Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.

NY ”N” BAYI BARU LAHIR


UMUR 1 JAM FISIOLOGIS DI RUANG PONED
DI PUSKESMAS BARENG

Disusun Oleh:
ERLIN KOA
NIM: 2021 01 0018

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


DIPLOMA TIGA KEBIDANAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY ”N” BAYI BARU LAHIR


UMUR 1 JAM FISIOLOGIS DI RUANG PONED
DI PUSKESMAS BARENG

Telah mendapatkan persetujuan dari pembimbing akademik dan lahan

Telah disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Disusun Oleh:
ERLIN KOA (2021 01 0018)

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Bd., Ardiyanti Hidayah, SST., M.Kes) (Putoyah S.S.T)


NPP. 011105090
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat, dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas “Asuhan Kebidanan pada
By. Ny. “N” Bayi Baru Lahir umur 1 Jam fisiologis di ruang PONED puskesmas bareng”
Meskipun demikian, penulis sadar bahwa Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan. Harapan penulis semoga Asuhan
Kebidanan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi mahasiswa STIKES
Husada Jombang.
Terselesainya Asuhan Kebidanan ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari semua
pihak, untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Andri Suharyono, M. KP. selaku kepala Puskesmas Bareng
2. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes.,MM, selaku Ketua STIKes Husada Jombang.
3. Putoya S.ST. selaku Pembimbing Praktek di Ruang PONED Puskesmas Bareng.
4. Bd.,Ardiyanti Hidayah, SST, M.Kes., selaku Kaprodi D-III Kebidanan, serta selaku
Pembimbing STIKes Husada Jombang.
5. Bd.,Siti Nur Farida SST, M,.Kes,. selaku Dosen Wali Semester V D-III Kebidanan STIKes
Husada Jombang.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas ini.

Jombang, Oktober 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan
umur kehamilan 37- 42 minggu lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara
spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur, berat badan
antara 2500-4000 gram. Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim
sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir
pada semua system.
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran
(Saifuddin, 2002). sedangkan beberapa pendapat mengatakan: Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005).
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya
dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Dona L. Wong, 2003). Neonatus (BBL) bukanlah
miniature orang dewasa, bahkan bukan pula miniature anak. Neonatus mengalami masa
perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi
kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi
selama jam ke 24-72 pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang
terpenting bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu
sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu
anastesi terhadap neonates (BBL).

B Rumusan masalah
1) Apa defenisi BBL?
2) Apa ciri-ciri BBL normal?
3) Apa bounding attachement BBL?
4) Apa saja tahapan BBL?
5) Apa saja perubahan-perubahan pada BBL ?
6) Apa saja periode masa transisi pada BBL ?
7) Bagaimana penatalaksanaan awal BBL ?
8) Bagaimana prinsip dasar penanganan bayi baru lahir?
9) Apa saja adaptasi BBL?
10) Bagaimana pemberian ASI pada BBL?
11) Apa saja kebutuhan BBL?
12) Apa saja kelainan- kelainan pada BBl ?
13) Apa saja trauma pada BBL?
14) Apa pemeriksaan untuk BBL?

C Tujuan
1) Untuk mengetahui defenisi BBL
2) Untuk mengetahui ciri-ciri BBL
3) Untuk mengetahui tahapan BBL
4) Untuk mengetahui bounding attachement BBL
5) Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada BBL
6) Untuk periode masa transisi pada BBL
7) Untuk mengetahui penatalaksanaan awal BBL
8) Untuk mengetahui prinsip dasar penanganan bayi baru lahir
9) Untuk mengetahui adaptasi BBL
10) Untuk mengetahui cara pemberian ASI pada BBL
11) Untuk mengetahui kebutuhan BBL
12) Untuk mengetahui kelainan dan trauma pada BBL
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 37-42 minggu, lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan
tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur, berat badan antara 2500-
4000gram serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin.

B. Ciri –Ciri Bayi Baru Lahir


a) Lahir aterm antara 37-42 minggu
b) Berat badan 2500 – 4000 gram
c) Panjang lahir 48 – 52 cm
d) Lingkar dada 30 – 38 cm
e) Lingkar kepala 33 – 35 cm
f) Lingkar lengan 11-12
g) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
h) Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
i) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
j) Kuku agak panjang dan lemas
k) Nilai APGAR >7
l) Gerakan aktif
m) Bayi lahir langsung menangis kuat
n) Genetalia:
- Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan
penis yang berlubang.
- Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang berlubang
serta labia mayora menutupi labia minora.
o) Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah
mulut) sudah terbentuk dengan baik.
p) Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
q) Refleks grasping sudah baik
r) Refleks morro
s) Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
C. Tahapan Bayi Baru Lahir
a) Tahap I terjadi segera setelah lahir, selama menit –menit pertama kelahiran. Pada tahap
ini digunakan system scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan
ibu.
b) Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahan II dilakukan pengkajian selama
24 jam pertama terhadap adannya perubahan perilaku.
c) Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang
meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.

D. Bounding Attachment
1) Suatu kondisi / tindakan agar terjadinya hubungan positif antara bayi, ibu, ayah dan
sibling serta keluarga yang lain
2) Bayi merasa dicintai, diperhatikan, aman dan nyaman sehingga terbentuk sosial dan dapat
bereksplorasi yang merupakan awal pembentukan konsep diri.
3) Jika gagal, gangguan perkembangan tingkah laku (stereotipi) misalnya menghisap jari,
menyakiti diri, tidur dilantai atau ketakutan, apatis, kemunduran kognitif/verbal

E. Perubahan-Perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir


1) Perubahan pernafasan/pada sistem pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
placenta. Setelah bayi lahir harus melalui paru-paru bayi pernafasan pertama pada BBL
terjadi normal dalam waktu 30 detik. Setelah kelahiran tekanan rongga dada bayi pada
saat melalui jalan lahir pervagina mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal
jumlahnya 80 – 100 ml). kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut sehingga cairan yang
hilang ini diganti dengan udara. Pernafasan pada neonatus terutama pernafasan
diafragmatik dan abdominal dan biasanya masih tidak teratur frekwensi dan dalamnya
pernafasan.
Bayi itu umumnya segera menangis sekeluarnya dari jalan lahir. Sebagai sebab-
sebab yang menimbulkan pernafasan yang pertama, dikemukakan:
a. Rangsangan pada kulit bayi.
b. Tekanan pada thorax sebelum bayi lahir.
c. Penimbunan CO2
Setelah anak lahir kadar CO2 dalam darah anak naik dan ini merupakan rangsangan
pernafasan.
d. Kekurangan O2
e. Pernafasan intrautrin
Anak sudah mengadakan pergerakan pernafasan dalam rahim, malahan sudah
menangis dalam rahim. Pernafasan di luar hanya merupakan lanjutan dari gerakan
pernafasan di dalam rahim.
f. Pemeriksaan bayi
Kebanyakan anak akan mulai bernafas dalam beberapa detik setelah lahir dan
menangis dalam setengah menit.
2) Perubahan metabolisme karbohidrat/glukosa
Fungsi otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri.
Pada setiap bayi baru lahir glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
Koreksi penurunan gula darah dapat terjadi dengan 3 cara:
a) Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk menyusu
ASI secepat mungkin setelah lahir).
b) Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis).
c) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(glukoneogenesis).
3) Perubahan suhu tubuh
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan
mengalami stres dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui:
a) Evaporasi: cairan menguap pada kulit yang basah.
b) Konduksi: kehilangan panas oleh karena kulit bayi berhubungan langsung dengan
benda/alat yang suhunya lebih dingin.
c) Konveksi: terjadi bila bayi telanjang di ruang yang relatif dingin (25oC atau kurang)
d) Radiasi adalah kehilangan panas karena tubuh bayi yang lebih panas menyentuh
permukaan yang lebih dingin.
4) Perubahan pada sistem kardiovaskuler
Pada sistem kardiovaskuler harus terjadi 2 perubahan besar, yaitu:
a. Penutupan foramen ovale atrium jantung.
b. Penutupan duktus afteriosus antara arteri paru dan aorta.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh:
a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh darah meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya
aliran darah ke atrium kanan yang mengurangi volume dan selanjutnya
tekanannya. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen
sedikit mengatur ke paru-paru untuk mengalami proses oksigenasi ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh paru dan meningkatkan
tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan
relaksasi dan terbakarnya sistem pembuluh baru. Dengan peningkatan tekanan
pada atrium kiri foramen ovale secara fungsi akan menutup. Perubahan sistem
gastrointestinal, ginjal
5) Kemampuan bayi baru lahir
Bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan masih
terbatas, juga hubungan antara osephagus bawah dan lambung masih belum sempurna
yang mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas lambung
sendiri sangat terbatas kurang dari 30 cc.
Faeces pertama bayi adalah hitam kehijauan, tidak berbau, substansi yang kental
disebut mekonium. Faeces ini mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi
saluran pencernaan, empedu, dan zat sisa dari jaringan tubuh. Pengeluaran ini akan
berlangsung sampai hari ke 2-3. pada hari ke 4-5 warna tinja menjadi coklat kehijauan,
Air kencing.
Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, air kencing akan keluar
dalam waktu 24 jam yang harus dicatat adalah kencing pertama, frekuensi kencing
berikutnya, serta warnanya bila tidak kencing/menetes/perubahan warna kencing yang
berlebihan.
6) Perubahan berat badan
Dalam hari-hari pertama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran
(meconium, urine, keringat) dan masuknya cairan belum mencukupi. Turunnya berat
badan tidak lebih dari 10%. Berat badan akan naik lagi pada hari ke 4 sampai hari ke 10.
Cairan yang diberikan pada hari 1 sebanyak 60 ml/kg BB setiap hari ditambah sehingga
pada hari ke 14 dicapai 200 ml/kg BB sehari.
7) Sistem skeletal
Tulang-tulang neonatus lunak karena tulang tersebut sebagian besar terdiri dari
kartilago yang hanya mengandung sejumlah kecil kalsium.
8) Sistem neoromuskular
Pada saat lahir otot bayi lambat dan lentur, otot-otot tersebut memiliki tonus
kemampuan untuk berkontraksi ketika dirangsang, tetapi bayi kurang mempunyai
kemampuan untuk mengontrolnya. Sistem persarafan bayi cukup berkembang untuk
bertahan hidup tetapi belum terintegrasi secara sempurna.
F. Periode Masa Transisi pada Bayi Baru Lahir
Setiap bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke
kehidupan ekstrauterin. Proses ini dapat berjalan lancar tetapi dapat juga terjadi berbagai
hambatan, yang bila tidak segera diatasi dapat berakibat fatal.
Terdapat tiga periode dalam masa transisi bayi baru lahir:
1. Periode reaktivitas I : (30 menit pertama setelah lahir)
Pada awal stadium ini aktivitas sistem saraf simpatif menonjol, yang ditandai oleh:
 Sistem kardiovaskuler
 Detak jantung cepat tetapi tidak teratur, suara jantung keras dan kuat.
 Tali pusat masih berdenyut.
 Warna kulit masih kebiru-biruan, yang diselingi warna merah waktu
menangis.
 Traktur respiratorrus
 Pernafasan cepat dan dangkal.
 Terdapat ronchi dalam paru.
 Terlihat nafas cuping hidung, merintih dan terlihat penarikan pada dinding
thorax.
 Suhu tubuh
 Suhu tubuh cepat turun.
 Aktivitas
 Mulai membuka mata dan melakukan gerakan explorasi.
 Tonus otot meningkat dengan gerakan yang makin mantap.
 Ektrimitas atas dalam keadaan fleksi erat dan extrimitas bawah dalam
keadaan extensi.
 Fungsi usus
 Peristaltik usus semula tidak ada.
 Meconium biasanya sudah keluar waktu lahir.
Menjelang akhir stadium ini aktivitas sistem para simpatik juga aktif, yang
ditandai dengan:
 Detak jantung menjadi teratur dan frekuensi menurun.
 Tali pusat berhenti berdenyut.
 Ujung extremitas kebiru-biruan.
 Menghasilkan lendir encer dan jernih, sehingga perlu dihisap lagi.
Selanjutnya terjadi penurunan aktivitas sistem saraf otonom baik yang simpatik
maupun para simpatik hingga kita harus hati-hati karena relatif bayi menjadi tidak
peka terhadap rangsangan dari luar maupun dari dalam.
Secara klinis akan terlihat:
- Detak jantung menurun.
- Frekuensi pernafasan menurun.
- Suhu tubuh rendah.
- Lendir mulut tidak ada.
- Ronchi paru tidak ada.
- Aktifitas otot dan tonus menurun.
- Bayi tertidur.
Pada saat ini kita perlu berhati-hati agar suhu tubuh tidak terus menurun.
2. Periode reaktifitas II (periode ini berlangsung 2 sampai 5 jam)
Pada periode ini bayi terbangun dari tidur yang nyenyak, sistem saraf otonom
meningkat lagi. Periode ini ditandai dengan:
 Kegiatan sistem saraf para simpatik dan simpatik bergantian secara teratur.
 Bayi menjadi peka terhadap rangsangan dari dalam maupun dari luar.
 Pernafasan terlihat tidak teratur kadang cepat dalam atau dangkal.
 Detak jantung tidak teratur.
 Reflek gag/gumoh aktif.
 Periode ini berakhir ketika lendir pernafasan berkurang.
3. Periode III stabilisasi (periode ini berlangsung 12 sampai 24 jam)
- Kedua pengkajian keadaan fisik tersebut untuk memastikan bayi dalam keadaan
normal/mengalami penyimpangan.

G. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir


1. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat
untuk mencegah hipotermi
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu, pemasangan
gelang nama sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai
enam jam setelah lahir)
9. Menetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.
10. Pemeriksaan fisik dan antropometri
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial

H. Prinsip Dasar Penanganan Bayi baru lahir


1. Tujuan: menjaga jalan napas, mempertahankan suhu tubuh, cegah infeksi &
identifikasi
2. Prinsip dasar: penanganan faktor-faktor risiko kematian perinatal (perdarahan,
hipertensi kelahiran peterm, asfiksia dan hipotermi).
3. > 50% kematian by pd masa neonatal mis krn hipotermi/ cold stress→hipoglikemi→
hipoksia→kerusakan otak/perdarahan otak1) Membersihkan jalan nafas
4. Bayi normal akan segera menangis spontan segera sesudah lahir, apabila bayi tidak
langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara:
a. Meletakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lurus dan
kepala tidak menekuk, posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
c. Bersihkan hidung, mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus
dengan kassa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan
kain kering dan kasar, dengan rangsangan ini biasanya bayi akan segera menangis.
 Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir akan menyebabkan kerusakan otak.
Sangat penting membersihkan jalan nafas, sehingga upaya bernafas tidak akan
menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).
 Alat penghisap lendir mulut atau penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen
dengan selangnya haris selalu siap di tempat.
 Segera lakukan usaha penghisap mulut dan hidung.
 Petugas harus memantau dan mencatat usaha nafas yang pertama.
 Warna kulit, adanya cairan atau mekanium dalam hidung atau mulut harus
diperhatikan.
 Bantuan untuk memulai pernafasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan
ventilasi yang adekuat.
 Dokter atau tenaga medis lainnya hendaknya melakukan pemompaan bila setelah
1 menit bayi tidak benafas.
5. Penilaian bayi waktu lahir (assessmant at birth)
Keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah lahir dengan penggunaan nilai
APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau
tidak. Setiap penilaian diberi angka 0,1 dan 2 dari hasil penilaian tersebut apakah bayi
normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai apgar 4-6)
atau asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai apgar dalam 2 menit belum mencpai
nilai 7, maka harus dilakukan tindakan resasitasi lebih lanjut. Oleh karena bila bayi
menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologik
lanjutan kemudian hari lebih besar. Berhubungan dengan itu, menurut apgar dilakukan
selain pada umur 1 menit juga pada umur 5 menit.
Nilai APGAR
0 1 2
Apperance Badan merah, Seluruh tubuh
Pucat
(Warna Kulit) ekstremitas biru kemerah-merahan
Pulse Rate
Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
(Frek. Nadi)
Grimance
Sedikit gerakan
(Reaksi Tidak ada Batuk/bersih
mimik (grimance)
Rangsangan)
Activity Ekstrimitas dalam
Tidak ada Garakan aktif
(Tonus Otot) sedikit flexi
Respiration Lemah/tidak
Tidak ada Baik/menangis
(Pernafasan) teratur
Jumlah

6. Memotong tali pusat


Pemotongan tali pusat menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu dan
bayi, tali pusat dipotong sebelum dan sesudah plasenta lahir tidak akan mempengaruhi
bayi, kecuali apabila bayi tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk
memudahkan melakukan reusitasi.
Tali pusat diklem dengan klem steril dengan jarak 3 cm dari tali pusat bayi
lakukan pengarutan pada tali pusat dari ke klem ke arah ibu, dan kemudian pasang klm
kedua pada sisi ibu 2 cm dari klem pertama, pegang tali pusat diantara kedua klem
tersebut dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memotong tali pusat diantara
kedua klem dengan gunting tali pusat steril, kemudian ikat puntung tali pusat sekitar 1
cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang steril atau penjepit tali pusat, lalu
pengikat kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi-sisi yang berlawanan
atau pengikatan dapat pula menggunakan klem tali pusat dari plastik luka tali pusat
dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% serta dibaluk kassa steril. Pembalut
tersebut diganti setiap hari dan setiap tali pusat basah/kotor. Atau juga bisa
menggunakan triplel T (larutan berwarna biru) tanpa dibalut oleh kasa steril. Tali pusat
harus dipantau dari kemungkinan terjadinya perdarahan tali pusat.
7. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu bayi lahir, bayi mampu mengatur secara tetap suhu tubuhnya dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat, bayi baru lahir
harus dibungkus dengan kain hangat karena suhu tubuuh bayi merupakan tolak ukur
kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai tubuhnya stabil.
Mekanisme kehilangan panas:
a. Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi.
b. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan
permukaan yang dingin.
c. Konveksi adalah kehilangan panas pada saat bayi terpapar dengan udara sekitar
yang lebih dingin.
d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat
benda-benda yang mempunyai temperatur lebih rendah dari temperatur tubuh
bayi.
Cara pencegahan kehilangan panas:
a. Keringkan bayi secara seksama.
b. Selimut bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
c. Tutup bagian kepala bayi.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi.
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
8. Memberikan vitamin K
Untuk mencegah perdarahan karena defesiensi vitamin K maka setiap bayi
yang baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari
selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tingi diberi vitamin K parenferal dosis 0,5 – 1 mg
(1 M).
9. Memberi obat salep/tetes mata
Tetes mata/salep antibrotika yang diberi dalam waktu 2 jam pertama setelah
kelahiran. Obat yang diberikan berupa tetes mata (larutan perat nitrat 1%) atau salep
(salep mata eritromisin 0,5%) salep/tetes mata yang diberikan dalam 1 garis lurus,
mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju bagian luar
mata.
10. Identifikasi bayi
Identifikasi byai segera lakukan segera setelah bayi lahir dan ibu masih
berdekatan dengan bayinya dikamar bersalin. Tanda pengenal bayi bisa menggunakan
cap jari atau telapak kaki. Tanda pengenal bayi umumnya menggunakan secarik kertas
putih atau berwarna merah/biru tergantung jenis kelamin dan ditulis nama (bayi
nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, unit. Setelah itu kertas dimasukkan dalam kantong
plastik dengan pita diikatkan pada pergelangan tangan ibu, pengikatan pita hanya
dapat dilepas atau digunting. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomer identifikasi.
11. Pemantauan bayi baru lahir
Tujuannya yaitu untuk mengetahui bayi normal atau tidak dan identifikasi
masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan, serta tindak lanjut petugas kesehatan.
a. Dua jam pertama sesudah lahir, yang dipantau:
 Kemampuan menghisap.
 Bayi tampak aktif atau lunglai.
 Bayi kemerahan atau biru.
b. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, yang dipantau:
 Bayi kecil masa kehamilan atau kurang bulan.
 Gangguan pernafasan.

I. Adaptasi Bayi Baru Lahir
1) Sistem Kardiovaskular
2) Sistem Pernapasan
3) Sistem Hematopoiesis
4) Sitem Gastrointestinal
5) Sistem Imunitas
6) Sistem Integumen
7) Sistem Termogenik
8) Sistem Reproduksi
9) Sistem Neuromuskular

J. Pemberian Asi
1) Bayi normal dapat disusui segera setelah lahir dangan menghisap mencegah
perdarahan, perangsangan pembentukan ASI, terbina bonding
2) Ibu dijelaskan manfaat ASI termasuk kolostrum
3) Kontra indikasi ASI: mamae abses/ca, ibu sakit jantung berat/HIV/hevatitis dll

K. Kebutuhan Bayi Baru Lahir


1. Merawat tali pusat: sesudah /sebelum plac lepas tak masalah.
2. Menilai APGAR menit 1,5,10. normal7-10, asfiksia ringan 4-6, berat <3
3. Nutrisi: 12 jm I blm perlu, ini untuk memungkinkan bayi istirahat dan mengeluarkan
lendir namun tergantung kebijakan masing-masing RS, saat ini bayi disusui segera
dengan ASI
4. Stimulasi, melaui sentuhan/ belaian/ pandangan menyusui. Saat ini stimulasi untuk
merangsang pernafasan tak dianjurkan, kalau terpaksa isap lendir
5. Identifikasi
6. Kebersihan
7. Profilaksis: tetes mata, vit K
8. Mempertahankan suhu
9. Antropometri
10. Menentukan gestasi
11. Pakaian dan selimut
12. Posisi dan lingkungan: miring dengan kepala sedikit rendah, lingkungan hangat
/tenang

L. Kelainan-Kelainan Pada Bayi Baru Lahir


Contoh kelainan-kelainan pada bayi baru lahir yang sering terjadi adalah sebagai berikut:
a. labioskisis dan labiopalatoskisis
b. atresia esophagus
c. atresia rektil dan anus
d. hirschprung
e. obstruksi billiaris
f. omfalokel
g. meningokel, ensefalokel
h. hidrosefalus
i. hipospadia
j.
M. Trauma Pada Bayi Baru Lahir
Trauma pada bayi baru lahir adalah cedera yang didapatkan saat persalinan. Trauma
ini bisa disebabkan oleh makrosomia, premature, chepalo pelvic disproportion (CPD),
distosia, persalinan lama, presentasi abnormal dan persalinan dengan tindakan (vacuum atau
forceps). Trauma atau cedera pada bayi baru lahir dapat dibedakan menjadi:
a. Cedera kepala (caput suksedaneum, cepal hematoma, dan perdarahan intrakanial)
b. Cedera leher dan bahu (fraktur klavikula dan brakial palsi)
c. Cedera intraabdomen (perdarahan di hati, limpa, atau kelenjar adrenal).

N. Pemeriksaan Pada Bayi Baru lahir


LAB: Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium,
namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi tertentu

O. Pengobatan Pada Bayi Baru Lahir


1) Vitamin K
2) Tetes / zalf mata
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan
tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-
4000 gram.Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi tertentu.
Obat profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:
1. Vitamin K
2. Tetes / zalf mata

B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangn dan kesalahan, kami
mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar
kami dapat membuat makalah yang lebih baik dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer,dkk.2000. Kapita selekta Kedokteran edisi III jilud 2.Jakarta. MediaAesculapius


Abdul atif,1993.Penatalaksanaan Anastesi pada Bedah Akut Bayi Baru Lahir.Jakarta.
Warih BP,Abubakar M.1992.Fisiologi pada neonates.Surabaya.
http://sis-doank27.blogspot.com/2010/06/askep-bayi-baru-lahir-normal.html

Anda mungkin juga menyukai