Anda di halaman 1dari 10

PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI TENAGA

KESEHATAN DENGAN PANCASILA SILA KE-2


Betris Dawa,2211B0028

institut ilmu kesehatan STRADA indonesia

betrisdawa8@gmail.com

ABSTRAK

Berbicara tentang nilai kemanusiaan berarti berbicara tentang beberapa Aspek yang
memiliki pengertian yang saling berkaitan, di antaranya mengenai Humanisme, etika,
kebudayaan dan perilaku. Humanisme sendiri adalah aliran yang bertujuan menghidupkan rasa
perikemanusiaan atau mencita-citakan pergaulan yang lebih baik. seorang perawat harus
mengetahui segala hal yang berkaitan dengan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai
makhluk sosial untuk membangun nilai-nilai sosial itu agar tetap menjadi landasan bagi setiap
perawat dalam menjalani kehidupan profesinya yang luas, maka disinilah pengetahuan
kebudayaan menjadi konsep dasar dalam membangun jati diri sebagai petugas layanan kesehatan
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Nilai-nilai kemanusiaan ini
diharapkan bisa diterapkan dalam praktek  keperawatan, pelayanan kesehatan, pendidikan
keperawatan, bisa memberi  pelayanan optimal kepada masyarakat tanpa adanya penyimpangan
penyimpangan ataupun penyalahgunaan ilmu-ilmu keperawatan untuk hal-hal yang melanggar
nilai-nilai kemanusiaan perawat merupakan aspek penting dalam  pembangunan kesehatan
perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang diatur dalam PP No. 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan. Bahkan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, tenaga perawat
merupakan jenis tenaga  kesehatan terbesar yang dalam kesehariannya selalu berhubungan
langsung.
1. Latar Belakang
Sila ke 2 merupakan pancasila yang berbunyi” kemanusiaan yang adil dan
beradab”, adalah bukti bahwa negara indonesia menghargai manusia dan memperlakukan
manusia secara adil serta beradab. Sila ke 2 “kemanusiaan yang adil dan beradab”sendiri
mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusiayang didasarkan
pada potensi hati nurani manusia dalam hubungan dengan norma norma dan kebudayaan.
Sila ini berlaku untuk diri sendiri, juga sesama manusia dan lingkungannya serta semua
sila dalam pancasila saling melengkapi, seperti juga sila ke 2 adalah pelengkap dari sila
ke 1 yaitu “ ketuhanan yang maha Esa”. Setelah mengakui adanya Tuhan yang satu maka
manusia sebagai makhluk Tuhan pun harus diberikan hak dan kewajibannya.
Dalam sila ke-dua mengandung nilai yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sehari-hari. Hal itu karena seorang manusia dalam melakukan aktifitas sehari-
hari tidak lepas dari manusia lain. Sehingga sila ke-dua tersebut mampu memberikan
dasar kepada kita sebagai manusia agar senantiasa memanusiakan orang lain dalam
kehidupan. Selain itu, dalam sila ke-dua juga terdapat nilai keadilan dimana menuntut
kita sebagai manusia yang tidak dapat lepas dari manusia lainnya harus menghormati,
menghargai dan menjunjung tinggi keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sila ke-dua tersebut terdapat butiran-butiran yang dapat menjelaskan lebih rinci apa yang
ada di dalam Pancasila sila ke-dua tersebut.
Kesehatan merupakan tanggung jawab pemerintah, dalam Undang-undang no. 39
Tahun 2009 tentang Kesehatan, menjamin hak setiap individu di bidang kesehatan.
Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan pelayanan, ketersediaan akses baik itu
informasi dan fasilitas, ketersediaan sumber daya yang setara, dan mengupayakan
kelayakan dan keterjangkauan di bidang kesehatan. Melalui sistem jaminan sosial
nasional pemerintah menjamin kesehatan bagi setiap warganya, hal tersebut sesuai

dengan amanat Pancasila. Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia, jati
diri bangsa Indonesia dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila sebagai falsafah
dan cita-cita moral bangsa Indonesia merupakan tujuan membangun moral yang
diwujudkan dan diterapkan dalam kehidupan keseharian.
Pancasila memberikan pengaruh terhadap bangsa dan negara Indonesia, bangsa
Indonesia memiliki keragaman agama, suku, adat istiadat, bahasa daerah, kebiasaan serta
budaya yang berbeda. Setiap daerah atau suku yang ada di Indonesia memiliki moral
tersendiri yang berbeda-beda dan penerapan moral tersebut hanya pada lingkungan
tertentu. Dengan keanekaragaman yang ada pada bangsa Indonesia tidak membuat suatu
perbedaan yang semakin mencolok, perbedaan tersebut semakin mempererat
persaudaraan dengan menjunjung tinggi nilai dan norma Pancasila yang menyatukan
keberagaman yang ada di Indonesia.
Berbicara tentang nilai kemanusiaan berarti berbicara tentang beberapa Aspek
yang memiliki pengertian yang saling berkaitan, di antaranya mengenai Humanisme,
etika, kebudayaan dan perilaku. Humanisme sendiri adalah aliran yang bertujuan
menghidupkan rasa perikemanusiaan atau mencita-citakan pergaulan yang lebih baik.
Ada juga yang berpendapat humanisme sebagai sikap atau tingkah laku mengenai
perhatian manusia dengan menekankan pada rasa belas kasih serta martabat individu.
Pengertian etika yang dipahami lebih luas di kalangan medis selama ini selalu menjadi
jargon seorang tenaga kesehatan. Etika dalam keperawatan merupakan prinsip-prinsip
mengenai tingkah laku profesional yang tepat berkaitan dengan hak dirinya sebagai
tenaga medis, hak pasiennya, hak teman sejawatnya maupun hak orang lain bila dikaitkan
dengan kebudayaan, perawat adalah suatu profesi yang berhubungan langsung dengan
manusia sebagai lawan interaksinya dalam konteks makhluk yang sama berbudaya karena
itu seorang perawat harus mengetahui segala hal yang berkaitan dengan manusia, baik
sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.
Untuk membangun nilai-nilai sosial itu agar tetap menjadi landasan bagi setiap
perawat dalam menjalani kehidupan profesinya yang luas, maka disinilah pengetahuan
kebudayaan menjadi konsep dasar dalam membangun jati diri sebagai petugas layanan
kesehatan. Nilai-nilai kemanusiaan ini diharapkan bisa diterapkan dalam praktek
keperawatan, pelayanan kesehatan, pendidikan keperawatan, bisa memberi pelayanan
optimal kepada masyarakat tanpa adanya penyimpanganpenyimpangan ataupun
penyalahgunaan ilmu-ilmu keperawatan untuk hal-hal yang melanggar nilai-nilai
kemanusiaan. Perawat merupakan aspek penting dalam pembangunan kesehatan perawat
merupakan salah satu tenaga kesehatan yang diatur dalam PP No. 32 Tahun 1996 tentang
tenaga kesehatan bahkan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, tenaga perawat
merupakan jenis tenaga kesehatan terbesar yang dalam kesehariannya selalu berhubungan
langsung berbicara tentang nilai kemanusiaan berarti berbicara tentang beberapa aspek
yang memiliki pengertian yang saling berkaitan, di antaranya mengenai humanisme,
etika, kebudayaan dan perilaku humanisme sendiri adalah aliran yang bertujuan
menghidupkan rasa perikemanusiaan atau mencita-citakan pergaulan yang lebih baik ada
juga yang berpendapat humanisme sebagai sikap atau tingkah laku mengenai perhatian
manusia dengan menekankan pada rasa Belas kasih serta martabat individu.

2. Kasus/masalah
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab atau sila ke 2 merupakan suatu sikap
atau perbuatan manusia yang berdasarkan hati nurani dengan perlakuan sesuai bagaimana
mestinya perlakuan yang diberikan haruslah sesuai dengan harkat dan martabatnya,
sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya dan sama atas hak serta kewajiban.
Kemanusian yang adil dan beradap memang seharusnya sudah dirasakan secara merata
oleh masyarakat Indonesia utamanya dibidang kesehatan, namun sampai saat ini masih
banyak ditemukan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kemanusiaan yang adil
beradap, dimana masih banyak masalah kesehatan yang di dominasi masyarakat miskin.
Penduduk Indonesia semakin parah, sebab semakin menjauhi garis kemiskinan, dan
ketimpangan pengeluaran penduduk antara yang miskin dan yang tidak miskin pun
semakin melebar.
Etika dalam keperawatan merupakan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku
profesional yang tepat berkaitan dengan hak dirinya sebagai tenaga medis, hak pasiennya,
hak teman sejawatnya maupun hak orang lain bila dikaitkan dengan kebudayaan, perawat
adalah suatu profesi yang berhubungan langsung dengan manusia sebagai lawan
interaksinya dalam konteks makhluk yang sama berbudaya karena itu seorang perawat
harus mengetahui segala hal yang berkaitan dengan manusia, baik sebagai individu
maupun sebagai makhluk sosial.

Bukti tersebut menggambarkan bahwa semakin merosotnya nilai-nilai


kemanusiaan di dunia medis kasus-kasus diatas sebenarnya tidak perlu terjadi apabila
pihak penyedia layanan kesehatan menyadari betul apa arti pelayanan kesehatan. Pasal 28
H (1) UUD 1945 amandemen 2002 jelas menyebutkan "setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan
sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan". Kesehatan merupakan hak asasi
manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-
cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Tinjauan Pustaka
Dalam sila ke-dua mengandung nilai yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sehari-hari.Sehingga sila ke-dua tersebut mampu memberikan dasar kepada kita
sebagai manusia agar senantiasa memanusiakan orang lain dalam kehidupan. Selain itu,
dalam sila ke-dua juga terdapat nilai keadilan dimana menuntut kita sebagai manusia
yang tidak dapat lepas dari manusia lainnya harus menghormati, menghargai dan
menjunjung tinggi. Pancasila memberikan pengaruh terhadap bangsa dan negara
Indonesia, bangsa Indonesia memiliki keragaman agama, suku, adat istiadat, bahasa
daerah, kebiasaan serta budaya yang berbeda. Setiap daerah atau suku yang ada di
Indonesia memiliki moral tersendiri yang berbeda-beda dan penerapan moral tersebut
hanya pada lingkungan tertentu. Dengan keanekaragaman yang ada pada bangsa
Indonesia tidak membuat suatu perbedaan yang semakin mencolok, perbedaan tersebut
semakin mempererat persaudaraan dengan menjunjung tinggi nilai dan norma Pancasila
yang menyatukan keberagaman yang ada di Indonesia.
Mengetahui segala hal yang berkaitan dengan manusia, baik sebagai individu
maupun sebagai makhluk sosial untuk membangun nilai-nilai sosial itu agar tetap 
menjadi landasan bagi setiap perawat dalam menjalani kehidupan profesinya yang luas,
maka disinilah pengetahuan kebudayaan menjadi konsep dasar dalam membangun jati
diri sebagai petugas layanan kesehatan. Nilai-nilai kemanusiaan ini diharapkan bisa
diterapkan dalam praktek  keperawatan, pelayanan kesehatan, pendidikan keperawatan,
bisa memberi  pelayanan optimal kepada masyarakat tanpa adanya penyimpangan
penyimpangan ataupun penyalahgunaan ilmu-ilmu keperawatan untuk hal-hal yang
melanggar nilai-nilai kemanusiaan perawat merupakan aspek penting dalam 
pembangunan kesehatan perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang diatur
dalam PP No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Bahkan dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan, tenaga perawat merupakan jenis tenaga  kesehatan terbesar yang
dalam kesehariannya selalu berhubungan langsung.

4. Pembahasan
Bangsa Indonesia menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup, pedoman
dalam pada sila pertama Pancasila bangsa Indonesia adalah sila Ketuhanan Yang Maha
Esa merupakan keyakinan adanya Tuhan yang berarti mempercayai dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sumber pokok nilai
kehidupan bangsa Indonesia. Negara menjamin kebebasan setiap orang memeluk
agamanya dan setiap warga wajib memeluk agama sesuai kepercayaan mereka masing-
masing.
Bukti tersebut menggambarkan bahwa semakin merosotnya nilai-nilai
kemanusiaan di dunia medis kasus-kasus diatas sebenarnya tidak perlu terjadi apabila
pihak penyedia layanan kesehatan menyadari betul apa arti pelayanan kesehatan. Pasal 28
H (1) UUD 1945 amandemen 2002 jelas menyebutkan "setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan
sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan". Kesehatan merupakan hak asasi
manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-
cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Salah satu kalimat dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang kesehatan, "kesehatan adalah hak
asasi manusia, dan seperti yang kita ketahui, hak asasi itu harus ditunaikan, tidak peduli
seseorang kaya atau miskin pejabat atau rakyat biasa, semua warga negara berhak sehat".
Bukti tersebut menggambarkan bahwa semakin merosotnya nilai-nilai
kemanusiaan di dunia medis.
Kasus-kasus diatas sebenarnya tidak perlu terjadi apabila pihak penyedia layanan
kesehatan menyadari betul apa arti pelayanan kesehatan. Pasal 28 H (1) UUD 1945
amandemen 2002 jelas menyebutkan "setiap  orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal dan mendapatkan  lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak
memperoleh layanan kesehatan". Ini  diperkuat dengan Pasal 2 UU No 36 Tahun 2009
tentang kesehatan yang menyatakan bahwa “pembangunan kesehatan diselenggarakan
dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, pelindungan,
penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan
norma-norma agama” kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Salah satu kalimat dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No 36 tahun 2009 tentang kesehatan, “kesehatan adalah hak  Asasi manusia,
dan seperti yang kita ketahui, hak asasi itu harus ditunaikan, tidak  Peduli seseorang kaya
atau miskin pejabat atau rakyat biasa, semua warga negara berhak sehat
Karakter atau watak kewarganegaraan yang merupakan dasar pemikiran seorang
mahasiswa sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang mampu menjalankan karakter-karakter
yang bertanggung jawab moral, disiplin diri, sabar, lemah lembut, belas kasihan, jujur,
tidak pilih kasih dan dalam menerapkan karakterpubliknya seperti sopan dalam
keprofesional sebagai seorang perawat ahli medis pendidikan kewarganegaraan dalam
konteks pendidikan nilai dan moral tersebut memiliki kerangka sistemik pendidikan
kewarganegaraan menurut budimansyah dan Suryadi,K(2008:180) dibangun atas
paradigma baru sebagai berikut:
a. Secara kulikuler bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi
warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan
bertanggung jawab
b. Secara teoretik memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik (civic
knowledge, civic dispositions, dan civic skill) yang bersifat konfluen atau saling
penetrasi dan terintegrasi konteks substansi ide, nilai, konsep dan moral pancasila,
kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara.
c. Secara programatik menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan
moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara
5. Kesimpulan
Sila ke 2 merupakan pancasila yang berbunyi” kemanusiaan yang adil dan
beradab”, adalah bukti bahwa negara indonesia menghargai manusia dan
memperlakukan manusia secara adil serta beradab. Sila ke 2 “kemanusiaan yang
adil dan beradab”sendiri mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan
tingkah laku manusiayang didasarkan pada potensi hati nurani manusia dalam
hubungan dengan norma norma dan kebudayaan.
Etika dalam keperawatan merupakan prinsip-prinsip mengenai tingkah
laku profesional yang tepat berkaitan dengan hak dirinya sebagai tenaga medis,
hak pasiennya, hak teman sejawatnya maupun hak orang lain bila dikaitkan
dengan kebudayaan, perawat adalah suatu profesi yang berhubungan langsung
dengan manusia sebagai lawan interaksinya dalam konteks makhluk yang sama
berbudaya karena itu seorang perawat harus mengetahui segala hal yang berkaitan
dengan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.
Kasus-kasus diatas sebenarnya tidak perlu terjadi apabila pihak penyedia
layanan kesehatan menyadari betul apa arti pelayanan kesehatan. Pasal 28 H (1)
UUD 1945 amandemen 2002 jelas menyebutkan "setiap  orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan  lingkungan hidup
baik dan sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan". Ini  diperkuat
dengan Pasal 2 UU No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa
“pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan,
keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban,
keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama” kesehatan
merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di
wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
DAFTAR PUSTAKA

irma praseyowati, skm,.m.kes vakultas kesehatan masyarakat universitas jember

Kharisma amelia abmani vakultas ekonomi dan bisnis universitas persda indonesia y.a.i
tahun ajaran 2019/2020

https://bpip.go.id/berita/991/582/pentingnya-pengamalan-pancasila-sila-ke-2-di-
lingkungan-masyarakat.html#:~:text=1.,sosial%2C%20warna%20kulit%20dan
%20sebagainya.

https://www.kompasiana.com/33_romayanaalfiani0830/62b56a12bb44863e9a1bf672/
pentingnya-pendidikan-kewarganegaraan-bagi-tenaga-kesehatan?page=9&page_images=1

Damayanti, E. (2021). Sikap Pencegahan Aborsi Ditinjau Dari Pengetahuan Tentang


Bahaya Dan Resiko Kesehatan.

Sodik, Muhammad Ali, and Simon Martin Manyanza Nzilibili. “The Role Of Health
Promotion And Family Support With Attitude Of Couples Childbearing Age In Following
Family Planning Program In Health.” Journal of Global Research in Public Health 2.2
(2017): 82-89.

SODIK, Muhammad Ali; SUPRAPTO, Sentot Imam; PANGESTI, Dian. Faktor-Faktor


Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Pelayanan Prima Pegawai Di Rsui Orpeha
Tulungagung. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2013, 2.1: 24-32.

SODIK, Muhammad Ali. Merokok & Bahayanya. 2018.

Oktoriani, E. N., Sutrisno, J., Mayasari, E., & Sodik, M. A. (2018). Analysis of medical
record complete flexibility to complete claims of health BPJS RS Baptis Kota Batu.
Journal of Global Research in Public Health, 3(1), 4

Sodik, M. A. (2018, September). Analysis of Improved Attitude of Youth in HIV/AIDS


Prevention through the Provision of Health Education with Peer Education. In The 2nd
Joint International Conferences (Vol. 2, No. 2, pp. 495-502).
Sodik, M. A., Yudhana, A., & Dwianggimawati, M. S. (2018). Nutritional status and
anemia in islamic boarding school adolescent in Kediri City East Java
Indonesia. Indonesian Journal of Nutritional Epidemiology and Reproductive, 1(3), 172-
176.

Sodik, M. Ali. “Leprosy Patients in public perception: A qualitative study of patient


confidence (dis) in the Community.” J Global Res Public Health 1.2 (2016): 99-106.

SODIK, M. A. The “Kimcil” Phenomenon: Sexual Knowledge and Safe Sex Behaviour
among Adolescents in Kediri. In: The 1st Joint International Conference. 2015.

AMARIN, Yudayana. Journal Family Support as a Determinant Safety Riding Student


Behavior in SMKN 2 Kediri. Indian Journal of Physioterapy and Occupatiol Therapy.

Anda mungkin juga menyukai