Oleh
RITA ANUGERAH
NPM 185210123
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TAHUN 2021
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian yakni adalah :
1. Apakah celebrity endorsement berpengaruh terhadap minat beli
melalui Instragam pada Es Teh Indonesia di Pekanbaru pada
mahasiswa/I falkultas ekonomi dan bisnis univrsitas islam riau.
2. Apakah Brand Image berpengaruh terhadap minat beli melalui
Instragam pada Es Teh Indonesia di Pekanbaru pada mahasiswa/I
falkultas ekonomi dan bisnis univrsitas islam riau.
3. Apakah celebrity endorsement dan brand image berpengaruh secara
simulative terhadap minat beli melalui Instragam pada Es Teh
Indonesia di Pekanbaru pada mahasiswa/I falkultas ekonomi dan bisnis
univrsitas islam riau.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menganalisi celebrity endorsement berpengaruh terhadap minat
beli melalui Instragam pada Es Teh Indonesia di Pekanbaru pada
mahasiswa/I falkultas ekonomi dan bisnis univrsitas islam riau.
2. Untuk menganalisi brand image berpengaruh terhadap minat beli
melalui Instragam pada Es Teh Indonesia di Pekanbaru pada
mahasiswa/I falkultas ekonomi dan bisnis univrsitas islam riau.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian dan penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain :
1. Manfaat Praktis : agar penelitan ini dapat memberikan informasi bagi
pengusaha bahwa celebrity endorsement dapat mempengaruhi minat beli pada
konsumen.
2. Manfaat Teoritis : penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan
informasi,wawasan dan pengetahuan, serta sebagai rerfensi penelitian selanjutnya.
3. Manfaat pihak lain : agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
E. Telaah Pustaka
A. Endorsement
1. Definisi Endorsement
Endorsement saat ini dapat kita rasakan keberadaannya. Tak dapat
dipungkiri, dengan meluasnya kegiatan ini, endorsement dapat menjadi salah satu
strategi iklan yang diandalkan oleh pebisnis, terutama kegiatan dagang yang
menggunakan cara pembelian dan pembayaran secara online, dan beberapa
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penggunaan celebrity endorsement
mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap efektifitas dunia pemasaran
dalam upaya menarik perhatian dan minat beli konsumen terhadap suatu produk.
Endorsment dapat diartikan sebagai dukungan atau saran. Bisa juga diartikan
sebagai tindakan mendukung atau setuju terhadap sesuatu. Endorsment dilakukan
oleh artis/selebgram dalam media sosial instagram untuk memberikan dukungan
kepada suatu produk agar produk tersebut lebih banyak dikenal oleh masyarakat.
Kata endorse sangat erat hubungannya dengan dunia pemasaran khususnya
pada pemasaran online. Endorsement adalah saluran dari komunikasi merek,
dimana selebriti berperan sebagai juru bicara dan mendukung merek tersebut
dengan segala atribut kepopuleran, kepribadian, dan status sosial selebriti tersebut.
Dengan kata lain, endorsement adalah strategi komunikasi pemasaran dengan
menggunakan tokoh terkenal seperti artis, kuliner blogger, mukbang dan lain-lain
sebagai alat pendukung dan penunjang ketertarikan masyarakat terhadap produk
yang ditawarkan di media sosial yang digunakan.
Sedangkan endorser atau selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau
atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang
berbeda dari golongan produk yang didukung. Para selebriti banyak diminta
sebagai juru bicara produk. Kemungkinan, sebanyak seperempat dari semua iklan
menggunakan dukungan selebriti. Menurut Dari pengertian tersebut dapat
diterjemahkan bahwa sebagai selebriti pendukung, mereka tentu harus memiliki
beberapa faktor unik yang memungkinkan orang untuk mengingat mereka,
misalnya mereka tampan.
Endorsement adalah salah satu strategi pemasaran yang menggunakan
seseorang yang terekenal untuk menarik perhatian masyarakat terhadap produk
yang ditawarkan. Sedangkan endorser/Celebrity endorser adalah orang-orang
yang mempromosikan produk atau menyampaikan pesan pada suatu iklan dengan
tujuan untuk menarik minat konsumen.
Daya tarik selebriti digunakan dengan sangat efektif oleh para pemasang
iklan untuk berkomunikasi dengan pasar-pasar mereka. Para selebriti dapat
menjadi kekuatan yang berpengaruh dalam menimbulkan minat atau tindakan
yang berhubungan dengan pembelian atau penggunaan barang-barang dan jasa-
jasa yang dipilih.
2. Macam-macam Endorser
Menurut Shimp yang dikutip oleh Gevin Sepria Harly dan Damayanti
Octavia endorser dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Celebrity Endorser adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal
masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari
golongan produk yangdidukung.
b. Typical-person Endorser adalah orang-orang biasa (non selebriti), yang
digunakan dalam mempromosikan suatu produk atau jasa tertentu oleh suatu
perusahaan. Pemilihan jenis endorser ini biasanya digunakan sebagai bentuk
promosi testimonial untuk meraih kepercayaan konsumen. Contohnya yang paling
umum adalah dalam iklan layanan masyarakat yang cenderung menggunakan
endorser tipe ini agar pesan yang disampaikan mudah dipahami dan dimengerti
audiens karena diharapkan audiens merasa bahwa presenter pesan tersebut
merupakan salah satu dari mereka.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diahami bahwa ada dua macam tipe
endorser yaitu yang pertama adalah selebriti atau artisyang memang sudah
terkenal baik di televisi maupun di media sosial melalui perstasi-prestasi yang
mereka punya. Sedangkan yang kedua adalah orang biasa atau bukan selebriti,
yang kemudian dicari oleh online shop untuk diajak kerjasama dalam
mempromosikan suatu produk atau jasa tertentu. Mereka dipilih karena biasanya
memiliki jumlah pengikut atau follower yang banyak di instagramnya sehingga
dapat mempengaruhi banyak orang yang melihat setiap postingannya.
3. Pemilihan Celebrity Endorser
Seleksi para selebriti pendukung periklanan yang dibayar tinggi dilakukan
melalui banyak pertimbangan.Terdapat faktor-faktor yang menjadi pertimbangan
ketika mengambil keputusan seleksi selebriti. Menurut Shimp terdapat atribut
dasar endorser yang berpengaruh terhadap efektivitas endorser yaitu:
a. Kredibilitas Selebriti
Dapat dipercaya dan keahlian seorang selebriti merupakan alasan
utama untuk memilih selebriti sebagai pendukung periklanan. Orang yang
dapat dipercaya dan dianggap memliki wawasan tentang isu tertentu,
seperti kehandalan merek, akan menjadi orang yang paling mampu
meyakinkan orang lain untuk mengambil suatu tindakan.
b. Kecocokan selebriti denganmerek
Para eksekutif periklanan menuntut agar citra selebriti, nilai dan
perilakunya sesuai dengan kesan yang diinginkan untuk merek yang
diiklankan.
c. Daya TarikSelebriti
Daya tarik selebriti, daya tarik meliputi keramahan,
menyenangkan, fisik, dan pekerjaan sebagai beberapa dari dimensi penting
dari konsep daya tarik. Daya tarik tidaklah sepenting kredibilitas dan
kecocokan dengan khalayak atau merek.
d. Pertimbangan lainnya
Para eksekutif periklanan mempertimbangkan faktor-faktor
tambahan seperti, biaya untuk memperoleh layanan dari selebriti, besar
kecilnya kemungkinan bahwa selebriti akan berada dalam masalah setelah
suatu dukungan dilakukan, sulit atau mudahnya ia akan bekerjasama,
berapa banyak merek-merek lainnya yang sedang didukung selebriti. Bila
seorang selebriti diekspos secara berlebihan yaitu mendukung terlalu
banyak produk, kredibilitas dan kesukaan orang padanya dapat berkurang.
Secara umum ada 5 tata cara endorsment seperti yang sudah disebutkan di
atas. Tata cara tersebut dapat dilakukan oleh setiap pemilik usaha yang memiliki
akun media sosial dan ingin mempromosikan produknya dengan menggunakan
jasa endorsment. Ketika prosedur yang ada sudah dijalankan dengan baik maka
produk yang sudah kita promosikan tersebut tentu akan sampai kepada masyarakat
luas dan kita akan mendapatkan feedback yang positif dari penggunaan jasa endorse yang
kita pilih, berupa peningkatan jumlah followers di akun media sosial olshop kita dan
peningkatan jumlah penjualan produk.
B. Brand Image
Menurut Kotler (2005:69), merek citra (brand image) muncul bersama produk
atau jasa yang sulit dibedakan, atau menilai mutunya, atau menyampaikan pernyataan
tentang pengguna. Strateginya meliputi upaya menciptakan desain tersendiri,
mengasosiasikannya dengan pengguna selebriti, atau menciptakan citra iklan yang kuat.
Ketika suatu citra merek telah mampu membangun karakter produk dan
memberikan value proposition, kemudian menyampaikan karakter produk tersebut
kepada pelanggannya secara unik, berarti citra merek tersebut telah memberikan suatu
kekuatan emosional lebih dari kekuatan rasional yang dimiliki oleh produk tersebut. Hal
ini akan membuat pelanggan mengasosiasikan hal positif dalam pikira nya ketika
mereka memikirkan merek tersebut.
C. Minat Beli
Minat Beli terdiri dari kata Minat dan Beli. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah, keinginan
terhadap sesuatu. Sedangkan Beli dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
memperoleh sesuatu melalui penukaran (pembayaran) dengan uang. Menurut
Howard & Sheth (1969), minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan
dengan konsumen dalam rencananya untuk membeli suatu produk dan berapa
jumlah unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan
bahwa minat pembelian merupakan pernyataan mental dari konsumen yang
merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu
(Priansa, 2017). Assael (2002) mengatakan bahwa minat beli merupakan
kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil
tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat
kemungkinan konsumen dalam melakukan pembelian.
Menurut Kotler dan Susanto (2001), minat beli merupakan bagian dari
perilaku membeli sehingga faktor- faktor yang mempengaruhi minat beli
kurang lebih sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku membeli.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli yaitu:
a. Faktor-faktor Kebudayaan
b. Faktor-faktor Sosial
c. Faktor-faktor Pribadi
d. Faktor-faktor Psikologis
F. Penelitian Terdahulu
yang penting
itu bukan
merek namun
kualitas yang
dimiliki produk
tersebut.
Beberapa
responden juga
mengaku
membeli
produk wardah
dikarenakan
mendapat
informasi
seputar produk
wardah dari
temannya yang
telah lama
menggunakan
produk wardah
yang
mengandung
arti terjadi
proses word of
mouth
communication.
G. Kerangka Pemikiran
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara atau dugaan yang masih
harus dicari kebenaranya dengan melakukan pengajuan. Hubungan dalam
penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut :
J. Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan definisi yang diberikan kepada
suatu variabel memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan untuk mengukur
variabel tersebut. Variabel-variabel yang diteliti terangkum dalam suatu tabel
dengan masing-masing indicator dan sumbernya.
Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan
diteliti, adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Pengertian variabel dependen menurut Sugiyono (2013:39) adalah variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent adalah keputusan
pembelian.
2. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Pengertian variabel independen menurut Sugiyono (2013:39) adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (dependen). Adapun yang menjadi variabel independent dalam
penelitian ini adalah celebrity endorsement.
Menurut Sugiyono (2011 : 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini,
sampel yang diambil dari populasi menggunakan purposive sampling.
Teknik pengambilan data sampel ini biasanya didasarkan oleh
pertimbangan tertentu, misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan dana
sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
L. Jenis dan Sumber data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan
pihak yang berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan.
b) Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan
dokumen dokumen.
sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Kuesioner/Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner/angket tertutup, dimana responden hanya
memilih jawaban yang tersedia dalam kuesioner/angket tersebut,
Sugiyono (2014: 142).
2. Observasi (Pengamatan)
Penulis langsung ke lapangan dan melakukan pengamatan
langsung pada objek penelitian. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
gambaran secara langsung mahasiswa yang menggunakan social media
instagram untuk mencari informasi dari selebgram produk makanan
yang dijual oleh katringpku..
3. Dokumentasi
Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan cara
dokumentasi. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dalam hal ini
peneliti menggunakan data-data yang berkaitan dengan Celebrity
Endorsement dan Brand Image terhadap Minat beli pada Es Teh
Indonesia dan selebgram yang mempromosikan produknya.
Dokumentasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu
pengumpulan data yang bersumber dari Mahasiswa Ekonomi Dan
Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Islam Riau.
mengolah data yang diperoleh dan kuisioner dengan cara memberikan bobot
(2013) skala likert yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jwaban dengan
2 = Tidak Setuju
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
Skala likert dikatakan ordinal karena peryataan Sangat Setuju mempunyai tingkat
atau preferensi yang “lebih tinggi” dari Setuju, dan Setuju “lebih tinggi” dari “ragu-
ragu”.
1.Analisis Deskriptif
2.Analisis Kuantitatif
Analisis Kuatitatif adalah analisis yang digunakan untuk mengolah data yang
diperoleh dari daftar pertanyaan yang berupa kuisioner kedalam bentuk angka-angka
dan perhitungan dengan meted statistik. Dalam penelitian ini menggunakan SPSS.
a. Analisis Kuantitatif
digunakan untuk mengelolah data yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang
numeric.
Menurut Sanusi (2011) Skala Likert adalah skala yang didasarkan pada
hal ini, responden dimintai untuk menyatakan setuju atau tidak setuju
terhadap setiap pertanyaan. Dalam Skala Likert, variabel yang akan diukur
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
hitung harus berada diatas 0,30 hal ini dikarenakan jika r hitung lebih
kecil dari 0,30 berarti item tersebut memiliki hubungan yang lebih rendah
2. Uji Reliabilitas
terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Pada penelitian ini
menghasilkan data yang sama dan kuesioner yang reabel yaitu jika
variabel independent yaitu celebrity endorsement (X1) dan Brand Image (X2)
yang menjadi variabel dependent dalam penelitan ini yaitu minat beli (Y).
pengguna untuk memasukan lebih dari satu variabel yang ditunjukan dengan
Y = a + bi Xi + b2 X2 + e
Keterangan :
Y : Minat Beli
A : Parameter Konstanta
X1 : Celebrity Endorsement
X2 : Brand Image
c. Koefisian Determinasi
Nilai adjusted R2 yang tel ah disediakan adalah antara nol (0) sampai satu (1).
0 Tidak Berkolerasi
0,1 - 0,20 Sangat Rendah
0,21 - 0,40 Rendah
0,41 - 0,60 Agak Rendah
0,61 - 0,80 Cukup
0,81 - 0,99 Tinggi
1 Sangat Tinggi
a. Uji Hipotesis
analisis regresi linier berganda berdasarkan Uji secara Simultan (Uji F), Uji
atau fit. Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka
masuk dal am kategori tidak cocok atau not fit. Dal am penelitian ini
variabel dependen.
Adapun nilai Alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05.
berikut:
minat beli.
minat beli.
variabel tergantungnya yaitu variabel (Y) Minat Beli sacara parsial atau dapat
dependen.
Adapun kriteria yang digunakan dal am pengujian ini adalah sebagai berikut:
beli.
b. Apabila thitung < ttabel atau Sig a >
beli.
O. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah suatu penjabaran dari isi penelitian yang
terdiri dari lima bab yang mana masing-masing bab akan dibagi lagi menjadi
beberapa sub bab. Adapun kelima bab tersebut yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup dimana akan dijelaskan kesimpulan,
keterbatasan, dan saran dalam pembahasan hasil penelitian.
Rencana Daftar Isi
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Telaah Pustaka
1.Celebrity Endorsement
2. Minat Beli
F. Penelitian Terdahulu
G. Kerangka Berfikir
H. Hipotesis
I. Lokasi dan Objek Penelitian
1.Lokasi Penelitian
2.Objek Penelitian
J. Operasional Variabel
K. Populasi dan Sampel
1.Populasi
2.Sampel
L. Jenis dan Sumber Data
M. Teknik Pengumpulan Data
N. Teknik Analisa Data
O. Sistematika Penulisan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA