Jurnal Rahma Damayanti
Jurnal Rahma Damayanti
ABSTRAK
Taman Kanak-Kanak atau pendidikan pra-sekolah memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan
kemampuan berbahasa pada anak usia dini. Dalam upaya meningkatkan keterampilan berbahasa pada anak-anak
usia dini, diperlukan metode, media, dan pendekatan yang sesuai untuk mereka. Penggunaan media gambar seri
diharapkan dapat membantu dalam mengembangkan kemampuan berbicara mereka dengan menggunakan
kalimat-kalimat sederhana dan bahasa yang baik.Pentingnya hal ini terlihat dari fakta bahwa sebagian anak
dalam kelompok A masih mengalami kesulitan dalam mengungkapkan diri secara verbal. Beberapa anak
mungkin masih enggan bertanya, menceritakan cerita, atau mengalami kesulitan dalam berkomunikasi selama
proses pembelajaran. Trend ini tercatat dari lembar observasi sejak tahun 2015 hingga tahun 2017.Oleh karena
itu, bahwa didalam penelitian ini memiliki tujuan untuk mengevaluasi aktivitas guru, aktivitas anak, dan
perkembangan bahasa menggunakan model Role Playing dan model Talking Stick pada anak-anak
kelompok A di TK Istana Ceria, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin. Metode penelitian yang
digunakan yaitu metode kualitatif dengan jenis penelitian Tindakan Kelas (PTK). Lokasi penelitian yaitu TK
Istana Ceria Banjarmasin Timur, dan pengumpulan data dilakukan melalui observasi terhadap aktivitas guru dan
siswa selama dua siklus.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dalam perkembangan bahasa.
Aktivitas guru dan anak-anak meningkat dari siklus I ke siklus II, bahkan mencapai kriteria sangat baik.
Perkembangan aspek bahasa anak-anak meningkat dari siklus I ke siklus II, mencapai tingkat berkembang
dengan sangat baik (BSH) dengan predikat bintang tiga (***).Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model Role Playing dan model Talking Stick efektif dalam mengembangkan aspek bahasa,
terutama dalam meningkatkan partisipasi anak-anak dalam percakapan di kelompok A TK Istana Ceria
Banjarmasin Timur. Hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan anak-anak dalam berpartisipasi dalam
percakapan saat bermain peran.
Kata Kunci: BAHASA, Berpartisipasi Dalam Percakapan
ABSTRACT
Kindergarten or pre-school education is a very important vehicle in developing language in early childhood. In
learning language development in early childhood, appropriate methods, media, and approaches are needed for
children. The use of series image media is expected to develop the ability to speak fluently using simple
sentences with good and correct language.This can be seen from group A in the aspect of language development
is still lacking in expressing language, some students still dare not ask, tell stories and still have difficulty
communicating in learning. This began to be seen from observation sheets in 2015 to 2017.This study aims to
determine teacher activities, children's activities, and language development outcomes using Role Playing
models and Talking Stick models in group A children at Istana Ceria Kindergarten, East Banjarmasin
District, Banjarmasin City.In this study the author uses the method: Qualitative Method with the type of
Classroom Action research (PTK). Research Location at Istana Ceria Kindergarten, East Banjarmasin. Data
collection used observation of teacher and student activities carried out in two cycles. Child activities The data
collected are analyzed by reflecting, namely knowing the extent of children's success in language development
which will then be used as a reference for the next cycle.The results of this study showed an increase in language
development. Judging from the teacher's activity, each meeting has improved, from cycle I to cycle II to achieve
very good criteria, as well as children's activities have increased from cycle I to cycle II to reach very active
criteria (SA). And the results of the development of language aspects in cycle I to cycle II increased until it
reached very well developed (BSH) with 3 stars (***).It can be concluded that by using the Role Playing
model and the Talking Stick Model can develop language aspects in participating in conversations in group
A of Istana Ceria Kindergarten East Banjarmasin, this can be seen from the increase in children's ability in
language aspects, especially participating in conversations when role-playing.
Keywords: LANGUAGE, participate in conversations
PENDAHULUAN kualitas peserta didik dengan aktif
Pendidikan mempunyai arti penting mengembangkan potensi dirinya sehingga
dalam kehidupan, karena pendidikan mempunyai landasan yang kokoh dalam
membuka jalan menuju masa depan yang keimanan, kepribadian yang baik,
cerah, memberikan manfaat bagi individu, kecerdasan, pengendalian diri, pemikiran
masyarakat, lingkungan, agama, dan kritis dan dinamis, tanggung jawab, dan
bangsa. Tanpa pendidikan yang keterampilan aktif yang diperlukan untuk
berkualitas, pengembangan diri seseorang diri sendiri dan masyarakat.
akan terganggu, sehingga berdampak pada Menurut Kamus Besar Bahasa
kualitas bangsa secara keseluruhan. Indonesia, pendidikan yaitu proses
Melalui berbahasa inggris, education perubahan sikap dan perilaku seseorang
berasal dari kata “education” yang terdiri secara perseorangan atau kolektif dalam
dari dua bagian yaitu E dan Duco. E berarti upaya mendewasakan manusia melalui
perkembangan dari luar ke dalam dan dari pengajaran dan pelatihan.
terbatas menjadi berlimpah, sedangkan Selain definisi umum tersebut, para
Duco berarti dalam proses berkembang. ahli pendidikan juga menawarkan berbagai
Dengan demikian, pendidikan dapat sudut pandang. Ki Hajar Dewantara,
dikatakan sebagai upaya menumbuhkan Bapak Pendidikan Nasional Indonesia,
kemampuan diri. mengartikan pendidikan sebagai
Pada dasarnya pendidikan pembinaan segala kekuatan yang melekat
sebagaimana didefinisikan dalam Undang- pada diri anak, bertujuan agar mereka
Undang Sistem Pendidikan Nasional mencapai tingkat keselamatan dan
Nomor 20 Tahun 2003 yaitu usaha sadar kebahagiaan yang setinggi-tingginya
dan terencana untuk menciptakan sebagai manusia dan anggota masyarakat.
lingkungan belajar dan proses H. Horne menggambarkan pendidikan
pembelajaran yang kondusif, sehingga sebagai proses abadi adaptasi yang lebih
memungkinkan peserta didik secara aktif tinggi bagi manusia yang berkembang
mengembangkan potensi dirinya dalam secara fisik dan mental, bebas dan sadar
kekuatan spiritual, pengendalian diri, akan Tuhan, yang diwujudkan dalam aspek
kepribadian. , kecerdasan, akhlak mulia, intelektual, emosional, dan kemanusiaan.
dan keterampilan yang diperlukan bagi Di era modern ini, pendidikan
dirinya dan masyarakat. Pada hakikatnya seharusnya ditanamkan pada anak sejak
pendidikan dimaknai sebagai usaha sadar, dini untuk mengimbangi persaingan global
nyata, dan terencana dalam suatu proses yang semakin ketat dan menghasilkan
belajar mengajar untuk mewujudkan generasi muda berkualitas. Sejalan dengan
tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, menulis sebagai bagian integral dari proses
pemerintah Indonesia telah menetapkan ini.
pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai Pengembangan bahasa pada anak I I I
langkah awal, dimulai sejak lahir hingga usia dini bertujuan agar mereka dapat
I I I I I I
perkembangan jasmani dan rohani anak, memilih strategi dan metode bervariasi
I I I I I
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahasa dimulai sejak bayi, di mana anak
I I I I I I I
sosioemosional, bahasa, dan komunikasi pada anak usia dini, yang memperoleh
I I I I I I
sesuai dengan tahap perkembangan anak bahasa dari lingkungan keluarga dan
I I I I I
usia dini. Tujuan pendidikan yaitu tetangga mereka. Pertumbuhan kosa kata
I I I I I
menciptakan generasi muda berkualitas anak juga diakui meningkat pesat setelah
I I I I I I
Bahasa, sebagai alat komunikasi dan dianggap sebagai langkah kunci dalam
I I I I I
mendengarkan, berbicara, membaca, dan mendengarkan ini tidaklah alami sejak lahir,
I I I I I I
melainkan dipelajari melalui bimbingan dari
I I I I I dapat berbicara lancar dengan kalimat
I I I I I
orang lain.
I I
sangat
I I penting I dalam memajukan
I
Dalam
I upaya
I mengembangkan
I
dengan
I cepat
I I jika didukung
I I oleh metode, media, dan pendekatan yang sesuai
I I I I I I
perkembangan
I bahasa
I I anak terjadi
I
dengan
I menggunakan
I kalimat-kalimat
I
dalam
I I lingkungan I yang I mendukung Jika aspek bahasa tidak
pembelajaran. Pada usia 4 tahun, anak dapat
I I I I I I I
(2006:42)dalam (Fandri Hasrudin & Asrul, dalam pelaksanaan tindakan kelas dapat
I I I I I
2020) diilustrasikan
I sebagai
I berikut:
I I Tahap
Perencanaan,
I I Tahap Tindakan,
I Tahap
I
tindakan khusus dengan tujuan untukI I I I peserta didik, serta hasil belajar yang dicapai.
I I I I I I I
pembelajaran
I di
I I kelas I secara lebih
I HASIL PENELITIAN I
yang
I dihadapi
I guru
I dalam
I kegiatan
I dilakukan
I pembahasan
I yang
I meliputi
I
Online).
I siklus II sebagai berikut:
I I I I
Dengan memahami tiga kata kunci I I I I 1. Perbandingan hasil Aktivitas Guru dari I I I I
(treatment)
I yang
I sengaja
I menggunakan model Role Playing dan
I I I I I I
bimbingan
I dan
I arahan
I guru.
I I Tujuan dilakukan perbandingan sebagai berikut
I I I I
meningkatkan
I kualitas
I pembelajaran
I Guru Siklus I dan Siklus II
I I I I II I I
I
dapat dilakukan perbandingan sebagai
I I I I
I berikut : I
20% berikut :
I I
0%
Siklus II
I I
Berlandaskan hasil
I observasi
I
sudah
I mencapai
I I indikator Berlandaskan hasil observasi I I
keberhasilan.
I
pembelajaran
I dalam kegiatan I I
Keaktifan
I
Aktivitas Guru I 70% 92%
Kriteria Mulai Berkembang Aktivitas Anak I 38% 69%
Berkembang
I Sesuai harapan
I I
Hasil 46% 86%
(MB)
I (BSH)
I
Perkembangan
I
Bahasa
I
berikut :
I I
I dan Siklus II I I I I I
Berlandaskan gambar diatas, dapat I I I
indikator keberhasilan.
I I
siklus I 46% dengan kriteria Mulai
I I I I I I
Aktivitas
I Anak dan Hasil I I I
dengan kriteria Berkembang Sesuai
I I I I
Perkembangan Bahasa
I I
harapan. I
pembelajaran
I dalam kegiatan I I
telah dilakukan dan dilaksanak
I I I I
dapat
I dilakukan perbandingan I I
Kecamatan Banjarmasin Timur
I I I
Bukti konkret terlihat saat anak berani semua aspek pada aktivitas guru
I I I I I
percakapan
I I menggunakan
kombinasi model Role Playing dan
I I I I I I I
Banjarmasin
I mengalami
I
aktif.
I
dalam
I I berpartisipasi dalam
I
Banjarmasin
I berkembang
I I dan
mampu
I I memenuhi indikator
I
REFERENCES
Anita, Lie. (2002). Cooperative larning (mempraktikan cooperative learning di ruang-runang
I I I I I I I I I
Arikunto, Suharsimi dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta.: PT Bumi Aksara.
I I I I I I I I I I
Badru Zaman, dkk. (2009). Media dan Sumber Belajar. Jakarta: Universitas. Terbuka.
I I I I I I I I I I
Fandri Hasrudin & Asrul. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
I I I I I I I I I I I
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPA di SD Inpres 16 Kabupaten Sorong.
I I I I I I I I I I I I I
Pembelajaran Kooperatif Talking Stick Bermuatan Tri Hita Karana Terhadap Kompetensi
I I I I I I I I I I
Pengetahuan IPA Siswa IV SD. Jurnal Pendidikan Multikultural Indonesia Vol. 2 No.(2) ,
I I I I I I I I I I I I I
55-65.
I
Novan dan Barnawi. (2014). Format PAUD: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi
I I I I I I I I I
Nugraha Ali. (2009). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.
I I I I I I I I I
Nurbiana, Dhieni, dkk. (2008). Metode pengembangan bahasa. Jakarta : Pusat. Penerbitan
I I I I I I I I I I
Universitas Terbuka. .
I I I
Nurgiyantoro, B. (2013). Teori pengkajian fiksi (Ed. rev.). Yogyakarta: Gadjah Mada University
I I I I I I I I I I I
Press.
I
Ratna Wahyu Puyasari. (2016). Analisis Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif (APE) Dalam
I I I I I I I I I I
Jurnal Ilmiah FIP Universitas PGRI Semarang Volume 6 Nomor 1 Juli 2016 , 65.
I I I I I I I I I I I I I I
Suyanto, Slamet. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen
I I I I I I I I I I