Askep Pada Pasien Gagal Ginjal
Askep Pada Pasien Gagal Ginjal
Penatalaksanaan
Bila penyebabnya diketahui, terapi ditujukan
pada penyebab. Bila tidak diketahui, terapi
konservatif sampai ginjal kembali berfungsi. Pada fase diuretic semua pembatasan cairan
Cairan dapat berupa NaCl cukup 2– 4 jam. dihentikan.
Bila tidak terjadi diuresis ini dapat disebabkan Indikasi dialisis:
oleh: - Anuria total 24-48 jam.
- Cairan yang diberi belum cukup. - Gangguan SSP (kejang, koma).
- Uropati obstruksi. - Payah jantung kongestif.
- Kerusakan parenkim ginjal. - BUN > 150 mg%.
Bila penyebabnya renal, terapi: - Perdarahan azotenik ( mukosa dan
IWL ( insensible water loss) cairan yang keluar GIT).
pada anak normal: - Hiperkalemia, hipokalsemia,
- umur < 5 tahun: 30 cc/kgBB. hiperfosfatemia dengan tetani tidak
- Umur > 5 tahun: 20 cc/kgBB. terkendali.
Terapi konservatif: - Asidosis metabolic tidak terkendali.
- Pengaturan cairan: IWL + volume urine +
tinja + muntah. Pada anak-anak, pembuluh darahnya masih kecil
- Bila anuria diberi cairan dekstrosa 10 –20% dilakukan peritoneal dialysis (bukan hemodialisis)
è hipertonis. karena hemodialisis susah terpasang, tapi bila
- Bila oligouria: NaCl/dextrose = 1:3. sudah terpasang harus dilakukan AV- shunt è
- Kalori maksimum 400 kalori/m2/LPT. membesar lalu dimasukkan.
- Protein 0,5 – 1 g/kgBB/hari bila GGA
berlangsung lama. Diagnosa keperawatan yg muncul :
Terapi kelainan spesifik: Hipervolemia
- K > 6,5 –7 meq/l, tanda-tanda: blokade Risiko penurunan curah jantung
jantung, bradikardi, fibrilasi. beri Ca Risiko defisit nutrisi
glukonas 10% 0,5 cc/kgBB iv campur Risiko infeksi
dengan dextrose 5 – 10% sama banyak, (iv Risiko hipovolemia
perlahan-lahan). Na bikarbonat 7,5% 2 – 4 Defisit pengetahuan
meq/kgBB iv. bila kalium 5,5 – 6,5 meq/l
beri kayeksalat 1 g/kgBB. Gagal Ginjal Kronik
- Asidosis, koreksi dengan Na bikarbonat 2 – Gagal ginjal kronik merupakan kondisi dimana
4 meq/kgBB. terjadi kerusakan ginjal yang bersifat progresif dan
- Hiponatremia, kurangi asupan cairan. tidak dapat kembali dalam mempertahankan
- Hipokalsemia, bila timbul tetani beri Ca metabolisme cairan dan elektrolit yang
glukonas. menyebabkan uremia di dalam darah. Gagal ginjal
- Hiperfosfatemia > 5,5 beri Al(OH)3 gel 1 – kronik terjadi lebih dari 3 bulan yang
2 sendok makan 3 – 4/hari. mengakibatkan penurunan fungsi dan struktur
- Payah jantung kongestif sampai edema paru ginjal (Prabowo & Pranata, 2014; Haryono, 2013).
beri lasix 1 – 2 mg/kgBB iv.
- Hipertensi, beri klonidin 0,003-0,005
mg/kgBB atau katropil 0,3 – 2 mg/kgBB.
- Anemia Hb < 7 g%, transfusi darah PRC 10-
20 cc/kgBB.
- Kejang karena hipokalsemia, hipertensi,
uremia, beri diazepam 0,3 – 0,5 mg/kgBB
iv.
- Infeksi karena peningkatan katabolisme
jaringan diberi AB golongan -
Amoksisilin, ampisilin (100 mg/kgBB iv) atau Etiologi
cefalosporin (cefebid) 50 – 100 mg/kgBB iv.
pada laki-laki dikalikan 1
Klasifikasi CKD :
Dera Penjelasan LFG Rencana Komplikasi
jat (ml/meni tatalaksana
t)
1 Kerusakan >90 Terapi
ginjal penyakit dasar,
dengan kondisi
LFG normal morbid,
evaluasi
perburukan
kondisi ginjal,
memperkecil
risiko
kardiovaskuler
2 Kerusakan 60-89 Menghambat Tekanan darah
ginjal mulai meningkat
dengan perburukan
penurunak fungsi
Faktor Risiko LFG ringan ginjal
3 Penurunan 30-59 Evaluasi dan Hiperfosfatemia,
LFG sedang terapi hipokalsemia,
komplikasi anemia
hiperparatiroid,
hipertensi,
hiperhormosistinemi
a
4 Penurunan 15-29 Persiapan Malnutrisi, asidosis
LFG berat untuk terapi metabolik,
pengganti cenderung
ginjal hyperkalemia,
dislipidemia
5 Gagal ginjal <15 Terapi Gagal ginjal, uremia
TERMINAL pengganti
ginjal
Kriteria GGK
Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3
bulan dengan manifestasi :
o Kelainan patologis
o Terdapat tanda kelainan ginjal
Laju Filtrasi Glomelurus (LFG) kurang dari
60 ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan dengan
atau tanpa kerusakan.
Klasifikasi GGK
Penghitungan LFG dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Kockcroft-Gault
sebagai berikut:
Keterangan :
pada perempuan dikalikan 0,85
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Penatalaksanaan
1. Kadar urea nitrogen dalam darah (BUN) dan Penatalaksanaan konservatif bertujuan untuk
kreatinin meningkat akibat adanya kelainan mencegah memburuknya faal ginjal secara
fungsi ginjal. Urea nitrogen adalah produk progresif, meringankan keluhan akibat akumulasi
akhir dari metabolisme protein serta urea toksin azotemia, mempertahankan dan
yang harus dikeluarkan oleh ginjal. memperbaiki metabolisme secara optimal serta
2. Kadar serum sodium/natrium dan dmempertahankan keseimbangan cairan dan
potassium/kalium, pH, kadar serum phospor, elektrolit.
kadar Hb, hematokrit Terapi pengganti ginjal adalah hemodialysis,
3. Kadar hemoglobin, sel darah merah dan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD)
hematokrit menurun dan transplantasi ginjal (Sukandar, 2006).
4. Analisa urine rutin didapatkan adanya Usaha harus ditujukan untuk mengurangi gejala,
produksi urin yang tidak normal serta mencegah kerusakan/pemburukan faal ginjal yang
menunjukkan adanya kadar protein, terdiri :
glukosa, RBCs/eritrosit, dan WBCs/leukosit Pengaturan minum, Pengendalian hipertensi,
serta penurunan osmolaritas urin. Pengendalian K dalam darah, Penanggulangan
Pemeriksaan Radiologi Anemia, Penanggulangan asidosis, Pengobatan dan
1. Ultrasonography pada Gagal Ginjal Kronik pencegahan infeksi, Pengurangan protein dalam
didapatkan adanya kerusakan struktur ginjal. makanan, Pengobatan neuropati, Dialisis,
2. Computer Tomography (CT) Scan yang Transplantasi.
digunakan untuk melihat secara jelas
sturktur anatomi ginjal. Hemodialisa
3. Intervenous Pyelography (IVP) digunakan Hemodialisis merupakan suatu cara untuk
untuk mengevaluasi keadaan fungsi ginjal mengeluarkan produk sisa metabolisme berupa
dengan memakai kontras. Pemeriksaan IVP larutan dan air yang ada pada darah melalui
pada Gagal Ginjal Kronis didapatkan membran semipermeabel atau yang disebut
adanya kelainan fungsi ginjal. dengan dialyzer (Thomas, 2002).
4. Renal Angiography digunakan untuk Tujuan dari terapi hemodialisis yaitu untuk
mengetahui sistem aretri, vena, dan kepiler mengurangi status uremia, mengeluarkan cairan
pada ginjal dengan menggunakan kontras . tubuh yang berlebih dan menjaga keseimbangan
Pada pemeriksaan angiography ditemukan asam basa dan elektrolit (Kallenbach, Gutch,
adanya sumbatan pembuluh darah ginjal. Stoner, & Corca, 2005).
Komponen hemodialisis terdiri dari akses
Biopsi Ginjal untuk mengdiagnosa kelainann vaskuler, sirkuit darah, dialiser dan sirkuit
ginjal dengan mengambil jaringan ginjal lalu dialisat. Masing-masing komponen bekerja dan
dianalisa. Biopsi pada GGK ditemukan adanya merupakan satu kesatuan yang saling
kerusakan nefron. mempengaruhi selama proses hemodialisis
berlangsung.