Tugas 3 PKN
Tugas 3 PKN
PENDAHULUAN
Di zaman yang semakin maju ini, Transformasi Digital telah menjadi fenomena yang
tidak dapat dihindari dalam berbagai kehidupan manusia. Pesatnya perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi telah membawa perubahan yang signifikan di berbagai bidang,
termasuk bidang kewarganegaraan. Transformasi Digital memiliki potensi yang sangat besar
untuk mengubah cara individu berpartisipasi dalam kehidupan publik, mengakses informasi,
dan berinteraksi dengan pemerintah dan sesama warga negara. Transformasi Digital juga
menyebabkan globalisasi.
Beberapa masalah yang terkait dengan kewarganegaraan digital bagi Pemuda saat ini
adalah sebagai berikut: masih ada kesenjangan akses terhadap teknologi digital di antara
Pemuda. Beberapa Pemuda mungkin tidak memiliki akses yang memadai ke perangkat
komputer, koneksi internet stabil, atau keterampilan teknologi yang diperlukan untuk
berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan digital. Hal ini dapat menghambat partisipasi
mereka dalam pembelajaran online, akses ke sumber daya digital, dan kolaborasi online.
Selain itu Pemuda seringkali menghadapi masalah terkait dengan keamanan dan privasi
dalam lingkungan digital. Ancaman seperti serangan siber, pencurian identitas, atau
penyalahgunaan data pribadi dapat menghambat kepercayaan dan rasa aman Pemuda
dalam berinteraksi online.
Penting bagi Pemuda untuk memiliki pemahaman tentang praktik keamanan digital
dan pentingnya menjaga privasi mereka saat menggunakan teknologi digital. Masalah lain
Pemuda seringkali dihadapkan pada informasi yang bermasalah atau tidak akurat di dunia
digital. Dalam era penyebaran berita palsu dan informasi yang tidak diverifikasi dengan baik,
Pemuda perlu memiliki keterampilan kritis dalam mengevaluasi kebenaran dan validitas
informasi yang mereka temui. Kemampuan untuk membedakan antara fakta dan opini serta
kemampuan untuk mencari sumber informasi yang dapat dipercaya menjadi penting dalam
kewarganegaraan digital. Selain itu Pemuda juga perlu memahami tanggung jawab dan etika
digital dalam berinteraksi online. Ini melibatkan penggunaan yang bertanggung jawab
terhadap teknologi digital, menghormati privasi orang lain, menghindari perilaku
cyberbullying, dan menghargai kebebasan berbicara dengan batasan yang etis. Pemuda
perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya bertindak secara etis dan bertanggung
jawab dalam lingkungan digital. Dalam lingkungan digital yang penuh dengan informasi yang
berlimpah, Pemuda mungkin menghadapi kesulitan dalam mengelola dan memfilter
informasi yang relevan. Overload informasi dan gangguan online dapat mengganggu
konsentrasi, produktivitas, dan kemampuan Pemuda untuk memfokuskan perhatian mereka
pada tugas-tugas akademik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep
kewarganegaraan digital dalam dunia pendidikan, urgensi kewarganegaraan digital bagi
Pemuda, tantangan dalam penguatan kewarganegaraan digital dan strategi penguatan
kewarganegaraan digital bagi Pemuda Novelty dari penelitian di era digital yaitu, keberadaan
kewarganegaraan digital menjadi semakin penting, terutama bagi Pemuda.
Pada awal era 1990-an organisasi internasional khususnya yang bergerak dalam
bidang bantuan keuangan dan pembangunan, telah menerapkan suatu konsep baru sebagai
syarat untuk mendapatkan bantuan keuangan dan pembangunan bagi negara- negara yang
membutuhkan, konsep tersebut adalah Good Governance. Diterapkannya konsep good
governance sebagai syarat oleh lembaga-lembaga donor seperti PBB, Bank Dunia, maupun
IMF dalam memberikan bantuan pinjaman modal menurut Kjoer dan Klavs Kinnerup dilatar-
belakangi oleh tiga faktor yaitu: pertama, pengalaman yang dimiliki oleh lembaga-lembaga
donor dalam mengimplementasi program peningkatan struktural (Structural Adjusment
Programmes) bahwa memperkuat kapasitas dari lembaga-lembaga pemerintah adalah sangat
diperlukan untuk menciptakan pertumbuhan yang stabil; kedua, setelah berakhirnya perang
dingin dan jatuhnya sistem ekonomi dan politik negara komunis yang menunjukan bahwa
terlalu besar jumlah aparatur negara dan tidak effisien dari aparatur negara tersebut bisa
berimbas pada kegagalan ekonomi; ketiga, perkembangan ekonomi yang luar biasa terhadap
negara Jepang menunjukkan bahwa intervensi aktif negara sangat berpengaruh terhadap
perkembangan ekonomi.
Pengertian governance berdasarkan pendapat Jan Wouters dan Cedric Ryngaert adalah
termasuk didalamnya proses-proses pemilihan, pengawasan dan penggantian dari pihak yang
berwenang untuk mengefektifkan sumber daya dan kebijakan dan penghormatan terhadap
hak-hak rakyat dan negara.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditelaah, bahwa dalam penyelenggaraan
governance ditentukan adanya pelibatan beberapa unsur stakeholder, tidak terbatas pada
pemerintah (government), akan tetapi juga unsur non-pemerintah (privaat sector) dan
masyarakat (society) sebagai negara. Governance dapat tercipta dengan baik apabila unsur-
unsur dimaksud yaitu pemerintah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Media sosial telah menjadi platform yang kuat untuk mendorong partisipasi publik
dalam masyarakat digital. Melalui media sosial, individu dapat berbagi pendapat,
mengorganisir gerakan sosial, dan berpartisipasi dalam diskusi publik tentang isu-isu yang
penting bagi kewarganegaraan. Tak sedikit fenomena yang menunjukkan pemanfaatan
media sosial digunakan untuk membuat keributan sosial oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab. Terdapat banyak fenomena seperti, menyebarkan berita bohong yang
tidak jelas asal-usulnya, berita dengan judul yang provokatif, komentar kebencian, adu
domba, ajakan untuk menyerang suatu pihak, dan masih banyak lagi. Fenomena seperti
inilah yang dapat mengancam disintegrasi bangsa yang akan berpengaruh pula terhadap
persatuan dan kesatuan nasional(Raissa Nurul Ilmi & Fatma Ulfatun Najicha, 2022). Media
sosial juga memungkinkan interaksi langsung antara warga dan pemimpin pemerintahan,
memperkuat hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Media sosial berperan dalam
memperluas partisipasi publik dengan memberikan ruang bagi individu untuk menyuarakan
pendapat, mendiskusikan isu-isu publik, dan berinteraksi dengan pemimpin dan lembaga
pemerintahan (Purnomo & Setiawan, 2019).
1. Kewarganegaraan Digital
Materi "Kewarganegaraan Digital" memiliki urgensi yang tinggi bagi Pemuda di era
digital saat ini. Dalam era di mana teknologi digital mendominasi kehidupan sehari-hari,
pemahaman dan kesadaran tentang kewarganegaraan digital sangat penting.
Kewarganegaraan digital melibatkan pemahaman tentang hak, tanggung jawab, dan etika
dalam penggunaan teknologi digital. Pemuda sebagai generasi yang tumbuh dan
berkembang di tengah kemajuan teknologi perlu memahami pentingnya menjadi warga
digital yang bertanggung jawab. Mereka harus mampu memahami dampak positif dan
negatif dari penggunaan teknologi digital, seperti privasi, keamanan informasi,
cyberbullying, hoaks, dan hak kekayaan intelektual. Selain itu, pemahaman tentang etika
digital, seperti penggunaan yang bijak, penghormatan terhadap keberagaman, dan
partisipasi aktif dalam ruang publik digital juga sangat penting. Dengan memiliki
pemahaman yang baik tentang kewarganegaraan digital, Pemuda dapat mengoptimalkan
potensi teknologi digital untuk tujuan akademik, pengembangan pribadi, dan kontribusi
positif dalam masyarakat.
Di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, Pemuda perlu
memahami konsep dan prinsip kewarganegaraan digital sebagai bagian integral dari
kehidupan mereka. Kewarganegaraan digital mencakup pemahaman tentang hak, tanggung
jawab, etika, dan keterampilan yang diperlukan dalam berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung jawab dalam dunia digital. Dalam era di mana hampir semua aspek kehidupan
bergantung pada teknologi digital, Pemuda perlu memahami implikasi sosial, hukum, dan
keamanan yang terkait dengan penggunaan teknologi tersebut. Urgensi kewarganegaraan
digital juga terkait dengan perlindungan privasi, keamanan informasi, dan manajemen
identitas online.
Kewarganegaraan digital mengacu pada hak, tanggung jawab, dan kegiatan yang
terkait dengan kehidupan dan partisipasi seseorang dalam dunia digital. Penting bagi
institusi pendidikan dan para pengajar untuk memperhatikan masalah-masalah ini dan
mengembangkan strategi yang tepat untuk membantu Pemuda mengatasi tantangan dalam
kewarganegaraan digital. Ini meliputi pendidikan tentang keterampilan digital, keamanan
online, literasi informasi, etika digital, dan manajemen waktu dan perhatian.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Peluang yang dihadirkan oleh transformasi digital kewargaan antara lain peran
media sosial dalam mendorong partisipasi masyarakat, penerapan e-government
dalam pelayanan publik, akses akses informasi global melalui internet, pendidikan
dan budaya digital. Media sosial memungkinkan warga untuk terlibat dalam debat
publik, sementara e-government meningkatkan kualitas layanan publik. Internet
memfasilitasi akses global ke informasi, pendidikan, dan literasi digital yang
meningkatkan keterlibatan dan kesadaran masyarakat.
Namun, ada juga tantangan dalam transformasi digital kewarganegaraan.
Tantangan tersebut meliputi serangan dunia maya dan kejahatan digital, perlindungan
data pribadi dan privasi pengguna, serta penyebaran berita bohong dan konten negatif.
Keamanan dan privasi adalah isu penting di era digital, dan penyebaran hoaks dan
konten negatif dapat merusak kepercayaan publik dan keterlibatan yang sehat.
SARAN
Untuk mengatasi tantangan ini, penting untuk memiliki kebijakan dan
peraturan yang tepat, meningkatkan literasi digital, dan melibatkan masyarakat dalam
pengambilan keputusan aktif terkait literasi digital transformasi digital. Hanya dengan
pendekatan holistik dan holistik, transformasi digital dapat membawa manfaat yang
lebih luas bagi kewargaan di era digital.