Oleh:
Nama : Deni Arya Saputra
NPM : 20210110400087
Dosen Pengampu:
Dr. Oktaviana Purnamasari, S.Sos, M.Si.
Mata Kuliah:
Riset Iklan
PENDAHULUAN
Dalam masyarakat yang menganggap gaya itu penting (atau bahkan gaya adalah
segalanya), semua manusia adalah seniman. Setiap orang dituntut untuk mampu
memainkan dan mengontrol perannya. Gaya pakaian, gaya rambut, aksesoris, preferensi
musik, dan pilihan aktivitas adalah bagian dari ekspresi identitas dan kepribadian.
Kemudian, seseorang dapat memilih tipe kepribadian yang diinginkan melalui contoh-
contoh kepribadian yang beredar, seperti bintang film, bintang iklan, penyanyi, model,
berbagai jenis yang ada atau seseorang dapat menciptakan gaya kepribadiannya sendiri
yang berbeda-beda, belum pernah digunakan oleh orang lain. Ini semua tentang gaya,
karena gaya adalah segalanya, dan segalanya adalah gaya. Dengan gaya, seseorang bisa
mengekspresikan siapa dirinya.
Dalam perkembangannya fashion tidak hanya melulu tentang pakaian formal dan
non normal saja, namun belakangan ini trend fashion sporty juga menjadi lifestyle saat
ini. Gaya hidup mengenakan fashion sporty tidak hanya dilakukan oleh remaja saja,
namun berbagai kalangan usia juga mengenakan fashion sporty tersebut. Mereka
mengenakan fashion sporty tidak hanya dalam berkegiatan olahraga namun dalam
berkegiatan diluar bahkan dalam acara formal mereka ada yang mengenakan pakaian
sporty tersebut, pakaian sporty yang biasa dikenakan ialah jersey sepakbola, Industri
olahraga yang sudah sangat familiar ditelinga seluruh elemen masyarakat.
Apparel Mills merupakan brand buatan anak bangsa yang berkecimpung dalam
industri olahraga. Mills didirikan oleh Tjia Kong Hau pada tahun 2018, usia yang masih
sangat muda namun brand Mills berani mengambil langkah sebagai apparel Tim
Nasional Indonesia, tidak hanya timnas Indonesia saja berbagai club di Liga 1 dan 2
Indonesia, seperti Persita Tangerang, Bhayangkara Presisi, Adhyaksa Farmel,
Nusantara United FC juga mengenakan brand Mills sebagai apparel jerseynya. Tidak
hanya club-club Indonesia saja, apparel Mills melebarkan sayapnya ke benua eropa,
Mills menjadi sponsor apparel pada club liga 2 Inggris Tranmere Rovers. Mills tidak
hanya memproduksi jersey sepakbola saja namun Mills memproduksi berbagai pakaian
olahraga, peralatan latihan, dan sebagainya.
Saat ini banyak sekali brand yang menjajakan berupa pakaian olahraga dan
sejenisnya, tidak hanya brand luar saja namun brand local juga sangat banyak yang
berkecimpung dalam menjadi sponsor apparel club-club hingga tim nasional sebuah
negara, Persaingan global di industri clothing sport membuat produsen clothing sport
harus meningkatkan penjualan pada sektor industri clothing sport dengan menggunakan
strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Salah satu strategi yang dilakukan oleh
produsen yaitu dengan menggunakan brand ambassador sebagai bintang iklan atau ikon
perusahaan untuk merepresentasikan produknya dimata konsumen. Selain penggunaan
brand ambassador untuk mengenalkan suatu produk, brand ambassador juga
dipergunakan untuk menarik konsumen untuk membeli produknya.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, dengan mayoritas
penduduknya menyukai olahraga sepakola, dengan jangkauan fans yang lebih luas,
tentu sangatlah menguntungkan dan bukan sesuatu hal yang tidak mungkin bagi Mills
untuk dapat mencoba meraih keuntungan dari para fans timnas Indonesia agar bisa
sehat secara finansial. Penghasilan sepak bola diberbagai liga di dunia bukan saja
berasal dari penjualaan tiket pertandingan, namun juga berasal dari penjualan
merchandise dan sponsor. Beberapa tahun terakhir jadwal pertandingan timnas
Indonesia cukup padat baik timnas kelompok umur maupun timnas senior, apalagi jika
pertandingan terlaksana Indonesia sebagai tuan rumah, banyak supporter berburu
aksesoris dan perlengkapan lainnya untuk menonton pertandingan. Jersey merupakan
varian yang sangat sering dikenakan oleh supporter, karena secara langsung dapat
terlihat bahwa ia mendukung klub kesayangannya. Jersey adalah sebutan untuk kostum
bertanding sebuah tim sepak bola untuk membedakan satu tim dengan yang lain.
Seiring berjalannya waktu, fungsi jersey mengalami pergeseran. Seragam tanding saat
ini berevolusi menjadi salah satu symbol identitas klub. Tak heran jika jersey kini
seperti barang yang wajib dimiliki supporter.
Penggunaan brand Mills sebagai apparel timnas Indonesia juga dengan tujuan
meningkatkan branding UMKM bahwasannya produk dalam negeri tidak kalah baik
kualitasnya dengan produk buatan luar. Penggunaan Timnas Indonesia sebagai brand
ambassador Mills terlihat berpengaruh besar dan menaikan citra merek. Saat ini banyak
sekali brand clothing sport yag bermunculan di Indonesia, seperti merek yang saat ini
sudah ada di pasar, yaitu Riors, Juara, Mar10, serta Sportama. Masing-masing
perusahaan tersebut saling bersaing untuk memperebutkan konsumen yang ada.
Berkembangnya teknologi masa kini tidak dapat dipugkiri dari berbagai hal
negatif, makin canggihnya teknologi segelintir orang memanfaatkannya untuk
menguntungkan dirinya dengan memproduksi produk serupa yang persis dengan
produk asli yang diproduksi di pabrik, hal ini dapat merugikan perusahaan dimana
konsumennya membeli barang yang serupa dengan produknya namun tidak berasal dari
pabriknya atau bisa dikatakan barang tiruan atau kw. Dengan menggunakan brand
ambassador dapat menyadarkan konsumen bahwa produk yang dipasarkan merupakan
produk original.
Dalam Buku Arfah Yenni (2022:4). Fandy Tjiptono dalam jumal penelitian
Pratiwi, Suwendra, Yulianthini (2014) mengemukakan bahwa "Keputusan pembelian
merupakan salah satu bagian dari perilaku konsumen. Di mana, perilaku konsumen
merupakan tindakan yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh,
menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut". Pengambilan keputusan
merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan
dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Menurut Assael (dalam Muanas, 2014: 31), keputusan pembelian dipengaruhi oleh tiga
faktor yaitu: faktor internal, faktor eksternal, dan strategi pemasaran yang mengawasi
konsumen.
1. Faktor internal
Merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yang
berasal dari dalam diri konsumen. Faktor internal meliputi motivasi, persepsi,
pembelajaran, dan keyakinan (kepercayaan) dan sikap sebagai berikut (Sangadji
dan Sopiah, 2013: 41)
2. Faktor eksternal
Adalah faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang berasal dari luar diri
konsumen. Faktor eksternal meliputi budaya, kelas sosial, dan keanggotaan dalam
suatu kelompok sebagai berikut (Sangadji dan Sopiah. 2013:47):
b. Kelas sosial mengacu pada pengelompokkan orang yang sama dalam perilaku
berdasarkan posisi ekonomi mereka dalam pasar.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) keputusan pembelian adalah persepsi konsumen
terhadap pemilihan dari dua atau lebih alternatif keputusan pembelian, artinya bahwa
seseorang dapat membuat keputusan, apabila tersedia beberapa alternatif pilihan
Indikator yang digunakan untuk mengukur keputusan pembelian menurut Kotler &
Amstrong (2010) adalah:
2. Pencarian Informasi.
Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi
sehubungan dengan kebutuhannya
3. Evaluasi Alternatif.
Yang didapat dari calon pembe di gunakan untuk memperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai alternative alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing
masing alternatif.
4. Keputusan Pembelian.
Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam
menangani informasi yang diprolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang
harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan di beli.
Sebagai bahan pertimbangan untuk mills dan dapat dijadikan sebagai pembuat
brand ambassador terhadap keputusan pembelian.
BAB II
Komunikasi Pemasaran
1. Produk (Product), yaitu item yang akan ditawarkan oleh suatu bisnis kepada
calon konsumen.
2. Harga (Price), yaitu berapa nilai yang dipatok oleh suatu bisnis untuk produk
atau layanan yang ditawarkan.
3. Tempat (Place/Distribution), ini merujuk pada proses distribusi produk yang
akan ditawarkan kepada konsumen.
4. Promosi (Promotion) yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk
menyampaikan informasi mengenal karakteristik dan manfaat produk/layanan
kepada calon konsumen
5. People dalam mix marketing mengacu pada siapa saja yang secara langsung
atau tidak langsung terlihat dalam perzsahaan Bukan hanya pelanggan akan
tetapi termasuk staf dalam perusahaan seperti sufes customer service, marketing.
Layanan pelanggan menjadi suatu keharusan bagi setiap bisnis yang berpusat
pada pelanggan Perusahaan harus memastikan bahwa setiap orang yang
mewakili perusahaan mempunyal sikap yang ramah, profesional, cerdas dan
terampil untuk memberikan customer experience yang terbaik
6. Process, cara pengiriman produk ke pelanggan Pada dasarnya proses
menggambarkan serangkaian tindakan yang terlibat dalam memberikan
pelayanan pada pelanggan. Semakin mudah dan cepat proses pengiriman kepada
pelanggan maka pelanggan semakin puas Era digital saat ini, ulasan buruk
memilik kekuatan yang dapat menghancurkan perusahaan Jadi pastikan setiap
hagan dari perjalanan pembeli mulus dan efurn
7. Physical evidence (bukti fisik) memberikan isyarat tentang lolitas pengalaman
yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan Hal tersebut penting karena sifat jasa
yang tidak berwujud Pelanggan harus mendapatkan beberapa peurak nyata agar
mereka yakin untuk membes produk perumahan Utamakan penggunaan sinus
web, brunding media sonal logo delirl toko kemasan produk atau email. Semua
clemen tu menawarkan kepada pelanggan sebagai bukti fisik yang mereka
butuhkan untuk memastikan bahwa pernahaan layak, andal dan nyata.
2.1.2. Teori yang Merujuk Pada Konsep Utama Yang Dipakai Oleh Judul
Periklanan
Dalam buku Morisan, M.A (2015:18-21) Iklan adalah salah satu bentuk
promosi yang paling dikenal dan paing banyak dibahas banyak orang, hal ini
memungkinkan karena daya jangkauannya yang luas. Iklan juga menjadi
instrument promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang
memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas.
Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya, antara satu jenis industri dengan industri lainnya, dan antara satu situasi
dengan situasi lainnya. Demikian juga, kon- sumen yang menjadi target suatu
iklan juga berbeda antara satu jenis produk dengan produk lainnya. Suatu
perusahaan beriklan dengan tu- juan untuk mendapatkan respons atau aksi
segera melalui iklan media massa. Perusahaan lain mungkin bertujuan untuk
lebih mengembang- kan kesadaran atau ingin membentuk suatu citra positif
dalam jangka panjang bagi barang atau jasa yang dihasilkannya.
Jenis-jenis iklan
1. Iklan antar-Bisnis
2. Iklan Profesional
3. Iklan Perdagangan
Brand Ambassador
1. Attractiveness (daya tarik), Bukan hanya berarti daya tarik fisik, tetapi
meliputi sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri
pendukung: kecerdasan, sifat-sifat kepribadian, gaya hidup, keatletisan
tubuh, dan sebagainya.
2. Trustworthiness (kepercayaan), Ttingkat kepercayaan, ketergantungan,
seperti seseorang yang dapat di percaya.
3. Expertise (keahlian), Keahlian yang mengacu pada pengetahuan,
pengalaman, atau keterampilan yang dimiliki seseorang pendukung yang
berhubungan dengan topik yang diwakilinya. Dalam memilih brand
ambassador, pemasar produk perlu memperhatikan karakteristik yang
dapat mempengaruhi keberhasilan endoserement yang dilakukan
perusahaan.
2.1.3. Teori yang Merujuk Pada Konsep Kedua yang Dipakai Oleh Judul
Keputusan pembelian
Dalam buku Yeni Arfah (2022) menurut Muanas (2014: 26), menyatakan
bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah proses penilaian dan pemilihan
dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan
menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Keputusan
pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih
salah satu diantaranya (Sangadji dan Sopiah, 2013: 120).
a. Pengenalan pengakuan
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan pembeli
mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dipicu
oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang
misalnya rasa lapar atau haus meningkat ke tingkat yang cukup tinggi
sehingga menjadi dorongan. Suatu kebutuhan juga dapat dipicu oleh
rangsangan eksternal. Misalnya, sebuah iklan atau diskusi dengan teman
mungkin membuat Anda berpikir untuk membeli mobil baru. Pada tahap
ini, pemasar harus meneliti konsumen untuk mengetahui jenis kebutuhan
atau masalah apa yang muncul, apa yang menyebabkannya, dan bagaimana
hal tersebut mengarahkan konsumen pada produk tertentu.
b. Pencarian informasi
Konsumen yang tertarik mungkin atau mungkin tidak mencari
informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang
memuaskan sudah dekat, kemungkinan besar dia akan membelinya. Jika
tidak, konsumen mungkin menyimpan kebutuhannya dalam memori atau
melakukan pencarian informasi terkait kebutuhan tersebut. Misalnya,
setelah Anda memutuskan membutuhkan mobil baru, setidaknya Anda
mungkin akan lebih memperhatikan iklan mobil, mobil milik teman, dan
percakapan tentang mobil. Atau Anda mungkin aktif mencari secara online,
berbicara dengan teman, dan mengumpulkan informasi dengan cara lain
c. Evaluasi alternatif
Kita telah melihat bagaimana konsumen menggunakan informasi
untuk sampai pada serangkaian pilihan akhir merek. Selanjutnya, pemasar
perlu mengetahui tentang evaluasi alternatif, yaitu bagaimana konsumen
memproses informasi untuk memilih di antara merek-merek alternatif.
Sayangnya, konsumen tidak menggunakan proses evaluasi yang sederhana
dan tunggal dalam semua situasi pembelian. Sebaliknya, beberapa proses
evaluasi sedang berjalan.
Cara konsumen mengevaluasi alternatif pembelian bergantung pada
konsumen individu dan situasi pembelian spesifik. Dalam beberapa kasus,
konsumen menggunakan perhitungan yang cermat dan pemikiran logis. Di
lain waktu, konsumen yang sama hanya melakukan sedikit atau bahkan
tidak melakukan evaluasi sama sekali. Sebaliknya, mereka membeli
berdasarkan dorongan hati dan mengandalkan intuisi. Terkadang konsumen
membuat keputusan pembelian sendiri; terkadang mereka meminta saran
pembelian kepada teman, tenaga penjualan online
d. Keputusan pembelian
Pada tahap evaluasi, konsumen mengurutkan merek dan membentuk
niat pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen adalah
membeli merek yang paling disukai, namun ada dua faktor yang bisa
muncul di antara niat membeli dan keputusan pembelian. Faktor pertama
adalah sikap orang lain. Jika seseorang yang penting bagi Anda berpikir
bahwa Anda sebaiknya membeli mobil dengan harga terendah, maka
kemungkinan Anda membeli mobil yang lebih mahal akan berkurang.
Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak terduga. Konsumen
dapat membentuk niat membeli berdasarkan faktor-faktor seperti
pendapatan yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk
yang diharapkan. Namun, kejadian tak terduga dapat mengubah niat
membeli. Misalnya, perekonomian mungkin memburuk, pesaing dekat
mungkin menurunkan harganya, atau seorang teman mungkin melaporkan
kekecewaannya terhadap mobil pilihan Anda. Jadi, preferensi dan bahkan
niat membeli tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian yang sebenarnya
e. prilaku pasca pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir ketika produk dibeli. Setelah membeli
produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan terlibat
dalam perilaku pasca pembelian yang menarik bagi pemasar. Apa yang
menentukan apakah pembeli puas atau tidak puas dengan suatu pembelian?
Jawabannya terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja
produk yang dirasakan. Jika produknya tidak memenuhi ekspektasi, maka
konsumenlah yang akan mengalaminya kecewa; jika memenuhi harapan,
konsumen puas; jika melebihi ekspektasi, konsumen senang. Semakin besar
kesenjangan negatif antara harapan dan kinerja, semakin besar pula
ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa penjual harus
menjanjikan hanya apa yang dapat diberikan oleh merek mereka sehingga
pembeli merasa puas..
Keputusan pembelian
METODOLOGI PENELITIAN
Dr. Hj. Rahmawati, S.E., M.M., CPS., CMA. (2022). Apa Saja Variabel Penelitian
dalam Bidang Marketing ??? (Panduan bagi Peneliti Pemula). Universitas
Mulawarman.
Kotler, P., & Gary, A., & Lloyd C, H., & Hongwei He. (2020). Principles of marketing
eighth european edition. Pearson..
Taufan, M., & Azhari, M. Z. (2023). Pengaruh Promosi, Harga, Dan Fanatisme
Terhadap Keputusan Pembelian Jersey Orisinal (Studi Pada Supporter Persib
Bandung). IKRAITH-EKONOMIKA, 6(2), 202-208.