Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Pola Perilaku Remaja

Oleh:
Deni Arya Saputra (20210110400087)

Dosen Pengampu:
Dr. Nani Muksin, M.Si.

Mata Kuliah: Metode Penelitian Kuantitatif

Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2022
DAFTAR ISI

Daftar Isi ……………………………………………………………………………

Bab I Pendahuluan ………………………………………………………………… 1

Latar Belakang …………………………………………………………………….. 1

Identifikasi Masalah………………………………………………………………… 3

Pembatasan Masalah ……………………………………………………………….. 3

Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 3

Tujuan Penelitian …………………………………………………………………….. 3

Manfaat Penelitian …………………………………………………………………… 3

Bab II Tinjauan Pustaka …………………………………………………………….. 5

Kerangka Berpikir ……………………………………………………………………. 6

Hipotesis ………………………………………………………………………………. 7

Bab III Tempat Dan Waktu Penelitian ……………………………………………….. 8

Sifat Dan Metode Penelitian ………………………………………………………… 9

Populasi Dan Sample ………………………………………………………………… 10

Teknik Pengumpulan Data …………………………………………………………… 10

Uji Validitas Dan Realibilitas ……………………………………………………… 12

Teknik Analisis ……………………………………………………………………… 13

BAB IV METODE PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………… 14

Hasil Angket……………………………………………………………………………14

Interprestasi Data Dan Pengujian Hipotesis…………………………………………15


BAB V KESIMPULAN………………………………………………………………. 19

Daftar Pustaka……………………………………………………………………….. 20
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan media sosialisasi pertama dan utama bagi seorang anak untuk mengenal

dirinya dan memahami kehidupan bersosial serta bermasyarakat. Secara sadar maupun tidak,

dalam sebuah keluarga selalu akan terjadi penanaman moral dan khalayak yang mendasar bagi

anak yang kelak manjadi bekal kehidupan bagi sang anak dalam proses bersosial dan

bermasyarakat. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa proses sosial dan pembentukan

masyarakat yang ideal dimulai dari sebuah keluarga. Dalam sebuah keluarga inti, biasanya

terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak yang tanpa disadari akan membentuk struktur tersendiri

sesuai fungsi dan tugasnya. Misalnya tugas seorang ayah sebagai kepala keluarga

berkewajiban untuk menjaga dan menafkahi keluarganya. Adapun tugas seorang ibu yang

merupakan guru utama bagi anaknya di rumah sudah jelas berkewajiban untuk mendidik dan

menanamkan nilai – nilai moral bagi sang anak kelak. Di samping itu keluarga pun memiliki 8

(delapan) fungsi utama lainnya yang antara lain: fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya,

fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan dan penjagaan, fungsi reproduksi, fungsi sosial

pendidikan, fungsi ekonomi dan terakhir fungsi pembinaan lingkungan, (BKKBN, 1992).

Akan tetapi fungsi keluarga ini tidak akan pernah terealisasikan dengan baik dan benar apabila

komponen dan subjek utama dalam keluarga tidak bisa menjalankan fungsi dan tugasnya

dengan baik sesuai proporsi yang sudah ada. Dalam sebuah keluarga orangtua merupakan

tokoh terpenting dalam perkembangan dan pembentukan karakter seorang anak. Orangtua

adalah pendidik utama bagi seorang anak, dimana orangtua senantiasa menjadi perhatian dan

teladan bagi anak-anaknya. Khususnya ibu, dalam proses perkembangan dalam pembentukan

seorang anak Ibu menjadi poros utama bagi si anak, dimana pengaruh seorang ibu akan sangat

mendominasi terhadap pendidikan dan pembentukan dari seorang anak, karena selama ini
kultur dan budaya indonesia sesungguhnya sangat menekankan fungsi dan tugas seorang ibu di

rumah sebagai pendidik dan penjaga daripada anak-anaknya. penulis pada suatu daerah di

pusat kota Jakarta, yaitu di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta , ditargetkan pada warganya yang

dominan adalah pendatang dan bersifat heterogen, yang sudah mulai menganut prinsip-prinsip

moderenisasi, sehingga para ibu-ibunya banyak yang menjadi wanita karir dimana hal ini

memungkinkan adanya sitas jalinan komunikasi antara anak dan orangtua yang menarik untuk

diteliti dan dibahas.

B. Identifikasi Masalah

1. Seberapa Besar Intensitas Komunikasi Orangtua Terhadap SMP Muhammadiyah 35 Jakarta ?.

2. Seberapa Besar Intensitas Pola Perilaku Remaja SMP Muhammadiyah 35 Jakarta?

3. Berapa Besar Kekuatan Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Pola Perilaku Remaja

SMP Muhammadiyah 35 Jakarta?

C. Pembatasan Masalah

1. Berapa Besar Kekuatan Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Pola Perilaku Remaja

SMP Muhammadiyah 35 Jakarta?

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut

“Bagaimana Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Pola Perilaku Remaja SMP

Muhammadiyah 35 Jakarta

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Seberapa Besar Intensitas Komunikasi Orangtua SMP Muhammadiyah 35

Jakarta.

2. Untuk mengetahui Seberapa Besar Intensitas Pola Perilaku Remaja SMP Muhammadiyah 35

Jakarta.

3. Untuk mengetahui Berapa Besar Kekuatan Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Pola
Perilaku Remaja SMP Muhammadiyah 35 Jakarta

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan

ilmu komunikasi, khusunya yang terkait dengan komunikasi keluarga.

2. Manfaat Praktis Dapat memberikan masukan bagi orangtua dalam berkomunikasi dengan

anak seusia remaja agar berkomunikasi dengan baik dan menciptakan perilaku yang baik

bagi anak seusia remaja.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Komunikasi komunikasi atau dalam bahasa Inggris berasal dari communication,

berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti

sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna antara pemberi pesan dengan penerima

pesan. Jadi, apabila dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk

percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama terdapat kesamaan

makna mengenai apa yang dipercakapkan. Beberapa pakar komunikasi memberikan

definisi komunikasi diantaranya dikutip oleh Effendi sebagai berikut, Carl I. Hovland

dalam Effendi (1986: 63) mendefinisikan komunikasi sebagai “Suatu proses dimana

seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang, biasanya

lambanglambang dalam bentuk kata-kata untuk merubah tingkah laku orang lain

(komunikan). Jadi, hakikat komunikasi merupakan proses pernyataan antar manusia, yang

berhubungan dengan pikiran, atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Menurut Lewis Caroll, Komunikasi

merupakan suatu proses memindahkan, mengoperkan atau menyampaikan sesuatu secara

teliti dari jiwa yang satu kepada jiwa yang lain, dan hal itu adalah tepat seperti pekerjaan

yang harus kita ulangi dan ulangi lagi (Praktikto, 1983: 10). Untuk mencapai komunikasi

yang efektif dan efisien tidak semudah seperti yang dibayangkan orang. Banyak hal-hal

yang harus diperhatikan agar pesan atau pernyataan yang disampaikan kepada orang lain

bisa dimengerti serta dipahami. Sementara menurut Stewart L. Lubis dan Sylvia Moss

“komunikasi adalah proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih.

2. Perilaku Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan

menjadi dua, (Notoatmodjo, 2003):

a. Perilaku tertutup (convert behavior) Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap

stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap

yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara

jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior) Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap

stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut

B. Kerangka Konsep

Teori Skema
Hubungan
Keluarga

Komunikasi
Keluarga

Orangtua Pola Perilaku


Remaja

Kata – Kata - Sikap Perilaku Tertutup


Tubuh - Intonasi (Convert) Perilaku
Suara - Tindakan Terbuka (Overt)
(Achdiat, 1997) (Notoatmodjo, 2007)

C. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau pernyataan sementara yang digunakan untuk menyelesaikan

suatu permasalahan dalam penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
Ho : tidak ada pengaruh komunikasi orang tua terhadap pola perilaku remaja

Ha : terdapat pengaruh komunikasi orang tua terhadap pola perilaku remaja


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Lokasi yang menjadi obyek penelitian di lingkungan rumah saya yaitu di Jl. Cipulir,

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dengan fokus pada pengaruh komunikasi orangtua

terhadap pola perilaku remaja SMP Muhammadiyah 35 Jakarta, adapun tempat penelitian

beralamat di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada

bulan Januari 2023.

B. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dimana peneliti

berusaha mencoba untuk memaparkan dan menafsirkan data yang ada untuk memperoleh

gambaran secara sistematis mengenai pengaruh komunikasi orangtua terhadap perilaku

remaja. Menurut Rakhmat (2000: 25) bahwa: Metode deskriptif ini ditujukan untuk:

(1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada

(2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku,

(3) membuat perbandingan atau evaluasi,

(4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan

belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu

yang akan datang

Analisis deskriptif digunakan hanya untuk memberi gambaran mengenai objek penelitian

yaitu mengenai pengaruh komunikasi orangtua terhadap perilaku remaja. dan tidak

dimaksudkan untuk mengadakan pengujian hipotesis lebih lanjut.

C. Populasi Dan Sample

Dalam riset sosial, seorang periset tidak harus meriset seluruh objek yang dijadikan

pengamatan atau bahan penelitian. Hal ini disebabkan keterbatasan yang dimiliki oleh
periset baik biaya hingga tenaga. Maka dengan menggunaka populasi dan sample periset

meminimalisir keterbatasan tersebut.

1. Populasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang sifatnya menyeluruh, artinya

mencakup seluruh objek penelitian. Sudjana (1992: 179), mengemukakan pendapatnya,

totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif

mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas

yang dipelajari sifat-sifatnya dinamakan populasi. Populasi dalam penelitian ini seluruh

anak remaja SMP Muhammadiyah 35 Jakarta dengan jumlah total populasi 375 orang

anak remaja.

2. Sample Arikunto (1998) dalam Ridwan (2004: 56), sampel adalah bagian dari populasi

(sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian. Teknik pengumpulan

sampel dalam peneltian ini adalah total sampling. Total sampling merupakan cara

pengumpulan sampel dengan berdasarkan jumlah populasi yaitu 375 orang anak

remaja, SMP Muhammadiyah 35 Jakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket Kuisioner, yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiono, 2009: 142). Kuesioner yang akan dibuat oleh peneliti berisi

beberapa pertanyaan sesuai dengan objek penelitian yang nantinya akan disebarkan

kepada responden yang telah ditentukan. Peneliti menggunakan rating skala dalam

proses pengukuran, yaitu skala pengukuran yang datanya diperoleh dari data kuantitatif

yang kemudian dikualitatifkan. Dengan rating skala, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai

titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan (Sugiono, 2009: 93). Kuesioner ini dibuat berdasarkan pada pedoman

kerangka operasional (operasional variabel). Adapun tujuan dilakukannya penyebaran


angket yaitu untuk mendapatkan data langsung dari responden sebanyak-banyaknya

dalam waktu relatif singkat. Sistem pertanyaannya menggunakan pertanyaan tertutup

berupa pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti, sehingga

responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan dengan

memberikan tanda, misalnya cheklist dikolom yang ada alternatif jawabannya. Peneliti

menggunakan skala ordinal diamana pengukuran skala yang digunakan disusun secara

runtut dari yang rendah sampai yang tinggi. Skala Liker digunakan dalam penelitian

ini, adapun skala pengukuran adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai / Bobot

sangat Sering (SS) 5

Sering (S) 4

Pernah (P) 3

Tidak Pernah (TP) 2

Sangat Tidak Pernah (STP) 1

a. Dokumentasi, berupa pengumpulan data dengan cara merujuk pada data- data yang di

peroleh dari hasil survei melalui Google Form, pada SMP Muhammadiyah 35 Jakarta.

b. Studi kepustakaan, yaitu mencari data penunjang melalui buku dan data lainnya yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini adalah dengan menggunakan

buku-buku ilmu komunikasi. Semua itu digunakan sebagai referensi atau pedoman dan

dasar teori bagi pembahasan masalah.

E. Teknik Analisis Data

Pada tahap analisis data peniliti “membaca” data melalui proses pengkodingan data,

sehingga mempunyai makna. Proses pengkodingan ini mencakup proses mengatur data,
mengorganisasikan data kedalam suatu pola yaitu pola kategori, yaitu dimana pola data

yang sudah di kategorikan. Maleong, 2000, dalam Kiryanto Rachmat, 2006,

mendefinisikan analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

F. Uji Validitas dan Realibilitas

1. Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin

diukur Ancok Djamaludin, selain itu, validitas juga memiliki jenis, sebagai berikut,

Anastasi, 1973 dan Nunnally, 1979, dalam Masri 2006, validitas alat pengumpul data

dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yakni validitas konstruk (construct validity),

validitas isi (content valitity), validitas prediktif (predictive validity), validitas eksternal

(external validity), dan validitas rupa (face validity). Selain itu ada beberapa jenis

validitas lain yang tidak dibicarakan, tetapi relatif penting dilakukan bagi penelitian di

Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang besar dan memiliki aneka ragam

budaya. Rumus korelasi Pearson Product Moment :

Rxy = ∑xy

(∑x2)( ∑y2)

Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap

butir degan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir dengan rumus korelasi

2. Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukur diulangi duakali atau lebih. Pengertian

reliabilitas menurut (Sugiono 2005), adalah Serangkaian pengukuran atau Serangkaian


alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur

itu dilakukan secara berulang. Kondisi itu ditengarai dengan konsistensi hasil dari

penggunaan alat ukur yang sama yang dilakukan secara berulang dan memberikan hasil

yang relatif sama dan tidak melanggar kelaziman. Untuk pengukuran subjektif,

penilaian yang dilakukan oleh minimal dua orang bisa memberikan hasil yang relatif

sama (reliabilitas antar penilai). Pengertian Reliabilitas tidak sama dengan pengertian

validitas. Artinya pengukuran yang memiliki reliabilitas dapat mengukur secara

konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Mencari reliabilitas

instrumen skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai,

misalnya 0-10 atau 0-100 atau benruk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya dapat

menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Dalam penelitin ini pengujian reliabilitas

instrumen dilakukan dengan “internal Consistency”. Untuk mengetahu kehandalan dan

konsistensi suatu alat ukur yang dihitung dengan Cronbach’s Alpha menggunakan

SPSS versi 21 atau denga rumus Spearman Brown (Sugiyono, 2012:131) melalui

teknik belah dua

rxy = N ∑ XIYI - (∑XI)( ∑YI)

(n ∑X2i –( ∑Xi)2(n ∑y2i –( ∑y12)

Dengan keterangan:

= koefisien korelasi

= jumlah responden uji coba

= skor tiap item

= skor seluruh item responden uji coba


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Angket
Adapun langkah-langkah yang di tempuh adalah sebagai berikut. Pertama, dengan menginput
jawaban dari responden kedalam data view, selanjutnya adalah dengan memberi keterangan
item yang telah di input sebelumnya di variabel view, tahap selanjutnya dengan memilih (klik)
analize, correlate, bivariate, memundahkan item yang ada kedalam kolom variables, langkah
terakhir adalah “oke”. Hasil perhitungan SPSS sebelumnya, didapat hasil skor total dari
masing-masing item. Langkah terakhir adalah dengan memandingkan skor total yang telah
didapat dengan tabel product moment.
1.Apabila skor total > (r tabel) item dinyatakan valid.
2.Apabila skor total< (r tabel) item dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan perhitungan yang dihasilkan oleh progam SPSS, bahwa dari 30 item uji
coba variabel pengaruh komunikasi orang tua terdapat 25 item yang valid.dan dari uji
coba perilaku anak terdapat 22 item yang valid.

A. Pengujian Validitas (Variabel X)


Pengujian validitas instrument adalah suatu ukuran yang menunjukan keandalan dan
kesahihan suatu alat ukur. Uji coba instrument perlu dilakukan sebelum melakukan
penelitian. Hal ini dimagsud agar instrument yang digunakan dalam mengukur variabel
memiliki validitas dan reabilitas sesuai dengan ketentuan.
Untuk menguji validitas instrument dari variabel dalam penelitian ini menggunakan rumus
korelasi product moment. Untuk menentukan instrument valid atau tidak adalah dengan
ketentuan sebagai berikut (a) jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikasi 0,05 maka
instrument tersebutdinyatakan valid; (b) jika r hitung <r tabel dengan taraf signifikasi 0,05
maka instrument tersebut tidak valid.Adapun informasi yang dihasilkan dari perhitungan
SPSS bahwa dari 30 item hasil uji coba item uji coba variabel pengaruh komunikasi
orang tua terdapat 25 item yang valid.

B. Pengujian Validitas (Variabel Y)


Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini juga menggunakan rumus product
moment dari pearsoan, yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor tiap butir dengan jumlah
skor total dari variable produktivitas kerja (variabel Y) yang diperoleh dari hasil uji coba
pada 30 responden.
Berdasarkan hasil pengujian validitas yang dilakukan dari hasil uji coba instrument angket
variabel (Y) yang berjumlah 22 item pernyataan dan di ujicobakan kepada 30 orang
menggunakan bantuan SPSS.Berdasarkan hasil uji coba instrument penelitian diperoleh 30
item pernyataan ada 22 pernyataan valid, maka dapat disimpulkan bahwa 22 item
pernyataan yang terdapat pada angket dapat digunakan sebagai instrument penelitian
terhadap variabel (Y).

C. Uji Reabilitas
Untuk pengujian reabilitas maka skor yang digunakan pada pengujian validitas akan
digunakan pada pengujian ini. Pengujian reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus
Alpha Crombach dengan bantuan progam SPSS 16.0 Berdasarkan hasil perhitungan uji
reabilitas diperoleh nilai r sebagai berikut. Koefisien Alpha Cronbachyaitu sebesar
0.768. hasil ini menunjukan bahwa instrument variabel Y (Perilaku Anak) reliablekarena
0.768 > 0.5.
2. Interprestasi Data Dan Pengujian Hipotesis
A. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data.
Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, intervar, ataupun rasio.
Uji normalitas data memiliki kedudukan yang sangat penting dalam penelitian kuantitatif
sebab uji normalitas akan menentukan penggunaan metode analisis statistics yang akan
digunakan dalam penelitian. Jika data distribusi secara normal maka metode analisis yang
digunakan ialah statistics parametrik, namun jika data tidak terdistribusi secara normal
maka metode analisis yang digunakan ialah Statistics Nonparametrik.
Dalam menguji normalitas data pada penelitian ini, menggunakan uji Kolmogrov-Smirnow
dengan menggunakan taraf signifikasi 0,05. Berdasarkan hasil pengujian normalitas data
menggunakan progam SPSS 16.0 di dapatkan nilai signifikasinya variabel 0.071> 0,05
maka data untuk variabel pengaruh Komunikasi Orang Tua (X) berdistribusi normal.
Demikian juga dengan variabel perilaku anak (Y), nilai signifikannya ialah 0.071> 0.05
maka data untuk variable (Y) juga berdistribusi normal.

B. Uji Korelasi
Uji korelasi dimaksudkan untuk mengukur hubungan antara variable (X) dengan (Y).
Berdasarkan tabel Correlations di atas bahwa besarnya hubungan antara variabel X
dengan variabel Y yang dihitungn dengan koefesien koelasi adalah 0.911. berdasarkan
hasil perhitungan tersebut menunjukan adanya hubungan yang cukup kuat antara pengaruh
Komunikasi Orang Tua terhadap Perilaku Anak.

C. Uji T
1. Hasil Pengujian X-Y (Uji T)
Uji T bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh yang di
berikan oleh variable X (komunikasi orang tua) terhadap variable Y (perilaku anak)
digunakan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan sebelumnya, uji
hipotesis menjadi hal yang sangat penting dalam meneliti kuantitatif, sebab uji
hipotesis akan memutuskan apakan asumsi yang kita buat berdasarkan parameter
populasi dalam penelitian ini benaratau salah. Kepastian tentang benar dan salah
terhadap asumsi yang dibuat,akan berpengaruh terhadap keputusan menerima atau
menolak hipotesis berdasarkan pemaknaan terhadap sampel yang diambil dari
populasi yang terdapat dalam penelitian ini.
2. Dependent Variable: Y
Jika nilai t hitung> t tabel maka H0 ditolak dan H1diterima, artinya koefesien regresi
signifikan.
Jika nilai t hitung< t tabel, maka H0 diterima dan H1ditolak, artinya koefesien regresi
tidak signifikan.
Berdasarkan tabel Coefficient diatas, maka pada kolom Unstandardized
Coefficient, nilai X (Pengaruh Komunikasi Orang Tua) sebesar 0.911 dan nilai
thitungnya sebesar 13.578 Dengan dk (derajat kebebasan)= n-2=40-2=38 dan
α=0.05, sehingga diperoleh nilai ttabel=2.024 sehingga nilai t hitung>t table
atau, 13.578>2.024 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti koefisen
regresi berpengaruh secara signifikan.Dengan demikian terbukti berdasarkan Uji t
bahwa pengaruh Komunikasi Orang Tua (X) berpengaruh Secara signifikan
terhadap perilaku anak (Y) Di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta

D. Uji F
Pada tabel ANOVA yang telah diperoleh dengan menggunakan SPSS 16.0 dapat dilihat
nilai Signifikansi sebesar 0.000. nilai Signifikansi ini lebih kecil dari nilai α yaitu 0.05
artinya bahwa kita menolak Hoberarti bahwa persamaan garis regresi linear. Berdasarkan
tabel ANOVA atau uji F,ternyata didapat F hitungadalah 184.358 dengan
tingkat,Signifikan 0.000. karena Probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari 0,05, sehingga
model regresi dapat dipakai untuk memprediksi perilaku anak (Variabel Y).
E. Uji R
Sedangkan Untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel independent yaitu
variabel X ( pengaruh komunikasi orang tua) terhadap variabel dependent yaitu
variabel Y ( perilaku anak) dapat diketahui dengan melihat nilai R-Squarenya.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperolehbahwanilai R-Squarenyaadalah 0.829yang berarti
bahwa pengaruh variabel X (Pengaruh Komunikasi Orang Tua) terhadap variabel Y
(Perilaku Anak) sebesar 82,9%, pengaruh variabel lainnya adalah 17,1% yang
merupakan pengaruh dari luar.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh komunikasi orang tua terhadap perilaku anak. Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta adapun dalam pengumpulan data,
penelitian ini menggunakan angket (Kuesioner). Angket tersebut berjumlah 25 pertanyaan
variabel X dan 22 pertanyaan variabel Y pertanyaan disebarkan kepada sampel penelitian
yang berjumlah 40 responden.
Setelah angket disebarkan, selanjutnya adalah uji validitas dan reabilitas. Setelah dilakukan
uji validitas dan reabilitas maka angket yang siap digunakan adalah sebanyak 25 item untuk
mengetahui variabel (X) dan 22 item untuk mengetahui variabel (Y).
Berdasarkan tabel Coefficient, maka pada kolom Unstandardized Coefficient, nilai X
(Pengaruh Komunikasi Orang Tua) sebesar 0.911 dan nilai t hitungnya sebesar 13.578
Dengan dk (derajat kebebasan) = n-2=40-2=38 dan α=0.05, sehingga diperoleh nilai
ttabel=2.024 sehingga nilai t hitung > t table atau, 13.578>2.024 maka H0 ditolak dan H1
diterima, yang berarti koefisen regresi berpengaruh secara signifikan.
Dengan demikian terbukti berdasarkan Uji t bahwa pengaruh Komunikasi Orang Tua
(X) berpengaruh Secara signifikan terhadap perilaku anak (Y) Di SMP Muhammadiyah 35
Jakarta. Pada tabel ANOVA yang telah diperoleh dengan menggunakan SPSS 16.0 dapat
dilihat nilai Signifikansi sebesar 0.000. nilai Signifikansi ini lebih kecil dari nilai α yaitu
0.05 artinyabahwa kita menolak Hoberarti bahwa persamaan garis regresi linear.
Berdasarkan tabel ANOVA atau uji F,ternyata didapat F hitungadalah 184.358 dengan
tingkat,Signifikan 0.000. karena Probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari 0,05, sehingga
model regresi dapat dipakai untuk memprediksi perilaku anak (Variabel Y).
Hasil Penelitian menunjukkan bahwamenunjukan hubungan antara Pengaruh Komunikasi
Orang Tua terhadap Perilaku Anak berada dalam kategori sangat kuat. Setelah dilakukan
uji hipotesis, berdasarkan analisis data dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan
antara komunikasi orang tua terhadap perilaku anak di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta.
Dengan kata lain, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dapat mempengaruhi
perilaku anak disekolah.
Orang tua dan anak seringkali gagal saling memahami. orang tua sering gagal
mengkomunikasikan pesannya dengan tepat. Sehingga, pesan yang ingin disampaikan oleh
orang tua di maknai berbeda oleh anak yang menerima pesan, sehingga akhirnya
berpengaruh terhadap perilaku anak tersebut.
Pada dasarnya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak memiliki kontribusi yang
besar bagi keduanya, karena menciptakan keterbukaan, keakraban danperhatian yang lebih
diantara orang tua dan anak bisa melalui komunikasi yang efektif dan efisien dilaksanakan
secara berkelanjutan. orang tua juga bisa mendapatkan informasi yang lebih tentang
perkembangan anak baik secara fisik dan psikisnya. Fungsi komukasi adalah sebagai
suatu sarana untuk mengungkapkan segala perasaan kasih saying, perhatian serta
dapat menambah keakraban dan keterbukaan antara orang tua dengan anak/keluarga.
BAB V
KESIMPULAN

Dari keseluruhan proses penelitian yang telah penulis lakukan mengenai pengaruh
komunikasi orang tuaterhadap perilaku anak di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta, maka
dapat disimpulkan bahwa:thitung>ttabelatau 13.578> 2.024 maka H0 ditolak artinya
koefisien regresi signifikan (X) berpengaruh secara signifikan (Y) dengan demikian
terbukti berdasarkan Uji t bahwa pengaruh Komunikasi Orang Tua (X) berpengaruh
Secara signifikan terhadap perilaku anak (Y) Di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta.
pengaruh variabel X (Pengaruh Komunikasi Orang Tua) terhadap variabel Y (Perilaku
Anak) sebesar 82,9%, pengaruh variabel lainnya adalah 17,1% yang merupakan pengaruh
dari luar.
Daftar Pustaka

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, CV ALFABETA, Bandung, 2006

PT Rineka Cipta pola Asuh Orangtua dan Komunikasi dalam Keluarga Upaya

Membangun Citra Membentuk Pribadi Anak , Rineka Cipta, Jakarta, 2014

Kurniawati, Nia Kania, Komunikasi Antarpribadi Konsep dan Teori Dasar, Graha Ilmu,

Yogyakarta, 2014

BKKBN, http://www.bkkbn.go.id/materi/default.aspx diakses pada 12 Januari 2022, 01:22

WIB

KBBI, http://kbbi.web.id/ diakses pada 15 Januari 2022, 22:14 WIB

OXFORD DICTORIES, http://www.oxforddictionaries.com/ diakses pada 7 Februari

2022, 00:13 WIB

SPSS Indonesia, http://www.spssindonesia.com/ diakses pada 5 Mei 2022, 23:22 WIB

Scribd, http://www.scribd.com/ diakses pada 7 Mei 2022, 19:21 WIB

Anda mungkin juga menyukai