Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Mekanisme Penerbitan Sertifikat Berdasarkan


PP No. 24 Tahun 1997
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Hukum Agraria

Dosen Pengampu: Dr. Emilia Kontesa S.H., M.Hum

DISUSUN OLEH:

FIRAS FADHILAH

(B2B023004)

Program Studi Magister Kenotariatan (M.Kn)

Fakultas Hukum

Universitas Bengkulu

2023
Mekanisme Penerbitan Sertifikat Berdasarkan PP No. 24 Tahun 1997

 Permohonan dan Pengumpulan Dokumen


Pemohon yang ingin memperoleh sertifikat tanah diharapkan mengajukan
permohonan kepada Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat. Proses
pengajuan permohonan ini biasanya dimulai dengan pengisian formulir
permohonan yang disediakan oleh BPN.
 Persyaratan Dokumen
Semua dokumen yang diperlukan sesuai dengan peraturan harus dilampirkan
oleh pemohon. Ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, bukti kepemilikan,
peta tanah, dan data teknis terkait.
 Pemeriksaan Administratif
BPN akan memeriksa dokumen yang diajukan untuk memastikan bahwa
mereka lengkap dan sah sesuai dengan peraturan hukum.
 Pengukuran dan Pemetaan Tanah
Setelah pemeriksaan administratif, BPN dapat melakukan pengukuran dan
pemetaan lebih lanjut dari tanah. Ini dapat mencakup survei lapangan untuk
memastikan bahwa batas-batas tanah sesuai dengan dokumen yang diajukan.
 Penetapan dan Penerbitan Sertifikat
Setelah proses pemeriksaan dan pengukuran selesai, BPN akan menentukan
status tanah dan menerbitkan sertifikat tanah sesuai dengan peraturan.
Sertifikat tanah ini berfungsi sebagai bukti sah bahwa pemohon memiliki
tanah tersebut.
 Pemberitahuan Kepada Pemohon
Jika permohonan mereka disetujui, pemohon dapat mengambil sertifikat
tanah di kantor BPN atau kantor pelayanan terkait.
 Pendaftaran Sertifikat Tanah
Untuk menjamin kejelasan dan keabsahan status tanah di seluruh negeri,
sertifikat tanah yang diterbitkan akan dimasukkan ke dalam buku tanah dan
database yang dikelola oleh BPN.
 Pemeliharaan Data dan Informasi
BPN akan terus memelihara data dan informasi terkait sertifikat tanah untuk
memastikan keakuratan dan keterbacaan data dalam jangka waktu yang
berkelanjutan.
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 membentuk dasar hukum untuk
proses penerbitan sertifikat tanah di Indonesia, yang dapat berubah sesuai
dengan peraturan yang lebih baru. Oleh karena itu, pemohon sertifikat tanah
harus selalu memperhatikan peraturan yang berlaku saat mengajukan
permohonan.

Mekanisme Penerbitan Sertifikat Tanah berdasarkan PP No. 18 Tahun


2021
 Pendaftaran melalui Online
Pemohon dapat mengajukan permohonan sertifikat tanah melalui sistem
pendaftaran tanah elektronik yang disediakan. Proses ini memungkinkan
pemohon untuk melakukan pengajuan secara online tanpa harus datang ke
kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN).
 Verifikasi Identitas Pemohon
Sistem akan melakukan verifikasi identitas pemohon untuk memastikan
keabsahan dan keamanan proses pengajuan. Ini dapat melibatkan proses
otentikasi dua faktor atau metode keamanan lainnya.
 Pengunggahan Dokumen Elektronik:
Pemohon diminta untuk mengunggah dokumen-dokumen yang diperlukan
secara elektronik. Dokumen ini dapat berupa bukti kepemilikan, peta tanah
digital, dan dokumen teknis lainnya.
 Pemeriksaan Otomatis Dokumen
Sistem secara otomatis akan melakukan pemeriksaan dokumen yang
diunggah oleh pemohon. Proses ini bertujuan untuk memastikan
kelengkapan dan keabsahan dokumen sesuai dengan persyaratan hukum
yang berlaku.
 Pengukuran Elektronik dan Pemetaan
Jika diperlukan, BPN dapat melakukan pengukuran tanah secara elektronik
dengan menggunakan teknologi pemetaan digital. Hal ini dapat melibatkan
penggunaan teknologi seperti satelit dan sistem informasi geografis (SIG).
 Penetapan Status dan Penerbitan Sertifikat
Setelah proses pemeriksaan dan pengukuran selesai, sistem akan
menetapkan status tanah dan secara otomatis menerbitkan sertifikat tanah
elektronik. Sertifikat ini memiliki keabsahan hukum yang sama dengan
sertifikat tanah konvensional.
 Pemberitahuan Elektronik Kepada Pemohon:
Pemohon akan menerima pemberitahuan secara elektronik mengenai
keputusan terkait permohonan mereka. Jika sertifikat tanah disetujui,
pemohon dapat mengunduh sertifikat tersebut melalui platform elektronik
yang disediakan.
 Pendaftaran Elektronik Sertifikat Tanah:
Sertifikat tanah yang diterbitkan secara elektronik akan didaftarkan dalam
sistem basis data BPN yang terkait dengan pendaftaran tanah. Ini
memastikan kejelasan dan keabsahan status tanah di tingkat nasional.
 Keamanan dan Integritas Data:
Sistem akan dilengkapi dengan lapisan keamanan yang memadai untuk
melindungi integritas dan kerahasiaan data, sehingga menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap sistem pendaftaran tanah elektronik.
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2021 mencerminkan upaya pemerintah
Indonesia dalam mengadopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi, transparansi,
dan kecepatan dalam pelayanan pendaftaran tanah. Pemohon perlu memahami dan
mengikuti prosedur yang berlaku dalam pengajuan permohonan secara digital
sesuai dengan regulasi ini.

Perbedaan mekanisme prosedur penerbitan sertifikat PP no.24 tahun 1997


dan PP No 18 Tahun 2021

ASPEK PP 24/1997 PP 18/2021


Sistem Manual Digitalisasi
Cara pengajuan permohonan Langsung ke Kantor Secara elektronik melalui
Pertanahan SIPT
Pemeriksaan permohonan Secara manual Secara digital
Pengukuran dan pemetaan bidang Secara manual Secara digital
tanah
Penelitian dan penetapan batas Secara manual Secara digital
bidang tanah
Penerbitan sertifikat Secara manual Secara elektronik
Kelebihan dan kekurangan mekanisme prosedur penerbitan sertifikat PP No
18 Tahun 2021

a. Kelebihan
 Lebih cepat dan efisien karena menggunakan sistem digitalisasi.
 Lebih akurat karena menggunakan teknologi pemetaan dan penginderaan
jauh.
 Lebih transparan karena semua prosesnya dapat dipantau secara
elektronik.
 Lebih ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan kertas.

b. Kekurangan
 Memerlukan infrastruktur dan teknologi yang memadai.
 Memerlukan tenaga kerja yang terampil dalam menggunakan sistem
digitalisasi.
Penerapan sistem digitalisasi dalam mekanisme prosedur penerbitan
sertifikat tanah memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan sistem manual.
Sistem digitalisasi membuat proses pendaftaran tanah menjadi lebih cepat, efisien,
akurat, transparan, dan ramah lingkungan.

SERTIFIKAT TANAH DIGITAL


Sertifikat tanah digital merujuk pada versi elektronik dari dokumen kepemilikan
tanah yang sebelumnya dicetak secara fisik. Penggunaan sertifikat tanah digital
merupakan bagian dari inisiatif pemerintah untuk mendigitalkan proses
administrasi pertanahan dengan tujuan meningkatkan efisiensi, transparansi, dan
keamanan dalam manajemen tanah. Berikut adalah beberapa aspek terkait sertifikat
tanah digital:
1. Format Elektronik
Sertifikat tanah digital disajikan dalam format elektronik, biasanya dalam
bentuk file PDF atau dokumen elektronik lainnya yang dapat diakses dan
diunduh secara elektronik.
2. Keamanan dan Enkripsi:
Data pada sertifikat tanah digital dienkripsi untuk melindungi keamanan
informasi dan mencegah akses yang tidak sah.
Tindakan keamanan tambahan, seperti tanda tangan digital, dapat digunakan
untuk memastikan integritas dokumen.
3. Akses Online
Pemilik tanah atau pihak berkepentingan dapat mengakses sertifikat tanah
digital secara online melalui portal atau platform yang disediakan oleh Badan
Pertanahan Nasional atau instansi terkait.
4. Kecepatan dan Efisiensi
Proses penerbitan dan transfer sertifikat tanah digital lebih cepat dan efisien
dibandingkan dengan versi fisik karena memanfaatkan teknologi informasi.
5. Integrasi Sistem
Sertifikat tanah digital dapat diintegrasikan dengan sistem informasi
pertanahan terpadu, memungkinkan alur kerja yang lebih terkoordinasi dan
akurat.
6. Replikasi Data Digital dan Cadangan
Keberadaan sertifikat tanah dalam bentuk digital memungkinkan replikasi dan
pencadangan data secara lebih efisien, mengurangi risiko kehilangan atau
kerusakan dokumen.
7. Pemantauan Transaksi Tanah
Sertifikat tanah digital mendukung pemantauan transaksi tanah secara real-
time, memudahkan pihak berkepentingan untuk mengikuti perkembangan
kepemilikan tanah.
8. Pemberdayaan Pemilik Tanah
Pemilik tanah dapat mengelola dan memantau informasi kepemilikan tanah
mereka secara mandiri melalui akses online ke sertifikat tanah digital.
9. Pencegahan Pemalsuan
Sertifikat tanah digital lebih sulit dipalsukan dibandingkan dengan versi fisik,
karena fitur keamanan dan verifikasi digital yang diterapkan.
10.Keterbukaan dan Transparansi
Keterbukaan dan transparansi dalam pendaftaran tanah dapat ditingkatkan
dengan menyediakan akses publik terbatas ke sertifikat tanah digital.
11.Penerapan Smart Contracts
Dalam beberapa kasus, teknologi smart contract pada platform blockchain
digunakan untuk mengeksekusi transaksi dan perubahan kepemilikan tanah
secara otomatis.
Sertifikat tanah digital membawa manfaat besar dalam modernisasi
administrasi pertanahan, meskipun juga menghadirkan tantangan seperti keamanan
data dan kesesuaian regulasi. Adopsi teknologi ini akan terus berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi informasi dan perubahan dalam praktik
administrasi pertanahan di berbagai negara.

Anda mungkin juga menyukai