OP - 03. Bab 03
OP - 03. Bab 03
BAB III
PROSEDUR OPERASI
3.1. Umum
Dalam pelaksanaan pengoperasian air bendung air baku sebaiknya menggunakan
blangko-blangko operasi standar yang telah digunakan serta dikuasai oleh para petugas
ranting Dinas Pengairan setempat. Blanko-blanko tersebut sebaiknya dibuat dan disediakan
oleh pengurus jika bendung air baku sudah difungsikan. Jika bangunan ini pelaksanaan O&P
nya diserahkan kepada pihak Pemda setempat dan untuk selanjutnya dilimpahkan kepada
PDAM atau pihak Kecamatan atau pihak desa, maka akan sedikit berbeda sistem O&P nya.
Dalam usaha peningkatan pelayanan air bersih kepada masyarakat, pengaliran air baku
adalah sangat penting. Air harus mengalir dengan volume yang cukup dan lancar dengan
mutu yang memenuhi persyaratan dan serta bebas dari pencemaran. Pengaliran air harus
disesuaikan dengan jumlah kebutuhan.
Sementara itu langkah-langkah penyusunan rencana pengaliran air adalah sbb :
Membuat rencana kebutuhan air pada masing-masing zona pelayanan
Mengumpulkan data jumlah pelanggan atau SR dari unit pelayanan pada masing-masing
zona pelayanan
Menentukan kebutuhan air di jaringan transmisi, reservoir dan distribusi pada masing-
masing zona
Mencatat muka air yang tersedia pada sumber air baku diperkirakan dari kenyataan
fluktuasi musim kemarau dan penghujan yang tercatat pada periode sebelumnya atau
berdasarkan buku catatan
Menentukan waktu-waktu pengaliran dan pengurasan dari data pencatatan pada musim
penghujan dan kemarau.
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN III - 1
LAPORAN PEDOMAN OPERASIONAL
& PEMLIAHARAAN SID Penyediaan Air Baku Babulu
Kabupaten Penajam Paser Utara
Data pemakai air bendung air baku; jumlah penduduk/jumlah KK, yang bisa diairi oleh
bendung air baku, catatan mutasi atau bertambah (fluktuasi pengguna air) akibat
bertambahnya atau pindahnya penduduk.
Data debit sungai normal dicatat dalam blanko, periodik setengah bulanan oleh Penjaga
Bendung air baku/Sub Ranting.
Data debit banjir dicatat dalam blanko, dicatat tanggalnya, jam berapa, perkiraan debitnya
dan lokasi pengamatannya. Dilaporkan pada tiap kejadian/insidentil oleh Penjaga
Bendung air baku/Sub Ranting.
Data curah hujan dihimpun dalam blanko, meliputi stasiun hujan yang ada atau dekat
dengan lokasi bendung air baku. Dilaporkan setiap bulan oleh Sub Ranting. Data curah
hujan tahunan dibuat oleh Cabang Dinas Pengairan untuk setiap stasiun dalam blanko dan
merupakan laporan tahunan Dinas Pengairan atau Dinas Pertanian.
Data pengurangan pengguna air bendung air baku karena kerusakan jaringan pipa atau
bangunan bendung air baku yang dihimpun dalam blanko tersendiri.
Perlunya blangko-blangko lain yang dibutuhkan saat pengoperasian air bendung air baku
yang disebabkan oleh perubahan tingkah laku manusia atau kejadian alam.
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN III - 2
LAPORAN PEDOMAN OPERASIONAL
& PEMLIAHARAAN SID Penyediaan Air Baku Babulu
Kabupaten Penajam Paser Utara
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN III - 3
LAPORAN PEDOMAN OPERASIONAL
& PEMLIAHARAAN SID Penyediaan Air Baku Babulu
Kabupaten Penajam Paser Utara
Tujuan pengoperasian bendung air baku dan jaringan antara lain adalah agar bendung
air baku beserta jaringan pipa yang telah dibangun diusahakan selalu terpelihara dan selalu
berfungsi dengan baik serta dapat melayani kebutuhan masyarakat. Disamping itu juga agar
bendung air baku jaringan pipa dapat dimanfaatkan dan didayagunakan secara maksimal dan
koordinatif mulai dari bangunan bendung air baku, jaringan pipa transmisi, jaringan pipa
induk distribusi hingga jaringan pipa distribusi beserta bangunan-bangunannya yang
disesuaikan dengan jumlah kebutuhan air bersih. Secara umum prosedur operasi bendung air
baku beserta jaringannya terbagi atas 2 (dua) kategori yaitu kegiatan non teknis dan kegiatan
teknis.
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN III - 4
LAPORAN PEDOMAN OPERASIONAL
& PEMLIAHARAAN SID Penyediaan Air Baku Babulu
Kabupaten Penajam Paser Utara
4. Operasi menutup atau membuka katup harus dicatat jelas dalam bentuk gambar maupun
dalam kartu-kartu katup
5. Membuat dan menyediakan kartu-kartu isian
- Catatan katup
- Catatan pemeriksaan dan perawatan
- Pemeriksaan katup
- Catatan hidran
- Perawatan hidran
- Catatan riwayat meter
- Pengujian dan perbaikan meter
- Catatan meter.
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN III - 5
LAPORAN PEDOMAN OPERASIONAL
& PEMLIAHARAAN SID Penyediaan Air Baku Babulu
Kabupaten Penajam Paser Utara
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN III - 6
LAPORAN PEDOMAN OPERASIONAL
& PEMLIAHARAAN SID Penyediaan Air Baku Babulu
Kabupaten Penajam Paser Utara
pengoperasiannya, hal utamanya yang perlu diperhatikan adalah daya dan voltase
listrik yang sesuai dengan buku petunjuk penggunaan mesin. Sedangkan mesin
penggerak jenis tenaga diesel, banyak dipergunakan di lapangan. Pemilihan jenis
mesin penggerak yang cocok disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
Mesin penggerak merupakan prasarana fisik yang sangat penting dijaga kelestariannya
karena fungsi dan kondisinya sangat mempengaruhi pelaksanaan operasi. Agar
kelestariannya tetap terjaga, maka sebelum melakukan operasi mesin penggerak,
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Air radiator merupakan komponen utama dari mesin penggerak yang harus
diperhatikan. Air radiator yang digunakan harus dalam kondisi penuh.
Oli yang digunakan mesin penggerak jumlahnya harus sesuai dengan buku
petunjuk penggunaan mesin.
Bahan bakar yang digunakan harus cukup ketersediaannya dan dalam kondisi
bersih.
Pengecekan terhadap saluran bahan bakar, jangan sampai ada yang mengalami
kebocoran.
Minyak pelumas harus diberikan pada bagian-bagian penting di mesin penggerak.
Baut-baut pondasi mesin harus dalam kondisi kencang dan tidak ada yang kendor.
Tata cara menghidupkan mesin dan mematikan mesin penggerak harus sesuai
dengan buku petunjuk penggunaan mesin untuk menghindari human error yang
dapat mengakibatkan mesin penggerak tidak beroperasi secara optimal.
Tata cara operasi mesin penggerak terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut ini :
Tata cara menghidupkan mesin
Tata cara menghidupkan mesin penggerak terdiri atas dua macam, yaitu secara manual
dan secara elektrik diuraikan sebagai berikut :
Operasional Mesin Secara Manual :
Stang klep yang ada pada mesin penggerak ditarik sehingga terbuka.
Tarik posisi pengatur putaran mesin atau gas secukupnya.
Putar engkol mesin pada kecepatan tertentu tekan stang klep sehingga menutup
klep. Pada saat yang bersamaan itu, tarik engkol. Saat keadaan normal, mesin
akan hidup. Stel pengatur putaran mesin pada ukuran tertentu, yaitu sekitar
1600-1800 rpm.
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN III - 7
LAPORAN PEDOMAN OPERASIONAL
& PEMLIAHARAAN SID Penyediaan Air Baku Babulu
Kabupaten Penajam Paser Utara
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN III - 8
LAPORAN PEDOMAN OPERASIONAL
& PEMLIAHARAAN SID Penyediaan Air Baku Babulu
Kabupaten Penajam Paser Utara
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN III - 9
LAPORAN PEDOMAN OPERASIONAL
& PEMLIAHARAAN SID Penyediaan Air Baku Babulu
Kabupaten Penajam Paser Utara
Buka valve agar air keluar-masuk ke column pipe. Hal ini bertujuan untuk
pelumasan line shaft dan rubber bearing-nya.
Jika air sudah mencukupi, tutup valve kembali dan pompa siap dioperasikan.
Pompa turbin yang menggunakan sistem pelumas oli
Buka valve oli sebelum pengoperasian pompa, oli akan keluar + 30 tetes/menit
dan dijadikan sebagai pelumas awal pada line shaft.
Selanjutnya lakukan pengoperasian pompa dengan ketentuan dengan keadaan
operasi, kecepatan oli keluar dikurangi hingga oli yang akan keluar adalah 15
tetes/menit.
Pompa submersible
Pompa submersible atau sering disebut dengan pompa benam dikenal sebagai
Electrical Submersible Pump (ESP). Pompa submersible merupakan jenis pompa
yang dioperasikan di dalam air dan dapat mengalami kerusakan apabila
dioperasikan pada kondisi tidak terendam air. Pompa ini mempunyai syarat tinggi
minimal air yang dapat dipompa dan harus disesuaikan. Tujuannya adalah agar
pengoperasian pompa tersebut memiliki life time yang lama.
Instalasi pompa tersebut memiliki prosedur yang standar dalam pengerjaannya,
dimana pompa tersebut dilengkapi dengan sensor elektroda yang berguna untuk
mendeteksi kedalaman air. Dengan adanya sensor tersebut, pompa yang
diturunkan pada kedalaman batas air minimum akan terdeteksi, sehingga secara
otomatis memutus power ke motor. Pompa submersible memiliki prinsip kerja
dengan mendorong air ke permukaan. Oleh karena ini dalam pengoperasian pompa
tersebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
Keadaan manometer untuk indikator head/tekanan discharge pompa.
Pengamatan pada kedalaman airdiatas pompa yang harus berada pada kondisi
diatas batas minimum.
Pemeriksaan amperemeter, voltmeter, frekwensi/hertz dari generator (power
supply) dan RPM pompa.
c. Tata Cara Operasi Rumah Pompa
Fungsi rumah pompa yaitu melindungi pompa dan mesin penggerak agar dapat
beroperasi sesuai karakteristik yang ditentukan, serta untuk melindungi pompa dan
mesin penggerak dari ganggunan keamanan. Beberapa kegiatan yang perlu
diperhatikan pada operasi rumah pompa yaitu :
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN III - 10
LAPORAN PEDOMAN OPERASIONAL
& PEMLIAHARAAN SID Penyediaan Air Baku Babulu
Kabupaten Penajam Paser Utara
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN III - 11
LAPORAN PEDOMAN OPERASIONAL
& PEMLIAHARAAN SID Penyediaan Air Baku Babulu
Kabupaten Penajam Paser Utara
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN III - 12