Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.NY "L" BAYI BARU LAHIR UMUR 1


JAM FISIOLOGIS DI RUANG PONED
DI PUSKESMAS BARENG

Disusun oleh:
PUTRI SELATUR RIZKIYA
(2021010026)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN JUDUL : BAYI BARU LAHIR

Telah mendapatkan persetujuan dari pembimbing akademik dan lahan

Telah disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

DI SUSUN OLEH :
PUTRI SELATUR RIZKIYA (2021010026)

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Bd.,Siti Nur Farida,SST.,M.Kes) (Putoyah,S.S.T)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga saya selaku penyusun dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir”
Dengan selesainya laporan ini semuanya tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan dari semua pihak. Untuk itu penulis menyampaikan setulus-tulusnya
ucapan terima kasih kepada:
1. dr. Andri Suharyono, M. KP , selaku Kepala Puskesmas Bareng
2. Dra. Hj. Soelidjah Hadi, M.Kes, MM., selaku Ketua STIKES Husada Jombang
3. Putoyah,S.S.T , selaku Koordinator ruang PONED Puskesmas Bareng
4. Bd., Ardiyanti Hidayah., SST., M.Kes selaku Kaprodi DIII Kebidanan STIKES
Husada Jombang
5. Bd., Siti Nur Farida, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing DIII Kebidanan
STIKES Husada Jombang
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian dan penyusunan laporan
ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam laporan ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan selanjutnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi
teman-teman mahasiswa pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jombang, 15 oktober 2023


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi Baru Lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari (Herman, 2020). Bayi Baru Lahir (BBL) normal
adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu atau 294 hari dan berat
badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Wahyuni, 2012).Menurut
World Health Organization (WHO) tahun 2017, setiap tahun kematian bayi baru
lahir dan neonatal di dunia capai 37% dari semua kematian pada anak balita.
8000 bayi baru lahir di dunia meninggal dari penyebab yang tidak dapat dicegah
setiap harinya.
Penyebab utama kematian bayi baru lahir di dunia antara lain BBLR
29%, sepsis dan pneumonia 25% dan asfiksia 23%. Penyebab kematian bayi ke 3
di dunia dalam periode awal kehidupan adalah asfiksia.Menurut data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan AKB
sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup. Intervensi-intervensi yang dapat
mendukung kelangsungan hidup anak ditujukan untuk dapat menurunkan AKB
menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2024. Penyebab kematian lainnya
di antaranya asfiksia, kelainan bawaan, sepsis, tetanus neonatorium, dan lainnya.
(Profil Kesehatan Inonesia, 2019)

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dari laporan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi
Baru Lahir” adalah sebagai berikut:
1. Apa itu bayi baru lahir?
2. Bagaimana cara mengatasi Masalah pada bayi baru lahir?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
 Adapun tujuan dalam penulisan laporan ini adalah untuk menambah
pengetahuan tentang bayi baru lahir, dan cara mengatasi masalah pada
bayi baru lahir, Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai proses
pembelajaran untuk mahasiswa.
2. Tujuan Khusus
 Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat memahami pengertian bayi
baru lahir lebih dalam lagi
 Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat mengamalkan ilmunya dalam
kehidupan bermasyarakat.

D. Manfaat Penulisan
 Bagi Penulis
Laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan yang dimiliki khususnya mengenai bayi baru lahir
 Bagi Pembaca
Laporan ini dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan dan
sebagai pedoman untuk mengatasi masalah pada bayi baru lahir
 Bagi Institut Pendidikan
Laporan ini dapat dijadikan referensi dalam pembuatan laporan selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENDAHULUAN
Bayi baru lahir atau neonatus adalah manusia yang memiliki rentang
umur 0 – 28 hari. Bayi yang baru keluar dari Rahim seorang ibu, memiliki resiko
yang tinggi terhadap paparan lingkungan yang baru di rasakannya. Fungsi
fisiologis dari bayi perlu waktu untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan baru
tersebut. Banyak kasus kematian bayi terjadi pada umur ini karena kegagalan
dari bayi untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Adaptasi lingkungan bayi dipengaruhi oleh banyak factor. Kesehatan ibu,
perawatan saat ibu hamil, perawatan saat bayi baru lahir mempengaruhi keadaan
selanjutnya dari bayi.
Untuk itu, seorang perawat hendaknya dapat mengerti tentang bayi baru
lahir. Sehingga dapat merawat bayi dengan baik dan menurunkan angka
kematian dan kecacatan pada bayi.

B. DEFINISI
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan
berat badan 2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes
RI, 2005).
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4
minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan
yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga
mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.

C. ETIOLOGI
1. His(Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
D. TANDA DAN GEJALA
1. Lahir aterm antara 37-42 minggu
2. Berat badan 2500 – 4000 gram
3. Panjang lahir 48 – 52 cm
4. Lingkar dada 30 – 38 cm
5. Lingkar kepala 33 – 35 cm
6. Lingkar lengan 11-12
7. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
8. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
9. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
10. Kuku agak panjang dan lemas
11. Nilai APGAR >7
12. Gerakan aktif
13. Bayi lahir langsung menangis kuat
14. Genetalia :
a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang.
b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang
berlubang ,serta labia mayora menutupi labia minora.
15. Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
16. Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
17. Refleks grasping sudah baik
18. Refleks morro
19. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama

E. PATOFISIOLOGI
Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui
plasenta.Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali
pusat dipotong).Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat
adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan
tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor
pada sinus karotis.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan
menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam.Fungsi surfaktan untuk
mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada
neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal.Sedangkan respirasi
setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 – 60 x / menit.
2. Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari
plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian
besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah
dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa
pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis,
demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat,
dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil
dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus botali tidak
berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi
karena pemotongan tali pusat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin
telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak.Absorpsi
air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum
air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna
hitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya
dikeluarkan dalam 24 jam pertama.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar,
setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga
sudah disimpan dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam
keadaan imatur (belum matang).Hal ini dibuktikan dengan
ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari
peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya
enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim
GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis
bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus
fisiologis.
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan
pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan
yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari
hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120
mg/100 ml.
6. Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis)
yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan
lebih banyak energi daripada lemak biasa.Cara penghilangan tubuh dapat
melalui konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara
sekeliling yang lebih dingin.Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan
tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara
langsung.Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi
jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu
kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih
dingin dengan kontak secara langsung.
7. Kelenjar Endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu
bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan
pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan.Kelenjar
tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak
beberapa bulan sebelum lahir.
8. Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa
ruangan ekstraseluler luas.Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah
nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan
antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal
blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa.
9. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka
dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan
spontan.Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat
bulan.Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam
bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot
menjadi lebih sempurna.Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu
dapat hidup diluar kandungan.Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat
sensitif terhadap cahaya.
10. Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan
bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam
bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara
lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-
kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum
dan ASI.
11. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua
struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur.Epidermis dan dermis
tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa juga bersatu dengan
epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan warna kulit bayi
berwarna merah muda.
12. Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi
dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 –
72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi
baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin.Presentasi Hb janin menurun
sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.
13. Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh
secara keseluruhan.Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang
tubuh.Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai.Wajah relatif kecil
terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan
berat.Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan
tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung.Saat baru
lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki.Ekstremitas harys simetris,
terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah
terlihat pada bayi cukup bulan.

F. KOMPLIKASI
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
5. Gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata (seperti
mengdip)
6. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya
tekanan darah sistolik
7. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
8. Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer

G. PATHWAY
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis,
tingkat rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43%
sampai 61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks
antigen-antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi
hemolitik.
4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1
sampai 2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.

I. PENATALAKSANAAN
Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera
sesudah lahir, adalah:
1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera
setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera
membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang Bersihkan
hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.
c. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain.
2. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau
sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi,
kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi
dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi
perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan
alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut
tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor. Sebelum memotong tali
pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya
perdarahan.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu
mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4. Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3
hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis
0,5 1 mg I.M
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata bayi baru
lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic
neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu
diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin
0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia
(penyakit menular seksual).
6. Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan
pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah
melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya)
tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. d. Di
setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,
tanggal lahir, nomor identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk
mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama
sesudah lahir meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru

J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social
dan riwayat pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health
(DM,jantung)
4) Intra Partum event :
a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I
dan II KPD 24 jam.
c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120
x sampai dengan 140 x / menit.
e) Penggunaan analgesic
f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c. Pengkajian Fisik
1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada
telapak kaki, periksa potensi hidung dengan menutup sebelah
lubang hidung sambil mengobservasi pernafasan dan perubahan
kulit.
2) Dada
Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi
untuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada
setiap dada.
a) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti
kubam atau tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh
darah pada tali pusat.
b) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Nilai APGAR
f. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi
tampak semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti
tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
2) Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk
menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan
dan peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score.
Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung
dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh,
frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140
kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi
dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit
warna ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah
kemerahan.Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan
diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari
selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering
menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir.
Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan
tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5 0C-
370C.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada
rektal.
4) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan
padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan,
kaki dan selangkangan.Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak
berwarna putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu
yang disebut verniks kaseosa.
5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk,
kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh
dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan
jenis kelamin.

6) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena
umbilikalis.Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan,
tidak ada kemerahan di sekitarnya.
7) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan
dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar
graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada
bidang datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan
menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting
susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke
dalam mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
8) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan
fisiologis.Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10%
dari berat badan lahir.Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai
4000 gram.
9) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental
berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai
keluar dalam 24 jam pertama.
10) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
lengan atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur.
Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika
32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm.
Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50
cm.
11) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema,
tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma)
atau rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis
turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
c. Hipertermia
d. Hipotermia
e. Resiko infeksi
f. Resiko Cedera
g. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa 1 : Ketidakefektifan pola nafas
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan pola nafas BBL kembali efektif Kriteria hasil:
1) Kemudahan bernafas dan kedalaman inspirasi
2) Ekspansi dada simetris
3) Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
4) Tidak ada bunyi nafas tambahan
5) Nafas pendek tidak ada
Intervensi
1) Observasi adanya pucat dan sianosis Sianosis menunjukkan adanya
gangguan pada pernafasan BBL
2) Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi
Mengetahui perkembangan kondisi BBL
3) Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak adanya
ventilasi dan adanya bunyi nafas tambahan Mengetahui adanya
kelainan dalam pernafasan BBL
4) Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan
sekresi Secret yang menumpuk dapat mengakibatkan
ketidakefektifan pola nafas Kolaborasi: Berikan Non re-breathing
mask dengan oksigen Memenuhi kebutuhan oksigen BBL.
b. Diagnosa 2 : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam
BBL menunjukkan keefektifan jalan nafas Kriteria hasil
1) BBL mudah untuk bernafas
2) Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada
3) RR dalam batas normal
Intervensi :
1) Kaji keefektifan pemberian oksigen dan perawatan yang lain
2) Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui
adanya penurunan atau tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi
tambahan
3) Pantau status oksigen BBL Jika SaO < 80% mengindikasikan
adanya ketidakefektifan jalan nafas
4) Jelaskan pada BBL dan keluarga tentang penggunaan peralatan: O2,
suction, inhalasi
5) Lakukan fisioterapi dada sesuai kebutuhan Kolaborasi: Berikan
udara/oksigen yang telah dihumidifikasi
c. Diagnosa 3 : Hipertermia
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan hipertermia tidak terjadi Kriteria hasil :
1) Suhu tubuh dalam rentang normal
2) Nadi dan RR dalam rentang normal
3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa
nyaman
Intervensi :
1) Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan Suhu
tubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
2) Monitor warna dan suhu kulit
3) Monitor tekanan darah, nadi dan RR
4) Monitor penurunan tingkat kesadaran
5) Monitor WBC, Hb, dan Hct
6) Monitor intake dan output
7) Berikan anti piretik
8) Lakukan tapid sponge
9) Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
10) Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
11) Tingkatkan sirkulasi udara
d. Diagnosa 4 : Hipotermia
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan hipotermia tidak terjadi Kriteria hasil :
1) BBL menunjukkan termoregulasi neonates (keseimbangan antara
panas yang dihasilkan, peningkatan panas, dan kehilangan panas
selama periode neonatus)
Intervensi :
1) Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan Suhu
tubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
2) Pantau suhu bayi lahir sampai stabil Suhu tubuh bayi baru lahir
mudah mengalami penurunan
3) Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan kedaruratan yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan
4) Pemahaman tentang kondisi hipotermi dapat mencegah terjadinya
hipotermi
5) Selimuti bayi segera setelah dilahirkan
6) Mencegah kehilangan panas
7) Gunakan tutup kepala pada bayi baru lahir
8) Mencegah kehilangan panas
9) Tempatkan bayi baru lahir dalam incubator atau dibawah
penghangat sesuai kebutuhan
10) Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat
e. Diagnosa 5 : Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka pada tali
pusat
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam
resiko infeksi tidak menjadi aktual
Kriteria hasil :
1) BBL bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Jumlah leukosit dalam batas normal
3) Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
Intervensi :
1) Pantau tanda/gejala infeksi (missal.suhu tubuh, denyut jantung,
pembuangan, penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit,
lesi kulit, keletihan, malaise)
2) Mengetahui tanda infeksi secara dini memungkinkan pencegahan
terhadap infeksi dan mengurangi keparahan infeksi yg mungkin
sudah terjadi
3) Kaji faktor yg meningkatkan serangan infeksi (missal.usia lanjut,
tanggap imun rendah, dan malnutrisi)
4) Faktor pemberat dapat mengakibatkan infeksi berkembang leboh
cepat
5) Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung granulosit absolut, hasil-
hasil yg berbeda, protein serum, dan albumin)
6) Perubahan hasil laboratorium mengidentifikasikan adanya infeksi
7) Ajarkan keluarga BBL teknik mencuci tangan yg benar
8) Cuci tangan dengan benar dapat mencegah transmisi organism
9) Ajarkan kepada keluarga BBL tanda/gejala infeksi dan kapan harus
melaporkannya ke pusat kesehatan
10) Perubahan hasil laboratorium dapat mengindikasikan adanya infeks
11) Berikan terapi antibiotic bila diperlukan
f. Diagnosa 6 : Resiko Cedera berhubungan dengan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien
tidak mengalami cedera.
Kriteria hasil : Pasien terbebas dari cedera
Intervensi :
1) Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
2) Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi
fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu
pasien
3) Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya
memindahkan perabotan)
4) Menempatkan bayi di box bayi
5) Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
6) Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau
keluarga pasien.
7) Membatasi pengunjung
8) Menganjurkan keluarga agar menemani pasien
9) Mengontrol lingkungan dari kebisingan
10) Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
g. Diagnosa 7 : Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2) Intake dan output makanan seimbang.
3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
1) Timbang BB setiap hari.
2) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen.
3) Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara secara bergantian 5-10
menit.
4) Lakukan pemberian makanan tambahan.
5) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalm pemberian
makanan (tersedak, menolak makanan, produksi mukosa
meningkat).
4. Implementasi
Komponen pada tahap implementasi adalah :
a. Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter.
Tindakan keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar praktek
American Nurses Associatioin (1973) dan kebijakan institusi perawatan
kesehatan.
b. Tindakan keperawatan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaborasi diimpelementasikan bila perawat
bekerja dengan anggota tim perawat kesehatan yang lain dalam
membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk mengatasi masalah
klien.
c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap tindakan
keperawatan. Dokumentasi merupakan pernyataan dari
kejadian/identitas yang otentik dengan mempertahankan catatan-catatan
yang tertulis. Dokumentasi merupakan wahana untuk komunikasi dan
suatu profesional ke profesional lainnya tentang kasus klien. Dokumen
klien merupakan bukti tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi
yang diimplementasikan oleh perawat dan perubahan-perubahan pada
kondisi klien. Frekuensi dokumentasi tergantung pada kondisi klien dan
terapi yang diberikan idealnya therapi dilakukan setiap shift. Rekam
medis klien merupakan dokumentasi yang legal, rekam medis tersebut
diterima di pengadilan. Pada tuntutan mal praktik, catatan perawatan
memberikan bukti tindakan perawat. Perawat harus melindungi catatan
tersebut dari pembaca yang tidak berhak seperti pengunjung. Tanda
tangan perawat di akhiri catatan perawat merupakan akuntabilitas
terhadap isi catatan. Mengubah dokumen legal tersebut merupakan
suatu kejahatan adalah tidak bisa di teruma untuk menghapus tulisan
pada catatan menggunakan tipe x, penghapusan tinta atau lainnya.
5. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Kemampuan yang harus dimiliki
perawat pada tahap ini adalah memahami respon terhadap intervensi
keperawatan. Kemampuan mengembalikan kesimpulan tentang tujuan yang
dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan-tindakan
keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini terdiri 2 kegiatan
yaitu:
a. Evaluasi formasi menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat
memberikan intervensi dengan respon segera.
b. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan
analisis status klien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang
direncanakan pada tahap perencanaan. Disamping itu, evaluasi juga
sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria tettentu yang
membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau tercapai
sebagian.
1) Tujuan Tercapai
Tujuan dikatakan teracapai bila klien telah menunjukkan perubahan
kemajuan yang sesuai dengan keiteria yang telah ditetapkan
2) Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak
tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari berbagai
masalah atau penyebabnya, seperti klien dapat makan sendiri tetapi
masih merasa mual, setelah makan bahkan kadang-kadang muntah.
3) Tujuan tidak tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya
perubahan kearah kemajuan sebagaimana kriteria yang diharapkan.
Evaluasi sumatif masing-masing diagnosa keperawatan secara teori
adalah :
a. Pola nafas efektif
b. Bersihan jalan nafas efektif
c. Hipertermi tidak terjadi
d. Hipotermia tidak terjadi
e. Bayi aman
f. Infeksi tidak terjadi
g. Nutrisi seimbang
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bayi Baru Lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,
berusia 0-28 hari (Herman, 2020). Bayi Baru Lahir (BBL) normal adalah bayi yang
lahir dari kehamilan 37-42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram
sampai dengan 4000 gram (Wahyuni, 2012).Menurut World Health Organization
(WHO) tahun 2017, setiap tahun kematian bayi baru lahir dan neonatal di dunia capai
37% dari semua kematian pada anak balita. 8000 bayi baru lahir di dunia meninggal
dari penyebab yang tidak dapat dicegah setiap harinya.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, Jansen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.


Jakarta : EGC.
MNH, JNPK-KR dan DepKes. 2003. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta :
DepKes
NANDA. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
RI DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : DepKes.
Saifuddin, abdul bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai