Anda di halaman 1dari 10

Tugas

Praktikum Pemasaran
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Pemasaran
Dosen Pengampu : Khaeru Nisa Aulia Urakhma, SE., M.M.

Disusun oleh:

Muhammad Rizal Adiantono ( 63040200105 )

PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SALATIGA
2023
Lapora Riset Konten Marketing Online PT. Adco Pakis Mas (Aerostreet) Media Instagram

https://instagram.com/aerostreet?igshid=YmMyMTA2M2Y=

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Instagram adalah aplikasi berbagai foro dan video, instagram merekomendasikan beragam
macam fitur yang berada diinstagram seperti direct ,assage (DM), kolom komentar dan tanda suka
yang mampu dipergunakan menajalankan komunikasi sesame publik. Pentingnya bagi pemilik
usaha agar menjalani komunikasi dengan publik, bagi calon konsumen menjadikan bagian paling
penting agar semakin memahami apa yang telah disampaikan. Pemilik usaha mampu
menyampaikan membagikan informasi produk dengnan baik dan benar kepada calon konsumen,
konsumen telah memahami pesan yang telah di sampaikan.

Ditawarkan produk atau jasa dari pemebelian untuk calon pembeli agar dapat mampu
mengajak perilaku dan sikap hal tersebut merupakan strategi komuniasi dilakukan oleh pemilik
usaha. Keutamaan produk dalam suatu pelaku usaha yang terjual secara online dapat dipahami
oleh calon konsumen jika adanya informasi yang jelas dan mendetail perihal produk yang dijual.
Produk yang terjual secara online tidak dilihat langsung oleh calon konsumen dapat mudah
dipahami oleh konsumen apabila ada informasi yang memaparkan produk tersebut kemudian
strategi pemasaran yang dipergunakan oleh pemilik usaha online dapat mencapai hasil yang lebih
baik.

Strategi pemasaran pun mampu berhasil beserta adanya konsukuen dan berkepanjangan
tersangkut 2 promosi yang telah dilakukanan dan pemeilik usaha agar mampu melaksanakan
komunikasi yang mampu mengajak pemahaman, sikap dan perilaku pembeli bagi calon konsumen.
Adanya strategi komunikasi yang terjalin dengan baik dan sempurna artinya kunci dari
keberhasilan strategi pemasaran. Keberhasilan dari sebuah media seperti sarana strategi
lomunikasi dibujuk oleh bagaimana media tersebut di operasikan dan di kelola.
Salah satu pemilik sesutau usaha yang mempergunakan media instagram sebagai saluran atau
media pemasaran adalah online shop Aerostreet. Online shop Aerostreet didirikan oleh Aditya Caesarico
dengan membuat akun instagram bernama Aerostreet sejak tahun 2015. Online shop Aerostreet
merupakan toko online yang menjual Fashion : Baju Apparel, Sepatu, Sandal.

Instagram dipilih sebagai media penjualan online oleh online shop Aerostreet karena eksistensi
Instagram dibandingkan media social lainnya, seperti Facebook dan Twitter. Selain itu, Instagram lebih
dipilihnya dibandingkan marketplace-marketplace yang sedang berkembang seperti Tokopedia, Shopee,
Buka Lapak, dan lain sebagainya, karena cara penggunaan Instagram lebih simple dibandingkan berjualan
melalui marketplace online meskipun marketplace mempunyai jaminan keamanan yang lebih tinggi
dibandingkan hanya melalui Instagram.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana segmentasi pasar Aerostreet di media instagram ?
2. Bagaimana target pasar Aerostreet di media instagram ?
3. Bagaimana posisi pasar Aerostreet di media instagram ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui segmentasi pasar Aerostreet di media instagram ?
2. Untuk mengetahui target pasar Aerostreet di media instagram ?
3. Untuk mengetahui posisi pasar Aerostreet di media instagram ?
PEMBAHASAN
A. Segmentasi Pasar
1. Menciptakan Produk Inovasi dengan Strategi Marketing Co – Branding

Gambar 1. Produk sepatu Aerostreet x Co-Branding : lifestyle.bisnis.com

Seiring perkembangan zaman, brand - brand menerapkan strategi marketing yang semakin
berkembang dan bervariasi untuk menciptakan sebuah inovasi produk dari suatu brand. Persaingan
pasar yang semakin ketat, membuat beberapa brand berkolaborasi bersama brand lainnya baik
jenis produk yang sama maupun produk yang saling bertolak belakang. Strategi marketing tersebut
dikenal dengan istilah Co - branding.

Co - branding merupakan strategi marketing dengan memanfaatkan brand lainnya atau


berkolaborasi untuk menghasilkan sebuah produk dari perpaduan dari brand satu dengan brand
lainnya guna meningkatkan brand awareness, mendapatkan konsumen yang lebih luas serta saling
menguntungkan antara pihak brand yang berkolaborasi.

Masing-masing brand memberikan konsep yang menjelaskan identitas brand mereka


melalui logo, warna, bentuk, dan konsep lainnya untuk mempertegas identitas dari brand dan
menghasilkan sebuah produk baru yang unik.

 Kelebihan co - branding
 Co - branding tidak hanya tertuju pada konsumen loyal melainkan juga mendatangkan konsumen
baru yakni salah satunya konsumen dari brand lain yang berkolaborasi
 Menciptakan produk - produk yang unik dan berinovasi sehingga dapat meningkatkan minat
konsumen
 Meningkatkan brand recognition dari masing-masing brand yang saling berkolaborasi
 Masing-masing brand merasa terhormat atas ajakan berkolaborasi dan mendapatkan kredibilitas
saat berkolaborasi dengan brand yang memiliki reputasi tinggi
 Menghemat anggaran pengeluaran untuk promosi produk baru
 Kelemahan co - branding

 Berisiko tinggi terhadap brand image yang sudah dibangun sejak awal karena brand image akan
saling berbenturan dan dapat membingungkan konsumen
 Segmen pasar akan menyimpang dari segmentasi pasar yang sejak awal ditentukan oleh masing-
masing brand, jika berkolaborasi dengan brand yang jenis produknya saling bertolak belakang dan
gagal menunjukkan keterkaitan brand kepada konsumen sehingga produk dinilai tidak masuk akal
 Masing-masing brand yang berkolaborasi dituntut untuk saling percaya dan berbagi sumber daya
Strategi co - branding dapat mendatangkan profit bagi brand sekaligus berisiko tinggi untuk brand.
Namun banyak brand yang sukses melakukan co - branding dengan brand lainnya. Salah satunya
brand Aero street yang berkolaborasi dengan brand local Indonesia. Brand Aero street merupakan
brand sepatu lokal asli Indonesia yang memiliki segmentasi pasar yang ditujukan untuk kalangan
anak muda serta mengedepankan produk lokal Indonesia. Brand Aero street menerapkan co -
branding dengan brand - brand lokal Indonesia lainnya dengan segmentasi pasar yang mirip
segmentasi pasar dari brand Aero street seperti berkolaborasi dengan brand makanan, minuman,
esport, musisi, dagelan, dan brand lokal lainnya. Meskipun jenis produknya bertolak belakang
dengan brand sepatu Aero street. Namun mereka sukses melakukan co - branding. Selain itu brand
Aero street yang dikenal dengan harga yang sangat terjangkau secara bersamaan dengan co -
branding juga menerapkan strategi marketing dengan menyediakan stock limited pada produk baru
dari co - branding. Hal tersebut merupakan bagian dari strategi marketing yang bermain dengan
psikologis konsumen sehingga konsumen merasa tergugah untuk berlomba-lomba membeli
produk tersebut serta dinilai special karena tidak semua orang dapat memilikinya. Co - branding
dapat dilakukan oleh dua atau lebih brand serta tidak hanya untuk berkolaborasi dengan
segmentasi pasar yang sama melainkan juga dapat berkolaborasi dengan brand yang bertolak
belakang dengan segmentasi pasar antar brand untuk menghasilkan suatu produk yang lebih
berinovasi dan unik.

B. Target Pasar Aerostreet

Aerostreet, brand sepatu asal Klaten, Jawa Tengah langsung bermanuver ke


penjualan online begitu pemberlakuan pembatasan kegiatann. “Tahun 2020 Februari atau
Maret, waktu Indonesia kena Covid, kita mulai beralih ke online. Kita ga paham apapun
tentang online. Bikin Instagram juga baru 2020 itu juga,” ungkap pemilik Aerostreet
Adhitya Caesarico. Pemasaran daring dilakukan Rico melalui platform e-commerce.
Perubahan strategi ini ternyata malah menguntungkan Aerostreet.

“Dulunya offline, proses untuk distribusi ini tadi membutuhkan waktu perjalanan
1-2 minggu, didistribusikan lagi ke toko retail. Tapi kalau dengan online, kita benar-benar
posting hari ini, lima menit kemudian ada yang beli untuk sampai dengan konsumen,”
terang Rico.

Promo gencar di media sosial diutamakan karena target pasarnya adalah kalangan
milenial dan gen Z. Brand yang lahir pada 2015 selalu memantau selera pasar dan karakter
konsumen mereka.

“Pertama nguatin divisi research & development (R&D). Orang-orangnya harus


milenial-milenial. Sudut pandangnya harus ada orang baru terus di divisi R&D. Supaya
produknya benar-benar fresh,” imbuh Rico.

Berbeda dengan merk lain, Rico menekankan strategi menjual sepatu dengan satu
harga sebagai strategi branding. Harga murah dan model yang bervariasi menjadi daya
tarik konsumen untuk mengoleksi sepatu keluaran Aerostreet.

C. Positioning Pasar Aerostreet


Produk lokal saat ini tengah menjadi perhatian pemerintah. Presiden Jokowi berulang kali
menegaskan untuk mendukung produk lokal, seperti dikutip dalam CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membeli
produk lokal dari pada produk impor, meskipun harga yang dijual lebih mahal. Menurut Jokowi,
belanja produk dalam negeri melalui e-katalog dapat menciptakan nilai tambah, membangkitkan
pertumbuhan ekonomi dalam negeri, dan efisiens. Dukungan pemerintah ini berdampak positif
pada minat pasar kepada brand lokal. Presiden Jokowi pun menjadikan dirinya role model yang
selalu menggunakan produk lokal dalam outfitnya sehari-hari. ‘gimmick’ ini sebagai bentuk
kampanye positif betapa pemerintah mendukung penuh perkembangan produk dalam negeri.

Salah satu produk lokal yang saat ini sedang mencuri minat masyarakat yakni produk
sepatu. Sepatu lokal mulai menjadi pilihan masyarakat untuk digunakan sehari-hari, kualitas dan
modelnya sudah mampu bersaing dengan brand luar negeri. Harganya pun cukup terjangkau.
Mulai dari sepatu sneakers hingga sepatu olahraga, yang belakangan sedang menjadi tren fesyen
di kalangan anak muda. Menariknya, peminat sepatu lokal buatan Indonesia juga terus meningkat.
E-commerce Tokopedia mencatat bahwa transaksi sepatu lokal mengalami peningkatan meski di
masa pandemi COVID-19.

Tentunya hal tersebut adalah indikator positif bergairahnya pasar sneakers lokal, yang saat
ini makin banyak diisi merek-merek baru dengan kreativitas desain menarik dan dibarengi kualitas
mumpuni. Tak heran jika saat ini sneaker lokal jadi identitas anak muda kekinian. Hal ini juga
menjadi trend positif bagi brand dalam negeri dalam bersaing tidak hanya dengan sesama produk
lokal, namun juga dengan brand-brand raksasa dunia di dalam negeri, tentunya dengan harapan
kita menjadi raja di negeri sendiri. Dalam upaya meningkatkan minat masyarakat terhadap brand
lokal ini tentu butuh strategi brand building yang tepat.

Perubahan marketing behavior dan consumen behavior sebagai dampak dari


perkembangan teknologi dan era pandemi menjadi acuan penting bagi semua pelaku bisnis dalam
membangun brand mereka. Pemasaran melalui platform digital benar-benar dimanfaatkan secara
optimal oleh para pelaku bisnis tak terkecuali brand lokal dalam rangka meningkatkan penjualan
maupun brand awerness. Sejalan karakteristik marketing 4.0, para pelaku bisnis membangun
enggament dengan cara membuat konten-konten yang menarik dan unik, serta menjaga interaksi
dengan ‘calon konsumen’ melalui komunikasi yang intens di platform dan marketplace maupun
dengan teknik uniq selling propotition masing-masing. Salah satu strategi periklanan yang marak
digunakan sampai saat ini yakni dengan kolaborasi kreatif antar brand.
Bentuk kolaborasi yang umum dilakukan yaitu dengan cara bundle product, yaitu
kolaborasi antar dua brand besar agar menarik perhatian konsumen sekaligus meningkatkan
pembelian. Bundle project memungkinkan terjadinya penghematan budget biaya perikalanan
dengan cara sharing budget. Selain itu, strategi ini juga memungkinkan perluasan pasar karena
calon konsumen merupakan gabungan dari kedua brand tersebut. Umumnya strategi bundle
product ini dilakukan oleh brand yang masih dalam 1 kategori atau brand yang memiliki
keterikatan secara fungsi dan value, misalnya provider dengan smartphone, personal computer
dengan software dan lain-lain. Salah satu contoh yang pernah dilakukan oleh 2 brand besar seperti
Sari Roti dari Pt. Nippon Indosari Corporindo Tbk dan Blue Band dari PT. Unilever Indonesia Tbk
yang mengusung tema iklan “sarapan double power”. Sebagai produk dengan kategori yang sama
yakni consumer goods, tentunya bukan hal yang sulit jika kedua brand ini saling ‘mengakumulasi’
feature dan melakukan positioning melalui tagline.

Secara harfiah makanan jenis roti memang sewajarnya disandingkan dengan mentega.
Kolaborasi ini Justru mampu menjadi penguat brand identity maupun brand image keduanya
sebagai produk makanan yang bernutrisi tinggi. Lantas bagaimana jika kolaborasi dilakukan oleh
brand dengan kategori berbeda? Strategi kolaborasi ini yang sedang dilakukan oleh salah satu
brand sepatu lokal ‘aerostreet’ dengan menggandeng brand-brand besar di luar kategori produk
mereka. Pada tanggal 22 Februari 2022, Aerostreet melakukan kolaborasi yang belum pernah
terpikirkan oleh brand manapun, brand yang digandeng adalah sebuah brand sandal jepit Swallow.
Hasilnya adalah produk tersebut habis dalam beberapa menit saja setelah Launching. Tidak
berhenti sampai di sini, Aerostreet Kembali berkolaborasi dengan brand yang bahkan diluar dari
produk fesyen, seperti contohnya brand air mineral Le Minerale, kopi instan Luwak White Coffe,
The celup Tong Dji, buah sun pride, hingga yang terbaru adalah obat sakit maag promag.
Kolaborasi ini cukup membuat masyarakat terhibur, dan bagi masrakat yang memiliki kedekatan
emosional dengan brand kolaborasi pasti ada keinginan untuk memilikinya.

Seperti contoh kolaborasi aerostreet dengan brand buah berkualitas sunpride. Buah pisang
sunpride biasa dikonsumsi oleh masyarakat yang memiliki kebiasaan hidp sehat seperti olahraga
dan biasanya memiliki pola diet. Segmentasi inilah yang biasanya tertarik untuk membeli produk
kolaborasi ini. Konsep kolaborasi kreatif ‘out of the box’ ini yang menjadi latar belakang peneliti
untuk membedah dan menganalisis lebih lanjut, dimana peneliti yakini sebagai salah satu narasi
baru dalam meningkatkan brand awareness. Hal ini ingin mengkaji dan menelaah bagaimana
keberhasilan aerostreet mulai bentuk kolaborasi, manfaat Prosiding SNADES 2022 – Desain
Kolaborasi Interdisipliner di Era Digital 179 kolaborasi, serta bagaimana brand ini membangun
brand awareness melalui strategi kolaborasi yang mereka lakukan.

Gambar 2. Produk sepatu Aerostreet x SwallowSumber: lifestyle.bisnis.com

Durianto dalam (Wasil et al., 2017) menyatakan bahwa, kesadaran merek (brand
awareness) adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali dan mengingat merek
sebagai bagian dari suatu produk dengan merek yang dilibatkan.

Sedangkan menurut travis dalam (Horsfall, 2019) menjelaskan bahwa brand awareness is
“the ability of a potential buyer to recognize or recall that a brand is a member of a certain product
category, so to establish a link between the product class and the brand”. Pentingnya membangun
kesadaran merk agar mampu melekat dalam benak konsumen dan membangun persepsi yang baik,
sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian bahkan menjadi pelanggan setia.
Meningkatkan kesadaran akan sebuah brand juga bertujuan agar sebuah brand mempunyai ekuitas
yang kuat.

Salah satu keuntungan brand yang mempunyai ekuitas tinggi menurut (Kotter and Keller,
2009) adalah merek tersebut memberikan pertahanan terhadap persaingan harga yang kompetitif.
Selain itu, mampu menetapkan harga yang lebih tinggi dari pesaing karena terdapat keyakinan
konsumen terhadap kredibilitas barang tersebut. Piramida kesadaran merek dari tingkat terendah
sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut :

a) Unaware of Brand (tidak menyadari merek): tingkat paling rendah dalam piramida
kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.
b) Brand Recognition (Pengenalan merek): tingkat minimal kesadaran merek, di mana
pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan
(aidedrecall).

c) Brand Recall (Pengingatan kembali terhadap merek): pengingatan kembali terhadap


merek tanpa bantuan (unaided recall).

d) Top of Mind (Puncak pikiran): merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau
yang pertama kali muncul dalam benak konsumen.

Anda mungkin juga menyukai