Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL

PENGARUH CELEBRITY ENDORSEMENT DAN BRAND IMAGE


TERHADAP MINAT BELI MELALUI INSTAGRAM PADA ES TEH
INDONESIA
( Studi Kasus Mahasiswa di Falkultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Riau)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada
Fakultas Ekonomi dan Bisni Universitas Islam Riau

Oleh
RITA ANUGERAH
NPM 185210123

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TAHUN 2021

A. latar Belakang Masalah


Pada era Generation Net saat ini Persaingan bisnis yang semakin ketat
menuntut penjual. khususnya pemasaran,agar senantiasa mengembangkan konsep
pemasarannya. konsep pemasaran menyatakan bahwa tujuan organisasi
tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar serta
memberikan kepuasan yang di inginkan dengan lebih baik dari pada pesaing
(kotler dan amstrong 2008).
Saat ini media sosial merupakan salah satu alat promosi bisnis yang efektif
karena dapat diakses oleh siapa saja. Media sosial menjadi bagian yang sangat
diperlukan oleh pelaku bisnis dan salah satu cara terbaik untuk menjangkau
pelanggan secara luas. Bisnis tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pemasaran.
Sebab, pemasaran merupakan aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan atas program yang dirancang untuk menghasilkan transaksi pada
target pasar, guna memenuhi kebutuhan perseorangan atau kelompok berdasarkan
asas saling menguntungkan melalui pemanfaatan produk, harga, promosi, dan
distribusi.
Banyaknya media sosial yang ada saat ini dapat di manfaatkan sebagai
tempat bisnis. Salah satunya adalah Waralaba atau franchise. Waralaba atau
franchise yaitu perusahaan atau seseorang (franchisee) yang diberikan merek,
cipta, paten untuk menyalurkan produk/jasa pihak (franchisor) dengan
memberikan imbalan (fee). Waralaba (franchise) adalah sebuah format usaha baru
yang saat ini sedang menjamur di Indonesia. Salah satunya adalah Es Teh
Indonesia.
Es Teh Indonesia adalah brand dari PT. Es Teh Indonesia Makmur, Bogor.
Berdiri sejak tanggal 14 Mei Tahun 2018. CEO dari Esteh Indonesia adalah
Haidhar Warjanto . Haidhar Warjanto membawa Es Teh Indonesia menjadi nomor
satu freshly made tea. Esteh Indonesia mengedepankan konsep outlet . konsep ini,
memudahkan dalam hal lokasi usaha sehingga lebih efektif dan efesien dalam
memaksimalkan keuntungan. Es Teh Indonesia memanfaatkan social media
seperti Instragram dalam mempromosikan produknya dengan konsep
Endorsement. Salah satu celebrity endorsement bergabung dengan Es Teh
Indonesia adalah Brisia Jodie dengan followers instragram sebanyak 4,5 Juta.
Endorsment dapat diartikan sebagai dukungan atau saran. Peneliti
mendefinisikan Endorsement sebagai kegiatan sewa menyewa jasa dalam hal
mempromosikan suatu produk, karena terdapat dua pihak yaitu pemilik usaha dan
artis/selebgram dimana kedua belah pihak melakukan kerjasama. Pemilik usaha
menggunakan jasa artis/selebgram untuk mempromosikan produknya melalui
media sosial dengan imbalan komisi tertentu. Endorsment dilakukan oleh
artis/selebgram dalam media sosial instagram untuk memberikan dukungan
kepada suatu produk agar produk tersebut lebih banyak dikenal oleh masyarakat.
Endorsement adalah saluran dari komunikasi merek, dimana artis/selebgram
berperan sebagai juru bicara dan mendukung merek tersebut dengan segala atribut
kepopuleran, kepribadian, dan status sosial selebriti tersebut. Dengan kata lain,
endorsement adalah strategi komunikasi pemasaran dengan menggunakan tokoh
terkenal. Strategi komunikasi pemasaraan yang digunakan oleh para pebisnis
untuk memasarkan produknya melalui media sosial bermacam-macam. Salah satu
nya menggunakan aplikasi Instragram.
Endorsement lebih banyak muncul pada media sosial instagram. Instagram
merupakan salah satu aplikasi atau fitur unggulan yang ada dismartphone yang
memudahkan para penggunanya untuk berbagi gambar atau video. Strategi
pamasaran dengan menggunakan aplikasi Instragram yang sering dilakukan yaitu
dengan cara mengiklankan produknya di instagram dengan memerlukan jasa
orang lain yang disebut dengan Selebriti Instagram yang memiliki Follower atau
pengikut di akun instagramnya dengan jumlah yang banyak. Proses Endorsement
dilakukan yaitu dengan menghubungi artis/selebgram melalui Intagram, setelah
dikonfirmasi dan sudah sepakat untuk bekerjasama maka artis/selebgram ini
kemudian akan menyiapkan konten foto atau video sambil membawa produk Es
The Indonesia yang akan di Endorsement disertai promosi menggunakan kata-
kata yang menarik, kemudian diupload dengan menggunakan tanda @ (arroba)
untuk menautkan nama instagram Es Teh Indonesia sehingga pengikutnya akan
minat untuk membeli produk Es Teh Indonesia dan dapat langsung mengunjungi
halaman instagram Es Teh Indonesia yang dipromosikan oleh artis/selebgram.
Citra merek (brand image) adalah suatu persepsi atau keyakinan konsumen
terhadap merek. Mengembangkan citra yang kuat membutuhkan kreatifitas dan kerja
keras. Citra merek tidak dapat ditanamkan dalam pikiran manusia dalam semalam atau
disebarkan melalui media masa. Sebaliknya citra itu harus disampaikan melalui tiap
sarana komunikasi yang tersedia dan disebarkan secara terus-menerus. Demi
mempertahankan konsumennya perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk
menciptakan produk dengan citra yang positif dimata konsumen. Menampilkan produk
yang memiliki citra positif dapat mempertinggi kepercayaan konsumen terhadap produk
yang ditawarkan dan mampu menarik perhatian konsumen agar timbul minat beli produk
tersebut.
Menurut Kotler dan Keller (dalam Suradi et al., 2012), arti minat beli konsumen
adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam

membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih,


menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Minat
beli dapat diartikan sebagai suatu sikap senang terhadap suatu objek yang
membuat individu berusaha untuk mendapatkan objek tersebut dengan cara
membayarnya dengan uang atau pengorbanan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dibidang pemasaran dengan mengangkat judul “Pengaruh Celebrity
Endorsement Dan Brand Image Terhadap Minat Beli Melalui Instragram
Pada Es The Indonesia”. (Studi Khasus Mahasiswa/I Falkultas Ekonomi Dan
Bisnis Univrsitas Islam Riau)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian yakni adalah :
1. Apakah celebrity endorsement berpengaruh terhadap minat beli
melalui Instragam pada Es Teh Indonesia di Pekanbaru pada
mahasiswa/I falkultas ekonomi dan bisnis univrsitas islam riau.
2. Apakah Brand Image berpengaruh terhadap minat beli melalui
Instragam pada Es Teh Indonesia di Pekanbaru pada mahasiswa/I
falkultas ekonomi dan bisnis univrsitas islam riau.
3. Apakah celebrity endorsement dan brand image berpengaruh secara
simulative terhadap minat beli melalui Instragam pada Es Teh
Indonesia di Pekanbaru pada mahasiswa/I falkultas ekonomi dan bisnis
univrsitas islam riau.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menganalisi celebrity endorsement berpengaruh terhadap minat
beli melalui Instragam pada Es Teh Indonesia di Pekanbaru pada
mahasiswa/I falkultas ekonomi dan bisnis univrsitas islam riau.
2. Untuk menganalisi brand image berpengaruh terhadap minat beli
melalui Instragam pada Es Teh Indonesia di Pekanbaru pada
mahasiswa/I falkultas ekonomi dan bisnis univrsitas islam riau.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian dan penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain :
1. Manfaat Praktis : agar penelitan ini dapat memberikan informasi bagi
pengusaha bahwa celebrity endorsement dapat mempengaruhi minat beli pada
konsumen.
2. Manfaat Teoritis : penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan
informasi,wawasan dan pengetahuan, serta sebagai rerfensi penelitian selanjutnya.
3. Manfaat pihak lain : agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.

E. Telaah Pustaka
A. Endorsement
1. Definisi Endorsement
Endorsement saat ini dapat kita rasakan keberadaannya. Tak dapat
dipungkiri, dengan meluasnya kegiatan ini, endorsement dapat menjadi salah satu
strategi iklan yang diandalkan oleh pebisnis, terutama kegiatan dagang yang
menggunakan cara pembelian dan pembayaran secara online, dan beberapa
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penggunaan celebrity endorsement
mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap efektifitas dunia pemasaran
dalam upaya menarik perhatian dan minat beli konsumen terhadap suatu produk.
Endorsment dapat diartikan sebagai dukungan atau saran. Bisa juga diartikan
sebagai tindakan mendukung atau setuju terhadap sesuatu. Endorsment dilakukan
oleh artis/selebgram dalam media sosial instagram untuk memberikan dukungan
kepada suatu produk agar produk tersebut lebih banyak dikenal oleh masyarakat.
Kata endorse sangat erat hubungannya dengan dunia pemasaran khususnya
pada pemasaran online. Endorsement adalah saluran dari komunikasi merek,
dimana selebriti berperan sebagai juru bicara dan mendukung merek tersebut
dengan segala atribut kepopuleran, kepribadian, dan status sosial selebriti tersebut.
Dengan kata lain, endorsement adalah strategi komunikasi pemasaran dengan
menggunakan tokoh terkenal seperti artis, kuliner blogger, mukbang dan lain-lain
sebagai alat pendukung dan penunjang ketertarikan masyarakat terhadap produk
yang ditawarkan di media sosial yang digunakan.
Sedangkan endorser atau selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau
atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang
berbeda dari golongan produk yang didukung. Para selebriti banyak diminta
sebagai juru bicara produk. Kemungkinan, sebanyak seperempat dari semua iklan
menggunakan dukungan selebriti. Menurut Dari pengertian tersebut dapat
diterjemahkan bahwa sebagai selebriti pendukung, mereka tentu harus memiliki
beberapa faktor unik yang memungkinkan orang untuk mengingat mereka,
misalnya mereka tampan.
Endorsement adalah salah satu strategi pemasaran yang menggunakan
seseorang yang terekenal untuk menarik perhatian masyarakat terhadap produk
yang ditawarkan. Sedangkan endorser/Celebrity endorser adalah orang-orang
yang mempromosikan produk atau menyampaikan pesan pada suatu iklan dengan
tujuan untuk menarik minat konsumen.
Daya tarik selebriti digunakan dengan sangat efektif oleh para pemasang
iklan untuk berkomunikasi dengan pasar-pasar mereka. Para selebriti dapat
menjadi kekuatan yang berpengaruh dalam menimbulkan minat atau tindakan
yang berhubungan dengan pembelian atau penggunaan barang-barang dan jasa-
jasa yang dipilih.
2. Macam-macam Endorser
Menurut Shimp yang dikutip oleh Gevin Sepria Harly dan Damayanti
Octavia endorser dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Celebrity Endorser adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal
masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari
golongan produk yangdidukung.
b. Typical-person Endorser adalah orang-orang biasa (non selebriti), yang
digunakan dalam mempromosikan suatu produk atau jasa tertentu oleh suatu
perusahaan. Pemilihan jenis endorser ini biasanya digunakan sebagai bentuk
promosi testimonial untuk meraih kepercayaan konsumen. Contohnya yang paling
umum adalah dalam iklan layanan masyarakat yang cenderung menggunakan
endorser tipe ini agar pesan yang disampaikan mudah dipahami dan dimengerti
audiens karena diharapkan audiens merasa bahwa presenter pesan tersebut
merupakan salah satu dari mereka.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diahami bahwa ada dua macam tipe
endorser yaitu yang pertama adalah selebriti atau artisyang memang sudah
terkenal baik di televisi maupun di media sosial melalui perstasi-prestasi yang
mereka punya. Sedangkan yang kedua adalah orang biasa atau bukan selebriti,
yang kemudian dicari oleh online shop untuk diajak kerjasama dalam
mempromosikan suatu produk atau jasa tertentu. Mereka dipilih karena biasanya
memiliki jumlah pengikut atau follower yang banyak di instagramnya sehingga
dapat mempengaruhi banyak orang yang melihat setiap postingannya.
3. Pemilihan Celebrity Endorser
Seleksi para selebriti pendukung periklanan yang dibayar tinggi dilakukan
melalui banyak pertimbangan.Terdapat faktor-faktor yang menjadi pertimbangan
ketika mengambil keputusan seleksi selebriti. Menurut Shimp terdapat atribut
dasar endorser yang berpengaruh terhadap efektivitas endorser yaitu:
a. Kredibilitas Selebriti
Dapat dipercaya dan keahlian seorang selebriti merupakan alasan
utama untuk memilih selebriti sebagai pendukung periklanan. Orang yang
dapat dipercaya dan dianggap memliki wawasan tentang isu tertentu,
seperti kehandalan merek, akan menjadi orang yang paling mampu
meyakinkan orang lain untuk mengambil suatu tindakan.
b. Kecocokan selebriti denganmerek
Para eksekutif periklanan menuntut agar citra selebriti, nilai dan
perilakunya sesuai dengan kesan yang diinginkan untuk merek yang
diiklankan.
c. Daya TarikSelebriti
Daya tarik selebriti, daya tarik meliputi keramahan,
menyenangkan, fisik, dan pekerjaan sebagai beberapa dari dimensi penting
dari konsep daya tarik. Daya tarik tidaklah sepenting kredibilitas dan
kecocokan dengan khalayak atau merek.
d. Pertimbangan lainnya
Para eksekutif periklanan mempertimbangkan faktor-faktor
tambahan seperti, biaya untuk memperoleh layanan dari selebriti, besar
kecilnya kemungkinan bahwa selebriti akan berada dalam masalah setelah
suatu dukungan dilakukan, sulit atau mudahnya ia akan bekerjasama,
berapa banyak merek-merek lainnya yang sedang didukung selebriti. Bila
seorang selebriti diekspos secara berlebihan yaitu mendukung terlalu
banyak produk, kredibilitas dan kesukaan orang padanya dapat berkurang.

Pada dasarnya ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi efektif atau


tidaknya penggunaan celebrity endorser seperti yang telah dijelaskan diatas. Hal
ini harus diperhatikan agar kita sebagai pemilik online shop yang ingin melakukan
kerjasama dengan endorser sudah paham dalam memilih endorser yang tepat
untuk mempromosikan produk kita. Sehingga saat endorser memperkenalkan
sebuah produk dari online shop kita, maka akan mendapatkan feedback yang
positif dari pengikut di media sosialnya.
4. Tujuan Dan Manfaat penggunaan Celebrity Endorser
Celebrity Endorser merupakan metode promosi yang terdapat didalam
bauran pemasaran (merketing mix) yaitu promosi (promotion) salah satunya yaitu
masuk ke dalam periklanan (advertising). Celebrity Endorser adalah salah satu
metode promosi yang paling populer di dunia, dengan menggunakan selebriti
yang menarik, menyenangkan dan dapat dipercaya oleh publik yang dituju
sehingga produk yang dipromosikan menjadi diketahui dan dikenal. Tujuan iklan
yang menggunakan selebriti pendukung (celebrity endorser) di dalam periklanan
yang sesuai dengan produk yang mereka dukung bukan hanya menciptakan
kesadaran akan merek atau menyampaikan pesan-pesan tersebut dalam naskah
iklannya, atau untuk mempengaruhi pengharapan konsumen, atau untuk
meningkatkan sikap- sikap konsumen, namun lebih dari itu tujuannya adalah
untuk meningkatkan penjualan.
Manfaat penggunaan endorsement:
1. Promosi Lebih Efektif
Apabila produk anda dipromosikan melalui salah satu akun selebgram,
otomatis masyarakat akan banyak melihat produk anda, mengingat jumlah
followersnya yang cukup besar. Masyarakat yang tertarik juga akan
mencari tahu online shop yang menjual produk tersebut, dengan klik akun
online shop yang di tag di foto.
2. Meminimalisir Biaya Marketing
Modal untuk endorsement tidak semahal biaya mengiklan di televisi. Anda
cukup mengirim produk anda kepada selebgram yang menjadi endorser
beserta fee nya. Hanya dengan cara ini, produk anda sudah dilihat oleh
jutaan orang. Secara tidak langsung juga biaya pemasaran anda bisa
ditekan.
3. Meningkatkan Penjualan
Selebgram merupakan salah satu public figure. Para followers akan
cenderung meniru dan mengikuti gaya selebgram idolanya. Dengan begitu
akan banyak orang yang tertarik dan memesan produk yang dipromosikan
oleh selebgram. Hal ini tentu mendorong penjualan menjadi semakin
meningkat.
5. Produk Mudah Dikenal
Dengan melakukan metode endorsement bersama selebgram, tentu
meningkatkan kepopuleran brand anda. Apalagi jika selebgram yang diajak
bekerjasama memiliki segmen pasar berbeda, tentu ini akan memperluas
pemasaran anda sekaligus mendapatkan pasar baru.
6. Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Daya Tarik Iklan
Beragam nya stimulus berupa iklan di media siaran, media cetak, dan
media internet hadir setiap saat, stimulus yang hadir tidak semua diterima atau
diproses di dalam otak konsumen. Dibutuhkan atensi yang selektif dalam
mempertimbangkan stimulus yang telah diekspos kepada seseorang. Konsumen
memperhatikan hanya sebagian kecil dari stimulus komunikasi pemasaran karena
permintaan yang dibuat berdasarkan atensi jumlahnya besar, karenanya atensi
menjadi lebih selektif. Sebagian besar konsumen akan merespon pesan yang
melayani kebutuhan kognitif mereka, serta apa yang membuat mereka merasa
nyaman dan senang (kebutuhan hedonis). Mengenai kebutuhan kognitif,
konsumen paling besar kemungkinannya untuk merespon stimuli yang sama
dengan informational goals mereka.
Berkembangnya penggunaan media sosial memunculkan orang-orang
yang dianggap sebagai tokoh di media sosial. Karena jumlah pengikutnya banyak,
setiap unggahan mereka di media sosianya, bisa mendapat ratusan, ribuan hingga
jutaan like, komentar, atau viewers. Melihat pengaruh mereka yang sangat tinggi
terhadap pengikut maupun masyarakat, perusahaan menggunakan influencer
(artis, selebgram, youtuber, blogger, dan sebagainya) untuk mempromosikan
produk atau jasa perusahaan. Inilah yang dikenal dengan influencer marketing.
Mereka adalah orang-orang dengan profesi baru yang menawarkan jasanya bagi
perusahaan atau bisnis yang ingin mempromosikan produk ataujasanya.
Produk-produk di dalam iklan mendapat dukungan (endorsement) eksplisit
dari berbagai tokoh umum yang populer. Para bintang televisi, aktor film, para
atlet terkenal digunakan secara luas di dalam iklan-iklan dimajalah, radio dan
iklan televisi untuk mendukung produk. Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur
atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang
yang berbeda dari golongan produk yang didukung. Para selebriti banyak diminta
sebagai juru bicara produk, kemungkinan sebanyak ¼ dari semua iklan
menggunkan dukungan selebriti.
7. Tata Cara Endorsement
Berikut tata cara endorsement yang harus dilakukan oleh setiap pemilik
online shop yang ingin mempromosikan produknya melalui mediasosial:
a. Tentukan Target Artis Endorse

Menentukan target artis endorse harus dilakukan dengan baik, tida


boleh asal-asalan. Menetukan target endorse harus mewakili target pasar.
Misalnya produk yang di jual adalah tote bag, maka target pasarnya adalah
anak muda sehingga harus memilih artis endorse yang memiliki latar
belakang sama. Jangan sampai salah pilih artis endorse. Karena hal itu
dapat membuat target pasar tidak tepat sasaran.

b. Usahakan Endorse Secara Rutin

Endorsement lebih tepat sebagai media promosi atau proses


branding produk kepada masyarakat. Sebaikanya, endors dilakukan secara
rutin, misalnya 2 minggu sekali atau paling tidak sebulan sekali. Dengan
sering endorse, maka produk semakin dikenal di masyarakat. Hal ini akan
membantu menyakinkan konsumen tentang bagusnya produk yang kita
promosikan.

c. Sediakan Dana untuk Endorsement

Perlunya pemisahan dana dalam bisnis itu perlu dilakukan. Mana


yang masuk dana produksi, dana marketing, dan laba yang diperoleh.
Tetapi tips ini sebaiknya dilakukan saat profit bisnis sudah stabil.

d. Pastikan Stok yang DimilikiCukup

Persiapkan produk yang di endors memiliki stok yang banyak.


Karena biasanya konsumen menginginkan produk yang sama persis
dengan apa yang dikenakan idolanya tersebut.

e. Catat Penjualan denganJurnal

Hal terakhir yang harus di lakukan setelah melakukan endorsement


adalah mencatat seluruh penjualan yang dihasilkan. pencatatan penjualan
dapat dilakukan dengan software akuntansi online Jurnal. Dengan
menggunakan Jurnal, dapat mencatat seluruh transaksi bisnis, mulai dari
penjualan, pembelian, hingga melihat seluruh daftar stok secara akurat.

Secara umum ada 5 tata cara endorsment seperti yang sudah disebutkan di
atas. Tata cara tersebut dapat dilakukan oleh setiap pemilik usaha yang memiliki
akun media sosial dan ingin mempromosikan produknya dengan menggunakan
jasa endorsment. Ketika prosedur yang ada sudah dijalankan dengan baik maka
produk yang sudah kita promosikan tersebut tentu akan sampai kepada masyarakat
luas dan kita akan mendapatkan feedback yang positif dari penggunaan jasa endorse yang
kita pilih, berupa peningkatan jumlah followers di akun media sosial olshop kita dan
peningkatan jumlah penjualan produk.

B. Brand Image

Menurut Kotler (2005:69), merek citra (brand image) muncul bersama produk
atau jasa yang sulit dibedakan, atau menilai mutunya, atau menyampaikan pernyataan
tentang pengguna. Strateginya meliputi upaya menciptakan desain tersendiri,
mengasosiasikannya dengan pengguna selebriti, atau menciptakan citra iklan yang kuat.

Ketika suatu citra merek telah mampu membangun karakter produk dan
memberikan value proposition, kemudian menyampaikan karakter produk tersebut
kepada pelanggannya secara unik, berarti citra merek tersebut telah memberikan suatu
kekuatan emosional lebih dari kekuatan rasional yang dimiliki oleh produk tersebut. Hal
ini akan membuat pelanggan mengasosiasikan hal positif dalam pikira nya ketika
mereka memikirkan merek tersebut.

C. Minat Beli

1. Pengertian Minat Beli

Minat Beli terdiri dari kata Minat dan Beli. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah, keinginan
terhadap sesuatu. Sedangkan Beli dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
memperoleh sesuatu melalui penukaran (pembayaran) dengan uang. Menurut
Howard & Sheth (1969), minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan
dengan konsumen dalam rencananya untuk membeli suatu produk dan berapa
jumlah unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan
bahwa minat pembelian merupakan pernyataan mental dari konsumen yang
merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu
(Priansa, 2017). Assael (2002) mengatakan bahwa minat beli merupakan
kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil
tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat
kemungkinan konsumen dalam melakukan pembelian.

Menurut Schiffman dan Kanuk (Maghfiroh, Arifin, & Sunarti, 2016)


mengemukakan bahwa minat merupakan salah satu aspek psikologis yang
memiliki pengaruh cukup besar terhadap sikap perilaku. Sehingga Schiffman
dan Kanuk menjelaskan bahwa minat beli diartikan sebagai suatu bentuk
pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembeli untuk membeli beberapa unit
dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia dalam periode waktu
tertentu. Kotler & Keller (2009) juga mengemukakan bahwa minat beli adalah
respon atau perilaku dari konsumen terhadap sesuatu (objek) dengan
menunjukkan keinginannya untuk melakukan pembelian terhadap objek
tersebut. Kemudian Kinnear dan Taylor (Fitria, 2018), minat beli merupakan
salah satu bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap
mengkonsumsi dan kecenderungan seseorang untuk dapat bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar dilakukan. Selanjutnya, minat beli juga dapat
diartikan sebagai sesuatu yang timbul dengan sendirinya setelah menerima
rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk
membelinya (Febriani & Dewi, 2018). Selain itu Simamora (2001)
mengatakan bahwa, minat beli terhadap suatu produk muncul karena adanya
kepercayaan terhadap produk tersebut bersama dengan kemampuan untuk
membeli produk tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas, minat beli yang muncul ini


menciptakan motivasi yang terus terekam di dalam benaknya, yang pada
akhirnya konsumen harus memenuhi kebutuhannya meskipun pembelian yang
belum tentu akan dilakukan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa minat beli
adalah suatu proses awal mengenai perasaan yang timbul setelah menerima
rangsangan atau stimulus dari produk atau jasa yang dilihatnya, kemudian
stimulus tersebut menimbulkan perasaan senang dan keinginan untuk memiliki
sehingga tertarik untuk membeli produk atau jasa tersebut dalam waktu
tertentu.
Menurut Kotler dan Keller (dalam Suradi et al., 2012), arti minat beli
konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai
keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman
dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan
suatu produk. Swastha dan Irawan (dalam Suradi et al., 2012), mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan
dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau
jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya
menghilangkan minat. Pengertian minat beli menurut Durianto (2003:104), adalah
sesuatu yang berhubungan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu,
serta berupa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Minat
beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana
pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:201) mengemukakan bahwa minat
merupakan salah satu aspek psikologis yang memliki pengaruh cukup besar
terhadap sikap perilaku. Minat beli dapat diartikan sebagai suatu sikap senang
terhadap suatu objek yang membuat individu berusaha untuk mendapatkan objek
tersebut dengan cara membayarnya dengan uang atau pengorbanan. Schiffman
dan Kanuk (2006: 206) juga menjelaskan bahwa minat beli juga dapat diartikan
sebagai suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembeli untuk
membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia
dalam periode waktu tertentu. Dalam proses pembelian, minat beli konsumen ini
berkaitan erat dengan motif yang dimilikinya untuk memakai ataupun membeli
produk tertentu. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses
pemikiran yang yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan
suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan
yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi
kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu.

Pengetahuan akan minat beli sangat diperlukan para pemasar untuk


mengetahui minat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk
memprediksikan penolakan konsumen dimasa mendatang.

2. Indikator Minat Beli


Indikator-indikator minat beli dijelaskan dalam komponen dari mikro
model of consumer responses (Kotler dan Keller, 2012:503) yaitu :

a) Awareness : sebagai konsumen tidak menyadari kebutuhan yang


dimilikinya, maka dari itu tugas seorang komunikator adalah untuk
menciptakan kebutuhan tersebut.

b) Knowledge : beberapa konsumen memiliki kebutuhan akan sebuah


produk, namun tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan produk
tersebut, sehingga informasi tentang produk harus bias tersampaikan oleh
komunikator.

c) Liking : setelah konsumen mempunyai kebutuhan dan informasi, tahap


selanjutnya adalah apakah konsumen menyukai produk tersebut? Apabila
konsumen mempunyai rasa suka, maka akan terdapat keinginan untuk
membeli.

d) Preference : setelah timbul perasaan suka terhadap produk tersebut maka


konsumen perlu mengetahui perbandingan produk kita dengan produk
lain, mulai dari kemasan,kualitas,nilai,performa,dan lain-lain.

e) Conviction : konsumen telah mempunyai produk yang disukai namun


belum yakin untuk melakukan proses pembelian, pada tahap ini tugas
komunikator adalah menyakinkan konsumen dan menumbuhkan minat
konsumen untuk membeli. Setelah melewati tahap ini calon konsumen
sudah yakin dan berminat terhadap produk tersebut.

f) Purchase : tahap terakhir adalah tahap pembelian, beberapa target


konsumen sudah yakin dan berminat tapi belum tentu akan berakhir pada
pembelian, maka dari itu tugas komunikator adalah mengarahkan
konsumen untuk melakukan pembelian,contohnya,memberikan
diskon,layanan percobaan, ada penukaran jika barang rusak,garansi,dan
lain-lain
Menurut Ferdinand (2006), minat beli dapat diidentifikasikan melalui
indikator-indikator sebagai berikut :
a. Minat transaksional yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b. Minat refrensial yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial adalah minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya
dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
d. Minat eksploratif adalah minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Lucas dan Britt dalam Natali (2008:87) ada beberapa indikator yang
terdapat pada Minat Beli antara lain:
1) Ketertarikan (interest) yang menunjukan adanya pemusatan dan perasaan
senang.
2) Keinginan (desire) ditunjukan dengan adanya dorongan untk ingin
memiliki.
3) Keyakinan (conviction) ditunjukan dengan adanya perasaan percaya diri
individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk yang
akan dibeli.

3. Dimensi Minat Beli


Minat beli dapat diukur dengan berbagai dimensi. Secara umum, dimensi
tersebut adalah berkenaan dengan empat dimensi pokok (Priansa, 2017) yaitu:
a. Minat Transaksional
Minat transaksional merupakan kecenderungan konsumen untuk selalu
membeli produk barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan, ini
didasarkan atas kepercayaan yang tinggi terhadap perusahaan tersebut.
b. Minat Referensial
Minat referensial merupakan kecenderungan konsumen untuk
mereferensikan produknya kepada orang lain. Minat tersebut muncul
setelah konsumen memiliki pengalaman dan informasi tentang produk
tersebut.
c. Minat Preferensial
Minat preferensial merupakan minat yang menggambarkan perilaku
konsumen yang memiliki preferensi utama terhadap produk-produk
tersebut. Preferensi tersebut hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu
dengan produk preferensinya.
d. Minat Eksploratif
Minat eksploratif merupakan minat yang menggambarkan perilaku
konsumen yang selalu mencari informasi mengenai produk yang
diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif
dari produk tersebut.
Sedangkan menurut Lucas dan Britt (Fitria, 2018) mengatakan
bahwa aspek-aspek yang terdapat dalam minat beli antara lain:
a. Perhatian
Adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu produk, baik
barang ataupun jasa.
b. Ketertarikan
Setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik pada konsumen
c. Keinginan
Perasaan untuk mengingini atau memiliki suatu produk tersebut.
d. Keyakinan
Keyakinan pada diri individu terhadap produk tersebut sehingga
menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk memperolehnya dengan
tindakan yang disebut membeli.
e. Keputusan
Perilaku konsumen dalam mengambil keputusan membeli,
mempertimbangkan barang dan jasa apa yang akan dibeli, dimana, kapan,
bagaimana, berapa jumlah, dan mengapa membeli produk tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas, minat beli memiliki beberapa dimensi


antara lain, minat transaksional, minat referensial, minat preferensial, minat
eksploratif, perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan dan keputusan.

4. Factor Yang Mempengaruhi Minat Beli

Menurut Kotler dan Susanto (2001), minat beli merupakan bagian dari
perilaku membeli sehingga faktor- faktor yang mempengaruhi minat beli
kurang lebih sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku membeli.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli yaitu:

a. Faktor-faktor Kebudayaan

1. Kultur, adalah faktor penentu keinginan dan perilaku


seseorang yang paling mendasar. Memperoleh serangkaian
tata nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui
keluarganya dan lembaga-lembaga lainnya.

2. Sub Budaya, yaitu mempunyai kelompok- kelompok sub


kultur yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan
sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik. Ada empat macam
sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, agama, kelompok ras
dan daerah geografis.

3. Kelas Sosial, yaitu kelompok dalam suatu masyarakat,


yang tersusun secara hirarkis dan anggota-anggotanya
cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.

b. Faktor-faktor Sosial

1) Kelompok Acuan, kelompok-kelompok yang mempunyai


pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap
pendirian atau perilaku seseorang. Semua ini adalah
kelompok dimana orang tersebut berada atau berinteraksi.

2) Keluarga, anggota keluarga dapat memberikan pengaruh


yang kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga dibedakan
menjadi dua bagian.

Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah orientasi


keluarga, yang terdiri dari orang tua seorang. Dari orang
tua,seseorang memperoleh suatu orientasi terhadap
agama, politik, dan ekonomi serta suatu rasa ambisi
pribadi, penghargaan pribadi dan cinta. Kedua, keluarga
prokreasi seseorang, yakni pasangan dan anak-anak.
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang
paling penting dalam masyarakat dan telah diriset secara
ekstensif.
3) Peranan dan Status. Posisi orang dalam setiap kelompok
yang dapat didefinisikan dalam istilah peran dan status.
Suatu peran terdiri dari kegiatan-kegiatan yang
diharapkan dilakukan oleh seseorang, dimana setiap
peran akan mempengaruhi sebagian dari perilaku
pembeliannya.

c. Faktor-faktor Pribadi

1) Usia dan Tahap Daur Hidup, pembelian orang- orang


terhadap barang dan jasa akan berbeda sepanjang
hidupnya. Penelitian baru-baru ini telah mengidentifikasi
tahap-tahap dalam siklus hidup psikologis. Orang dewasa
mengalami peralihan atau transformasi sepanjang
hidupnya. Para pemasar memberikan perhatian khusus
pada keadaan hidup yang berubah, bercerai, menduda,
menjanda, menikah lagi dan pengaruhnya terhadap
perilaku konsumsi.

Pekerjaan, pekerja seseorang juga mempengaruhi pola


konsumsinya. pemasar berusaha untuk mengidentifikasi
kelompok pekerjaan yang mempunyai minat lebih dari
rata-rata pada produk dan jasa mereka.
2) Keadaan Ekonomi, meliputi pendapatan yang dapat
dibelanjakan (tingkat pendapatan, stabilitas, dan pola
waktunya), tabungan dan kekayaan, hutang, kekuatan
untuk meminjam, serta pendirian terhadap belanja dan
menabung.
3) Gaya Hidup, dapat diartikan sebagai sebuah pola hidup
seseorang yang terungkap dalam kegiatan, minat dan
pendapat seseorang. Gaya hidup melukiskan
“keseluruhan orang” tersebut yang berinteraksi dengan
lingkungannya, para pemasar akan mencari hubungan
antara produk dengan gaya hidup kelompok.
4) Kepribadian dan Konsep Diri, setiap orang memiliki
kepribadian yang berbeda. Kepribadian didefinisikan
sebagai karakteristik psikologis yang membedakan setiap
orang yang menyebabkan tanggapan yang relatif
konsisten dan tetap terhadap lingkungannya.

d. Faktor-faktor Psikologis

1) Motivasi, yaitu suatu kebutuhan yang cukup kuat


mendesak untuk mengarahkan seseorang agar dapat
mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu. Persepsi, yaitu
proses individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan
masukan informasi dari panca indera untuk menciptakan
suatu gambaran yang berarti mengenai dunia. Persepsi
juga merupakan interpretasi dari sensasi dan proses
pemilihan informasi akan hal-hal tertentu yang berarti
bagi konsumen. Faktor psikologis persepsi merupakan
faktor yang dapat mempengaruhi perilaku membeli.
Persepsi akan suatu produk menjadi salah satu
karakteristik dasar dalam pemasaran lewat pemberian
perhatian lebih serta penciptaan produk yang kuat
tersebut akan dipersepsi oleh konsumen dalam
melakukan pembelian (Sulistiyawati, 2010).
2) Pembelajaran, meliputi perubahan perilaku seseorang
yang timbul dari pengalaman. Sebagian besar perilaku
manusia hasil dari belajar.
3) Keyakinan dan sikap, yakni gambaran pemikiran dianut
seseorang tentang suatu hal yang diyakini (Utami, 2017).

Selanjutnya menurut Supriyono (2010), faktor lain yang dapat


menumbuhkan minat beli adalah kebutuhan pribadi, keinginan, tuntutan
masyarakat, pengaruh iklan, seperti penggunaan testimoni dari pelanggan dan
endorsment. Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (Priansa, 2017)
mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli
berhubungan dengan perasaan emosi, jika seseorang merasa senang dan puas
dalam membeli barang atau jasa maka dapat memperkuat minat membeli
namun, kegagalan biasanya menghilangkan minat. Apabila konsumen tidak
pernah menyadari kebutuhan dan keinginannya maka tidak akan ada
pembelian yang terjadi. Pengenalan masalah (problem recognition) dapat
terjadi ketika konsumen melihat adanya perbedaan antara apa yang dimiliki
dengan apa yang dibutuhkan. Berdasarkan pengenalannya akan masalah
selanjutnya konsumen mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak
mungkin tentang produk yang diinginkan. Terdapat dua sumber informasi
yang digunakan konsumen saat menilai suatu kebutuhan fisik, yakni persepsi
individual dari tampilan fisik yang dilihat dan sumber informasi luar seperti
persepsi konsumen lainnya.

Berdasarkan uraian di atas minat beli dipengaruhi oleh beberapa faktor


yakni, kebudayaan, sosial, pribadi, psikologis, keinginan, tuntutan masyarakat,
pengaruh iklan dan perasaan emosi.

F. Penelitian Terdahulu

Table 1. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian


Penelitian

1. Gavin Pengaruh Metode Hasil analisis


Sepria Endorsement Deskriptif menunjukkan bahwa
Harly dan Fashion Blogger Kausal dari empat variabel
Damay Anti Terhadap Minat bebas terdapat dua
Octavia Beli Merek Local vari- abel yang tidak
(2014) Pada Tahun 2013- memiliki pengaruh
2014 (Studi Kasus signifikan terhadap
Pada Fashion Minat Beli Merek
Blogger Evita Lokal, yaitu
Nuh) Visibility, dan
Attraction.Tidak
terdapatnya pengaruh
yang signifikan
antara variabel
Visibility (X1) dan
Attraction (X3)
menyebabkan perlu
dilakukan perbaikan
terhadap model
analisis jalur melalui
trimming.
Pengaruh
2. Jennifer Stisfaction dan Metode hasil penelitian yang
Adji dan Trust Terhadap Penelitian didapatkan dari hasil
Minat Beli
Prof. Dr. Konsumen Kuantitatif penyebaran kuisioner
Drs. Hatane (Purches dan pengolahan data
Intention) Di
Semuel, Starbuks The menggunakan metode
MS (2014) Square Surabaya SEM dengan
software AMOS,
maka dapat ditarik
beberapa
kesimpulan :
1. Penelitian
yang dilakukan
melibatkan 200
responden.
Responden laki-
laki dan wanita
jumlahnya hampir
sama. Sebagian
besar responden
(67,5%) berusia
14-24 tahun.
Intensitas
responden (49%)
tergolong sering
membeli produk
Starbucks The
Square Sebanyak
(57%) responden
berkerja sebagai
pelajar/
mahasiswa.
Mayoritas
responden (42%)
tinggal di wilayah
Surabaya Selatan.
Mayoritas
responden (52%)
dalam sebulan
mempunyai
pengeluaran untuk
membeli food and
beverage lebih
dari 500 ribu.
2. Variabel
satisfaction
berpengaruh
signifikan
terhadap Trust
diStarbucks The
Square Surabaya.
Berdasarkan hasil
ini, hipotesis satu
penelitian ini
dapat diterima dan
terbukti
kebenarannya
3. Variabel Trust
berpengaruh
signifikan
terhadap Minat
Pembelian
Konsumen di
Starbucks The
Square Surabaya.
Berdasarkan hasil
ini, hipotesis
kedua penelitian
ini dapat diterima
dan terbukti
kebenarannya.
4. Variabel
Satisfaction
berpengaruh
signifikan
terhadap Minat
Pembelian
Konsumen di
Starbucks The
Square Surabaya.
Berdasarkan hasil
ini, hipotesis
ketiga penelitian
ini dapat diterima
dan terbukti
kebenarannya.
5. Satisfaction
berpengaruh
secara langsung
terhadap Purchase
Intention dengan
Trust sebagai
variabel
intervening
Hasil penelitian
3. Livya Pengaruh Teknik yang membahas
Celebrity mengenai pengaruh
Setiawan Endorsement pengambilan
Celebrity
(2018) Terhadap sampel dalam Endorsement terhadap
Purchase Purchase Intentions
penelitian ini dengan Brand
Intention
Dengan adalah Awareness sebagai
variabel mediasi pada
Brand nonprobability produk Green tea
Awaresness Esprecielo Allure,
sampling
Sebagai menghasilkan
Variabel kesimpulan bahwa
Mediasi Adanya pengaruh
Pada Produk positif antara
Green Tea Celebrity
Endorsement
Esprecielo terhadap Pur- chase
Allure Intention. Pada saat
konsumen menilai
Chelsea Olivia dan
Glenn Alinskie
sesuai dengan merek
Green tea Esprecielo
Allure maka akan
semakin
meningkatkan
Purchase Intention
dari Green tea
Esprecielo Allure.
Terdapat pengaruh
positif antara
Celebrity
Endorsement
terhadap Brand
Awareness. Celebrity
Endorsement Chelsea
Olivia dan Glenn
Alinskie sangat
membantu merek
Green tea Espreciello
Allure dalam
membentuk Brand
Aware- ness mereka
yaitu bagaimana
konsumen paham
merek, mengenali
merek diantara
pesaing, sadar akan
keberadaan merek,
dan mengenal cirri
merek. Ada pengaruh
positif antara Brand
Awareness terhadap
Purchase Intention.
Brand Awareness
dari merek Green tea
Esprecielo Allure
yang baik akan
semakin memperkuat
Purchase Intention
merek Green tea
Esprecielo Allure di
dalam benak
konsumen

4. Dadan Pengaruh Menggunakan hasil


Celebrity
Abdul Aziz Endorsement Metode penelitian (mini
Mubarok Terhadap Penelitian riset) diketahui
Minat Beli
Explanatory bahwa
(2015) konsumen
(Studi Pada penggunaan
Konsumen
Mahasiswa selebriti dengan
Kelas atribut daya
Reguler Sore
STIE tarik,
INABA) kepercayaan
serta keahlian
mampu
mempengaruhi
minat beli
konsumen pada
sebuah produk.
Faktor dominan
yang
mempengaruhi
minat beli
konsumen
mahasiswa
STIE INABA
adalah daya
tarik selebriti.
Kondisi ini
dapat dilihat
dari tahapan
konsumen yang
memberikan
perhatian
(50%), tertarik
(65%) serta
berkeinginan
(47%) untuk
mengonsumsi
produk yang
didukung oleh
selebriti.
Kepercayaan
konsumen
terhadap suatu
produk
berkaitan
dengan tingkat
kepercayaan
mereka terhadap
selebriti yang
mendukung
produk yang
bersangkutan.
Berdasarkan
hasil penelitian
(mini riset)
diketahui faktor
kepercayaan
memiliki nilai
negatif terhadap
minat beli
konsumen
mahasiswa
STIE INABA,
hal ini
menunjukkan
bahwa
komitmen,
kejujuran serta
informasi yang
disampaikan
apabila tidak
sesuai dengan
nilai sebuah
produk akan
menghambat
minat beli
konsumen.
Keahlian
selebriti yang
mendukung
suatu
produk/merek
meskipun
memiliki nilai
positif tetapi
tidak mampu
mempengaruhi
minat beli
konsumen STIE
INABA, hal ini
menunjukkan
pengetahuan,
pengalaman
serta
keterampilan
selebriti tersebut
apabila tidak
memiliki daya
tarik tidak akan
meningkatkan
perhatian,
ketertarikan
serta keinginan
mereka terhadap
produk yang
ditawarkan
5. Ramlawati, Pengaruh Menggunakan hasil
Celebrity
Emy Endorsement metode penelitian dan

Lusyani Dan Citra observasi dan pembahasan


Merek
kuesioner mengenai judul
(2020) Terhadap
Minat Beli penelitian
Produk
Kecantikan pengaruh
Wardah celebrity
Pada
Mahasiswa endorsement
HPMM dan citra merek
Cabang
Maiwa Di terhadap minat
Makasar beli produk
kecantikan
wardah pada
mahasiswi
HPMM cabang
Maiwa di
Makassar maka
penulis
menarik
simpulan
sebagai
berikut:
1. Variabel
celebrity
endorseme
nt dan citra
merek
berpengaru
h terhadap
minat beli
produk
kecantikan
wardah
pada
lingkup
mahasiswi
HPMM
Cabang
Maiwa
yang ada
di
Makassar.
Indikator
celebrity
endorsmen
t yang
paling
dominan
membentu
k minat
beli
mahasiswi
adalah
karateristik
yang
mahasiswi
sukai dari
endoser
produk
wardah
dan
indikator
citra merek
yang
paling
dominan
membentu
k minat
beli
mahasiswi
HPMM
adalah
label halal
yang
dimiliki
oleh
produk
wardah.
2. Variabel
yang lebih
dominan
berpengaru
h terhadap
minat beli
produk
kecantikan
wardah
pada
mahasiwi
HPMM
Cabang
Maiwa di
Makassar adalah
celebrity
endorseme
nt. Hal ini
dikarenaka
n
mahasiswi
HPMM
Cabang
Maiwa
yang ada
di
Makassar
mengangg
ap

yang penting
itu bukan
merek namun
kualitas yang
dimiliki produk
tersebut.
Beberapa
responden juga
mengaku
membeli
produk wardah
dikarenakan
mendapat
informasi
seputar produk
wardah dari
temannya yang
telah lama
menggunakan
produk wardah
yang
mengandung
arti terjadi
proses word of
mouth
communication.

G. Kerangka Pemikiran

Celebrity Endorsement (X1)

Minat Beli (Y)

Brand Image (X2)

H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara atau dugaan yang masih
harus dicari kebenaranya dengan melakukan pengajuan. Hubungan dalam
penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut :

H1: Diduga celebrity endorsement berpengaruh terhadap minat beli Es Teh


Indonesia di Pekanbaru melalui instragram pada mahasiswa/I falkultas ekonomi
dan bisnis univrsitas islam riau.
H2: Diduga brand image berpengaruh terhadap minat beli Es Teh Indonesia di
Pekanbaru melalui instragram pada mahasiswa/I falkultas ekonomi dan bisnis
univrsitas islam riau.
H3: Diduga celebrity endorsement dan brand image berpengaruh terhadap minat
beli Es Teh Indonesia di Pekanbaru melalui instragram pada mahasiswa/I falkultas
ekonomi dan bisnis univrsitas islam riau.

I. Lokasi dan Objek Penelitian


1. Lokasi penelitian
Adapun lokasi penelitian dilakukan di Es The Indonesia. Jl. Delima,
Delima, Kec.Tampan dekat kampus Universitas Islam Riau, Kota
Pekanbaru, Riau 28291.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini tentang pengaruh celebrity endorsement dan
brand image terhadap Minat beli adalah Mahasiswa Falkultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Riau pada Kartingpku.

J. Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan definisi yang diberikan kepada
suatu variabel memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan untuk mengukur
variabel tersebut. Variabel-variabel yang diteliti terangkum dalam suatu tabel
dengan masing-masing indicator dan sumbernya.
Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan
diteliti, adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Pengertian variabel dependen menurut Sugiyono (2013:39) adalah variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent adalah keputusan
pembelian.
2. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Pengertian variabel independen menurut Sugiyono (2013:39) adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (dependen). Adapun yang menjadi variabel independent dalam
penelitian ini adalah celebrity endorsement.

Table 3. Operasional Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator/Alat Skala


Variabel Ukur
Celebrity Endorsem Media - Promosi Likert
Endorsemen ent adalah salah Promosi - Aplikasi
t (X1) satu strategi Elektronik - Komentar
pemasaran yang Sosial media - Like
menggunakan
seseorang yang
terekenal untuk
menarik
perhatian
masyarakat
terhadap produk
yang ditawarkan.
Sedangkan
endorser/Celebrit
y endorser adalah
orang-orang yang
mempromosikan
produk atau
menyampaikan
pesan pada suatu
iklan dengan
tujuan untuk
menarik minat
konsumen.

Keterlibatan - Selebgram Likert


produk - Leader
Pengetahuan Pengetahuan Likert
tentang keunggulan &
produk informasi produk
Membicaraka Informasi dan pesan Likert
n produk yang menarik
Brand Menurut Pengetahuan Memberikan Ordina
Image (X2) Kotler (2005:69), citra merek informasi mendetail l
merek citra mengenai tentang nama
(brand image) produk produk.
muncul bersama
produk atau jasa
yang sulit
dibedakan, atau
menilai mutunya,
atau
menyampaikan
pernyataan
Ordinal tentang
pengguna.
Pengalaman Tertarik membeli Ordina
citra merek produk setelah l
mendapatkan
informasi mengenai
produk dari
instragram
Daya Tarik Tertarik membeli Ordina
citra merek produk l
Minat Beli Menurut Kotler Tempat Tempat pembelian Ordina
(Y) dan Keller pembelian produk yang ingin l
(dalam Suradi et dibeli
al., 2012), arti
minat beli
konsumen adalah
sebuah perilaku
konsumen
dimana
konsumen
mempunyai
keinginan dalam
membeli atau
memilih suatu
produk,
berdasarkan
pengalaman
dalam memilih,
menggunakan
dan
mengkonsumsi
atau bahkan
menginginkan
suatu produk.
Tentang harga Mencari informasi Ordina
tentang harga l
produk
Keinginan Mengevaluasi Ordina
membeli produk yang akan l
dibeli

K. Populasi dan Sampel


Adapun populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini, sebagai berikut:
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2004) menyatakan bahwa populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis yakni adalah Mahasiswa Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Riau yang pernah membeli
makanan seafood tumpah dikatringpku.
2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011 : 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini,
sampel yang diambil dari populasi menggunakan purposive sampling.
Teknik pengambilan data sampel ini biasanya didasarkan oleh
pertimbangan tertentu, misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan dana
sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
L. Jenis dan Sumber data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan
pihak yang berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan.
b) Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan
dokumen dokumen.

M. Teknik Pengumpulan Data


Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Kuesioner/Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner/angket tertutup, dimana responden hanya
memilih jawaban yang tersedia dalam kuesioner/angket tersebut,
Sugiyono (2014: 142).
2. Observasi (Pengamatan)
Penulis langsung ke lapangan dan melakukan pengamatan
langsung pada objek penelitian. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
gambaran secara langsung mahasiswa yang menggunakan social media
instagram untuk mencari informasi dari selebgram produk makanan
yang dijual oleh katringpku..
3. Dokumentasi
Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan cara
dokumentasi. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dalam hal ini
peneliti menggunakan data-data yang berkaitan dengan Celebrity
Endorsement dan Brand Image terhadap Minat beli pada Es Teh
Indonesia dan selebgram yang mempromosikan produknya.
Dokumentasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu
pengumpulan data yang bersumber dari Mahasiswa Ekonomi Dan
Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Islam Riau.

N. Teknik Analisis Data


Teknik Skala Pengukuran Untuk keperluan analisis, penulis mengumpulkan dan

mengolah data yang diperoleh dan kuisioner dengan cara memberikan bobot

penilaian setiap jawaban pertanyaan berdasarkan skala likert. Menurut Ghozali

(2013) skala likert yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jwaban dengan

pilihan sebagai berikut:

1 = Sangat Tidak Setuju

2 = Tidak Setuju

3 = Ragu – ragu atau Netral

4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

Skala likert dikatakan ordinal karena peryataan Sangat Setuju mempunyai tingkat

atau preferensi yang “lebih tinggi” dari Setuju, dan Setuju “lebih tinggi” dari “ragu-

ragu”.

1.Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif adalah analisis tetang karakteristik dari suatu keadaaan


objek yang akan diteliti. Analisis ini mengemukakan data-data responden seperti

jenis kelamin dan usia.

2.Analisis Kuantitatif

Analisis Kuatitatif adalah analisis yang digunakan untuk mengolah data yang

diperoleh dari daftar pertanyaan yang berupa kuisioner kedalam bentuk angka-angka

dan perhitungan dengan meted statistik. Dalam penelitian ini menggunakan SPSS.

a. Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2016) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

digunakan untuk mengelolah data yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang

beapa kuesioner kedalam bentuk angka dan perhitungan dengan metode

statistik. penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel biasanya

dilakukan secara acak (random sampling), pengumpulan data berdasarkan

instrument penelitian, analisis dan bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan

untuk menggi hipotesis yeng telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Burns dan Bush dalam Mangkunegara (2011)

penelitian kuantitatif adalah penelitian yang membutuhkan penggunaan

struktur pertanyaan dimana pilhan-pilihan j awabannya telah disediakan dan

membutuhkan banyak responden. Format yang didapat berupa angka ss dan

numeric.

1. Teknik Skala Pengukuran

Teknik skala pengukuran pada penelitian ini yaitu dengan

mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh dari kuesioner dengan

cara memberikan bobot pada setiap jawaban pertanyaan berkaitan dengan


variabel penelitian berdasarkan skala likert. Menurut Sugiyono (2016) skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Menurut Sanusi (2011) Skala Likert adalah skala yang didasarkan pada

penjumlahan sikap responden dalam merespon pemyataan berkaitan

indikator-indikator suatu konsep atau variabel yang sedang diukur. Dal am

hal ini, responden dimintai untuk menyatakan setuju atau tidak setuju

terhadap setiap pertanyaan. Dalam Skala Likert, variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan. Jawaban atas setiap item instrument yang

menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai

dengan negative.Untuk mengukur variabel diatas digunakan Sakala Likert

sebanyak lima tingkat sebagai berikut:

1. Sangat setuju (SS) Skor = 5

2. Setuju (S) Skor = 4

3. Netral (N) Skor = 3

4. Tidak setuju (TS) Skor = 2

5. Sangat tidak setuju (STS) Skor = 1

Setiap poin jawaban memiliki skor berbeda-beda, yaitu untuk jawaban

SS memiliki skor 5, jawaban S memiliki skor 4, jawaban N memiliki skor 3,

jawaban TS memiliki skor 2, dan jawaban STS memiliki skor 1.

2. Uji Kualitas Data


1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2016) hasil penelitian yang valid bila terdapat


kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

pada obyek yang diteliti. Pengujian validitas dilakukan untuk menguji

apakah jawaban dari kuisioner benar-benar cocok untuk digunakan dalam

penelitian ini atau tidak.

Adapun kriteria pengambilan keputusan uji validitas untuk setiap

pertanyaan adalah nilai Corected Item to Total Corelation atau nilai r

hitung harus berada diatas 0,30 hal ini dikarenakan jika r hitung lebih

kecil dari 0,30 berarti item tersebut memiliki hubungan yang lebih rendah

dengan item-item pertanyaan lainnya dari pada variabel yang diteliti,

sehingga item tersebut dinyatakan tidak valid Sugiyono (2016).

2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2016) hasil penelitian yang reliabel yaitu bila

terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Pada penelitian ini

kuesioner yang reabel adalah kuesioner yang apabila digunakan secara

berulang-ulang kepada individu atau kelompok yang sama akan

menghasilkan data yang sama dan kuesioner yang reabel yaitu jika

jawaban individu atau kelompok terdapat kesamaan dalam waktu yang

berbeda. Suatu kuesioner dinyatakan reabel jika memberikan nilai Alpha

Cronbach diatas 0,6 Sugiyono (2016).

B. Analisis Linear Regresi Berganda

Menurut Sanusi (2011) analisis linear berganda adalah analisis yang

dilakukan untuk mengukur hubungan antara dua atau lebih variabel

independent terhadap variabel dependent. Dal am penelitian ini yang menjadi

variabel independent yaitu celebrity endorsement (X1) dan Brand Image (X2)
yang menjadi variabel dependent dalam penelitan ini yaitu minat beli (Y).

Dalam menentukan hubungan variabel ini dibantu dengan menggunakan

program SPSS. Analisis regresi linear berganda memberikan kemudahan bagi

pengguna untuk memasukan lebih dari satu variabel yang ditunjukan dengan

persamaan sebagai berikut:

Y = a + bi Xi + b2 X2 + e

Keterangan :

Y : Minat Beli

A : Parameter Konstanta

bi.b〗 : Parameter Koefisien Regresi

X1 : Celebrity Endorsement

X2 : Brand Image

e : Standar Error (faktor pengganggu)

c. Koefisian Determinasi

Menurut Suliyanto (2011) koefisien determinasi (R2) merupakan besarnya

kontribusi variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Semakin tinggi

koefisien determinasi maka semakin tinggi variabel bebas dalam menjelaskan

variasi perubahan pada variabel tergantungya. Koefisien determinasi (R2)

digunakan untuk mengetahui persentase variable independent secara bersama-

sama dapat menjelaskan variabel dependent.

Nilai adjusted R2 yang tel ah disediakan adalah antara nol (0) sampai satu (1).

Nilai adjusted R2 yang mendekati 1 (R2 = 1) berarti variabel-variabel independent

memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependent. Jika nilai adjusted (R2 ) = 0, artinya variabel


independent tidak mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependent.

Tingkat korelasi dan nilai R2 dijelaskan dibawah ini :

Tabel Tingkat Korelasi dan Nilai R2

0 Tidak Berkolerasi
0,1 - 0,20 Sangat Rendah
0,21 - 0,40 Rendah
0,41 - 0,60 Agak Rendah
0,61 - 0,80 Cukup
0,81 - 0,99 Tinggi
1 Sangat Tinggi

a. Uji Hipotesis

Pengujuan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

analisis regresi linier berganda berdasarkan Uji secara Simultan (Uji F), Uji

secara parsial (Uji t), Uji koefisien Determinasi (R2).

1. Uji Simultan (Uji F)

Menurut Suliyanto (2011) Uji F digunakan untuk menguji pengaruh

secara simultan variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Jika

variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel

tergantung maka model persamaan regresi masuk dal am kriteria cocok

atau fit. Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka

masuk dal am kategori tidak cocok atau not fit. Dal am penelitian ini

variabel independen (Xi) Celebrity Endorsement, (X2) Brand Image,

terhadap variabel tergantungnya yaitu variabel (Y) Minat Beli secara

simultan atau dapat dikataan uji F pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh semua variabel independen dal am menerangkan variasi-variasi

variabel dependen.
Adapun nilai Alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05.

Dimana kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai

berikut:

a) Apabila Fhitung > Ftabel atau Sig < a

maka : Ho ditolak, Ha diterima artinya terdapat pengaruh secara

simultan antara celebrity endorsement dan brand image terhadap

minat beli.

b) Apabila Fhitung < Ftabel atau Sig a >

maka : Ho diterima, Ha ditolak artinya tidak terdapat pengaruh secara

simultan antara celebrity endorsement dan brand image terhadap

minat beli.

2. Uji Parsial (Uji t)

Menurut Suliyanto (2011) Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara

parsial (per variabel) terhadap variabel tergantungnya. Dalam peelitian ini

variabel independen (Xi) Celebrity Endorsement, (X2) Brand Image, terhadap

variabel tergantungnya yaitu variabel (Y) Minat Beli sacara parsial atau dapat

dikataan uji t pada dasarnya menunjukkan seberapajauh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi-variasi variabel

dependen.

Adapun kriteria yang digunakan dal am pengujian ini adalah sebagai berikut:

a. Apabila thitung > ttabel atau Sig a <

maka : Ho ditolak, Ha diterima artinya terdapat pengaruh secara

parsial antara celebrity endorsement dan brand image terhadap minat

beli.
b. Apabila thitung < ttabel atau Sig a >

maka : HO diterima, Ha ditolak artinya tidak terdapat pengaruh secara

parsial antara celebrity endorsement dan brand image terhadap minat

beli.

O. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah suatu penjabaran dari isi penelitian yang
terdiri dari lima bab yang mana masing-masing bab akan dibagi lagi menjadi
beberapa sub bab. Adapun kelima bab tersebut yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS


Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang didasarkan oleh masalah
yang akan dibahas dalam penelitian ini dan menjelaskan variabel penelitian serta
hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN


Bab ini menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian seperti lokasi
penelitian, jenis dan sumber data, teknik analisis data dan teknik pengumpulan
data.

BAB IV:HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN


Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan serta menemukan
jawaban dalam masalah-masalah penelitian.

BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup dimana akan dijelaskan kesimpulan,
keterbatasan, dan saran dalam pembahasan hasil penelitian.
Rencana Daftar Isi

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Telaah Pustaka
1.Celebrity Endorsement
2. Minat Beli
F. Penelitian Terdahulu
G. Kerangka Berfikir
H. Hipotesis
I. Lokasi dan Objek Penelitian
1.Lokasi Penelitian
2.Objek Penelitian
J. Operasional Variabel
K. Populasi dan Sampel
1.Populasi
2.Sampel
L. Jenis dan Sumber Data
M. Teknik Pengumpulan Data
N. Teknik Analisa Data
O. Sistematika Penulisan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Sri Wulandari. 2017. Pengaruh Pengguna Endorsement


Terhadap Omzet Penjualan Usaha Online Shop Di
Palangka Raya.
Harly, Gavin Sepria dan Damayanti Octavia. 2014. Pengaruh
Endorsement Fashion Blogger Terhadap Minat Beli
Merek Lokal Pada Tahun 2013-2014, Jurnal Manajemen
Indonesia Vol. 14. 2. Universitas Telkom.
Ambaryati, Hartati. 2019. Endorsement Sebagai Strategi
Pemasaran Di Tinjau Dari Etika Bisnis Islam pada Hayu
Olshop Metro. Metro : Ekonomi dan Bisnis.
As’alul, Zainul dan Sunarti. 2016. Pengaruh Citra Merek
Terhadap Minat Beli dan Keputusan Pembelian Pada
Mahasiswa Program Studi Adminitrasi Bisnis Tahun
Angkatan 2013-2014. Jurnal Adminitrasi Bisnis Indonesia
Vol. 40.1. Universitas Brawijaya : Ilmu Adminitrasi.
Malang.
Jennifer, Adji dan Hatane Samuel. 2014. Pengaruh Satifaction
Dan Trust Terhadap Minat Beli Konsumen (PURCHASE
INTENTION) Di Starbucks The Square Surabaya. Jurnal
Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2.1. Universitas
Kristen Petra : Program Manajemen Pemasaran.
Surabaya.
Erina Tri, Anggia Widayanti. 2021. Pengaruh Viral Marketing
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa
Falkultas Ekonomi dan Bisnis Uir Yang Pernah
Melakukan Pembelian Online Melalui Media Sosial
Instragram. Pekanbaru : Falkultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Islam Riau.
Ahmad, Farki. 2016. Pengaruh Online Customer Review Dan
Ranting Terhadap Kepercayaan Dan Minat Pembelian
Pada Online Marketplace Di Indonesia. Surabaya :
Falkultas Teknologi Industri Jurusan Manajemen Bisnis.
Tuti, Alaviyah. 2021. Pengaruh Gaya Hidup Dan Kelompok
Refrensi Terhadap Keputusan Pembelian Chatime Di
Pekanbaru Pada Mahasiswa di Falkultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Islam Riau. Pekanbaru: Falkultas
Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Islam Riau
Aditiya , Ahamd dan Ajmal. 2018. Celebrity Endorser Pada
Jaringan Sosial Instragram Untuk Menarik Minat
Pembelian Calon Konsumen. Jurnal Ekonomi Vol. 1,1 .
Universitas Muslim Indonesia Makasar. Sulawesi .

Anda mungkin juga menyukai