Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Di susun Oleh :

Nama : Sarina Rumlawang

NIM : SN222057

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


Analisis Sintesis Tindakan Relaksasi Napas Dalam Pada Tn. B
Dengan Ulkus Diabetik Pre dan Post Debridement di RSUD Bung KaRNO
Surakarta Ruang Trimurti

Tgl/Jam Masuk RS : 21 November 2023


Tgl/Jam Pengkajian : 21 November 2023
Metode Pengkajian : Autoanamnesia
No Registrasi : 0377xx

A. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri di kaki kiri (Luka Combustio)
B. Diagnosa medis
Post Debridement
C. Diagnosa keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan
pasien mengatakan nyeri pada selangkangan kanan
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
Data Subjektif :
Pasien mengatakan merasa nyeri di bagian kaki (luka pasien)
P: Nyeri akibat luka prosedur operasi yang berada di kaki sebelah kiri.
Q: Nyeri dirasakan seperti nyut”an/berdenyut
R: Nyeri dirasakan di bagian kaki/di daerah luka saja
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri yang dirasakan
Data Objektif :
Pasien tampak meringis, Gelisah, Menjaga gerak kaki yang luka dengan hati-
hati (Protektif). Vital Sign TD 110/70 mmHg, RR 20x/menit, N 78x/menit, S
36,6, SpO2 99.
E. Dasar Pemikiran
Nyeri adalah pengalaman sensori dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
yang dirasakan dalam kejadian dimana terjadi kerusakan jaringan tubuh (Wahyudi
& Abd.Wahid, 2019).
Nyeri adalah pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI
PPNI, 2020).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan nyeri
merupakan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan, presepsi nyeri
seseorang sangat ditentukan oleh pengalaman dan status emosionalnya. Presepsi
nyeri bersifat sangat pribadi dan subjektif. Oleh karena itu, suatu rangsang yang
sama dapat dirasakan berbeda oleh dua orang yang berbeda bahkan suatu
rangsang yang sama dapat dirasakan berbeda oleh satu orang karena keadaan
emosionalnya yang berbeda.
F. Prinsip tindakan keperawatan
1. Fase pra interaksi
Mencuci tangan
2. Fase orientasi
a. Memberi salam/menyapa pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan langkah prosedur
e. Menanyakan kesiapan pasien
3. Fase kerja
a. Menjaga privasi pasien
b. Memposisikan pasien
c. Ciptakan lingkungan yang tenang
d. Usahakan tetap rileks dan tenang
e. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan
f. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstremitas atas dan bawah rileks
g. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
h. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui
mulut secara perlahan-lahan
i. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
j. Usahakan agar tetap konsentrasi mata sambil terpejam
k. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah nyeri
l. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
m. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 ksli
n. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dan cepat
G. Analisis tindakan
Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lamba (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan,
selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.
Relaksasi nafas adalah pernapasan abdomen dengan frekuensi lambat atau
perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan mata.
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien
yang mengalami nyeri kronis. Latihan pernapasan dan teknik relaksasi
menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan
ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan
metode efektif untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori
dan emosional yang tidak menyenangkan dengan mekanismenya yang
menghentikan siklus nyeri.
H. Bahaya dilakukannya tindakan
1. Relaksasi napas dalam tidak boleh diberikan pada pasien gagal jantung
2. Relaksasi napas dalam tidak bisa dilakukan pada pasien stroke
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
1. Terapi pemberian Aroma Lavender dapat memberikan manfaat relaksasi
untuk menurunkan skala nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Terapi obat untuk meredahkan nyeri
J. Hasil didapatkan setelah dilakukan tindakan keperawatan
S: pasien mengatakan nyeri sudah berkurang setelah diajarkan relaksasi nafas
dalam,
O: pasien tampak segar, Pasien sudah tidak meringis lagi, Pasien tidak
mengeluh nyeri
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
K. Evalusi diri
Dapat mengevaluasi perasaan dan kenyamaan pasien. Mengajarkan dan
meningkatkan pemahaman dan mengevaluasi kemampuan keluarga dalam
melakukan relaksasi nafas dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah Nur Azizah., Teknik Relaksasi Napas dalam dan Aroma Terapi
Lavender Terhadap Nyeri post Operasi dengan Anastesi Umum.
Indonesian Jurnal For Health Sciences., Vol 7, No. 1

Lela Ain & amp; Resa Reskita (2018) ‘Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas
Dalam Terhadap nyeri pada pasien fraktur.

Sakti, N. P. R., Dewi, E. and Triyono, T. (2019) ‘pengaruh teknik relaksasi


nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur
tertutup di IGD RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo’.

Anda mungkin juga menyukai