Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PENUTUP

Dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn. R dapat di

ambil beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan landasan teori yang di

tetapkan. Selanjutnya penulis juga mengemukakan beberapa saran demi perbaikan

mutu asuhan keperawatan khususnya pada klien dengan Infark Myocard Acut di

Rumah Sakit Islam Samarinda.

A. Kesimpulan

Infark Myocard acut merupakan keadaan darurat yang memerlukan

tindakan keperawatan segera dengan melibatkan tim kesehatan lainnya secara

kolaboratif. Keadaan ini juga menuntut ditetapkannya proses keperawatan dengan

cepat dan tepat yang di tujukan terhadap respon manusia/individual secara utuh

dan unik.

Dalam pengkajian keperawatan kepada klien Tn. R di dapatkan keluhan

utama yaitu nyeri dada substernal, tajam dan di sertai dengan penjalaran ke lengan

kiri dan punggung. Selain itu juga pengkajian harus pula di arahkan untuk

memperoleh data dasar lengkap untuk menentukan diagnosa keperwatan,

potensial maupun resiko.

Rencana perawatan di kembangkan untuk memenuhi tujuan antara lain

mengurangi nyeri, mengurangi sesak, memenuhi oksigen ke myocard, mencegah

komplikasi dan membantu individu beradaptasi dengan pengalaman Myocard

Infarknya.
81

Tindakan keperawatan di lakukan berdasarkan rencana yang telah di

tetapkan, pada tahap ini di perlukan keterlibatan keluarga secara positif untuk

mendukung kesembuhan klien.

Sedangkan evaluasi yang dilakukan meliputi dua kegiatan yaitu evaluasi hasil.

Dari evaluasi proses, dari evaluasi hasil.

B. Saran-saran

1. Untuk memudahkan pemberian tindakan keperawatan dalan keadaan

darurat secara cepat dan tepat, mungkin perlu dilakukan prosedur

tetap/protokol yang dapat di gunakan setiap hari.

2. Sedangkan untuk menjamin asuhan keperawatan yang berkesinambungan,

kiranya sangat cocok asuhan keperawatan di kerjakan secara Tim melalui

“Tim Nursing”

3. Bila memungkinkan , sangat tepat apabila pada setiap unit keperawatan di

lengkapi dengan buku-buku yang di perlukan baik untuk perawat maupun

untuk klien.

4. Sebaiknya untuk alat Elektrokardigram harus ada setiap ruangan, karena di

Rumah Sakit Islam hanya mempunyai satu alat, hal ini diharapkan dapat

memberikan penanganan segera khususnya pada klien dengan Infark

Myocard Acut.
82

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. Marlyn, RN,BSN,CS, et,al. Nursing Care Plan, Diagnosis in

Planning Patient Care, Philadelpia: F.A.Davis Company, 1989.

Mariani B. Prof.Dr. Pemeriksaan Klinik Penyakit Jantung, Surabaya, FK

UNAIR RSUD dr.Soetomo, 1987.

Meurs, AA, A.C Arntzenius. Elektrokardiografy Praktis, terj. Dr.Hardjono

Djojoadisoepraptoe, Jakarta, Hypocrates 1990.

Karen C.Sorensen, et, al. Medical Surgical Nursing, A Psycho Physiologic

Approach, Philedelpia : W.B.Sauders Company, 1987.

Jetty Setyawan DR. et,al. Kegawat Daruratan Cardiovaskuler,Jakarta, Komisi

Gawat Darurat PP Perkl, 1994.

Anis, Ni Luh Gede Yasmin, et, al. Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan

Gangguan Sistem Cardivaskuler, Jakarta, EGC, 1993.

Mansjoer A. et, al. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aesculapius

FKUI, 1999.

Arthur C. Guyton, Fisiologi Kedokteran, Jakarta, EGC, 1983.

Depkes, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta, Depkes, 1990.

Hundak and Gallo, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistit, Jakarta,

EGC,1997.
83

Anda mungkin juga menyukai