Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

APIP NURJAMAN
ASEP HANJI HENDRAWAN
FIRNI SEPTIANI PURNOMO PUTRI
KIKI RIZQY ANGELIA
SRI ERWATI
LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
 A. Masalah Utama
Defisit perawatan diri
 B. Proses Terjadinya Masalah
1. Definisi
Defisit perawatan diri adalah keadaan seseorang yang tidak mampu merawat diri dengan
benar dan tidak dapat menyelasaikan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berhias,
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau minum serta mencuci tangan setelah
buang air besar dan buang air kecil (Laia & Pardede, 2022).
2. Etiologi
Menurut (Sutejo, 2019), faktor-faktor yang menyebabkan individu mengalami defisit
perawatan diri adalah:
a. Faktor Presdisposisi
1. Psikologis
Pada faktor ini, keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien, sehingga klien
menjadi begitu bergantung dan perkembangan inisiatifnya terganggu
2. Biologi
Pada faktor ini penyakit kronis berperan sebagai penyebab klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.Defisit perawatan diri disebabkan olehadanya penyakit fisik dan mental.
3. Sosial
Kurangnya dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri dilingkungan.Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan perawatan diri.
b, Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi kerusakan kognitif
atau persepsi,cemas,lelah dan lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mmapu
melakukan perawatan diri.Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene,yaitu :
Citra tubuh, status sosial ekonomi, variable kebudayaan, pengetahuan dan kondisi fisik atau psikis.

3. Klafisikasi

 Menurut (Sari et al., 2021), jenis perawatan diri terdiri dari:

1) Defisit perawatan diri: Mandi Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur,pakaian kotor, bau badan,
bau napas, dan penampilan tidak rapi.

2) Defisit perawatan diri: Berdandan atau berhias Kurangnya minat dalam memilih pakaian yang sesuai,
tidak menyisir rambut, atau mencukur kumis.

3) Defisit perawatan diri: Makan Mengalami kesukaran dalam mengambil, ketidakmampuan membawa
makanan dari piring ke mulut, dan makan hanya beberapa suap makanan dari piring.

4) Defisit perawatan diri: Toileting Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk emlakukan defeksi
atau berkemih tanpa bantuan.
4. Rentang Respon

Respon Adaftif --------- Respon Maladaftif


- Pola perawatan diri seimbang
- Kadang perawatan diri kadang tidak
- Tidak melakukan perawatan diri

5. Proses terjadinya
Menurut Hastuti (2018) dalam (Ndaha, 2021), data yang biasa ditemukan dalam defisit
perawatan diri adalah:
a. data subjektif
b. data objektif
6. Manifestasi Klinis
Data Subjektif
Menyatakan tidak ada keinginan mandi secara teratur
Perawatan diri harus dimotivasi

Data Objektif
Tidak mampu membersihan badan
Berpakaian secara benar.

7. Dampak Defisit Perawatan Diri


Menurut (Elfariyani,2021), jalan yang secincin timbul pada salah pribadi kebersihan yaitu:
Dampak fisik : gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, dll
Dampak psikososial : gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan cinta dan mencintai
8. Mekanisme Koping
- Mekanisme koping adaptif : klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
- Mekanisme koping maladaptif : menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan
cenderung menguasai lingkungan.

9. Penatalaksanaan
Menurut (Ndaha, 2021), penatalaksanaan klien dengan defisit perawatan diri adalah:

Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

Membimbing dan menolong klien merawat diri.

Ciptakan lingkungan yang mendukung.


Diagnosa Keperawatan

1. Defisit perawatan diri.

2. Gangguan sensori persepsi: halusinasi

3. Resiko perilaku kekerasan

4. Harga diri rendah

5. Isolasi sosial
Rencana Asuhan Keperawatan

Dx : Defisit perawatan diri


Tujuan dan Kriteria hasil :

TUM: Pasien dapat memelihara kesehatan diri secara mandiri

TUK 1: Klien dapat merusak hubungan saling percaya

Kriteria Hasil : Ekspresi wajah bersahabat, Menyatakan rasa senang, Klien bersedia berjabat tangan

Intervensi: Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik., Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun nonverbal., Perkenalkan diri dengan sopan.
TUK 2: Pudar kebersihan diri klien

Kriteria Hasil: Klien dapat menyebutkan dirinya

Intervensi : Kaji pengetahuan klien tentang kebersihan diri dan tandanya, Beri kesempatan
klien untuk menjawab pertanyaan, Berikan pujian terhadap kemampuan klien menjawab
pertanyaan.

TUK 3: Penjelasan pentingnya kebersihan diri

Kriteria hasil: Klien dapat memahami pentingnya kebersihan diri

Intervensi : Menjelaskan pentingnya kebersihan diri, Meminta klien menjelaskan kembali pentingnya
kebersihan diri, Diskusikan dengan klien tentang tentang kebersihan diri , Beri penguatan positif pada
jawaban.

Anda mungkin juga menyukai