Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan jenis penyakit pada sistem neurologis yang memiliki
tingkat kematian dan kesakitan yang tinggi, meningkat seiring dengan
bertambahnya usia, yaitu umumnya dijumpai pada usia di atas 55 tahun dan
termasuk dalam penyebab kematian tertinggi umumnya terjadi pada negara sedang
berkembang atau dalam urutan tiga besar (Bustan, 2015).
Penyakit stroke merupakan penyebab ketiga kecacatan di dunia akibat
gangguan fungsi syaraf yang terjadi seperti gangguan penglihatan, bicara pelo,
gangguan mobilitas, serta kelumpuhan pada wajah maupun ekstremitas. Kondisi
seperti ini yang menyebabkan penderita stroke memiliki ketergantungan yang tinggi
dalam melakukan aktivitas sehari-hari pada orang lain. (Yosi Oktarina, 2020).
Pasien stroke menjalani fisioterapi sangat bergantung kepada dukungan
keluarga, semakin tinggi dukungan keluarga maka kepatuhan pasien menjalani
fisioterapi akan semakin membaik pula, tanpa ada dukungan keluarga fisioterapi
tidak dapat dilakukan sesuai jadwal. Dukungan keluarga suatu system support yang
di berikan keluarga kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
dimana di dalamnya terdapat dukungan emosional, informasional, instrumental dan
penghargaan dengan harapan keluarga yang sakit dapat pulih ataupun meminimalisir
dampak lain dari gangguan kesehatan yang dialami (radiani 2018 )
Kecemasan pasien stroke menjalani fisioterapi salah satu sinyal terhadap
gangguan aktivitas/mobilitas yang di alami pasien stroke dalam waktu lama dapat
mengakibatkan dampak psikologis terutama bisa meningkatkan kecemasan. Kondisi
kecemasan tentunya bisa di pahami karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki
penderita menjadi terganggu dan tidak sedikit akibat menderita sakit yang terlalu
lama penderita akan mengalami kecemasan bahkan sampai paniksebagai respon
terhadap kebutuhan dasar yang terganggu. Kecemasan menunjukkan ketegangan
dalam saraf-sarafnya karena memiliki perasaan berada pada situasi yang mengancam
akibat dari perubahan kondisi kehidupan, kecemasan dapat berkembang menjadi
penyakit fisik dan gangguan yang lain apabila tidak mendapatkan penanganan
dengan baik.
Menurut WHO ( World Health Organization ) menyebutkan bahwa terdapat 17
juta kasus stroke baru yang tercatat setiap tahun dan tujuh juta kematian yang
disebabkan oleh stroke. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukan peningkatan
prevalensi penderita stroke dari 7% menjadi 10,9%. Stroke merupakan penyebab
utama kecacatan jangka panjang, masalah yang timbul akibat stroke berupa
kelumpuhan ataupun kelemahan anggota tubuhnya, hal tersebut mengakibatkan
kesulitan beraktivitas sehari-hari, dapat juga mengalami gangguan sensoris (alat
indera perasa), kesulitan mengendalikan buang air kecil. Hal tersebut diatas dapat
mengakibatkan dampak psikologis bagi penderita stroke yaitu berupa depresi, yang
berakibat menurunnya semangat kualitas hidupnya. Secara umum penderita stroke
kesulitan untuk hidup secara mandiri (WHO, 2018).
Data nasional di Indonesia menunjukkan stroke menjadi penyebab kematian
tertinggi yaitu 15,4%, Prevalensi stroke di Indonesia adalah delapan per seribu
penduduk atau 0,8%. Dari total jumlah penderita stroke di Indonesia, sekitar 2,5%
atau 250 orang meninggal dunia dan sisanya cacat ringan maupun berat. Angka
kematian penderita stroke di Indonesia paling banyak menderita stroke iskemik
sebesar 52,9 %, penyebab yang lainnya ada perdarahan intraserebral 38,5 %, emboli
7,2 %, dan perdarahan subaraknoid 1,4 % (Riskesdas, 2018)
Penderita stroke di jawa timur mengalami peningkatan pada tahun 2019
berjumlah 14,591 jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2018 yang mencapai
46,248 jiwa. Pola hidup yang tidak sehat sehingga timbulnya penyakit hipertensi dan
diabetes menjadi pemicu utama stroke. Berdasarkan studi pendahuluan pada tahun
2021 di rumah sakit bhayangkara kota kediri didapatkan data pada tahun 2019-2020
berjumlah 1229 pasien atau 122,9%, rata-rata pasien perbulan 51 atau 51%. Maka
berdasarkan survey pendahuluan pada tanggal 27 desember didapatkan berjumlah 19
pasien di ketahui bahwa 8 (50%) pasien menjalani fisioterapi neurologi mengatakan
bahwa tidak pernah mendapatkan dukungan, dorongan, serta semangat dari
keluarganya untuk menjalani fisioterapi. 6 (60%) pasien mengatakan selalu cemas
dengan penyakit yang diderita,cemas ketika menjalani fisioterapi, yang di tandai
dengan perasaan gelisah, atau kuatir dan ketakutan terhadap penyakit yang di alami.
5 (50%) pasien mengatakan bahwa selalu mendapatkan dukungan, dorongan dan
selalu didampingi oleh keluarganya ketika mau kerumah sakit untuk mengupayakan
kepada pasien yang menjalani fisioterapi.
Solusi dari permasalahan untuk mengetahui kesehatan masyarakat yang
terjadi saat ini sehingga dapat berperan dan berfungsi dalam kesehatan masyarakat
serta harus memiliki kemampuan sesuai dengan profesinya sebagai fisioterapi.
Stroke merupakan penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di
dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin
penting, dengan dua pertiga stroke terjadi di negara-negara yang sedang berkembang
dan kota yang dirasakan oleh tenaga kesehatan kepada pasien yang menjalani
fisioterapi neurologi khususnya di RS Bhayangkara Kota Kediri tentunya menjadi
perhatian khusus dari tenaga kesehatan. Apabila tidak diatasi maka dapat berdampak
pada masalah psikologis yang lebih berat, sehingga dalam mengatasi hal ini
digunakan fisioterapi neorologi. Menurut National Institute of mental Health
penelitian telah membuktikan bahwa terapi neorologi tersebut sangat efektif untuk
mengurangi kecemasan pasien yanag menjalani fisioterapi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada dukungan keluarga
dengan tingkat kecemasan pasien stroke yanag menjalani fisioterapi neurologi di RS
Bhayangkara kota kediri

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien
stroke yang menjalani fisioterapi neurologi di RS Bhayangkara kota kediri
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi dukungan keluarga dengan pasien yang menjalani fisioterapi
neurologi di RS Bhayangkara kota kediri
b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien stroke yang menjalani fisioterapi
neurologi di RS Bhayangkara kota kediri
c. Menganalisis hubungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien stroke
yang menjalani fisioterapi neurologi di RS Bhayangkara kota kediri

D. Bagi Penelitian
1. Manfaat Teori
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman
serta dapat menjadi bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian khususnya tentang
Analisis Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Yang Menjalani
Fisioterapi Neurologi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
Diharapkan bahwa perawat dapat meningkatkan pemberian fisioterapi
neurologi dan dukungan keluarga terhadap pasien yang menjalani fisioterapi
neurologi di RS Bhayangkara
b. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
khusnya Analisis Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien
Stroke Yang Menjalani Fisioterapi Neurologi
c. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan dapat sebagai masukan dan menambah ilmu masyarakat
untuk dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien yang menjalani
fisioterapi neurologi
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
No. Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan
dan
1 Wiwik Hubungan Crossectional Terdapat hubungan Penelitian
Dwiarianti pengetahuan pasien pengetahuan pasien menggunakan variabel
2016 tentang stroke dengan tentang stroke dengan hubungan
kepatuhan menjalani kepatuhan menjalani pengetahuan pasien
fisioterapi di ruang fisioterapi sedangkan penelitian
fisioterapi RSUD menggunakan variabel
tentang kepatuhan
menjalani fisioterapi
2 Ragaina Hubungan dukungan Korelasi Terdapat hubungan Penelitian
Apaenin keluarga terhadap antara dukungan menggunakan variabel
2018 mptivasi pasien pasca tempat tinggal dan bebas dan variabel
stroke selama dukungan keluarga terikat untuk
menjalani latihan pada pasien mengetahui dukungan
fisioterapi di RS keluarga terhadap
motivasi pasien
3 Nur Perbedaan latihan Crossectional Ada hubungan Penelitian dapat
Wakhidah kekuatan otot pasien dukungan keluarga mengetahui perbedaan
2019 pasca stroke yang dengan latihan latihan kekuatan otot
memperoleh berbagai kekuatan otot pada pasien pasca stroke
dukungan keluarga di pasien di Rs yang memperoleh
ruang poli saraf berbagai dukungan
RSUD keluarga
3. Jefrianus Analisis Dukungan Kuantitatif Terdapat ada Penelitian
Beti 2020 Keluarga Terhadap hubungan dukunagn menggunakan Metode
Tingkat Kecemasan keluarga dengan kuantitatif dengan
Pasien Yang pasien yang menjalani variabel bebas untuk
Menjalani Fisioterapi fisioterapi. Pasien mengetahui dukungan
Neorologi Di RS selalu mendapatkan keluarga terhadap
Bhayangkara Kota dukungan dari pasien yang menjalani
Kediri keluarga,perawat,Dokt fisioterapi, sedangkan
er untuk semngat variabel terikat untuk
jalani fisioterapi di RS mengetahui tingkat
Bhayangkara Kota kecemasan pasien
Kediri pada saat melakukan
fisioterapi

Anda mungkin juga menyukai