Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH TIM NASIONAL INDONESIA SEBAGAI BRAND AMBASSADOR

MILLS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN


(Survei Pada Fanbase Timnas di Akun Instagram @timnasindonesia)

Oleh:
Nama : Deni Arya Saputra
NPM : 20210110400087

Dosen Pengampu:
Dr. Oktaviana Purnamasari, S.Sos, M.Si.

Mata Kuliah:
Riset Iklan

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fashion merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penampilan dan gaya
sehari-hari. Benda-benda seperti pakaian dan aksesoris yang dikenakan tidak hanya
sekedar penutup badan dan hiasan saja, namun juga menjadi alat komunikasi untuk
menyampaikan identitas diri. Dalam perkembangannya, fashion tidak hanya mencakup
pakaian dan aksesoris seperti perhiasan seperti kalung dan gelang saja, namun benda-
benda fungsional lainnya yang dipadukan dengan elemen desain yang canggih dan unik
akan berhasil mengekspresikan dan meningkatkan penampilan pemakainya. Fashion
tidak hanya sebatas memakai pakaian yang layak saja namun fashion juga wujud
karakter penggunanya.

Dalam masyarakat yang menganggap gaya itu penting (atau bahkan gaya adalah
segalanya), semua manusia adalah seniman. Setiap orang dituntut untuk mampu
memainkan dan mengontrol perannya. Gaya pakaian, gaya rambut, aksesoris, preferensi
musik, dan pilihan aktivitas adalah bagian dari ekspresi identitas dan kepribadian.
Kemudian, seseorang dapat memilih tipe kepribadian yang diinginkan melalui contoh-
contoh kepribadian yang beredar, seperti bintang film, bintang iklan, penyanyi, model,
berbagai jenis yang ada atau seseorang dapat menciptakan gaya kepribadiannya sendiri
yang berbeda-beda, belum pernah digunakan oleh orang lain. Ini semua tentang gaya,
karena gaya adalah segalanya, dan segalanya adalah gaya. Dengan gaya, seseorang bisa
mengekspresikan siapa dirinya.

Dalam perkembangannya fashion tidak hanya melulu tentang pakaian formal dan
non normal saja, namun belakangan ini trend fashion sporty juga menjadi lifestyle saat
ini. Gaya hidup mengenakan fashion sporty tidak hanya dilakukan oleh remaja saja,
namun berbagai kalangan usia juga mengenakan fashion sporty tersebut. Mereka
mengenakan fashion sporty tidak hanya dalam berkegiatan olahraga namun dalam
berkegiatan diluar bahkan dalam acara formal mereka ada yang mengenakan pakaian
sporty tersebut, pakaian sporty yang biasa dikenakan ialah jersey sepakbola, Industri
olahraga yang sudah sangat familiar ditelinga seluruh elemen masyarakat.

Industri olahraga di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan


khususnya pada yang memiliki basis pendukung terbesar yaitu, sepakbola.
Persepakbolaan Indonesia terus berkembang seiring zaman, berbagai pagelaran
turnamen baik ASEAN bahkan internasional telah diikutinya. Membicarakan sepakbola
tidak terlepas dari pakaian yang dikenakan yaitu jersey. Jersey merupakan pakaian yang
dikenakan dalam melakukan kegiatan olahraga. Terkait jersey Tim Nasional Indonesia
memiliki jersey yang sudah cukup mendunia, yaitu Mills. Mills melakukan kerjasama
kontrak dengan menunjuk Timnas Indonesia sebagai apparel dan brand ambassador
pada 2019 silam.

Apparel Mills merupakan brand buatan anak bangsa yang berkecimpung dalam
industri olahraga. Mills didirikan oleh Tjia Kong Hau pada tahun 2018, usia yang masih
sangat muda namun brand Mills berani mengambil langkah sebagai apparel Tim
Nasional Indonesia, tidak hanya timnas Indonesia saja berbagai club di Liga 1 dan 2
Indonesia, seperti Persita Tangerang, Bhayangkara Presisi, Adhyaksa Farmel,
Nusantara United FC juga mengenakan brand Mills sebagai apparel jerseynya. Tidak
hanya club-club Indonesia saja, apparel Mills melebarkan sayapnya ke benua eropa,
Mills menjadi sponsor apparel pada club liga 2 Inggris Tranmere Rovers. Mills tidak
hanya memproduksi jersey sepakbola saja namun Mills memproduksi berbagai pakaian
olahraga, peralatan latihan, dan sebagainya.

Saat ini banyak sekali brand yang menjajakan berupa pakaian olahraga dan
sejenisnya, tidak hanya brand luar saja namun brand local juga sangat banyak yang
berkecimpung dalam menjadi sponsor apparel club-club hingga tim nasional sebuah
negara, Persaingan global di industri clothing sport membuat produsen clothing sport
harus meningkatkan penjualan pada sektor industri clothing sport dengan menggunakan
strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Salah satu strategi yang dilakukan oleh
produsen yaitu dengan menggunakan brand ambassador sebagai bintang iklan atau ikon
perusahaan untuk merepresentasikan produknya dimata konsumen. Selain penggunaan
brand ambassador untuk mengenalkan suatu produk, brand ambassador juga
dipergunakan untuk menarik konsumen untuk membeli produknya.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, dengan mayoritas
penduduknya menyukai olahraga sepakola, dengan jangkauan fans yang lebih luas,
tentu sangatlah menguntungkan dan bukan sesuatu hal yang tidak mungkin bagi Mills
untuk dapat mencoba meraih keuntungan dari para fans timnas Indonesia agar bisa
sehat secara finansial. Penghasilan sepak bola diberbagai liga di dunia bukan saja
berasal dari penjualaan tiket pertandingan, namun juga berasal dari penjualan
merchandise dan sponsor. Beberapa tahun terakhir jadwal pertandingan timnas
Indonesia cukup padat baik timnas kelompok umur maupun timnas senior, apalagi jika
pertandingan terlaksana Indonesia sebagai tuan rumah, banyak supporter berburu
aksesoris dan perlengkapan lainnya untuk menonton pertandingan. Jersey merupakan
varian yang sangat sering dikenakan oleh supporter, karena secara langsung dapat
terlihat bahwa ia mendukung klub kesayangannya. Jersey adalah sebutan untuk kostum
bertanding sebuah tim sepak bola untuk membedakan satu tim dengan yang lain.
Seiring berjalannya waktu, fungsi jersey mengalami pergeseran. Seragam tanding saat
ini berevolusi menjadi salah satu symbol identitas klub. Tak heran jika jersey kini
seperti barang yang wajib dimiliki supporter.

Penggunaan brand Mills sebagai apparel timnas Indonesia juga dengan tujuan
meningkatkan branding UMKM bahwasannya produk dalam negeri tidak kalah baik
kualitasnya dengan produk buatan luar. Penggunaan Timnas Indonesia sebagai brand
ambassador Mills terlihat berpengaruh besar dan menaikan citra merek. Saat ini banyak
sekali brand clothing sport yag bermunculan di Indonesia, seperti merek yang saat ini
sudah ada di pasar, yaitu Riors, Juara, Mar10, serta Sportama. Masing-masing
perusahaan tersebut saling bersaing untuk memperebutkan konsumen yang ada.

Menurut Rayon dalam Agi Rosadi (2021), perusahaan menggunakan brand


Ambassador untuk mempengaruhi dan orang untuk mempengaruhi konsumen agar
menggunakan produknya.
Menurut Rayon dalam Agi Rosadi (2021). Brand Ambassador merupakan sebuah
identitas yang berfungsi sebagai alat pemasaran yang mewakili pencapaian
individualisme terhadap produk. Brand Ambassador seharusnya menjadi alat
pemasaran. Representasi produk perusahaan biasanya berasal dari artis atau selebritis
sehingga dapat terhubung dengan konsumen untuk menargetkan pasar dan
meningkatkan penjualan. Tujuan dari penggunaan brand Ambassador adalah untuk
memperkenalkan merek kepada masyarakat luas, perusahaan akan membayar public
figure untuk menjadi brand Ambassador karena mereka melihat mereka diakui, dicintai
dan dihormati serta dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pelanggan terhadap merek
tersebut.

Perusahaan memilih brand ambassador dari kalangan orang-orang popular agar


bisa menjadi pendongkrak dalam promosi penjualannya. Selain itu brand ambassador
juga bisa membantu mendekatkan konsumen terhadap suatu produk, agar lebih menarik
minat konsumen terhadap suatu produk yang ditawarkan. Hal ini dapat menjadikan
konsumen yang membeli produknya dan mengenakan produknya seakan-akan menjadi
tokoh yang dikaguminya

Berkembangnya teknologi masa kini tidak dapat dipugkiri dari berbagai hal
negatif, makin canggihnya teknologi segelintir orang memanfaatkannya untuk
menguntungkan dirinya dengan memproduksi produk serupa yang persis dengan
produk asli yang diproduksi di pabrik, hal ini dapat merugikan perusahaan dimana
konsumennya membeli barang yang serupa dengan produknya namun tidak berasal dari
pabriknya atau bisa dikatakan barang tiruan atau kw. Dengan menggunakan brand
ambassador dapat menyadarkan konsumen bahwa produk yang dipasarkan merupakan
produk original.

Dalam Buku Arfah Yenni (2022:4). Fandy Tjiptono dalam jumal penelitian
Pratiwi, Suwendra, Yulianthini (2014) mengemukakan bahwa "Keputusan pembelian
merupakan salah satu bagian dari perilaku konsumen. Di mana, perilaku konsumen
merupakan tindakan yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh,
menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut". Pengambilan keputusan
merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan
dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Menurut Kotler dan Armstrong (2012:157), "Consumer buyer behavior refers to


the buying behavior of final consumers individuals and households that buy goods and
services for personal consumption", pengertian tersebut dapat diartikan bahwa perilaku
keputusan pembelian mengacu pada perilaku pembelian akhir dari konsumen, baik
individual, maupun rumah tangga yang membeli barang dan jasa konsumsi pribadi.
Arfah Yenni (2022)

A. FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN PEMBELIAN

Menurut Assael (dalam Muanas, 2014: 31), keputusan pembelian dipengaruhi oleh tiga
faktor yaitu: faktor internal, faktor eksternal, dan strategi pemasaran yang mengawasi
konsumen.

1. Faktor internal
Merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yang
berasal dari dalam diri konsumen. Faktor internal meliputi motivasi, persepsi,
pembelajaran, dan keyakinan (kepercayaan) dan sikap sebagai berikut (Sangadji
dan Sopiah, 2013: 41)

a. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen.


Motivasi adalah motif intern yang menyebabkan orang berperilaku seperti
yang mereka lakukan. Sedangkan motif adalah dorongan kebutuhan dan
keinginan individu yg diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan.

b. Persepsi merupakan proses individu untuk mendapatkan, mengorganisasi,


mengolah, dan menginterpretasikan informasi. Informasi yang sama bisa
dipersepsikan berbeda oleh individu yang berbeda. Terjadinya persepsi
dipengaruhi oleh pengalaman. Hasil dari pengalaman individu akan
membentuk suatu persepsi terhadap suatu produk. Perbedaan persepsi
konsumen akan menciptakan perilaku pembelian yang berbeda pula. Persepsi
dalam keputusan pembelian secara online meliputi persepsi kemudahan.
persepsi risiko, dan persepsi manfaat (wahyuningtyas dan widiastuti, 2015).

c. Pembelajaran merupakan perubahan perilaku individu yang terjadi sebagai


akibat adanya pengalaman.
d. Keyakinan dan sikap merupakan faktor internal (psikologis) yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

2. Faktor eksternal
Adalah faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang berasal dari luar diri
konsumen. Faktor eksternal meliputi budaya, kelas sosial, dan keanggotaan dalam
suatu kelompok sebagai berikut (Sangadji dan Sopiah. 2013:47):

a. Budaya adalah faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang tercermin


pada cara hidup, kebiasaan, dan radisi dalam permintaan akan bermacam-
macam barang dan jasa yang ditawarkan.

b. Kelas sosial mengacu pada pengelompokkan orang yang sama dalam perilaku
berdasarkan posisi ekonomi mereka dalam pasar.

c. Keanggotaan dalam suatu kelompok yang bermacam-macam alasan dalam


bergabung misalnya adanya kesamaan hobi, profesi, pendidikan, suku, etnis,
budaya, agama, bangsa dan lain-lain.

B. INDIKATOR KEPUTUSAN PEMBELIAN

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) keputusan pembelian adalah persepsi konsumen
terhadap pemilihan dari dua atau lebih alternatif keputusan pembelian, artinya bahwa
seseorang dapat membuat keputusan, apabila tersedia beberapa alternatif pilihan
Indikator yang digunakan untuk mengukur keputusan pembelian menurut Kotler &
Amstrong (2010) adalah:

1. Pengenalan masalah kebutuhan.


Proses memmbeli dengan mengenal masalah atau kebetulan pembelinya dari suatu
perbedaan antara keadaan yang sebenar nya dan keadaan yang
diinginkannya.kebutuhan itu dapat di gerakan oleh rangsangan dari dalam diri
pembeli atau dari luar.

2. Pencarian Informasi.
Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi
sehubungan dengan kebutuhannya

3. Evaluasi Alternatif.
Yang didapat dari calon pembe di gunakan untuk memperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai alternative alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing
masing alternatif.

4. Keputusan Pembelian.
Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam
menangani informasi yang diprolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang
harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan di beli.

5. Perilaku pasca pembelian


Apabila barang yang di beli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan,maka
pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap
negatif.bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan sehaliknya bila
konsumen mendapatkan kepuasan dari barang dibeli maka keinginan membelinya
semakin kuat Arfah Yenni (2022).

1.2. Identifikasi Masalah


1. Bagaimana persaingan sport brand di Indonesia?
2. Apakah Brand Ambassador berpengaruh terhadap penjualan?
3. Apakah penggunaan timnas sebagai Brand ambassador dapat mendongkrak
penjualan produk Mills?
4. Apakah Pengaruh Brand Ambassador Timnas Berdampak Positif Terhadap
Penjualan Mills?
5. Bagaimana Pengaruh Timnas Indonesia Terhadap Keputusan Pembelian Pada Brand
Mills?

1.3. Pembatasan Masalah


Agar penelitian ini tidak meluas maka dibatasi pada brand ambassador dan keputusan
pembelian, survei hanya dibatasai pada followers akun Instagram @timnnasindonesia

1.4. Rumusan Masalah


Adakah pengaruh Timnas Indonesia sebagai brand ambassador terhadap Keputusan
Pembelian Produk Mills Terhadap Followers Akun Instagram @timnasindonesia?

1.5. Tujuan Penelitian


1. Untuk Mengetahui Brand Ambassador Mills Pada Followers Akun Instagram
@timnasindonesia
2. Untuk Mengetahui Keputusan Pembelian Mills Pada Followers Akun Instagram
@timnasindonesia
3. Mengukur Pengaruh Tim Nasional Indonesia Sebagai Brand Ambassador Mills
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Followers Akun Instagram
@timnasindonesia

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1. Manfaat Akademis

Penelitian Ini berkontribusi pada kajian bidang keilmuan komunikasi pemasaran


khususnya pada brand ambassador dan keputusan pembelian.

1.6.2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan pertimbangan untuk mills dan dapat dijadikan sebagai pembuat
brand ambassador terhadap keputusan pembelian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERAGKA KONSEP

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Teori Utama (Grand Theory)

Komunikasi Pemasaran

Menurut Muliyati (2022:26-29) menjelaskan bahwa pemasaran merupakan suatu


proses yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bisnis. Pemasaran adalah suatu
proses menyeluruh, terpadu dan terencana yang dijalankan oleh organisasi atau
institusi dalam melakukan usaha agar mampu mengakomodir permintaan pasar
dengan cara menciptakan produk bernilai jual, menentukan harga,
mengkomunikasikan, menyampaikan dan saling bertukar tawaran yang bernilai bagi
konsumen, klien, mitra dan masyarakat umum. Pemasaran adalah aktivitas sosial dan
sebuah pengaturan yang dilakukan oleh perorangan ataupun sekelompok orang
dengan tujuan untuk mendapatkan tujuan mereka dengan jalan membuat produk dan
menukarkannya dengan besaran nominal tertentu ke pihak lain. Pemasaran lebih
diidentikan dengan proses pengenalan produk atau layanan kepada konsumen yang
potensial. Semua konsep atau aspek marketing mix akan saling berhubungan satu
sama lain. Sehingga perusahaan harus menjalankan keseluruhan secara proporsional
dan beriringan untuk memastikan supaya bisnis dapat berjalan lebih baik sesuai
dengan rencanya sebelumnya.

Aspek-aspek untuk pemasaran ini meliputi periklanan, public relation, promosi,


distribusi, penjualan dan pelayanan konsumen. Proses pemasaran produk atau layanan
dilakukan dengan bauran pemasaran, antara lain:

1. Produk (Product), yaitu item yang akan ditawarkan oleh suatu bisnis kepada
calon konsumen.
2. Harga (Price), yaitu berapa nilai yang dipatok oleh suatu bisnis untuk produk
atau layanan yang ditawarkan.
3. Tempat (Place/Distribution), ini merujuk pada proses distribusi produk yang
akan ditawarkan kepada konsumen.
4. Promosi (Promotion) yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk
menyampaikan informasi mengenal karakteristik dan manfaat produk/layanan
kepada calon konsumen
5. People dalam mix marketing mengacu pada siapa saja yang secara langsung
atau tidak langsung terlihat dalam perzsahaan Bukan hanya pelanggan akan
tetapi termasuk staf dalam perusahaan seperti sufes customer service, marketing.
Layanan pelanggan menjadi suatu keharusan bagi setiap bisnis yang berpusat
pada pelanggan Perusahaan harus memastikan bahwa setiap orang yang
mewakili perusahaan mempunyal sikap yang ramah, profesional, cerdas dan
terampil untuk memberikan customer experience yang terbaik
6. Process, cara pengiriman produk ke pelanggan Pada dasarnya proses
menggambarkan serangkaian tindakan yang terlibat dalam memberikan
pelayanan pada pelanggan. Semakin mudah dan cepat proses pengiriman kepada
pelanggan maka pelanggan semakin puas Era digital saat ini, ulasan buruk
memilik kekuatan yang dapat menghancurkan perusahaan Jadi pastikan setiap
hagan dari perjalanan pembeli mulus dan efurn
7. Physical evidence (bukti fisik) memberikan isyarat tentang lolitas pengalaman
yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan Hal tersebut penting karena sifat jasa
yang tidak berwujud Pelanggan harus mendapatkan beberapa peurak nyata agar
mereka yakin untuk membes produk perumahan Utamakan penggunaan sinus
web, brunding media sonal logo delirl toko kemasan produk atau email. Semua
clemen tu menawarkan kepada pelanggan sebagai bukti fisik yang mereka
butuhkan untuk memastikan bahwa pernahaan layak, andal dan nyata.

Beberapa jenis strategi komunikasi pemasaran, sebagai berikut:

1. Word of Mouth Marketing. Calon konsumen mendapatkan Informasi produk


dari customer lain. WOM atau promosi dari mulut kemulut disampaikan secara
oral dan sangat excited ingin membagikan informasi penting pada orang lain.
Hal ini menjadi kebiasaan konsumen saat berkur pul dengan orang lain.
Meskipun strategi ini dikenal sangat lama namun cara ini masih ampuh sampai
sekarang, khususnya di bidang makanan.
2. Call to Action (CTA). Bila trafik dari website berhasil menghasilkan penjualan,
berarti website telah melakukan pemasaran CTA. Jenis kampanye ini
memanfaatkan website yang memakai text, grafik dan elemen web yang
lainnya. Cara ini cukup ampuh untuk menarik konsumen online dengan
jangkauan yang lebih luas. Meskipun demikian bukan berarti pemilik website
tersebut tidak melakukan analisis. Pemasaran dengan CTA justru harus benar-
benar spesifik karena biasanya pengunjung lebih suka mencari produk
berdasarkan kata kunci.
3. Relationship Marketing. Banyak yang berpendapat relationship marketing jauh
lebih efektif. Bahkan banyak perusahaan yang melakukan hal ini ketimbang
menghabiskan dana untuk memperoleh konsumen baru Alasannya karena
kebanyakan pelanggan lebih loyal saat meluncurkan produk baru.
4. Cloud Marketing, Jenis pemasaran yang satu ini masih terbilang baru. Cloud
marketing memasukkan semua sumberdaya dan asetnya melalui online. Salah
satu contoh doud marketing adalah affiliate program yang dilakukan oleh
Amazon. Amazon memungkinkan assiciates untuk memodifikasi dan
mengembangkan sumber daya tersebut. Tidak heran bila buku, acara televisi,
film dan lainnya bisa diakses secara online oleh konsumen melalui Kindle Fire.
5. Public Relation Marketing. Salah satu jenis pemasaran yang paling penting
adalah Public Relations. Banyak sekali perusahaan yang bekerjasama dengan
media untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya produk dan keuntungan
yang dimiliki saat produk ini dimiliki oleh konsumen.

2.1.2. Teori yang Merujuk Pada Konsep Utama Yang Dipakai Oleh Judul

Periklanan

Dalam buku Morisan, M.A (2015:18-21) Iklan adalah salah satu bentuk
promosi yang paling dikenal dan paing banyak dibahas banyak orang, hal ini
memungkinkan karena daya jangkauannya yang luas. Iklan juga menjadi
instrument promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang
memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas.
Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya, antara satu jenis industri dengan industri lainnya, dan antara satu situasi
dengan situasi lainnya. Demikian juga, kon- sumen yang menjadi target suatu
iklan juga berbeda antara satu jenis produk dengan produk lainnya. Suatu
perusahaan beriklan dengan tu- juan untuk mendapatkan respons atau aksi
segera melalui iklan media massa. Perusahaan lain mungkin bertujuan untuk
lebih mengembang- kan kesadaran atau ingin membentuk suatu citra positif
dalam jangka panjang bagi barang atau jasa yang dihasilkannya.

Jenis-jenis iklan

1. Iklan antar-Bisnis

Iklan antar bisnis atau business-to-business advertising adalah iklan


de- ngan target kepada satu atau beberapa individu yang berperan
memengaruhi pembelian barang atau jasa industri untuk kepentingan
perusahaan di mana para individu itu bekerja. Barang-barang industri
(industrial goods) adalah produk yang akan menjadi bagian dari produk lain
(misalnya, bahan men- tah atau komponen), atau produk yang digunakan
untuk membantu suatu perusahaan melakukan kegiatan bisnisnya (peralatan
Rhtor, komputer, dan lain-lain). Jasa pelayanan bisnis, seperti asuransi, jasa
biro perjalanan, dan pelayanan kesehatan masuk dalam kategori ini.

2. Iklan Profesional

Iklan profesional atau professional advertising adalah iklan dengan


target kepada para pekerja profesional seperti dokter, pengacara, dokter
gigi, ahli teknik, dan sebagainya dengan tujuan untuk mendorong mereka
mengguna- kan produk perusahaan dalam bidang pekerjaan mereka. Iklan
semacam ini juga digunakan untuk mendorong para profesional untuk
merekomendasikan penggunaan merek produk tertentu kepada para
konsumen.

3. Iklan Perdagangan

Iklan dengan target pada anggota yang mengelola saluran pemasaran


(marketing channel), seperti pedagang besar, distributor serta para pengecer
Tujuan iklan semacam ini adalah untuk mendorong para anggota saluran
un- tuk memiliki, mempromosikan, serta menjual kembali merek produk
tertentu kepada para pelanggannya.

Brand Ambassador

Menurut Doucett (2008) menjelaskan di dalam buku Anang Firmansyah


(2019:137) Dalam kehidupan manusia, beberapa keputusan dipengaruhi oleh
idola atau trendsetter. Dalam dunia pemasaran trendsetter ini sering digunakan
untuk menjadi brand ambassador. Brand ambassador adalah seseorang yang
mempunyai passion terhadap brand dan dapat mempengaruhi atau mengajak
konsumen untuk membeli atau menggunakan suatu produk. Brand ambassador
adalah seseorang yang memiliki passion terhadap brand, mau
memperkenalkannya, dan bahkandengan sukarela memberikan informasi
mengenai brand.

Penggunaan brand ambassador dilakukan oleh perusahaan untuk


mempengaruhi atau mengajak konsumen untuk menggunakan produk,
penggunaan brand ambassador biasanya menggunakan selebrity yang terkenal
Royan (2004) dalam buku Anang Firmansyah (2019:137). Bagi sebuah
perusahaan, penggunaan brand ambassador bertujuan untuk mempengaruhi
konsumen dalam membeli produk. Perusahaan harus mampu mengetahui
permintaan konsumen sehingga perusahaan dapat memilih 4brand ambassador
yang tepat untuk produknya. Brand ambassador yang tepat ini berfungsi untuk
mempengaruhi dan menjadi trendsetter atas produk yang perusahaan jual.
Diharapkan dengan adanya brand ambassador dapat meningkatkan pembelian
konsumen dengan pengaruh brand ambassador tersebut. Indikator Brand
Ambassador ada tiga karakteristik yang dibutuhkan oleh Brand ambassador
yang dapat dijadikan indkator adalah daya tarik (attractiveness), dapat
dipercaya (trustworthiness), dan keahlian (expertise).

1. Attractiveness (daya tarik), Bukan hanya berarti daya tarik fisik, tetapi
meliputi sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri
pendukung: kecerdasan, sifat-sifat kepribadian, gaya hidup, keatletisan
tubuh, dan sebagainya.
2. Trustworthiness (kepercayaan), Ttingkat kepercayaan, ketergantungan,
seperti seseorang yang dapat di percaya.
3. Expertise (keahlian), Keahlian yang mengacu pada pengetahuan,
pengalaman, atau keterampilan yang dimiliki seseorang pendukung yang
berhubungan dengan topik yang diwakilinya. Dalam memilih brand
ambassador, pemasar produk perlu memperhatikan karakteristik yang
dapat mempengaruhi keberhasilan endoserement yang dilakukan
perusahaan.

Menurut Rahmawati (2022:78-79) dalam memilih Brand


Ambassador, perusahaan baiknya memperhatikan kualitas sang BA,
kualitas seorang Brand Ambassador dapat diukur dengan BA congruence,
BA credibility. BA attractiveness, BA Power.

a) Brand Ambassador Congruence

Brand ambassador congruence merupakan adanya kesesuaian antara


selebriti dan brand, yang menjadi konsep inti dari adanya brand
ambassador. Menurut Erdogan, dkk. (2001), tingkat kesesuaian antara
selebriti dan brand adalah salah satu kriteria utama dalam memilih brand
ambassador.

b) Brand Ambassador Credibility

Brand ambassador credibility merupakan faktor penting dalam


keberhasilan kekuatan sebuah brand, yang merupakan aspek lengkap dari
diplomasi publik Dalam dunia pemasaran.

Diplomasi publik adalah seni dan praktik negoisasi atau sebagai


komunikator oleh seorang brand ambassador yang mewakili sebuah brand
dengan tujuan memperkuat brand perusahaan dalam hubungannya dengan
pelanggan dan pesaing dengan memajukan kepentingan yang menjadi
tanggung jawabnya.

c) Brand Ambassador Attractiveness

Brand ambassador attractiveness merupakan penampilan fisik


maupun non fisik yang dapat mempromosikan sebuah produk. Singh
(2017) menyatakan bahwa komunikator yang menarik secara fisik terbukti
lebih berhasil dalam mempengaruhi perilaku dan kepercayaan konsumen
yang kurang tertarik.

d) Brand Ambassador Power

Brand ambassador power adalah karisma yang dikeluarkan oleh


brand ambassador untuk merangsang konsumen sehingga konsumen
terpengaruh untuk membeli atau menggunakan produk. Kekuatan dari
persuasi atau bujukan yang dikeluarkan oleh selebriti (as brand
ambassador) terhadap suatu produk berbeda-beda antara satu selebriti
dengan yang lain.

2.1.3. Teori yang Merujuk Pada Konsep Kedua yang Dipakai Oleh Judul

Keputusan pembelian

Dalam buku Yeni Arfah (2022) menurut Muanas (2014: 26), menyatakan
bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah proses penilaian dan pemilihan
dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan
menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Keputusan
pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih
salah satu diantaranya (Sangadji dan Sopiah, 2013: 120).

Menurut (Philip Kotler, Gary Armstrong, Lloyd C. Harris, Hongwei He,


2020) Pada tahap evaluasi, konsumen mengurutkan merek dan membentuk niat
pembelian. Umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek
yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang bisa berada di antara niat
membeli dan keputusan membeli. Faktor pertama adalah sikap dari yang lain.
Jika seseorang yang penting bagi Anda berpikir bahwa Anda harus membeli
mobil dengan harga terendah, maka kemungkinan Anda membeli mobil yang
lebih mahal berkurang. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak
terduga. Konsumen dapat membentuk niat membeli berdasarkan faktor-faktor
seperti pendapatan yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat
produk yang diharapkan.
Sekarang kita telah melihat pengaruh-pengaruh yang mempengaruhi
pembeli, kita siap untuk melihat bagaimana konsumen membuat keputusan
pembelian. menunjukkan bahwa proses keputusan pembeli terdiri dari lima
tahapan: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Jelasnya, proses pembelian
dimulai jauh sebelum pembelian sebenarnya dan berlanjut lama setelahnya.
Pemasar perlu fokus pada keseluruhan proses pembelian, bukan pada hal-hal
tersebut keputusan pembelian saja.

a. Pengenalan pengakuan
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan pembeli
mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dipicu
oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang
misalnya rasa lapar atau haus meningkat ke tingkat yang cukup tinggi
sehingga menjadi dorongan. Suatu kebutuhan juga dapat dipicu oleh
rangsangan eksternal. Misalnya, sebuah iklan atau diskusi dengan teman
mungkin membuat Anda berpikir untuk membeli mobil baru. Pada tahap
ini, pemasar harus meneliti konsumen untuk mengetahui jenis kebutuhan
atau masalah apa yang muncul, apa yang menyebabkannya, dan bagaimana
hal tersebut mengarahkan konsumen pada produk tertentu.
b. Pencarian informasi
Konsumen yang tertarik mungkin atau mungkin tidak mencari
informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang
memuaskan sudah dekat, kemungkinan besar dia akan membelinya. Jika
tidak, konsumen mungkin menyimpan kebutuhannya dalam memori atau
melakukan pencarian informasi terkait kebutuhan tersebut. Misalnya,
setelah Anda memutuskan membutuhkan mobil baru, setidaknya Anda
mungkin akan lebih memperhatikan iklan mobil, mobil milik teman, dan
percakapan tentang mobil. Atau Anda mungkin aktif mencari secara online,
berbicara dengan teman, dan mengumpulkan informasi dengan cara lain
c. Evaluasi alternatif
Kita telah melihat bagaimana konsumen menggunakan informasi
untuk sampai pada serangkaian pilihan akhir merek. Selanjutnya, pemasar
perlu mengetahui tentang evaluasi alternatif, yaitu bagaimana konsumen
memproses informasi untuk memilih di antara merek-merek alternatif.
Sayangnya, konsumen tidak menggunakan proses evaluasi yang sederhana
dan tunggal dalam semua situasi pembelian. Sebaliknya, beberapa proses
evaluasi sedang berjalan.
Cara konsumen mengevaluasi alternatif pembelian bergantung pada
konsumen individu dan situasi pembelian spesifik. Dalam beberapa kasus,
konsumen menggunakan perhitungan yang cermat dan pemikiran logis. Di
lain waktu, konsumen yang sama hanya melakukan sedikit atau bahkan
tidak melakukan evaluasi sama sekali. Sebaliknya, mereka membeli
berdasarkan dorongan hati dan mengandalkan intuisi. Terkadang konsumen
membuat keputusan pembelian sendiri; terkadang mereka meminta saran
pembelian kepada teman, tenaga penjualan online
d. Keputusan pembelian
Pada tahap evaluasi, konsumen mengurutkan merek dan membentuk
niat pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen adalah
membeli merek yang paling disukai, namun ada dua faktor yang bisa
muncul di antara niat membeli dan keputusan pembelian. Faktor pertama
adalah sikap orang lain. Jika seseorang yang penting bagi Anda berpikir
bahwa Anda sebaiknya membeli mobil dengan harga terendah, maka
kemungkinan Anda membeli mobil yang lebih mahal akan berkurang.
Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak terduga. Konsumen
dapat membentuk niat membeli berdasarkan faktor-faktor seperti
pendapatan yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk
yang diharapkan. Namun, kejadian tak terduga dapat mengubah niat
membeli. Misalnya, perekonomian mungkin memburuk, pesaing dekat
mungkin menurunkan harganya, atau seorang teman mungkin melaporkan
kekecewaannya terhadap mobil pilihan Anda. Jadi, preferensi dan bahkan
niat membeli tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian yang sebenarnya
e. prilaku pasca pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir ketika produk dibeli. Setelah membeli
produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan terlibat
dalam perilaku pasca pembelian yang menarik bagi pemasar. Apa yang
menentukan apakah pembeli puas atau tidak puas dengan suatu pembelian?
Jawabannya terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja
produk yang dirasakan. Jika produknya tidak memenuhi ekspektasi, maka
konsumenlah yang akan mengalaminya kecewa; jika memenuhi harapan,
konsumen puas; jika melebihi ekspektasi, konsumen senang. Semakin besar
kesenjangan negatif antara harapan dan kinerja, semakin besar pula
ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa penjual harus
menjanjikan hanya apa yang dapat diberikan oleh merek mereka sehingga
pembeli merasa puas..

2.2. Penelitian Terdahul

No Identitas Judul penelitian Metode Temuan atau hasil


peneliti
1 Muhammad Pengaruh Promosi, Survei Hasil dari penelitian ini
Taufan, Harga, Dan kuantitatif menunjukkan bahwa
Muhammad Fanatisme Promosi tidak
Zakky Azhari Terhadap berpengaruh secara
Jurnal Ikrath- Keputusan signifikan terhadap
Ekonomika Vol Pembelian Jersey Keputusan Pembelian,
6 No 2 Juli Orisinal (Studi sedangkan Harga dan
2023 Pada Supporter Fanatisme berpengaruh
Persib Bandung) secara signifikan
terhadap Keputusan
Pembelian jersey
orisinal pada supporter
Persib Bandung.
2 Arabela Annisa Pengaruh Brand Pendekatan Hasil penelitian ini
Nureza, Hanifa Ambassador NCT kuantitatif. menunjukkan bahwa (1)
Maulani 127 Terhadap variabel Brand
Ramadhan Purchase Decision Ambassador
Jurnal EK & Melalui Brand berpengaruh signifikan
BI, Volume 6, Trust Pada E- terhadap Brand Trust,
Nomor 1 Juni commerce (2) variabel Brand
2023 Blibli.com. Ambassador
berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan
Pembelian, (3) variabel
Brand Trust
berpengaruh signifikan
terhadap Pembelian
Keputusan, (4) terdapat
hubungan tidak
langsung hubungan
positif antara Brand
Ambassador terhadap
Keputusan Pembelian
melalui Kepercayaan
Merek.
3 Muhammad Pengaruh Brand Pendekatan Hasil penelitian
Haque Hirzal, Ambassador Kuantitatif. menunjukkan bahwa: 1)
Rizky terhadap Brand Ambassador
Dermawan, Keputusan berpengaruh terhadap
Egan Evanzha Pembelian pada Keputusan Kembelian,
Yudha.Amriel. Produk Luwak 2) Brand Ambassador
Jurnal White Koffie di berpengaruh terhadap
Ekonomi, Surabaya dengan Citra Merek, 3) Citra
Keuangan & Citra Merek Merek berpengaruh
Bisnis Syariah, sebagai Variabel terhadap Keputusan
2024, 6.2: Intervening. Pembelian dan 4) Brand
4004-4014. Ambassador melalui
Citra Merek
berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian.

2.3. Kerangka Konsep

Keputusan pembelian

Brand Ambassador  Tujuan


 Identifikasi alternatf
• Daya Tarik
 Faktor yang tidak di
• Kepercayaan ketahui sebelumnya
2.4. Hipotesis

H0 tidak ada pengaruh antara Tim Nasional sebagai brand ambassador


Mills terhadap keputusan pembelian.

HA ada pengaruh antara Tim Nasional sebagai brand ambassador Mills


terhadap keputusan pembelian.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Lokasi survei ini dilakukan Pada Fanbase Timnas di Akun Instagram
@timnasindonesia, adapun Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Desember
2023 sampai dengan Januari 2024.

3.2. Pendekatan Peneliatian


3.3. Metode Penelitian
3.4. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
3.5. Populasi dan Sampel (Teknik Sampling)
3.6. Pengukuran dan Pengamatan Variabel Penelitian (<500 slofim, >500 taroyamane)
3.7. Teknik Pengumpulan Data (Kuesioner)
3.8. Teknik Analisis Data (Analisis Linier Sederhana Untuk 2 Variabel, Analisis
Regresi Berganda Lebih dari 2 Variabel)
3.9. Uji Validitas dan Realibitas Cronbach
Daftar Pustaka

Arfah Yenni. (2022). Keputusan Pembelian Produk. PT Inovasi Pratama Internasional

Burhanuddin, D.R, Ni Desak, M.S.D, Muliyati, Muhammad Umar A, Hadawiah, Yane


P.S, Sukrin, Intisari H, Muhammad H.S, Wayan A, Salehan. (2023). Komunikasi
Pemasaran. Global Eksekutif Teknologi.

Dr. Hj. Rahmawati, S.E., M.M., CPS., CMA. (2022). Apa Saja Variabel Penelitian
dalam Bidang Marketing ??? (Panduan bagi Peneliti Pemula). Universitas
Mulawarman.

Haque, M. H., Dermawan, R. D., & Amriel, E. E. Y. (2023). Pengaruh Brand


Ambassador terhadap Keputusan Pembelian pada Produk Luwak White Koffie di
Surabaya dengan Citra Merek sebagai Variabel Intervening. Al-Kharaj: Jurnal
Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah, 6(2), 4004-4014.

Kotler, P., & Gary, A., & Lloyd C, H., & Hongwei He. (2020). Principles of marketing
eighth european edition. Pearson..

Morisan, M.A. (2015). Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu.


Ramadhan, H. M. (2023). Pengaruh Brand Ambassador Nct 127 Terhadap Purchase
Decision Melalui Brand Trust Pada E-Commerce Blibli. Com. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis (EK dan BI), 6(1), 167-175.

Taufan, M., & Azhari, M. Z. (2023). Pengaruh Promosi, Harga, Dan Fanatisme
Terhadap Keputusan Pembelian Jersey Orisinal (Studi Pada Supporter Persib
Bandung). IKRAITH-EKONOMIKA, 6(2), 202-208.

Anda mungkin juga menyukai