Anda di halaman 1dari 68

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA HARGA DIRI RENDAH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu : Endri Eka Yamti.,M.Kep

Anggota Kelompok 2 :
1. Rahmawati Absiroh 0152321783
2. Aprilianto Dwi Kurniawan 0152321743
3. Winda Fatma Arif 0152321733
4. Alvira Yuniar Ferdyana 0152321734
5. Resty Nazali Latifa U 0152321737
6. Qifthiyatul Muawanah 0152321738
7. Rizky Mutamah 0152321782
8. Diah Prayogi 0152321791
9. David Dwialvantian Yahya 0152321793

YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN KETONGGO


AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI
Jl. Dr. Wahidin Telp.(0351) 749569, 744895 Ngawi
2023 / 2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Tiada kata yang pantas kami ucapkan selain
rasa syukur yang tiada hentinya atas rahmat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat sehat. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabiullah
Muhammad SAW dan semangat sehingga kami dapat menyusun makalah ini
hingga selesai tanpa ada halangan yang berarti. Sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang akan dibuat ini yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
JIWA PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA HARGA DIRI RENDAH”.
Pada penyusunan makalah ini kami banyak memperoleh masukan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Endri Eka Yamti.,M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa
yang telah membimbing kami demi terwujudnya tugas makalah dengan baik.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberi dukungan dan support dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
3. Teman – teman yang telah memberikan dorongan serta masukan demi
terselesainya makalah ini dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, baik dari segi susunan kalimat. Oleh karena itu kami
ingin pembaca untuk memberikan kritik dan saran pada tugas makalah ini agar
nantinya bisa menjadi tugas yang baik dan bermanfaat bagi para pembaca.

Ngawi, 28 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…..........................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Pengkajian ...................................................................................................4
2.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................11
2.3 Intervensi Keperawatan.............................................................................10
2.4 Implementasi Keperawatan .......................................................................11
2.5 Evaluasi.....................................................................................................12
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................13
3.1 Pengkajian........ .........................................................................................13
3.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................19
3.3 Intervensi Keperawatan.............................................................................20
3.4 Implementasi Keperawatan .......................................................................23
3.5 Evaluasi .....................................................................................................47
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................48
4.1 Kesimpulan............ ...................................................................................48
4.2 Saran. ........................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................51

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Harga diri adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, merasa
gagal mencapai keinginan (menurut keliat, 1998). Menurut klasifikasi
diagnostic and statisyical manual of mental disorder text revision (DSM IV, TR
2000), harga diri rendah merupakan salah satu jenis gangguan jiwa ketegori
gangguan kepribadian (Rusly, 2014). Harga diri rendah adalah perasaan negatif
terhadap dirinya sendiri menyebabkan kehilangan rasa percaya diri, pesimis dan
tidak berharga dikehidupan. Harga diri rendah adalah evaluasi negatif terhadap
diri sendiri dan kemampuan diri disertai kurangnya perawatan diri tidak berani
menatap lawan bicara lebih banyak menunduk, berbicara lambat dan suara
lemah (Meryana, 2017)
Prevalensi gangguan jiwa di Amerika Serikat sekitar 50% dari
penduduk yang berusia lebih dari 18 tahun ke atas pernah memiliki masalah
kejiwaan dan penyalahgunaan zat dalam rentang hidupnya. tahun 1995 DALY’s
(Disability Adjusted Life Years) akibat gangguan 8,1% lebih tinggi di banding
TBC (7,2%), kanker (5,8), penyakit jantung (4,4%) maupun malaria 2,6.
DALY’s akibat gangguan jiwa menjadi 12,3% pada tahun 2000 dan
diproyeksikan menjadi 15% pada tahun 2020. Gangguan jiwa di Indonesia
sebesar 26 juta penduduk. Gangguan jiwa yang berlangsung 6 (enam) bulan dan
mengalami kemunduran secara progresi 60-80% akan menjadi kronik dan
gangguan jiwa berat. Prevalensi gangguan jiwa cukup tinggi dan membutuhkan
penanganan yang serius serta berkesinambungan agar tidak masuk dalam
gangguan jiwa berat. Keperawatan jiwa adalah suatu proses interpersonal
dengan tujuan untuk meningkatkan dan memelihara perilaku-perilaku yang
mendukung terwujudnya suatu kesatuan yang harmonis (integrated). Klienya
dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau masyarakat (Direja,
2011).
Harga diri rendah ini apabila tidak diberikan penanganan yang tepat
maka akan menimbulkan masalah kejiwaan lainnya seperti isolasi sosial. Isolasi
sosial menyebabkan pasien tidak dapat memusatkan perhatian yang

1
menyebabkan suara atau bisikan muncul sehingga menimbulkan masalah
halusinasi, resiko perilaku kekerasan, mencederai diri sendiri hingga suicide
(bunuh diri) (Direja, 2011).
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi harga diri
rendah situasional menurut tim pokja DPP PPNI (2018) dalam buku SIKI
terdapat intervensi utama yaitu manajemen perilaku, promosi harga diri, dan
promosi koping, sedangkan salah satu intervensi pendukung harga diri rendah
situasional yaitu terapi diversional. Terapi diversional itu sendiri merupakan
terapi yang memanfaatkan keaktifan pengisi waktu untuk meningkatkan harga
diri dengan cara mengalihkan perasaan negatif untuk meningkatkan
kepercayaan diri dengan hal positif dan aktivitas yang disukai (Tim Pokja SIKI
DPP PPNI, 2018). Terapi diversional bermanfaat untuk meningkatkan rasa
percaya diri dengan melakukan kegiatan positif, pada penerapan terapi
diversional ini pasien akan mengenal kemampuan positif yang dimiliki, dan
dapat mempraktikan nya dalam kegiatan sehari-hari. Dalam pelaksanaan terapi
ini perawat juga berperan penting dalam memberikan respon yang positif seperti
pujian setelah pasien melakukan aktivitas, sehingga pasien merasa dihargai
dengan pekerjaan yang sudah dilakukannya dan akan senang hati untuk
melakukan aktivitas itu kembali sehingga harga diri pasien dapat meningkat
(Wardana, W.K, 2018).
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengetahui lebih lanjut maka penulis akan melakukan kajian
lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan
harga diri rendah dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut
“Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan Harga Diri
Rendah? “.
1.3 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Memperoleh Gambaran “Asuhan Keperawatan pada pasien harga diri
rendah Kronis”
b. Tujuan Khusus
1. Telah dilaksanakan pengkajian pada pasien dengan masalah utama

2
hargadiri rendah dengan terapi diversional
2. Telah dirumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
masalahutama harga diri rendah dengan terapi diversional
3. Telah disusun intervensi keperawatan pada pasien dengan masalah
utamaharga diri rendah dengan terapi diversional
4. Telah dilaksanakan implementasi keperawatan pada pasien dengan
masalah utama harga diri rendah dengan terapi diversional
5. Telah dilakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan masalah
utamaharga diri rendah dengan terapi diversional
1.4 Manfaat Penulisan
a. Manfaat bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan informasi kepda
mahasiswa tentang Asuhan Keperawatan Jiwa dengan terapi non
farmakologi yang dapat digunakan oleh perawat untuk meningkatkan harga
diri pada pasien Harga Diri Rendah dengan Terapi Kegiatan Positif (Terapi
Diversional) sebelum terjadinya komplikasi.
b. Manfaat bagi institusi
Makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi sebagai
bahan makalah lanjutan yang lebih mendalam pada masa yang akan datang
mengenai Terapi Kegiatan Positif (Terapi Diversional) pada pasien Harga
Diri Rendah.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas ditulis lengkap meliputi nama, usia dalam tahun, alamat,
pendidikan, agama, status perkawinan, pekerjaan, jenis kelamin, nomor
rekam medis dan diagnosa medisnya.
2. Keluhan utama
Biasanya pasien merasa tidak berguna, merasa malu, merasa
bersalah, merasa tidak mampu melakukan apapun, merasa tidak mampu
mengatasi masalah, merasa tidak memiliki kelebihan, merasa sulit
konsentrasi terhadap hal yang dilakukan dan putus asa
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien dengan harga diri rendah biasanya merasa diri tidak berguna,
merasa malu, merasa tidak percaya diri, merasa bersalah dan merasa tidak
memiliki kelebihan atau kemampuan positif. Klien tampak menunduk
ketika berbicara dengan orang lain, tampak enggan mencoba hal yang baru,
berbicara pelan dan lirih, kontak mata kurang, lesu dan tidak bergairah
berkomunikasi, sulit membuat keputusan.
4. Faktor predisposisi
Biasanya klien mengalami harga diri rendah diakibatkan karena
adanya penolakan orang tua, kegagalan berulang kali, memiliki ideal diri
yang tidak realistic, ketergantungan pada orang lain, dan gangguan citra
tubuh seperti hilangnya sebagian anggota tubuh dan perubahan penampilan
atau bentuk tubuh.
5. Pemeriksaan fisik
a) Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : biasaya tekanan darah pasien normal
Suhu : biasanya suhu tubuh dalam normal
Nadi : biasanya nadi pasien teraba normal
Pernafasan : biasanya pernafasan pasien normal

4
b) Kepala
Inspeksi : biasanya di kepala pasien tampak kotor, rambut tidak pernah
di sisir, rambut tampak berminyak.
Palpasi: biasanya rambut rontok, volume rambut tipis, terasa lengket
ketika di pegang.
c) Wajah
1. Mata
Inspeksi : biasanya tatapan pasien tampak kosong, kontak mata
kurang, biasanya mata pasien tampak kotor.
2. Hidung
Inspeksi : biasanya hidung pasien tampak kotor
3. Mulut
Inspeksi : biasanya mulut pasien tampak kotor, gigi kuning
kecoklatan, bau mulut
d) Telinga Inspeksi : biasanya telinga pasien tampak kotor
e) Tangan
Inspeksi : biasanya pada kuku pasien tampak hitam, kotor, dan panjang.
Palpasi : biasanya kulit teraba kering.
f) Tubuh
Inspeksi : biasanya tubuh pasien tercium bau yang khas, kulit tampak
kering dan kusam, postur tubuh menunduk dan berjalan dengan
menunduk
Palpasi : biasanya kulit teraba kering
g) Kaki
Inspeksi : biasanya pada kuku pasien tampak hitam, kotor dan panjang,
biasanya kaki pasien tampak kotor karena jarang menggunakan alas
kaki.
6. Psikososial dan spiritual
a) Genogram
Genogram adalah peta atau riwayat keluarga yang menggunakan
simbol-simbol khusus untuk menjelaskan hubungan, peristiwa penting,

5
dan dinamika keluarga dalam beberapa generasi. Bayangkan genogram
sebagai "pohon keluarga" yang sangat terperinci

Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: meninggal
: serumah
b) Spiritual
Pasien mengakui adanya tuhan, merasa putus asa karena tuhan tidak
memberikan sesuatu yang diharapkan. Mk : Harga diri rendah
7. Konsep diri
a) Citra tubuh
Biasanya pasien kurang percaya diri terhadap dirinya terutama pada
bagian tubuhnya, pasien merasa berbeda dengan orang lain.
b) Identitas diri
Biasanya pasien dengan harga diri rendah memiliki perasaan malu
dan rendah diri sehingga tidak mempunyai status yang di banggakan
atau diharapkan di keluarga maupun di masyarakat, merasa tidak
mempunyai tujuan yang jelas.
c) Peran
Biasanya pasien mengalami penurunan produktifitas, ketegangan
peran, mengungkapkan keputusasaan dan merasa tidak mampu dengan
meremehkan kemampuan mengatasi masalah.
d) Ideal Diri

6
Biasanya pasien dengan harga diri rendah ingin diperlakukan
dengan baik oleh keluarga maupun masyarakat sehingga pasien merasa
dapat menjalankan perannya di keluarga maupun dimasyarakat.
e) Harga diri
Biasanya pasien dengan harga diri rendah selalu mengungkapkan
hal negatif tentang diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan
hidup yang pesimis serta penolakan terhadap penilaian positif tentang
diri sendiri. Hal ini menyebabkan pasien dengan harga diri rendah.
memiliki hubungan yang kurang baik dengan orang lain sehingga
pasien merasa dikucilkan di lingkungan sekitarnya dan merasa ingin
sendiri.
8. Hubungan sosial
Biasanya pasien tidak mempunyai orang yang berarti untuk
mengadu atau meminta dukungan, pasien merasa berada di lingkungan
yang mengancam dan merasa keluarga kurang memberikan penghargaan
kepada pasien, pasien tidak mau berinteraksi dengan orang lain, pasien
merasa tidak aman di tempat umum sehingga pasien menarik diri.
9. Status mental
a) Penampilan
Biasanya pasien berpenampilan tidak rapi, terkadang menggunakan
pakaian terbalik, kebersihan tubuh buruk, seperti adanya bau badan
yang tidak sedap dan bagian mulut kotor, tidak mampu mandi, tidak
bisa makan sendiri, tidak mau pergi ke toilet, dan menolak untuk
melakukan perawatan diri. Biasanya memiliki sikap tubuh yang tidak
bersemangat, menunjukkan ekspresi wajah yang lesu,dan kontak mata
tidak fokus, seperti saat di ajak berbicara selalu menunduk.
b) Pembicaraan
Biasanya pasien berbicara pelan dan lirih dengan frekuensi lambat,
tertahan, volume suara rendah, sedikit bicara, inkoheren, dan bloking.
c) Aktivitas motorik (spikomotor)

7
Biasanya aktivitas motorik pasien tegang, lambat, gelisah, dan
terjadi penurunan aktivitas interaksi, tidak mau berinteraksi dengan
orang lain, dan melakukan tindakan tidak berarti.
d) Afek dan emosi
Pasien biasanya merasa tidak mampu dan pandangan hidup yang
pesimis. Pasien yang memilik harga diri rendah biasanya memiliki
perilaku tidak asertif dan pasif, memiliki afek murung/sedih.
e) Interaksi selama wawancara
Biasanya pasien dengan harga diri rendah kurang kooperatif,
menunjukkan permusuhan, enggan mencoba hal baru dan mudah
tersinggung, serta kontak mata kurang, dan menunduk hingga menatap
dengan pandangan kosong.
f) Persepsi sensori
Biasanya pasien merasa asyik dengan pikiran sendiri.
g) Proses fikir
Biasanya pasien dengan harga diri rendah sulit membuat keputusan
dan bergantung pada pendapat orang lain terjadi pengulangan
pembicaraan (perseverasi) disebabkan karena pasien kurang kooperatif
dan bicara lambat sehingga sulit dipahami.
h) Tingkat kesadaran
Biasanya tingkat kesadaran pasien stupor (gangguan motorik seperti
ketakutan, gerakan yang diulang-ulang, anggota tubuh klien dalam
sikap canggung yang dipertahankan dalam waktu lama tetapi klien
menyadari semua yang terjadi di lingkungannya) dan perkembangan
terlambat.
i) Orientasi
Biasanya pasien mengalami disorientasi waktu, tempat, orang dan
situasi.
j) Memori
Biasanya pasien dengan harga diri rendah umumnya tidak terdapat
gangguan pada memorinya, baik memori jangka pendek ataupun
memori jangka panjang.

8
k) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Biasanya pasien merasa sulit berkonsentrassi dan mudah beralih
atau tidak mampu mempertahankan konsentrasi dalam waktu lama,
seringkali mencari penegasan terhadap penilaiannya, karena merasa
cemas, dan biasanya tidak mengalami gangguan dalam berhitung.
l) Kemampuan penilaian
1. Daya tilik diri
Biasanya pasien tidak menyadari gejala penyakit (perubahan
fisik dan emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu meminta
pertolongan/pasien menyangkal keadaan penyakitnya, pasien tidak
mau bercerita penyakitnya.
2. Kebutuhan persiapan pulang
Biasanya pasien melakukan kebutuhan sehari-hari seperti
makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian dengan mandiri. Namun
saat minum obat pasien harus didampingi karena pasien enggan
minum obat.
3. Mekanisme koping Pasien dengan harga diri rendah
Biasanya menggunakan mekanisme koping maladaptif yaitu
dengan minum alkohol, reaksi lambat, menghindar dan mencederai
diri.
4. Masalah psikososial dan lingkungan
Biasanya pasien mempunyai masalah dengan dukungan dari
keluarganya. Pasien merasa kurang mendapat perhatian dari
keluarga. Pasien juga merasa tidak diterima di lingkungan karena
penilaian negatif dari diri sendiri dan orang lain.
m) Pengaruh kurang pengetahuan
Biasanya pasien dengan harga diri rendah tidak mengetahui penyakit
jiwa yang ia alami dan penatalaksanaan program pengobatan.

9
n) Analisa Data
No Pengelompokan Data Penyebab Masalah
1 DS : Terpapar situasi Harga Diri Rendah
• Menilai diri negatif (mis. tidak traumatis Kronis
berguna, tidak tertolong)
• Merasa malu/ bersalah
• Merasa tidak mampu melakukan
apapun
• Meremehkan kemampuan
mengatasi masalah
• Merasa tidak memiliki kelebihan
atau kemampuan positif
• Melebih-lebihkan penilaian
negatif tentang diri sendiri
• Meolak penilaian positif tentang
diri sendiri
DO :
• Enggan mencoba hal yang baru
• Berjalan menunduk
• Postur tubuh menunduk
• Kontak mata kurang
• Lesu dan tidak bergairah
• Berbicara perlan dan lirih
• Pasif
• Perilaku tidak asertif

10
o) Pohon Masalah
Resiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori (effect)

Isolasi social

Gangguan konsep diri : harga diri


rendah (core problem)

Ketidak efektifan mekanisme koping


(causa)
2.2 Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah kronis berhubungan dengan Terpapar situasi traumatis

11
2.3 Intervensi Keperawatan
Dx Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

Harga Diri Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama (manajemen


Rendah Kronis keperawatan 1 x 24 jam, perilaku) (I.12463)
diharapkan harga diri O :
meningkat dengan kriteria 1. Indetifikasi harapan untuk
hasil : mengendalikan perilaku
1. Penilaian diri positif T :
meningkat 1. Jadwalkan kegiatan terstruktur
2. Perasaan memiliki 2. Ciptakan dan pertahankan
kelebihan atau lingkungan dan kegiatan perawatan
kemampuan positif konsisten setiap dinas.
meningkat 3. Tingkatkan aktivitas fisik sesuai
3. Penerimaan penilaian kemampuan
positif terhadap diri 4. Bicara dengan nada rendah dan
sendiri meningkat tenang.
4. Minat mencoba hal baru 5. Cegah perilaku pasif dan agresif
meningkat 6. Hindari bersikap menyudutkan dan
5. Berjalan menampakkan menghentikan pembicaraan
wajah meningkat 7. Hindari sikap mengancam dan
6. Postur tubuh berdebat 8. Hindari berdebat atau
menampakkan wajah menawar batas perilaku yang telah
meningkat ditetapkan
7. Kontak mata meningkat E:
8. Aktif meningkat 1. Informasikan keluarga bahwa
9. Komunikasi meningkat keluarga sebagai dasar
10. Percaya diri berbicara pembentukan kognitif
meningkat K:-

10
Intervensi Pendukung (Terapi
Diversional) (I.09319)
O:
1. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
2. Identifikasi hobi dan aktivitas yang
biasa dilakukan
T:
1. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk
bertanya
E:
1. Anjurkan menyiapkan ruangan
yang tenang dan nyaman
2. Anjurkan menjalankan hobi
dan/atau aktivitas yang biasa
dilakukan
3. Anjurkan menonton televisi,
membaca buku, hiburan lainnya.

2.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi merupakan tahap proses keperawatan dimana perawat
memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap
klien. Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan. Pada saat implementasi perawat harus melaksanakan
hasil dari rencana keperawatan yang di lihat dari diagnosa keperawatan. Di
mana perawat membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi

11
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Sehingga, dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan
tanggung gugat bagi perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam
tindakan-tindakan yang merugikan atau menghindari tindakan yang legal.
Semua tatanan perawatan kesehatan secara hukum perlu mencatat observasi
keperawatan, perawatan yang diberikan, dan respons pasien.
2.5 Evaluasi
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai
tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Evaluasi dalam keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Evaluasi
merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu
masalah. Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai.

12
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Nama : Nn. A
Usia : 23 Tahun
Pekerjaan : Karyawan Bank
Agama : Islam
Alamat : Bengkulu
Tanggal Pengkajian : 9 Mei 2022-10 Mei 2022
2. Alasan Masuk
Pasien mengatakanmerasa malu, pasien merasa tidak percayadiri.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 09 mei 2022 pasien
mengatakan merasa malu karena sering dibully oleh teman-teman
sekantornya karena badannya gemuk dan pendek. Pasien mengatakan
bahwa dia merasa tidak mampu untuk mengejar target mencari nasabah
yang telah ditetapkan perusahaan sehingga pasien ingin berhenti dari
pekerjaannya. Saat dilakukan wawancara pasien tampak banyak diam dan
berbicara lamban, pasien selalu menunduk, pasin tampak melamun, pasien
tampak murung dan tidak bersemangat, pasien tidak banyak bicara. Kontak
mata kurang
4. Faktor Predisposisi
Pasien mengatakan baru kehilangan orang yang disayangi yaitu ibu
kandungnya. Pasien mengatakan sangat kehilangan ibunya dan sangat
kehilangan orang yang selalu mendorong dia agar tetap semangat bekerja.
Pasien mengatakan tidak ada riwayat trauma, pasien mengatakan tidak
pernah menjalani penyakit fisik apapun. Tubuh pasien tampak gemuk,
pasien merasa tidak percaya diri dengan badannya sehingga membuat
pasien takut untuk datang ke kantor. Pasien mengatakan selalu mendapat
tekanan dari atasannya karena tidak dapat memenuhi target mencari
nasabah.

13
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmetis
b. Keadaan Umum : Klien Tampak Murung
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 71x/menit
Suhu : 36,5°C
RR : 22x/menit
6. Psikososial
a. Genogram

Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: meninggal
: serumah
Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara. Pasien mengatakan
tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan.
b. Spiritual
Pasien mengatakan beragama islam, pasien mengatakan percaya
bahwa tuhan itu ada. Pasien mengatakan sering mengerjakan sholat 5
waktu. Dia tidak mau meninggalkan sholat agar bisa mendoakan
ibunya yang sudah meninggal.
c. Konsep Diri
1)Citra Tubuh : Pasien mengatakan kurang suka dengan tubuhnya
sekarang karna badannya terlihat gemuk, pasien mengatakan tidak
14
suka dengan tubuhnya yang pendek sehingga sulit menemukan
baju yang cocok dengan dirinya.
2)Identitas Diri : Pasien seorang perempuan berusia 25 tahun
memiliki ayah yang menikah lagi 3 tahun sebelum ibunya
meninggal, dan kakak laki-laki yang sudah memiliki istri dan anak.
3)Peran : Pasien mengatakan perannya sebagai anak dan sudah
menjalankan sesuai peran
4)Ideal Diri : Pasien mengatakan ingin bisa tampil percaya diri dan
tidak takut dengan perkataan orangorang tentang dirinya
5)Harga Diri : Pasien sering merasa tidak percaya diri karena
badannya gemuk dan pendek, pasien merasa tidak mampu
menyelesaikan pekerjaannya, pasien merasa tidak percaya diri
untuk pergi bekerja. Saat dilakukan pengkajian hasil skala harga
diri pasien menggunakan kuesioner skala harga diri menurut
rosernberg yaitu 23 yang menunjukkan harga diri rendah.
d. Hubungan Sosial
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan orang terdekat
dirinya adalah ibunya, namun saat ibunya meninggal pasien lebih suka
berdiam diri di rumah, dan tampak sering melamun. Pasien
mengatakan tidak pernah ikut kegiatan bakti sosial dan jarang
berinteraksi dengan tetangganya. Pasien mengatakan kurang dekat
dengan keluarga besarnya, jika ada kumpul keluarga pasien lebih
banyak diam dan tidak banyak berkomunikasi.
e. Status mental
1. Penampilan : Pakaian pasien tampak rapi.
2. Pembicaraan : Pasien berbicara dengan suara yang lambat, pasien
berbicara dengan volume yang rendah pasien tampak malumalu
saat diajak berbicara, kontak mata kurang.
3. Aktivitas psikomotorik : Pasien tampak tenang, dapat melakukan
aktivitas sendiri, lebih banyak diam dan menyendiri dikamar.
4. Afek dan emosi : Afek pasien datar.

15
5. Interaksi selama wawancara : Saat diajak berbicara pasien tampak
malumalu dan kontak mata kurang
6. Persepsi sensori : Pasien mengatakan tidak pernah mendengar
ataupun melihat sesuatu yang mengganggu dan menyuruhnya
melakukan sesuatu
7. Proses fikir : Proses pikir saat wawancara cukup baik, pasien
menjawab pertanyaan dengan lamban.
8. Tingkat kesadaran : Kesadaran composmentis.
9. Orientasi : Pasien tidak mengalami disorientasi waktu, pasien
dapat menyebutkan hari, tanggal, tempat dia sekarang, dan dapat
menyebutkan namanama orang disekitarnya
10. Memori : Pasien tidak mengalami gangguan memori jangka
panjang maupun jangka pendek.
11. Tingkat berkosentrasi dan berpikir : Konsentrasi pasien baik,
pasien dapat berhitung penjumlahan, pengurangan, dan perkalian,
pasien dapat berhitung mundur 10-1
12. Pengaruh kurang pengetahuan : Pasien mengatakan jika ada
masalah lebih suka memendam sendiri dan tidak melakukan apa-
apa.
f. Kemampuan penilaian
1. Daya tilik diri : Pasien menyadari bahwa dirinya lebih sering
menyendiri dan lebih muda tersinggung, namun pasien tidak tau
bagaimana cara mengatasi masalahnya
2. Mekanisme koping : Pasien mengatakan jika ada masalah lebih
sering memendam dan tidak menceritakan dengan siapapun.
3. Masalah psikososial dan lingkungan : Pasien merasa kurang
mendapatkan perhatian dari keluarganya, pasien lebih merasa
senang jika sendiri dan enggan bertemu dengan sanak saudaranya
karena sering mendapatkan perkataan yang tidak menyenangkan.
Pasien tampak lebih banyak menghabiskan waktu dikamar.

16
7. Analisa Data
No Pengelompokan Data Penyebab Masalah

1 DS : Terpapar situasi Harga Diri


1. Pasien merasa malu karena sering dibully traumatis Rendah
gemuk dan pendek oleh teman Kronis
sekantornya
2. Pasien merasa tidak mampu untuk
mengejar target mencari nasabah yang
ditetapkan oleh perusahaannya
3. Pasien mengatakan baru kehilangan orang
yang dia sayangi yaitu ibunya
4. Pasien merasa tidak percaya diri berada
ditempat kerjanya
5. Pasien mengatakan selalu mendapat
tekanan dari atasannya
6. Pasien mengatakan kurang suka dengan
tubuhnya yang gemuk dan pendek
7. Pasien mengatakan kurang mendapat
perhatian dari keluarganya
DO :
1. Pasien tampak banyak diam
2. Pasien tampak berbicara lamban
3. Pasien tampak selalu menunduk
4. Pasien tampak tidak banyak bicara
5. Kontak mata kurang
6. Pasien tampak malu-malu saat diajak
berbicara
Skor harga diri 23 (harga diri rendah)

17
2. DS : Perubahan status Isolasi Sosial
1. Pasien mengatakan lebih suka berdiam mental
diri dirumah
2. Pasien menyadari bahwa dirinya lebih
sering menyendiri
3. Pasien mengatakan jika ada masalah
lebih sering memendam dan tidak
menceritakan dengan siapapun
4. Pasien mengatakan enggan bertemu
dengan sanak saudaranya karena sering
mendapat perkataan yang tidak
menyenangkan
DO :
1. Pasien tampak murung dan tidak
bersemangat
2. Saat diajak berbicara kontak mata kurang
3. Pasien tampak sering melamun
4. Afek pasien sedih
5. Pasien tampak lebih banyak menghabiskan
waktu dikamar

18
8. Pohon Masalah
Resiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori (effect)

Isolasi social

Gangguan konsep diri : harga diri


rendah (core problem)

Ketidak efektifan mekanisme koping


(causa)
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis
2. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental

19
3.3 Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Harga diri rendah Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 1 x 24 Intervensi utama : Manajemen perilaku (I.12463)
kronis b.d terpapar jamdiharapkan harga diri meningkat, dengan O :
situasi traumatis kriteria hasil: 1. Indetifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
1. Merasa memiliki kemampuan positif T:
meningkat 1. Jadwalkan kegiatan terstruktur
2. Penerimaan terhadap diri sendiri 2. Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan
meningkat perawatan konsisten setiap dinas.
3. Kontak mata meningkat 3. Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
4. Percaya diri meningkat 4. Bicara dengan nada rendah dan tenang.
5. Komunikasi meningkat 5. Cegah perilaku pasif dan agresif
6. Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan
pembicaraan
7. Hindari sikap mengancam dan berdebat
8. Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang
telah ditetapkan
E:
1. Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai
dasar pembentukan kognitif.

20
Intervensi Pendukung : Terapi Diversional (I.09319)
O:
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
2. Identifikasi hobi dan aktivitas yang biasa dilakukan
T:
3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
5. Berikan kesempatan untuk bertanya
E:
6. Anjurkan menyiapkan ruangan yang tenang dan
nyaman
7. Anjurkan menjalankan hobi dan/atau aktivitas yang
biasa dilakukan
8. Anjurkan menonton televisi, membaca buku,
hiburan lainnya

2. Isolasi Sosial b.d Setelah di lakukan Tindakan keperawatan 1 x 24 Intervensi Utama : Promosi Sosialisasi (I.13498)
perubahan status mental jam, diharapkan keterlibatan social meningkat, O :
dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi kemampuan melakukan interaksidengan
1. Minat interaki meningkat orang lain
2. Menarikdiri menurun T:
3. Afek murung/sed ih menurun
21
1. Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam
4. Perilaku bermusuhan menurun
suatu hubungan
5. Kontak mata membaik
2. Motivasi berinteraksi di luar lingkungan,
jalan-jalan, ke took buku
3. Diskusikan keterbatasan dalamberkomunikasi
denganorang lain
4. Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
E:
1. Anjurkan berinteraki dengan orang lain secara
bertahap

22
3.4 Implementasi Keperawatan
Waktu Implementasi Respon Evaluasi Formatif
Hasil
Pelaksanaan
Dx ; Gangguan Harga Diri Rendah Kronis
Hari Ke-1 1. Menanyakan harapan yang ingin pasien 1. Pasien berharap bisa S:
Senin 23 Oktober capai dalam pekerjaannya percaya diri datang ke kantor dan 1. Pasien mengatakan tidak
2023 berharap bisa mengabaikan kata- percaya diri danmasih belum
kata yang bisa menyinggung bisa mengabaikan perkataan
perasaannya orang yang menjelek-jelekan
2. Menciptakan lingkungan yang nyaman 2. Pasien merasa nyaman dengan dirinya
dengan memposisikan pasien dengan lingkungan yang tenang dan 2. pasien merasa nyaman
nyaman, menghidupkan lampu tidak berisik dengan lingukungan yang
tidak berisik
3. Berbicara dengan nada rendah dan tenang 3. Pasien tampak tidak melakukan 3. pasien merasa belum
kontak mata saat berkomunikasi termotivasi dengan
dan tidak bersemangat kegiatan yang dilakukan
dalam mendengarkan

23
Intervensi Pendukung : Terapi Diversional O:
(I.09319)
1. Nilai Skala harga diri
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan 1. Pasien nampak tidak
pasien 23 (Harga diri
menerima informasi mendengarkan akan tetapi
Rendah)
Fase orientasi : masih memberi respon jika
2. Pasien tampak
a. Menyapa pasien “assalamualaikum, ditanya.
menghindari kontak mata
selamat pagi kak” a. Pasien menjawab salam
3. pasien tampak banyak
b. Memperkenalkan diri “saya Diah “Waalaikumsalam, iya pagi”
diam
Prayogi, biasa dipanggil Diah, saya b. Pasien menjawab “iya”
4. pasien tampak tidak
mahasiswadari Akper Ngawi”
bersemangat
c. Menanyakan kabar pasien
5. pasien tampak malu-malu
“bagaimana kabarnya hari ini kak?” c. Pasien menjawab
d. Melakukan kontrak topik, A : Masalah Belum Teratasi
“baik”
waktu, dan tempat pertemuan d. Pasien menjawab “ iya
“baiklah kak hari ini kita akan P : Intervensi dilanjutkan 2,3,
bersedia”
melakukan kegiatan positif atau hobi dan 4

yang kakak sukai, pada jam 10.00-


E : Harga diri belum
11.00 WIB, dikamar kakak. Apakah
meningkat
kakak bersedia?”

24
Tahap Kerja : R: melanjutkan kegiatan
a. Mengukur skala harga diri dengan self a. Jumlah skala harga diri pasien positif menonton film
esteem scale menurut Rosernberg 23(harga diri rendah) motivasi yang dapat
2. Mengidentifikasi hobi dan aktivitas yang meningkatkan hargadiri yang
biasa dilakukan berjudul“merry riana”
b. Menanyakan apa saja hobi dan aktivitas
b. Pasien menjawab “ saya hobi
yang sangat disukai olehpasien “apa saja
menonton film,membaca buku,
hobi yang kakak sukai?”
dan berdandan”
c. Memilih hal positif yang paling disukai
c. Pasien menjawab
pasien
“saya paling suka menonton film”
“dari ketiga hobi yang kakak katakan
tadi, apa hobi yang palingkakak sukai?”
3. Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
d. Mempersiapkan pasien dan alat yang
d. Pasien tampak diam
akan digunakan yaitu laptop dan film
memperhatikan saat
yang bersifat memotivasi dan dapat
mempersiapkan alat.
meningkatkan harga diri pasien yang
berjudul “rudyhabibie”

25
e. Memutar film motivasi yang dapat e. Pasien tampak menonton film
meningkatkan harga diri pasien
f. Menanyakan apa hal positif yang bisa pasien f. Pasien menjawab
ambil dari film yang sudah ditonton “ hal positif yang bisa diambil
“dari film yang sudah kita tonton tadi, dari film tersebut adalah
menurut kakak apa pesan yang bisa kita semangat rudy untuk bisa
pelajari?” mengejar cita- cita nya
g. Memberikan pujian kepada pasien karena membuat pesawat terbang.
sudah mengungkapkanpesan dari film yang g. Pasien tampak malu-
sudah ditonton malu dan sedikit
“wah, benar sekali. Kakak hebat sudah tersenyum saat dipuji
menyimak film sampai habis dan bisa
fokus serta mampu mengambil pesan yang
disampaikan oleh film rudy habibie”

26
h. Memotivasi pasien dari film yang sudah
h. Pasien tampak tidak tertarik
dionton yaitu :
mendengarkan penjelasan
“Film rudy habibie memberikan pesan agar
dengan sibuk memainkan hp
kita tidak gampang untuk menyerah dalam
nya
meraih cita-cita, kita tidak boleh
terpengaruh olehomongan orang, harus
terus bersabar dan tekun dalam melakukan
pekerjaan, film ini juga mengajarkan kita
untuk terus percaya diri melakukan apa
yang kita inginkan dan cita-citakan meski
orang-orang disekitar menganggap kita
tidak mampu melakukannya, dan kita
harus terus semangat dan bangkit
meskipun mengalami kegagalan. Tidak
boleh meninggalkan sholat meski kita
berada ditempat minoritas islam namun
tidak ada alasan untuk melupakan
kewajiban kita mendirikan sholat karena
allah adalah tempat kita mengadu dan

27
berserah diri, dan mengajilah jika ingin
mendapatkan ketenangan jiwa. Harus
selalu berpikir positif karena setiap
masalah pasti ada jalan keluarnya.
Memiliki rasa tanggung jawab moral yaitu
menghrgai orang lain dengan baik
walaupun terdapat perbedaanstatus sosial,
ras, agama, sosial- ekonomi dan
pendidikan.

28
Fase Terminasi :
i. Menanyakan perasaan pasien setelah
i. Pasien menjawab “saya tidak
melakukan kegiatan positif “bagaimana
terlalu suka dengan film nya
perasaannya setelah kegiatan menonton
dan saya tidak terlalu merasa
yang sudah kita lakukan tadi kak, apakah
termotivasi”
kakak merasa sedikit termotivasi?”
4. Memberikan kesempatan untuk bertanya

j. Memberikan kesempatan pasien untuk j. Pasien tampak diam saja saat


memberikan umpan balik dari terapi yang diberi kesempatan untuk
dilakukan “apakah ada yang ingin kakak bertanya
tanyakan?’
5. Menjadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
k. Melakukan kontrak topik, waktu, dantempat k. Pasien menjawab “ya, saya
bersedia”
kegiatan selanjutnya “kak, besok kita akan
melakukan terapi menonton film motivasi
lagi dengan judul “merry riana” pada jam
10.00- 11.00 WIB dikamar kakak, apakah
kakak bersedia?”

29
Hari ke-2 1. Menciptakan lingkungan yang nyaman 1. Pasien tampak nyaman S:
1. pasien merasa belum
dengan memposisikan pasien dengan dengan lingkungan yang tidak
termotivasi dan belum merasa
nyaman, menghidupkan lampu, menutup berisik
percaya diri
pintu agar tidak berisik
O:
2. Selalu berbicara dengan nada rendah dan 2. Pasien sering menatap kearah
lainya 1. tidak ada kontak mata
tenang
Intervensi Pendukung : Terapi Diversional 2. pasien tampak banyak diam
(I.09319)
3. pasien tampak tidak
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
bersemangat
menerima informasi
A : Masalah belum teratasi
Fase Orientasi : P : Intervensi dilanjutkan 1,2,dan
a. Menyapa pasien a. Pasien menjawab salam
“assalamualaikum, selamat pagi kak” “Waalaikumsalam, pagi”

b. Menanyakan kabar pasien “bagaimana b. Pasien menjawab

kabarnya hari ini kak?” “baik”

30
c. Melakukan kontrak topik, waktu,dan tempat c.Pasien menjawab “bersedia” E : Harga diri belum meningkat
pertemuan “baiklah kak hari ini kita akan
R : melanjutkan kegiatan positif
melakukan kegiatan positif menonton film
menonton flim motivasi yang
motivasi yang kedua yang bejudul “merry
dapat meningkatkan harga diri
riana”, pada jam 10.00-11.00 WIB, dikamar
yang berjudul “imperfect”
kakak. Apakah kakak bersedia?”
2. Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
Tahap Kerja
a. Mempersiapkan pasien dan alat yang
a. Pasien tampak duduk diam
akan digunakan yaitu laptop dan film
memperhatikan saat
bersifat memotivasi dan dapat
mempersiapkan alat
meningkatkan harga diri pasien yang
berjudul “merry riana”
b. Memutar film motivasi yang dapat
b. Pasien tampak menonton film
meningkatkan harga diri pasien

31
c. Menanyakan apa hal positif yangbisa pasien c. Pasien menjawab “hal positif yang
ambil dari film yang sudah ditonton “dari bisa diambil dari film tersebut
film yang sudah kita tonton tadi, menurut adalah semangat merry riana yang
kakak apa pesan yang bisa kita pelajari?” sekolah di singapura dengan uang
pas-pas, Sikap pantang menyerah
mery riana dan tidak malu bekerja
sebagai sales di negara orang.
Sikap ramah mery riana kepada
semua orang”
d. Memberikan pujian kepada pasien karena d. Pasien tersenyum dan
sudah mengungkapkanpesan dari film yang menghindari kontak mata saat
sudah ditonton “Kakak hebat sudah bisa dipuji
mengambil pesan yang disampaikan
dari film mery riana, benar sekali bahwa
merry riana memiliki kepribadian yang
optimis dan tidak pantang menyerah seperti
kakak”

32
e.Pasien tampak tidak
e. Memotivasi pasien dari film yang sudah
bersemangatmendengarkan
ditonton yaitu : “Film “merry riana”
penjelasan
mengajarkan kita cara bagaimana bersyukur
dengan keadaan yang sudah kita alami,
pantang menyerah, dan trus berusaha
mendapatkan apa yang kita mau, dari film ini
kita diajarkan bagaimana sifat sombong
dapatmenjatuhkan kita dan menjauhkan kita
dari orang-orang terdekat kita, Film ini juga
menyadarkan bahwa harta yang berlimpah
bukanlah segalanya karena dengan materi
yang kita miliki belum tentu memberikan
kebahagian yang berarti pada kita. Berani
bermimpi dan jangan takut gagal untuk
mengejar impian tersebut, karena semakin
banyak gagal semakin endekatkan kita
dengan kesuksesan,lakukanlah hal-hal yang
kecil dengan jiwa yang besar”

33
Terminasi :
a. Menanyakan perasaan pasien setelah a. Pasien menjawab “film yang
melakukan kegiatan positif “bagaimana ditonton tidak begitu menarik,
perasaannya setelah kakak menonton saya tidak terlalu merasa
film tadi, apakah kakak merasa termotivasi”
termotivasi?”
3. Memberikan kesempatan untuk
bertanya
b. Memberikan kesempatan pasien untuk b. Pasien tampak menggelengkan
memberikan umpan balik dari terapi kepala saat diberi kesempatan
yang dilakukan “apakah ada yang ingin untuk bertanya.
kakak tanyakan?”
c. Melakukan kontrak topik, waktu, dan c. Pasien menjawab “ya bersedia”
tempat kegiatan selanjutnya “kak, besok
kita akan melakukan kegiatang positif
yang kakak sukai yaitu berdandan pada
jam 10.00- 11.00 WIB, dikamar
kakak, apakah kakak bersedia”

34
Hari ke - 3 1. Menciptakan lingkungan yang nyaman 1. Pasien tampak nyaman S:
dengan memposisikan pasien dengan dengan lingkungan yang tidak
1. pasien mengatakan merasa
nyaman, menghidupkan lampu, menutup berisik
percaya diri karena
pintu agar tidak berisik
2. Pasien tampak sedikit mendapatkan motivasi dari
2. Selalu berbicara dengan nada rendah dan
bersemangat mendengarkan dan kegiatan positif yang sudah
tenang sesekali melakukan kontak mata
saat berkomunkasi dilakukan
Intervensi Pendukung : Terapi Diversional
(I.09319) 2. pasien merasa senang karna
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan banyak orang yang memuji
menerima informasi dirinya
Fase Orientasi :
a. Menyapa pasien,, a. Pasien menjawab O :
“waalaikumsalam, selamat pagi”
“assalamualaikum, selamat pagi kak”
1. pasien tampak senang
b. Menanyakan kabar pasien “bagaimana b. Pasien menjawab
melakukan hal positif
“alhamdulillah sangat baik”
kabarnya hari ini kak?”
c. Melakukan kontrak topik, waktu, dan c. Pasien menjawab “ya, 2. pasien tampak senang
tempat pertemuan “baiklah kak hari ini saya mau” melihat dirinya yang cantik
kita akan melakukan kegiatan
3. pasie melakukan kontak mata
positif berdandan pada jam 10.00-11.00
WIB, dikamar kakak. Apakah kakak
bersedia?”

35
2. Menyediakan materi dan media saat berinteraksi
pendidikan kesehatan
A : Masalah teratasi Sebagian
Tahap Kerja :
a. Mempersiapkan pasien dan alat yang a. Pasien tampak membantu
P : Intervensi dilanjutkan 1,2,dan
akan digunakan yaitu make up dan baju mencari baju yang cantik untuk
3
yang cantik untuk meningkatkan harga dipakai dan memberikan alat
diri make up nya E : Harga diri rendah
b. Melakukan kegiatan berdandan yang b. Pasien tampak berdandan
R : melanjutkan kegiatan positif
dapat meningkatkan harga diri pasien
berdandan untuk meningkatkan
c. Memberikan pujian kepada pasienkarena c. Pasien tersenyum dan merasa
senang telah dipuji harga diri pasien
sudah berdandan dengan cantik
“wah kakak cantik sekali, make up ini
sangat cocok dikakak”
d. Menyarankan pasien berfoto setelah d. Pasien berfoto dan membuat
berdandan dan memposting di sosial cerita instagram setelah
media untuk meningkatkan harga diri berdandan
pasien

36
Terminasi :
a. Menanyakan perasaan pasiensetelah a. Pasien menjawab “saya sangat
melakukan kegiatan positif“bagaimana senang sudah berdandan, saya
perasaannya setelah kakak berdandan merasa cantik dan merasa
tadi, apakah kakak merasa sudah percaya percaya diri. Banyak yang
diri?” memuji postingan saya dan
mengatakan saya cantik”
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya
b. Memberikan kesempatan pasien untuk b. Pasien menjawab “tidak ada
memberikan umpan balik dari terapi yang yang ingin saya tanyakan”
dilakukan “apakahada yang ingin kakak
tanyakan?”
c. Melakukan kontrak topik, waktu, dan c. Pasien menjawab “ya, saya
mau”
tempat kegiatan selanjutnya
“kak, besok kita akan melakukan
kegiatang positif yang kakak sukai yaitu
berdandan pada jam 10.00-
11.00 WIB, dikamar kakak,
apakah kakak bersedia”

37
Hari ke-4 1. Menciptakan lingkungan yang nyaman dengan 1. Pasien tampak nyaman S :
memposisikan pasien dengan nyaman, dengan lingkungan yang
1. pasien mengatakan merasa
menghidupkan lampu, menutup pintu agar tenang
percaya diri karena
tidak berisik
mendapatkan motivasi dari
2. Selalu berbicara dengan nada rendah dan 2. Pasien tampak bersemangat
kegiatan positif yang sudah
tenang mendengarkan dan melakukan
dilakukan
kontakmata saat berinteraksi
Intervensi Pendukung : Terapi Diversional 2. pasien mengatakan sudah
(I.09319) tidak takut dibully teman-
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan temannya lagi
menerima informasi
Fase Orientasi : a. Pasien menjawab 3. pasien mengatakan merasa
a. Menyapa pasien “waalaikumsalam, selamat lebih bersyukur dengan

“assalamualaikum, selamat pagi kak” pagi” keadaannya

b. Menanyakan kabar pasien b. Pasien menjawab


“bagaimana kabarnya hari ini kak?” “alhamdulillahsangat baik”

38
c. Melakukan kontrak topik, waktu, c. Pasien menjawab “ya, saya bersedia” O:
dan tempat pertemuan “baiklah
1. skala harga diri pasien 49
kak hari ini kita akan melakukan
(harga diri normal)
kegiatan positif berdandan pada
jam 10.00-11.00 WIB, dikamar 2. pasien tampak senang
kakak. Apakah kakak bersedia?” melakukan hal positif
Tahap kerja :
3. pasien tampak senang
a. Mengukur skala harga diri dengan a. Jumlah skala harga diri pasien 49 melihat dirinya yang cantik
self esteem scale menurut (harga diri normal)

Rosernberg 4. kontak mota ada saat

b. Mempersiapkan pasien dan alat b. Pasien tampak membantu menyiapkan berikomunikasi

yang akan digunakan yaitu make baju yang cantik dan mempersiapkan
A : Masalah Teratasi
up dan baju yang cantik untuk make up yang akan dugunakan

meningkatkan harga diri P : Intervensi dihentikan


c. Melakukan kegiatan berdandan
c. Pasien tampak berdandan I : Intervensi dihentikan
yang dapat meningkatkan harga
diri pasien E : Pasien sudah bisa
meningkatkan harga diri dengan

39
d. Pasien tersenyum dan merasa senang melakukan kegiatan positif
d. Memberikan pujian kepada pasien
telah dipuji
karena sudah berdandan dengan R : Tidak ada revisi
cantik “wah kakak memang sangat
cantik sekali, kakak, kakak
tidakboleh lagi merasa insecure
karena kakak itu sangat cantik”
e. Menyarankan pasien berfoto
e. Pasien berfoto dan membuat cerita
setelah berdandan dan
instagram setelah berdandan
memposting di sosial media untuk
meningkatkan harga diri pasien
Fase Terminasi :

f. Menanyakan perasaan pasien f. Pasien menjawab “saya merasa sangat


setelah melakukan kegiatan positif cantik setelah berdandan, saya merasa
“bagaimana perasaannya setelah sangat percaya diri dengan tampilan
kakak berdandan tadi, apakah saya yang menggunakan make up
kakak merasa sudah percaya diri?” seperti ini, saya tidak akan
mendengarkan perkataan orang-orang

40
yang mengatakan saya jelek karena
saya merasa lebih bersyukur dengan
keadaan saya sekarang
g. Memberikan kesempatan pasien untuk g. Pasien menjawab “terimakasih
memberikan umpan balik dari terapi karena telah membantu saya
yang dilakukan “apakahada yang ingin meningkatkan rasa percaya diri
kakak tanyakan atau ada hal yang saya, saya sudah tidakmerasa takut
ingin kakak katakan?” dibully lagi sekarang, saya sudah
merasa lebih bersyukur dengan
keadaan saya”

Dx : Isolasi Sosial

Hari Ke -1 1. Mengidentifikasi kemampuan 1. Pasien tampak malu-malu saat S:


Senin, melakukan interaksi dengan orang lain berinteraksi dengan orang lain
1. Pasien mengatakan lebih
23 Oktober 2023 2. Memberikan motivasi untuk 2. Pasien tampak enggan untuk
senang sendiri
meningkatkan keterlibatan dalam berinteraksi dengan orang lain
suatu hubungan 2. Pasien mengatakan enggan
3. Memberikan motivasi untuk 3. Pasien mengatakan tidak ingin bertemu sanak saudaranya
berinteraksi di luar lingkungan, jalan- bertemu siapapun

41
jalan, ke toko buku O:
4. mendiskusikan kekuatan dan 4. Pasien mengatakan malu saat diajak 1. Pasien tampak murung dan
keterbatasan dalam berkomunikasi bicara pasien merasa tidak pandai tidak bersemangat
dengan orang lain dalam berkomunikasi 2. Pasien tampak menunduk
5. memberikan umpan balik positif pada 5. Pasien tampak menundukkan kepala saat berbicara
setiap peningkatan kemampuan saat diberi pujian 3. Kontak mata kurang
6. menganjurkan pasien untuk 6. Pasien hanya diam saat disarankan 4. Pasien tampak sering
berinteraki dengan orang lain secara untuk berinteraksi melamun
bertaha A : Masalah teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I : Lanjutkan intervensi 1,2,dan 3
E : Isolasi Sosial
R : tidak ada revisi

42
Hari Ke-2 1. Identifikasi kemampuan melakukan 1. Pasien tampak malu-malu saat S :
Selasa, interaksi dengan orang lain berinteraksi dengan orang lain 1. Pasien mengatakan lebih
24 Oktober 2023 2. Memberikan motivasi untuk 2. Pasien mengatakan ingin bisa senang sendiri
meningkatkan keterlibatan dalam memiliki teman namun takut untuk 2. Pasien mengatakan takut
suatu hubungan memulai percakapan untuk memulai interaksi
3. Memberikan motivasi untuk 3. Pasien mengatakan takut untuk dengan seseorang
berinteraksi di luar lingkungan, jalan- berinteraksi dengan tetangganya O:
jalan, ke toko buku 1. Pasien tampak malu-malu
4. Diskusikan kekuatan dan keterbatasan 4. Pasien mengatakan malu saat diajak saat berinteraksi dengan
dalam berkomunikasi dengan orang bicara pasien merasa tidak pandai orang lain
lain dalam berkomunikasi 2. Pasien tampak menunduk
5. Berikan umpan balik positif pada 5. Pasien tampak tersenyum saat diberi saat berbicara
setiap peningkatan kemampuan pujian A : Masalah teratasi Sebagian
6. Menganjurkan pasien berinteraksi 6. Pasien tampak berinteraksi dengan P : Intervensi dilanjutkan
dengan orang lain secara bertahap orang sekitarnya I : lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5,dan 6

E : Isolasi Sosial

3. R : Tidak ada revisi

43
Hari Ke-3 1. Identifikasi kemampuan melakukan 1. Pasien tampak malu-malu saat S ;
1. Pasien mengatakan masih
Rabu, interaksi dengan orang lain berinteraksi dengan orang lain
sedikit takut untuk memulai
25 Oktober 2023 2. Memberikan motivasi untuk 2. Pasien mengatakan sudah berinteraksi
percakapan dengan seseorang
meningkatkan keterlibatan dalam dengan teman-teman nya melalui
2. Pasien mengatakan sudah
suatu hubungan sosial media
tidak canggung berinteraksi
3. Memberikan motivasi untuk 3. Pasien nampak berinteraksi dengan
dengan tetangganya
berinteraksi di luar lingkungan, jalan- tetangganya
O:
jalan, ke toko buku
3. Pasien tampak
4. Diskusikan kekuatan dan keterbatasan 4. Pasien merasa masih kurang dalam
berkomunikasi dengan
dalam berkomunikasi dengan orang memulai percakapan dengan orang
tetangganya
lain lain
4. Pasien tampak sudah nyaman
5. Berikan umpan balik positifpada 5. Pasien tampak tersenyum saat diberi
pujian berinteraksi dengan orang
setiap peningkatan kemampuan
lain
A : Masalah teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,
dan 5
E : Isolasi Sosial
R : Tidak Ada Revisi
44
Hari ke-4 1. Identifikasi kemampuan melakukan 1. Pasien tampak sudah lebih bisa S :
1. Pasien mengatakan mau
Kamis, interaksi dengan orang lain melakukan timbal balik saat
berinteraksi dengan orang
26 Oktober 2023 2. Memberikan motivasi untuk berkomunikasi
lain
berinteraksi di luar lingkungan, jalan- 2. Pasien nampak berinteraksi dengan
2. Pasien mengatakan tidak
jalan, ke toko buku tetangganya
malu berinteraksi dengan
3. Diskusikan kekuatan dan keterbatasan 3. Pasien merasa masih kurang dalam
orng sekitarnya
dalam berkomunikasi dengan orang memulai percakapan dengan orang
O:
lain lain
1. Pasien tampak
4. Berikan umpan balik positif pada 4. Pasien tampak tersenyum saat diberi
berkomunikasi dengan orang
setiap peningkatan kemampua pujian
disekitarnya
2. Pasien tampak sudah nyaman
berinteraksi dengan orang
lain
A : Masalah teratsi Sebagian
P : Intervensi dihentikan
I : Intervensi dihentikan
E : Pasien sudah
mampu berinteraksi dengan
orang lain
R : Tidak ada revisi

45
A : Masalah teratsi Sebagian

P : Intervensi dihentikan

I : Intervensi dihentikan

E : Pasien sudah mampu


berinteraksi dengan orang lain

R : Tidak ada revisi

46
3.5 Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi Sumatif
1. Harga diri rendah S :
situasional 1. Pasien mengatakan sudah tidak memikirkan omongan orang lain tentang kejelekan dirinya
2. Pasien mengatakan sudah merasa jauh lebih bersyukur dengan keadaannya sekarang
3. Pasien mengatakan merasa lebih percaya diri untuk pergi ke kantor
O:
1. Pasien tampak jauh lebih bersemangat
2. Pasien tampak lebih percaya diri saat berkomunikasi
3. Pasien tampak mampu meningkatkan rasa percaya diri dengan kegiatan positif (terapidiversional)
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2 Isolasi sosial S:
1. Pasien mengatakan sudah lebih percaya diri untuk berkomunikasi dengan orang lain
2. Pasien mengatakan senang bisa mulai berinteraksi dengan orang disekitarnya
O:
1. Pasien tampak tidak mengurung diri
2. Pasien tampak bersosialisasi
3. Pasien tampak tidak malu saat berinteraksi
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

47
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan hasil
pengkajian pada responden I Nn.A mengatakan merasa malu karena sering
dibully teman sekantornya, pasie merasa tidak mampu untuk mengejar target
yang ditetapkan. Pada responden II Nn.H mengatakan merasa malu karena
gagal menikah, pasien mengatakan pacarnya selingkuh dengan wanita yang
lebih cantik ari dirinya. Dari hasil pengkajian tersebut didapatkan 2 diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan teori SDKI PPNI
(2017), berdasarkan analisadata pada responden I Nn.A ditegakkan diagnosa
keperawatan yaitu, Gangguan harga diri rendah situasional berhubungan
dengan kegagalan hidup berulang ditandai dengan merasa tidak berguna,
merasa bersalah, merasa tidak mampumengatasi masalah, merasa putus asa,
selalu menunduk ketika berbicara, kontak mata kurang, berbicara pelan. Dan
diagnosa kedua Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental
ditandai dengan merasa ingin sendiri, menarik diri, tidak mau berinteraksi
dengan orang lain, afek sedih, tidak ada kontak mata.
Kemudian dilakukan implementasi mulai tanggal 23 Oktober 2023
sampai dengan 26 Oktober 2023 dengan kriteria yang diinginkan adalah pasien
mampu meningkatkan harga diri, mampu mengenal hal positif yang dimiliki
dan minat berinteraksi meningkat.
Pada evaluasi yang dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2023 didapatan
hasil pasien mampu mengenal hal-hal positif yang masih dimilikinya. serta
mampu meningkakan rasa percaya diri dengan kegiatan positif (terapi
diversional). Pasien sudah tidak malu dan berani berinteraksi dengan orang
disekitarnya.
4.2 Saran
a. Bagi Pelayanan Kesehatan
Puskesmas selaku pemberi pelayanan kesehatan yang tidak berfokus
pada upaya kesehatan kuratif tetapi juga preventif dan promotif maka
disarankan bagi puskesmas untuk memberikan promosi kesehatan

48
khususnya untuk meningkatkan harga diri pada pasien gangguan harga diri
rendah bisa dengan menggunakan terpi non frmakologi seperti terapi
peneliti selanjutnya.
b. Bagi institusi
Sekolah dan kampus adalah tempat untuk menimba ilmu. Dengan
adanya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi sebagai
bahan referensi untuk meningkatkan standar kampus.
c. Bagi penulis
Bagi penulis selanjutnya dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam
melakukan asuhan keperawatan jiwa secara optimal dan sesuai SOP yang
telah ada, serta dapat melakukan tindakan yang menjadi hambatan dan
kesulitan selama penulis melakukan penelitian, yaitu berupa melaksanakan
strategi pelaksanaan terhadap keluarga pasien, dan melakukan seluruh
tindakan keperawatan sesuai dengan standar intervensi keperawatan
indonesia.

49
50
LAMPIRAN
A. Hari ke-1 : Senin, 23 Oktober 2023
1. Intervensi Utama
 Menanyakan harapan yang ingin pasien capai dalam pekerjaannya :
SP 1:
- Perawat : “assalamualaikum, selamat pagi kak”
- Pasien : “Waalaikumsalam, iya pagi”(Pasien tampak mengurung
diri di kamar)
- Perawat : “Boleh kah saya masuk
- Pasien : “iya”
- Perawat : ““saya Diah Prayogi, biasa dipanggil Diah, saya mahasiswa
dari Akper Ngawi. Bagaimana kabarnya hari ini ?”
- Pasien : “Baik”
- Perawat : “ baiklah mbak, bolehkah saya mengobrol dengan mbak
saat ini?”
- Pasien : “iya, boleh “
- Perawat : “apa pekerjaan yang sulit saat mbak kerja ?”
- Pasien : “ saya gk tau, saya bingung. Saya merasa selalu salah . salah
dan salah setiap yang saya lakukan “
- Perawat : “ semua tidak ada yang sempurna, mungkin dari kesalahan
itu bisa diperbaiki Bersama. Mbak punya teman di tempat
kerja ?”
- Pasien : “saya punya 1 sahabat, tapi dia juga sibuk bekerja. Saya
ragu mau minta tolong ke dia”
- Perawat : “ mbak pernah coba minta tolong sebelumnya ?”
- Pasien : “ belum. Saya takut menyusahkan dia”
- Perawat : “ apa salahnya untuk mencoba mbak. Jika tidak bisa
mengerjakan sendiri, alangkah baiknya minta tolong
bantuan mbak itu”
- Pasien : “apa benar begitu ?”
- Perawat : “ iya mbak coba saja. Dia pasti mau menolong, karena itu
adalah sahabat mbak”

51
 Menciptakan lingkungan yang nyaman dengan memposisikan pasien dengan
nyaman, menghidupkan lampu
- Perawat :” mbak suka gelap gelap ya? Kok lampunya dimatikan.”
- Pasien : “saya takut terang, seperti ada yang memperhatikan saya“
- Perawat : “ kalo gelap gini tidak bisa melihat apa apa dong”
- Pasien : “ tidaakk.. saya suka gelap.. saya takut terang”
 Berbicara dengan nada rendah dan tenang
- Perawat : “ mari ikuti saya, pegang tangan saya dan tutup matanya
ya“ (perawat mengajak keluar ruangan sambil
menggandeng tangan pasien )
- Perawat : “coba dibuka matanya perlahan, bayangkan ini adalah
tempat yang paling indah”
- Pasien : “saya takutt ada yang memperhatikan saya, saya jelek dan
gendut”
- Perawat : “tidak apa apa, buka matanya perlahan, ada saya
disamping mbak”
- Pasien : (pasien membuka mata dan menangis)
- Perawat :”cerita saja mbak ada apa ? perlu bantuan apa ? sulit
memang untuk tidak memperhatikan komentar orang lain.
Tapi percayalah, ada orang yang masih menyayangi
mbak”
- Pasien : “ saya akan berusaha mbak.. terimakasih sudah mengajak
saya ke dunia luar yang indah ini “
- Perawat : “Sama-sama mbak, bagaimana kalau siang nanti sekitar
pukul 11.00 kita mencoba melakukan kegiatan yang
positif, seperti nonton film, apakah mbak bersedia ?”
- Pasien : “Iya Boleh”
- Perawat : “Oke kalau begitu ini saya tinggal dulu, nanti saya kesini
lagi jam 11 ya, kita nontonn”
- Pasien : “Iya mbak”

52
2. Intervensi pendukung : Terapi Diversional (I.09319)
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Fase Orientasi :
(Perawat kembali datang ke kamar pasien sesuai kontrak yang sudah
ditentukan)
Pasien nampak tidak mendengarkan akan tetapi masih memberi respon jika
ditanya.
- Perawat : “assalamualaikum, selamat siang mbak” (menyapa pasien)
- Pasien : “Waalaikumsalam, iya siang” (Pasien menjawab salam)
- Perawat : “Ingat saya kan? Saya Diah Prayogi yang tadi pagi kesini
hehe” (Memperkenalkan diri)
- Pasien : “iya” (pasien menjawab)
- Perawat : “bagaimana kabarnya saat ini kak?” (Menanyakan kabar
pasien)
- Pasien : “baik” ( pasien menjawab)
- Perawat : “baiklah kak hari ini kita akan melakukan kegiatan positif
atau hobi yang kakak sukai dikamar kakak. Apakah kakak
bersedia?” (Melakukan topik waktu, dan tempat
pertemuan)
- Pasien : “ iya bersedia” (Pasien menjawab)
Fase Kerja :
 Mengidentifikasi hobi dan aktivitas yang biasa dilakukan
- Perawat : “apa saja hobi yang kakak sukai?” (Menanyakan apa saja
hobi/aktivitas yg disukai px)
- Pasien : “ saya hobimenonton film,membaca buku, dan berdandan”
(pasien menjawab )
- Perawat : “dari ketiga hobi yang kakakkatakan tadi, apa hobi yang
paling kakak sukai?” (Memilih hal positif yang paling
disukai pasien)
- Pasien : “saya paling suka menonton film” (pasien menjawab)
 Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Perawat : (Mempersiapkan pasien dan alat yang akan digunakan

53
yaitu laptop dan film yang bersifat memotivasidan dapat
meningkatkan harga diri pasien yang berjudul “rudy
habibie” )
- Pasien : (tampak diam memperhatikan saat mempersiapkan alat)
- Perawat : ( Memutar film motivasi yang dapatmeningkatkan harga
diri pasien)
- Pasien : (tampak menonton film)
- Perawat : “dari film yang sudah kita tonton tadi, menurut kakak apa
pesan yang bisa kita pelajari?” ( Menanyakan apa hal
positif yang bisa pasien ambil dari film yang sudah
ditonton)
- Pasien : “ hal positif yang bisa diambil dari film tersebut adalah
semangat rudy untuk bisa mengejar cita- cita nya
membuat pesawat terbang” (pasien menjawab )
- Perawat : “wah, benar sekali. Kakak hebat sudah menyimak film
sampai habis dan bisa fokus serta mampu mengambil
pesan yangdisampaikan oleh film rudy habibie”
(Memberikan pujian kepada pasien)
- Pasien : (tampak malu-malu dan sedikit tersenyum saat
dipuji)
- Perawat : “Film rudy habibie memberikan pesan agar kita tidak
gampang untuk menyerah dalam meraih cita-cita, kita tidak boleh
terpengaruh olehomongan orang, harus terus bersabar dan tekun dalam
melakukan pekerjaan, film ini juga mengajarkan kita untuk terus percaya
diri melakukan apa yang kita inginkan dan cita-citakanmeski orang-orang
disekitarmenganggap kita tidak mampu melakukannya, dan kita harus
terus semangat dan bangkit meskipun mengalami kegagalan.Tidak boleh
meninggalkan sholat meski kita berada ditempat minoritas islam namun
tidak ada alasan untuk melupakan kewajiban kita mendirikan sholat
karena allah adalah tempat kita mengadu dan berserah diri, dan mengajilah
jika ingin mendapatkan ketenangan jiwa. Harus selalu berpikir positif
karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Memiliki rasa tanggung

54
jawab moral yaitu menghrgai orang lain dengan baik walaupun terdapat
perbedaanstatus sosial, ras, agama, sosial- ekonomi dan pendidikan.”
( Memotivasi pasien dari film yang sudah dionton)
- Pasien : (tampak tidak tertarik mendengarkan penjelasan dengan
sibuk memainkan hp nya)
Fase Terminasi :
- Perawat : “bagaimana perasaannya setelah kegiatan menonton yang
sudah kita lakukan tadi kak, apakah kakak merasa sedikit
termotivasi?” (Menanyakan perasaan pasien)
- Pasien : “saya tidak terlalu suka dengan film nya dan saya tidak
terlalu merasa termotivasi” (pasien menjawab)
 Memberikan kesempatan untuk bertanya
- Perawat : “apakah adayang ingin kakak tanyakan?’
- Pasien : ( tampak diam saja saat diberikesempatan untuk bertanya)
 Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Perawat : “kak, besok kita akan melakukan terapi menonton film
motivasi lagi dengan judul “merry riana” pada jam 10.00-
11.00 WIB dikamar kakak, apakahkakak bersedia?”
- Pasien : “ya, saya bersedia” ( pasien menjawab)

55
B. Hari ke-2 : Selasa, 24 Oktober 2023
1. Intervensi utama
 Menciptakann lingkungan yang nyaman dengan memposisikan pasien
dengan nyaman, menghidupkan lampu, menutup pintu agar tidak berisik
- Perawat : “selamat pagi, bagaiamana tidurnya tadi malam
nyenyak?”
- Pasien : “hmmm… lumayan, tpi saya masih merasa tidak tenang”
- Perawat : “ tidak tenang bagaimana ?”
- Pasien :” saat saya menutup mata, saya merasa ketakutan, dan
penuh dengan gambaran gamabaran negative tentang diri
saya “
- Perawat : “bagaiaman jika sebelum tidur menyalakan music sebagai
terapi relaksasi agar lebih tenang ?”
- Pasien :” baiklah, akan saya coba nanti malam”
 Selalu berbicara dengan nada rendah dan tenang
- Perawat : “ sekarang sudah tidak takut dengan cahaya terang ?”
- Pasien :” sudah lebih baik dari kemaren, saya berusaha melihat
lewat jendela alam sekitar, dan merasakan kesejukan
udara di pagi hari agar terbiasa dengan cahaya terang”
- Perawat : “wahhh… itu bagus sekali, coabalah berjalan jalan
sekekali sambal melihat tanaman dan burung di pagi hari.
Itu membuat mata lebih segar”
- Pasien : “menarik juga… akan saya coba lakukan”
- Perawat : “Oh iya jangan lupa ya, hari ini kita akan melakukan
kegiatan yang positif lagi yaitu menonton film marry
riana sekitar jam 10.00-11.00 ya, apakah mbak bersedia?”
- Pasien : “Iya Bersedia”

56
2. Intervensi Pendukung : Terapi Diversional (I.09319)
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Fase Orientasi :
- Perawat : “assalamualaikum, selamat siang mbak” (menyapa pasien)
- Pasien : “Waalaikumsalam, siang” (Pasien menjawab salam)
- Perawat : “bagaimana kabarnya saat ini kak?”
- Pasien : “baik” (pasien menjawab)
- Perawat : “baiklah kak hari ini kita akan melakukan kegiatan positif
menonton film motivasi yang kedua yang bejudul “merry
riana”, pada jam 10.00-11.00 WIB, dikamarkakak.
Apakah kakak bersedia?”
- Pasien : “bersedia”
 Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Fase kerja :
- Perawat : (Mempersiapkan pasien dan alat yang akan digunakan
yaitu laptop dan film bersifat memotivasi dandapat
meningkatkan harga diri pasien yang berjudul “merry
riana” )
- Pasien : (tampak duduk diam memperhatikan saat mempersiapkan
alat)
- Perawat : (Memutar film motivasi yang dapat meningkatkan harga
diri pasien)
- Pasien : (tampak menonton film)
- Perawat : “dari film yangsudah kita tonton tadi, menurut kakak apa
pesan yang bisa kita pelajari?” (Menanyakan apa hal
positif)
- Pasien : “hal positif yang bisa diambil dari film tersebut adalah
semangat merry riana yang sekolah di singapura dengan uang pas-pas,
Sikap pantang menyerahmery riana dan tidak malu bekerja sebagai sales di
negara orang. Sikap ramah mery riana kepada semua orang” (pasien
menjawab)
- Perawat : “Kakak hebat sudah bisa mengambil pesan yang

57
disampaikan dari film mery riana, benar sekali bahwa
merry riana memiliki kepribadian yang optimis dan tidak
pantang menyerah seperti kakak” (Memberikan pujian
kepada pasien)
- Pasien : (Pasien tersenyum dan menghindari kontak mata saat
dipuji)
- Perawat : “Film “merryriana” mengajarkan kita cara bagaimana bersyukur
dengan keadaan yang sudah kita alami, pantang menyerah, dan trus
berusaha mendapatkan apa yang kita mau, dari film ini kita diajarkan
bagaimana sifat sombong dapatmenjatuhkan kita dan menjauhkan kita dari
orang-orang terdekat kita, Film ini juga menyadarkan bahwa harta yang
berlimpah bukanlah segalanya karena dengan materi yang kita miliki
belum tentu memberikan kebahagian yang berarti pada kita. Berani
bermimpi dan jangan takut gagal untuk mengejar impian tersebut, karena
semakin banyak gagal semakin endekatkan kita dengan kesuksesan,
lakukanlah hal-hal yang kecil dengan jiwa yang besar” (Memotivasi
pasien dari film yang sudah ditonton)
- Pasien : (tampak tidak bersemangatmendengarkan penjelasan)
Fase terminasi :
- Perawat : “bagaimana perasaannya setelah kakak menonton film
tadi, apakah kakak merasa termotivasi?” (Menanyakan
perasaan pasien)
- Pasien : “film yang ditonton tidak begitu menarik, saya tidak
terlalu merasa termotivasi”
 Memberikan kesempatan untuk bertanya
- Perawat : “apakah ada yang ingin kakak tanyakan?”
- Pasien : (tampak menggelengkan kepala saat diberi kesempatan
untuk bertanya.)
- Perawat : “kak, besok kita akan melakukan kegiatang positif yang
kakak sukai yaitu berdandan pada jam 10.00- 11.00
WIB, dikamar kakak, apakah kakak bersedia”
(Melakukan kontrak selanjutnya )

58
- Pasien : “ya bersedia”
C. Hari ke-3 : Rabu, 25 Oktober 2023
1. Intervensi utama
 Menciptakan lingkungan yang nyaman dengan memposisikan pasien
dengan nyaman, menghidupkan lampu, menutup pintu agar tidak berisik
- Perawat : “Selamat pagi mbak, bagaimana tidurnya hari ini ? nyenyak
? tenang ?”
- Pasien : “Pagi juga mbak, waahhh… lebih tenang, karena tadi
malam saya coba menyalakan alunan music klasik”
- Perawat : “ baguslah… terlihat dari wajah lebih segar”
- Pasien :” iyaa rasanya jiwa saya Kembali lebih semnagat dan
optimis saat tidur lebih nyenyak dari sebelumnya”
 Selalu berbicara dengan nada rendah dan tenang
- Perawat : “ bagaiamana ? mau keluar sambal jalan jalan pagi ?”
- Pasien :” ayoo… saya ingin menghirup udara segar dan ingin lebih
produktif. Saya merasa sudah osan di kamar ini terus”
- Perawat :” baiklah,, ayoo”
- Perawat : “Mbak, bagaimana kalau hari ini kita melakukan kegiatan
positif yang lain, bagaimana kalau berdandan?’
- Pasien : “saya suka dandan”
- Perawat : “Baiklah, nanti siang sekitar pukul 10.00-11.00 saya akan
kesini lagi, kita nanti dandan bareng ya, apakah mbak
bersedia?’
- Pasien : “Ya bersedia”

59
2. Intervensi Pendukung : Terapi Diversional (I.09319)
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Fase Orientasi :
- Perawat : “assalamualaikum, selamat siangi kak” (menyapa pasien)
- Pasien : “waalaikumsalam, selamat siang”
- Perawat : “bagaimana kabarnya saat ini kak?” (Menanyakan kabar
pasien)
- Pasien : “alhamdulillah sangat baik”
- Perawat : “baiklah kak hari ini kita akan melakukan kegiatan
positif berdandan pada jam 10.00-11.00WIB, dikamar
kakak. Apakah kakak bersedia?” (Melakukan kontrak)
- Pasien : “ya, saya mau”
 Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Fase kerja :
- Perawat : ( Mempersiapkan pasien dan alat yang akan digunakan
yaitu make up dan baju yang cantik untuk meningkatkan
harga diri)
- Pasien : (tampak membantu mencari baju yang cantik untuk
dipakai danmemberikan alat make up nya)
- Perawat : (Melakukan kegiatan berdandan yang dapat meningkatkan
harga diri pasien)
- Pasien : (tampak berdandan)
- Perawat : “wah kakak cantik sekali, make upini sangat cocok
dikakak” (Memberikan pujian kepada pasien)
- Pasien : ( tersenyum dan merasa senang telah dipuji)
- Perawat : ( Menyarankan pasien berfoto setelah berdandan dan
memposting di sosial media untukmeningkatkan harga diri
pasien)
- Pasien : (Pasien berfoto dan membuat cerita instagram setelah
berdandan)

60
Fase Terminasi :
- Perawat : “bagaimana perasaannya setelah kakak berdandan tadi,
apakah kakak merasa sudah percaya diri?”
- Pasien : “saya sangat senangsudah berdandan, saya merasa cantik
dan merasa percaya diri. Banyak yangmemuji postingan
saya dan mengatakan saya cantik”
 Memberikan kesempatan untuk bertanya
- Perawat : “apakahada yang ingin kakak tanyakan?”
- Pasien : “tidak ada yang ingin saya tanyakan”
- Perawat : “ kak, besok kita akan melakukan kegiatang positif yang
kakak sukai yaitu berdandan pada jam 10.00- 11.00
WIB, dikamar kakak, apakah kakak bersedia”
- Pasien :” ya, saya mau”

61
DAFTAR PUSTAKA
LITERATURE REVIEW: PENERAPAN LATIHAN
KEMAMPUAN POSITIF TERHADAP PENINGKATAN HARGA DIRI
RENDAH PADA KLIEN YANG MENGALAMI SKIZOFRENIA
DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI
HARGA DIRI RENDAH. Nursing Science Journal (Nsj), 2(1), 55–62.
Damayanti, M. &Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa.
Bandung : PT Refika Aditama.
Dermawan, D. 2013. Keperawatan Jiwa, Konsep dan Kerangka
Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Biru.
Direja, A. H. S. (2011). BUKU AJAR ASUHAN KEPERAWATAN
JIWA.YOGYAKARTA:NUHA MEDIKA.
Febrina, R. (2018). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Keluarga
DenganHarga Diri Rendah Kronis di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo
Padang. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi D III Keperawatan Padang.
Politeknik Kemenkes Padang.
Fitria, N. (2009). Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan
pendahuluandan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan.
Fitria, N., Sriati, A & Hernawaty, T. (2013). Laporan pendahuluan
tentangmasalah psikososial. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayah, A., & Alimul, A. (2009). MetodePenelitian Keperawatan
danTeknik Analisa Data. Jakarta: SalembaMedika. Jayanti, I., & Muzdalifah,
F. (2013)

62
63

Anda mungkin juga menyukai