Buku Saku Bata1
Buku Saku Bata1
BATA
KATA PENGANTAR
KEPALA BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
S
umber daya manusia merupakan modalitas utama dari sektor konstruksi disamping teknologi, capital,
material dan modal usaha. Efisiensi dan kualitas infrastruktur salah satunya akan sangat tergantung
dari kehandalan kompetensi SDM Konstruksi bidang terampil khususnya pekerja konstruksi. Oleh
karena itu, peningkatan kompetensi pekerja konstruksi merupakan keharusan untuk menjamin tidak terjadinya
kegagalan bangunan/ konstruksi. Dalam perspektif inilah suatu pelatihan bagi para Pekerja Konstruksi dibutu-
hkan untuk mengakselerasi peningkatan jumlah Pekerja Konstruksi yang memiliki kompetensi yang optimal
sehingga pada akhirnya akan bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan melalui kompensasi imbal jasa
yang layak bagi tenaga kerja konstruksi.
Saya percaya, buku saku ini dapat menjadi pegangan bagi para pekerja konstruksi untuk melakukan tugasnya
P
embinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi bagi SDM Konstruksi secara berkesinambungan
harus terus diupayakan dala meningkatkan daya saing SDM Konstruksi. Kementerian Pekerjaan
Umum, melalui Badan Pembinaan Konstruksi cq. Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan
Konstruksi mempunyai tugas dan fungsi untuk mewujudkan SDM konstruksi yang berkualitas dan berdaya
saing dengan mengoptimalkan seuruh sumber daya yang tersedia saat ini.
Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan terobosan untuk mempercepat penyelenggaraan pelatihan
konstruksi ditengah daya dukung pemerintah yang terbatas dalam hal pendanaan maupun sarana prasara-
na. Salah satu terobosan tersebut adalah pelatihan dengan menggunakan Mobile Training Unit (MTU) atau
3 BAB II
PUSBIN
8 KPK 2014
BAB III
38
BAB VI
BAB IV BAB V
22 29
BAB I
PUSBIN KPK 2014
PENGANTAR
Pelatihan Berbasis Kompeten ditempat Penjelasan Materi Pelatihan
Kompetensi Kerja
BAB I
PENGANTAR 2
BAB II
PUSBIN KPK 2014
PELAKSANAAN
KESELAMATAN
Umum Penyiapan APD (Alat Pelindung Diri)
KESEHATAN a. Pekerjaan didahului dengan Alat pelindung diri (APD) berfungsi untuk mencegah agar
KERJA penyusunan rencana kerja, agar pekerja tidak mengalami cedera akibat kecelakaan kerja.
pelaksanaan pekerjaaan dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian
sekaligus pemecahan masalahnya , seperti:
b. Pendataan persyaratan kerja,
jenis kegiatan dan kuantitas 1. Menggunakan alat pelindung diri merupakan suatu kebu-
pekerjaan. tuhan.
BAB II
PELAKSANAAN K3 4
Safety belt Rompi kerja Pemakaian APD
Memakai Alat Pelindung Diri (APD) sebelum memasuki area pekerjaan, untuk
mempersiapkan diri dan menghindari kecelakaan pada saat berada dilokasi
pekerjaan.
Pemilihan APD
Memilih Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan kondisi. seperti :
Sarung Tangan
a. Pemilihan sepatu kerja :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Memilih jenis sepatu kerja yang harus digunakan.
5 BAB II
PELAKSANAAN K3
Mengenali Potensi Bahaya 1. Rambu-rambu tanda larangan
Mengenali potensi bahaya
di area kerja Tanda dilarang merokok
Tanda di samping adalah peringatan dilarang merokok di
1. Jatuh dari ketinggian. sekitar ruangan atau lokasi pekerjaan dimana tanda ini
2. Jatuh tergelincir. dipasang.
3. Luka.
4. Terkilir / salah urat. Tanda seperti ini biasanya dipasang pada daerah dimana
5. Gangguan pernafasan. disimpan benda-benda yang mudah terbakar atau ruangan
yang dipasang perangkat penyejuk udara (AC).
Memahami rambu pengamanan
pada area kerja yang berbahaya
Berikut adalah contoh-contoh Tanda fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
rambu-rambu yang sering
Tanda fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
dipasang di lingkungan proyek
seperti gambar di samping menginformasikan kepada kita
konstruksi.
tempat untuk melakukan P3K atau tempat perlengkapan
P3K.
BAB II
PELAKSANAAN K3 6
Melakukan Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan Kerja
7 BAB II
PELAKSANAAN K3
BAB III
PUSBIN KPK 2014
PENYIAPAN
MATERIAL dan
Umum a. Pekerjaan membersihkan lokasi
PERALATAN a. Pekerjaan dimulai dengan b. Memindahkan benda yang akan menghambat proses
PEKERJAAN penyusunan rencana kerja, agar pekerjaan
pelaksanaan pekerjaaan dapat
PASANGAN berjalan dengan baik dan lancar.
BATA c. Membuat penerangan dan sarana kebersihan seperti
lampu dan tersedianya air.
b. Pendataan persyaratan kerja,
jenis kegiatan dan kuantitas Peralatan dan material yang diperlukan dalam pasangan batu
pekerjaan. perlu disiapkan dekat dengan tempat pekerjaan akan
9 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
Penyimpanan Material
Material pasangan bata harus
ditempatkan sesuai SOP, sehing-
ga pada digunakan tidak meng-
ganggu kelancaran dalam tempat
penyimpanan
mengerjakan pasangan bata.
semen
Tata cara penempatan material :
a. Penempatan Semen
semen
BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA 10
b. Penempatan Pasir b. Penempatan Batu Bata
lantai
portable stationer
11 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
Batu bata yang dibuat di perusahaan besar yang menggunakan tenaga mesin,
Pemotongan Bata terdiri dari macam-macam ukuran yaitu:
Pemilihan beberapa tipe tampak a. bata utuh d. ¼panjang bata dengan lebar utuh
luar bata b. ¾ panjang bata e. ½ lebar bata dengan panjang utuh
c. ½ panjang bata f. dan lain-lain
Bata merah dibuat dari tanah liat
atau tanah lempung diaduk dan Jenis-jenis potongan bata yang mungkin dapat terjadi pada pemasangan batu
dicampur dengan air bata adalah seperti berikut:
¼ ¼ ½ ¼ ½
¼ ¾ ½
BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA 12
Cara memotong bata
Sebelum memotong batu bata Pengetahuan yang memadai mengenai prinsip-prinsip pemotongan
agar diperoleh ukuran yang bata dan mampu melaksanakan berbagai macam pekerjaan pemo-
diinginkan, maka harus terlebih tongan bata.
dahulu memberi tanda pada
batu bata. Gunakan APD saat memo- Berhati-hatilah saat
tong bata dengan mesin melakukan pemotongan
potong bata bata
Menggaris bata Memberi tanda pemotong pada
yang akan dipotong batu bata dengan menggunakan
sendok spesi
13 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
Peralatan Manual Pekerja Batu Fungsi dan Spesifikasi Peralatan
Setiap kotak peralatan yang dipakai pada
kerja batu berisi : NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
1. KOTAK PERALATAN
1. Cetok leher angsa 240
Berfungsi sebagai tempat Terbuat dari kayu atau besi
2. Cetok segiempat 220 menyimpan peralatan tangan. dilengkapi dengan gembok
3. Cetok lidah beserta kuncinya.
4. Palu tukang batu 500 gram Pada kedua sisi samping
5. Kapak tukang batu terdapat lubang agar udara di Ukuran : 65 x 40 x 30 cm
6. Palu besi 600 gr dalam kotak tidak lembab.
7. Penyipat / Waterpass 50 cm
BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA 14
NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
2. CETOK LEHER ANGSA 240
Berfungsi untuk memasang batu bata dan juga bisa dipakai untuk mengaduk. Berbentuk segitiga dengan ukuran 240 cm.
c. Ujung cetok berada antara 3-4 cm lebih tinggi dari pada garis mendatar gbr 3d gbr 3d
melalui daun bagian belakang.
Kriteria :
Titik potong perpanjangan garis poros tangkainya dengan permukaan daun
cetok berada antara 1-3 dari ujung cetok.
15 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
4. CETOK LIDAH 140
Digunakan untuk mengisi lubang-lubang dan merapikan pekerjaan plesteran Berbentuk lidah dengan
ukuran 140cm
Kriteria : gbr 3d
Cetok harus digunakan dengan hati-hati dan cermat agar tidak merusak Terbuat dari baja tipis
pekerjaan.
Kriteria :
a. Tangkai harus terpasang dengan kuat. gbr 3d
b. Bagian pemotong harus tajam.
BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA 16
NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
7. PALU BESI 800gr
Digunakan untuk memukul pahat dengan membongkar pasangan. Berat palu 800gr
Kriteria :
a. Tangkai palu haris terpasang dengan kuat. gbr 3d
9. Unting-Unting 400gr
Kegunaan unting-unting adalah untuk mengontrol tegak Berat 400gr
Kriteria :
a. Benang yang dipakai tidak terdapat ikatan atau sambungan
b. Benang yang terbaik terbuat dari sisal
gbr 3d
c. Bagian bawah simpul ada kelebihan
d. Bagian bawah simpul ada kelebihan antara 10-15 mm (lihat gambar)
e. Benang sintetis dapat dipotong dengan korek api.
f. Setelah terpotong dirapikan hingga terdapat ujung yang baik.
17 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
10. SIKU-SIKU 60/33
Kegunaan siku-siku adalah untuk menggambar dan mengontrol kesikuan Terbuat dari besi
pekerjaan berlapis galvanis
a. Tidak boleh digunakan sebagai palu atau untuk mengungkit paku maupun
bekisting
b. Tidak boleh dijatuhkan atau dilempar
11. BENANG
Kriteria :
a. Terdiri dari 10 lipatan, masing-masing 20cm gbr 3d gbr 3d
b. Meteran tidak boleh tegak, tergores dan harus tahan terhadap air
c. Meteran plastik lebih tahan terhadap retak tetapi bisa melengkung sehingga
tidak praktis karena ukurannya bisa berubah
BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA 18
NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
13. PENSIL TUKANG KAYU
Pensil tukang kayu digunakan untuk menggaris kayu yang tingkat kekerasannya
sedang
19 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
NO. NAMA dan FUNGSI SPESIFIKASI
16. ROSKAM KAYU SEGIEMPAT
Digunakan pada pekerjaan plesteran Terbuat dari kayu
dengan ukuran 50 x 32
Kriteria : cm
a. Tidak rusak, bagian tepinya harus baik gbr 3d
b. Tidak boleh dibiarkan terkena panas matahari agar tidak retak atau menggeliat
c. Sebelum dipakai harus dibasahi terlebih dahulu dengan air
d. Apabila ada pakunya yang menonjol pada waktu digunakan paku itu harus
dimasukkan / dipukul kembali
BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA 20
Perawatan : Prakiraan Jumlah Material Pekerjaan Pasang Bata
a. Semua peralatan yang terbuat dari besi dan Volume pekerjaan pasangan bata yang harus dikerjakann-
baja harus selalu diberi oli agar tidak berkarat ya hari itu. Dapat diketahui dari gambar kerja. Biasanya 1m2
tembok membutuhkan 60-65 buah batu bata.
b. Peralatan yang terbuat dari kayu harus selalu
dibersihkan dengan air agar tidak terdapat sisa-si-
sa adukan
21 BAB III
MATERIAL dan PERALATAN PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATA
BAB IV
PUSBIN KPK 2014
Umum
Pemasangan
23 BAB IV
PENYIAPAN LOKASI PEKERJAAN
Pondasi tipe P2 Pondasi tipe P3
BAB IV
PENYIAPAN LOKASI PEKERJAAN 24
Pondasi tipe P3 Pondasi tipe P4
25 BAB III
PENYIAPAN LOKASI PEKERJAAN
Penyiapan lokasi pondasi 4. Patok harus terlindung dari kerusakan yang dapat diakibatkan oleh
manusia, hewan atau kendaraan.
Menyiakan peralatan yang akan diguna-
kan dan bahan yang diperlukan pada
area bangunan akan didirikan. Meny-
iapkan lokasi pembuatan pondasi harus Patok
sudah bersih dan siap dibangun. ketinggian
patok dibungkus beton
Pemasangan profil pondasi
26
bangunan. BAB IV
PENYIAPAN LOKASI PEKERJAAN
Pemasangan profil sloof
Pemasangan Profil untuk Sloof
bouwplank
as
Gambar kerja dinding bata diperoleh
Memperoleh Gambar kerja dinding dari atasan
langsung, diperlukan untuk pelaksanaan
pemasangan bata dapat berlangsung dengan benang untuk
baik dan benar. profil sloof
Pemasangan profil sloof dinding bata Gambar kerja pekerjaan dasar pasangan bata diperoleh
Pemasangan benang untuk profil sloof dilaku- Memperoleh gambar kerja pekerjaan dasar pasangan bata dengan
kan apabila tinggi dan tebal sloof telah diketahui. lengkap dari atasan langsung. agar dalam pelaksanaan pemasangan
dengan melihat ukuran dari gambar kerja yang bata dapat berlangsung dengan baik dan benar.
telah diperolehnya.
27 BAB III
PENYIAPAN LOKASI PEKERJAAN
Gambar kerja pekerjaan dasar pasangan bata dipelajari
Mempelajari gambar konstruksi pemasangan dinding bata yang akan kita kerjakan dan mengeta-
hui fungsi bangunan, jenis-jenis bangunan, bagian pokok dari bangunan, ikatan batu bata untuk
dinding, meliputi ikatan ½ bata, ikatan silang, ikatan tegak, ikatan vlam dan rollaag. Pada umum-
nya dinding ½ bata berfungsi sebagai partisi atau dinding pemisah.
1. Pemeriksaan benang yang dipasang, masih dalam keadaan tegang atau berubah.
5. Pemeriksaan jarak antara titik-titik tertentu, seperti sudut bangunan, pertemuan dinding dan
sebagainya.
BAB IV
PENYIAPAN LOKASI PEKERJAAN 28
BAB V
PUSBIN KPK 2014
Umum Pemilihan material campuran adukan semen
a. Pekerjaan didahului dengan penyusunan Memilih Bahan adukan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetap-
rencana kerja, agar pelaksanaan pekerjaaan kan dan mutu bahan adukan sesuai standar mutu yang sudah ditetap-
dapat berjalan dengan baik dan lancar. kan.
b. Pendataan persyaratan kerja, jenis kegiatan Bahan/ material campuran adukan adalah sebagai berikut :
dan kuantitas pekerjaan.
1. Semen
Di Indonesia terdapat beberapa macam tipe semen seperti:
Penyiapan Adukan Semen Pekerjaan
Pasangan Bata Secara Manual a. Semen Portland (SP)
1. Buka kantong semen, artinya tidak terdapat Pasir yang baik adalah pasir yang bersih, tajam, keras, kasar dan
gumpalan-gumpalan akibat uap air yang tidak mengandung bahan organis. Pasir yang mempunyai kadar
masuk ke dalam kantong. lumpur lebih dari 5% harus dicuci terlebih dahulu sebelum diguna-
kan.
contoh
semen
a. Jenis pasir
yang sudah 1. Pasir sungai 2. Pasir gunung 3. Pasir laut
tidak baik
Untuk mengetahui kadar lumpur pada pasir dapat dilakukan cara
yang praktis di lapangan, yaitu percobaan dengan menggunakan
botol sebagai berikut:
31 BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN
Penyiapan lokasi pondasi
32
bangunan. BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN
4. Air a. Sendok adukan : b. Sikat adukan :
Air merupakan bahan yang membantu proses
pengerasan antara pasir dan semen pada
campuran adukan Air yang digunakan untuk
pembuatan beton harus bersih dan tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam, dan
bahan organis dapat merusak beton atau baja
tulangan.
3. Mencium bau.
33 BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN
f. Bak adukan : Pengaduk semen
Pengadukan campuran dilakukan apabila perbandingan antara semen dan
pasir telah ditentukan. Jumlah semen dan pasir yang akan diaduk ditentukan
berdasarkan Spesefikasi Teknis yang dipersyaratkan.
Untuk melakukan pengadukan secara manual, langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Sediakan tempat membuat adukan kira-kira ukuran 1,5 x 1,5 meter, dan
sebaiknya keempat sisinya dibatasi dengan papan dan bagian bawahnya
g. Ember adukan diberi alas dari seng atau plesteran
7. Aduk bahan yang sudah diberi air sedikit demi sedikit sehingga memben-
tuk gumpalan adukan yang kenyal. Tidak terlalu encer juga tidak terlalu
kental dan adukan siap dipakai
BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN 34
Mengaduk bahan
Pemeriksaan kekentalan adukan semen
adukan dalam Kekurangan air dapat menimbulkan ”karang” semen, yaitu bagian
keadaan kering
dari adukan yang tidak mengeras sempurna dan merupakan
bagian yang lemah dari adukan.
Contoh adukan
yang baik
35 BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN
Penyiapan Adukan Semen Pasangan Bata Pengadukan campuran semen
Dengan Beton Molen Langkah-langkah mengaduk bahan adukan untuk campuran
semen dengan menggunakan beton molen, adalah seperti
Penyiapan lokasi pengadukan berikut:
Menyiapkan Lokasi pengadukan menggunakan beton 1. Siapkan semen dan pasir yang sudah diayak
molen harus memperhatikan akses/jalan masuk ke
lokasi tersebut, bersihkan lokasi tempat pengadukan 2. Takar bahan sesuai komposisi / perbandingan yang diten-
molen dari bahan-bahan yang dapat mengganggu tukan
campuran komposisi dalam mengaduk semen, pasir
untuk pasangan bata. 3. Hidupkan mesin pencampur
Penyiapan beton molen
BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN 36
Proses pengadukan
campuran dengan
menggunakan
beton molen
37 BAB V
PEMBUATAN ADUKAN SEMEN
BAB VI
PUSBIN KPK 2014
Umum
a. Pekerjaan didahului dengan penyusunan rencana kerja, Dalam pengaturan tempat bekerja ini ada beberapa hal
agar pelaksanaan pekerjaaan dapat berjalan dengan yang perlu diperhatikan:
baik dan lancar.
1. Alas spesi sebaiknya ditempatkan kurang lebih 60 cm
dari bidang pasangan dan kira-kira di tengah-tengah
b. Pendataan persyaratan kerja, jenis kegiatan dan kuanti-
bidang pasangan.
tas pekerjaan.
2. Batu bata ditempatkan di samping alas spesi, disusun
Pemasangan Dinding Setengah Bata berdiri ke arah melebar dengan jarak masing-masing
kurang lebih 1 cm dengan tinggi tumpukan maksimal
Sebelum melaksanakan pemasangan kita harus melihat 3 lapis.
kembali dinding bagian mana yang akan dipasang bata
Material pasangan bata yang diperlukan dalam peker- Penyiapan profil dan benang penyipat
jaan pasangan bata ini adalah:
Menyiapkan profil dan benang penyipat memakai tempat
1. Batu bata
dan ditempatkan yang mudah dijangkau pada pelaksan-
2. Semen
aan pemasangan bata, yaitu :
3. Pasir
4. Balok kayu reng ukuran 2/3. 1. Pemasangan bata dengan menggunakan profil
5. Balok kayu ukuran ¾, 4/6 dan 5/7. sebagai pedoman kelurusan, kedataran dan kerataan
6. Papan 2/20 pasangan.
7. Paku 5, 7, 10 dan 25 cm
39 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Pemasangan bata dilakukan di atas pondasi atau balok sloof
Pemasangan yang sudah disiapkan sebelumnya, dengan urutan seperti
bata dengan berikut:
menggunakan
profil
a. Membersihkan permukaan atas pondasi atau balok sloof
BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 40
Pemasangan profil dan benang penyipat
Pekerjaan pengukuran dan pematokan mempunyai peran yang penting. Ketegakannya harus diperiksa dengan
Kesalahan pada pekerjaan pengukuran dan pematokan dapat berakibat menggunakan waterpass atau unting-unt-
fatal. ing (lot), kemudian batang profil miring
dipasang dengan cara mengukur lebar
Pekerjaan pengukuran dan pematokan pada pekerjaan konstruksi bagian bawah dan bagian atas pasangan.
hakekatnya pekerjaan memindahkan titik-titik pada gambar ke lapangan. Batang profil mendatar dipasang dengan
cara mengukur turun dari permukaan
Pemasangan profil bagian atas papan acuan konstruksi (bouw-
plank) dan menandainya pada batang profil
Pemasangan profil bisa dilakukan sebelum atau sesudah pekerjaan
tegak dan batang profil miring, sesuai
perbaikan tanah, tergantung situasi dan kondisi tanah dasar. Tetapi akan
ukuran yang ditentukan.
lebih baik jika dilakukan sebelum pekerjaan perbaikan tanah dilaksana-
41 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Persiapan
pembuatan Ikatan ½ bata
profil
Memasang
benang pada
profil
BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 42
b. Persyaratan pasangan c. Teknik pemasangan batu bata
Untuk memperoleh satu unit pasangan yang betul-betul baik (kokoh dan Berikut ini adalah langkah-langkah peker-
kuat), dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan harus dipenuhi pula jaan pasangan batu bata :
syarat-syarat berikut:
1. Mengambil spesi dari alas spesi
1. Overlap antara pasangan bata lapis kesatu, kedua dst, tidak kurang dengan cara dipotong, digulung
dari ¼ bata kemudian diangkat.
Pengambilan adukan
2. Siar tegak antara pasangan bata lapis kesatu, kedua dst, tidak menja- dari tempatnya dengan
di satu garis. menggunakan sendok
spesi
3. Ukuran siar, baik siar tegak maupun siar datar garis sama besar (8
mm – 12 mm)., dengan ukuran maksimum 15 mm
43 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
5. Memasang bata pada kedua ujung
Mengatur
pasangan dan kemudian memeriksa
kedataran
bata-bata ujung tinggi lapisan, kedataran dan ketega-
kannya.
Membuat alur
pada adukan
yang telah
dihamparkan
Cara memegang
sendok spesi 6. Menarik benang melalui bata kedua
ujung pasangan (benang harus
Menghamparkan
adukan/spesi di
atas pasangan 7. Memasang bata antara kedua ujung.
bata Sebelumnya kepala bata yang akan
dipasang diberi adukan terlebih
dahulu.
Memasang
bata-bata ujung
lapisan kedua
dan memeriksa
kedataran dan
4. Membentuk alur pada saat menghampar tinggi nat
spesi, dengan cara menekan spesi
dengan menggerakkan daun sendok
yang dimiringkan kira-kira 15°.
BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 44
8. Membentuk siar pasangan dengan
jointer, jika pasangan tidak akan
diplester (exposed).
Menghaluskan
nat dengan
jointer
Ikatan strek
dinding satu
bata
Lokasi pekerjaan pasangan bata dibersihkan setelah selesai pekerjaan
45 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Ikatan silang dinding satu bata Prinsip utama dari pasangan satu bata adalah adanya lapisan strek
(memanjang) dan lapisan kepala/kop (header), dimana bata awal pada
lapisan strek dimulai dengan bata 3/4, sebagaimana ditunjukkan oleh
gambar dibawah ini :
Ikatan satu bata
BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 46
5. Memasang bata pada kedua ujung pasangan memeriksa tinggi lapisan, 1. Pasang terlebih dahulu lapisan I,
kedataran dan ketegakkannya. dimana bata awal adalah bata 3/4, dan
bata selanjutnya bata utuh (strek)
6. Menarik benang melalui bata kedua ujung pasangan (benang harus
benar-benar tegang) 2. Pasang lapisan II dengan susunan bata
melintang, sehingga didapat lapisan
7. Memasang bata antara kedua ujung. Sebelumnya kepala bata yang akan kop, dan seterusnya.
dipasang diberi adukan terlebih dahulu.
Variasi lainnya dapat dilakukan sebagai
8. Membentuk siar pasangan dengan jointer, jika pasangan tidak akan berikut:
diplester (exposed).
Prosedur
pemasangan
ikatan satu bata
47 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Pembersihan lokasi pekerjaan pasangan
bata
Pembersihan lokasi dilakukan terhadap
sisa-sisa adukan, potongan bata yang Sambungan siku dan sambungan “T”
sudah tidak terpakai, kantong semen
serta sampah-sampah lain yang mung-
kin terdapat pada lokasi tersebut setelah
pemasangan selesai.
Langkah-langkah pemasangan profil dan benang penyipat sebagai berikut:
BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 48
3. Pasang benang penyipat yang sudah sesuai kedatarannya Pelaksanaan pekerjaan pasangan bata
sambungan siku dan ”T”
Pelaksanaan pekerjaan pasangan sambun-
Pemasangan
profil dan gan siku dan sambungan “T” dilaksanakan
benang penyipat setelah pemasangan profil dan benang
penyipat dilakukan.
Sambungan siku
Sambungan siku dapat terdiri dari konstruk-
si 1/2 bata, satu bata atau lebih. Ikatan
Sambungan
4. Untuk pasangan bata sambungan “T” cara pemasangan benang sesuai siku dengan
dengan sambungan siku, hanya dalam hal ini benang penyipat harus ikatan 1/2 bata.
diperiksa kesikuannya.
Pemasangan
profil dan
benang penyipat
pada
sambungan “T”.
49 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Langkah-langkah pemasangan untuk 5. Pasang bata tengah sesuai dengan susunan lapis I pada gambar di
sambungan siku di atas adalah: atas.
1. Sebelum memasang bata dengan 6. Untuk lapis II naikkan benang penyipat setinggi bata + tebal adukan
menggunakan adukan, susun/tata bata sebesar 1 cm.
lapis I terlebih dahulu dengan tanpa
adukan. Dengan cara ini kita dapat 7. Pasang bata-bata ujung terlebih dahulu sebagaimana lapis I.
mengetahui apakah bata dapat
dipasang utuh sepanjang lapisan atau 8. Pasang bata-bata antara dengan berpatokan kepada benang penyipat.
harus ada pemotongan.
9. Untuk lapis III susunannya sama seperti lapis I dan lapis IV sama seperti
BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 50
Sambungan “T” Langkah-langkah pemasangan untuk
sambungan siku di atas adalah:
Sambungan “T” juga dapat terdiri dari konstruksi 1/2 bata, satu bata atau
lebih. Ikatan antara bata yang umum dilakukan adalah ikatan strek seperti 1. Sebelum memasang bata dengan
berikut ini: menggunakan adukan, susun/tata bata
lapis I terlebih dahulu dengan tanpa
adukan. Dengan cara ini kita dapat
mengetahui apakah bata dapat
dipasang utuh sepanjang lapisan atau
harus ada pemotong-an.
51 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
6. Untuk lapis II naikkan benang penyipat Pelaksanaan pekerjaan finishing pasangan bata
setinggi bata + tebal adukan sebesar 1 sambungan siku dan ”T”
cm.
Pelaksanaan finishing terhadap permukaan bata yang telah selesai dipasang.
7. Pasang bata-bata ujung terlebih dahulu Ada dua tujuan dari finishing ini, yaitu:
sebagaimana lapis I.
1. Sebagai bagian dari pekerjaan pemasangan bata apabila dinding bata
tidak diplester (pasangan bata ekspos/expose).
8. Pasang bata-bata antara dengan berpa-
tokan kepada benang penyipat.
2. Sebagai persiapan untuk pekerjaan plesteran, apabila dinding hendak
diplester.
9. Untuk lapis III susunannya sama seperti
BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 52
Bentuk nat datar Bentuk nat cekung dengan jointer yang digunakan Bentuk nat Rake-out dengan jointer yang digunakan
53 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Cara untuk membentuk nat tegak / vertical 5. Bersihkan dinding dengan menggunakan sikat kawat
BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 54
g. h.
Pembuatan Kop Pasangan Dinding Bata
Proses pembuatan kop pasangan bata sama dengan pemasangan
dinding ½ bata dan 1 bata mulai dari mempelajari gambar kerja sampai
dengan penyiapan material
Bentuk kop pasangan dinding bata sangat bervariasi di bawah ini diberi- Contoh kop ½ bata di atas pasangan dinding ½ bata
kan beberapa contoh kop pasangan dinding bata.
Contoh bentuk kop pasangan dinding bata
a. b. c.
d. e. f.
55 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Pelaksanaan pekerjaan kop pasangan Pemasangan benang disesuaikan dengan ketebalan bata yang akan
dinding bata dipasang sebagai kop.
Langkah selanjutnya adalah menghamparkan adukan di atas pasangan
Melaksanakan pekerjaan pemasangan dinding bata.
kop pasangan dinding bata harus meng-
Memasang batu bata di atas Menghamparkan adukan di Menyesuaikan posisi batu bata
etahui terlebih dahulu jenis kop yang akan dinding atas pasangan dinding bata. dengan benang
dipasang pada pasangan bata atau
beton pracetak.
BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 56
2. Periksa apakah dinding sudah dalam
Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Dinding Lurus
keadaan tegak dan nat tegak terdapat
dalam satu garis. Untuk pemeriksaan ini
Peralatan pemeriksaan dinding lurus gunakan waterpass.
Peralatan pemeriksanaan dinding lurus seperti : Waterpass/ Unting-
3. Memeriksa kelurusan pasangan bata.
unting, Meteran/Rol meter dan Tongkat ukur.
Cara pemeriksaan ini dapat dengan cara
Pemeriksaan hasil pekerjaan dinding lurus menggunakan benang atau pandangan
mata.
Memeriksaan hasil pekerjaan dinding lurus seperti sambungan sudut dan
”T”, maka langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut : 4. Memeriksa ketegakan pasangan
57 BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA
Cara memeriksaan kesikuan, keurusan dan
Pemeriksaan pekerjaan sambungan ketegakan sambungan sudut maupun
sudut dan ”T” sambungan “T“
BAB VI
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATA 58
BAB VII
PUSBIN KPK 2014
Konstruksi Ikatan pada kolom pasangan bata ada berbagai jenis dan variasi.
Umum Sebagaimana pasangan dinding dari batu bata, maka prinsip yang harus
dipegang tidak boleh ada nat vertikal yang segaris. Contoh gambar
a. Pekerjaan didahului dengan penyusunan
konstruksi ikatan kolom pasangan bata, seperti berikut ini :
rencana kerja, agar pelaksanaan peker-
jaaan dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Ikatan kolom untuk tebal 1x1 bata Ikatan kolom untuk tebal 1x1½ bata
BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA 60
Menggambar rencana kolom Pemasangan kolom
pasangan bata di atas pasangan bata
pondasi
61 BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA
Memeriksa Pembersihan lokasi pekerjaan
kedataran bata
Pembersihan lokasi dilakukan terhadap sisa-sisa adukan, potongan bata
yang sudah tidak terpakai, kantong semen serta sampah-sampah lain yang
mungkin terdapat pada lokasi tersebut.
memeriksa Proses pembuatan Kolom ulir pasangan bata sama dengan pemasangan
kesikuan dinding ½ bata dan 1 bata mulai dari mempelajari gambar kerja sampai
sekaligus dengan penyiapan material
BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA 62
Kolom ulir pasangan bata juga dapat terletak di atas pondasi beton bertu- Pelaksanaan kolom ulir pasangan bata
lang, tahapan pembuatan konstruksi kolom ulir sebagai berikut :
Tahapan melaksanakan pekerjaan
konstruksi kolom ulir (contoh ukuran kolom
1. Membersihkan permukaan pondasi.
yang akan dipasang 1½ x 1½ bata) adalah
sebagai berikut:
2. Tentukan letak titik pusat kolom yaitu dengan mengambil titik tengah
pondasi. Atau jika kurang jelas minta informasi kepada atasan anda
1. Persiapkan peralatan dan material
dimana letak titik pusat kolom.
yang dibutuhkan
3. Lihat gambar kerja berapa ukuran kolom yang harus dikerjakan.
2. Buat adukan dengan campuran 1pc:
4ps secukupnya
63 BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA
9. Karena kolom yang dipasang diharap- 11. Setelah lapis kedua selesai dipasang, maka posisi pemasangan lapis
kan berbentuk ulir, maka pasangan ketiga harus sama dengan cara pemasangan lapis kedua terhadap lapis
bata lapis kedua harus dipasang pertama, yaitu dengan membuat ujung-ujung bata lapis kedua dan ketiga
sedemikian rupa sehingga membentuk mempunyai jarak a.
sudut dengan lapisan pertama. Untuk
itu harus dibuat jarak ujung-ujung bata 12. Lakukan pemeriksaan kedataran dan kelurusan pasangan bata yang
pada lapis pertama dan kedua dengan telah selesai dipasang.
jarak a (Lihat gbr 7.7). besarnya jarak a
tersebut minimal 1 cm. Besarnya jarak 13. Untuk pemasangan lapisan keempat dan seterusnya adalah sama seper-
a dapat bervariasi, bergantung bkepa- ti lapis ketiga, yang penting disini tukang harus menjaga konsistensi
da “kehalusan” ulir dan ukuran kolom besarnya ukuran a.
yang akan dipasang. Jika kolom terdiri
BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA 64
Pembuatan Kop Kolom Pasangan Bata
Proses pembuatan Kop Kolom pasangan bata sama dengan pemasangan Pilaster 1 x 1 bata pada dinding ½ bata
dinding ½ bata dan 1 bata mulai dari mempelajari gambar kerja sampai
dengan penyiapan material
Menyiapkan jumlah profil untuk kolom penutup pasangan bata. Jumlah profil
disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan sesuai dengan jadwal pekerjaan
pasangan bata.
Jarak antara kolom yang ideal (L) adalah 2,50 – 3,00 m untuk pasangan
dinding dengan tebal 1 bata dan 3,00 – 3,50 m untuk pasangan dinding
dengan tebal lebih besar dari 1 bata.
Contoh gambar Pola ikatan di bawah ini merupakan sebagian kecil dari
banyak pola yang dapat diterapkan.
65 BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA
Pilaster 1 x 1½ bata
pada dinding ½
bata Pilaster 1½ x 1½
bata pada dinding 1
bata
Pilaster 1½ x 2 bata
pada dinding 1 bata
BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA 66
Pelaksanaan kolom penutup pasangan bata contoh ikatan pada pilaster dinding 1½ x 1½ bata
67 BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA
Pemasangan plat penguat pada pasangan dinding bata Pelaksanaan pekerjaan finishing kolom penutup pasangan bata
Melaksanakan pekerjaan finishing kolom penutup pasangan bata yang
tidak diekspos dapat dilakukan dengan melakukan pemlesteran. kolom
pasangan bata dimaksudkan untuk diekspos, maka pekerjaan finishing
dilakukan dengan cara melakukan perapian terhadap nat kolom meng-
gunakan jointer
BAB VII
PEMBUATAN KOLOM PEMASANGAN BATA 68
Department of Labor and Immigration – Basic Trade Manual – 13.1 Bricklaying Fundamen-
tals, Australian Government Publishing Service, Canberra, 1975
Bailey H. And D.W. Hancock, Brickwork and Associated Studies, Volume 1, 2, 3, The
Macmillan Press Ltd, London, 1979
Nash, W.G., Brickwork Bonding Problems and Solutions, Hutchinson & Co (Plubishers) Ltd,
London, 1977
Smith, S., Brickwork, Second Edition, Macmillan Press Ltd, London, 1978
McKay, W.B., Brickwork, Third Edition (Metric), Longman Publishers, London, 1974
Hodge, J.C., Brickwork for Apprentice, Third Edition (Metric Units), Edward Arnold (Pub-
lishers) Ltd., London, 1979
A Fine Homebuilding Book, Foundations and Masonry, Taunton Press, Inc, Connecticut,
1990
Kreh Sr., R.T., Masonry Skills, Delmar Publishers, New York, 1976
Ir. Murdiati Munandar, Dipl.E.Eng. “ Ketentuan Dinding Tembok di Wilayah Gempa “, Buletin
Pengawasan, LIPI, 2001.