Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN TEORI
b. Preventif
Ruang lingkup preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan-gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat. Upaya preventif dapat dilakukan diantaranya dengan
melakukan imunisasi pada bayi, balita, dan ibu hamil. Pemeriksaan
kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan
rumah pada ibu nifas, dll.
d. Meminimalkan Kecacatan
Upaya meminimalkan kecacatan dilakukan dengan tujuan untuk
merawat dan memberikan pengobatan individu, keluarga, atau kelompok
orang yang menderita penyakit. Upaya yang bisa dilakukan diantaranya
dengan perawatan payudara ibu nifas dengan bendungan air susu,
perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin, ibu
nifas, dan perawatan tali pusat bayi baru lahir.
e. Rehabilitatif
Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita
yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok tertentu yang
menderita penyakit. Misalnya upaya pemulihan bagi pecandu narkoba,
penderita TBC dengan latihan nafas dan batuk efektif.
f. Kemitraan
Dalam memberikan asuhan kebidanan di komunitas,bidan harus
mempunyai pandangan bahwa masyarakat adalah mitra dengan focus
utama anggota masyarakat. Kemitraan bidan di komunitas dapat dilakukan
dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial, kelompok
masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke
lingkungan keluarga dan masyarakat. Terutama pada kondisi dimana
stigma masyarakat perlu dikurangi (misalnya penderita TBC, pecandu
narkoba, korban perkosaan, dan prostitusi).
b. Tujuan
1) Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan
masalah kebidanan komunitas.
2) Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan
memecahkan masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas
kemampuan.
b. Mobilisasi/Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat
mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya
dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Ibu postpartum
sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam
postpartum. Early ambulation tidak diperbolehkan pada ibu postpartum
dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, paru-paru, demam
dan sebagainya.
c. Istirahat
Kembali melakukan rutinitas rumah tangga secara bertahap. Kurang
istirahat dapat mempengaruhi volume ASI yang diproduksi (berkurang),
memperlambat involusi uteri, dan cenderung menyebabkan depresi
postpartum (Marmi, 2014).
d. Personal Hygiene
1) Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah buang air
kecil atau besar dengan air.
2) Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari.
3) Menghindari menyentuh daerah luka episiotomi atau laserasi.
4) Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah genitalia (Marmi, 2014).
e. Seksual
Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu tidak
merasa nyeri ketika memasukkan jari ke dalam vagina (Marmi, 2014).
f. Perawatan Payudara
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu.
2) Menggunakan bra yang dapat menyokong payudara.
g. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan menjarangkan kehamilan berikutnya sekurang-
kurangnya 2 tahun.