Deni Arya Saputra - 20210110400087 - UTS MPK
Deni Arya Saputra - 20210110400087 - UTS MPK
Oleh:
Deni Arya Saputra (20210110400087)
Dosen Pengampu:
Dr. Nani Muksin, M.Si.
Identifikasi Masalah………………………………………………………………… 3
Hipotesis ………………………………………………………………………………. 7
Hasil Angket……………………………………………………………………………14
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….. 20
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan media sosialisasi pertama dan utama bagi seorang anak untuk mengenal
dirinya dan memahami kehidupan bersosial serta bermasyarakat. Secara sadar maupun tidak,
dalam sebuah keluarga selalu akan terjadi penanaman moral dan khalayak yang mendasar bagi
anak yang kelak manjadi bekal kehidupan bagi sang anak dalam proses bersosial dan
bermasyarakat. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa proses sosial dan pembentukan
masyarakat yang ideal dimulai dari sebuah keluarga. Dalam sebuah keluarga inti, biasanya
terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak yang tanpa disadari akan membentuk struktur tersendiri
sesuai fungsi dan tugasnya. Misalnya tugas seorang ayah sebagai kepala keluarga
berkewajiban untuk menjaga dan menafkahi keluarganya. Adapun tugas seorang ibu yang
merupakan guru utama bagi anaknya di rumah sudah jelas berkewajiban untuk mendidik dan
menanamkan nilai – nilai moral bagi sang anak kelak. Di samping itu keluarga pun memiliki 8
(delapan) fungsi utama lainnya yang antara lain: fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya,
fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan dan penjagaan, fungsi reproduksi, fungsi sosial
pendidikan, fungsi ekonomi dan terakhir fungsi pembinaan lingkungan, (BKKBN, 1992).
Akan tetapi fungsi keluarga ini tidak akan pernah terealisasikan dengan baik dan benar apabila
komponen dan subjek utama dalam keluarga tidak bisa menjalankan fungsi dan tugasnya
dengan baik sesuai proporsi yang sudah ada. Dalam sebuah keluarga orangtua merupakan
tokoh terpenting dalam perkembangan dan pembentukan karakter seorang anak. Orangtua
adalah pendidik utama bagi seorang anak, dimana orangtua senantiasa menjadi perhatian dan
teladan bagi anak-anaknya. Khususnya ibu, dalam proses perkembangan dalam pembentukan
seorang anak Ibu menjadi poros utama bagi si anak, dimana pengaruh seorang ibu akan sangat
mendominasi terhadap pendidikan dan pembentukan dari seorang anak, karena selama ini
kultur dan budaya indonesia sesungguhnya sangat menekankan fungsi dan tugas seorang ibu di
rumah sebagai pendidik dan penjaga daripada anak-anaknya. penulis pada suatu daerah di
pusat kota Jakarta, yaitu di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta , ditargetkan pada warganya yang
dominan adalah pendatang dan bersifat heterogen, yang sudah mulai menganut prinsip-prinsip
moderenisasi, sehingga para ibu-ibunya banyak yang menjadi wanita karir dimana hal ini
memungkinkan adanya sitas jalinan komunikasi antara anak dan orangtua yang menarik untuk
B. Identifikasi Masalah
3. Berapa Besar Kekuatan Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Pola Perilaku Remaja
C. Pembatasan Masalah
1. Berapa Besar Kekuatan Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Pola Perilaku Remaja
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut
Muhammadiyah 35 Jakarta
E. Tujuan Penelitian
Jakarta.
2. Untuk mengetahui Seberapa Besar Intensitas Pola Perilaku Remaja SMP Muhammadiyah 35
Jakarta.
3. Untuk mengetahui Berapa Besar Kekuatan Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Pola
Perilaku Remaja SMP Muhammadiyah 35 Jakarta
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan
2. Manfaat Praktis Dapat memberikan masukan bagi orangtua dalam berkomunikasi dengan
anak seusia remaja agar berkomunikasi dengan baik dan menciptakan perilaku yang baik
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Komunikasi komunikasi atau dalam bahasa Inggris berasal dari communication,
berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti
sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna antara pemberi pesan dengan penerima
pesan. Jadi, apabila dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk
percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama terdapat kesamaan
definisi komunikasi diantaranya dikutip oleh Effendi sebagai berikut, Carl I. Hovland
dalam Effendi (1986: 63) mendefinisikan komunikasi sebagai “Suatu proses dimana
lambanglambang dalam bentuk kata-kata untuk merubah tingkah laku orang lain
(komunikan). Jadi, hakikat komunikasi merupakan proses pernyataan antar manusia, yang
berhubungan dengan pikiran, atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
teliti dari jiwa yang satu kepada jiwa yang lain, dan hal itu adalah tepat seperti pekerjaan
yang harus kita ulangi dan ulangi lagi (Praktikto, 1983: 10). Untuk mencapai komunikasi
yang efektif dan efisien tidak semudah seperti yang dibayangkan orang. Banyak hal-hal
yang harus diperhatikan agar pesan atau pernyataan yang disampaikan kepada orang lain
bisa dimengerti serta dipahami. Sementara menurut Stewart L. Lubis dan Sylvia Moss
“komunikasi adalah proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih.
2. Perilaku Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
a. Perilaku tertutup (convert behavior) Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap
stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara
b. Perilaku terbuka (overt behavior) Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut
B. Kerangka Konsep
Teori Skema
Hubungan
Keluarga
Komunikasi
Keluarga
C. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau pernyataan sementara yang digunakan untuk menyelesaikan
suatu permasalahan dalam penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
Ho : tidak ada pengaruh komunikasi orang tua terhadap pola perilaku remaja
METODE PENELITIAN
Lokasi yang menjadi obyek penelitian di lingkungan rumah saya yaitu di Jl. Cipulir,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dengan fokus pada pengaruh komunikasi orangtua
terhadap pola perilaku remaja SMP Muhammadiyah 35 Jakarta, adapun tempat penelitian
beralamat di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada
B. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dimana peneliti
berusaha mencoba untuk memaparkan dan menafsirkan data yang ada untuk memperoleh
remaja. Menurut Rakhmat (2000: 25) bahwa: Metode deskriptif ini ditujukan untuk:
(1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada
(2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku,
(4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan
belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu
Analisis deskriptif digunakan hanya untuk memberi gambaran mengenai objek penelitian
yaitu mengenai pengaruh komunikasi orangtua terhadap perilaku remaja. dan tidak
Dalam riset sosial, seorang periset tidak harus meriset seluruh objek yang dijadikan
pengamatan atau bahan penelitian. Hal ini disebabkan keterbatasan yang dimiliki oleh
periset baik biaya hingga tenaga. Maka dengan menggunaka populasi dan sample periset
1. Populasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang sifatnya menyeluruh, artinya
totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif
mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas
yang dipelajari sifat-sifatnya dinamakan populasi. Populasi dalam penelitian ini seluruh
anak remaja SMP Muhammadiyah 35 Jakarta dengan jumlah total populasi 375 orang
anak remaja.
2. Sample Arikunto (1998) dalam Ridwan (2004: 56), sampel adalah bagian dari populasi
(sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian. Teknik pengumpulan
sampel dalam peneltian ini adalah total sampling. Total sampling merupakan cara
pengumpulan sampel dengan berdasarkan jumlah populasi yaitu 375 orang anak
1. Angket Kuisioner, yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiono, 2009: 142). Kuesioner yang akan dibuat oleh peneliti berisi
beberapa pertanyaan sesuai dengan objek penelitian yang nantinya akan disebarkan
kepada responden yang telah ditentukan. Peneliti menggunakan rating skala dalam
proses pengukuran, yaitu skala pengukuran yang datanya diperoleh dari data kuantitatif
yang kemudian dikualitatifkan. Dengan rating skala, maka variabel yang akan diukur
titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan (Sugiono, 2009: 93). Kuesioner ini dibuat berdasarkan pada pedoman
responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan dengan
memberikan tanda, misalnya cheklist dikolom yang ada alternatif jawabannya. Peneliti
menggunakan skala ordinal diamana pengukuran skala yang digunakan disusun secara
runtut dari yang rendah sampai yang tinggi. Skala Liker digunakan dalam penelitian
Sering (S) 4
Pernah (P) 3
a. Dokumentasi, berupa pengumpulan data dengan cara merujuk pada data- data yang di
peroleh dari hasil survei melalui Google Form, pada SMP Muhammadiyah 35 Jakarta.
b. Studi kepustakaan, yaitu mencari data penunjang melalui buku dan data lainnya yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini adalah dengan menggunakan
buku-buku ilmu komunikasi. Semua itu digunakan sebagai referensi atau pedoman dan
Pada tahap analisis data peniliti “membaca” data melalui proses pengkodingan data,
sehingga mempunyai makna. Proses pengkodingan ini mencakup proses mengatur data,
mengorganisasikan data kedalam suatu pola yaitu pola kategori, yaitu dimana pola data
kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
1. Uji Validitas
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin
diukur Ancok Djamaludin, selain itu, validitas juga memiliki jenis, sebagai berikut,
Anastasi, 1973 dan Nunnally, 1979, dalam Masri 2006, validitas alat pengumpul data
dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yakni validitas konstruk (construct validity),
validitas isi (content valitity), validitas prediktif (predictive validity), validitas eksternal
(external validity), dan validitas rupa (face validity). Selain itu ada beberapa jenis
validitas lain yang tidak dibicarakan, tetapi relatif penting dilakukan bagi penelitian di
Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang besar dan memiliki aneka ragam
Rxy = ∑xy
(∑x2)( ∑y2)
Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap
butir degan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir dengan rumus korelasi
2. Uji Realibilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukur diulangi duakali atau lebih. Pengertian
itu dilakukan secara berulang. Kondisi itu ditengarai dengan konsistensi hasil dari
penggunaan alat ukur yang sama yang dilakukan secara berulang dan memberikan hasil
yang relatif sama dan tidak melanggar kelaziman. Untuk pengukuran subjektif,
penilaian yang dilakukan oleh minimal dua orang bisa memberikan hasil yang relatif
sama (reliabilitas antar penilai). Pengertian Reliabilitas tidak sama dengan pengertian
konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Mencari reliabilitas
instrumen skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai,
misalnya 0-10 atau 0-100 atau benruk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya dapat
konsistensi suatu alat ukur yang dihitung dengan Cronbach’s Alpha menggunakan
SPSS versi 21 atau denga rumus Spearman Brown (Sugiyono, 2012:131) melalui
Dengan keterangan:
= koefisien korelasi
1. Hasil Angket
Adapun langkah-langkah yang di tempuh adalah sebagai berikut. Pertama, dengan menginput
jawaban dari responden kedalam data view, selanjutnya adalah dengan memberi keterangan
item yang telah di input sebelumnya di variabel view, tahap selanjutnya dengan memilih (klik)
analize, correlate, bivariate, memundahkan item yang ada kedalam kolom variables, langkah
terakhir adalah “oke”. Hasil perhitungan SPSS sebelumnya, didapat hasil skor total dari
masing-masing item. Langkah terakhir adalah dengan memandingkan skor total yang telah
didapat dengan tabel product moment.
1.Apabila skor total > (r tabel) item dinyatakan valid.
2.Apabila skor total< (r tabel) item dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan perhitungan yang dihasilkan oleh progam SPSS, bahwa dari 30 item uji
coba variabel pengaruh komunikasi orang tua terdapat 25 item yang valid.dan dari uji
coba perilaku anak terdapat 22 item yang valid.
C. Uji Reabilitas
Untuk pengujian reabilitas maka skor yang digunakan pada pengujian validitas akan
digunakan pada pengujian ini. Pengujian reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus
Alpha Crombach dengan bantuan progam SPSS 16.0 Berdasarkan hasil perhitungan uji
reabilitas diperoleh nilai r sebagai berikut. Koefisien Alpha Cronbachyaitu sebesar
0.768. hasil ini menunjukan bahwa instrument variabel Y (Perilaku Anak) reliablekarena
0.768 > 0.5.
2. Interprestasi Data Dan Pengujian Hipotesis
A. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data.
Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, intervar, ataupun rasio.
Uji normalitas data memiliki kedudukan yang sangat penting dalam penelitian kuantitatif
sebab uji normalitas akan menentukan penggunaan metode analisis statistics yang akan
digunakan dalam penelitian. Jika data distribusi secara normal maka metode analisis yang
digunakan ialah statistics parametrik, namun jika data tidak terdistribusi secara normal
maka metode analisis yang digunakan ialah Statistics Nonparametrik.
Dalam menguji normalitas data pada penelitian ini, menggunakan uji Kolmogrov-Smirnow
dengan menggunakan taraf signifikasi 0,05. Berdasarkan hasil pengujian normalitas data
menggunakan progam SPSS 16.0 di dapatkan nilai signifikasinya variabel 0.071> 0,05
maka data untuk variabel pengaruh Komunikasi Orang Tua (X) berdistribusi normal.
Demikian juga dengan variabel perilaku anak (Y), nilai signifikannya ialah 0.071> 0.05
maka data untuk variable (Y) juga berdistribusi normal.
B. Uji Korelasi
Uji korelasi dimaksudkan untuk mengukur hubungan antara variable (X) dengan (Y).
Berdasarkan tabel Correlations di atas bahwa besarnya hubungan antara variabel X
dengan variabel Y yang dihitungn dengan koefesien koelasi adalah 0.911. berdasarkan
hasil perhitungan tersebut menunjukan adanya hubungan yang cukup kuat antara pengaruh
Komunikasi Orang Tua terhadap Perilaku Anak.
C. Uji T
1. Hasil Pengujian X-Y (Uji T)
Uji T bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh yang di
berikan oleh variable X (komunikasi orang tua) terhadap variable Y (perilaku anak)
digunakan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan sebelumnya, uji
hipotesis menjadi hal yang sangat penting dalam meneliti kuantitatif, sebab uji
hipotesis akan memutuskan apakan asumsi yang kita buat berdasarkan parameter
populasi dalam penelitian ini benaratau salah. Kepastian tentang benar dan salah
terhadap asumsi yang dibuat,akan berpengaruh terhadap keputusan menerima atau
menolak hipotesis berdasarkan pemaknaan terhadap sampel yang diambil dari
populasi yang terdapat dalam penelitian ini.
2. Dependent Variable: Y
Jika nilai t hitung> t tabel maka H0 ditolak dan H1diterima, artinya koefesien regresi
signifikan.
Jika nilai t hitung< t tabel, maka H0 diterima dan H1ditolak, artinya koefesien regresi
tidak signifikan.
Berdasarkan tabel Coefficient diatas, maka pada kolom Unstandardized
Coefficient, nilai X (Pengaruh Komunikasi Orang Tua) sebesar 0.911 dan nilai
thitungnya sebesar 13.578 Dengan dk (derajat kebebasan)= n-2=40-2=38 dan
α=0.05, sehingga diperoleh nilai ttabel=2.024 sehingga nilai t hitung>t table
atau, 13.578>2.024 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti koefisen
regresi berpengaruh secara signifikan.Dengan demikian terbukti berdasarkan Uji t
bahwa pengaruh Komunikasi Orang Tua (X) berpengaruh Secara signifikan
terhadap perilaku anak (Y) Di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta
D. Uji F
Pada tabel ANOVA yang telah diperoleh dengan menggunakan SPSS 16.0 dapat dilihat
nilai Signifikansi sebesar 0.000. nilai Signifikansi ini lebih kecil dari nilai α yaitu 0.05
artinya bahwa kita menolak Hoberarti bahwa persamaan garis regresi linear. Berdasarkan
tabel ANOVA atau uji F,ternyata didapat F hitungadalah 184.358 dengan
tingkat,Signifikan 0.000. karena Probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari 0,05, sehingga
model regresi dapat dipakai untuk memprediksi perilaku anak (Variabel Y).
E. Uji R
Sedangkan Untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel independent yaitu
variabel X ( pengaruh komunikasi orang tua) terhadap variabel dependent yaitu
variabel Y ( perilaku anak) dapat diketahui dengan melihat nilai R-Squarenya.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperolehbahwanilai R-Squarenyaadalah 0.829yang berarti
bahwa pengaruh variabel X (Pengaruh Komunikasi Orang Tua) terhadap variabel Y
(Perilaku Anak) sebesar 82,9%, pengaruh variabel lainnya adalah 17,1% yang
merupakan pengaruh dari luar.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh komunikasi orang tua terhadap perilaku anak. Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta adapun dalam pengumpulan data,
penelitian ini menggunakan angket (Kuesioner). Angket tersebut berjumlah 25 pertanyaan
variabel X dan 22 pertanyaan variabel Y pertanyaan disebarkan kepada sampel penelitian
yang berjumlah 40 responden.
Setelah angket disebarkan, selanjutnya adalah uji validitas dan reabilitas. Setelah dilakukan
uji validitas dan reabilitas maka angket yang siap digunakan adalah sebanyak 25 item untuk
mengetahui variabel (X) dan 22 item untuk mengetahui variabel (Y).
Berdasarkan tabel Coefficient, maka pada kolom Unstandardized Coefficient, nilai X
(Pengaruh Komunikasi Orang Tua) sebesar 0.911 dan nilai t hitungnya sebesar 13.578
Dengan dk (derajat kebebasan) = n-2=40-2=38 dan α=0.05, sehingga diperoleh nilai
ttabel=2.024 sehingga nilai t hitung > t table atau, 13.578>2.024 maka H0 ditolak dan H1
diterima, yang berarti koefisen regresi berpengaruh secara signifikan.
Dengan demikian terbukti berdasarkan Uji t bahwa pengaruh Komunikasi Orang Tua
(X) berpengaruh Secara signifikan terhadap perilaku anak (Y) Di SMP Muhammadiyah 35
Jakarta. Pada tabel ANOVA yang telah diperoleh dengan menggunakan SPSS 16.0 dapat
dilihat nilai Signifikansi sebesar 0.000. nilai Signifikansi ini lebih kecil dari nilai α yaitu
0.05 artinyabahwa kita menolak Hoberarti bahwa persamaan garis regresi linear.
Berdasarkan tabel ANOVA atau uji F,ternyata didapat F hitungadalah 184.358 dengan
tingkat,Signifikan 0.000. karena Probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari 0,05, sehingga
model regresi dapat dipakai untuk memprediksi perilaku anak (Variabel Y).
Hasil Penelitian menunjukkan bahwamenunjukan hubungan antara Pengaruh Komunikasi
Orang Tua terhadap Perilaku Anak berada dalam kategori sangat kuat. Setelah dilakukan
uji hipotesis, berdasarkan analisis data dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan
antara komunikasi orang tua terhadap perilaku anak di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta.
Dengan kata lain, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dapat mempengaruhi
perilaku anak disekolah.
Orang tua dan anak seringkali gagal saling memahami. orang tua sering gagal
mengkomunikasikan pesannya dengan tepat. Sehingga, pesan yang ingin disampaikan oleh
orang tua di maknai berbeda oleh anak yang menerima pesan, sehingga akhirnya
berpengaruh terhadap perilaku anak tersebut.
Pada dasarnya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak memiliki kontribusi yang
besar bagi keduanya, karena menciptakan keterbukaan, keakraban danperhatian yang lebih
diantara orang tua dan anak bisa melalui komunikasi yang efektif dan efisien dilaksanakan
secara berkelanjutan. orang tua juga bisa mendapatkan informasi yang lebih tentang
perkembangan anak baik secara fisik dan psikisnya. Fungsi komukasi adalah sebagai
suatu sarana untuk mengungkapkan segala perasaan kasih saying, perhatian serta
dapat menambah keakraban dan keterbukaan antara orang tua dengan anak/keluarga.
BAB V
KESIMPULAN
Dari keseluruhan proses penelitian yang telah penulis lakukan mengenai pengaruh
komunikasi orang tuaterhadap perilaku anak di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta, maka
dapat disimpulkan bahwa:thitung>ttabelatau 13.578> 2.024 maka H0 ditolak artinya
koefisien regresi signifikan (X) berpengaruh secara signifikan (Y) dengan demikian
terbukti berdasarkan Uji t bahwa pengaruh Komunikasi Orang Tua (X) berpengaruh
Secara signifikan terhadap perilaku anak (Y) Di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta.
pengaruh variabel X (Pengaruh Komunikasi Orang Tua) terhadap variabel Y (Perilaku
Anak) sebesar 82,9%, pengaruh variabel lainnya adalah 17,1% yang merupakan pengaruh
dari luar.
Daftar Pustaka
PT Rineka Cipta pola Asuh Orangtua dan Komunikasi dalam Keluarga Upaya
Kurniawati, Nia Kania, Komunikasi Antarpribadi Konsep dan Teori Dasar, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2014
WIB