Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PENGUATAN POSYANDU DAN UKBM LAINNYA


TAHUN ANGGARAN 2024

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembentukan Pokjanal Posyandu dan Pembinaan Posyandu;
c. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting;
d. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024;
e. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
f. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat;
g. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 74 tahun 2015 tentang Peningkatan Kesehatan
dan Pencegahan Penyakit;
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 18 Tahun 2018 tentang Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat;
i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2022 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024;
j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan;
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 tahun 2019 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan;
l. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.

2. Gambaran Umum
a. Definisi Operasional Output
Definisi Operasional kegiatan ini adalah kegiatan menggandakan media KIE untuk
posyandu sebagai alat bantu kader Posyandu, serta kegiatan melakukan advokasi,
koordinasi dan bimbingan tkenis kelompok kerja operasional posyandu, Puskesmas,
Camat, PKK dan mitra dalam pengelolaan pustu dan posyandu dalam transformasi
layanan primer.
Output kegiatan ini adalah adanya penggandaan Buku Bacaan Kader, Buku Pedoman
Pengelolaan Posyandu, Buku Pegangan Kader dalam Melakukan Kunjungan Rumah,
Form Kunjungan Rumah dan Buku Percakapan Kader dalam Kunjungan Rumah.
Serta terlaksananya kegiatan advokasi, koordinasi dan bimbingan tkenis kelompok
kerja operasional posyandu, Puskesmas, Camat, PKK dan mitra dalam pengelolaan
pustu dan posyandu dalam transformasi layanan primer

b. Latar Belakang
Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Pada tahun 2018, Posyandu dinyatakan sebagai salah satu jenis Lembaga
Kemasyarakatan Desa (LKD) yang mewadahi partisipasi Masyarakat di desa. Posyandu
sebagai LKD bertugas untuk membantu kepala desa dalam peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat desa. Pada tingkat kelurahan, pembentukan LKD diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri berlaku mutatis mutandis bagi pembentukan LKD di kelurahan. Posyandu
sebagai LKD memiliki konsekuensi terhadap pengaturan pengorganisasiannya, pengaturan
manajemen kelembagaan, dan termasuk juga dengan pendanaan.
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020-2024 Permenkes Nomor 13
tahun 2022, tertuang target persentase kabupaten/kota dengan minimal 80% posyandu aktif
tahun 2023 sebesar 80%, tahun 2024 sebesar 85%. Dengan jumlah Posyandu yang ada

1
(Januari 2023) jumlah total Posyandu sebanyak 301.068 Posyandu, dengan jumlah kader
sebanyak 1.419.447 kader. Capaian indikator terkait Posyandu tahun 2022, sebanyak 48,44%,
meskipun capaian ini meningkat dibanding tahun 2022 yang hanya sebesar 6,03%, namun
hasil ini belum memenuhi target capaian tahun 2022 sebesar 75%. (Data microsite Komdat
Kesmas tahun 2023).
Kementerian Kesehatan saat ini sedang melaksanakan Transformasi Layanan Primer,
yaitu dengan melakukan penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan
mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan
teknologi serta dilakukan dengan pendekatan strategi integrasi layanan primer, pemberdayaan
masyarakat dan kerjasama multisektor. Dalam implementasinya, transformasi layanan
kesehatan primer difokuskan pada pendekatan siklus hidup dengan penguatan pada upaya
promotif dan preventif, serta mendekatkan layanan kesehatan melalui jejaring hingga ke
tingkat Dusun/RT/RW. Tranformasi layanan primer menerapkan konsep kewilayahan, di
mana sistem layanan kesehatan primer pada level kecamatan menjadi tanggung jawab
Puskesmas, sedangkan pada level desa, layanan kesehatan diselenggarakan di Posyandu.
Penyelenggaraan posyandu sebagai LKD dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
desa, perlu didukung dengan Kader posyandu yang mempunyai 25 keterampilan dasar dalam
melakukan pelayanan kesehatan dasar. Keterampilan dasar ini terbagi sesuai siklus hidup
mulai dari ibu hamil, balita, remaja, usia produktif hingga lansia. Kader posyandu juga
diminta untuk melakukan kunjungan rumah kepada sasaran yang berada di wilayah Posyandu
agar seluruh kesehatan warganya dapat termonitor dan apabila ada warga yang mempunyai
faktor risiko terjadinya terhadap kesehatan dapat segera ditindaklanjuti oleh tenaga kesehatan.
Untuk mendukung kader dalam melakukan pelayanan di posyandu dan melakukan
kunjungan rumahh, maka penting untuk membekali kader dengan buku bacaan yang
sederhana dan ringkas sebagai dasar kader melakukan edukasi dan kunjungan rumah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan pencetakan buku yang dapat menjadi
panduan kader dalam melakukan edukasi pada saat di Posyandu maupun saat melakukan
kunjungan rumah. Adapun buku yang diperlukan oleh Kader Posyandu adalah Buku Bacaan
Kader, Buku Pedoman Pengelolaan Posyandu, Buku Pegangan Kader dalam
Melakukan Kunjungan Rumah, Form Kunjungan Rumah dan Buku Percakapan
Kader dalam Kunjungan Rumah.
Selain media kegiatan posyandu perlu didukung oleh lintas sektor di tingkat
kabupaten/kota, atau kelompok kerja operasinal Posyandu, untuk itu perlu dilakukan
kegiatan advokasi dan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada petugas puskesmas
agar mendukung transformasi layanan primer dalam posyandu.

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat kegiatan ini adalah:
a. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
b. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
c. Lintas Program
d. Lintas Sektor
e. Pemerintah daerah
f. Masyarakat

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode Pelaksanaan
a. Penyediaan media KIE untuk Posyandu/Alat bantu kader dilaksanakan secara
kontraktual melalui Dana Alokasi Khusus Non Fisik
b. Advokasi, koordinasi dan bimbingan tkenis kelompok kerja operasional posyandu,
Puskesmas, Camat, PKK dan mitra dalam pengelolaan pustu dan posyandu dalam
transformasi layanan primer dilaksanakan secara swakeloal melalui Dana Alokasi
Khusus Non Fisik
2. Menu Dana Alokasi Khusus Non Fisik
a. Penyediaan media KIE untuk Posyandu/Alat bantu kader, terdiri dari penggandaan :
1) Buku bacaan kader terkait pencegahan stunting 6 tema (Posyandu, Kelas Ibu
Hamil, Jamban Sehat, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pemberian Makan pada Bayi
dan Anak)
2) Buku pedoman pengelolaan posyandu
3) Buku pegangan kader dalam melakukan kunjungan rumah
4) Form kunjungan rumah
2
5) Buku percakapan kader dalam melakukan kunjungan rumah
b. Advokasi, koordinasi dan bimbingan tkenis kelompok kerja operasional posyandu,
Puskesmas, Camat, PKK dan mitra dalam pengelolaan pustu dan posyandu dalam
transformasi layanan primer terdiri dari :
1) Pertemuan advokasi dalam rangka pembentukan pokjanal posyandu atau
penguatan pokjanal posyandu dalam transformasi layanan primer
- Melakukan pertemuan di dalam kantor dengan menyediakan konsumsi
- Melakukan perjalanan dinas dalam kota dalam rangka melakukan koordinasi
dengan pemerintah daerah guna penguatan pokjanal
2) Pertemuan koordinasi pokjanal posyandu
- Melakukan penggandaan materi dan pembelian ATK mendukung pertemuan
koordinasi pokjanal/pertemuan sosialisasi konsep transformasi layanan
primer dalam posyandu
- Melakukan pertemuan dilakukan dua kali, pertemuan pertama membahas
koordinasi pelaksanaan transformasi layanan primer dalam posyandu kepada
Pokjanal Posyandu, sedangkan pertemuan kedua membahas evaluasi
kegiatan pokjanal posyandu mendukung transformasi layanan primer dalam
posyandu.
3) Bimbingan teknis
- Melakukan pertemuan di dalam kantor dengan menyediakan konsumsi guna
melakukan bimbingan teknis kepada petugas Puskesmas mendukung
transformasi layanan primer dalam posyandu sebanyak satu kali
- Melakukan perjalanan dinas dalam melakukan bimbingan teknis sebanyak dua kali

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Kurun waktu pencapaian output dari kegiatan ini yang dilaksanakan pada bulan Januari s.d Desember
2024.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya bersumber dari Dana Alokasi Khusus Tahun 2024.

Anda mungkin juga menyukai