Anda di halaman 1dari 60

Asesmen

dalam
Kurikulum
Merdeka
Disampaikan oleh
Karyat Heryana

Sumber:

1. Pembelajaran dan Penilaian pada Kurikulum Merdeka (Direktorat SMP


Kemendikbudristek, 2022)
2. Projek Penguatan profil Pelajar Pancasila (Direktorat SMP Kemendikbudristek,
2022)
3. Banduan Pembelajaran dan Asesmen (Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, 2022)
4. Pembelajaran dan Asesmen Berbasis Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
(BBPMP Provinsi Jawa Barat, 2022)
5. Asesmen Diagnostik (Kemdikbud, 2020)
1. Asesmen
Diagnostik
2. Asesmen
pada Kegiatan
Intrakurikuler
3. Asesmen
Proyek Profil Pelajar
Pancasila
Asesmen
Diagnostik
Tujuan Asesmen Diagnostik
Secara umum, sesuai namanya asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa
dan mengetahui kondisi awal siswa.
Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis kognitif.
Tujuan dari masing-masing asesmen diagnostik adalah sebagai berikut:

Tujuan Asesmen Diagnostik


Non-kognitif Kognitif
• Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial • Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
emosi siswa • Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan
• Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah kompetensi rata-rata siswa
• Mengetahui kondisi keluarga siswa • Memberikan kelas remedial atau pelajaran
• Mengetahui latar belakang pergaulan siswa tambahan kepada siswa yang kompetensinya di
• Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat bawah rata-rata
siswa
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Asesmen diagnostik non-kognitif di awal pembelajaran dilakukan
untuk menggali hal-hal seperti berikut:
• Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi sisiwa
• Aktivitas siswa selama belajar di rumah Tips:
Ketrampilan bertanya dan
• Kondisi keluarga dan pergaulan siswa membuat pertanyaan penting
• Gaya belajar, karakter, serta minat siswa pada asesmen ini!
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Tindak Lanjut
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan persiapan

1. Siapkan alat bantu berupa


2. Buat daftar pertanyaan kunci
gambar-gambar yang mewakili
mengenai aktivitas siswa
emosi

Siapkan pertanyaan panduan Siapkan pertanyaan kunci seperti


seperti berikut: berikut:

1. Apa yang sedang kamu rasakan 1. Apa saja kegiatanmu selama belajar di
saat ini? rumah?
2. Bagaimana perasaanmu saat 2. Apa hal yang paling menyenangkan
belajar di rumah? dan tidak menyenangkan ketika
belajar di rumah?
3. Apa harapanmu?
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan pelaksanaan

Meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama belajar


di rumah serta menjelaskan aktivitasnya

Bercerita Menulis Menggambar


Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Strategi tanya jawab
1. Pastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami
2. Menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan jawabannya
3. Memberikan waktu berpikir pada siswa sebelum menjawab pertanyaan

Saat siswa Saat siswa Saat siswa


menjawab pertanyaan balik bertanya menjawab pertanyaan

• Berikan penguatan • Langsung menjawab • Mencoba mengarahkan


• Berikan pertanyaan lanjutan pertanyaan siswa kembali pertanyaan
untuk menggali lebih dalam • Membantu siswa untuk • Memparafrasekan
• Mengembalikan fokus jika dapat menjawab pertanyaan agar lebih mudah
jawaban mulai menyimpang pertanyaannya sendiri dipahami
• Menunggu beberapa saat
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Tindak Lanjut

1. Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi


empat mata

2. Menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa serta


orang tua bila diperlukan

3. Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal pembelajaran


Asesmen Diagnostik Kognitif
Asesmen diagnostik kognitif bertujuan mendiagnosis kemampuan
dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran.
Asesmen diagnostik kognitif dapat dilaksanakan secara rutin yang
disebut asesmen diagnostik kognitif berkala, pada awal Penting!
pembelajaran, akhir setelah guru selesai menjelaskan dan Guru melakukan asesmen
membahas topik, dan waktu lain. diagnosis kognitif untuk
Asesmen Diagnostik bisa berupa Asesmen Formatif maupun menyesuaikan tingkat
Asesmen Sumatif. pembelajaran dengan
kemampuan siswa, bukan untuk
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik kognitif adalah: mengejar target kurikulum.
1. Persiapan

2. Pelaksanaan
3. Diagnosis dan Tindak Lanjut
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan persiapan & pelaksanaan

1. Buat jadwal pelaksanaan asesmen


2. Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
3. Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:
• 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru
• 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah
• 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah
(sesuaikan pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti pembelajaran di jenjang sekarang)

Berikan asesmen untuk semua siswa di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah maupun yang belajar di
rumah
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan tindak lanjut
1. Lakukan pengolahan hasil asesmen
• Buat penilaian dengan kategori “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak paham” Penting!
• Hitung rata-rata kelas Guru menyesuaikan
2. Bagi siswa menjadi tiga kelompok: aktivitas dan materi
• Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan ATP sesuai belajar di kelas
fasenya dengan peningkatan
• Siswa dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan rata-rata semua
pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi murid di kelas
• Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan
3. Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik
pembelajaran baru, untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata kemampuan
siswa
4. Ulangi proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan strategi
yang variatif), sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan
Asesmen
pada Kegiatan
Intrakurikuler
3 Asesmen dirancang secara adil,
proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan
1 Asesmen merupakan bagian terpadu dari
belajar, menentukan keputusan tentang
Prinsip
SOSIALISASI
proses pembelajaran, fasilitasi
langkah dan sebagai dasar untuk menyusun
pembelajaran, dan penyediaan informasi
Asesmen
program pembelajaran yang sesuai
yang holistik, sebagai umpan balik untuk
selanjutnya;
pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali
PENINGKATAN
agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran 4 Laporan kemajuan belajar dan pencapaian
selanjutnya peserta didik bersifat sederhana dan

MUTU PENDIDIKAN informatif, memberikan informasi yang


bermanfaat tentang karakter dan
kompetensi yang dicapai, serta strategi
2 Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai
dengan fungsi asesmen tersebut, dengan tindak lanjut;
keleluasaan untuk menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan asesmen agar efektif 5 Hasil asesmen digunakan oleh peserta
mencapai tujuan pembelajaran; didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan
orang tua/wali sebagai bahan refleksi
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN
Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang MENENGAH
PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM
RANGKAKEMENTERIAN
PEMULIHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Tinggalkan hal-hal berikut
SOSIALISASI Tidak menggunakan

PENINGKATAN
Asesmen dilakukan
secara terpisah dari
instrumen penilaian
atau menggunakan
Laporan kemajuan
belajar tidak Hasil asesmen hanya
instrumen asesmen, didasarkan pada bukti dijadikan data dan
MUTU PENDIDIKAN
pembelajaran, serta
terpisah antara ranah
namun tidak sejalan
dengan dengan Berfokus pada
dan pencatatan
perkembangan
tidak ditindaklanjuti.
Selain itu hasil
sikap, pengetahuan karakteristik mata asesmen sumatif.
pelajaran, capaian kemajuan belajar atau asesmen dijadikan
dan keterampilan
pembelajaran, tujuan didasarkan hanya perbandingan antar
dilakukan secara
pembelajaran dan pada bukti yang tidak peserta didik.
terpisah-pisah.
kebutuhan peserta mencukupi
didik.
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Melakukan Asemen Awal Guna Pembelajaran terdiferensiasi
Mengidentifikasi Kebutuhan didasarkan pada hasil asesmen
Belajar Peserta Didik awal pembelajaran pada lingkup
materi tertentu.
SOSIALISASI Asesmen di awal pembelajaran dilakukan
hanya terkait kesiapan peserta didik Hasil asesmen awal pembelajaran
PENINGKATAN pada kompetensi yang akan
dituju/dipelajari.
ini memberikan informasi kesiapan
belajar peserta didik (readiness),
MUTU PENDIDIKAN Hasilnya digunakan untuk
menyesuaikan rencana pembelajaran
yaitu informasi kesesuaian
pengetahuan atau keterampilan Perlu
yang dibuat agar sesuai dengan tahap yang dimiliki peserta didik saat ini, diketahui
pembelajaran peserta didik. dengan pengetahuan atau
keterampilan baru yang akan
Asesmen pada awal pembelajaran dipelajari.
diharapkan dapat dilakukan secara
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
natural, seperti diskusi ringan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN Melakukan Diferesiasi
pemantik di awal kegiatan, permainan,ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
kuis, atau sederhana. Pembelajaran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Perubahan Paradigma Penilaian
(Asesmen)

SOSIALISASI
Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus
pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk

PENINGKATAN
mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum
dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran.
MUTU PENDIDIKAN
Pada kurikulum merdeka, pendidik diharapkan lebih
berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif
Asesmen SEBAGAI Asesmen UNTUK Proses Asesmen PADA AKHIR
dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk Proses Pembelajaran Pembelajaran Proses Pembelajaran
perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan, (Assessment AS Learning) (Assessment FOR Learning) (Assessment OF Learning)
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut ini: ● Asesmen untuk evaluasi
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
● Asesmen untuk refleksi
proses pembelajaran
● Asesmen untuk perbaikan
proses pembelajaran pada akhir proses
pembelajaran
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
● ANAK USIA ●DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
Berfungsi sebagai

Berfungsi sebagai
Berfungsi sebagai
asesmen formatif asesmen formatif
Perlu diketahui PENDIDIKAN MENENGAH asesmen sumatif

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


Formatif Sumatif


Terpadu dengan proses pembelajaran, ● Merupakan alat ukur untuk
Karakteristik sehingga asesmen formatif dan mengetahui pencapaian hasil
Asesmen Formatif dan Sumatif pembelajaran menjadi suatu kesatuan. belajar peserta didik dalam satu
Perencanaan asesmen formatif dibuat lingkup materi atau periode tertentu,
SOSIALISASI menyatu dengan perencanaan
pembelajaran;
misalnya satu lingkup materi, akhir
semester, atau akhir tahun ajaran;
PENINGKATAN ● Melibatkan peserta didik dalam
pelaksanaannya (misalnya melalui
● Capaian hasil belajar untuk
dibandingkan dengan kriteria

MUTU PENDIDIKAN
“Pendidik dan satuan
penilaian diri, penilaian antarteman, dan
refleksi metakognitif terhadap proses
capaian yang telah ditetapkan
● Digunakan pendidik atau satuan
pendidikan diberikan belajarnya); pendidikan untuk mengevaluasi
keleluasaan untuk ● Memperhatikan kemajuan efektivitas program pembelajaran.
mengatur pelaksanaan penguasaan dalam berbagai ranah,
asesmen formatif meliputi sikap, pengetahuan, dan
maupun sumatif melalui keterampilan, sehingga dibutuhkan
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
berbagai teknik guna
metode/strategi pembelajaran dan
mengukur dan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
mengintervensi capaian
teknik/instrumen.
yang dilakukan dalam PENDIDIKAN MENENGAH
Kedua memiliki kesamaan yaitu adanya umpan balik untuk pemberian intervensi kepada
KEMENTERIAN
pembelajaran” PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
peserta didik maupun perbaikanDAN
prosesTEKNOLOGI
pembelajaran berikutnya;
Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif
Hal yang harus diperhatikan ● Dilakukan untuk mengonfirmasi
dalam melaksanakan Formatif capaian pembelajaran peserta
didik pada periode tertentu (akhir
● Dilakukan secara terus menerus lingkup materi, semester atau
SOSIALISASIbersamaan dengan proses
pembelajaran ●
akhir jenjang)
Hasilnya akan digunakan sebagai

PENINGKATAN
● menggunakan berbagai teknik
asesmen sesuai dengan target
bahan pengolah laporan hasil
belajar
pada tujuan pembelajaran ● Pemberian umpan balik tetap
MUTU PENDIDIKAN
● memberikan umpan balik baik
untuk peserta didik maupun
dilakukan walaupun data hasil
pengukuran capaian telah didapat Perlu
pendidik ● Menggunakan berbagai teknik diketahui
● berorientasi pada perubahan, asesmen
bukan sekadar memenuhi
kuantitas nilai yang termuat dalam
rapor

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
bersifat informatif
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
Hal yang PENDIDIKAN
harus diperhatikan DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
dalam melaksanakan Sumatif
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Observasi

Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara


keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam
tugas atau aktivitas rutin/harian.
Teknik dan Instrumen Asesmen

Penilaian Kinerja (Performance Test)

SOSIALISASI Asesmen performa dapat berupa praktik, menghasilkan produk,


melakukan projek, dan membuat portofolio.

PENINGKATAN Tes Tertulis

MUTU PENDIDIKAN
“Terdapat berbagai teknik
Teknik Asesmen Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis.

dalam melakukan
asesmen, pendidik Tes Lisan
diberikan keleluasaan
memilih teknik dan Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik
menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal
instrumen agar asesmen ketika pembelajaran
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
selaras dengan kegiatan
pembelajaran. Sehingga
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIAPortofolio
DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
hasil belajar peserta didik
valid dan dapat ditindak PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN
lanjuti” PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
Kumpulan DAN
dokumen TEKNOLOGI
hasil penilaian, penghargaan, dan karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan
perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.
Rubrik
Teknik dan Instrumen Asesmen Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas
capaian kinerja peserta didik. Capaian kinerja dituangkan dalam
bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat
secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.

SOSIALISASI
Ceklist
PENINGKATAN Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen yang
dituju.

MUTU PENDIDIKAN
“Terdapat berbagai teknik
Instrumen Asesmen

dalam melakukan Catatan Anekdotal


asesmen, pendidik
Catatan singkat hasil observasi pada peserta didik. Berisi
diberikan keleluasaan catatan performa dan perilaku peserta didik yang penting,
memilih teknik dan disertai latar belakang kejadian dan hasil analisa dari observasi
instrumen agar asesmen yang telah dilakukan.
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
selaras dengan kegiatan
pembelajaran. Sehingga
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA Grafik
DINI,Perkembangan
PENDIDIKAN DASAR, DAN
hasil belajar peserta didik
valid dan dapat ditindak PENDIDIKAN MENENGAH Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap
KEMENTERIAN
lanjuti” PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
perkembangan DAN TEKNOLOGI
belajar peserta didik.
Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan
jalan keluar, maka kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta didik.

Penerapan Pola Pikir Bertumbuh Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang pemahaman, penalaran,
penerapan, serta kemampuan menilai dan berkarya secara mendalam.

SOSIALISASI Ekspektasi pendidik yang positif tentang kemampuan peserta didik akan sangat
mempengaruhi performa peserta didik.

PENINGKATAN Setiap peserta didik unik, memiliki peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak perlu
dibandingkan dengan teman-temannya.

MUTU PENDIDIKAN
Penerapan pola pikir
Pengondisian lingkungan belajar (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah akan
bertumbuh dalam asesmen mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
diharapkan membangun
kesadaran bahwa proses
pencapaian tujuan Melatih dan membiasakan peserta didik untuk melakukan asesmen diri (self
assessment), asesmen antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan pemberian
pembelajaran, lebih umpan balik antarteman (peer feedback).
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
penting daripada sebatas
hasil akhir. JENDERAL
DIREKTORAT PENDIDIKANApresiasi/pesan/umpan
ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar peserta
Pendidik diharapkan mampu menerapkan ide penerapan PENDIDIKAN
didik. MENENGAH
pola pikir bertumbuh, sebagaimana uraian di berikut ini:
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Berikut acuan dalam memberikan umpan balik kepada peserta didik
melalui tangga umpan balik (Ladder of Feedback)

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Penerapan Tangga Umpan Balik Berorientasi Pola Pikir Bertumbuh
(Growth Mindset)
Contoh Mengidentifikasi Unsur-unsur Bangun Ruang (Jaring-jaring Kubus) - Fase C

SOSIALISASI Apresiasi
“Selamat Nak, telah menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas ini. Ibu juga senang karena kamu mengumpulkan
tugas tepat waktu.”

PENINGKATAN Saran
“Jika tugas membuat jaring-jaring bangun ruang akan kita laksanakan
kembali, pada bagian yang mana Ananda akan melakukan perbaikan?”

MUTU PENDIDIKAN Perhatian


“Ibu melihat Ananda menarik garis secara langsung. Bagaimana jika
menggunakan penggaris agar garisnya lebih lurus?”

“Bentuk kotak-kotak yang Ananda gambar, hampir sama sehingga mudah


Nilai
jika disusun menjadi bentuk kubus.”

Klarifikasi “Bagaimana Ananda mengetahui gambar ini akan membentuk kubus?”


DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
ini bukanlah format utama,
satuan pendidikan dapat
menggunakan berbagai
format asal mencakup
poin-poin penting yang
termuat dalam modul ajar

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Inspirasi
KEMENTERIAN Penyusunan KEBUDAYAAN,
PENDIDIKAN, Modul Ajar RISET, DAN TEKNOLOGI
ini bukanlah format utama,
satuan pendidikan dapat
menggunakan berbagai
format asal mencakup
poin-poin penting yang
termuat dalam modul ajar

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Inspirasi
KEMENTERIAN Penyusunan KEBUDAYAAN,
PENDIDIKAN, Modul Ajar RISET, DAN TEKNOLOGI
SOSIALISASI
PENINGKATAN
PENGOLAHAN HASIL ASESMEN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Pengolahan hasil penilaian dapat dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap data hasil pelaksanaan
penilaian yang berupa angka dan/atau deskripsi. Pendidik perlu menentukan kriteria untuk memetakan ketercapaian tujuan pembelajaran.

Dalam menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, ada


Untuk mengetahui apakah
SOSIALISASIpeserta didik telah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran,
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
Tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya 75, 80, dan
sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan
pendidik perlu menetapkan
PENINGKATAN kriteria atau indikator
ketercapaian tujuan
deskripsi, namun jika dibutuhkan, pendidik diperkenankan untuk
menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya).

pembelajaran.
MUTU PENDIDIKAN
Kriteria ini dikembangkan saat
Kriteria yang
digunakan untuk
menentukan apakah
1. Menggunakan deskripsi kriteria
pendidik merencanakan asesmen, peserta didik telah
yang dilakukan saat pendidik mencapai tujuan
menyusun perencanaan pembelajaran dapat 2. Menggunakan rubrik
pembelajaran, baik dalam bentuk dikembangkan
rencana pelaksanaan menggunakan
pembelajaran ataupun modul
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH3. Menggunakan
ajar.
PERTAMA interval nilai
beberapa
pendekatan,
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

SOSIALISASI 1. Menggunakan deskripsi kriteria

PENINGKATAN Kriteria:
Laporan peserta didik menunjukkan kemampuannya menulis teks eksplanasi,
MUTU PENDIDIKAN hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan hubungan
kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat
meyakinkan pembaca.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

2. Menggunakan rubrik
SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

3. Menggunakan interval
SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pengolahan Hasil Asesmen

1 Mengolah Hasil Asesmen dalam Satu Tujuan Pembelajaran

Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran
Asesmen sumatif dilaksanakan

SOSIALISASI
IPAS Fase C: secara periodik setiap selesai satu
Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar atau lebih tujuan pembelajaran.

rubrik penilaiannya dapat dibuat sebagai berikut: Hasil asesmen perlu diolah
PENINGKATAN
Bukti Tujuan Perlu Bimbingan Cukup Baik Sangat Baik
menjadi capaian dari tujuan
pembelajaran
setiap peserta didik. Pendidik

MUTU PENDIDIKAN
1.
Pembelajaran

Mampu
(0-60)

Belum mampu
(61-70)

Menguraikan
(71-80)

Menguraikan
(81-100)

Menguraikan
dapat
menggunakan data kualitatif
sebagai hasil asesmen tujuan
menguraikan menguraikan 1 contoh 2 contoh lebih dari
manfaat manfaat manfaat 2 contoh pembelajaran peserta didik.
manfaat
sumber energi sumber energi sumber energi sumber energi manfaat
sumber energi Namun, dapat juga menggunakan
data kuantitatif dan
2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu mendeskripsikannya secara
melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahkan kualitatif. Pendidik diberi
pengamatan
sesuai
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
dalam
melakukan
pengamatan
secara mandiri,
pengamatan
secara mandiri
teman yang
lain dalam
keleluasaan untuk mengolah data
kuantitatif, baik secara rerata
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
prosedur prosedur
pengamatan
namun masih
ditemukan
dengan tepat melakukan
prosedur
maupun proporsional.

PENDIDIKAN MENENGAH 1 atau 2 kali pengamatan


kesalahan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas CUKUP,
peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.
Pengolahan Hasil Asesmen

Berdasarkan hasil asesmen TES untuk indikator 1 dan UNJUK KERJA untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk pengolahan hasil
asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut ini

SOSIALISASI
Nama
Kualitas
Bukti
(Indikator 1)
Kualitas
Bukti
(Indikator 2)
Deskripsi
Nilai
(rerata)

PENINGKATAN
Amar Baik
(75)
Cukup
(69)
Mampu menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi dan
dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri
72

MUTU PENDIDIKAN meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan

Badu Perlu Cukup Belum mampu menguraikan manfaat sumber energi tetapi 59*
Bimbingan (63) dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri
(55) meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan

Candra Sangat Baik Baik Mampu menguraikan lebih dari 2 contoh manfaat sumber 87,5
(95) (80) energi serta dapat melakukan prosedur pengamatan secara
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
mandiri dengan tepat
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
* peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas CUKUP,
peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.
Pengolahan Hasil Asesmen
Penting untuk Diperhatikan
2 Mengolah Capaian Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir
Pendidik tidak mencampur
Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung diolah, penghitungan dari hasil asesmen

SOSIALISASI
sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai formatif dan sumatif karena asesmen
kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, formatif dan sumatif memiliki fungsi
dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada. yang berbeda.
Asesmen formatif bertujuan untuk

PENINGKATAN
Contoh Pengolahan Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir dapat dilakukan
memberikan umpan balik pada
proses sehingga asesmen formatif
bukan menjadi penentu atau

MUTU PENDIDIKAN
melalui 2 cara berdasarkan bentuk datanya: pembagi untuk nilai akhir

Cara 1 Dalam mengolah dan menentukan


hasil akhir asesmen sumatif, pendidik
perlu membagi asesmennya ke
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan dalam beberapa kegiatan asesmen
pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian) sumatif agar peserta didik dapat
menyelesaikan asesmen sumatifnya
dalam kondisi yang optimal (tidak

Cara 2 DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA terburu-buru atau tidak terlalu


padat). Untuk situasi ini, nilai akhir
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN merupakan gabungan dari beberapa
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan kegiatan asesmen tersebut
PENDIDIKAN MENENGAH
pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pengolahan Hasil Asesmen

Cara 1 Perlu
diketahui
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian) Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan

SOSIALISASI pembelajaran untuk mapel IPA, 7 tujuan


pembelajaran untuk B.Indonesia, dan 5 tujuan
pembelajaran untuk mapel Agama (contoh
hanya 3 mapel, namun cara ini dapat berlaku
PENINGKATAN untuk semua mapel).

MUTU PENDIDIKAN
Asumsi: satuan pendidikan menggunakan
rentang nilai untuk ketercapaian tujuan
pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk
setiap mapel atau berbeda, tergantung
kesepakatan para pendidik di satuan pendidikan.

Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan


pembelajaran, bukan hasil akhir pengolahan
nilai sumatif per mata pelajaran.
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Ketidaktuntasan ditandai (*) di tujuan
pembelajaran tertentu saja. Hal ini bertujuan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN untuk mengkomunikasikan kepada orang tua
dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran
PENDIDIKAN MENENGAH mana yang belum dituntaskan oleh peserta
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI didik.

Pada contoh ini pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56- 100 sudah mencapai ketuntasan.
Pengolahan Hasil Asesmen

Cara 2 Perlu
diketahui
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)
SOSIALISASI Asumsi:
Penilaian tujuan pembelajaran ini dilakukan
dengan menggunakan rubrik 4 kategori yaitu:
● Perlu bimbingan (1)
PENINGKATAN
Tanda centang iberikan
peserta didik masih kesulitan dan
sangat bergantung pada bimbingan
● Cukup (2)

MUTU PENDIDIKAN
sesuai dengan rubrik
ketercapaian yang ada
pada masing-masing tujuan
peserta didik masih kesulitan dalam
mencapai sebagian tujuan
pembelajaran
pembelajaran ● Baik (3)
peserta didik sudah menuntaskan
sebagian besar indikator tujuan
deskriptor tertera pada pembelajaran
rubrik penilaian yang telah ● Sangat Baik (4)
disusun. peserta didik mengikuti pembelajaran
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA selanjutnya dan dilibatkan diberikan
pengayaan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor
Contoh Data Kuantitatif

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pengolahan Hasil Asesmen

BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


Pengolahan Hasil Asesmen

BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PELAPORAN KEMAJUAN BELAJAR
PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pengolahan Hasil Asesmen
Pelaporan hasil penilaian (asesmen) dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar. Laporan
hasil belajar merupakan dokumen yang disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian.

Bentuk-bentuk laporan hasil belajar diantaranya:`

SOSIALISASI1 Rapor

PENINGKATAN
2
MUTU PENDIDIKAN Portofolio

3 Diskusi/Konferensi

4 Pameran
DIREKTORAT SEKOLAH Karya
MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Bentuk Laporan Hasil Belajar

1 Rapor

Sebagaimana diuraikan pada prinsip asesme, laporan


SOSIALISASI
hasil belajar hendaknya bersifat sederhana dan
informatif. Dapat memberikan informasi yang bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
PENINGKATAN
strategi tindak lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan
orang tua untuk mendukung capaian pembelajaran.

MUTU PENDIDIKAN
Komponen pada Rapor DIKDASMEN

1. Identitas peserta didik


2. Nama satuan pendidikan
3. Kelas Catatan:
Format dapat disesuaikan berdasarkan
4. Semester struktur kurikulum masing-masing
5. Mata pelajaran jenjang.
6. Nilai DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Deskripsi capaian kompetensi peserta
7. Deskripsi
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKANkompetensi ANAK USIA
didik berisi DINI,
informasi tentang PENDIDIKAN DASAR, DAN
8. Catatan guru yang sudah dicapai dan
9. Presensi PENDIDIKAN MENENGAH
kompetensi yang perlu ditingkatkan.
Deskripsi menggunakan kalimat positif
10. KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
Kegiatan ekstrakurikuler. RISET, DAN TEKNOLOGI
dan memotivasi.
Bentuk Laporan Hasil Belajar

2 Portofolio

SOSIALISASI
Tujuan dari portofolio adalah kumpulan dokumen dari hasil
karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya peserta
didik yang dipilih oleh peserta didik, berdasarkan hasil diskusi
dengan pendidik. Portfolio bisa berupa foto, video, infografis,
PENINGKATAN
poster atau karya apapun yang bukan berupa lembar soal -
jawaban.

MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Bentuk Laporan Hasil Belajar

3 Diskusi/Konferensi

SOSIALISASI
Tujuan diskusi adalah berbagi informasi antara pendidik,
peserta didik dan orang tua. Sekolah perlu menentukan fungsi
dari suatu diskusi untuk dapat mengembangkan struktur, dan

PENINGKATAN
kegiatannya melibatkan menentukan target belajar. Diskusi atau
konferensi bisa dalam struktur formal maupun informal.

MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Bentuk Laporan Hasil Belajar

4 Pameran Karya

Tujuan dari pameran karya adalah sebagai perayaan proses

SOSIALISASI
belajar peserta didik dan juga sebagai asesmen sumatif.
Pameran karya berisi proses dari pembelajaran hingga produk
dari sebuah proyek belajar. Pameran karya bisa mengundang

PENINGKATAN
orang tua peserta didik, komunitas sekolah maupun
mengundang peserta didik dan pendidik dari sekolah lain untuk
saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang

MUTU PENDIDIKAN
lebih luas selain pendidik kelas

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Mekanisme Kenaikan Kelas

Perlu
Dalam Kurikulum Merdeka penggunaan fase dalam
diperhatikan
Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan Apabila terdapat tujuan

SOSIALISASI
SMK/MAK, atau sederajat, kenaikan kelas
mempertimbangkan pencapaian peserta
mengapa peserta didik dapat terus naik kelas
bersama teman-teman sebayanya meskipun ia
pembelajaran pada mata
pelajaran tertentu yang tidak
tercapai sampai saatnya
didik pada semua mata pelajaran dan dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi

PENINGKATAN
ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1
(satu) tahun ajaran
yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di
fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang
kenaikan kelas, maka pada
rapor peserta didik tersebut
dituangkan nilai aktual yang
ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut.

MUTU PENDIDIKAN
a. Laporan kemajuan belajar yang mencerminkan
pencapaian peserta didik pada semua mata
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip
dicapai dan dideskripsikan
bahwa peserta didik tersebut
masih memiliki tujuan
pelajaran
mastery learning yang sangat sesuai dengan pembelajaran yang perlu
b. Laporan pencapaian projek penguatan profil ditindaklanjuti di kelas
pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai
pelajar Pancasila berikutnya
tahap capaian (teaching at the right level).
c. Portofolio
d. Paspor keterampilan (skill passport) dan Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran
Dalam proses penentuan peserta
rekognisi pembelajaran lampau pada peserta yang sama dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik tidak naik kelas, perlu
didik jenjang SMK DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian dilakukan musyawarah dan
e. Prestasi akademik dan non-akademik tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan pertimbangan yang matang sehingga
f.
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
Ekstrakurikuler memberikan perlakukan khusus agar dapat opsi tidak naik kelas menjadi
g. PENDIDIKAN MENENGAH
Penghargaan peserta didik mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta pilihan paling akhir apabila seluruh
didik yang berisiko tidak seharusnya menunggu hingga pertimbangan dan perlakuan telah
h. Tingkat kehadiran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan. dilaksanakan.
Isu-isu terkait Kenaikan Kelas

Contoh Isu Pertimbangan yang Diambil Sekolah

SOSIALISASI
Peserta didik mempunyai tujuan
pembelajaran yang belum tuntas
Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan
pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran yang belum
(ada tujuan-tujuan pembelajaran tercapai/tuntas.
PENINGKATAN
yang hasilnya belum memenuhi
pencapaian minimum).

MUTU PENDIDIKAN
Peserta didik mempunyai Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan ketidakhadiran. Jika peserta
masalah presensi/ketidakhadiran didik tidak hadir karena kondisi keluarga (siswa yang membantu orang tua bekerja
yang banyak (Banyaknya jumlah karena alasan ekonomi) atau masalah kesehatan peserta didik, maka dapat
ketidakhadiran disepakati oleh dipertimbangkan naik dengan catatan khusus. Jika alasan ketidakhadiran karena
satuan pendidikan) “malas”, meskipun kecil kemungkinan untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat
dipertimbangkan naik dengan catatan di rapor bagian sikap yang perlu
ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Misalnya, permasalahan ketidakhadiran harus
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun dengan cara konseling atau behavior
treatment lain. Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
mendeteksi permasalahan ini sedini mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan
jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir semester.
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Mekanisme Kelulusan

Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan


dilakukan dengan mempertimbangkan laporan
kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian

SOSIALISASI peserta didik pada semua mata pelajaran dan


ekstrakurikuler serta prestasi lain pada

PENINGKATAN a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk


lain yang sederajat; dan
b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah pertama

MUTU PENDIDIKAN atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah menengah
atas atau bentuk lain yang sederajat.

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan


pendidikan/program pendidikan setelah:
Menyelesaikan Seluruh Program
1
Pembelajaran

mengikuti penilaian sumatif yang


DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH
2 PERTAMA
diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN


PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Asesmen
Proyek Profil Pelajar
Pancasila
Hal-hal yang perlu diketahui mengenai asesmen projek penguatan Profil
Pelajar Pancasila
❏ Memiliki variasi bentuk asesmen (formatif dan sumatif) serta instrumen asesmen (lembar
ceklis, rubrik, catatan pengamatan, tes, dan sebagainya).
❏ Penekanan pada asesmen performa/kinerja.
❏ Asesmen akhir berupa rubrik dengan 4 kriteria: Mulai Berkembang, Berkembang,
Berkembang sesuai Harapan, Sangat Berkembang
❏ Rumusan kompetensi yang menjadi tujuan (fase) ditempatkan dalam kriteria
“Berkembang Sesuai Harapan”.
❏ Perlu diperhatikan keselarasan antara tujuan, aktivitas, dan asesmen projek.
❏ Pelaporan hasil belajar terpisah dengan rapor intrakurikuler, diberikan 1 kali dalam
setahun.

27/05/2022 78
27/05/2022 79
Alur Rencana Pembelajaran dan Asesmen Projek

Menentukan tujuan pembelajaran Mengembangkan topik dan alur aktivitas Mengolah hasil asesmen
Apa kompetensi yang akan dicapai oleh pembelajaran Bagaimana hasil asesmen yang diperoleh?
peserta didik? Aktivitas belajar apa saja yang dapat dilakukan peserta Apa bukti pencapaiannya?
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai
dengan topik projek yang dikembangkan?

Merancang indikator kemampuan Menyusun strategi asesmen Menyusun pelaporan


Apa yang perlu dipahami atau dilakukan Dengan cara apa peserta didik dapat menunjukkan Sejauh mana peserta didik mencapai tujuan
peserta didik untuk menunjukkan kemampuannya dan pendidik dapat pembelajaran? Bagaimana catatan
kemampuannya? mengukur kemampuan tersebut? prosesnya?

27/05/2022 80
Alur Rencana Pembelajaran dan Asesmen Projek

1. Menentukan tujuan pembelajaran


- Apa kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik?
(Memilih tujuan kompetensi dari alur perkembangan dimensi profil pelajar Pancasila yang sesuai dengan fase peserta didik)
1. Merancang indikator kemampuan
- Apa yang perlu dipahami atau dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kemampuannya?
(Merumuskan tujuan pembelajaran dengan kalimat yang lebih kontekstual dan mudah diukur)
1. Menyusun strategi asesmen
- Dengan cara apa peserta didik dapat menunjukkan kemampuan & perilaku yang sesuai dengan tujuan?
(Mengembangkan bentuk asesmen: Mengerjakan tes/Menyajikan informasi/Membuat produk/Melakukan sesuatu/Menunjukkan
sikap, dsb)
- Dengan cara apa pendidik bisa mengukur kemampuan peserta didik tersebut?
(Mengembangkan instrumen asesmen: Soal tertulis, kuis, jurnal, lembar ceklis/observasi, rubrik, portofolio, dsb.
1. Mengembangkan topik dan alur aktivitas pembelajaran
- Aktivitas belajar apa saja yang dapat dilakukan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan tema projek
yang dipilih?
(Merancang ragam aktivitas pembelajaran sesuai tema yang dipilih dan menentukan pada bagian mana asesmen perlu dilakukan untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.)
1. Mengolah hasil asesmen dan bukti pencapaian
- Bagaimana hasil asesmen yang diperoleh? Apa bukti pencapaiannya?
(Membuat inferensi (kesimpulan) mengenai pencapaian peserta didik terhadap tujuan pembelajaran. Hasil asesmen bisa didapatkan
dari skor tes, isian lembar ceklis/observasi, identifikasi rubrik, dsb. Bukti pencapaian dapat berupa produk belajar seperti catatan,
lembar jawaban, hasil karya, foto/rekaman saat melakukan pekerjaan, dsb.)
1. Menyusun rapor
27/05/2022
- Sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran? Bagaimana catatan prosesnya? 81
Menyusun Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Prinsip Rancangan Rapor bersifat informatif dalam menyampaikan
Rapor Rapor Projek perkembangan peserta didik, namun t idak merepotkan
Penguatan Profil pendidik dalam
Pelajar Pancasila pengerjaannya.

Menunjukkan keterpaduan Tidak menjadi beban administrasi yang berat Kompetensi utuh
Rapor terdiri dari hasil penilaian Aspirasinya, penulisan rapor akan lebih sederhana, terlebih Penilaian dalam rapor projek
terhadap performa peserta didik dalam apabila dibantu teknologi. memadukan pengetahuan, sikap,
projek. dan keterampilan sebagai satu
Teknologi "Report generator" di mana pendidik memasukkan judul
projek, deskripsi singkat, dan seluruh elemen Profil Pelajar komponen. Deskripsi juga
Meskipun ada beberapa disiplin ilmu Pancasila, dan hanya memberikan penilaian pilihan elemen profil disampaikan secara utuh tanpa
terintegrasi dalam projek, namun bagian yang berkaitan dengan projek tanpa harus menuliskannya. membedakan aspek tersebut.
projek fokus pada keterpaduan Penulisan deskripsi proses peserta didik benar-benar fokus pada hal
pembelajaran dan perkembangan unik dan istimewa yang layak direfleksikan, misalnya situasi di mana
peserta didik mengambil keputusan yang bijak, perkembangan
karakter dan kompetensi sesuai profil
suatu karakter yang sangat nyata dalam kurun waktu tertentu, dsb.
pelajar Pancasila

27/05/2022 82 32
Format Rapor Projek
Penguatan Profil Pelajar
Pancasila

27/05/2022 83 33
Deskripsi singkat projek berisi
penjelasan mengenai konteks dan
tujuan projek serta gambaran
umum proses pelaksanaannya.

27/05/2022 84 34
Rapor mencantumkan dimensi, sub-elemen, dan
rumusan kompetensi sesuai fase peserta didik dari
profil pelajar
Pancasila sesuai dengan tujuan projek yang
sudah ditentukan.

27/05/2022 85 35
Penilaian individual anak. Berisi
capaian sub-elemen profil pelajar
Pancasila berdasarkan 4 kriteria:
Mulai Berkembang, Berkembang,
Berkembang Sesuai Harapan,
dan Sangat Berkembang.
Sementara di bagian akhir
terdapat deskripsi
satu paragraf singkat
mengenai pencapaian peserta
didik yang menggambarkan
proses yang paling
berkembang dan proses yang
masih perlu mendapat
perhatian.

27/05/2022 86
Asesmen Individual Peserta
Didik
Berupa catatan
deskriptif

Catatan proses cukup satu paragraf


singkat

Menggambarkan proses yang paling


berkembang dan proses yang masih perlu
mendapat perhatian
27/05/2022 87
Terima Kasih

27/05/2022 89

Anda mungkin juga menyukai