Anda di halaman 1dari 37

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI GAWAT DARURAT


PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

RUMAH SAKIT UMUM AMIRA


Jl. Ipik Gandamanah RT.35 RW.03 Kelurahan
Munjul Jaya Kecamatan Purwakarta Kabupaten
Purwakarta 41117
Telephone (0264) 8221191 Fax (0264) 8221193
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM AMIRA......................................3
A. Keadaan Umum......................................................................................................3
B. Fasilitas Pelayanan.................................................................................................4
C. Pengelolaan Lingkungan........................................................................................5
D. Kepegawaian..........................................................................................................6
BAB III VISI, MISI, NILAI, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT UMUM AMIRA..............8
A. Visi.........................................................................................................................8
B. Misi........................................................................................................................8
C. Nilai........................................................................................................................8
D. Tujuan....................................................................................................................8
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM AMIRA........................10
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT/ INSTALASI GAWAT DARURAT.............11
BAB VI URAIAN JABATAN................................................................................................12
A. Kepala Instalasi Gawat Darurat...........................................................................12
B. Perawat Pelaksana Instalasi Gawat Darurat.........................................................14
C. Petugas Ambulance..............................................................................................16
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA................................................................................18
A. Alur Kerja Unit Instalasi gawat Darurat Dengan Unit Terkait............................18
BAB VIII POLA KETENAGAAN........................................................................................21
A. Kualifikasi Tenaga...............................................................................................21
B. Pola Ketenagaan...................................................................................................22
1. Menghitung jumlah tenaga yang diperlukan................................................22
BAB IX PROGRAM ORIENTASI.......................................................................................23
BAB X PERTEMUAN/ RAPAT............................................................................................25
A. PENGERTIAN.....................................................................................................25
B. TUJUAN..............................................................................................................25
C. KEGIATAN RAPAT...........................................................................................25
BAB XI PELAPORAN...........................................................................................................27
A. PENGERTIAN.....................................................................................................27

i
B. JENIS PELAPORAN...........................................................................................27

ii
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM AMIRA
NOMOR 66 TAHUN 2022

TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI GAWAT DARURAT
PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AMIRA,


Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan rumah sakit
perlu didukung dengan organisasi yang efektif dan efisien;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a diatas perlu menetapkan Peraturan Direktur
Rumah Sakit Umum Amira tentang Pedoman
Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat Pada Rumah
Sakit Umum Amira.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);
5. Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
307, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5612);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 57,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6659);
7. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor.
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Dokter;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2012
Tentang Rahasia Kedokteran;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 Tahun 2018
tentang Pelayanan Kegawatdaruratan.

Memperhatikan : Keputusan Direktur Utama PT. Delapan Bintang Nomor 03


Tahun 2022 tentang Penetapan Struktur Organisasi Rumah
Sakit Umum Amira.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
AMIRA TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI GAWAT DARURAT PADA RUMAH SAKIT
UMUM AMIRA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Yang dimaksud dalam Peraturan ini adalah:
1. Pelayanan Kegawatdaruratan adalah tindakan medis
yang dibutuhkan oleh pasien gawat darurat dalam waktu
segera untuk menyelamatkan nyawa dan pencegahan
kecacatan.
2. Gawat Darurat adalah keadaan klinis yang membutuhkan
tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan.
3. Pasien Gawat Darurat yang selanjutnya disebut pasien
adalah orang yang berada dalam ancaman kematian dan
kecacatan yang memerlukan tindakan medis segera.
4. Dokter adalah Dokter dan Dokter Spesialis lulusan
Pendidikan Kedokteran baik di dalam maupun di luar
negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Dokter Gigi adalah Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis
lulusan Pendidikan Kedokteran baik di dalam maupun di
luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
6. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang
diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Praktik Kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien
dalam melaksanakan upaya kesehatan.
8. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat baik sehat maupun sakit.

BAB II
TUJUAN

Pasal 2
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat Pada
Rumah Sakit Umum Amira sebagai acuan Instalasi Gawat
Darurat dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang di
dalam menjalankan pelayanan pasien kegawatdaruratan.

BAB III
SUMBER DAYA MANUSIA, SARANA DAN
PRASARANA

Pasal 3
1. Penanganan kegawatdaruratan di Rumah Sakit Umum
Amira dikategorikan berdasarkan atas kemampuan
pelayanan:
a. Sumber Daya Manusia;
b. Sarana;
c. Prasarana;
d. Obat;
e. Bahan Medis Habis Pakai; dan
f. Alat Kesehatan.
2. Sumber Daya Manusia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), meliputi:
a. Dokter;
b. Perawat;
c. Tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan.
3. Dokter, perawat dan/ atau tenaga kesehatan lain memiliki
kompetensi kegawat daruratan.
4. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan lain dan tenaga non
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,
disesuaikan dengan kategori dan kemampuan Rumah Sakit
Umum Amira.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 4
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat pada
Rumah Sakit Umum Amira sebagaimana tercantum dalam
lampiran Peraturan ini.

Pasal 5
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwakarta
Pada Tanggal : 12 September 2022

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

(LASTRI SWASTANITA)
NIK. 21062737
Lampiran : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Amira
Nomor : 66 Tahun 2022
Tanggal : 12 September 2022
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat Pada Rumah Sakit
Umum Amira

PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI GAWAT DARURAT
PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

BAB I
PENDAHULUAN

Kesehatan menurut WHO adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang
lengkap dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi menurut Departemen Kesehatan. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat
berharga bagi setiap manusia dalam menjalankan berbagai aktivitasnya.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/ atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh Pemerintah dan/ atau
masyarakat. Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, diperlukan fasilitas
pendukung agar tujuan tersebut dapat dicapai. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
(FKRTL) adalah upaya pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau
subspesialistik yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, dan
rawat inap di ruangan perawatan khusus yang berwujud dalam suatu layanan Rumah Sakit.
Menurut WHO, rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Yang dimaksud
dengan Rumah Sakit pada Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

1
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah Sakit Umum Amira merupakan salah satu Rumah Sakit Umum Swasta yang
berada di Kabupaten Purwakarta dengan kepemilikan swasta dari badan hukum PT. Delapan
Bintang berdasarkan Akta Pendirian PT Delapan Bintang Nomor 22 tanggal 5 September
2008 oleh Notaris Dian Emilia, SH dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan
HAM Nomor AHU-0099804.AH.01.09 pada tanggal 23 Oktober 2008. Rumah Sakit Umum
Amira diresmikan pada tanggal 20 November 2008.
Rumah Sakit Umum Amira merupakan Rumah Sakit Umum dengan klasifikasi Kelas
C yang ditetapkan pada Tahun 2014 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.03/I/02502014 Tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Amira. Pada tahun 2021
Rumah Sakit Umum Amira telah melakukan perpanjangan Izin Operasional dengan
memperoleh Izin Operasional Rumah Sakit Nomor: 445/IORS-3066/DPMPTSP/2021 yang
berlaku sampai dengan tanggal 14 November 2026.
Instalasi Gawat Darurat Rumah Umum Amira merupakan suatu instalasi di rumah
sakit dengan fasilitas penyelenggaraan kegawatdaruratan dibawah pimpinan kepala instalasi
yang telah memenuhi persyaratan secara hukum untuk memberikan pelayanan yang
berorientasi kepada kepentingan dan keselamatan pasien.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

A. Keadaan Umum
1. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum (RSU) Amira
2. Alamat : Jalan Ipik Gandamanah RT 35 RW 03 Kelurahan Munjuljaya
Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat
Kode Pos 41117
3. Status Kepemilikan : PT Delapan Bintang
4. Kelas Rumah Sakit : Kelas C
Rumah Sakit Umum Amira merupakan salah satu rumah sakit umum ditengah
pemukiman padat penduduk di Kabupaten Purwakarta. Rumah sakit ini didirikan diatas
tanah seluas 6.862 m2, dengan luas bangunan pada awal 2.428 m2. Pada bulan November
Tahun 2014 mulai dilakukan perluasan bangunan dikarenakan bertambahnya kebutuhan
akan fasilitas rawat inap di sebelah selatan bangunan gedung lama. Pada November 2015
dilakukan peresmian gedung baru untuk fasilitas rawat inap yang mulai beroperasi secara
bertahap. Saat ini total bangunan terdiri dari 3 (tiga) lantai seluas 5.591,9 m2, dan yang
baru beroperasi seluas 4.624,22 m2 (2 lantai).
Adapun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) disekitar Rumah
Sakit Umum Amira adalah sebagai berikut:
No Nama Rumah Sakit Pemilik Jarak dari Rumah Sakit Umum Amira
1. RSUD Bayu Asih PEMDA 5 Km
2. RSU Siloam Purwakarta Swasta 7 Km
3. RSU Holistic Purwakarta Swasta 10 Km
4. RSU dr. Abdul Radjak Swasta 4 Km
5. RSU Asri Swasta 3 Km
6. RSU Bunda Fathia Swasta 6 Km
7. RSU Bhakti Husada II Swasta 8 Km
8. RSU Rama Hadi Swasta 2,5 Km
9. RSU Gunung Putri ABRI 6 Km
10. RSU Karina Medika Swasta 5 Km

3
B. Fasilitas Pelayanan
Rumah Sakit Umum Amira adalah rumah sakit yang memiliki program unggulan
dibidang pelayanan Penyakit Dalam dan memiliki tenaga medis yang berpengalaman
dibidangnya. Selain itu juga menjadi rumah sakit rujukan pasien dari fasilitas kesehatan
di sekitar rumah sakit.
Fasilitas Pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum Amira adalah sebagai
berikut:
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
a. Poliklinik:
1) Klinik Spesialis Bedah
2) Klinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
3) Klinik Spesialis Anak
4) Klinik Spesialis Orthopedi
5) Klinik Spesialis THT-KL
6) Klinik Spesialis Penyakit Saraf
7) Klinik Spesialis Penyakit Kulit Kelamin
8) Klinik Spesialis Mata
9) Klinik Rehabilitasi Medik
10) Klinik Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
11) Klinik Paru
12) Klinik Gigi
13) Klinik DOTS
14) Klinik Geriatri
15) Klinik VCT
b. Hemodialisa
c. Fisioterapi
3. Instalasi Rawat Inap dan Rawat Intensif
a. Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Amira tersedia dengan kapasitas
113 tempat tidur, dilengkapi dengan fasilitas pelayanan yang dapat memberikan
kenyamanan kepada pasien dan keluarga serta memenuhi segala hak pasien dan
keluarga yang dibutuhkan. Pelayanan rawat inap yang tersedia dengan
klasifikasi kelas sebagai berikut:

4
1) Kelas VIP;
2) Kelas I;
3) Kelas II;
4) Kelas III;
5) Perinatologi; dan
6) Ruang Isolasi.
b. Rawat Intensif terdiri dari Unit Intensive Care Unit (ICU), High Care Unit
(HCU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU), dan Neonatal Intensive Care Unit
(NICU).
4. Instalasi Kamar Bedah
5. Layanan Penunjang Medis:
a. Instalasi Farmasi;
b. UnitRadiologi;
c. Unit Gizi;
d. Unit Rekam Medis dan Admisi; dan
e. Unit Laboratorium.

C. Pengelolaan Lingkungan
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Rumah Sakit
Umum Amira diterbitkan dalam Dokumen UKL-UPL Rumah Sakit Umum Amira dengan
rekomendasi pengesahan dari Dinas Lingkungan Hidup Pemda Purwakarta Nomor 666/
501/ DLHTR/ 2008, yang kemudian direvisi sebelum dilakukan pembangunan tahun
2014 dengan rekomendasi pengesahan Nomor: 666/39/ XI/ BLH/ 2014 dan kemudian
diterbitkan Izin Lingkungan Nomor: 188.4/ SK.03/ BLH/ 2016.
Dalam upaya Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Limbah Cair, Rumah
Sakit Umum Amira menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dengan
sistem MAS (Micro Automatic System). Adapun upaya optimalisasi yang dilakukan
adalah:
1. Memeriksa limbah cair setiap bulannya ke Laboratorium Terakreditasi LPKL
(Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan) dengan hasil yang telah
memenuhi baku mutu.
2. Mengukur debit pembuangan limbah cair dan pH setiap harinya.

5
3. Mengoptimalkan sistem tanggap darurat pencemaran melalui pembiakan ikan mas di
bak akhir pengolahan limbah cair.
4. Menyampaikan laporan secara berkala kepada dinas terkait.
Dalam upaya Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Limbah Padat Medis dan
B3, Rumah Sakit Umum Amira bekerja sama dengan pihak ke-3 yaitu PT. Wastec
International. Limbah B3 diangkut 2 (dua) hari sekali, yang sebelumnya disimpan dalam
TPS B3 yang telah memiliki izin dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purwakarta.
Adapun volume limbah B3 yang dihasilkan rata-rata 1000-2000 kg per bulan. Adapun
upaya optimalisasi yang dilakukan adalah:
1. Menyediakan tempat sampah sesuai karakteristik limbah medis dan B3;
2. Mencatat volume limbah tiap harinya dari sumber timbulan limbah Medis dan B3;
3. Melakukan pengamanan pada area TPS B3 melalui sistem penguncian dan pelabelan;
dan
4. Menyampaikan laporan secara berkala kepada dinas terkait.
Dalam hal upaya pengelolaan lingkungan hidup, Rumah Sakit Umum Amira
dianggap memiliki pengelolaan yang lebih baik dibanding rumah sakit lain di Kabupaten
Purwakarta, sehingga pada tahun 2015 direkomendasikan oleh Balai Lingkungan Hidup
Kabupaten Purwakarta untuk mengikuti PROPERDA (Program Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan) Provinsi Jawa Barat.
Pada tanggal 22 Desember 2015 Rumah Sakit Umum Amira mendapatkan
penghargaan PROPERDA dengan Peringkat Biru, dari BPLHD (Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah) Provinsi Jawa Barat. Pada Tanggal 31 Desember 2019
Rumah Sakit Umum Amira mendapatkan penganugerahan penghargaan PROPERDA
dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purwakarta. Dalam hal ini Rumah Sakit Umum
Amira dinilai telah mentaati segala ketentuan perizinan, baik dari kelengkapan dokumen
perizinan maupun penyelenggaraan pengelolaan limbah padat dan limbah cair telah
memenuhi ketentuan dan tidak mencemari lingkungan.

D. Kepegawaian
SDM yang ada di Rumah Sakit Umum Amira menurut kategori pendidikan adalah
sebagai berikut:
1. Direktur;
2. Tenaga Administrasi;

6
3. Dokter Umum;
4. Dokter Spesialis Anak;
5. Dokter Spesialis Penyakit Dalam;
6. Dokter Spesialis Bedah Umum;
7. Dokter Spesialis Obgyn;
8. Dokter Spesialis Bedah Orthopedi;
9. Dokter Spesialis Anestesi;
10. Dokter Spesialis THT;
11. Dokter Spesialis Radiologi;
12. Dokter Spesialis Patologi Klinik;
13. Dokter Spesialis Kulit Kelamin;
14. Dokter Spesialis Saraf;
15. Dokter Spesialis Mata;
16. Dokter Spesialis Paru;
17. Dokter Spesialis Jantung;
18. Dokter Gigi;
19. Dokter Rehabilitasi Medik;
20. Tenaga Perawat;
21. Tenaga Bidan;
22. Tenaga Farmasi;
23. Tenaga Analis;
24. Tenaga Radiografer;
25. Tenaga Gizi;
26. Tenaga Rekam Medis;
27. Tenaga Fisioterapis; dan
28. Tenaga Non Medis Lainnya.

7
BAB III
VISI, MISI, NILAI, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

A. Visi
Menjadi Rumah Sakit terpercaya dalam memberikan pelayanan prima.

B. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan bermutu sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
2. Menjaga kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan.
3. Bersinergi dengan mitra Rumah Sakit.

C. Nilai
1. Responsif
2. Adaptif
3. Solutif
4. Inovatif

D. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif dengan cara peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif) serta pemulihan kesehatan (rehabilitatif dalam rangka peningkatan
produktivitas dan kualitas hidup, dengan pelayanan maksimal dan harga
terjangkau).
b. Memberikan perlindungan dan pemeliharaan kesehatan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan bagi para tenaga kerja sehingga tercipta etos kerja
yang baik dan maksimal.
c. Meningkatkan kemampuan sebagai pusat rujukan di wilayah Purwakarta dan
sekitarnya.
d. Meningkatkan citra sebagai rumah sakit berpenampilan prima serta menjadi
tujuan pengobatan bagi masyarakat, dan

8
e. Mengembangkan diri sehingga menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan
berprestasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengutamakan standar kualitas pelayanan yang bermutu kepada pasien sebagai
prioritas utama.
b. Mengutamakan terbentuknya sumber daya manusia yang unggul sebagai tenaga
profesional yang beriman dan bertakwa.
c. Menjadikan total quality manajemen sebagai jiwa rumah sakit dalam
meningkatkan kinerja dan kualitas secara berkesinambungan.
d. Ikut serta melaksanakan program pemerintah untuk meningkatkan mutu
kesehatan masyarakat.
e. Secara bertahap meningkatkan kesejahteraan karyawan rumah sakit.

9
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM AMIRA
Organisasi Rumah Sakit Umum Amira dipimpin oleh seorang Direktur, yang membawahi 6 (enam) Kepala Bagian/ Bidang. Secara Bagan
dapat digambarkan sebagai berikut:

10
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT/ INSTALASI GAWAR DARURAT

Direktur

Kepala Bidang Pelayanan Kepala Bidang Keperawatan

Penanggung Jawab
Kepala Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Gawat Darurat

Dokter Pelaksana Perawat Pelaksana


Instalasi Gawat Darurat Instalasi Gawat Darurat

Petugas Ambulance

11
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. Kepala Instalasi Gawat Darurat


No Nama Jabatan Kepala IGD
1. Fungsi Membantu Kepala Bidang Pelayanan Medis sebagai
penanggung jawab pelaksana operasional Instalasi Gawat
Darurat, membuat laporan serta tugas- tugas lain agar
pelayanan Rumah sakit lancer.
2. Kedudukan dalam a. Atasan : Kepala Bidang Pelayanan Medis
Organisasi b. Bawahan : Perawat pelaksana IGD dan Petugas
Ambulance
3. Tanggung Jawab a. Kelancaran kegiatan pelayanan keperawatan pasien
di Instalasi Gawat Darurat
b. Mengawasi dan menilai kinerja perawat pelaksana
dan petugas Ambulance
c. Menangani keluhan pasien terhadap pelayanan
perawatan di Instalasi Gawat darurat
d. Efisien dan efektif dalam penggunaan barang dan
obat- obatan di ruangan.
e. Ketepatan terhadap laporan yang harus dibuat serta
melaporkannya kepada Kepala Bidang Pelayanan
Medis.
4. Wewenang a. Ruang IGD, perawat pelaksana, petugas Ambulance,
perawatan pasien dan peralatan serta sarana yang ada
b. Hal-hal yang berkaitan dengan tugasnya,
mengadakan konsultasi dengan atasan.
5. Persyaratan/ a. D3 Keperawatan/ Profesi Ners
Kualifikasi Jabatan b. Memiliki sertifikat BTCLS
c. Memiliki STR aktif
6. Uraian Tugas a. Mempunyai tugas harian sebagai berikut:
1) Terlaksananya kelancaran operasional Instalasi
Gawat Darurat:

12
a) Melakukan pembagian tugas kepada
penanggung jawab shift dan anggota tim:
b) Menyusun rencana kerja dan pemanfaatan
tenaga seefisien dan seefektif mungkin dan
membagi pekerjaan secara merata kepada
pelaksana;
c) Mengatur agar sarana dan peralatan selalu
dalam keadaan siap pakai dan mengawasi
pelaksanaan inventarisasi secara periodic;
d) Membaca laporan dan mengoreksi sensus
harian;
e) Membuat laporan harian Kepada kepala
Bidang pelayanan Medis;
f) Membantu pelaksana dalam melakukan
tindakan;
g) Membuat laporan Rekam Medis;
h) Mengecek Instalasi dan pasien;
i) Memastikan ketersediaan obat-obatan, alat
Kesehatan dan perlengkapan medis/ non
medis lain di Instalasi sesuai kebutuhan;
j) Melaksanakan orientasi dan penilaian bagi
pegawai baru;
k) Melakukan penilaian lapangan bagi calon
pegawai/ perawat;
l) Memberikan teguran bagi pegawai yang
melakukan pelanggaran;
m) Mengatur cuti pelaksana;
n) Mensosialisasikan setiap ada hal- al yang
sifatnya baru;
o) Mengadakan rapat bulanan dengan
pelaksana dan rapat dengan pimpinan;
p) Menciptakan suasana kerja yang harmonis
dan komunikasi yang efektif antar anggota

13
tim (dokter/ perawat);
q) Mengikuti rapat Bersama Kepala Bidang
Pelayanan Medis setiap satu bulan sekali;
r) Mengatur jadwal dinas;
s) Melakukan penilaian kinerja kepada
pegawai;
t) Berpartisipasi dalam upaya peningkatan
mutu Rumah sakit.
2) Terlaksananya tugas lain yang diberikan atasan/
Dokter;
a) Melaksanakan tugas/ kegiatan lain sesuai
wewenang pengarahan Kepala Bidang
Pelayanan Medis dan dokter; dan
b) Melaksanakan tugas/ kegiatan lain sesuai
dengan ketentuan/ peraturan Rumah sakit.
7. Hubungan Kerja a. Kepala Bidang Pelayanan medis
b. Perawat Pelaksana IGD
c. Dokter
d. Seluruh Unit Keperawatan

B. Perawat Pelaksana Instalasi Gawat Darurat


No Nama Jabatan Perawat Pelaksana IGD
1. Fungsi Membantu Kepala IGD dalam melaksanakan operasional
Instalasi Gawat darurat, membuat laporan serta tugas-
tugas lain agar pelayanan Rumah sakit berjalan lancer.
2. Kedudukan dalam a. Atasan Langsung : Kepala IGD
Organisasi b. Atasan tidak Langsung : Kepala Bidang Pelayanan
Medis
3. Tanggung jawab a. Memberikan Tindakan pelayanan keperawatan
pasien di Instalasi Gawat Darurat
b. Menangani keluhan pasien terhadap pelayanan
perawatan di Instalasi Gawat Darurat
c. Efisien dan efektif dalam penggunaan barang dan

14
obat-obatan di ruangan
d. Ketepatan terhadap laporan yang harus dibuat serta
melaporkannya kepada Ka.IGD
4. Wewenang a. Ruang perawatan IGD, perawatan pasien dan
peralatan serta sarana yang ada
b. Hal-hal yang berkaitan dengan tugasnya,
mengadakan konsultasi dengan atasan
5. Persyaratan/ a. D-3 Keperawatan/ Profesi Ners,
Kualifikasi Jabatan b. Memiliki Sertifikat BTCLS
c. Memiliki STR aktif
6. Uraian Tugas a. Terlaksananya kelancaran operasional Instalasi
Gawat Darurat:
1) Membaca laporan;
2) Melakukan operan tugas dengan shift
sebelumnya;
3) Menyiapkan alat-alat untuk operasional dan
mempersiapkan meja periksa;
4) Membuat laporan sensus pasien di buku register;
5) Melakukan Tindakan perawatan Bersama dokter
jaga;
6) Mendampingi visie DPJP di IGD;
7) Mengambil rekam medis dari pendaftaran;
8) Melakukan Tindakan diluar wewenangnya
dengan seizin dari dokter;
9) Menerima dan memanggil pasien serta
memisahkan setiap kasus;
10) Mengambil sampel laboratorium dan mengambil
hasil;
11) Mengisi register umum dan IGD;
12) Mendokumentasikan setiap tindakan;
13) Melakukan operan tugas dan tanggung jawab
dengan shift selanjutnya;
14) Mengikuti rapat dengan Kepala IGD dan kepala

15
Bidang Pelayanan Medis setiap satu bulan
sekali; dan
15) Berpartisipasi dalam upaya peningkatan mutu
Rumah sakit.
b. Terlaksananya tugas lain yang diberikan atasan/
dokter:
1) Melaksanakan tugas/ kegiatan lain sesuai
wewenang pengarahan Kepala IGD, Kepala
Bidang Pelayanan Medis serta Dokter; dan
2) Melaksanakan tugas/ kegiatan lain sesuai
dengan ketentuan/ peraturan Rumah sakit.
7. Hubungan Kerja a. Ka. IGD
b. Kepala Bidang Pelayanan
c. Dokter
d. Seluruh Unit Perawatan

C. Petugas Ambulance
No Nama Jabatan Petugas Ambulance
1. Fungsi Membantu Kepala IGD dalam pelaksanaan operasional
mobil ambulance serta tugas-tugas lain agar pelayanan
Rumah sakit berjalan lancer.
2. Kedudukan dalam a. Atasan Langsung : Kepala IGD
Organisasi b. Atasan Tidak Langsung : Kepala Bidang Pelayanan
Medis
3. Tanggung Jawab a. Mengantar pasien/ kegiatan lain sesuia dengan order
yang diterima
b. Perawatan dan pemeliharaan Ambulance
c. Tersedianya bensin mobil Ambulance
4. Wewenang a. Mobil Ambulance
b. Hal-hal yang berkaitan dengan tugasnya,
mengadakan konsukltasi dengan atasan
5. Persyaratan/ a. Pendidikan Minimal SLTA
Kualifikasi Jabatan b. Memiliki SIM A

16
6. Uraian Tugas a. Terlaksananya kelancaran operasional monil
Ambulance:
1) Melakukan operasional tugas dan tanggung
jawab;
2) Membersihkan Ambulance;
3) Menyiapkan kelengkapan ambulance untuk
kegiatan operasional;
4) Mengecek dan memperbaiki ambulance, bila ada
kerusakan yang sifatnya ringan;
5) Melakukan perbaikan ke bengkel bila ada
kerusakan yang tidak bisa ditangani sendiri;
6) Mengisi bensin bila dibutuhkan;
7) Melakukan kegiatan sesuai dengan order yang
diterima; dan
8) Berpartisipasi dalam upaya peningkatan mutu
Rumah sakit.
7. Hubungan Kerja a. Ka. IGD
b. Kepala Bidang Pelayanan Medis
c. Seluruh Unit Pelayanan

17
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. Alur Kerja Unit Instalasi gawat Darurat Dengan Unit Terkait

RAWAT JALAN

RAWAT INAP

SIM RS

LABORATORIUM

ADMINISTRASI

DIREKTUR KABID INSTALASI GAWAT


RUMAH SAKIT UMUM PELAYANAN MEDIS DARURAT RADIOLOGI
AMIRA

LOGISTIK

FARMASI

INSTALASI KAMAR
BEDAH

REKAM MEDIS

PENDAFTARAN

AMBULANCE

Keterkaitan Hubungan Kerja Instalasi Gawat Darurat dengan unit lain:


1. Unit Rekam Medis dan Admisi
Setiap pasien yang mendapat anjuran rawat inap didaftarkan ke bagian pendaftaran, dari
bagian pendaftaran akan memeriksa adanya ketersediaan kamar serta menyiapkan rekam
medis pasien. Setiap pasien wajib diisi dengan jelas identitas pasien. Identitas pasien
yang dibuat Rumah Sakit Umum Amira terdiri dari nama lengkap, tanggal lahir, nomor
rekam medik, jenis kelamin, Nomor Induk KTP, alamat lengkap, serta nama dan alamat
keluarga terdekat yang dapat dihubungi apabila keadaan darurat. Pasien yang berobat ke
IGD akan diberikan nomor rekam medis dan rekam medis pasien. Rekam medis pasien
yang sudah pulang rawat inap akan disimpan di bagian rekam medis serta bila pasien
berobat kembali, rekam medis pasien diminta kembali ke bagian rekam medis oleh

18
petugas admission. Apabila pasien meninggal dunia maka Rekam Medis menerbitkan
Surat Kematian.
2. Instalasi Kamar Bedah
Pasien IGD yang memerlukan tindakan operasi segera akan dibuatkan surat pengantar
operasi oleh dokter. Penanggung jawab/keluarga pasien dianjurkan ke bagian admisi
untuk dijelaskan biaya operasi dan lainnya. Perawat IGD selanjutnya memberitahu
Kamar Bedah tentang rencana operasi (bila keluarga/penanggung jawab sudah setuju).
3. Instalasi Rawat Inap dan Rawat Intensif
Apabila ada pasien dari IGD yang memerlukan perawatan biasa atau rawat intensif, maka
pasien akan dibuatkan surat pengantar rawat oleh dokter. Penanggung jawab/ keluarga
pasien dianjurkan ke bagian admisi mendaftarkan untuk perawatan. Penanggung jawab/
keluarga pasien kemudian menandatangani surat persetujuan rawat inap. Pasien diantar
oleh perawat IGD ke ruang perawatan.
4. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)
Pasien IGD yang tidak menunjukkan tanda-tanda gawat darurat akan dianjurkan
berkonsultasi dengan dokter praktik di IRJ. Pasien rencana rawat inap atau operasi dari
IRJ, akan masuk ke ruang rawat inap melalui IGD.
5. Instalasi Laboratorium
Pasien IGD yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan dibuatkan formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium oleh dokter dan formulir diserahkan kepada
petugas laboratorium oleh perawat IGD. Untuk pemeriksaan cito (segera), perawat akan
menghubungi petugas laboratorium untuk segera datang ke IGD, dan petugas
laboratorium akan melaporkan hasil pemeriksaan kepada perawat IGD.
6. Unit Radiologi
Pasien IGD yang membutuhkan pemeriksaan radiologi, akan dibuatkan formulir
permintaan pemeriksaan radiologi oleh dokter. Formulir kemudian diserahkan ke petugas
radiologi oleh perawat IGD.
7. Instalasi Farmasi (IFRS)
Kebutuhan obat dan alat medis di IGD, diperoleh dari bagian farmasi sesuai dengan
prosedur permintaan yang diinput ke sistem informasi rawat inap.

19
8. Gizi
Kebutuhan nutrisi pasien IGD akan dimintakan langsung ke bagian gizi melalui telepon
dengan memberitahukan nama pasien dan diet yang diperlukan sesuai dengan anjuran
dokter.
9. Bagian Pengadaan Medis dan Non Medis (Logistik)
Permintaan barang alkes dan bahan non medis dilayani oleh bagian pengadaan alkes dan
Non Medis.
10. Ambulans
Pasien IGD yang memerlukan rujukan ke RS lain dapat menggunakan ambulans Rumah
Sakit Umum Amira. Perawat yang membutuhkan akan melapor Kepala Ruangan IGD
dan selanjutnya Kepala Ruangan IGD akan mengatur penggunaan dengan berkoordinasi
dengan Petugas Ambulans.
11. Fasyankes Lain
Pasien IGD yang tidak dapat dilayani di Rumah Sakit Umum Amira dengan alasan
tertentu akan dirujuk/ dikirim ke RS lain, seperti :
a. Ruangan/ Bed penuh
b. Kebutuhan alat yang tidak tersedia atau
c. Jenis pelayanan tidak tersedia
12. Kasir
Setelah pasien selesai dilayani di IGD, pasien menyelesaikan administrasi di bagian kasir.

20
BAB VIII
POLA KETENAGAAN

A. Kualifikasi Tenaga
Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia rumah sakit sangat bergantung pada
ketenagaan yang dipakai. Metode perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan dengan
rumus Ilyas yang berdasarkan pada:
1. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
2. Jumlah rata- rata pasien perhari
3. Jam perawatan yang diperlukan/ hari/ pasien
4. Ja, kerja/ 6 hari = 6 jam per hari
5. Jumlah hari kerja selama setahun = 365 hari
6. Hari kerja efektif perawat/ tahun = 237 hari
7. Jumlah libur nasional 12 hari
8. Jumlah cuti tahunan 12 hari
Perhitungan kebutuhan tenaga perawat di IGD adalah berdasarkan jam perawatan
untuk setiap pasien dalam waktu 24 jam dan berdasarkan jumlah kunjungan pasien IGD.
Penggolongan kondisi pasien di IGD, pada formula ini diklasifikasikan pasien sebagai
berikut:
1. Gawat Darurat
2. Mendesak
3. Tidak mendesak

Tabel 8.1
KUALIFIKASI POLA KETENAGAAN
No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikat Jumlah
kebutuhan

1. Ka. Instalasi Gawat Darurat D3/ Profesi Pelatihan BTCLS, 1


Ners PPGD,
2. Penanggung Jawab Instalasi Dokter Umum Pelatihan ACLS 1
Gawat Darurat
3. Doter Pelaksana Instalasi Dokter Umum Pelatihan ACLS 10
Gawat Darurat

21
4. Kepala Ruang Instalasi D3/ Profesi Pelatihan BTCLS, 1
Gawat Darurat Ners PPGD
5. Perawat Pelaksana Instalasi D3/Profesi Ners Pelatihan BTCLS, 12
Gawat Darurat PPGD
6. Petugas Ambulance SLTA/ Memiliki SIM A 1
Sederajat

B. Pola Ketenagaan
1. Menghitung jumlah tenaga yang diperlukan
Dalam merencanakan kebutuhan tenaga kerja di IGD dilakukan analisis data jenis
kegiatan yang dikerjakan, sesuai dengan tugas, wewenang serta waktu yang
dibutuhkan serta beban kerja yang ada.

Standar Kelonggaran = Rata-rata Waktu Kelonggaran


Waktu Kerja tersedia

Adapun Uraian Perhitungan Standar kelonggaran sebagai berikut:


Rata-Rata Standar
No Faktor Kelonggaran Jumlah
Waktu Kelonggaran
1. Istirahat (Sholat dan 1 52 Jam/Th 0.03
Makan
2. Mengikuti Rapat 2 104 Jam/Th 0.05
TOTAL STANDAR KELONGGARAN 0.08

Perhitungan kebutuhan tenaga perawat di IGD


D×365
Perawat IGD=
255× jam kerja/hari
D = {(A1 x ∑os/hr) + (A2 x ∑os/hr) + (A3 x ∑os/hr) + (3 shift/hr x adm time)}
A1 = waktu keperawatan pasien kasus gawat darurat
A2 = waktu keperawatan pasien kasus mendesak
A3 = waktu keperawatan pasien kasus tidak mendesak
∑os = jumlah pasien

22
Adm time = waktu administrasi yang dibutuhkan untuk pergantian shift selama 45
menit

23
BAB IX
PROGRAM ORIENTASI

Orientasi adalah suatu proses pengenalan lingkungan Rumah Sakit dan


pelayanan kepada setiap tenaga SDM yang baru masuk di Rumah Sakit Umum Amira.
Program Orientasi merupakan usaha membantu para pekerja agar mengenali secara
baik dan mampu beradaptasi dengan suatu situasi atau dengan lingkungan/ iklim bisnis
suatu organisasi/ perusahaan.
Orientasi harus mampu membantu para pekerja baru untuk memahami dan
bersedia melaksanakan perilaku sosial yang mewarnai kehidupan organisasi/
perusahaan sehari-hari. Orientasi juga harus mampu membantu para pekerja baru
untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek teknis pekerjaan/ jabatannya, agar
mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif, efisien, dan produktif.
Tahap Program Orientasi Narasumber
Pertama 1. Penjelasan status kepegawaian. SDM dan Legal dan
2. Penjelasan program orientasi yang akan Umum
diterima Pegawai, Peraturan dan Tata Tertib.
3. Hospital tour
4. PKWT
Kedua 1. Orientasi Umum 1. Kepala Unit Kerja
a. Pegawai diberikan berbagai materi 2. PKRS.
orientasi dan penjadwalan khusus 3. Komite PPI.
diantaranya: 4. Marketing dan PKRS
1) Profil Rumah Sakit; 5. Komite K3RS.
2) Visi, Misi, Nilai, Motto dan Struktur 6. Komite Mutu.
Organisasi Rumah Sakit; 7. Bagian SDM dan
3) Peraturan Perusahaan; Legal.
4) Program Mutu dan Keselamatan 8. Kepala Unit dan
Pasien terdiri dari sasaran Bagian SDM dan
keselamatan pasien, pelaporan Legal.
insiden dan mutu unit;
5) Program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi;

24
6) K3RS;
7) Sistem Manajemen Mutu;
8) Penanggulangan Bencana Kebakaran.
2. Orientasi Khusus di Unit kerja dimana
pegawai akan ditempatkan
1) Pengenalan Lingkungan:
a. Rekan kerja
b. Ruangan & fungsinya
c. Dokter Umum/ dokter jaga IGD
d. Extention telepon
2) Pengenalan tempat dokumen:
a. Standar proseur Operasional (SPO)
b. Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat
Darurat
c. Pedoman Pengorganisasian Instalasi
Gawat Darurat
d. Indicator Mutu Pelayanan Instalasi
Gawat Darurat

Ketiga Kepala Unit Kerja menyerahkan hasil evaluasi Kepala Unit terkait.
(Evaluasi) orientasi pegawai terkait rekomendasi apakah
pegawai tersebut dapat bekerja atau tidak atau
perpanjangan masa orientasi.

25
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT

A. PENGERTIAN
Rapat adalah pertemuan atau kumpulan dalam suatu organisasi/instansi baik dalam situasi
formal maupun non formal untuk membicarakan, merundingkan, dan memutuskan suatu
masalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan.
2. Tujuan Khusus
a. Memberi dan menerima informasi untuk mengembangkan pelayanan.
b. Meneruskan informasi pada tenaga medis/staf lainnya tentang kebijakan,
perencanaan pelaksanaan tindakan dan hasil evaluasi dari pelayanan.
c. Menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari dalam rumah sakit maupun
dari luar rumah sakit.
d. Mengadakan musyawarah untuk pengambilan keputusan mengatasi masalah.
e. Membina hubungan harmonis antara staf dengan unit baik yang terkait secara
langsung maupun tidak langsung.

C. KEGIATAN RAPAT
Rapat dilakukan dan diadakan oleh Instalasi yang dipimpin oleh Kepala Instalasi dan
diikuti oleh seluruh staf di instalasi. Rapat berkala yang akan diadakan ada 2 macam
yaitu:
1. Rapat Rutin (Internal dan Eksternal)
Rapat rutin atau rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan setiap 1 bulan sekali
dengan perencanaan yang telah dibuat dan terjadwal dan ditentukan oleh direktur
rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Rapat Rutin Internal:
Waktu : Minggu pertama di awal bulan
Jam : 09.00 WIB s/d selesai
Peserta : Seluruh staf di Instalasi Gawat Darurat

26
Tempat : Ruang Instalasi/ Ruang Aula
Materi : Evaluasi kerja dan membahas masalah yang sering timbul di Instalasi/
Unit terkait.

Rapat Rutin Eksternal:


Rapat Rutin Antar Instalasi/ Unit
Waktu : 1 bulan sekali (menyesuaikan)
Jam : WIB s/d selesai.
Tempat : Ruang (menyesuaikan)
Peserta : Kepala Bidang dan Kepala Instalasi
Materi : pelayanan Rumah Sakit

2. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah/insidentil
untuk membahas atau menyelesaikan permasalahan di Unit/Instalasi dikarenakan
adanya permasalahan yang perlu segera dibahas:
Waktu : Sewaktu-waktu
Jam : Jam kerja
Tempat : Instalasi/ Unit
Peserta : Kepala Unit/ Instalasi dan seluruh staf nya
Materi : Pembahasan masalah urgen

27
BAB XI
PELAPORAN

A. PENGERTIAN
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
bentuk kegiatan pelayanan yang terkait dengan pemberian pelayanan di Instalasi/Unit.

B. JENIS PELAPORAN
Laporan dibuat oleh Kepala Instalasi/Unit yang terdiri dari:
1. Laporan Harian
a. Laporan terjadinya kasus Pengendalian dan Pencegahan Infeksi.
b. Laporan keluar dan masuknya pasien serta pelayanan yang terjadi di ruangan.

2. Laporan Bulanan
a. Laporan SDM
b. Laporan Inventaris Ruangan
c. Laporan Kunjungan Pasien
d. Laporan Pasien di Rujuk
e. Laporan pasien batal berobat
f. Laporan pasien tidak mendaftar
g. Pasien komplain
h. Laporan Insiden Kesehatan dan Keselamatan Kerja
i. Kejadian Code Red
j. Kejadian Code Blue
k. Laporan Insiden Keselamatan Pasien
l. Laporan Pencapaian indikator mutu
m. Kendala Instalasi Gawat Darurat
n. Laporan program kerja di Instalasi Gawat Darurat

28
3. Laporan Tahunan
Instalasi/ Unit menyampaikan laporan kerja tahunan kepada Manajemen Rumah
Sakit Umum Amira.

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

(LASTRI SWASTANITA)
NIK. 21062737

29

Anda mungkin juga menyukai