Kel 3 (Halusinasi)
Kel 3 (Halusinasi)
Anggota Kelompok 3 :
2023
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan penelitian........................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI...................................................................................................4
2.1 Definisi Halusinasi.......................................................................................4
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Halusinasi....................................................4
2.2.1 Pengkajian.....................................................................................................4
2.2.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................10
2.2.3 Intervensi Keperawatan.............................................................................10
2.2.4 Implementasi Keperawatan.......................................................................21
2.2.5 Evaluasi Keperawatan................................................................................22
BAB III.....................................................................................................................24
3.1 PENGKAJIAN..........................................................................................24
3.2 ALASAN MASUK....................................................................................24
3.3 FAKTOR PREDISPOSISI.......................................................................24
3.4 PEMERIKSAAN FISIK..............................................................................24
3.5 Psikososial..................................................................................................26
3.6 Status Mental.............................................................................................27
3.7 Kebutuhan Persiapan Pulang..................................................................29
3.8 Mekanisme Koping...................................................................................29
3.9 Masalah Psikososial dan Lingkungan.....................................................29
3.10 Pengetahuan Kurang Tentang Gangguan Jiwa.....................................29
3.11 Aspek Medik..............................................................................................29
3.12 ANALISA DATA......................................................................................30
3.13 MASALAH KEPERAWATAN...............................................................30
3.14 POHON MASALAH.................................................................................31
iii
3.15 INTERVENSI KEPERAWATAN...........................................................32
3.16 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN.....................34
BAB IV......................................................................................................................37
PENUTUP................................................................................................................37
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................37
4.2 Saran..........................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................39
iv
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penelitian
Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam melaksanak
an studi kasus, khususnya dalam melakukan asuhan keperawatan pad
a pasien gangguan persepsi sensori: halusinasi terintegrasi dengan kel
uarga.
1.4.2 Bagi Tempat
Penelitian Hasil dari studi kasus ini diharapkan dapat memberikan manfa
at khususnya agar dapat menambah refrensi dari perpusatakaan sebag
ai bahan acuan penelitian yang akan datang.
1.4.3 Bagi Profesi Keperawatan
Menambah wawasan atau pengetahuan dan pemahaman perawat tentang
asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori :halusina
si terintegrasi dengan keluarga.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
8
10) Skema Masalah Halusinasi
9
11) Pohon masalah
Tindakan keperawatan :
a) Strategi Pelaksanaan 1 keluarga : mengenal masalah dalam
merawat klien halusinasi dan melatih mengontrol
12
halusinasi klien dengan menghardik
Tahapan sebagai berikut :
1) Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien
2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya
halusinasi (gunakan booklet)
3) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan melatih cara
menghardik
4) Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan beri pujian
b) Strategi Pelaksanaan 2 keluarga : melatih keluarga merawat
klien halusinasi dengan enam benar minum obat
Tahapan tindakan sebagai berikut :
1) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
halusinasi klien, merawat klien dalam mengontrol
halusinasi dengan menghardik
2) Berikan pujian
3) Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
4) Latih cara memberikan/membimbing minum obat
5) Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
c) Strategi Pelaksanaan 3 keluarga : melatih keluarga merawat
klien halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan Tahapan tindakan sebagai berikut :
1) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
halusinasi klien dan merawat/melatih klien
menghardik, dan memberikan obat Berikan pujian
atas upaya yang telah dilakukan keluarga
2) Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan untuk mengontrol halusinasi
3) Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap dengan
klien terutama saat halusinasi
4) Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
d) Strategi Pelaksanaan 4 keluarga : melatih keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow up klien
13
halusinasi
Tahapan tindakan sebagai berikut :
1) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
gejala halusinasi pasien, merawat/melatih pasien
mengahrdik, memberikan obat, bercakap-cakap
2) Berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan
keluraga
3) Jelaskan follow up ke pelayanan kesehatan, tanda
kekambuhan, rujukan
4) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian.
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
Keperawatan
1 Resiko perilaku 1. Setelah dilakukan 2.2.1.1 Manajemen perilaku:
kekerasan tindakan keperawatan menyakiti diri sendiri
terhadap diri diharapkan kontrol diri a. Tentukan motif atau
sendiri terhadap impuls dapat alasan tingkah laku
dilakukan dengan b. Kembangkan harapan
kriteria hasil : tingkah laku yang
a. Secara konsisten tepat dan
menunjukkan konsekuensinya,
mengidentifikasi berikan pasien tingkat
perilaku impulsif fungsi kognitif dan
yang berbahaya kapasitas untuk
b. Secara konsisten mengontrol diri
menunjukkan c. Pindahkan barang
mengidentifikasi yang berbahaya dari
perasaan yang lingkungan dari
mengarah pada lingkungan sekitar
tindakan impulsif pasien
c. Secara konsisten d. Instrusikan pasien
menunjukkan untuk melakukan
mengidentifikasi strategi koping
konsekuensi dari (mislnya latihan
tindakan impulsif asertif, impuls kontrol
d. Secara konsisten training, relaksasi otot
menunjukkan progresif) dengan cara
menghindari yang tepat
lingkungan yang e. Antisipasi situasi
berisiko tinggi pemicu yang mungkin
e. Secara konsisten membuat pasien
14
menunjukkan menyakiti diri
mengontrol impulsif f. Bantu pasien untuk
f. Secara konsisten mengidentifikasi
menunjukkan situasi atau perasaan
mempertahankan yang mungkin
kontrol diri tanpa memicu perilaku
pengawasan menyakiti diri
g. Lakukan kontrak
2. Setelah dilakukan dengan pasien untuk
tindakan keperawatan tidak menyakiti diri,
diharapkan kontrol diri dengan cara yang
terhadap distorsi tepat
pemikiran dapat h. Ajarkan dan kuatkan
dilakukan dengan pasien untuk
kriteria hasil : melakukan tingkah
a. Secara konsisten laku koping yang
menunjukkan efektif dan untuk
mengenali halusinasi mengekspresikan
atau delusi yang perasaan dnegan cara
sedang terjadi yang tepat
b. Secara konsisten i. Monitor pasien untuk
menunjukkan adanya impuls
menahan diri dari menyakiti diri jika
mengikuti halusinasi mungkin memburuk
atau delusi menjadi pikiran atau
c. Secara konsisten sikap bunuh diri
menunjukkan
menahan diri dari 2.2.1.2 Manajemen Halusinasi
bereaksi terhadap a. Bangun hubungan
halusinasi atau delusi interpersonal dan
d. Secara konsisten saling percaya dengan
menunjukkan klien
monitor frekuensi b. Monitor dan atur
halusinasi atau delusi tingkat aktivitas dan
e. Secara konsisten stimulasi lingkungan
menunjukkan c. Pertahankan
menjelaskan isi dari lingkungan yang
halusinasi atau delusi aman
f. Secara konsisten d. Catat perilaku klien
menunjukkan yang menunjukkan
pemikiran yang halusinasi
berdasarkan e. Tingkatkan
kenyataan komunikasi yang jelas
g. Secara konsisten dan tebuka
menunjukkan f. Berikan klien
melaporkan kesempatan untuk
penurunan halusinasi mendiskusikan
atau delusi halusinasinya
h. Secara konsisten g. Dorong klien untuk
15
menunjukkan mengekspresikan
mempertahankan perasaan secara tepat
afek yang konsisten h. Fokuskan kembali
dengan alam klien mengenai topik
perasaan jika komunikasi klien
i. Secara konsisten tidak sesuai situasi
menunjukkan pola i. Dorong klien untuk
pikir yang logis memvalidasi
j. Secara konsisten halusinasi dengan
menunjukkan isi orang yang dipercaya
pikiran yang tepat j. Berikan pengajaran
terkait obat pada klien
dan orang-orang
terdekat (klien)
k. Berikan pengajaran
terkait penyakit
kepada klien/ orang
terdekat (klien) jika
halusinasinya
didasarkan karena
penyakit (misalnya
delirium, skizofrenia
dan depresi)
l. Didik keluarga dan
orang terdekat
mengenai cara untuk
menangani klien yang
mengalami halusinasi
m. Monitor kemampuan
merawat diri
n. Bantu dengan
perawatan diri jika
dibutuhkan
o. Libatkan klien dalam
aktivitas berabasis
realitas yang mampu
mengalihkan
perhatian dari
halusinasi
2.2.1.3 Manajemen
lingkungan :
pencegahan kekerasan
a. Singkirkan senjata
potensial dari
lingkungan (misalnya,
objek yang tajam
yang mirip tali seperti
senar gitar)
16
b. Periksa lingkungan
secara rutin untuk
memastikan bebas
dari bahan berbahaya
c. Monitor pasien
selama penggunaan
barang yang bisa
digunakan menjadi
senjata (misalnya
pisau cukur)
d. Tempatkan pasien di
ruangan yang mudah
diamati sehingga
mudah dilakukan
observasi sesuai
kebutuhan
e. Gunakan alat makan
dari plastik dan kertas
f. Lakukan pengawasan
terus-menerus
terhadap semua area
yang bisa diakses
pasien untuk menjaga
keamanan pasien dan
pemberian intervensi
terapeutik jika
diperlukan
2. Resiko perilaku 1. Setelah dilakukan 1. Bantuan kontrol marah
kekerasan tindakan keperawatan a. Bangun rasa percaya
terhadap orang diharapkan menahan dan hubungan yang
lain diri dari kemarahan dekat dan harmonis
dapat dilakukan dengan pasien
dengan kriteria hasil : b. Gunakan pendekatan
a. Dilakukan secara yang tenang dan
konsisten menyakinkan
mengidentifikasi c. Tentukan harapan
kapan (merasa) marah mengenai tingkah
b. Dilakukan secara laku yang tepat dalam
konsisten mengekspresikan
mengidentifikasi perasaan marah,
tanda-tanda marah tentukan fungsi
c. Dilakukan secara kognitif dan fisik
konsisten pasien
mengidentifikasi d. Monitor potensi
situasi yang dapat agresi yang
memicu amarah diekspresikan dengan
d. Dilakukan secara cara tidak tepat dan
konsisten lakukan intervensi
mengidentifikasi sebelum (agresi ini)
17
alasan marah diekspresikan
e. Dilakukan secara e. Cegah menyakiti
konsisten bertanggung secara fisik jika
jawab terhadap marah diarahkan pada
perilaku diri diri sendiri atau orang
f. Dilakukan secara lain
konsisten f. Berikan pendidikan
mencurahkan perasaan mengenai metode
negatif dengan cara untuk mengorganisir
yang tidak pengalaman emosi
mengancam yang sangat kuat
g. Dilakukan secara g. Sediakan umpan balik
konsisten pada perilaku (pasien)
menggunakan untuk membantu
aktivitas fisik untuk pasien
mengurangi rasa mengidentifikasi
marah yang tertahan kemarahannya
h. Dilakukan secara h. Bantu pasien
konsisten membagi mengidentifikasi
perasaan marah sumber dari
dengan orang lain kemarahan
secara baik i. Identifikasi
i. Dilakukan secara konsekuensi dari
konsisten ekspresi kemarahan
menggunakan strategi yang tidak tepat
untuk mengendalikan j. Bantu pasien terkait
amarah dengan strategi
perencanaan untuk
2. Setelah dilakukan mencegah ekspresi
tindakan keperawatan kemarahan yang tidak
diharapkan menahan tepat
diri dari agresifitas k. Berikan model peran
dapat dilakukan yang bisa
dengan kriteria hasil : mengekspresikan
a. Dilakukan secara marah dengan cara
konsisten yang tepat
mengidentifikasi l. Dukung pasien untuk
tanggung jwab untuk mengimplementasik
mempertahankan an strategi
kendali diri mengontrol
b. Dilakukan secara kemarahan dengan
konsisten menggunakan
mengidentifikasi saat ekspresi kemarahan
merasa agresif yang tepat
c. Dilakukan secara m. Sediakan penguatan
konsisten untuk ekspresi
menunjukkan kemarahan yang tepat
perasaan negatif
dengan cara yang 2. Manajemen perilaku
18
tidak merusak a. Berikan pasien
d. Dilakukan secara tanggung jawab
konsisten menahan terhadap perilakunya
diri dari (sendiri)
memaki/berteriak b. Komunikasi harapan
e. Dilakukan secara bahwa pasien dapat
konsisten menahan tetap mengontrol
diri dari menyerang (perilakunya)
orang lain c. Komunikasikan
f. Dilakukan secara dengan keluarga
konsisten menahan dalam rangka
diri dari mendapatkan
membahyakan orang (informasi) mengenai
lain kondisi kognisi dasar
g. Dilakukan secara klien
konsisten menahan d. Tingkatkan aktivitas
diri dari fisik dengan cara
menghancurkan yang tepat
barang-barang e. Gunakan suara bicara
h. Dilakukan secara yang lembut dan
konsisten rendah
mengendalikan f. Jangan memojokkan
rangsangan pasien
i. Dilakukan secara g. Turunkan (motivasi)
konsisten perilaku pasif agresif
menggunakan teknik h. Acuhkan perilaku
untuk mengendalikan yang tidak tepat
amarah i. Berikan penghargaan
apabila pasien dapat
mengontrol diri
3 Isolasi sosial 1. Setelah dilakukan 1. Peningkatan sosialisasi
tindakan keperawatan a. Anjurkan peningkatan
diharapkan keparahan keterlibatan dalam
kesepian dapat hubungan yang sudah
dilakukan dengan mapan
kriteria hasil : b. Tingkatkan hubungan
a. Tidak ada rasa dengan orang-orang
perasaan terisolasi yang memiliki minat
secara sosial dan tujuan yang sama
b. Tidak ada kesulitan c. Anjurkan kegiatan
dalam membuat sosial dan masyarakat
kontak dengan orang d. Anjurkan partisipasi
lain dalam kelompok
c. Tidak ada rasa dan/atau kegiatan-
keputusasaan kegiatan reminiscence
d. Tidak ada rasa individu
kehilangan harapan e. Bantu meningkatkan
2. Setelah dilakukan kesadaran pasien
tindakan keperawatan mengenai kekuatan
19
diharapkan dan keterbatasan-
keterlibatan sosial keterbatasan dalam
dapat dilakukan berkomunikasi
dengan kriteria hasil : dengan orang lain
a. Secara konsisten f. Anjurkan pasien
menunjukkan untuk mengubah
berinteraksi dengan lingkungan seperti
teman dekat pergi ke luar untuk
b. Secara konsisten jalan-jalan
menunjukkan 2. Peningkatan
berinteraksi dengan keterlibatan keluarga
tetangga a. Bangun hubungan
c. Secara konsisten pribadi dengan pasien
menunjukkan dan anggota keluarga
berinteraksi dengan yang akan terlibat
keluarga dalam perawatan
d. Secara konsisten b. Identifikasi
menunjukkan kemampuan anggota
berpatisipasi dalam keluarga untuk
aktivitas waktu luang terlibat dalam
dengan orang lain perawatan pasien
3. Terapi Aktivitas
a. Kembangkan
kemampuan klien
dalam berpatisipasi
melalui aktivitas
spesifik
b. Bantu klien utuk
mengeksplorasi
tujuan personal dari
aktivitas-aktivitas
yang biasa dilakukan
(misalnya, bekerja
dan aktivitas-aktivitas
yang disukai)
c. Bantu klien memilih
aktivitas dan
pencapaian tujuan
melalui aktivitas yang
konsisten dengan
kemampuan fisik,
fisiologis dan sosial.
d. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
diinginkan
e. Bantu klien untuk
menjadwalkan waktu-
waktu spesfik terkait
20
dengan aktivitas
harian
f. Instrusikan klien dan
keluarga untuk
melaksanakan
aktivitas yang
diinginkan maupun
yang (telah)
diresepkan
g. Bantu dengan
aktivitas fisik secara
teratur (misalnya
berpindah, berputar
dan kebersihan diri)
sesuai dengan
kebutuhan
h. Berikan pujian positif
karena kesediannya
untuk terlibat dalam
kelompok
i. Berikan kesempatan
keluarga untuk
terlibat dalam
aktivitas, dengan cara
yang tepat
j. Bantu klien untuk
meningkatkan
motivasi dri dan
penguatan
k. Monitor respon
emosi, fisik, sosial
dan spiritual terhadap
aktivitas
l. Bantu klien dan
keluarga memantau
perkembangan
terhadap pencapaian
tujuan (yang
diharapkan)
21
melakukan (Afnuhazi, 2015):
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi waktu, frekuensi, situasi, respon klien terhadap
halusinasi
c. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
d. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh
minum obat
e. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap
f. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara
melaksanakan kegiatan terjadwal
Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan. Pada situasi nyata sering pelaksanaan jauh berbeda
dengan rencana. Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan
yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan
singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan klien
sesuai dengan kondisinya (here and now). Perawat juga menilai
diri sendiri, apakah kemampuan interpersonal, intelektual, teknikal
sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan (Dalami, dkk,
2014).
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek
dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan sesuai
dengan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi
dapat dibagi dua yaitu evaluasi proses dan evaluasi formatif,
dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan evaluasi hasil atau
sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada
tujuan yang telah ditentukan (Afnuhazi, 2015).
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
SOAP sebagai pola pikir, dimana masing-masing huruf tersebut
akan diuraikan sebagai berikut (Dalami, dkk, 2014) :
S : respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan
22
yang telah dilaksanakan
O : respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan
A : analisa ulang terhadap data subjektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul
masalah baru atau ada yang kontradiksi dengan masalah
yang ada
P : perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa
pada respon klien.
23
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Inisial : Ny. W
Umur : 21 Tahun
Agama : Kristen
a. TD : 120/80 mmHg
b. N : 82x/menit
c. S : 36,5oC
d. RR : 20x/menit
24
II. Ukur
b. Berat badan : 67 Kg
25
3.5 Psikososial
3.5.1 Genogram
Penjelasan :
Klien merupakan anak ketujuh dari 7 bersaudara ,klien memiliki 4 saudara laki-laki.
Dan 2 saudara perempuan. Klien belum menikah.
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: klien
:Meninggal
26
3) Peran : Pasien seorang pekerja di suatu pabrik sepatu, pasien merasa
sedih berada diyayasan karena tidak bisa bekerja mencukupi
kebutuhan keluarga
3.5.4 Spiritual
1) Penampilan
2) Pembicaraan
27
3) Aktivitas Motorik
Klien dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk (mampu
melakukan penilaian)
13) Daya tilik diri
28
Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita, klien mengetahui
bahwa dia sedang sakit dan dirawat di rumah sakit jiwa.
29
3.12 ANALISA DATA
N DATA MASALAH
O
1. DS: Harga Diri Rendah Kronis
- Klien merasa tidak berguna k
arena tidak dapat membantu
keluarga.
- Klien merasa minder karena
penyakit yang di alaminya
- Klien sedih berada di yayasan
- Klien merasa tidak berdaya
dan tidak berharga.
DO:
- Postur tubuh klien menunduk
- Suara klien pelan dan lirih
- Tidak ada Kontak mata
2. DS: Gangguan Persepsi Sensori-
- klien tampak gelisah, menyendiri halusinasi pendengaran
dan histeris
- Klien sering mendengarkan suara –
suara tanpa wajah yang
menyuruhnya untuk bunuh diri
- Klien mengatakan suara –suara
tersebut muncul pada saat klien
sedang menyendiri
- Klien merasa gelisah dan takut jika
mendengar suara tersebut
DO:
- Klien sering mondar-mandir
- Klien lebih suka Menyendiri
- Klien sering Melamun
3. DS : Isolasi sosial
- Klien jarang mengikuti kegiatan di
kelompok masyarakat
- Klen merasa takut ditempat umum
Klen lebih suka menyendiri
DO :
- Klien Menarik diri
- Afek datar
- Klen tidak berminat berinteraksi
dengan orang lain
- Tidak ada kontak mata
30
3.13 MASALAH KEPERAWATAN
1) Gangguan Persepsi sensori - Halusinasi pendengaran
2) Isolasi sosial
3) harga diri rendah kronis
31
3.15 INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi
Kolaborasi
32
antiansietas,jika perlu
33
3.16 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Implementasi Evaluasi
S : Senang
Sp 1:
O:
- Melatih pasien
- Pasien mampu mengenali
mengidentifikasi
halusinasi yang dialami nya; isi,
halusinasinya; isi, frekuensi,
frekuensi, watu terjadi, sruasi
watu terjadi, sruasi
pencetus,perasaan, respon dengan
pencetus,perasaan dan respon
mandiri
halusinasi Mengontrol
- Pasien mampu Mengontrol
halusinasi dengan cara
halusinasinya dengan cara
menghardik
menghardik dengan bantuan
A : Halusinasi (+)
P:
- Latihan mengidentifikasi
halusinasinya; isi, frekuensi, watu
terjadi, sruasi pencetus,perasaan
dan respon halusinasi 3x/hari
- Latihan menghardik halusinasi 3x/
hari
34
S : Klien Senang dan Antusias
Sp2 : Melatih pasien mengontrol
O:
halusinasi dengan bercakap-cakap
- klien mampu mengontrol
bersama orang lain
halusinasi dengan bercakap-cakap
- Klien mampu melakukan
komunikasi secara verbal :
asertif/bicara baik-baik dengan
motivasi.
P:
- Latihan komunikasi secara
verbal
S : Senang
Sp 3 : Melatih pasien mengontrol
halusinasi dengan melaksanakan O:
aktivitas terjadwal
- Pasien mampu mengontrol
halusinasi dengan melaksanakan
aktivitas terjadwal seperti nyapu,
mengepel, minum obat
A : Halusinasi (+)
P : Latihan kegiatan terjadwal
35
S : Senang
Sp 4 : Melatih pasien minum obat
O :Suara bisikan masih sering
secara teratur.
terdengar walaupun pasien sudah rutin
minum obat
A : Halusinasi (+)
P : Latihan meminum obat secara teratur
- Dan memastikan obat yang
diminum benar
36
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1) Bagi Perawat
Diharapkan dapat menerapkan komunikasi terapeutik dalam
pelaksanaan strategi pertemuan 1-3 pada klien dengan halus
inasi sehingga dapat mempercepat proses pemulihan klien.
2) Bagi Institusi Pendidikan
Dapat meningkatkan bimbingan klinik kepada mahasiswa pr
37
ofesi ners sehingga mahasiswa semakin mampu dalam mela
kukan asuhan keperawatan pada pasien-pasien yang mengal
ami halusinasi pendengaran
38
DAFTAR PUSTAKA
39
LAMPIRAN
ASKEP PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA
HALUSINASI : PENDENGARAN
Observasi :
- Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi
- Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan
- Monitor isi halusinasi (mis. kekerasaan atau membahayakan diri)
Teraupetik
- Pertahankan lingkungan yang aman
- Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat mengontrol perilaku
(mis. limit setting, pembatasan wilayah, pengekangan fisik, seklusi)
- Diskusikan perasaan dan respon terhadap halusinasi
- Hindari perdebatan tentang validasi halusinasi
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan anti ansietas Jika perlu
40
STATEGI PELAKSANAKAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 1
TINDAKAN KEPERAWATAN:
ORIENTASI
“Selamat pagi, Ibu. Saya Perawat dari Akper Ngawi yang akan merawat anda.
Perkenalkan nama saya Perawat……, senang dipanggil Perawat…..
Nama anda siapa?
Senang di panggil apa?
Baiklah…. Bagaimana perasaannya hari ini?
Apa ada keluhannya hari ini?
Tenang bu, tenang. bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama
ini Ibu …… dengar, tetapi tidak tampak wujudnya?
Dimana kita bias duduk ibu?,
Baiklah ibu mari kita ke ruang tamu!,
kalau boleh tau kita bercakap-cakap berapa lama bu?,
baik ibu bagaimana kalua 30 menit?,
apakah ibu ….mendengar suara tanpa ada wujudnya?,
kalau boleh tau bu, apa yang dikatan suara itu?,
apakah suara itu terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu?,
kapan ibu …… sering mendengar suara itu?, biasanya berapa kali sehari ibu …..
mendengar suara-suara itu?, lebih dari ….. kali sehari ya bu?, kalau begitu , pada
keadaan apa suara itu terdengar, apakah pada waktu tersendiri?,
apa yang ibu …… rasakan pada saat mendengar suara itu?,
apa yang ibu ….. lakukan saat mendengar sura itu?,
apakah dengan cara itu suara- suara itu hilang?”
41
KERJA
“ bu, ibu ….. harus tenang sekarang ya! Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
mencegah suara-suara itu muncul?,
Begini Ibu ..... , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang keempat minum obat dengan teratur,
Iya bu.
Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.
Caranya adalah saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu ...... bilang, “Pergi! Saya tidak
mau dengar! Saya tidak mau dengar, kamu suara palsu!” sambil Ibu ..... menutup kedua
telinganya, begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba Ibu .....
peragakan!, Iya bu. Nah begitu… bagus! Coba lagi bu!, Iya bagus, Ibu Wiwin sudah
bisa!”
TERMINASI
42
SP 2
TINDAKAN KEPERAWATAN :
1. Mengevaluasi SP 1
2. Pertahankan lingkungan yang aman
3. Hindari perdebatan tentang validasi halusinasi
4. Diskusikan perasaan dan respon terhadap halusinasi
5. Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
6. Anjurkan berbicara pada orang yang dipercaya untuk memberi dukungan dan umpan
balik korektif terhadap halusinasi
ORIENTASI
“Apakah sudah dipakai cara yang telah saya ajarkan tadi pagi?”
“ Baiklah, sesuai dengan janji kita tadi, saya akan latih Ibu cara kedua untuk mengontrol halus
inasi dengan bercakap – cakap dengan orang lain, bagaimana apakah ibu setuju?”
KERJA
“Baiklah ibu saya akan mengajarkan cara ke dua untuk mencegah atau mengontrol halusinasi
ibu, ibu sudah siap?”
43
“ Cara kedua untuk mencegah atau mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap de
ngan orang lain. Jadi kalau nanti Ibu mulai mendengar suara-suara itu lagi, langsunga saja car
i teman untuk diajak ngobrol. Minta teman dekat atau perawat untuk ngobrol dengan Ibu,
sampai sini bisa di pahami bu?”
“Saya beri contoh begini, “Tolong saya, saya mulai mendengar dengar suara-suara. Ayo ngo
brol dengan saya!”
“Atau kalau ada orang dirumah, misalnya suaminya katakan saja, ”bapak, ayo ngobrol denga
n saya, saya sedang mendengar suara-suara.” Begitu bu, bagaimana bisa dimengerti?
“Jadi, sewaktu suara itu datang ibu dapat mencegahnya dengan mengajak bercakap – cakepan
orang terdekat ibu yaa, mengerti?”
“Bagus”
TERMINASI
“Baguslah bu. Jadi, sudah ada berapa cara yang Ibu pelajari untuk mencegah suara-suara itu
datang lagi?”
“Bagus, cobalah kedua cara ini kalau nanti Ibu mendengar suara-suara itu lagi. Bagaiman
kalau kita masukkan dalam jadwal kegiaan harian Ibu?”
“Bagimana kalau kita sekalian latih cara yang ketiga, yaitu melakukan aktifitas terjadwal dan
dan keempat melatih minum obat secara teratur?”
44
“Baiklah bu, sampai bertemu besok ya, selamat sore.”
SP 3
TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Mengevaluasi SP 2
2. Diskusikan perasaan dan respon terhadap halusinasi
3. Pertahankan lingkungan yang aman
4. Hindari perdebatan tentang validasi halusinasi
5. Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
6. Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi dukungan dan umpan balik
korektif terhadap halusinasi
7. Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan anti ansietas Jika perlu
ORIENTASI
“Selamat pagi Ibu! Bagaimana perasaanya hari ini?”
“Apakah Ibu masih ingat dengan saya?”
“Coba Ibu sebutkan nama saya!”
“Wah, bagus bu. Ibu masih mengingat nama saya dengan benar! Bagus bu!”
“Oh iya, Bu! Apakah suara-suaranya masih muncul bu?”
“Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih kemarin bu?”
“Bagaimana hasilnya bu?”
“Wah bagus, bu. Ibu sudah pintar menggunakan dua cara yang saya ajarkan kemarin, bagus bu!
Kalau begitu sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal dan melatih obat secara teratur ! Kalau begitu ibu
maunya dimana kita bicara bu?”
“Baik, kita duduk diruang tamu ya bu! Kira-kira berapa lama kita bicara bu?” “Bagaimana
kalau 30 menit bu?”
KERJA
45
“ Nah, kalau boleh tau apa saja yang biasa Ibu lakukan?”
“Wah banyak sekali kegiatannya ya bu! Kalau begitu bu, mari kita latih dua kegiatan hari ini y
aitu, latihan menyapu dan membersihkan jendela. Bagaimana bu, apakah Ibu mau?”
“Baiklah bu, coba sekarang Ibu menyapu lantai di ruang tamu ini, apakah Ibu bisa?”
“Nah, bagaimana kalau sekarang Ibu membersihkan jendela ruang tamu ini?”
“Wah bagus sekali bu, Ibu sudah menyapu dan membersihkan jendela dengan benar. Bagus sek
ali bu!”
“Baik bu, kegiatan ini dapat Ibu lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul kembali. Kegi
atan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan, bagaimana bu apa
kah ibu bersedia?”
“Nah, sekarang, bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap- cakap cara yang ketiga untuk m
encegah suara-suara itu kembali lagi?”
“Kalau boleh tau Ibu, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur?”
“Begini Ibu, minum obat itu sangat penting agar suara-suara yang Ibu dengar dan mengganggu
selama ini tidak muncul lagi. Nah, kalau boleh tahu berapa macam obat yang Ibu minum?”
“(Perawat menyiapkan obat pasien). Jadi bu, ini yang warna orange (chlorpromazine, CPZ) gun
anya untuk menghilangkan suara-suara. Obat yang warna putih (tpyhexilpendil, THP) gunanya
agar Ibu merasa rilex dan tidak kaku, sedangkan yang merah jambu (haloperidol, HIP) berfungs
i untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan suara-suara. Semua obat ini diminum 3 kali s
ehari, tiap pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. Apakah Ibu mengingat fungsi obat-obat ini? Cob
a diulangi bu!”
“Wah, Ibu pintar sekali. Bagus sekali Ibu mengingat fungsi obat-obatnya. Baiklah bu nanti kala
u suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh dihentikan ya.”
46
“Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, Ibu akan kambuh dan sulit sembu
h seperti keadaan semula. Dan kalau obatnya habis, Ibu bisa minta ke dokter untuk mendapatka
n obat lagi. Apakah Ibu mengerti?”
“Baiklah. Ibu juga harus teliti saat minum obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya Ibu
harus memastikan bahwa itu benar-benar obat punya Ibu. Jangan keliru dengan obat milik oran
g lain. Baca nama kenasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar,
yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya ya bu ya!”
Ibu juga harus memperhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan Ibu juga harus cukup min
um 10 gelas per hari. Bagaimana bu, apakah Ibu mengerti?”
TERMINASI
“Baiklah kalau begitu. Nah, sekarang bagaimana perasaan Ibu setalah kita bercakap-cakap men
genai mencegah suara-suara itu kembali lagi dan mengenai obat?”
“Wah bagus bu. Nah sekarang coba sebutkan sudah berapa cara yang kita latih untuk mencega
h suara-suara, coba sebutkan bu!”
“Bagus! Ibu sudah menyebutkan empat cara yang sudah kita latih dengan benar. Bagus sekali
bu! Kalau begitu mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan harian Ibu W
iwin!”
“Oh iya bu, jangan lupa pada waktunya minum obat, minta obatnya pada perawat atau pada kel
uarga Ibu kalau dirumah ya bu ya!”
47