STRUKTUR BETON 1
PTS 246
Dibuat oleh :
Adelia Fariska Hapsari
F1G221072
Dosen Pembimbing :
Ir. M. Nuklirullah, S.T., M.Eng.
Asisten Dosen:
Wahyu Ashari, S.T.
HALAMAN PENGESAHAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa di
bawah ini:
Nilai
Nama : Adelia Fariska Hapsari
Nim : F1G221072
Program Studi : Teknik Sipil
Perguruan Tinggi : Universitas Jambi
Telah menyelesaikan Tugas Besar Struktur Baja I pada Semester Genap Tahun
Ajaran 2022/2023.
Mengetahui, Menyetujui,
Dosen Pengampu Asisten Dosen
Rencanakan dan hitung elemen struktur balok dan pelat (Gambar 1) dengan menggunakan struktur
beton bertulang dengan ketentuan sebagai berikut:
Gambar 1.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
JURUSAN TEKNIK SIPIL, KIMIA DAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Tribrata KM 11 Pondok Meja, Mestong, Jambi 36364; e-mail : teknik@unja.ac.id
1. Beban
a. Beban mati tambahan : 0,7a kN/m2
b. Beban hidup : SNI 1727: 2020 (Lampiran 1)
(Note: a itu angka terakhir NIM, contoh M1C121009 maka a = 9)
2. Data teknis
a. Mutu baja tulangan, fy : 420 MPa
b. Mutu beton, fc’ : 30 Mpa (NIM 0, 2, 4, 6, 8), 35 Mpa (NIM 1, 3, 5, 7, 9)
3. Konsep desain menggunakan metode LRFD dengan mengacu pada SNI 2847: 2019.
4. Laporan tugas besar meliputi uraian pendahuluan, preliminary design, beban dan pola
pembebanan, analisis struktur, momen desain, geser desain, pendetailan tulangan serta gambar
rencana (pada kertas HVS A3).
5. Laporan tugas besar ditulis dengan cara diketik dan di print dengan kertas HVS A4 dengan
format sesuai dengan format laporan tugas besar/laporan praktikum pada umumnya.
6. Pemeriksaan atau asistensi tugas sekurang-kurangnya dilakukan sebanyak 3 kali secara
bertahap.
Jambi, Maret 2023
GAMBAR RENCANA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
JURUSAN TEKNIK SIPIL, KIMIA DAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Tribrata KM 11 Pondok Meja, Mestong, Jambi 36364; e-mail : teknik@unja.ac.id
1
Struktur Beton 1 PTS 246
Salah satu program komputer yang biasa dipakai untuk melakukan analisis
dan disain struktur adalah program SAP 2000. Namun program ini memiliki
beberapa kekurangan dalam menampilkan hasil disain elemen- elemen struktur.
Hasil disain yang berupa luasan tulangan lentur dan luasan tulangan geser dari
elemen balok dan kolom masih memerlukan perhitungan tambahan untuk proses
pendetailan, sehingga hal ini menjadi tidak praktis.
Pelat merupakan komponen struktural yang langsung dikenal beban di
atasnya. Balok merupakan komponen struktural yang menyalurkan beban dari pelat
menuju ke kolom. SNI- 2847-2019 mengatur mengenai tinggi minimum balok dan
pelat yang diizinkan jika tidak dilakukan control terhadap lendutan. Dimensi ini
digunakan untuk preliminary design pada balok dan pelat. Berdasarkan SNI-2847-
2019, dimensi balok dan pelat diatur seperti pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Ketebalan Minimum Pelat Solid Satu Arah Nonprategang
Kondisi tumpuan h minimum
Tumpuan sederhana l/20
Satu ujung menerus l/24
Kedua ujung menerus l/28
Kantilever l/10
(Sumber: SNI 2847:2019)
Tabel 1.2 Tinggi Minimum Balok Nonprategang
Kondisi perletakan Minimum h
Perletakan sederhana l/16
Menerus satu sisi l/18,5
Menerus dua sisi l/21
Kantilever l/8
(Sumber: SNI 2847:2019)
Nilai ketebalan minimum pelat dan tinggi minimum balok pada tabel 2.1 dan
tabel 2.2 belaku untuk beton yang memiliki mutu normal dan tulangan mutu fy =
420 MPa, untuk kasus lain nilai ketebalan minimum pelat dan tinggi minimum
balok harus dimodifikasi sesuai dengan aturan pada SNI 2847:2019.
Balok T adalah balok yang pengecorannya dilaksanakan bersamaan dengan
pengecoran pelat lantai atau sering disebut (monolit). Sehingga plat beton
diperhitungkan sebagai sayap dari balok, dengan lebar sayap tertentu. Secara umum
balok T dibagi menjadi 2 yaitu balok pinggir (exterior) dan balok tengah
(interior). Pada saat balok menahan beban, tidak semua bagian pelat yang berada
diatasnya berdeformasi. Semakin jauh pelat dari sumbu balok semakin kecil
konstruksi pelat itu mempengaruhi deformasi balok yang dihasilkan. Berdasarkan
SNI 2847:2019 untuk Balok-T nonprategang yang dibuat monolit atau pelat
komposit, lebar efektif sayap bf harus mencakup lebar badan balok bw ditambah
lebar efektif sayap yang menjorok sesuai Tabel 2.3, dimana h adalah ketebalan pelat
dan sw adalah jarak bersih antara balok- balok yang bersebelahan.
Tabel 1.3 Batasan Dimensi Lebar Sayap Efektif untuk Balok -T
Lokasi sayap Lebar sayap efektif di luar penampang balok
8h
Kedua sisi balok Sekurangnya: sw/2
ln/8
6h
Satu sisi balok Sekurangnya: sw/2
ln/12
(Sumber: SNI 2847:2019)
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan tugas besar struktur baja 1 ini dapat dilihat sebagi
berikut:
1. Dapat memahami struktur rangka batang, serta dapat memahami dan
menghitung desain perencanaan batang tarik dan batang tekan.
2. Agar dapat merencanakan dimensi gording dan kuda-kuda sesuai dengan
peraturan yang sudah di tentukan.
3. Agar dapat menganalisis gaya-gaya yang bekerja sesuai dengan peraturan
yang ada baik SNI maupun PPPBI.
4. Agar kita mengetahui bagaimana perhitungan jika menggunakan
sambungan las maupun sambungan baut.
6
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON I PTS 246
3. Panjang kantilever : 1,5 meter
4. Mutu baja tulangan, fy : 420 MPa
5. Mutu beton, fc’ : 30 MPa (NIM GENAP)
6. Konsep desain : LRFD (Load and Resistance Factor Design)
7. Beban mati tambahan : 0,72 kN/m2 (angka terakhir NIM adalah 2)
8. Beban hidup : 1,92 kN/m2 (berdasarkan tabel 4.3.1 pada SNI
1727:2020, angka terakhir NIM adalah 2 sehingga yang digunakan adalah
fungsi gedung sebagai ruang kelas sekolah).
2.2.1 Pelat
Pelat itu sendiri merupakan elemen horizontal dari suatu struktur yang
mendukung beban mati maupun beban hidup dan kemudian menyalurkannya ke
rangka vertical dari suatu system struktur. Berdasarkan pada SNI 2847:2019 untuk
menentukan ketebalan minimum pelat dapat dilihat berdasarkan kondisi dari
perletakan atau tumpuan dari pelat. Pelat dan balok pada perencanaan tugas besar
kali ini memiliki kondisi tumpuan pelat adalah kantilever, ujung menerus.
Tabel 2.1 Ketebalan Minimum Pelat Solid Satu Arah (non-prategang)
Kondisi Tumpuan h Minimum
Tumpuan l / 20
Satu ujung menerus l / 24
Kedua ujung menerus l / 28
Kantilever l / 10
Menentukan ketebalan minimum pelat yang digunakan berdasarkan tabel
7.3.1.1 yang terdapat pada SNI 2847:2019 adalah sebagai berikut:
1. Pelat kantilever
𝐿 1,5
= 𝑚
10 10
= 0,15 𝑚
= 150 𝑚𝑚
2. Pelat lantai
2.2.2 Balok
Berdasarkan SNI 2847:2019, tentang tinggi minimum suatu balok.pada
pasal ini dijelaskan bahwa ketebalan dari keseluruhan pelat h tidak boleh kurang
dari batas minimum yang terdapat pada tabel 9.3.1.1 kecuali jika hasil hitungan
pada batas lendutan terpenuhi. Dari tabel tesebut juga dapat diketahui bahwa untuk
menentukan tinggi minimum balok dapat dilihat dari kondisi perletakan dari balok
tersebut, untuk kondisi perletakan balok pada denah yang telah diberikan adalah
menerus pada satu sisi.
Tabel 2.2 Tinggi Minimum Balok
Kondisi Perletakan h Minimum
Perletakan sederhana l / 16
Menerus satu sisi l / 18,5
Menerus dua sisi l / 21
Kantilever l/8
Untuk balok berdasarkan tabel 9.3.1.1 yang bersumber dari SNI 2847:2019,
tinggi balok dapat dihitung sebagai berikut:
1. Balok menerus satu sisi (eksterior)
𝐿
ℎ=
18,5
6
= 𝑚
18,5
= 0,32 𝑚
= 320 mm
= 𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 500 𝑚𝑚
𝑏 = 0,5 × ℎ
= 0,5 × (0,5 𝑚)
= 0,25 𝑚
= 250mm
= 𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 300 𝑚𝑚
𝑆𝑤 4000
= 𝑚𝑚
2 2
= 2000 𝑚𝑚
𝑙𝑛 4000 – 300
=
8 8
= 462,5 𝑚𝑚
Diambil dari nilai yang terkecil diatas yaitu nilai 𝑙𝑛 sebesar 462,5 mm untuk
8
= 2000 𝑚𝑚
𝑙𝑛 4000 – 300
=
12 12
= 308,333 𝑚𝑚 ≈ 310 𝑚𝑚
Diambil nilai terkecil yaitu nilai 𝑙𝑛 sebesar 310 mm untuk menghitung lebar
12
sayap efektif,
𝑙𝑛
𝑏𝑓 = + 𝑏𝑤
12
= 310 𝑚𝑚 + 300 𝑚𝑚
= 610 𝑚𝑚 (𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 650 𝑚𝑚)
Keterangan:
bf = lebar sayap efektif
bw = lebar balok
h = tebal pelat
sw = panjang pelat
In = bentang bersih = jarak antara balok – lebar balok