Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA ACUAN KERJA

VALIDASI BUKU TANAH DAN SURAT UKUR

Kementerian/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan


Pertanahan Nasional
Unit Eselon I : Sekretariat Jenderal
Satuan Kerja : Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Jawa Barat
Program : Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya
Hasil (Outcome) : Validasi Buku Tanah Dan Surat Ukur
Kegiatan : Penyelenggaraan Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Di Daerah
Indikator Kinerja : Terselenggaranya Validasi Buku tanah Dan Surat
Ukur
Jenis Keluaran (Output) : Buku Tanah dan Surat Ukur Valid
Lokasi : Kantor Pertanahan Kabupaten Garut
Volume : 240.000 Dokumen

1. LATAR BELAKANG
A. Dasar Hukum
Pelaksanaan kegiatan digitalisasi dokumen warkah berdasarkan pada
peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan Pokok
Kearsipan;
2. Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
3. Undang - Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik;
4. Undang - Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan
Arsip;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Penyerahan dan Pemusnahan Dokumen Perusahaan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Pengalihan Dokumen Perusahaan ke dalam Mikrofilm dan Media
Lainnya dan Legalisasi;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;
10. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan
Nasional;
11. Keputusan Presiden Nomor 34 tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional
di Bidang Pertanahan;
12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2004 tentang
Pengelolaan Arsip Statis;
13. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional
di Bidang Pertanahan;
14. Peraturan Kepala BPN RI Nomor 8 Tahun 2009 tentang Tata Naskah
Dinas dan Tata Kearsipan di lingkungan Badan Pertanahan Nasional;
15. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaaan PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
16. Peraturan Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan;
17. Peraturan Kepala ANRI Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman
Autentikasi Arsip Digital;
18. Peraturan Kepala ANRI Nomor 14 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Kebijakan Umum Pengelolaan Arsip Elektronik;
19. Peraturan Kepala ANRI Nomor 18 tahun 2012 tentang Pedoman
Pembuatan dan Pengumuman Daftar Pencarian Arsip (DPA);
20. Peraturan Kepala ANRI Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pemeliharaan Arsip Dinamis;
21. Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 3 Tahun 2000 tentang
Standar Minimal Gedung dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif;
22. Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 12 Tahun 2000 tentang
Standar Penyimpanan Fisik Arsip;
23. Surat Edaran Menteri ATR/BPN Nomor 5/SE-100/I/2015 tanggal 29
Januari 2015 Tentang Penggunaan Aplikasi Komputerisasi Kegiatan
Pertanahan;
24. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik
Indonesia Nomor SE/06/M.PAN/3/2005 tentang Perlindungan,
Pengamanan, dan Penyelamatan Dokumen Arsip Vital Negara terhadap
Musibah/Bencana;
25. ISO 15489-2001 Records Management;
26. Grand Design TIK PUSDATIN 2015 s/d 2019;
27. Kajian Teknis Digitalisasi Dokumen Pertanahan yang disusun tahun
2019.

B. Gambaran Umum
Terdapat 7 Visi Kementerian ATR/BPN 2025 yang salah satu
diantaranya adalah Terwujudnya Kantor Layanan Modern dengan
Memberikan Produk serta Layanan Pertanahan dan Tata Ruang secara
Elektronik. Melalui visi Kementerian ATR/BPN tersebut terkandung misi
untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memberikan
layanan pertanahan. Tuntutan perbaikan terhadap pelayanan publik
tersebut mendorong Kementerian ATR/BPN untuk terus berbenah kearah
yang lebih baik dan bertransformasi, utamanya dalam menghadapi Revolusi
Industri 4.0 dimana pemanfaatan teknologi menjadi peran utama dalam
memberikan kemudahan. Masyarakat sudah menuju bergerak ke era
digital/elektronik hal ini dibuktikan dengan service yang menunjang
kegiatan sehari-hari sudah berbasis digital, servis untuk berbelanja
kebutuhan pokok hingga sekunder/eCommerse, servis mendapatkan jasa
transportasi, jasa pengantaran/delivery, layanan kesehatan hingga
pembayaran transaksipun menggunakan uang digital/elektronik, dan lain
sebagainya.
Kunci Indeks Kepuasan Masyarakat diantaranya adalah pada kata
mudah. Sudahkah masyarakat mendapatkan Layanan Pertanahan yang
mudah? Mudah diakses layanannya, mudah dicari informasinya, mudah
dipahami SOP nya, mudah berintegrasi dengan K/L maupun stakeholder
dalam one stop service, dan kemudahan lainnya. Berkaitan dengan hal
memberikan kemudahan pada layanan pertanahan Kementerian ATR/BPN
telah diukur oleh Bank Dunia/World Bank melalui Ease of Doing Business
(EoDB) dalam indikator/hal Registering Property, tercatat pada tahun 2019
Indonesia mendapatkan peringkat 106 se-Asia Tenggara dengan score
Registering Property 60.0. Selanjutnya Presiden mendorong jajarannya
agar lebih giat mencari dan memperbaiki penghambat dari kemudahan
berusaha di Indonesia agar bisa menembus level 40, dan itu juga menjadi
target Kementerian ATR/BPN kedepan.
Dalam rangka mencapai visi 2025 tersebut diatas maka Kementerian
ATR/BPN bersiap dengan roadmap Transformasi Pelayanan Pertanahan.

Roadmap Transformasi Pelayanan Pertanahan


(Sumber : Dirjen Hubungan Hukum Pertanahan)

Berdasarkan roadmap transformasi pelayanan pertanahan diatas,


digitalisasi dokumen menjadi kegiatan dasar dalam mentransformasi
layanan pertanahan dan validitas data pertanahan menjadi kunci utama
untuk memberikan kualitas layanan pertanahan yang baik.
Fungsi dan peranan dokumen/arsip sangat diperlukan oleh
Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam
menjalankan fungsi kegiatannya sebagai berikut:
1. Aset Negara
Dari semua aset negara yang ada, arsip pertanahan adalah salah satu
aset yang berharga. Data tanah yang dihasilkan dari kegiatan
administrasi Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional merupakan warisan nasional dari generasi ke generasi yang
perlu dipelihara dan dilestarikan. Tanah merupakan perekat Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Alat Bukti Hukum (The ability to produce evidence of action)
Arsip sebagai bukti atau legalitas. Arsip pertanahan yang dimiliki Kantor
Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kantor
Wilayah BPN Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota memiliki
fungsi sebagai legalitas atau bukti-bukti kepemilikan tanah. Hal
tersebut sangat penting untuk kenyamanan dalam setiap pelaksanaan
kegiatan, untuk memberikan kepastian hukum baik bagi pemerintah
maupun kepada masyarakat.
3. Sumber Pengambilan Keputusan (Current and future policy formation
and manajemen decision making)
Manajemen Kantor Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, Kantor Wilayah BPN Provinsi dan Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota dalam kegiatan tentunya memerlukan berbagai data
atau informasi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan untuk saat ini maupun masa yang akan datang.
Data dan informasi tersebut dapat ditemukan dalam arsip yang disimpan
dalam berbagai media baik media elektronik maupun non elektronik.
Digitalisasi data pertanahan dalam hal pembangunan database dan
pelayanan berbasis komputer biasa disebut Komputerisasi Kantor
Pertanahan (KKP), merupakan salah satu aspek pemanfaatan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Data Digital
Pertanahan yang selanjutnya disebut Data Pertanahan secara umum bisa
dikelompokan menjadi dua kategori besar. Pertama Data Pertanahan
Tekstual Selanjutnya disebut Data Tekstual yaitu data-data pertanahan
yang mendeskripsikan dan menginformasikan tentang kondisi-kondisi
bidang tanah yang ada di Sertipikat Tanah disimpan dalam bentuk tekstual.
Kedua, Data Pertanahan Spasial selanjutnya disebut Data Spasial
merupakan data-data pertanahan yang mendeskripsikan posisi, bentuk
dan geometri bidang tanah beserta atribut yang melekat yang tersimpan
dalam database Spasial.
Buku Tanah menggambarkan subyek yang sudah ditetapkan/
diberikan melalui proses pendaftaran suatu hak atas suatu obyek
berdasarkan perolehan hak yang dimiliki. Surat Ukur (dahulu Gambar
Situasi) menerangkan letak dan lokasi suatu obyek (suatu bidang tanah)
yang sudah diberi nomor tertentu dan dihitung luasnya.
Menurut Dr. Bernard T. Loftus, Validasi diartikan sebagai suatu
tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses,
prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan
dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang
diinginkan. Berdasarkan uraian tersebut diartikan bahwa Validasi Buku
Tanah dan Surat Ukur adalah Proses Pencocokan, Pembuktian serta
penyesuaian data digital yang tersimpan dalam Sistem Komputerisasi
Pertanahan (KKP) sesuai dengan data fisik yang ada pada Buku Tanah dan
Surat Ukur. Hasil validasi tersebut bisa digunakan untuk keperluan
pelayanan pertanahan secara lengkap dan akuntabel.
C. Maksud dan Tujuan.
Maksud dan tujuan dari kegiatan Validasi Buku Tanah Dan Surat
Ukur ini adalah :
a. Melakukan Validasi Seluruh Data Pertanahan antara lain Buku Tanah
Lengkap dengan catatan-catatannya dan Surat Ukur Tekstual melalui
system KKP.
b. Menghubungkan Masing-masing item di poin a. (link data) untuk
memastikan data tersebut valid.
c. Melengkapi data-data pertanahan yang belum terentri ke dalam sistem
informasi KKP.
d. Memastikan seluruh data di poin a yang ada di lokasi pekerjaan
(Kantor Pertanahan) sudah terentri dan tervalidasi.
e. Menjamin terpenuhinya kebuktian, akuntabilitas dan ketentuan hukum
pelaksanaan pengelolaan arsip elektronik.
f. Menciptakan budaya pengelolaan arsip elektronik yang baik sesuai
dengan undang-undang kearsipan dan peraturan serta petunjuk
teknisnya di lingkungan Kementerian ATR/BPN.
g. Meningkatkan efisiensi proses bisnis dan pemberian pelayanan
pertanahan.
h. Menjadikan inisiatif selanjutnya pada pengembangan sistem manajemen
dokumen yang akuntabel, cepat dan mudah diakses;

2. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan Validasi Buku Tanah Dan Surat Ukur ini adalah
sebagai berikut:
a. Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang
ditunjuk/ditetapkan.
b. Pelaksanaan validasi dengan membandingkan dan mencocokkan fisik Buku
Tanah dan Surat Ukur dengan database KKP.
c. Melakukan perekaman semua informasi yang terdapat pada Buku Tanah dan
Surat Ukur, baik data pendaftaran pertama kali maupun data pada catatan
pendaftarannya.
b. Pengelolaan hasil Validasi Buku Tanah dan Surat Ukur ke dalam sebuah
sistem manajemen dokumen elektronik.
3. PENERIMA MANFAAAT
A. Internal
Penerima manfaat dari kegiatan ini secara langsung adalah jajaran
internal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional,
Pusat Data dan Informasi Pertanahan dan LPPB, Kanwil Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
B. Eksternal
Penerima manfaat eksternal langsung adalah instansi lain/terkait
dengan masyarakat umum, khususnya masyarakat pemilik tanah dan yang
memperoleh kepentingan atas tanah.

4. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


A. Peralatan
Kegiatan Validasi Buku Tanah Dan Surat Ukur ini merupakan kegiatan
kontraktual yang melibatkan pihak ke-3 dalam pengerjaannya. Ketentuan
peralatan penunjang minimal harus memenuhi aspek interkonektivitas dan
kompabilitas dengan system yang digunakan, antara lain :
1. PC/Laptop.
PC/Laptop yang digunakan dalam kegiatan ini minimal harus bisa
terkoneksi dengan internet, dengan jumlah kebutuhan peralatan sebagai
berikut :

No. Fungsi Kebutuhan Keterangan


PC/Laptop

1 Tim Leader 1 ms/ks

2 Koordinator 1 ms/ks
3 Tenaga Penataan dan Pilah 10 ms/ks

4 Tenaga Entry dan Validator 20 ms/ks

6 Tenaga Administrasi Proyek 1 Ms/ks


Catatan : ms : Milik Sendiri
Ks : Kerja sama

2. Printer
Printer yang digunakan dalam kegiatan ini minimal terdiri dari dari:
a. Printer A3 Colour minimal sebanyak 4 buah dan dibuktikan dengan
bukti kepemilikan (milik sendiri/sewa/kerjasama)
b. Printer A4 Colour yang dapat difungsikan sebagai alat pencetak,
minimal sebanyak 4 buah dan dibuktikan dengan bukti kepemilikan
(milik sendiri/sewa/kerjasama).
3. Segala peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan
pekerjaan pada prinsipnya disediakan oleh penyedia barang/jasa dan
wajib melampirkan Serial Number (foto/sreenshoot) peralatan dimaksud
yang akan dibuktikan pada saat kualifikasi kecuali dinyatakan
sebaliknya dalam dokumen pengadaan.
4. Perangkat Lunak yang dapat digunakan untuk mempermudah dan
mempercepat pelaksanaan pekerjaaan serta terjamin keamanan dan
keandalan operasi sebagaimana mestinya.

B. Sumber Daya Manusia


Tenaga yang diperlukan dalam pekerjaan Validasi Buku Tanah Dan
Surat Ukur minimal sebagai berikut :

No. Fungsi Kebutuhan Syarat


SDM

1 Tim Leader / Manajer 1 S1/S2 bidang Teknologi


Proyek Informasi / Komputer /
Informatika / Manajemen /
Geodesi atau sejenisnya,
berpengalaman terhadap
pekerjaan sejenis minimal 3
pekerjaan.

2 Koordinator 1 D3/S1 bidang Kearsipan /


Manajemen / Komputer /
Informatika / Perpustakaan
atau sejenisnya, dan
berpengalaman minimal 3
pekerjaan.

3 Tenaga Penataan dan 10 SMA/SMK/STM/Setara


Pilah atau D3, Memiliki sertipikat
computer, Mampu
melakukan pemilahan,
penataan, pengelompokan
arsip manual.
4 Tenaga Entry dan 20 SMA/SMK/STM/Setara
Validator atau D3, Memiliki sertipikat
computer, Mampu
melakukan entry data
deskripsi arsip manual dan
validasi.

5 Tenaga Administrasi 1 SMA/SMK/STM/Setara


Proyek atau D3, Mampu
menyelesaikan
administrasi terkait
pelaporan dan
pertanggungjawaban
proyek.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. Validasi Buku Tanah
Proses validasi Buku Tanah dilakukan dengan membandingkan dan
mencocokkan fisik Buku Tanah atau hasil digitalisasi/scanning Buku
Tanah (jika ada) dengan database KKP. Buku Tanah yang divalidasi adalah
Buku Tanah yang masih aktif dan statusnya belum valid serta Buku
Tanah yang statusnya valid namun informasinya masih belum sesuai
dengan Buku Tanah fisik. Proses ini dilakukan untuk perekaman semua
informasi yang terdapat pada data Buku Tanah, baik data pendaftaran
pertama kali maupun data pada catatan pendaftarannya. Adapun
fields/attribute dalam database KKP yang sering kali kosong dan
diperlukan validasi diantaranya adalah:
 Nomor Hak tidak sesuai/kosong
 Nama Pemegang Hak, Nomor Seri Blanko tidak sesuai/kosong
 Luas (tertulis) yang angkanya ekstrim (tidak wajar)/ Luas tidak
sesuai
 Catatan peralihan/pendaftaran yang tidak lengkap/tidak
sesuai/kosong
 Tanggal pembukuan dan tanggal penerbitan : tidak sesuai/Kosong
 Nama Penandatangan tidak sesuai/kosong
 Narasi pada petunjuk tidak sesuai/kosong
 dan atribut lainnya
Validasi Buku Tanah dilakukan oleh profile Validator Buku Tanah
dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Login ke dalam Aplikasi KKP, (jika pelaksana pihak ke-3 maka harus
dibuatkan user dengan profil Validator Buku Tanah oleh Admin Kantah
setempat)
2. Pilih menu Dokumen Hak dengan klik menu Dokumen Buku Tanah (Hak
Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pengelolaan, Hak
Pakai);
3. Pilih Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, Desa;
4. Masukkan Nomor Hak 5 digit terakhir klik Dokumen Hak nya;
5. Cek dokumen digital dengan fisik Buku Tanah;
6. Klik pada Validasi apabila sudah sesuai dengan data yang tertera pada
fisik/scan Buku Tanah;
7. Buku Tanah sudah tervalidasi.

Tampilan Menu dari Buku Tanah di Aplikasi KKP

Tampilan Hasil Validasi Buku Tanah di Aplikasi KKP


Apabila sudah dilakukan validasi tetapi masih terdapat atribut yang
akan diperbaiki/edit maka langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Pilih data Dokumen Hak/Buku Tanah pada daftar di bagian kiri; Klik
menu Buka Validasi;
2. Akan ada warning bahwa persetujuan buka validasi oleh Kepala Kantor,
maka akan menunggu persetujuan dari Kepala Kantor;
3. Jika Kepala Kantor sudah menyetujui maka ikon validasi akan muncul
kembali/aktif berwarna hijau dan proses validasi dapat diulang dari step
awal nomor 1 melakukan validasi.

Notifikasi Buka Validasi Buku Tanah

Kemungkinan kondisi data yang akan ditemukan dalam proses validasi


data pada Aplikasi KKP, sebagai berikut:
1. Data hasil scan tidak ditemukan dalam basis data, jika hasil scan tidak
terdapat di dalam basis data maka harus dilakukan proses entri data
baru yang sama dan sesuai dengan hasil scan;
2. Data pada basis data berbeda dengan hasil scan, maka harus dilakukan
updating data pada basis data yang disesuaikan dengan hasil scan
sehingga data pada basis data sama dengan dokumen warkah.
Dalam proses validasi aplikasi kantor pertanahan wajib membuatkan
user akun kepada pelaksana pekerjaan dan pelaksana pekerjaan wajib
menggunakan akun tersebut dalam setiap proses validasi data.

B. Entri Buku Tanah


Entri Buku Tanah dilakukan jika pada saat validasi Buku Tanah di
database KKP tidak ditemukan BT dimaksud. Kondisi ini dimungkinkan
karena Buku Tanah yang lama dan diterbitkan sebelum adanya Aplikasi
KKP. Berikut adalah langkah-langkah entri Buku Tanah :
1. Booking Counter Desa
a. Login ke Aplikasi KKP web sebagai admin;
b. Klik menu Administrasi pilih Konter Kelurahan/Desa;

Menu Konter Desa/Kelurahan

c. Cari Nama Desa yang akan ditambahkan Buku Tanahnya;


d. Klik buku Tanah sesuai Buku Tanah fisik yang belum terentri;
e. Masukan angka sejumlah Buku Tanah yang akan dientri;
f. Klik Proses;

Proses Pembukuan Buku Tanah

2. Pembuatan Dokumen Hak


a. Klik Menu Dokumenpilih Buku Tanah Hak Guna Bangunan;
b. Pilih menu ;
c. Pilih Nama Kegiatan Propinsi Kabupaten KecamatanDesa;
d. Input Nomor Hak 5 digit terakhirinput tanggal penerbitan;
e. Klik OK dan Buku Tanah telah terbuat.
Proses Pembuatan Buku Tanah Baru

C. Validasi Surat Ukur


Proses validasi Surat Ukur dilakukan dengan membandingkan dan
mencocokkan fisik Surat Ukur atau hasil digitalisasi/scanning Surat Ukur
(jika ada) dengan database KKP. Data yang divalidasi adalah data tekstual
Surat Ukur yang masih aktif dan statusnya belum valid serta Surat Ukur yang
statusnya valid namun informasinya masih belum sesuai dengan fisik Surat
Ukurnya. Proses ini dilakukan dengan cara pengecekan dan perekaman
semua informasi textual yang terdapat pada Surat Ukur, baik data
pendaftaran pertama kali maupun data pada catatan pendaftaran lainnya.
Proses pengecekan fisik Surat Ukur dan dokumen digital Surat Ukur yang
akan di validasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Cari Dokumen Surat Ukur dengan klik menu Dokumen Surat Ukur;
2. Pilih Propinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tipe SU;
3. Input nomor Surat Ukur 5 digit;
4. Input Tahun Surat Ukur klik Cari pilih Surat ukur;
5. Cek dokumen digital dengan fisik Surat Ukur;
6. Pilih menu Validasi apabila memang sudah sesuai dan dokumen digital
Surat Ukur sudah tervalidasi;
Menu Surat Ukur

Hasil Validasi Surat Ukur

Apabila fisik dan digital dokumen Surat Ukur terdapat perubahan


data dan akan diperbaiki, maka langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Klik menu buka Validasi;
2. Akan ada warning bahwa persetujuan buka validasi oleh Kepala
Infrastruktur Pertanahan;

Notifikasi Proses Buka Validasi Surat Ukur


D. Pemberian Stempel Validasi pada Fisik Dokumen
Setelah dokumen fisik dilakukan validasi/entri data maka dokumen
tersebut diberikan stempel sekurangnya memuat informasi dengan
ketentuan :
1. Stempel dilekatkan pada dokumen pertanahan, untuk Buku Tanah pada
halaman Catatan Pendaftaran/Catatan Peralihan terakhir, untuk Surat
Ukur di tempat kosong pada halaman depan/cover;
2. Tercantum kalimat: “Telah Divalidasi” dan/atau ”Telah Dientri”;
3. Tercantum Tanggal pelaksanaan kegiatan, yang menyatakan waktu/kapan
dokumen tersebut di validasi dan Nomor Kontrak (jika dilakukan pihak
ke-3);
4. Tercantum Nama Pelaksana, yang menyatakan siapa nama
petugas/nama Badan Hukum atau pihak ke-3 yang
melaksanakan kegiatan validasi/entri data ;

23/08/2020 PT. ANUGRAH SEJAHTERA


12/KNT-WARKAH.XI/PPK-PDIP/VII/2020

Contoh Stempel Validasi/Entri Data

E. Keluaran

Untuk mengukur keseluruhan hasil pekerjaan, indikatornya adalah


output dari setiap tahap perkerjaan yang meliputi:
1. Laporan/Rekap Validasi Data Tekstual Buku Tanah dan Surat Ukur.
2. Cetakan hasil download database system KKP

6. KUALIFIKASI PENYEDIA
Dalam rangka kegiatan Validasi Buku Tanah Dan Surat Ukur diperlukan
penyedia dengan kualifikasi sebagai berikut :
a. Memiliki izin usaha jasa kearsipan/komputer/teknologi informasi/alih
media/digitalisasi;
b. Memiliki pengalaman pekerjaan sejenis selama 3 tahun terakhir;
b. Penyedia dan pelaksana pekerjaan wajib menandatangani perjanjian
kerahasiaan data pada saat pelaksanaan pekerjaan;
c. Penyedia dan pelaksana pekerjaan bersedia (wajib) untuk tidak menyimpan
file Salinan dari hasil validasi dalam media apapun setalah masa pekerjaan
berakhir.
e. Klasifikasi penyedia wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Memiliki izin usaha jasa telematika/komputer/teknologi
informasi/alih media;
 Memiliki pengalaman pekerjaan sejenis selama 3 tahun terakhir;
 Penyedia dan pelaksana pekerjaan wajib menandatangani
perjanjian kerahasiaan data pada saat pelaksanaan pekerjaan;
f. Dalam masa darurat penyedia wajib melaksanakan prosedur pencegahan
Covid-19 sesuai standar Kementerian Kesehatan antara lain sebagai berikut:
 Melampirkan Surat Keterangan Sehat (Bebas Covid-19) untuk seluruh
tenaga kerja.
 Menggunakan masker dan sarung tangan selama melaksanakan
pekerjaan dengan surat pernyataan kesanggupan.
 Menyediakan Hand Sanitizer dan wastafel portable di lokasi kerja
dengan surat pernyataan kesanggupan.
 Menerapkan pola kerja dengan system Phisycal Distancing dan Social
Distancing dengan surat pernyataan kesanggupan.
 Menyampaikan mekanisme/uraian prosedur penanganan Covid-19
apabila terjadi hal-hal di luar kondisi normal dengan surat
pernyataan kesanggupan.

7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan yang direncanakan dalam rangka Validasi
Buku Tanah Dan Surat Ukur pada paket ini adalah 120 (seratus dua puluh) hari
kalender sejak Surat Perintah Kerja diterbitkan, dengan matriks jadwal
pelaksanaan sebagai berikut :

No Tahapan Bulan Ke -
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan
spesifikasi
pekerjaan dan
Harga Perkiraan
Sendiri (HPS)
(survey pasar)

2 Pemilihan
Penyedia
3 Pelaksanaan
Pekerjaan

4 Serah Terima Hasil


Pekerjaan

5 Pembayaran
Kepada Penyedia
dan Pelaporan

8. BIAYA
Kegiatan ini dibiayai dari DIPA Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Jawa Barat Kantor Pertanahan Kabupaten Garut dengan anggaran
biaya sebesar Rp. 960.000.000,- (sembilan ratus enam puluh juta rupiah).

9. Protokol Pencegahan Covid-19


Dalam masa pandemi Covid-19, pelaksanaan kegiatan agar
berpedoman pada Keputusan Menteri Kesehatan No.
HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Tempat Kerja
Perkantoran dan Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada
Situasi Pandemi. Proses pencegahan dimaksud antara lain agar dilakukan
Physical Distancing dengan menjaga jarak aman antar petugas dan diharapkan
setiap petugas menggunakan peralatan kerja secara mandiri. Kegiatan
Digitalisasi Dokumen Pertanahan dapat dilakukan di aula kantor atau ruang
besar lainnya agar memiliki space yang lebih luas untuk mendukung
Physical Distancing. Petugas saat melakukan kegiatan dilengkapi dengan alat
pelindung diri yang memungkinkan untuk meminimalisir bahaya Covid-19.
Protokol pelaksanaan kegiatan digitalisasi selama masa pandemi Covid-19
terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
A. Persiapan Penyedia Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan
1. Seluruh petugas pelaksana digitalisasi dokumen pertanahan wajib
melakukan pemeriksaan kesehatan rapid test/ swab test pada rumah
sakit/klinik/laboratorium kesehatan dengan hasil pemeriksaan Non
Reaktif atau Negatif Covid-19;
2. Menyediakan sarana cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun
atau pencuci tangan berbasis alkohol (sanitizer) di berbagai lokasi
strategis sesuai jumlah yang dibutuhkan;
3. Menyediakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, hand
sanitizer dan perlengkapan lain yang diperlukan) bagi petugas
pelaksana dalam jumlah yang cukup selama pekerjaan berlangsung;
4. Melakukan pengaturan shift kerja dengan memperhatikan durasi jam
kerja dan usia petugas pelaksana sebagaimana ketentuan dalam
Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/328/2020;
5. Menunjuk pengawas kegiatan untuk melaksanakan protokol
kesehatan, mengawasi serta memberikan arahan kepada petugas
dalam rangka meminimalisir dampak Covid-19 antara lain :
a. Melakukan skrining awal berupa pengukuran suhu tubuh
terhadap semua petugas pelaksana yang datang ke ruang kerja;
b. Menginstruksikan petugas pelaksana untuk selalu mencuci tangan
menggunakan air mengalir dan sabun atau pencuci tangan berbasis
alcohol (Sanitizer), dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) lainnya
seperti: makan makanan sehat, olah raga teratur, tidak merokok
diruangan kerja, membuang sampah pada tempatnya dan lain-lain;
c. Menghimbau petugas pelaksana untuk tidak menggunakan
peralatan makan, minum dan ATK secara bergantian karena akan
meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit;
d. Menginstruksikan kepada petugas pelaksana untuk menghindari
kontak fisik langsung (bersalaman, cium tangan, dan sebagainya);
e. Memonitor absensi petugas pelaksana. Jika diketahui tidak hadir
karena sakit dengan gejala demam/batuk/pilek/sakit tenggorokan/
sesak napas disarankan untuk segera memeriksakan ke fasilitas
kesehatan terdekat dan tidak banyak kontak dengan orang lain atau
mengisolasi diri dirumah;
f. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat jika terdapat
ketidakhadiran dalam jumlah besar karena sakit yang berkaitan
dengan pernapasan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut;

A. Pelaksanaan Kegiatan/Pekerjaan
1. M e n e n t u k a n t e m p a t / r u a n g a n ( diutamakan yang memiliki satu
akses pintu masuk/keluar untuk menjaga keamanan dokumen
pertanahan) yang memadai sesuai protokol kesehatan s
e r t a m e m b e r s i h k a n ruangan pelaksanaan kegiatan secara rutin
(minimal 1 kali sehari) dengan desinfektan, khususnya handel pintu,
saklar lampu, komputer, meja, keyboard dan fasilitas lain yang sering
terpegang oleh tangan;
2. Memberikan fasilitas transportasi untuk menghindarkan petugas
pelaksana menggunakan transportasi publik menuju/pulang dari
tempat kerja;
3. Memerintahkan seluruh petugas pelaksana agar melaksanakan
Physical Distancing, Social Distancing dan PHBS selama berada di
tempat kerja maupun di luar tempat kerja;
4. Melakukan penyusunan mekanisme kerja digitalisasi dokumen
pertanahan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang harus
dipatuhi selama pekerjaan berlangsung, antara lain perilaku hidup
bersih dan sehat serta program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
untuk meminimalisir dampak Covid-19 seperti :
a. Melakukan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh petugas
pelaksana sebelum memasuki ruang kerja;
b. Seluruh petugas pelaksana wajib mencuci tangan menggunakan air
mengalir dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol
(Sanitizer) sebelum memasuki ke ruang kerja;
c. Seluruh petugas pelaksana selalu menggunakan masker dalam
pelaksanaan kegiatan;
d. Seluruh petugas pelaksana tidak diperkenankan menyentuh
permukaan apa pun menggunakan tangan langsung, disarankan
menggunakan sarung tangan atau tisu serta langsung
membuangnya ke tempat sampah ketika selesai digunakan;
e. Seluruh petugas pelaksana wajib membersihkan peralatan yang
digunakan atau benda yang dibawa dari luar termasuk dokumen
pertanahan yang akan dan telah dilakukan digitalisasi dengan alkohol
atau disenfektan sebelum digunakan.
f. Seluruh petugas pelaksana tidak menyentuh seputar wajah sampai
tangan benar- benar bersih;

Ditetapkan di : Bandung
Pada Tanggal : 22 Juni 2020

Pejabat Pembuat Komitmen

Irma Irawati Lubis, S.E.


NIP. 19741127 199403 2 002

Anda mungkin juga menyukai