(KAK)
Pilot Project
Penerimaan Berkas Layanan Pertanahan
1
13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2023 tentang Penerbitan
Dokumen Elektronik dalam Kegiatan Pendaftaran Tanah.
3
dan ketelitian serta pengelolaan dokumen yang tepat. Penggunaan
Artificial Intelligence merupkan salah satu solusi akan persoalan
tersebut. Dokumen dapat diproses dengan cepat dengan
kemampuan Artificial Intelligence dan pembelajaran mesin,
menghasilkan manajemen dokumen yang cerdas. Otomatisasi
mampu meningkatkan akurasi dan efisiensi proses pengarsipan
dengan mengotomatiskan pemrosesan konten dan lampiran dengan
mengekstraksi data yang ditargetkan, mengkategorikannya
berdasarkan produk yang diidentifikasi dan mengekstraknya ke
dalam format yang benar, serta mengekstraksi data dari berbagai
sumber. Proses ini juga mampu menyederhanakan dan
mempercepat pemrosesan dokumen, yang sangat berguna ketika
menangani sejumlah besar data dan berbagai jenis dokumen.
Setelah melewati proses tersebut, informasi yang diinginkan pun
dapat diambil secara lebih cepat dan efektif.
Berdasarkan hal tersebut diatas, pada tahun 2023 Direktorat
Pengaturan Pendaftaran Tanah dan Ruang menyelenggarakan
kegiatan Pilot Project Penerimaan Berkas Layanan Pertanahan, yang
bertujuan mengembangkan pengelolaan dokumen pertanahan
secara elektronik dengan teknologi robotic sehingga dapat
memperoleh data yang akurat serta mewujudkan pelayanan
pertanahan yang efektif dan efisien.
V. Lokasi Pekerjaan
Kegiatan dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kota
Administrasi Jakarta Pusat, Kota Denpasar, Kota Pontianak, Kota
Samarinda dan Kota Surabaya II.
5
VI. Lingkup Pekerjaan/Metode Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Pilot Project Penerimaan Berkas Layanan
Pertanahan menggunakan metode Pengelolaan Dokumen Terpadu,
merupakan rangkaian pengelolaan dokumen-dokumen yang menjadi
persyaratan dalam penerbitan sertipikat (pendaftaran pertama
maupun pemeliharaan data) menggunakan metode otomatisasi.
Dokumen yang digunakan adalah dokumen permohonan tahun
berjalan. Kegiatan ini dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
A. Pilot Project Penerimaan Berkas Layanan Pertanahan
1. Persiapan
Pada tahap persiapan, penyedia melaksanakan
pengadaan/setting peralatan (hardware dan software), setting
environment, pengadaan/briefing personil, pengujian
peralatan, penyiapan usulan standarisasi formulir pengisian
data permohonan layanan pertanahan.
2. Menyediakan proses penerimaaan layanan kepada pemohon
dalam bentuk loket fisik maupun elektronik. Semua
permohonan kemudian akan dilakukan pengecekan dokumen
kelengkapan dan kelayakan untuk mendapatkan pelayanan
pertanahan. Selanjutnya Pemohon akan mendapatkan bukti
tanda terima dokumen.
3. Indexing
Pemberian atribut terhadap file hasil scan berdasarkan pada:
a. Jenis dokumen;
b. Tanggal pemasukan/pembuatan dokumen;
c. Nama pelanggan/nomor pelanggan;
d. Kata kunci lainnya.
Penomoran menggunakan index yang mengikuti kode unik
dari kantor pertanahan (NIB atau Nomor Hak).
4. Data Capture Cognitive
Data Capture Cognitive merupakan suatu proses
mengekstraksi informasi yang terdapat pada formulir
pendaftaran yang terstruktur maupun tidak terstruktur dan
mengubahnya menjadi data yang dapat dibaca mesin dengan
menggunakan Artificial Intelligence. Dengan menggunakan
metode ini maka dapat mengenali banyak informasi dalam
dokumen yang memungkinkan sistem untuk memahami
struktur umum yang mendasari dokumen pelayanan.
Beberapa manfaat yang akan didapat dari proses ini adalah
untuk mengoptimalkan efesiensi biaya, kompatibilitas,
6
mempercepat proses dan mempertajam akurasi hasil. Image
form aplikasi akan di-capture dengan menggunakan teknologi
OCR, OMR, dan ICR dari perangkat lunak aplikasi. Pada
proses ini formulir yang akan dilakukan capture adalah :
a) Formulir Pendaftaran
b) Formulir Surat Penyataan (Pemohon Umum maupun PPAT)
c) Lampiran List Nama (Perorangan maupun Badan Hukum)
Hasil data capture dilakukan validasi data pemohon melalui
aplikasi yang wali data terkait yaitu Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil (Dukcapil) dan Dinas Pendapatan Daerah
(Dispenda) menggunakan Application Programming Interface
(API).
5. Robotic Process Automation (RPA)
RPA membantu untuk optimalisasi lebih banyak proses flow
dalam skala besar dengan memberi kemudahan dan kecepatan
dibandingkan proses manual sebelumnya, dimana perangkat
lunak akan meniru tindakan manusia yang berinteraksi
dengan sistem KKP. Dengan menggunakan RPA (bot) dapat
melakukan hal-hal seperti memahami apa yang ada di layar,
menyelesaikan aksi pada sistem yang tepat, menavigasi
sistem, mengidentifikasi dan mengekstrak data, serta
melakukan berbagai tindakan yang ditentukan. Robot
perangkat lunak dapat melakukannya lebih cepat dan lebih
konsisten daripada manusia, dengan begitu diharapkan bot
dapat melakukan perampingan alur kerja, fleksibel, responsif
dan lebih akurat dibandingkan cara manual. RPA pada
cakupan pengerjaan ini adalah dapat melakukan proses
automatisasi dari sisi proses penyimpanan hasil proses yang
ada di loket pendaftaran ke sistem KKP secara akurat dan
tepat.
6. Storage and Retrieval
Penyimpanan dapat dilakukan di media yang diinginkan yaitu
Hard Disk, CD, DVD, MO Disk dan media penyimpanan
lainnya. Setelah disimpan, data tersebut harus dapat dicari
dengan mudah menggunakan indexing yang sudah ditentukan
di awal proses penerimaan berkas layanan pertanahan (Loket).
7. Pelayanan Elektronik dan Guideline Chatbot sistem
Chatbot adalah perangkat lunak yang mensimulasikan
percakapan mirip manusia dengan pengguna melalui pesan
teks di obrolan. Berdasarkan mekanisme yang diterapkan,
7
mereka memproses pertanyaan pengguna untuk memberikan
jawaban yang cocok.
Dengan adanya bantuan untuk proses chatbot ini maka
diharapkan adanya suatu sistem yang dapat mengarahkan
pemohon untuk mendapatkan informasi formulir dan juga
persyaratan dokumen yang memang dibutuhkan. Selain itu
diharapkan juga adanya sistem yang dapat meneruskan
permintaan pelayanan ke dalam sistem registrasi.
Dari hal-hal yang telah disampaikan, maka diharapkan alur proses
dalam pengadaan pelayanan terpadu dalam Penerimaan Berkas
Layanan Pertanahan dapat dilihat pada gambar 1 berikut:
8
B. Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Pelaksanaan Pilot Project
Penerimaan Berkas Layanan Pertanahan
Evaluasi Pelaksanaan pilot project diperlukan untuk
mendiskusikan pelaksanaan kegiatan. Evaluasi ini juga
merupakan sarana untuk menampung masukan/kritik/saran
untuk penyempurnaan pilot project dilaksanakan menjelang akhir
pelaksanaan pilot project. Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan
dalam bentuk Focus Group Disscussion (FGD), termasuk dalam
rentang waktu pelaksanaan pekerjaan dengan anggaran Rp.
384.522.000,- (tiga ratus delapan puluh empat juta lima ratus dua
puluh dua ribu rupiah) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) FGD dilaksanakan di Provinsi Bali secara fullboard meeting
dengan ketentuan minimal dilaksanakan di hotel bintang 4
selama 3 hari (2 pax);
2) Peserta minimal sebanyak 56 (lima puluh enam) orang terdiri:
a. 6 orang dari pihak penyedia (team leader dan koordinator);
b. 14 orang dari Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan
Pendaftaran Tanah;
c. 3 orang dari Direktorat Jenderal Survey dan Pemetaan
Pertanahan dan Ruang;
d. 3 orang dari Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata
Ruang dan LP2B;
e. 10 orang dari Kantor Wilayah BPN Provinsi Lokasi Kegiatan
yaitu masing-masing 2 orang dari Provinsi DKI Jakarta,
Bali, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur;
f. 15 orang dari Kantor Pertanahan, yaitu masing-masing 3
orang dari lokasi pelaksanaan pilot project;
g. Minimal 5 orang panitia fullboard meeting.
3) Biaya yang timbul dalam pelaksanaan FGD ditanggung
keseluruhan oleh penyedia meliputi pengadaan seminar kit,
biaya fullboard meeting, biaya transportasi, akomodasi, uang
saku peserta.
Hasil dari evaluasi ini diharapkan mendapatkan gambaran sejauh
mana tingkat keberhasilan kegiatan dan tindak lanjut
pelaksanaan pilot project kedepannya.
9
C. Keluaran
1) Laporan Pendahuluan
Memuat persiapan dan identifikasi pekerjaan, diterbitkan
sebanyak 2 buku laporan dan berupa softcopy dikirimkan ke
email: dit.pendaftaran@atrbpn.go.id.
2) Laporan Antara (kemajuan pekerjaan)
Memuat laporan kemajuan pekerjaan, diterbitkan sebanyak 2
buku laporan dan berupa softcopy dikirimkan ke email:
dit.pendaftaran@atrbpn.go.id.
3) Laporan Akhir
Laporan hasil akhir, memuat laporan pelaksanaan seluruh
rangkaian kegiatan setelah melalui tahap evaluasi dan
perbaikan serta penyempurnaan laporan draft final,
diterbitkan sebanyak 2 buku laporan.
c. Spesifikasi
Tabel 2. Spesifikasi minimal peralatan
No. Peralatan Spesifikasi Minimal
1. Scanner A3 a. Tipe: ADF + Flatbed
b. Mode scan: Simplex / Duplex, Color
/Grayscale/Mono - chrome
c. Resolusi : 200 - 600 dpi
d. Ukuran Dokumen: Maksimum: A3
Portrait (304,8 x 431,8 mm)
minimum
: 50,8 x 69mm (Portrait) Long page
scanning (5,588mm)
e. Scanning speed :
- ADF simplex minimal 20 ppm
(200/300 dpl)
- ADF duplex minimal 40 ipm
(200/300 dpi)
- Flatbed : < 5 seconds (200/300)
2. Laptop/ PC a. Processor: minimal Intel Core i5
b. RAM: minimal 4 GB
c. HDD: minimal 500 GB
d. Support Windows (minimal windows
10)
e. I/O Port: support USB 2.0/3.0,
HDMI, VGA, Audio
k. Battery Life: minimal 2 – 3 Hours
11
Tabel 3. Fitur yang diperlukan untuk perangkat lunak yang dibutuhkan
No Perangkat Fitur yang diperlukan
Lunak
1 OCR • Berbasis Artificial Intelligence atau
(beserta Cognitive
OMR dan • Sistem bersifat fleksibel, dapat
ICR) diimplementasikan secara cloud maupun
on premise (di tempat). Untuk
implementasi on cloud dapat dilakukan
di private environment public, ataupun
hybrid cloud.
• Memiliki teknologi klasifikasi tipe
dokumen otomatis (context-based
separation) dan memisahkan
berdasarkan tipe dokumen.
• Proses ekstraksi didukung fitur
pengenalan fulltext-based untuk tulisan
teks dan tulisan tangan (semua bahasa
bertulisan latin).
• Proses look up database mempermudah
pencocokan data yang bersumber dari
primary key database
• Penggunaan fitur dropdown list terhadap
data yang tidak sesuai dengan informasi
pada dokumen elektronik untuk field
yang memiliki parameter.
• Memiliki tampilan muka (user interface)
berbasis web untuk melakukan proses
manual validasi terhadap data yang tidak
sesuai dengan informasi pada
dokumen elektronik secara manual entri.
2 RPA • Sistem Aplikasi yang diterapkan bersifat
fleksibel dapat diimplementasikan secara
on premise (ditempat) baik secara
tersentralisasi maupun desentralisasi.
• Single Integrated Automation Platform.
Platform otomasi terintegrasi yang
mencakup :
- Attended RPA bot
- Unattended RPA bot
• Perekam proses universal, menggunakan
sistem perekam tunggal untuk capture
dan otomasi keseluruhan bisnis proses.
• Manajemen tersentralisasi
- Dapat melakukan proses deploy,
penjadwalan, audit, dan pengelolaan
RPA secara tersentralisasi.
- Kegiatan operasional RPA bot dan
analisa bisnis dapat
direpresentasikan dalam visual
dashboard dengan informasi yang
12
No Perangkat Fitur yang diperlukan
Lunak
dapat ditindaklanjuti seperti: bot
dengan ROI tertinggi, bot yang
memiliki resiko kegagalan, dan
sebagainya.
- Terdapat fitur notifikasi dengan
indikasi numerik untuk memberitahu
notifikasi, peringatan, dan
permintaan tindakan untuk
penyelesaian tiap masalah dengan
cepat
• Sertifikasi keamanan, Platform RPA
dengan tingkat keamanan
terstandarisasi sebagai berikut:
- SOC 1 Tipe 2 and SOC 2 Tipe 2
- ISO-27001:2013
13
berpengalaman minimal 2 (dua) pekerjaan (di bidang
digitalisasi dan pengelolaan dokumen) sebanyak 5 (lima)
orang, yaitu 1 (satu) orang pada masing-masing lokasi
pekerjaan. Bertugas mengkoordinasikan dan
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan pada
lokasi kerja yang ditentukan.
c. Teknisi Teknologi Informasi
S1 bidang Teknologi Informasi/ Komputer/ Informatika,
dan berpengalaman minimal 2 (dua) pekerjaan (di bidang
digitalisasi dan pengelolaan dokumen) sebanyak 5 (lima)
orang. Bertanggung jawab melakukan analisa,
perancangan, instalasi, konfigurasi dan mengembangkan
sistem teknologi informasi yang akan diimplementasikan,
sesuai dengan kebutuhan organisasi.
2) Tenaga Pendukung
Tenaga Verifikator/Entri Data
SMA/SMK/STM/Setara, mampu mengoperasikan komputer
dan melakukan entri data ke dalam sistem/aplikasi sesuai
ketentuan serta mampu melakukan kegiatan administratif
lainnya, sejumlah 50 (lima puluh) orang, yaitu 10 (sepuluh)
orang pada masing-masing lokasi pekerjaan.
2. Kualifikasi dan syarat penyedia untuk kegiatan Pilot Project
Penerimaan Berkas Layanan Pertanahan yaitu:
1) Memiliki izin usaha jasa telematika/komputer/teknologi
informasi/alih media/digitalisasi;
2) Memiliki pengalaman pekerjaan sejenis (digitalisasi dan
pengelolaan dokumen) selama 3 (tiga) tahun terakhir;
3) Penyedia dan pelaksana pekerjaan menandatangani
perjanjian kerahasiaan data pada saat pelaksanaan
pekerjaan;
4) Penyedia dan pelaksana pekerjaan bersedia untuk tidak
menyimpan file salinan dari hasil kegiatan dalam media
apapun setalah masa pekerjaan berakhir.
5) Penyedia Jasa menyatakan kesanggupan menyediakan
peralatan yang dibutuhkan untuk proses kegiatan sesuai
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pengguna jasa.
14
Tabel 4. Tahapan dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Bulan Ke
No Kegiatan
I II III IV
A. Persiapan
B. Pelaksanaan
C. FGD Evaluasi
D. Pelaporan
XI. Anggaran
Anggaran kegiatan Pilot Project Penerimaan Berkas Layanan
Pertanahan adalah sebesar Rp. 1.851.222.000,- (satu miliar delapan
ratus lima puluh satu juta dua ratus dua puluh dua ribu rupiah)
bersumber dari DIPA Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan
Pendaftaran Tanah Tahun Anggaran 2023 sebagai formasi
penempatan sumber dana Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri
(PHLN) dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) terlampir.
15