Anda di halaman 1dari 73

PEKERJA KONSTRUKSI

PUSBIN KPK 2014


PEMASANGAN

BATA
KATA PENGANTAR
KEPALA BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

S
umber daya manusia merupakan modalitas utama dari sektor konstruksi disamping teknologi, capital,
material dan modal usaha. Efisiensi dan kualitas infrastruktur salah satunya akan sangat tergantung
dari kehandalan kompetensi SDM Konstruksi bidang terampil khususnya pekerja konstruksi. Oleh
karena itu, peningkatan kompetensi pekerja konstruksi merupakan keharusan untuk menjamin tidak terjadinya
kegagalan bangunan/ konstruksi. Dalam perspektif inilah suatu pelatihan bagi para Pekerja Konstruksi dibutu-
hkan untuk mengakselerasi peningkatan jumlah Pekerja Konstruksi yang memiliki kompetensi yang optimal
sehingga pada akhirnya akan bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan melalui kompensasi imbal jasa
yang layak bagi tenaga kerja konstruksi.

PUSBIN KPK 2014


Pelatihan Pekerja Konstruksi dengan menggunakan Mobile Training Unit diharapkan mampu menjawab tantan-
gan untuk peningkatan kompetensi Pekerja Konstruksi yang ada di Indonesia karena dapat menjangkau
kantong-kantong Pekerja Konstruksi yang ada di daerah pelosok. Pelatihan Konstruksi Keliling ini harus
didukung oleh semua stakeholder bidang jasa konstruksi agar tingkat keberhasilannya mencapai sasaran yang
diinginkan. Selain dukungan eksternal suatu pelatihan yang baik harus didukung oleh alat pelatihan yang baik
juga, salah satunya modul/ materi pelatihan. Buku saku pekerja konstruksi dalam pelatihan merupakan salah
satu media bahan pelatihan peningkatan kompetensi bagi tenaga kerja konstruksi.

Saya percaya, buku saku ini dapat menjadi pegangan bagi para pekerja konstruksi untuk melakukan tugasnya

Jakarta, Januari 2014

Ir. Hediyanto W. Husaeni, MSCE, M.Si


KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT PEMBINAAN KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

P
embinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi bagi SDM Konstruksi secara berkesinambungan
harus terus diupayakan dala meningkatkan daya saing SDM Konstruksi. Kementerian Pekerjaan
Umum, melalui Badan Pembinaan Konstruksi cq. Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan
Konstruksi mempunyai tugas dan fungsi untuk mewujudkan SDM konstruksi yang berkualitas dan berdaya
saing dengan mengoptimalkan seuruh sumber daya yang tersedia saat ini.
Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan terobosan untuk mempercepat penyelenggaraan pelatihan
konstruksi ditengah daya dukung pemerintah yang terbatas dalam hal pendanaan maupun sarana prasara-
na. Salah satu terobosan tersebut adalah pelatihan dengan menggunakan Mobile Training Unit (MTU) atau

PUSBIN KPK 2014


disebut Pelatihan Konstruksi Keliling. Pelatihan ini diharapkan dapat menjangkau tenaga kerja konstruksi
di kantong-kantong lokasi pekerja konstruksi baik di pelosok daerah maupun di proyek-proyek konstruksi.
Selain itu, dengan adanya Pelatihan Konstruksi Keliling ini dapat meningkatkan akses/ peluang bagi tenaga
kerja konstruksi terampil untuk mengikuti pelatihan/ uji kompetensi.
Buku Saku Pekerja Konstruksi dalam Pelatihan Konstruksi Keliling ini hadir untuk mendukung proses
belajar mengajar yang akan dilaksanakan selama proses pelatihan. Buku saku ini diharapkan menjadi
panduan bagi para peserta pelatihan selama mengikuti proses belajar, serta sebagai alat pembelajaran
mandiri diluar pelatihan. Buku ini dirancang sedemikian ringkas agar mudah dimengerti serta mengikuti
perkembangan zaman dan teknologi yang ada saat ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
bakuan/ modul pelatihan sesuai standar yang berlaku.
Semoga bermanfaat.

Jakarta, Januari 2014


1 BAB I BAB VII
59
PENGANTAR

3 BAB II

PUSBIN
8 KPK 2014
BAB III
38
BAB VI

BAB IV BAB V
22 29
BAB I
PUSBIN KPK 2014
PENGANTAR
Pelatihan Berbasis Kompeten ditempat Penjelasan Materi Pelatihan
Kompetensi Kerja

PUSBIN KPK 2014


Pelatihan berbasis Jika seseorang Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat
kompetensi adalah kompeten dalam digunakan pada Pelatihan Klasikal dan
pelatihan kerja yang pekerjaan tertentu, Pelatihan Individual / mandiri:
menitikberatkan pada maka yang bersang-
1. Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang
penguasaan kemamp- kutan memiliki disampaikan oleh seorang instruktur.
uan kerja yang seluruh keterampi-
mencakup pengeta- lan, pengetahuan Pelatihan individual/ mandiri adalah
huan, keterampilan dan dan sikap kerja yang 2. pelatihan yang dilaksanakan oleh peser-
sikap kerja yang sesuai perlu untuk ditampil- ta dengan membaca dan mempraktek-
dengan standar kan secara efektif di kan isi buku ini dengan ditambahkan
kompetensi yang tempat kerja, sesuai unsur-unsur/ sumber-sumber yang
ditetapkan dan dengan standar yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.
persyaratan di tempat telah ditetapkan.
kerja.

BAB I
PENGANTAR 2
BAB II
PUSBIN KPK 2014
PELAKSANAAN
KESELAMATAN
Umum Penyiapan APD (Alat Pelindung Diri)
KESEHATAN a. Pekerjaan didahului dengan Alat pelindung diri (APD) berfungsi untuk mencegah agar
KERJA penyusunan rencana kerja, agar pekerja tidak mengalami cedera akibat kecelakaan kerja.
pelaksanaan pekerjaaan dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian
sekaligus pemecahan masalahnya , seperti:
b. Pendataan persyaratan kerja,
jenis kegiatan dan kuantitas 1. Menggunakan alat pelindung diri merupakan suatu kebu-
pekerjaan. tuhan.

PUSBIN KPK 2014


2. Adanya Safety Engineer.

3. Peralatan pelindung diri yang disediakan harus memadai


dan berfungsi baik.

Mengenali kebutuhan APD


Mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, Sepatu kerja Helm Kacamata
perlu melakukan
identifikasi kebutu-
han APD yang akan
digunakan. Adapun
kebutuhan APD
yang perlu dikenali
meliputi:

BAB II
PELAKSANAAN K3 4
Safety belt Rompi kerja Pemakaian APD
Memakai Alat Pelindung Diri (APD) sebelum memasuki area pekerjaan, untuk
mempersiapkan diri dan menghindari kecelakaan pada saat berada dilokasi
pekerjaan.

Pemilihan APD
Memilih Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan kondisi. seperti :
Sarung Tangan
a. Pemilihan sepatu kerja :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Memilih jenis sepatu kerja yang harus digunakan.

PUSBIN KPK 2014


c. Memilih ukuran sepatu kerja yang sesuai/cocok.
d. Memeriksa kondisi sepatu.
b. Pemilihan helm pengamanan :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
Masker b. Memeriksa kondisi helm.
c. Pemilihan sarung tangan :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Memeriksa kondisi sarung tangan.
d. Pemilihan penutup hidung (masker) :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Memeriksa kondisi sarung tangan.
d. Pemilihan kacamata :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Memeriksa kondisi kacamata.

5 BAB II
PELAKSANAAN K3
Mengenali Potensi Bahaya 1. Rambu-rambu tanda larangan
Mengenali potensi bahaya
di area kerja Tanda dilarang merokok
Tanda di samping adalah peringatan dilarang merokok di
1. Jatuh dari ketinggian. sekitar ruangan atau lokasi pekerjaan dimana tanda ini
2. Jatuh tergelincir. dipasang.
3. Luka.
4. Terkilir / salah urat. Tanda seperti ini biasanya dipasang pada daerah dimana
5. Gangguan pernafasan. disimpan benda-benda yang mudah terbakar atau ruangan
yang dipasang perangkat penyejuk udara (AC).
Memahami rambu pengamanan
pada area kerja yang berbahaya

PUSBIN KPK 2014


2. Rambu-rambu tanda perintah
Di tempat kerja perlu mengetahuai
maksud rambu-rambu seperti Tanda perintah menggunakan penutup telinga
rambu-rambu tanda larangan,
Tanda seperti ini biasanya dipasang di lokasi pekerjaan
rambu-rambu tanda perintah,
dengan suara yang sangat bising sehingga mengganggu
rambu-rambu tanda aman yang
pendengaran. Jika kita bekerja di sekitar lokasi dimana
memberi peringatan kepada para
tanda ini dipasang, maka kita harus mengenakan penutup
pekerja untuk tidak melakukan
telinga.
sesuatu sesuai dengan simbol
yang ada pada rambu-rambu
tersebut. 3. Rambu-rambu tanda aman

Berikut adalah contoh-contoh Tanda fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
rambu-rambu yang sering
Tanda fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
dipasang di lingkungan proyek
seperti gambar di samping menginformasikan kepada kita
konstruksi.
tempat untuk melakukan P3K atau tempat perlengkapan
P3K.

BAB II
PELAKSANAAN K3 6
Melakukan Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan Kerja

Perlu diperhatikan sebelum melakukan b. Pertolongan pertama pada kecelakaan


pertolongan pada kecelakaan kerja, maka Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan
pada setiap jenis pekerjaan harus tersedia yang sangat penting dan perlu dikuasai minimal adalah cara:
Kotak P3K yang berisi obat-obatan ringan
karena sangat diperlukan untuk mengatasi 1. Melakukan pernapasan buatan
gangguan kecil-kecil yang terjadi pada saat 2. Menghentikan pendarahan
sedang bekerja. 3. Mengatasi penderita pingsan
1. Kotak P3K 4. Mengangkat dan memindahkan penderita
5. Membalut luka
Isi kotak P3K, minimal berisi :

PUSBIN KPK 2014


a. Obat untuk mengatasi pusing Laporan kejadian kecelakaan kerja
b. Obat untuk mengatasi flu
c. Obat untuk sakit perut Jika terjadi kecelakaan pada pelaksanaan pekerjaan, maka
d. Obat luka wajib untuk segera melaporan kecelakaan kepada atasan
e. Borwater sehingga dapat segera ditangani.
f. Verband (pembalut luka)
g. Kapas, dll

2. Pencegahan Kecelakaan Kerja


a. Tindakan pencegahan
1. Menyingkirkan potensi bahaya
2. Penggunaan alat pelindung diri
3. Pemahaman rambu-rambu K3
4. Pemasangan jaring pengaman
(safety net)

7 BAB II
PELAKSANAAN K3
BAB III
PUSBIN KPK 2014
PENYIAPAN
MATERIAL dan
Umum a. Pekerjaan membersihkan lokasi

PERALATAN a. Pekerjaan dimulai dengan b. Memindahkan benda yang akan menghambat proses
PEKERJAAN penyusunan rencana kerja, agar pekerjaan
pelaksanaan pekerjaaan dapat
PASANGAN berjalan dengan baik dan lancar.
BATA c. Membuat penerangan dan sarana kebersihan seperti
lampu dan tersedianya air.
b. Pendataan persyaratan kerja,
jenis kegiatan dan kuantitas Peralatan dan material yang diperlukan dalam pasangan batu
pekerjaan. perlu disiapkan dekat dengan tempat pekerjaan akan

PUSBIN KPK 2014


dilaksanakan. adalah:
Penyiapan Penyimpanan
1. Batu pecah/kali
Material Pekerjaan 2. Batu bata
Pasangan Bata 3. Peralatan pengukuran (water pass/selang plastik, patok dan
papan, meteran)
Penyiapan penyimpanan material 4. Peralatan kerja (sendok spesi, cangkul, palu)
Bata mengacu pada persyaratan 5. Bahan adukan (pasir dan semen), dan
dan ketentuan sesuai SOP yang 6. Tempat membuat adukan/spesi
sudah disusun.
Rencana rancangan/susunan
tempat kerja untuk tempat meny-
impan material mengacu pada
gambar kerja yang sudah disah-
kan, yang perlu disiapkan di
lokasi pekerjaan pasangan batu
adalah :

9 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
Penyimpanan Material
Material pasangan bata harus
ditempatkan sesuai SOP, sehing-
ga pada digunakan tidak meng-
ganggu kelancaran dalam tempat
penyimpanan
mengerjakan pasangan bata.
semen
Tata cara penempatan material :

a. Penempatan Semen
semen

PUSBIN KPK 2014


Material semen dalam penyim- masuk
panannya lantai dasar ruang
semen harus terhindar dari
genangan air, lantai dasar dibuat keluar
200
dengan ketinggian ± 50 cm dari
tanah.

Pengambilan semen dari


50
tumpukannya harus diatur,
sehingga semen yang lama bisa
80
diambil lebih dahulu.

BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA 10
b. Penempatan Pasir b. Penempatan Batu Bata

Material pasir disimpan terlindung Material batu bata disimpan terlindung


dari hujan, bila tidak maka dapat dari hujan. Batu bata yang terletak di
ditutup dengan lembaran plastik ruang terbuka dan sering tersiram
atau terpal. Dasar lantai juga hujan serta dalam kondisi basah dalam
harus terhindar dari genangan air. waktu yang lama dapat menjadi rapuh
dan akan memengaruhi kekuatan bata
itu sendiri. Bila tidak maka di tutup
tempat degan plastik atau terpal.
penyimpanan
pasir
Pemeliharaan Mesin Potong Bata

PUSBIN KPK 2014 pasir


Instruksi kerja mesin potong bata terdapat pada buku manual kerja
suatu peralatan, biasanya juga menjelaskan tata cara perawatan
dari alat potong itu sendiri.

mesin potong bata

lantai

portable stationer

11 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
Batu bata yang dibuat di perusahaan besar yang menggunakan tenaga mesin,
Pemotongan Bata terdiri dari macam-macam ukuran yaitu:

Pemilihan beberapa tipe tampak a. bata utuh d. ¼panjang bata dengan lebar utuh
luar bata b. ¾ panjang bata e. ½ lebar bata dengan panjang utuh
c. ½ panjang bata f. dan lain-lain
Bata merah dibuat dari tanah liat
atau tanah lempung diaduk dan Jenis-jenis potongan bata yang mungkin dapat terjadi pada pemasangan batu
dicampur dengan air bata adalah seperti berikut:

Pemilihan beberapa tipe tampak


luar bata ½ ¼ ¾

PUSBIN KPK 2014


jenis-jenis bata

¼ ¼ ½ ¼ ½

¼ ¾ ½

BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA 12
Cara memotong bata

Sebelum memotong batu bata Pengetahuan yang memadai mengenai prinsip-prinsip pemotongan
agar diperoleh ukuran yang bata dan mampu melaksanakan berbagai macam pekerjaan pemo-
diinginkan, maka harus terlebih tongan bata.
dahulu memberi tanda pada
batu bata. Gunakan APD saat memo- Berhati-hatilah saat
tong bata dengan mesin melakukan pemotongan
potong bata bata
Menggaris bata Memberi tanda pemotong pada
yang akan dipotong batu bata dengan menggunakan
sendok spesi

PUSBIN KPK 2014

13 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
Peralatan Manual Pekerja Batu Fungsi dan Spesifikasi Peralatan
Setiap kotak peralatan yang dipakai pada
kerja batu berisi : NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
1. KOTAK PERALATAN
1. Cetok leher angsa 240
Berfungsi sebagai tempat Terbuat dari kayu atau besi
2. Cetok segiempat 220 menyimpan peralatan tangan. dilengkapi dengan gembok
3. Cetok lidah beserta kuncinya.
4. Palu tukang batu 500 gram Pada kedua sisi samping
5. Kapak tukang batu terdapat lubang agar udara di Ukuran : 65 x 40 x 30 cm
6. Palu besi 600 gr dalam kotak tidak lembab.
7. Penyipat / Waterpass 50 cm

PUSBIN KPK 2014


8. Unting-unting 300 gr
9. Siku-siku besi 60/25 cm
10. Benang 40cm
11. Meteran
12. Pensil tukang kayu 30cm 65cm
13. Sikat pembersih
14. Kuas air
15. Roskam kayu segiempat
16. Roskam kayu lancip
17. Penahan benang

BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA 14
NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
2. CETOK LEHER ANGSA 240
Berfungsi untuk memasang batu bata dan juga bisa dipakai untuk mengaduk. Berbentuk segitiga dengan ukuran 240 cm.

Kriteria : Terbuat dari baja tipis dengan berat maksimal


a. Melalui gelang panahan yang diletakkan diatas ujung ibu jari telunjuk bisa 500gr.
diketahui titik beratnya dan sempurna tidak nya bentuk cetok itu.

b. Perpanjangan garis poros tangkainya tepat melalui ujung cetok.

c. Ujung cetok berada antara 3-4 cm lebih tinggi dari pada garis mendatar gbr 3d gbr 3d
melalui daun bagian belakang.

PUSBIN KPK 2014


d. Permukaan daun cetok harus rata, halus. Daun cetok lenting dipukul dengan
benda keras suaranya nyaring.

e. Tangkainya harus terpasang dengan kuat.

3. CETOK SEGI EMPAT 220


Digunakan untuk plesteran lantai dan dinding Berbentuk segiempat
dengan ukuran 220cm
Untuk membersihkan tempat kerja
Terbuat dari baja tipis gbr 3d

Kriteria :
Titik potong perpanjangan garis poros tangkainya dengan permukaan daun
cetok berada antara 1-3 dari ujung cetok.

15 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
4. CETOK LIDAH 140
Digunakan untuk mengisi lubang-lubang dan merapikan pekerjaan plesteran Berbentuk lidah dengan
ukuran 140cm
Kriteria : gbr 3d
Cetok harus digunakan dengan hati-hati dan cermat agar tidak merusak Terbuat dari baja tipis
pekerjaan.

5. PALU TUKANG BATU 500 gr

PUSBIN KPK 2014


Kegunaan alat ini adalah untuk memotong bata Berat palu 500gr

Palu ini bisa dipakai untuk mengungkit paku


gbr 3d
Kriteria :
Tangkai palu harus terpasang kuat dan tegak lurus dengan posisi menonjol 5-15
mm dari kepala palu.

6. KAMPAK TUKANG BATU


Alat ini terutama digunakan pada pekerjaan cetakan beton bertulang / bekisting. Berat palu 500gr

Kriteria :
a. Tangkai harus terpasang dengan kuat. gbr 3d
b. Bagian pemotong harus tajam.

BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA 16
NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
7. PALU BESI 800gr
Digunakan untuk memukul pahat dengan membongkar pasangan. Berat palu 800gr

Kriteria :
a. Tangkai palu haris terpasang dengan kuat. gbr 3d

b. Tidak terdapat kerusakan seperti terlalu longgar pada lubangnya, sehingga


mudah lepas waktu dipakai.
c. Permukaan pal hendaknya sedikit cembung (tidak rata) dan tepi permukaann-
ya masih baik.

8. PENYIPAT / WATERPASS 50cm

PUSBIN KPK 2014


Digunakan untuk mengontrol datar dan tegak. Terbuat dari kayu, besi
atau plasik dengan
gbr 3d
Kriteria : panjang 50cm.
Penyipat waterpass sekarang lebih banyak dibuat dari logam yang ringan
seperti aluminium dengan bentuk persegi.

9. Unting-Unting 400gr
Kegunaan unting-unting adalah untuk mengontrol tegak Berat 400gr

Kriteria :
a. Benang yang dipakai tidak terdapat ikatan atau sambungan
b. Benang yang terbaik terbuat dari sisal
gbr 3d
c. Bagian bawah simpul ada kelebihan
d. Bagian bawah simpul ada kelebihan antara 10-15 mm (lihat gambar)
e. Benang sintetis dapat dipotong dengan korek api.
f. Setelah terpotong dirapikan hingga terdapat ujung yang baik.

17 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
10. SIKU-SIKU 60/33
Kegunaan siku-siku adalah untuk menggambar dan mengontrol kesikuan Terbuat dari besi
pekerjaan berlapis galvanis

Kriteria : Ukuran 60x33cm gbr 3d

a. Tidak boleh digunakan sebagai palu atau untuk mengungkit paku maupun
bekisting
b. Tidak boleh dijatuhkan atau dilempar

11. BENANG

PUSBIN KPK 2014


Bisa digunakan benang sisal atau benang sintetis (nilon) Diameter benang
1 - 1,5 mm
gbr 3d
Kriteria :
a. Benang sintetis lebih baik karena bisa ditarik dan dilentingkan sehingga
kotoran yang melekat bisa terlepas
b. Benang tidak boleh dipukul
c. Benang digulung pada sebuah papan atau kayu

12. METERAN Terbuat dari kayu, plastik atau metal


Meteran ini digunakan untuk mengukur panjang

Kriteria :
a. Terdiri dari 10 lipatan, masing-masing 20cm gbr 3d gbr 3d
b. Meteran tidak boleh tegak, tergores dan harus tahan terhadap air
c. Meteran plastik lebih tahan terhadap retak tetapi bisa melengkung sehingga
tidak praktis karena ukurannya bisa berubah

BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA 18
NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
13. PENSIL TUKANG KAYU
Pensil tukang kayu digunakan untuk menggaris kayu yang tingkat kekerasannya
sedang

Kriteria : gbr 3d gbr 3d

a. Untuk menggaris kayu yang masih basah digunakan pensil tinta


b. Pada penggambaran diatas beton digunakan pensil yang sangat keras
c. Yang terpenting adalah pensil harus bersih dan ujungnya runcing

14. SIKAT PEMBERSIH

PUSBIN KPK 2014


Gunanya untuk membersihkan tempat dan alat-alat kerja Terbuat dari ijuk atau
sintetis
gbr 3d
Kriteria :
Berbentuk lancip, S atau persegi

15. KUAS AIR


Berfungsi untuk memercikkan air pada benda kerja Berbentuk bulat,
bertongkat dari kayu
gbr 3d
Kriteria : atau plastik
a. Kuas dibuat dari serat fiber atau plastik
b. Kuas air harus dalam keadaan bersih

19 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
16. ROSKAM KAYU SEGIEMPAT
Digunakan pada pekerjaan plesteran Terbuat dari kayu
dengan ukuran 50 x 32
Kriteria : cm
a. Tidak rusak, bagian tepinya harus baik gbr 3d

b. Tidak boleh dibiarkan terkena panas matahari agar tidak retak atau menggeliat
c. Sebelum dipakai harus dibasahi terlebih dahulu dengan air
d. Apabila ada pakunya yang menonjol pada waktu digunakan paku itu harus
dimasukkan / dipukul kembali

17. ROSKAM KAYU LANCIP

PUSBIN KPK 2014


Digunakan untuk menggosok / meratakan pekerjaan plesteran Terbuat dari kayu dan
memakai tangkai
gbr 3d
Kriteria :
Sama dengan roskam kayu segiempat

18. PENAHAN BENANG


Digunakan untuk menahan benang pada pekerjaan pasangan bata Terbuat dari besi
gbr 3d
Kriteria :
Harus selalu dibersihkan agar tidak berkarat

BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA 20
Perawatan : Prakiraan Jumlah Material Pekerjaan Pasang Bata
a. Semua peralatan yang terbuat dari besi dan Volume pekerjaan pasangan bata yang harus dikerjakann-
baja harus selalu diberi oli agar tidak berkarat ya hari itu. Dapat diketahui dari gambar kerja. Biasanya 1m2
tembok membutuhkan 60-65 buah batu bata.
b. Peralatan yang terbuat dari kayu harus selalu
dibersihkan dengan air agar tidak terdapat sisa-si-
sa adukan

Penting untuk diperhatikan :

a. Penyipat harus dijaga jangan sampai terkena


benturan dan panas terik matahari

PUSBIN KPK 2014


b. Tidak boleh digunakan sebagai alat untuk mera-
takan pada pekerjaan plesteran, sebagai
penyangga atau digunakan untuk keperluan lain
yang menyimpang dari petunjuk

c. Bagian tabung yang berisi gelembung (libel)


harus selalu dibersihkan.

d. Kontrol sewaktu-waktu ketepatannya (kalibrasi)

21 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
BAB IV
PUSBIN KPK 2014
Umum

a. Pekerjaan dimulai dengan penyusunan rencana kerja, Contoh denah pondasi


agar pelaksanaan pekerjaaan dapat berjalan dengan
baik dan lancar.

b. Pendataan persyaratan kerja, jenis kegiatan dan


kuantitas pekerjaan.

Pemasangan

PUSBIN KPK 2014


Bouwplank
untuk
Pondasi Gambar kerja
bangunan
diperoleh

Gambar kerja bangunan merupa-


kan dasar untuk memulai suatu
pekerjaan. Gambar tersebut diper-
oleh dari pemilik bangunan atau
atasan langsung tukang tersebut.

Lokasi pondasi dipelajari


Gambar di atas menunjukkan contoh gambar kerja perletakan
pondasi, denah dari bentuk pondasi harus diperhatikan. Pondasi
jenis P3 dan P4 tidak boleh dipasang secara terbalik.

23 BAB IV
PENYIAPAN LOKASI PEKERJAAN
Pondasi tipe P2 Pondasi tipe P3

PUSBIN KPK 2014

BAB IV
PENYIAPAN LOKASI PEKERJAAN 24
Pondasi tipe P3 Pondasi tipe P4

PUSBIN KPK 2014

25 BAB III
PENYIAPAN LOKASI PEKERJAAN
Penyiapan lokasi pondasi 4. Patok harus terlindung dari kerusakan yang dapat diakibatkan oleh
manusia, hewan atau kendaraan.
Menyiakan peralatan yang akan diguna-
kan dan bahan yang diperlukan pada
area bangunan akan didirikan. Meny-
iapkan lokasi pembuatan pondasi harus Patok
sudah bersih dan siap dibangun. ketinggian
patok dibungkus beton
Pemasangan profil pondasi

a. Pekerjaan pematokan / uitzet

Pekerjaan pematokan atau uitzet/set-


ting out adalah pekerjaan menetapkan/

PUSBIN KPK 2014


menentukan elevasi (ketinggian) bangu- Patok yang
nan di lapangan. Penempatan diberi perlindungan
patok-patok tersebut harus dilaksana-
kan dengan ketelitian dan ketepatan
yang tinggi.

Pembuatan patok uitzet dapat dilaku-


kan sebagai berikut : b. Pemasangan Bouwplank
1. Patok as menggunakan patok kayu Fungsi papan acuan konstruksi (bouwplank) adalah sebagai pedo-
atau dengan campuran beton, titik man untuk kedataran dan kesikuan permukaan pasangan pondasi,
ketinggian patok digunakan paku 25 pasangan dinding bata, beton sloof serta lebar dan dalam galian
mm. tanah.

2. Ketinggian patok boleh berdasarkan


kondisi lapangan setempat

3. Patok mudah dijangkau saat


digunakan sebagai acuan ketinggian

26
bangunan. BAB IV
PENYIAPAN LOKASI PEKERJAAN
Pemasangan profil sloof
Pemasangan Profil untuk Sloof
bouwplank
as
Gambar kerja dinding bata diperoleh
Memperoleh Gambar kerja dinding dari atasan
langsung, diperlukan untuk pelaksanaan
pemasangan bata dapat berlangsung dengan benang untuk
baik dan benar. profil sloof

Lokasi dinding bata dipelajari


Mempelajari gambar kerja untuk mengetahui
fungsi bangunan, jenis-jenis bangunan, bagian

PUSBIN KPK 2014


pokok dari bangunan, ikatan batu bata untuk pasangan
dinding, meliputi ikatan ½ bata, ikatan silang, pondasi
ikatan tegak, ikatan vlam dan rollaag, dan dapat
mengetahui lokasi pekerjaan dinding.

Penyiapan lokasi dinding bata


Penyiapan lokasi konstruksi dinding dilaksana-
kan apabila pekerjaan pondasi telah selesai
dikerjakan yang mengacu ada gambar kerja. Pemeriksaan Pemasangan Pekerjaan Dasar untuk Pasangan Bata

Pemasangan profil sloof dinding bata Gambar kerja pekerjaan dasar pasangan bata diperoleh
Pemasangan benang untuk profil sloof dilaku- Memperoleh gambar kerja pekerjaan dasar pasangan bata dengan
kan apabila tinggi dan tebal sloof telah diketahui. lengkap dari atasan langsung. agar dalam pelaksanaan pemasangan
dengan melihat ukuran dari gambar kerja yang bata dapat berlangsung dengan baik dan benar.
telah diperolehnya.

27 BAB III
PENYIAPAN LOKASI PEKERJAAN
Gambar kerja pekerjaan dasar pasangan bata dipelajari
Mempelajari gambar konstruksi pemasangan dinding bata yang akan kita kerjakan dan mengeta-
hui fungsi bangunan, jenis-jenis bangunan, bagian pokok dari bangunan, ikatan batu bata untuk
dinding, meliputi ikatan ½ bata, ikatan silang, ikatan tegak, ikatan vlam dan rollaag. Pada umum-
nya dinding ½ bata berfungsi sebagai partisi atau dinding pemisah.

Identifikasi profil pemasangan pekerjaan dasar pasangan bata


Mengindentifikasi kembali seluruh profil pemasangan pekerjaan dasar pasangan bata yang telah
selesai sesuai dengan gambar kerja.

Pemeriksaan profil pekerjaan dasar pasangan bata

PUSBIN KPK 2014


Memeriksa seluruh profil pekerjaan dasar pasangan bata dan memeriksa konstruksi pasangan
bata yang akan dipasang profilnya, melakukan pemeriksaan yang meliputi :

1. Pemeriksaan benang yang dipasang, masih dalam keadaan tegang atau berubah.

2. Pemeriksaan kedataran benang.

3. Pemeriksaan kesikuan benang.

4. Pemeriksaan bouwplank, kedudukannya masih tetap atau ada pergeseran.

5. Pemeriksaan jarak antara titik-titik tertentu, seperti sudut bangunan, pertemuan dinding dan
sebagainya.

BAB IV
PENYIAPAN LOKASI PEKERJAAN 28
BAB V
PUSBIN KPK 2014
Umum Pemilihan material campuran adukan semen

a. Pekerjaan didahului dengan penyusunan Memilih Bahan adukan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetap-
rencana kerja, agar pelaksanaan pekerjaaan kan dan mutu bahan adukan sesuai standar mutu yang sudah ditetap-
dapat berjalan dengan baik dan lancar. kan.

b. Pendataan persyaratan kerja, jenis kegiatan Bahan/ material campuran adukan adalah sebagai berikut :
dan kuantitas pekerjaan.
1. Semen
Di Indonesia terdapat beberapa macam tipe semen seperti:
Penyiapan Adukan Semen Pekerjaan
Pasangan Bata Secara Manual a. Semen Portland (SP)

PUSBIN KPK 2014


b. Semen Portland Pozolan (SPP)
Persiapan lokasi adukan semen c. Semen Pozolan Kapur (SPK)
d. Semen Portland Putih
Menyiapkan lokasi untuk membuat adukan, e. Semen Portland Composite (PCC)
mengacu pada gambar kerja. Adapun kebu-
tuhan untuk membuat adukan sbb : Ada 2 (dua) cara pemeriksaan kualitas semen secara visual
(cara melihat), sbb :

1. Menyiapkan lokasi dan tempat untuk a. Pemeriksaan kantong pembungkus


adukan
1. Kantong pembungkus harus baik dengan jahitan yang rapi,
2. Menyiapkan peralatan 2. Pada kantong harus tercantum nama pabrik pembuatnya,
3. Tertera berat bersih dari isinya;
3. Menyiapkan bahan untuk diaduk sesuai 4. Terdapat tulisan SNI beserta nomornya.
komposisi

4. Lokasi adukan dan bahan diusahakan


sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan
pemasangan bata. akan dilakukan.
BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN 30
b. Pemeriksaan kehalusan dan warna 3. Pasir

1. Buka kantong semen, artinya tidak terdapat Pasir yang baik adalah pasir yang bersih, tajam, keras, kasar dan
gumpalan-gumpalan akibat uap air yang tidak mengandung bahan organis. Pasir yang mempunyai kadar
masuk ke dalam kantong. lumpur lebih dari 5% harus dicuci terlebih dahulu sebelum diguna-
kan.
contoh
semen
a. Jenis pasir
yang sudah 1. Pasir sungai 2. Pasir gunung 3. Pasir laut
tidak baik
Untuk mengetahui kadar lumpur pada pasir dapat dilakukan cara
yang praktis di lapangan, yaitu percobaan dengan menggunakan
botol sebagai berikut:

PUSBIN KPK 2014


1. Masukkan pasir dan air kedalam botol secukupnya;

2. Kocok pasir dan air didalam botol tersebut beberapa saat;


2. Periksa warna semen
3. Diamkan botol tersebut minimal selama 1 jam hingga pasir
3. Raba semen tersebut apakah terasa halus mengendap;

2. Kapur 4. Kemudian ukur tinggi endapan pasir = A cm;


Berikut adalah tipe kapur yang biasa dijadikan
campuran adukan semen dalam pemasangan 5. Ukur tinggi endapan lumpur = B cm;
bata
a. Kapur tohor 6. Hitung kadar lumpur dengan rumus:
b. Kapur padam
c. Kapur udara
d. Kapur hidrolis
e. Kapur magnesia
7. C harus lebih kecil dari 5%

31 BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN
Penyiapan lokasi pondasi

Menyiakan peralatan yang akan diguna- Pemeriksaan kadar


lumpur pasir
kan dan bahan yang diperlukan pada
area bangunan akan didirikan. Meny-
iapkan lokasi pembuatan pondasi harus
sudah bersih dan siap dibangun.
Pemasangan profil pondasi

a. Pekerjaan pematokan / uitzet

Pekerjaan pematokan atau uitzet/set-


ting out adalah pekerjaan menetapkan/

PUSBIN KPK 2014


menentukan elevasi (ketinggian) bangu-
nan di lapangan. Penempatan
patok-patok tersebut harus dilaksana- contoh :
kan dengan ketelitian dan ketepatan Jika tinggi pasir dan lumpur adalah 10 cm dan tinggi endapan lumpur 2
yang tinggi. mm, maka kadar lumpur pasir tersebut adalah sebesar 2/100 x 100% =
2%.
Pembuatan patok uitzet dapat dilaku-
kan sebagai berikut :
Proses pencucian
1. Patok as menggunakan patok kayu pasir yang
atau dengan campuran beton, titik mengandung kadar
lumpur lebih dari
ketinggian patok digunakan paku 25 5%
mm.

2. Ketinggian patok boleh berdasarkan


kondisi lapangan setempat

3. Patok mudah dijangkau saat


digunakan sebagai acuan ketinggian

32
bangunan. BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN
4. Air a. Sendok adukan : b. Sikat adukan :
Air merupakan bahan yang membantu proses
pengerasan antara pasir dan semen pada
campuran adukan Air yang digunakan untuk
pembuatan beton harus bersih dan tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam, dan
bahan organis dapat merusak beton atau baja
tulangan.

Untuk pemeriksaan air di lapangan cukup c. Sekop dan Cangkul :


dilakukan dengan cara visual saja, antara lain
dengan cara:

PUSBIN KPK 2014


1. Mengamati warna air.

2. Mengamati benda terapung seperti minyak


atau kotoran lainnya

3. Mencium bau.

Memilih alat manual untuk pencampuran


adukan semen seperti Peralatan cangkul dan d. Saringan pasir e. Gerobak adukan
sekop. Alat bantu manual untuk pencampuran
adukan pasangan bata adalah ayakan pasir
dengan ukuran lubang 5 mm, ember dan dolak.
Beberapa alat manual untuk membuat campu-
ran adukan semen dan alat bantu lainnya pada
pemasangan bata adalah:

33 BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN
f. Bak adukan : Pengaduk semen
Pengadukan campuran dilakukan apabila perbandingan antara semen dan
pasir telah ditentukan. Jumlah semen dan pasir yang akan diaduk ditentukan
berdasarkan Spesefikasi Teknis yang dipersyaratkan.
Untuk melakukan pengadukan secara manual, langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Sediakan tempat membuat adukan kira-kira ukuran 1,5 x 1,5 meter, dan
sebaiknya keempat sisinya dibatasi dengan papan dan bagian bawahnya
g. Ember adukan diberi alas dari seng atau plesteran

2. Tuangkan pasir yang sudah diayak

PUSBIN KPK 2014


3. Tuangkan semen di atas timbunan pasir

4. Aduk-aduk semen dan pasir dalam keadaan kering sampai warnanya


merata dengan menggunakan cangkul atau sekop

5. Tumpuk kembali bahan-bahan sehingga membentuk gunungan kecil


h. Dolak kemudian bentuk kawah di tengahnya

6. Tuangkan air secukupnya ke dalam kawah tersebut

7. Aduk bahan yang sudah diberi air sedikit demi sedikit sehingga memben-
tuk gumpalan adukan yang kenyal. Tidak terlalu encer juga tidak terlalu
kental dan adukan siap dipakai

BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN 34
Mengaduk bahan
Pemeriksaan kekentalan adukan semen
adukan dalam Kekurangan air dapat menimbulkan ”karang” semen, yaitu bagian
keadaan kering
dari adukan yang tidak mengeras sempurna dan merupakan
bagian yang lemah dari adukan.

Cara praktis untuk memeriksa kekentalan adukan adalah dengan


melakukan langkah sebagai berikut:
1. Ambil adukan dengan menggunakan sendok adukan (spesi).

2. Pukulkan sendok yang berisi adukan tadi ke tanah atau papan


Pengadukan tempat membuat adukan.
campuran setelah

PUSBIN KPK 2014


air dituangkan
3. Angkat dan balikkan sendok spesi. Adukan yang baik adalah
apabila semen tidak terjatuh dari sendok walaupun sendok
sudah dibalikkan (perhatikan gambar berikut).

Contoh adukan
yang baik

Cara penyimpanan adukan


Adukan yang siap dipakai (sesaat setelah selesai
pengadukan) simpan di dalam kotak atau tong dan
bila belum segera digunakan tutuplah dengan
lembaran plastik agar tidak terjadi penguapan air.
Setelah dalam penyimpanan, harus dilakukan
pengadukan ulang sebelum digunakan untuk
Pembersihan lokasi pengadukan
menjaga homogenitas dan plastisitas adukan.
Setelah pekerjaan pengadukan selesai lokasi bekas pengadukan
harus dibersihkan.

35 BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN
Penyiapan Adukan Semen Pasangan Bata Pengadukan campuran semen
Dengan Beton Molen Langkah-langkah mengaduk bahan adukan untuk campuran
semen dengan menggunakan beton molen, adalah seperti
Penyiapan lokasi pengadukan berikut:
Menyiapkan Lokasi pengadukan menggunakan beton 1. Siapkan semen dan pasir yang sudah diayak
molen harus memperhatikan akses/jalan masuk ke
lokasi tersebut, bersihkan lokasi tempat pengadukan 2. Takar bahan sesuai komposisi / perbandingan yang diten-
molen dari bahan-bahan yang dapat mengganggu tukan
campuran komposisi dalam mengaduk semen, pasir
untuk pasangan bata. 3. Hidupkan mesin pencampur
Penyiapan beton molen

PUSBIN KPK 2014


4. Masukkan pasir ke dalam tong pencampur
Menyiapkan pengoperasian beton molen, dengan
melakukan pemeriksaan sebelum alat dioperasikan 5. Masukkan semen ke dalam tong pencampur.
seperti motor penggerak, pelumas, bahan bakar, roda
pembalik dan Tabung aduk. dapat dilihat pada penjela- 6. Biarkan mesin berputar kurang lebih selama 2 menit
san gambar berikut ini. sampai bahan tercampur dalam keadaan kering secara
merata.
1. Tabung Aduk
2. Motor 7. Tuangkan air sedikit demi sedikit sampai campuran mem-
3. Roda Molen bentuk gumpalan adukan yang kenyal. Tidak terlalu encer
4. Kerangka juga tidak terlalu kental.
5. Roda Pembalik Tabung
6. Batang Tarik Mesin
7. Kunci Roda Pembalik 8. Tuangkan adukan yang sudah jadi ke dalam kotak
adukan. Adukan siap digunakan.

9. Selanjutnya setelah pengadukan selesai lokasi pengadu-


Pemilihan material adukan semen
kan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan campuran.
Bahan Material adukan semen campuran menggunakan
beton molen adalah sama jika menggunakan cara manual.

BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN 36
Proses pengadukan
campuran dengan
menggunakan
beton molen

PUSBIN KPK 2014


Pembersihan lokasi pengadukan
Lokasi harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan maupun dari sisa-si-
sa pecahan batu bata yang sudah tidak digunakan lagi.

37 BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN
BAB VI
PUSBIN KPK 2014
Umum
a. Pekerjaan didahului dengan penyusunan rencana kerja, Dalam pengaturan tempat bekerja ini ada beberapa hal
agar pelaksanaan pekerjaaan dapat berjalan dengan yang perlu diperhatikan:
baik dan lancar.
1. Alas spesi sebaiknya ditempatkan kurang lebih 60 cm
dari bidang pasangan dan kira-kira di tengah-tengah
b. Pendataan persyaratan kerja, jenis kegiatan dan kuanti-
bidang pasangan.
tas pekerjaan.
2. Batu bata ditempatkan di samping alas spesi, disusun
Pemasangan Dinding Setengah Bata berdiri ke arah melebar dengan jarak masing-masing
kurang lebih 1 cm dengan tinggi tumpukan maksimal
Sebelum melaksanakan pemasangan kita harus melihat 3 lapis.
kembali dinding bagian mana yang akan dipasang bata

PUSBIN KPK 2014


pada gambar kerja. Setelah itu bersihkan lokasi peker- 3. Sendok spesi ditempatkan di atas alas spesi sedang-
jaan dari barang-barang yang dapat menghambat kan alat-alat dan perlengkapan lainnya ditempatkan di
proses pekerjaan. Siapkan pula alat-alat yang diperlu- sisi lain spesi dan batu bata. Peralatan dan bahan-ba-
kan seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya han yang diperlukan dalam pasangan batu perlu
seperti Kotak Kayu dan Alat Pemotong Bata dipersiapkan dekat dengan tempat dimana pekerjaan
akan dilaksanakan. Hal tersebut bertujuan untuk
Penyiapan material pasangan bata mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan.

Material pasangan bata yang diperlukan dalam peker- Penyiapan profil dan benang penyipat
jaan pasangan bata ini adalah:
Menyiapkan profil dan benang penyipat memakai tempat
1. Batu bata
dan ditempatkan yang mudah dijangkau pada pelaksan-
2. Semen
aan pemasangan bata, yaitu :
3. Pasir
4. Balok kayu reng ukuran 2/3. 1. Pemasangan bata dengan menggunakan profil
5. Balok kayu ukuran ¾, 4/6 dan 5/7. sebagai pedoman kelurusan, kedataran dan kerataan
6. Papan 2/20 pasangan.
7. Paku 5, 7, 10 dan 25 cm

39 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Pemasangan bata dilakukan di atas pondasi atau balok sloof
Pemasangan yang sudah disiapkan sebelumnya, dengan urutan seperti
bata dengan berikut:
menggunakan
profil
a. Membersihkan permukaan atas pondasi atau balok sloof

b. Memasang profil pada kedua ujung pasangan (jika


pemasangan menggunakan profil)

c. Membuat ukuran tebal tipis lapisan pasangan yakni tebal


batu bata rata-rata + tebal siar.

PUSBIN KPK 2014


d. Menandai tebal tiap lapis pasangan pada profil dan
2. Pemasangan menggunakan mistar dan waterpass
memeriksa/menentukan kedatarannya dengan waterpass
selama proses pengerjaan.
atau slang plastik.

e. Menata bata tanpa spesi.


Pemasangan
bata tanpa f. Memasang benang sebagai pedoman pemasangan pada
menggunakan profil (jika menggunakan profil)
profil

BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 40
Pemasangan profil dan benang penyipat
Pekerjaan pengukuran dan pematokan mempunyai peran yang penting. Ketegakannya harus diperiksa dengan
Kesalahan pada pekerjaan pengukuran dan pematokan dapat berakibat menggunakan waterpass atau unting-unt-
fatal. ing (lot), kemudian batang profil miring
dipasang dengan cara mengukur lebar
Pekerjaan pengukuran dan pematokan pada pekerjaan konstruksi bagian bawah dan bagian atas pasangan.
hakekatnya pekerjaan memindahkan titik-titik pada gambar ke lapangan. Batang profil mendatar dipasang dengan
cara mengukur turun dari permukaan
Pemasangan profil bagian atas papan acuan konstruksi (bouw-
plank) dan menandainya pada batang profil
Pemasangan profil bisa dilakukan sebelum atau sesudah pekerjaan
tegak dan batang profil miring, sesuai
perbaikan tanah, tergantung situasi dan kondisi tanah dasar. Tetapi akan
ukuran yang ditentukan.
lebih baik jika dilakukan sebelum pekerjaan perbaikan tanah dilaksana-

PUSBIN KPK 2014


kan, karena akan mempermudah kontrol terhadap kedataran maupun
kemiringan yang direncanakan terhadap permukaan urugan pasir atau
Profil dipasang
batu kosong (aanstamping).
berdasarkan garis
bangunan pada
Berikut adalah urutan langkah pembuatan dan pemasangan bouwplank
profil:

1. Mempelajari gambar kerja


2. Memeriksa kondisi galian
3. Menyiapkan bahan profil
4. Memasang profil

Berpedoman pada papan acuan konstruksi (bouwplank) batang-batang


tegak, miring dan mendatar dari profil sudah bisa dipasang sesuai bentuk
dan ukuran yang tertera pada gambar kerja.

41 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Persiapan
pembuatan Ikatan ½ bata
profil

Memasang
benang pada
profil

PUSBIN KPK 2014


Ikatan ½ bata (Stretcher Bonding) diperoleh dengan cara memasang bata
ke arah memanjang (stretcher) pada setiap lapis. Pada kedua ujung lapis
kedua, keempat, keenam, dst, atau sebaliknya dipasang bata ½ (header)
sehingga terbentuk ikatan ½ bata.

Lapisan pada Di Indonesia, ikatan strek di


ikatan ½ bata gambar samping adalah
Pelaksanaan pekerjaan memasangan yang paling umum diguna-
dinding setengah bata. kan berhubung fungsi
dinding di Indonesia umumn-
A. Ikatan (bonding) ya hanya berfungsi sebagai
Fungsi dan tebal dinding yang akan penyekat saja. Masih banyak
dibuat mempengaruhi jenis ikatan yang jenis-jenis ikatan lain, seperti
harus digunakan, misal untuk dinding ikatan Inggris, yang menggu-
penyekat akan lebih baik jika dipasang nakan bata ¼, dan ikatan
bata dengan ketebalatn ½ bata dengan Belanda, dimana tidak
ikatan ½ bata. terdapat siar vertikal segaris
antara lapis 2 dan 4.

BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 42
b. Persyaratan pasangan c. Teknik pemasangan batu bata
Untuk memperoleh satu unit pasangan yang betul-betul baik (kokoh dan Berikut ini adalah langkah-langkah peker-
kuat), dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan harus dipenuhi pula jaan pasangan batu bata :
syarat-syarat berikut:
1. Mengambil spesi dari alas spesi
1. Overlap antara pasangan bata lapis kesatu, kedua dst, tidak kurang dengan cara dipotong, digulung
dari ¼ bata kemudian diangkat.
Pengambilan adukan
2. Siar tegak antara pasangan bata lapis kesatu, kedua dst, tidak menja- dari tempatnya dengan
di satu garis. menggunakan sendok
spesi
3. Ukuran siar, baik siar tegak maupun siar datar garis sama besar (8
mm – 12 mm)., dengan ukuran maksimum 15 mm

PUSBIN KPK 2014


4. Pasangan harus betul-betul tegak dan datar.

5. Adukan siar harus betul-betul padat.

6. Rendam terlebih dahulu batu bata sebelum digunakan. Perendaman


dilaku-kan hingga gelembung-gelembung udara tidak muncul lagi.
2. Menghamparkan spesi di atas permu-
kaan balok sloof atau pasangan bata
Merendam batu
sebelumnya, kira-kira sepanjang satu,
bata sebelum dua atau tiga bata.
digunakan
3. Pada lapisan pertama, maka kedua
bata ujung harus diperiksa dengan
menggunakan waterpass, atau tepi
bata harus berimpit dengan benang.

43 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
5. Memasang bata pada kedua ujung
Mengatur
pasangan dan kemudian memeriksa
kedataran
bata-bata ujung tinggi lapisan, kedataran dan ketega-
kannya.

Membuat alur
pada adukan
yang telah
dihamparkan

Cara memegang
sendok spesi 6. Menarik benang melalui bata kedua
ujung pasangan (benang harus

PUSBIN KPK 2014


benar-benar tegang)
Mengatur
kedataran,
ketinggian nat
dan ketegakan
bata antara
dengan
waterpass

Menghamparkan
adukan/spesi di
atas pasangan 7. Memasang bata antara kedua ujung.
bata Sebelumnya kepala bata yang akan
dipasang diberi adukan terlebih
dahulu.
Memasang
bata-bata ujung
lapisan kedua
dan memeriksa
kedataran dan
4. Membentuk alur pada saat menghampar tinggi nat
spesi, dengan cara menekan spesi
dengan menggerakkan daun sendok
yang dimiringkan kira-kira 15°.
BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 44
8. Membentuk siar pasangan dengan
jointer, jika pasangan tidak akan
diplester (exposed).

Menghaluskan
nat dengan
jointer

Ikatan strek
dinding satu
bata
Lokasi pekerjaan pasangan bata dibersihkan setelah selesai pekerjaan

PUSBIN KPK 2014


Pembersihan lokasi dilakukan terhadap sisa-sisa adukan, potongan bata
yang sudah tidak terpakai, kantong semen serta sampah-sampah lain
yang mungkin terdapat pada lokasi tersebut.

Pemasangan Dinding Satu Bata

Proses pemasangan dinding satu bata hampir sama dengan pemasan-


gan dinding ½ bata mulai dari mempelajari gambar kerja sampai dengan
Pemasangan profil dan benang penyipat. Ikatan
kop
Pelaksanaan pemasangan dinding satu bata dinding
satu bata
Ikatan pasangan dinding satu bata pada prinsipnya dapat terdiri dari
beberapa variasi. Seperti ikatan dinding ½ bata, Di Indonesia ikatan yang
umum digunakan adalah ikatan strek sebagaimana ditunjukkan pada
gambar berikut :

45 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Ikatan silang dinding satu bata Prinsip utama dari pasangan satu bata adalah adanya lapisan strek
(memanjang) dan lapisan kepala/kop (header), dimana bata awal pada
lapisan strek dimulai dengan bata 3/4, sebagaimana ditunjukkan oleh
gambar dibawah ini :
Ikatan satu bata

PUSBIN KPK 2014 Langkah-langkah pekerjaan pasangan satu bata adalah :

1. Mengambil spesi dari alas spesi dengan cara dipotong, digulung


kemudian diangkat.

2. Menghamparkan spesi di atas permukaan balok sloof atau pasan-


gan bata sebelumnya, kira-kira sepanjang satu, dua atau tiga bata.

3. Pada lapisan pertama, maka kedua bata ujung harus diperiksa


dengan menggunakan waterpass, atau tepi bata harus berimpit
dengan benang.

4. Membentuk alur pada saat menghampar spesi, dengan cara mene-


kan spesi dengan menggerakkan daun sendok yang dimiringkan
kira-kira 15°.

BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 46
5. Memasang bata pada kedua ujung pasangan memeriksa tinggi lapisan, 1. Pasang terlebih dahulu lapisan I,
kedataran dan ketegakkannya. dimana bata awal adalah bata 3/4, dan
bata selanjutnya bata utuh (strek)
6. Menarik benang melalui bata kedua ujung pasangan (benang harus
benar-benar tegang) 2. Pasang lapisan II dengan susunan bata
melintang, sehingga didapat lapisan
7. Memasang bata antara kedua ujung. Sebelumnya kepala bata yang akan kop, dan seterusnya.
dipasang diberi adukan terlebih dahulu.
Variasi lainnya dapat dilakukan sebagai
8. Membentuk siar pasangan dengan jointer, jika pasangan tidak akan berikut:
diplester (exposed).

PUSBIN KPK 2014


Prosedur pemasangan ikatan satu bata dengan
Urut-urutan pemasangan lapisan adalah sebagai berikut: salah satu variasi

Prosedur
pemasangan
ikatan satu bata

47 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Pembersihan lokasi pekerjaan pasangan
bata
Pembersihan lokasi dilakukan terhadap
sisa-sisa adukan, potongan bata yang Sambungan siku dan sambungan “T”
sudah tidak terpakai, kantong semen
serta sampah-sampah lain yang mung-
kin terdapat pada lokasi tersebut setelah
pemasangan selesai.
Langkah-langkah pemasangan profil dan benang penyipat sebagai berikut:

1. Sebelum pembangunan bangunan dimulai, biasanya profil bouwplank


telah tersedia.

PUSBIN KPK 2014


Pembuatan Pasangan Dinding
Sambungan Siku dan “T” 2. Gunakan tongkat ukur untuk menentukan tebal lapisan bata jika bata
akan dipasang langsung di atas pondasi beton, atau ketinggian sloof
jika bata akan dipasang di atas sloof.
Pembersihan lokasi dilakukan terhadap
sisa-sisa adukan, potongan bata yang
sudah tidak terpakai, kantong semen
serta sampah-sampah lain yang mung- Pemasangan profil
dan benang penyipat
kin terdapat pada lokasi tersebut setelah
pemasangan selesai.
Penyiapan profil dan benang sipat untuk
pasangan siku dan sambungan ”T”
Menyiapkan profil dan benang sipat
pada tempat yang sudah disiapkan,
untuk mempermudah pekerjaan yang
akan dilaksanakan.

BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 48
3. Pasang benang penyipat yang sudah sesuai kedatarannya Pelaksanaan pekerjaan pasangan bata
sambungan siku dan ”T”
Pelaksanaan pekerjaan pasangan sambun-
Pemasangan
profil dan gan siku dan sambungan “T” dilaksanakan
benang penyipat setelah pemasangan profil dan benang
penyipat dilakukan.

Sambungan siku
Sambungan siku dapat terdiri dari konstruk-
si 1/2 bata, satu bata atau lebih. Ikatan

PUSBIN KPK 2014


antara bata yang umum dilakukan adalah
ikatan strek seperti berikut ini:

Sambungan
4. Untuk pasangan bata sambungan “T” cara pemasangan benang sesuai siku dengan
dengan sambungan siku, hanya dalam hal ini benang penyipat harus ikatan 1/2 bata.
diperiksa kesikuannya.
Pemasangan
profil dan
benang penyipat
pada
sambungan “T”.

49 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Langkah-langkah pemasangan untuk 5. Pasang bata tengah sesuai dengan susunan lapis I pada gambar di
sambungan siku di atas adalah: atas.

1. Sebelum memasang bata dengan 6. Untuk lapis II naikkan benang penyipat setinggi bata + tebal adukan
menggunakan adukan, susun/tata bata sebesar 1 cm.
lapis I terlebih dahulu dengan tanpa
adukan. Dengan cara ini kita dapat 7. Pasang bata-bata ujung terlebih dahulu sebagaimana lapis I.
mengetahui apakah bata dapat
dipasang utuh sepanjang lapisan atau 8. Pasang bata-bata antara dengan berpatokan kepada benang penyipat.
harus ada pemotongan.
9. Untuk lapis III susunannya sama seperti lapis I dan lapis IV sama seperti

PUSBIN KPK 2014


2. Pasang/sesuaikan kedudukan benang lapis II.
setinggi bata + tebal adukan sebesar 1
cm. Sedangkan untuk sambungan siku
dengan tebal satu bata salah satu
3. Pasang bata pada ujung-ujung terlebih variasi ikatan dapat dilakukan seperti
dahulu dengan menggunakan adukan. gambar dibawah ini :
Pasangan bata
Periksa kedataran bata-bata ujung sambungan
tersebut denganmenggunakan water- siku 1/2 bata.
pass jika panjangnya kurang dari 2,50 m,
dengan bantuan mistar yang lurus.

4. Jika dinding yang akan dipasang terlalu


panjang, pastikan benang berimpit
secara tepat dengan sudut sisi atas
bata.

BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 50
Sambungan “T” Langkah-langkah pemasangan untuk
sambungan siku di atas adalah:
Sambungan “T” juga dapat terdiri dari konstruksi 1/2 bata, satu bata atau
lebih. Ikatan antara bata yang umum dilakukan adalah ikatan strek seperti 1. Sebelum memasang bata dengan
berikut ini: menggunakan adukan, susun/tata bata
lapis I terlebih dahulu dengan tanpa
adukan. Dengan cara ini kita dapat
mengetahui apakah bata dapat
dipasang utuh sepanjang lapisan atau
harus ada pemotong-an.

2. Pasang/sesuaikan kedudukan benang

PUSBIN KPK 2014


setinggi bata + tebal adukan sebesar 1
cm.

3. Pasang bata pada ujung-ujung terlebih


dahulu dengan menggunakan adukan.
Periksa kedataran bata-bata ujung
tersebut dengan menggunakan water-
pass jika panjangnya kurang dari 2,50
Sambungan “T” m, dengan bantuan mistar yang lurus.
dengan ikatan 1/2
bata.
4. Jika dinding yang akan dipasang terlalu
panjang, pastikan benang berimpit
secara tepat dengan sudut sisi atas
bata.

5. Pasang bata tengah sesuai dengan


susunan lapis I pada gambar di atas.

51 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
6. Untuk lapis II naikkan benang penyipat Pelaksanaan pekerjaan finishing pasangan bata
setinggi bata + tebal adukan sebesar 1 sambungan siku dan ”T”
cm.
Pelaksanaan finishing terhadap permukaan bata yang telah selesai dipasang.
7. Pasang bata-bata ujung terlebih dahulu Ada dua tujuan dari finishing ini, yaitu:
sebagaimana lapis I.
1. Sebagai bagian dari pekerjaan pemasangan bata apabila dinding bata
tidak diplester (pasangan bata ekspos/expose).
8. Pasang bata-bata antara dengan berpa-
tokan kepada benang penyipat.
2. Sebagai persiapan untuk pekerjaan plesteran, apabila dinding hendak
diplester.
9. Untuk lapis III susunannya sama seperti

PUSBIN KPK 2014


lapis I dan lapis IV sama seperti lapis II.
Langkah-langkah finishing terhadap dinding bata adalah sebagai berikut:
Untuk sambungan “T” dengan tebal 1 bata,
salah satu variasinya dapat dilakukan 1. Jika dinding yang dipasang sebagai dinding ekspos, maka sebaikn-
seperti berikut: ya nat mendatar maupun vertikal harus terlihat rapih. Agar nat lebih
indah dipanbdang mata, maka nat dapat dibentuk sesuai selera.
Sambungan “T”
dengan tebal 1 2. Beberapa bentuk nat yang dapat dibuat serta alat yang digunakan
bata dapat dilihat pada gbr.6.32 s/d 6.36.

BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 52
Bentuk nat datar Bentuk nat cekung dengan jointer yang digunakan Bentuk nat Rake-out dengan jointer yang digunakan

PUSBIN KPK 2014


Bentuk nat huruf V
dengan jointer yang 3. Berikut merupakan cara untuk membuat
digunakan nat datar :

Cara membentuk nat mendatar / horizontal

Bentuk nat Grapevine


dengan jointer yang
digunakan

53 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Cara untuk membentuk nat tegak / vertical 5. Bersihkan dinding dengan menggunakan sikat kawat

PUSBIN KPK 2014


4. Bersihkan sisa-sisa adukan dengan
menggunakan sendok semen/spesi
Membersihkan sisa-sisa adukan dengan menggunakan
Pembersihan lokasi pekerjaan pasangan bata sambungan siku dan “T”

Pembersihan lokasi dilakukan terhadap sisa-sisa adukan, potongan bata


sendok semen/spesi
yang sudah tidak terpakai, kantong semen serta sampah-sampah lain yang
mungkin terdapat pada lokasi tersebut.

BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 54
g. h.
Pembuatan Kop Pasangan Dinding Bata
Proses pembuatan kop pasangan bata sama dengan pemasangan
dinding ½ bata dan 1 bata mulai dari mempelajari gambar kerja sampai
dengan penyiapan material

Penyiapan profil kop pasangan dinding bata i. j.

Menyiapkan Kop pasangan dinding bata sebagai hiasan (estetika) untuk


dinding bata yang digunakan sebagai pagar. Kop dapat terbuat dari
bahan batu bata, moulding maupun beton pracetak. Untuk kop yang

PUSBIN KPK 2014


terbuat dari batu bata dapat diplester atau tidak, hal bergantung pada
dinding tersebut berupa bata ekspos atau tidak.

Bentuk kop pasangan dinding bata sangat bervariasi di bawah ini diberi- Contoh kop ½ bata di atas pasangan dinding ½ bata
kan beberapa contoh kop pasangan dinding bata.
Contoh bentuk kop pasangan dinding bata

a. b. c.

d. e. f.

55 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Pelaksanaan pekerjaan kop pasangan Pemasangan benang disesuaikan dengan ketebalan bata yang akan
dinding bata dipasang sebagai kop.
Langkah selanjutnya adalah menghamparkan adukan di atas pasangan
Melaksanakan pekerjaan pemasangan dinding bata.
kop pasangan dinding bata harus meng-
Memasang batu bata di atas Menghamparkan adukan di Menyesuaikan posisi batu bata
etahui terlebih dahulu jenis kop yang akan dinding atas pasangan dinding bata. dengan benang
dipasang pada pasangan bata atau
beton pracetak.

Untuk kop yang terbuat dari pasangan


bata maupun beton pracetak, prinsip
pemasangannya adalah sama, yaitu

PUSBIN KPK 2014


dengan membuat profil terlebih dahulu
sebagaimana ditunjukkan pada gambar Mengatur posisi batu bata

dibawah ini : Setelah adukan dihamparkan, maka pasang dan


atur bata sesuai dengan kelurusan benang.
Pemasangan
benang
sebagai
profil

Pembersihan lokasi pekerjaan


Pembersihan lokasi dilakukan terhadap sisa-sisa adukan, potongan bata yang
sudah tidak terpakai, kantong semen serta sampah-sampah lain yang mung-
kin terdapat pada lokasi tersebut.

BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 56
2. Periksa apakah dinding sudah dalam
Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Dinding Lurus
keadaan tegak dan nat tegak terdapat
dalam satu garis. Untuk pemeriksaan ini
Peralatan pemeriksaan dinding lurus gunakan waterpass.
Peralatan pemeriksanaan dinding lurus seperti : Waterpass/ Unting-
3. Memeriksa kelurusan pasangan bata.
unting, Meteran/Rol meter dan Tongkat ukur.
Cara pemeriksaan ini dapat dengan cara
Pemeriksaan hasil pekerjaan dinding lurus menggunakan benang atau pandangan
mata.
Memeriksaan hasil pekerjaan dinding lurus seperti sambungan sudut dan
”T”, maka langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut : 4. Memeriksa ketegakan pasangan

PUSBIN KPK 2014


terhadap pasangan bata mendatar.
1. Periksa apakah alat-alat dalam kondisi baik, nivo pada waterpass
harus benar-benar bersih dan sudah dilakukan kalibrasi.

Memeriksa ketegakan Pemeriksaan Pasangan


dinding dan kelurusan nat
pasangan bata dengan Dinding Sambungan
Periksa kelurusan lapisan waterpass atau mistar
bata dengan mengguna- pelurus
Siku dan “T”
kan pandangan mata
atau benang Pemeriksaan
kelurusan dan Peralatan pemeriksaan pekerjaan
ketegakan sambungan sudut dan sambungan
dinding bata ”T” diperoleh
Memperoleh peralatan pemeriksanaan
dinding lurus seperti :
Periksa ketegakan lapisan
bata terhadap lapisan atas
dengan menggunakan Waterpass/Unting-unting, Meteran/Rol
penyiku meter, Tong-kat ukur, dan Penyiku.

57 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Cara memeriksaan kesikuan, keurusan dan
Pemeriksaan pekerjaan sambungan ketegakan sambungan sudut maupun
sudut dan ”T” sambungan “T“

Langkah-langkah pemeriksaan sambun- Periksa kesikuan sudut


gan sudut dan “T” adalah sama seperti pada sambung sudut dan
diuraikan pada bagian sebelumnya dari “T” dengan menggunakan
penyiku
modul ini, kecuali pekerjan tambahan
yang harus dilakukan oleh tukang
pasang bata, yaitu memeriksa kesikuan
sudut pada sambungan sudut dan “T”.
Alat yang digunakan untuk melakukan
pemeriksaan adalah penyiku yang sebai-

PUSBIN KPK 2014


knya terbuat dari besi.
Periksa ketegakan lapisan bata
terhadap lapisan atas dengan
menggunakan penyiku

Periksa kelurusan lapisan


bata dengan mengguna-
kan pandangan mata atau
benang

BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 58
BAB VII
PUSBIN KPK 2014
Konstruksi Ikatan pada kolom pasangan bata ada berbagai jenis dan variasi.
Umum Sebagaimana pasangan dinding dari batu bata, maka prinsip yang harus
dipegang tidak boleh ada nat vertikal yang segaris. Contoh gambar
a. Pekerjaan didahului dengan penyusunan
konstruksi ikatan kolom pasangan bata, seperti berikut ini :
rencana kerja, agar pelaksanaan peker-
jaaan dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Ikatan kolom untuk tebal 1x1 bata Ikatan kolom untuk tebal 1x1½ bata

b. Pendataan persyaratan kerja, jenis


kegiatan dan kuantitas pekerjaan.

a. Lapis pertama a. Lapis kedua a. Lapis pertama a. Lapis kedua


Pembuatan Kolom Pasangan

PUSBIN KPK 2014


Bata Ikatan kolom untuk tebal 1½ x 1½ bata Ikatan kolom untuk tebal 1½x2 bata

Proses pembuatan Kolom pasangan


bata sama dengan pemasangan dinding
½ bata dan 1 bata mulai dari mempela-
jari gambar kerja sampai dengan penyia- a. Lapis pertama a. Lapis kedua a. Lapis pertama a. Lapis kedua
pan material
Tahapan membuat konstruksi kolom pasangan bata :
Penyiapan profil kolom pasangan bata
1. Lihat gambar kerja.
Kolom merupakan tiang yang berdiri
sendiri. Kolom yang terbuat dari batu
2. Membersihkan permukaan pondasi
bata harus memperhatikan ketepatan
dan ketelitian dalam pemasangannya,
3. Tentukan letak titik pusat kolom.
terutama harus diperhatikan dalam
memasang bata adalah ketegakan
4. Gambar dengan pensil rencana kolom di atas pondasi. Penggambaran
kolom harus dilaksanakan dengan benar
harus memperhitungkan tebal nat.
dan seteliti mungkin.

BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA 60
Menggambar rencana kolom Pemasangan kolom
pasangan bata di atas pasangan bata
pondasi

PUSBIN KPK 2014


Pembuatan kolom pasangan bata
Tahapan membuat kolom pasangan bata, (sebagai contoh : konstruksi
kolom yang akan dipasang 1½ x 1½ bata) adalah sebagai berikut :
1. Persiapkan peralatan dan material yang dibutuhkan
2. Persiapkan bata yang harus dipotong (½ x ½ bata),
3. Buat adukan dengan campuran 1pc: 4ps secukupnya
4. Hamparkan adukan seluas kolom yang akan dipasang
5. Pasang bata lapis pertama sesuai dengan gambar kerja
6. Periksa kedataran bata
7. Periksa kesikuan dan kelurusan bata
8. Hamparkan adukan di atas lapis pertama
9. Pasang lapis kedua
10. Lakukan pemeriksaan seperti langkah 6 dan 7

61 BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA
Memeriksa Pembersihan lokasi pekerjaan
kedataran bata
Pembersihan lokasi dilakukan terhadap sisa-sisa adukan, potongan bata
yang sudah tidak terpakai, kantong semen serta sampah-sampah lain yang
mungkin terdapat pada lokasi tersebut.

Pembuatan Kolom Ulir Pasangan Bata

memeriksa Proses pembuatan Kolom ulir pasangan bata sama dengan pemasangan
kesikuan dinding ½ bata dan 1 bata mulai dari mempelajari gambar kerja sampai
sekaligus dengan penyiapan material

PUSBIN KPK 2014


kerataan bata

Penyiapan profil kolom ulir pasangan bata

Menyiapkan jumlah profil untuk Contoh


kolom ulir
kolom ulir pasangan bata. Jumlah
pasangan
profil disesuaikan dengan kebutu- bata
han dilapangan sesuai dengan
Pelaksanaan pekerjaan finishing kolom jadwal pekerjaan pasangan bata.
pasangan bata
Susunan
Melaksanakan pekerjaan finishing kolom bata pada
pasangan bata, dengan melakukan kolom ulir
pemlesteran dan kolom pasangan bata pasangan
ekspos, maka pekerjaan finishing dilaku- bata
kan dengan cara melakukan perapian
terhadap nat kolom. Perapian pada nat
kolom dapat dilihat pada pembahasan
sebelumnya dengan menggunakan
jointer

BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA 62
Kolom ulir pasangan bata juga dapat terletak di atas pondasi beton bertu- Pelaksanaan kolom ulir pasangan bata
lang, tahapan pembuatan konstruksi kolom ulir sebagai berikut :
Tahapan melaksanakan pekerjaan
konstruksi kolom ulir (contoh ukuran kolom
1. Membersihkan permukaan pondasi.
yang akan dipasang 1½ x 1½ bata) adalah
sebagai berikut:
2. Tentukan letak titik pusat kolom yaitu dengan mengambil titik tengah
pondasi. Atau jika kurang jelas minta informasi kepada atasan anda
1. Persiapkan peralatan dan material
dimana letak titik pusat kolom.
yang dibutuhkan
3. Lihat gambar kerja berapa ukuran kolom yang harus dikerjakan.
2. Buat adukan dengan campuran 1pc:
4ps secukupnya

PUSBIN KPK 2014


4. Gambar dengan pensil rencana kolom di atas pondasi.
3. Hamparkan adukan seluas kolom yang
5. Pemasangan dapat menggunakan tiang as sebagai alat bantu
akan dipasang
ketepatan yang terbuat dari besi tulangan dengan diameter 8 @ 10
mm.
4. Pasang bata lapis pertama sesuai
dengan gambar kerja
Gambar rencana
kolom ulir di atas
pondasi dan 5. Periksa kedataran bata
memasang tiang as
6. Periksa kesikuan dan kelurusan bata

7. Hamparkan adukan di atas lapis perta-


ma

8. Pasang lapis kedua

63 BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA
9. Karena kolom yang dipasang diharap- 11. Setelah lapis kedua selesai dipasang, maka posisi pemasangan lapis
kan berbentuk ulir, maka pasangan ketiga harus sama dengan cara pemasangan lapis kedua terhadap lapis
bata lapis kedua harus dipasang pertama, yaitu dengan membuat ujung-ujung bata lapis kedua dan ketiga
sedemikian rupa sehingga membentuk mempunyai jarak a.
sudut dengan lapisan pertama. Untuk
itu harus dibuat jarak ujung-ujung bata 12. Lakukan pemeriksaan kedataran dan kelurusan pasangan bata yang
pada lapis pertama dan kedua dengan telah selesai dipasang.
jarak a (Lihat gbr 7.7). besarnya jarak a
tersebut minimal 1 cm. Besarnya jarak 13. Untuk pemasangan lapisan keempat dan seterusnya adalah sama seper-
a dapat bervariasi, bergantung bkepa- ti lapis ketiga, yang penting disini tukang harus menjaga konsistensi
da “kehalusan” ulir dan ukuran kolom besarnya ukuran a.
yang akan dipasang. Jika kolom terdiri

PUSBIN KPK 2014


dari 3 x 3 bata, maka besarnya a bisa Detail 1 Pelaksanaan pekerjaan finishing kolom
saja dibuat sekitar 3 – 4 cm ulir pasangan bata
10. Lakukan pemeriksaan seperti langkah Melaksanakan pekerjaan finishing
5 dan 6 kolom ulir pasangan bata umumnya
untuk tujuan diekspos. Dengan demiki-
Pemasangan kolom ulir pasangan bata
an maka pekerjaan finishing dilakukan
dengan cara melakukan perapian
terhadap nat kolom. Perapian pada nat
kolom dapat dilihat Bab. Melaksanakan
Pekerjaan Pasangan Bata.

Pembersihan lokasi pekerjaan


Pembersihan lokasi dilakukan terhadap sisa-sisa adukan, potongan bata
yang sudah tidak terpakai, kantong semen serta sampah-sampah lain
yang mungkin terdapat pada lokasi tersebut.

BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA 64
Pembuatan Kop Kolom Pasangan Bata

Proses pembuatan Kop Kolom pasangan bata sama dengan pemasangan Pilaster 1 x 1 bata pada dinding ½ bata
dinding ½ bata dan 1 bata mulai dari mempelajari gambar kerja sampai
dengan penyiapan material

Penyiapan profil kolom penutup pasangan bata

Menyiapkan jumlah profil untuk kolom penutup pasangan bata. Jumlah profil
disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan sesuai dengan jadwal pekerjaan
pasangan bata.

PUSBIN KPK 2014


Jarak kolom
penutup pasangan
dinding bata
(pilar/pilaster) Pilaster 1 x 1 bata
dengan penonjolan
pada kedua sisi

Jarak antara kolom yang ideal (L) adalah 2,50 – 3,00 m untuk pasangan
dinding dengan tebal 1 bata dan 3,00 – 3,50 m untuk pasangan dinding
dengan tebal lebih besar dari 1 bata.

Contoh gambar Pola ikatan di bawah ini merupakan sebagian kecil dari
banyak pola yang dapat diterapkan.

65 BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA
Pilaster 1 x 1½ bata
pada dinding ½
bata Pilaster 1½ x 1½
bata pada dinding 1
bata

Pilaster 1½ x 2 bata
pada dinding 1 bata

PUSBIN KPK 2014


Pilaster 1 x 1 bata
dengan penonjolan
pada kedua sisi
Langkah-langkah persiapan pemasangan kolom pilaster yang harus dilaku-
kan oleh seorang tukang adalah:

1. Pelajari gambar kerja yang telah diberikan.

2. Perhatikan pola ikatan yang akan dilakukan

3. Persiapkan profil yang akan dibutuhkan

4. Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan, termasuk bata-bata


yang harus dipotong.

5. Gambarkan pada lantai garis kolom dan dinding yang akan


dipasang.sambil menyusun bata tanpa adukan pada gambar tersebut.

BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA 66
Pelaksanaan kolom penutup pasangan bata contoh ikatan pada pilaster dinding 1½ x 1½ bata

Melaksanakan tahapan memasang kolom penutup pasangan bata


adalah:
1. Buat adukan dengan campuran 1pc: 1ps.

2. Pasang bata-bata ujung sebagaimana memasang pasangan


dinding lurus.

3. Pasang profil sebagai bantuan untuk memasang kolom tersebut

PUSBIN KPK 2014


Pemasangan kolom
penutup dinding

4. Perhatikan ikatan agar dalam pemasan-


gan setiap tidak terdapat nat vertikal
(tegak) yang segaris.

5. Setelah pemasangan setiap lapisan


diberi plat penguat agar hubungan
antara ikatan menjadi lebih erat.

67 BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA
Pemasangan plat penguat pada pasangan dinding bata Pelaksanaan pekerjaan finishing kolom penutup pasangan bata
Melaksanakan pekerjaan finishing kolom penutup pasangan bata yang
tidak diekspos dapat dilakukan dengan melakukan pemlesteran. kolom
pasangan bata dimaksudkan untuk diekspos, maka pekerjaan finishing
dilakukan dengan cara melakukan perapian terhadap nat kolom meng-
gunakan jointer

Pembersihan lokasi pekerjaan


Pembersihan lokasi dilakukan terhadap sisa-sisa adukan, potongan bata
yang sudah tidak terpakai, kantong semen serta sampah-sampah lain

PUSBIN KPK 2014


yang mungkin terdapat pada lokasi tersebut

BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA 68
Department of Labor and Immigration – Basic Trade Manual – 13.1 Bricklaying Fundamen-
tals, Australian Government Publishing Service, Canberra, 1975

Bailey H. And D.W. Hancock, Brickwork and Associated Studies, Volume 1, 2, 3, The
Macmillan Press Ltd, London, 1979

Nash, W.G., Brickwork Bonding Problems and Solutions, Hutchinson & Co (Plubishers) Ltd,
London, 1977

Smith, S., Brickwork, Second Edition, Macmillan Press Ltd, London, 1978

McKay, W.B., Brickwork, Third Edition (Metric), Longman Publishers, London, 1974

Hodge, J.C., Brickwork for Apprentice, Third Edition (Metric Units), Edward Arnold (Pub-
lishers) Ltd., London, 1979

PUSBIN KPK 2014


The US Department of The Army, Concrete, Masonry and Brickwork, Dover Publcations
Inc, New York, 1975

A Fine Homebuilding Book, Foundations and Masonry, Taunton Press, Inc, Connecticut,
1990

Kreh Sr., R.T., Masonry Skills, Delmar Publishers, New York, 1976

Kicklighter< Clois E., Modern masonry,The Goodheart-Willcox Company, Inc Publishers,


South Holland – Illinois, 1977

Ir. Murdiati Munandar, Dipl.E.Eng. “ Ketentuan Dinding Tembok di Wilayah Gempa “, Buletin
Pengawasan, LIPI, 2001.

Departemen Pekerjaan Umum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi, Badan


Penerbit PU, Jakarta, 1990.

SNI 03-0349-1989 Bata beton Untuk Pasangan Dinding

SNI 03-2049-1991 Mutu dan Cara Uji Bata Merah Pejal

Modul Konstruksi Batu, P3GT Bandung, 1985

Anda mungkin juga menyukai