soal 7.4: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi encoder(output aktif high).

59
Soal 7.5: Sebutkanlah seri-seri IC Decoder yang lain.
Soal 7.6: Buatlah diagram blok, rangkaian dalam dan table kebenaran
dari IC 74138 Decoder.
Soal 7.7: Buatlah diagram blok, rangkaian dalam dan table kebenaran
dari IC decoder 7442.
Soal 7.8: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi Decoder hexadecimal.
Soal 7.9: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi sistem digital(Encoder
dengan output aktif high dan decoder dengan output aktif high).
Soal 7.10: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi sistem digital(Encoder
dengan output aktif low dan decoder dengan output aktif high).
Soal 7.11: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi sistem digital(Encoder
dengan output aktif high dan decoder dengan output aktif low).
Soal 7.12: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi sistem digital(Encoder
dengan output aktif low dan decoder dengan output aktif t low).
Soal 7.13: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi memakai IC Decoder
74138.
Soal 7.14: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi memakai IC Decoder
74139.

60
BAB VIII
MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER

Deskripsi. Bagian ini membahas multiplexer & demultiplexer


berdasarkan simbol, datasheets dan tabel kebenaran dari seri-
seri IC-nya yang sering digunakan dalam sistem digital. Untuk bab
selanjutnya, multiplexer & demultiplexer banyak dilibatkan dalam
sistem digital sederhana dan juga sebagai komponen pelengkap I/O
dalam merancang suatu aplikasi sederhana.
Objektif. Pembaca diharapkan dapat memahami multiplexer
& demultiplexer berdasarkan datasheets, merancang dan
mensimulasikan suatu rangkaian aplikasi yang melibatkan komponen
multiplexer & demultiplexer.

8.1 Pendahuluan
Pada bagian ini dibahas tentang multiplexer, demultiplexer, dan mux-
demux serta contoh rangkaian simulasi dengan proteus. Pembahasan
dimulai dari multiplexer sampai demultiplexer disertai simbol dan
rangkaian ekivalennya beserta bentuk gelombang diagram waktu-nya.
Setiap multiplexer, demultiplexer, dan mux-demux akan disertai contoh
rangkaian simulasi memakai komponen I/O.

8.2 Multiplexer
Multiplexer adalah suatu perangkat yang dapat menerima beberapa
input data dan hanya satu diantara input yang akan dilewat ke output
pada suatu waktu seperti gambar 8.1.

(a)

61
(b)
Gambar 8.1. Multiplexer (a). simbol dan (b) rangkaian ekivalen mux 4
ke-1 dengan menyalurkan data D1
Contoh 8.1: Sebutkanlah seri-seri IC Multiplexer
Jawab:
ECL: 10164
CMOS: 4512
TTL: 74150
Rangkaian aplikasi multiplexer dengan input logicstate dan output
logicprobe seperti gambar 8.2.

Gambar 8.2. Rangkaian simulasi aplikasi multiplexer 74151

62
8.3 Demultiplexer
Demultiplexer adalah suatu perangkat yang dapat menerima hanya
satu input data dan melewatkan ke salah satu diantara beberapa
output seperti gambar 8.3.

(a)

(b)
Gambar 8.3. Demultiplexer (a). simbol dan (b) rangkaian ekivalen
demux 1 ke-4 dengan menyalurkan data input ke output Q2
Contoh 8.2: Sebutkanlah seri-seri IC demultiplexer
Jawab:
CMOS: 4514, 4555
TTL: 74155

63
Rangkaian aplikasi demultiplexer dengan input logicstate dan output
logicprobe seperti gambar 8.4.

Gambar 8.4. Rangkaian simulasi aplikasi demultiplexer 74154


Rangkaian aplikasi Mux-Demux dengan input logicstate dan output
logicprobe seperti gambar 8.5.

Gambar 8.5. Rangkaian simulasi aplikasi mux-demux 74HC4052

64
8.4 Rangkuman
Membuat rangkaian simulasi dengan proteus untuk Mux, Demux
maupun Mux-demux harus diketahui dulu table kebenarannya dari
datasheets seri IC-nya. Dengan table kebenaran dari datasheets seri IC
tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk mensimulasikan pin-pin
seri IC tersebut dengan bantuan komponen simulasi I/O diantaranya
logicstate sebagai input dan logicprobe sebagai ouput. Langkah awal
dapat dilakukan dengan simulasi manual dengan memakai komponen
simulasi I/O jika sudah sesuai table kebenaran seri IC tersebut maka
komponen simulasi I/O bisa diganti diantaranya input logicprobe
dengan memakai switch SPST(pushbutton) dan output dengan led.

8.5 Soal – Soal


Soal 8.1: Buatlah simulasi rangkaian dalam Multiplexer 74151.
Soal 8.2: Buatlah simulasi rangkaian Multiplexer 74150.
Soal 8.3: Buatlah simulasi rangkaian Multiplexer ECL 10173.
Soal 8.4: Buatlah simulasi rangkaian Multiplexer CMOS 4019.
Soal 8.5: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi mux-demux dengan IC
CMOS.
Soal 8.6: Buatlah simulasi rangkaian aplikasi mux-demux dengan IC
TTL.

65
BAB IX
KOMPONEN INPUT - OUTPUT

Deskripsi. Bagian ini membahas komponen input-output(I/O)


berdasarkan simbol yang sering digunakan dalam sistem digital. Mulai
dari bab gerbang logika sampai mux-demux sudah memakai komponen
simulasi I/O dalam rangkaian aplikasinya. Pada bab ini akan dibahas
lebih banyak lagi komponen I/O yang akan sering muncul di rangkaian
aplikasi bab selanjutnya mulai dari counter sampai dengan aplikasi
sistem digital.
Objektif. Pembaca diharapkan dapat memahami komponen I/O
berdasarkan simbol, merancang dan mensimulasikan suatu rangkaian
aplikasi yang melibatkan komponen I/O.

9.1 Pendahuluan
Pada bagian ini dibahas tentang komponen input dan komponen
output serta contoh rangkaian simulasi dengan proteus. Pembahasan
dimulai dari komponen input seperti switch(logicstate) sampai
komponen output seperti heater. Setiap komponen input-output
(I/O) dan pengendali(driver)nya disertai contoh rangkaian simulasi
memakai komponen digital seperti gerbang logika, FF, counter dan
lain sebagainya.

9.2 Komponen Input


Adapun komponen input elektronika antara lain; switch(logicstate),
keypad, microphone, sensor, optocoupler dan solenoid.

9.2.1 Switch
Switch adalah suatu komponen yang digunakan untuk memutuskan
atau menghubungkan aliran listrik.
Adapun simbol dan foto serta rangkaian aplikasi berbagai switch,
rotary switch, pushbutton, dipswitch, jumper, Limit switches seperti
gambar 9.1.

67
(a)

(b)

(c).
Gambar 9.1. Switch (a) simbol, (b) foto dan (c) contoh rangkaian
aplikasi rotary switch

68
9.2.2 Keypad
Keypad adalah sekumpulan tombol yang disusun dalam “pad” yang
memuat angka, simbol atau huruf abjad. Salah satu contoh keypad
yaitu keypad numerik yang banyak digunakan pada kalkulator, telepon
rumah, ATM, kunci brankas, dan kunci pintu digital.
Adapun simbol dan foto keypad serta rangkaian aplikasi keypad
seperti gambar 9.2.

(a) (b)

(c) (d) .
Gambar 9.2. Keypad (a) simbol, (b) foto & rangkaian ekivalen (c) tabel
kebenaran IC 74C922 (d) contoh rangkaian aplikasi keypad

9.2.3 Mic condeser


Mic condenser adalah perangkat elektronika yang dapat
mengkonversikan energi akustik (gelombang suara) ke energi
listrik (Sinyal Audio). Mic condeser terdiri dari dua buah plat
sebagai diafragma, setiap menerima getaran-getaran/suara akan
menyebabkan adanya perbedaan tekanan udara pada setiap
detiknya sehingga menghasilkan getaran.

69
Adapun simbol dan foto serta rangkaian aplikasi Mic
condeser(Microphone) seperti gambar 9.3.

(a) (b)

(c).
Gambar 9.3. Mic condeser (a) simbol, (b) foto (c) rangkaian aplikasi
Microphone

9.2.4 Sensor
Sensor adalah suatu perangkat yang dapat mendeteksi adanya
perubahan fisik(tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan,
kelembaban, suhu, kecepatan) dan lingkungan(kimia) dan outputnya
diubah menjadi besaran listrik sehingga dapat disebut transduser.
Adapun simbol dan foto serta rangkaian aplikasi sensor seperti gambar
9.4. Untuk pemakaian sensor perlu datasheets sensor terutama grafik
respon sensor sehingga memudahkan dalam membuat rancangan
rangkaian aplikasinya.

70
(a) (b) (c)

(d)
Gambar 9.4. Sensor (a) simbol, (b) grafik respon (c) foto-foto (d)
rangkaian aplikasi

9.2.5 Optocoupler
Optocoupler adalah suatu perangkat yang terdiri dari 2 bagian yaitu
transmitter(bagian sumber cahaya) dan receiver(bagian deteksi
sumber cahaya). Optocoupler banyak digunakan sebagai saklar elektrik
untuk tegangan suplai yang berbeda (lebih tinggi).
Adapun simbol dan foto serta rangkaian aplikasi optocoupler
seperti gambar 9.5.

(a). (b)
71
(c)
Gambar 9.5. Optocoupler (a) simbol, (b) foto-foto (c) rangkaian
aplikasi

9.2.6 Solenoid
Solenoid adalah perangkat elektromagnetik yang dapat mengubah
energi listrik menjadi energi gerakan. Energi gerakan biasanya gerakan
mendorong (push) dan menarik (pull) aktuator ferro-magnetic atau
sebuah Plunger yang bebas bergerak “Masuk” dan “Keluar” dari bodi
kumparan.
Adapun simbol dan foto serta rangkaian aplikasi solenoid seperti
gambar 9.6.

(a). (b)

72
(c).
Gambar 9.6. Solenoid (a) simbol, (b) foto-foto (c) rangkaian aplikasi
sensor magnet

9.3 Komponen Output


Adapun komponen output elektronika antara lain; led(logicprobe),
lampu(lamp), speaker, buzzer, motor, heater dan relay.

9.3.1 Led
Led (Light Emitting Diode) adalah komponen elektronika yang dapat
memancarkan cahaya inframerah dekat, tampak, atau ultraungu
dekat yang tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
dipergunakannya.
Adapun simbol dan foto serta rangkaian aplikasi berbagai led,
7-segment, dan dotmatrik seperti gambar 9.7.

(a).

73
(b).

(c).
Gambar 9.7. Led (a) simbol, (b) foto dan (c) contoh rangkaian aplikasi

9.3.2 Lampu
Lampu(Lamp) adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya.
Sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus
listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan
cahaya.
Adapun simbol dan foto serta rangkaian aplikasi berbagai lampu,
pijar, TL, merkuri, dan led seperti gambar 9.8.

(a). (b).

74
(c).
Gambar 9.8. Lampu (a) simbol, (b) foto dan (c) contoh rangkaian
aplikasi

9.3.3 Speaker
Speaker (Loud speaker) adalah transduser yang mengubah sinyal
elektrik ke frekuensi audio (suara) melalui penggetaran komponen
yang berbentuk membran untuk menggetarkan udara sehingga
terjadilah gelombang suara yang terdengar sampai di gendang telinga
dan dapat didengar sebagai suara.
Adapun simbol dan foto serta rangkaian aplikasi speaker seperti
gambar 9.9.

(a). (b)

75
(c)
Gambar 9.9. Speaker (a) simbol, (b) foto dan (c) contoh rangkaian
aplikasi

9.3.4 Buzzer
Buzzer(Beeper) adalah sebuah komponen elektronika berbahan
Piezoelectric yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran
suara. Buzzer sering digunakan sebagai perangkat peringatan seperti
pada rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah,
peringatan mundur pada Truk dan lain sebagainya.
Adapun simbol dan foto serta rangkaian aplikasi buzzer seperti
gambar 9.10.

(a) (b)

(c).
Gambar 9.10. Buzzer (a) simbol, (b) foto dan (c) contoh rangkaian aplikasi

76
9.3.5 Motor
Motor (motor listrik) adalah suatu perangkat yang mengubah energi
listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Ada dua mcam
motor yaitu;
1. Motor Listrik DC yang digunakan pada perangkat-perangkat
Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti
Vibrator Ponsel, Kipas DC, Bor Listrik DC, Motor encoder, Motor
PWMServo, Motor Servo, Motor Stepper dan lain-lain.
2. Motor Listrik AC yang digunakan pada perangkat-perangkat
listrik berdaya besar yang menggunakan sumber listrik AC seperti
pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder.
Adapun simbol dan foto serta rangkaian aplikasi berbagai motor
DC dan motor AC seperti gambar 9.11.

(a) (b)

(c)
Gambar 9.11. Motor (a) simbol, (b) foto dan (c) contoh rangkaian
aplikasi motor DC

77
9.3.6 Heater
Heater (Heater listrik) adalah perangkat listrik yang mengubah arus
listrik menjadi panas seperti pemanas ruangan, memasak, pemanas
air, dan proses industri.
Adapun simbol dan foto serta rangkaian aplikasi heater seperti
gambar 9.12.

(a) (b)

(c)
Gambar 9.12. Heater (a) simbol, (b) foto dan (c) contoh rangkaian
aplikasi

9.3.7 Relay
Relay adalah perangkat elektronika berupa Saklar (Switch)
yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Elektromekanikal (Electromechanical) yang terdiri dari 2 bagian
utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak
Switch). Perangkat ini menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk
menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil
(low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
Adapun simbol dan foto serta rangkaian aplikasi berbagai relay
seperti gambar 9.13.
78
(a) (b).

(c)
Gambar 9.13. Relay (a) simbol, (b) foto dan (c) contoh rangkaian
aplikasi kontrol tank air

9.4. Rangkuman
Membuat rangkaian simulasi dengan proteus untuk aplikasi komponen
I/O dengan melibatkan komponen sistem digital mulai dari komponen
gerbang logika sampai ADDA konverter. Untuk kelengkapan aplikasi
komponen I/O maka harus melibatkan driver komponen I/O. Untuk
driver komponen input berupa sensor dapat menggunakan penguat
atau komponen ADC sedangkan driver komponen output dapat berupa
IC driver motor dc seperti IC L293D.

9.5. Soal – Soal


Soal 9.1: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi dengan switch dan led.
Soal 9.2: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi dengan pushbotom dan
led.
Soal 9.3: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi dengan input(switch/
pushbotom) dan lamp dengan driver transistor.
Soal 9.4: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi dengan input(switch/
pushbotom) dan buzzer dengan driver transistor & relay

79
Soal 9.5: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi dengan input(switch/
pushbotom) dan microphone(tambahkan driver).
Soal 9.6: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi dengan input(switch/
pushbotom) dan speaker(tambahkan driver).
Soal 9.7: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi dengan input(switch/
pushbotom) dan motor DC(tambahkan driver).
Soal 9.8: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi dengan input(switch/
pushbotom) dan motor AC(tambahkan driver).
Soal 9.9: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi dengan input(switch/
pushbotom) dan motor stepper(tambahkan driver).
Soal 9.10: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi dengan input(switch/
pushbotom) dan heater(tambahkan driver).
Soal 9.11: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi dengan input(switch/
pushbotom) dan heater(tambahkan driver optocoupler).
Soal 9.12: Buatlah rangkaian simulasi aplikasi dengan input(switch/
pushbotom) & sensor dan komponen output (tambahkan driver
optocoupler).

80
BAB X
FLIP - FLOP

Deskripsi. Bagian ini membahas Flip-Flop(FF) berdasarkan simbol,


datasheets dan tabel kebenaran dari seri-seri IC-nya yang sering
digunakan dalam sistem digital. Untuk bab selanjutnya, FF banyak
dilibatkan dalam counter sampai sistem digital sederhana.
Objektif. Pembaca diharapkan dapat memahami FF berdasarkan
datasheets, merancang dan mensimulasikan suatu rangkaian aplikasi
yang melibatkan komponen FF.

10.1 Pendahuluan
Pada bagian ini dibahas tentang flip-flop(FF) disertai contoh rangkaian
simulasi dengan proteus. Pembahasan dimulai dari RS FF sampai JK
FF disertai simbol, rangkaian ekivalen serta tabel kebenaran-nya.
Setiap RS FF, D FF dan JK FF(Master-Slave) disertai contoh rangkaian
simulasinya.

10.2 Set Reset Flip Flop(SR FF)


Flip Flop(FF) adalah suatu perangkat yang memiliki dua input (
X 1 dan X 2 ) dan dua output ( Q dan Q ). Kedua output saling
berlawanan(komplementer) dan kondisi output tergantung dari
rangkaian dalam FF seperti gambar 10.1.

(b)
Gambar 10.1. Simbol FF

81
Contoh SR FF seperti gambar 10.2.

(a) (b)

(c)
Gambar 10.2. SR FF (a) simbol, (b) rangkaian ekivalennya dan (c)
tabel kebenaran

Contoh 10.1: Sebutkanlah seri-seri IC SR FF.


Jawab:
CMOS: 4043
TTL: 74279
Rangkaian aplikasi SR FF dengan input(1 S dan 2 S) logicstate dan
output logicprobe seperti gambar 10.3.

Gambar 10.3. Rangkaian simulasi aplikasi SR FF memakai IC TTL


74HC279
82
SR FF berdetak adalah SR FF dengan dilengkapi dengan input
clock seperti gambar 10.4.

(a) (b)

(c)
Gambar 10.4. SR FF berdetak (a) simbol, (b) rangkaian ekivalennya
dan (c) tabel kebenaran

10.3 D Flip Flop


D Flip Flop(D FF) adalah suatu perangkat FF yang memiliki satu input
(D) seperti gambar 10.5.

(a) (b)

(c)
Gambar 10.5. D FF (a) simbol, (b) rangkaian ekivalennya dan (c)
tabel kebenaran

Contoh 10.2: Sebutkanlah seri-seri IC D FF.


Jawab:
83
ECL : 10131
CMOS : 4013
TTL : 74S373
Rangkaian aplikasi D FF dengan input logicstate dan output logicprobe
seperti gambar 10.6.

Gambar 10.6. Rangkaian simulasi aplikasi D FF memakai IC CMOS


4013

10.4 JK Flip Flop


JK Flip Flop(JK FF) adalah suatu perangkat FF yang memiliki dua input
(J dan K) seperti gambar 10.7.

(a) (b)

(c).
Gambar 10.7. JK FF (a) simbol, (b) rangkaian ekivalennya dan (c)
tabel kebenaran
84
Contoh 10.3: Sebutkanlah seri-seri IC JK FF.
Jawab:
ECL : 10135
CMOS : 4027
TTL : 74111
Rangkaian aplikasi JK FF dengan input logicstate dan output logicprobe
seperti gambar 10.8.

Gambar 10.8. Rangkaian simulasi aplikasi JK FF memakai IC TTL


7476
Contoh rangkaian Master-Slave JK FF dengan input clock Slave JK
FF dari hasil inverter clock seperti gambar 10.9 dan mengganti
input clock(logicstate) dengan input properti generator clock serta
output(logicprobe) dengan led seperti gambar 10.10.

Gambar 10.9. Rangkaian simulasi aplikasi Master-Slave JK FF


memakai IC TTL 7476

85
Gambar 10.10. Rangkaian simulasi aplikasi Master-Slave JK FF
memakai komponen I/O generator clock dan led

10.5 Rangkuman
Membuat rangkaian simulasi dengan proteus untuk D FF, JK FF
maupun Master-Slave JK FF harus diketahui dulu table kebenarannya
dari datasheets seri IC FF-nya. Dengan table kebenaran dari datasheets
seri IC FF tersebut terutama sekali mode operasinya dapat digunakan
sebagai acuan untuk mensimulasikan pin-pin seri IC FF tersebut
dengan bantuan komponen simulasi I/O diantaranya logicstate sebagai
input dan logicprobe sebagai ouput. Apabila simulasi manual dengan
memakai komponen simulasi I/O sudah sesuai table kebenaran(mode
operasi) seri IC FF tersebut maka komponen simulasi I/O bisa diganti
diantaranya input clock dengan memakai properti generator clock dan
output dengan led.

10.6 Soal – Soal


Soal 10.1: Sebutkanlah seri-seri IC SR FF yang lain.
Soal 10.2: Buatkanlah rangkaian simulasi SR FF dengan gerbang NOR
dan buat table kebenarannya.
Soal 10.3: Rancanglah rangkaian simulasi SR FF memakai gerbang
NAND dengan input SR aktif high dan buat table kebenarannya.
Soal 10.4: Rancanglah rangkaian simulasi SR FF memakai gerbang
NOR dengan input SR aktif high dan buat table kebenarannya.
Soal 10.5: Buatkanlah rangkaian simulasi menggunakan IC SR FF
CMOS
Soal 10.6: Buatkanlah rangkaian simulasi menggunakan IC SR FF TTL
dengan memvariasikan input switch SPDT, pushbottom dengan output
86
led, lamp serta driver(pemicu)-nya.
Soal 10.7: Sebutkanlah seri-seri IC D FF yang lain.
Soal 10.8: Buatkanlah rangkaian simulasi menggunakan IC D FF TTL.
Soal 10.9: Buatkanlah rangkaian simulasi menggunakan IC D FF
CMOS.
Soal 10.10: Sebutkanlah seri-seri IC JK FF yang lain.
Soal 10.11: Buatkanlah rangkaian simulasi menggunakan IC JK FF
ECL.
Soal 10.12: Buatkanlah rangkaian simulasi menggunakan IC JK FF
TTL.
Soal 10.13: Buatkanlah rangkaian simulasi menggunakan IC JK FF
CMOS.

87
Daftar Pustaka

Neal S. Widmer, Gregory L. Moss, Ronald J. Tocci. (2017). Digital systems


: principles and applications, 12th ed., New Jersey, Pearson.
Maini, A. K. (2007). Digital Electronics: Principles, Devices and
Applications, 12th ed., England, Jhon Wiley & Sons, Ltd.
Tokheim, R. L.(1990). Digital Electronics, 2nd ed., McGraw-Hill, Inc.
Singapore.
Malvino, A.P., (1984). Electronics Principles, 3rd ed., McGraw-Hill, Inc,
Singapore.
Milman, J., (1979). Microelectronics, Digital and Analog Circuits and
Systems, McGraw-Hill, Inc, Singapore.
Proteus VSM Help, Labcenter Electronics Ltd, 2019. https://www.
labcenter.com/
https://www.fairchildsemi.com. 1999 Fairchild Semiconductor
Corporation
https://datasheetspdf.com/pdf-file/243040/
FairchildSemiconductor/ 74C922/1. Diakses tanggal 9 Agustus
2020.
https://en.wikipedia.org/wiki/Sensor. Diakses tanggal 15 Maret 2020
http://www.ia.omron.com/support/guide/36/introduction.html.
Diakses tanggal 19 April 2020
https://www.switchelectronics.co.uk/blog/SwitchGuide/. Diakses
tanggal 9 Mei 2020.
https://teknikelektronika.com/. Diakses tanggal 17 Juni 2020.
https://en.wikipedia.org/wiki/Keypad. Diakses tanggal 9 Juli 2020.
https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-saklar-switch-dalam-
rangkaian-elektronika/. Diakses tanggal 9 Agustus 2020.

89
INDEKS

7
7-Segment Iii, 3, 22, 55, 56, 57, 69
A
Aljabar Boolean V, 32
And V, Ix, 2, 26, 27, 30, 31, 35
B
Biner Iv, Viii, Xi, 2, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 54, 55, 56
Buzzer Vi, 72
C
Cmos Iii, Ix, X, Xi, 2, 3, 25, 26, 27, 29, 44, 45, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 55,
56, 60, 62, 63, 77, 78, 79, 81
D
D Ff Xi, 76, 78, 79, 80, 81
De Morgan Viii, X, 32, 35, 41
Decimal Viii, X, Xi, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 12, 54, 55, 56, 57
Decoder V, Xi, 55, 56, 57, 58
Demultiplexer Xi, 22, 59, 62
Dipswitch 64
Dotmatrik 69
E
Encoder V, X, Xi, 3, 22, 54, 55, 57, 58
F
Flip-Flop 3, 23, 76
H
Heater Vi, 73, 74
Hexadecimal Iv, Viii, 2, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 58
Hukum Asosiatif Ix, 33, 40
Hukum Distributif Ix, 34, 41
91
Hukum Kumutatif Viii, Ix, 33, 40
I
Ic Cmos 45, 50, 51, 52
Ic Ttl 2, 50, 51
Inverter V, Ix, 23, 24, 25
J
Jk Ff Xi, 76, 79, 80, 81
Jumper 64
K
Kapasitas Maksimum Viii, 5, 10, 12
Konversi Viii, 2, 5, 6, 7, 8, 12
L
Lampu Vi, 70, 71
Led Vi, 69, 70
Limit Switches 64
Logicprobe 13, 21, 30, 51, 57, 60, 62, 63, 69, 77, 78, 79, 80, 81
Logicstate 13, 21, 30, 51, 57, 60, 62, 63, 64, 77, 78, 79, 80, 81
M
Mic Condenser Vi, 66, 67
Microphone 66, 67
Motor Vi, 72, 73
Multiplexer Xi, 22, 59, 60, 61
N
Nand V, Ix, 28, 29, 30, 31, 81
Nor V, Ix, 27, 28, 30, 31, 35, 81
O
Octal Viii, 2, 5, 6, 7, 8, 12
Optocoupler Vi, 68
Or V, Ix, 2, 25, 26, 27, 30, 31, 35

92
P
Peta Karnaugh X, 2, 32, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43
Petunjuk Bagi Dosen Iv, Xv
Petunjuk Bagi Mahasiswa Iv, Xii
Pushbutton 27, 28, 30, 31, 63, 64, 81
Q
R
Relay Vi, 74
Rotary Switch 64, 65
S
Sensor Vi, 67, 68, 82
Solenoid Vi, 68, 69
Speaker Vi, 71
Sr Ff Vi, Xi, 76, 77, 78, 81
Switch Vi, 64, 65, 74
T
Ttl Iii, Ix, X, Xi, 2, 3, 25, 26, 27, 29, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52,
55, 56, 60, 62, 63, 77, 78, 79, 80, 81
X
Xnor V, Ix, 23, 29, 30, 31
Xor V, Ix, 29, 30, 31

93

Anda mungkin juga menyukai