Anda di halaman 1dari 10

BUDAYA DALAM PELAYANAN KESEHATAN

KELOMPOK 1 :
APRILIANTI
DEWI HASTUTI
KOMALASARI
G I TA S O F I YA N A R D Y
HASNIA
HILDA RIZA FEBRIANA
H I R WA N J AYA D I
PENGERTIAN BUDAYA

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahas Sansekerta


yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi adalah pola asumsi dasar yang
diciptakan, atau dikembangkan oleh kelompok
tertentu yang digunakan untuk menyesuaikan diri
dengan permasalahan internal atau eksternal
organisasi (Schein 1997).
Budaya organisasi ada disetiap institusi atau lembaga
termasuk Rumah Sakit. Budaya organisasi Rumah
Sakit merupakan pedoman atau acuan untuk
mengendalikan perilaku organisasi dan perilaku
perawat, tenaga kesehatan lain dalam berinteraksi
antar mereka dan dengan rumah sakit lainnya.
FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Fungsi budaya organisasi adalah untuk beradaptasi dengan
lingkungan eksternal dan mempertahankan keberlangsungan
hidup organisasi, serta dalam melakukan integrasi internal.
Menurut Robbin (2006) ada lima fungsi budaya organisasi:
Budaya mempunyai peran menetapkan tapal batas, artinya budaya
menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lainnya.
Budaya memberikan rasa identitas keanggotaan organisasi.
Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada suatu yang lebih jelas
dari pada kepentingan diri pribadi seseorang.
Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial dengan memberikan
standar- standar yang tepat mengenai seluruh tugas yang harus
dilakukan individu dalam organisasi.
Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan mekanisme pengendali
yang memandu dan membentuk sikap dan perilaku individu dalam
organisasi.
KONSEP BUDAYA ORGANISASI DALAM
PELAYANAN KEPERAWATAN
Keberadaan perawat di rumah sakit merupakan bagian
yang penting dari berbagai macam tim kesehatan yang
ada, oleh karena itu penciptaan nilai-nilai dasar yang
dijadikan pedoman bekerja bagi semua anggota
rumah sakit dapat diikutsertakan oleh peran
perawat. Selain itu kemampuan perawat dalam
pelayanan keperawatan secara profesional dipengaruhi
oleh budaya organisasi ditempat perawat bekerja,
karena nilai-nilai antara satu rumah sakit dengan
rumah sakit lain berbeda.
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan
yang berfokus pada analisa dan studi perbandingan tentang
perbedaan budaya (Leinenger, 1987).
Keperawatan transkultural merupakan ilmu dan kiat yang
humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau
kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau
meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik
dan psikokultural sesuai latar belakang budaya (Leininger,
1984).
PARADIGMA KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
Paradigma keperawatan transkultural adalah cara pandang,
persepsi, keyakinan, nilai-nilai, dan konsep-konsep dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar
belakang budaya terhadap konsep sentral, yaitu manusia
,keperawatan , kesehatan , dan lingkungan ( Leininger ,1984
,Andrew & Boyle ,1995 & Barnim , 1998 ).
Peran perawat pada transcultural nursing theory adalah sebagai
jembatan antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat
awam dengan perawatan profesional melalui asuhan keperawatan
.oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan
rencana tindakan yang akan diberikan kepada masyarakat.
PERAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI ANEKA
BUDAYA
Doheny (1982) mengudentifikasi beberapa elemen peran perawat professional
meliputi:
1. Care giver
Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang meliputi
intervensi atau tindakan keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan menjalankan
tindakan medis sesuai dengan pendelegasian yang diberikan.
2. Client advocate
perawat berfungsi sebagai penghubung antar klien dengan tim kesehatan lain dalam
upaya pemenuhan kebutuhan klien membela kepentingan klien dan membantu klien
memahami semua informasi dan upeya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan
dengan pendekatan tradisional maupun professional.
3. Counsellor
Memberikan konseling/ bimbingan kepada klien, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan sesuai prioritas
4. Educator
Sebagai pendidik klien perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya malalui
pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medic yang
diterima sehingga klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang
diketahuinya.
LANJUTAN……
5. Collaborator
Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencan
maupun pelaksanaan asuhan keperawtan guna memenuhi kebutuhan kesehatan klien
6. Coordinator
Dalam menjalankan peran sebagai coordinator perawat dapat melakukan hal-hal berikut:
• Mengoordinasi seluruh pelayanan keperawatan
• Mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas
• Mengembangkan system pelayanan keperawatan
• Memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan pelayanan keperawatan
pada sarana kesehatan
7. Change agent
Sebagai pembaru, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah
laku, dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar menjadi sehat.
8. Consultan
Dengan peran ini dapat dikatakan perawat adalah sumber informasi yang berkaitan
dengan kondisi spesifik lain.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai