1. LATAR BELAKANG
A. Dasar Hukum
Pelaksanaan kegiatan digitalisasi dokumen warkah berdasarkan pada
peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan Pokok
Kearsipan;
2. Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
3. Undang - Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik;
4. Undang - Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan
Arsip;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Penyerahan dan Pemusnahan Dokumen Perusahaan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Pengalihan Dokumen Perusahaan ke dalam Mikrofilm dan Media
Lainnya dan Legalisasi;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;
10. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan
Nasional;
11. Keputusan Presiden Nomor 34 tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional
di Bidang Pertanahan;
12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2004 tentang
Pengelolaan Arsip Statis;
13. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional
di Bidang Pertanahan;
14. Peraturan Kepala BPN RI Nomor 8 Tahun 2009 tentang Tata Naskah
Dinas dan Tata Kearsipan di lingkungan Badan Pertanahan Nasional;
15. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaaan PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
16. Peraturan Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan;
17. Peraturan Kepala ANRI Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman
Autentikasi Arsip Digital;
18. Peraturan Kepala ANRI Nomor 14 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Kebijakan Umum Pengelolaan Arsip Elektronik;
19. Peraturan Kepala ANRI Nomor 18 tahun 2012 tentang Pedoman
Pembuatan dan Pengumuman Daftar Pencarian Arsip (DPA);
20. Peraturan Kepala ANRI Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pemeliharaan Arsip Dinamis;
21. Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 3 Tahun 2000 tentang
Standar Minimal Gedung dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif;
22. Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 12 Tahun 2000 tentang
Standar Penyimpanan Fisik Arsip;
23. Surat Edaran Menteri ATR/BPN Nomor 5/SE-100/I/2015 tanggal 29
Januari 2015 Tentang Penggunaan Aplikasi Komputerisasi Kegiatan
Pertanahan;
24. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik
Indonesia Nomor SE/06/M.PAN/3/2005 tentang Perlindungan,
Pengamanan, dan Penyelamatan Dokumen Arsip Vital Negara terhadap
Musibah/Bencana;
25. ISO 15489-2001 Records Management;
26. Grand Design TIK PUSDATIN 2015 s/d 2019;
27. Kajian Teknis Digitalisasi Dokumen Pertanahan yang disusun tahun
2019.
B. Gambaran Umum
Terdapat 7 Visi Kementerian ATR/BPN 2025 yang salah satu
diantaranya adalah Terwujudnya Kantor Layanan Modern dengan
Memberikan Produk serta Layanan Pertanahan dan Tata Ruang secara
Elektronik. Melalui visi Kementerian ATR/BPN tersebut terkandung misi
untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memberikan
layanan pertanahan. Tuntutan perbaikan terhadap pelayanan publik
tersebut mendorong Kementerian ATR/BPN untuk terus berbenah kearah
yang lebih baik dan bertransformasi, utamanya dalam menghadapi Revolusi
Industri 4.0 dimana pemanfaatan teknologi menjadi peran utama dalam
memberikan kemudahan. Masyarakat sudah menuju bergerak ke era
digital/elektronik hal ini dibuktikan dengan service yang menunjang
kegiatan sehari-hari sudah berbasis digital, servis untuk berbelanja
kebutuhan pokok hingga sekunder/eCommerse, servis mendapatkan jasa
transportasi, jasa pengantaran/delivery, layanan kesehatan hingga
pembayaran transaksipun menggunakan uang digital/elektronik, dan lain
sebagainya.
Kunci Indeks Kepuasan Masyarakat diantaranya adalah pada kata
mudah. Sudahkah masyarakat mendapatkan Layanan Pertanahan yang
mudah? Mudah diakses layanannya, mudah dicari informasinya, mudah
dipahami SOP nya, mudah berintegrasi dengan K/L maupun stakeholder
dalam one stop service, dan kemudahan lainnya. Berkaitan dengan hal
memberikan kemudahan pada layanan pertanahan Kementerian ATR/BPN
telah diukur oleh Bank Dunia/World Bank melalui Ease of Doing Business
(EoDB) dalam indikator/hal Registering Property, tercatat pada tahun 2019
Indonesia mendapatkan peringkat 106 se-Asia Tenggara dengan score
Registering Property 60.0. Selanjutnya Presiden mendorong jajarannya
agar lebih giat mencari dan memperbaiki penghambat dari kemudahan
berusaha di Indonesia agar bisa menembus level 40, dan itu juga menjadi
target Kementerian ATR/BPN kedepan.
Dalam rangka mencapai visi 2025 tersebut diatas maka Kementerian
ATR/BPN bersiap dengan roadmap Transformasi Pelayanan Pertanahan.
2 Koordinator 1 ms/ks
3 Tenaga Penataan dan Pilah 10 ms/ks
2. Printer
Printer yang digunakan dalam kegiatan ini minimal terdiri dari dari:
a. Printer A3 Colour minimal sebanyak 4 buah dan dibuktikan dengan
bukti kepemilikan (milik sendiri/sewa/kerjasama)
b. Printer A4 Colour yang dapat difungsikan sebagai alat pencetak,
minimal sebanyak 4 buah dan dibuktikan dengan bukti kepemilikan
(milik sendiri/sewa/kerjasama).
3. Segala peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan
pekerjaan pada prinsipnya disediakan oleh penyedia barang/jasa dan
wajib melampirkan Serial Number (foto/sreenshoot) peralatan dimaksud
yang akan dibuktikan pada saat kualifikasi kecuali dinyatakan
sebaliknya dalam dokumen pengadaan.
4. Perangkat Lunak yang dapat digunakan untuk mempermudah dan
mempercepat pelaksanaan pekerjaaan serta terjamin keamanan dan
keandalan operasi sebagaimana mestinya.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. Validasi Buku Tanah
Proses validasi Buku Tanah dilakukan dengan membandingkan dan
mencocokkan fisik Buku Tanah atau hasil digitalisasi/scanning Buku
Tanah (jika ada) dengan database KKP. Buku Tanah yang divalidasi adalah
Buku Tanah yang masih aktif dan statusnya belum valid serta Buku
Tanah yang statusnya valid namun informasinya masih belum sesuai
dengan Buku Tanah fisik. Proses ini dilakukan untuk perekaman semua
informasi yang terdapat pada data Buku Tanah, baik data pendaftaran
pertama kali maupun data pada catatan pendaftarannya. Adapun
fields/attribute dalam database KKP yang sering kali kosong dan
diperlukan validasi diantaranya adalah:
Nomor Hak tidak sesuai/kosong
Nama Pemegang Hak, Nomor Seri Blanko tidak sesuai/kosong
Luas (tertulis) yang angkanya ekstrim (tidak wajar)/ Luas tidak
sesuai
Catatan peralihan/pendaftaran yang tidak lengkap/tidak
sesuai/kosong
Tanggal pembukuan dan tanggal penerbitan : tidak sesuai/Kosong
Nama Penandatangan tidak sesuai/kosong
Narasi pada petunjuk tidak sesuai/kosong
dan atribut lainnya
Validasi Buku Tanah dilakukan oleh profile Validator Buku Tanah
dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Login ke dalam Aplikasi KKP, (jika pelaksana pihak ke-3 maka harus
dibuatkan user dengan profil Validator Buku Tanah oleh Admin Kantah
setempat)
2. Pilih menu Dokumen Hak dengan klik menu Dokumen Buku Tanah (Hak
Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pengelolaan, Hak
Pakai);
3. Pilih Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, Desa;
4. Masukkan Nomor Hak 5 digit terakhir klik Dokumen Hak nya;
5. Cek dokumen digital dengan fisik Buku Tanah;
6. Klik pada Validasi apabila sudah sesuai dengan data yang tertera pada
fisik/scan Buku Tanah;
7. Buku Tanah sudah tervalidasi.
E. Keluaran
6. KUALIFIKASI PENYEDIA
Dalam rangka kegiatan Validasi Buku Tanah Dan Surat Ukur diperlukan
penyedia dengan kualifikasi sebagai berikut :
a. Memiliki izin usaha jasa kearsipan/komputer/teknologi informasi/alih
media/digitalisasi;
b. Memiliki pengalaman pekerjaan sejenis selama 3 tahun terakhir;
b. Penyedia dan pelaksana pekerjaan wajib menandatangani perjanjian
kerahasiaan data pada saat pelaksanaan pekerjaan;
c. Penyedia dan pelaksana pekerjaan bersedia (wajib) untuk tidak menyimpan
file Salinan dari hasil validasi dalam media apapun setalah masa pekerjaan
berakhir.
e. Klasifikasi penyedia wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Memiliki izin usaha jasa telematika/komputer/teknologi
informasi/alih media;
Memiliki pengalaman pekerjaan sejenis selama 3 tahun terakhir;
Penyedia dan pelaksana pekerjaan wajib menandatangani
perjanjian kerahasiaan data pada saat pelaksanaan pekerjaan;
f. Dalam masa darurat penyedia wajib melaksanakan prosedur pencegahan
Covid-19 sesuai standar Kementerian Kesehatan antara lain sebagai berikut:
Melampirkan Surat Keterangan Sehat (Bebas Covid-19) untuk seluruh
tenaga kerja.
Menggunakan masker dan sarung tangan selama melaksanakan
pekerjaan dengan surat pernyataan kesanggupan.
Menyediakan Hand Sanitizer dan wastafel portable di lokasi kerja
dengan surat pernyataan kesanggupan.
Menerapkan pola kerja dengan system Phisycal Distancing dan Social
Distancing dengan surat pernyataan kesanggupan.
Menyampaikan mekanisme/uraian prosedur penanganan Covid-19
apabila terjadi hal-hal di luar kondisi normal dengan surat
pernyataan kesanggupan.
No Tahapan Bulan Ke -
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan
spesifikasi
pekerjaan dan
Harga Perkiraan
Sendiri (HPS)
(survey pasar)
2 Pemilihan
Penyedia
3 Pelaksanaan
Pekerjaan
5 Pembayaran
Kepada Penyedia
dan Pelaporan
8. BIAYA
Kegiatan ini dibiayai dari DIPA Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Jawa Barat Kantor Pertanahan Kabupaten Garut dengan anggaran
biaya sebesar Rp. 960.000.000,- (sembilan ratus enam puluh juta rupiah).
A. Pelaksanaan Kegiatan/Pekerjaan
1. M e n e n t u k a n t e m p a t / r u a n g a n ( diutamakan yang memiliki satu
akses pintu masuk/keluar untuk menjaga keamanan dokumen
pertanahan) yang memadai sesuai protokol kesehatan s
e r t a m e m b e r s i h k a n ruangan pelaksanaan kegiatan secara rutin
(minimal 1 kali sehari) dengan desinfektan, khususnya handel pintu,
saklar lampu, komputer, meja, keyboard dan fasilitas lain yang sering
terpegang oleh tangan;
2. Memberikan fasilitas transportasi untuk menghindarkan petugas
pelaksana menggunakan transportasi publik menuju/pulang dari
tempat kerja;
3. Memerintahkan seluruh petugas pelaksana agar melaksanakan
Physical Distancing, Social Distancing dan PHBS selama berada di
tempat kerja maupun di luar tempat kerja;
4. Melakukan penyusunan mekanisme kerja digitalisasi dokumen
pertanahan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang harus
dipatuhi selama pekerjaan berlangsung, antara lain perilaku hidup
bersih dan sehat serta program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
untuk meminimalisir dampak Covid-19 seperti :
a. Melakukan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh petugas
pelaksana sebelum memasuki ruang kerja;
b. Seluruh petugas pelaksana wajib mencuci tangan menggunakan air
mengalir dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol
(Sanitizer) sebelum memasuki ke ruang kerja;
c. Seluruh petugas pelaksana selalu menggunakan masker dalam
pelaksanaan kegiatan;
d. Seluruh petugas pelaksana tidak diperkenankan menyentuh
permukaan apa pun menggunakan tangan langsung, disarankan
menggunakan sarung tangan atau tisu serta langsung
membuangnya ke tempat sampah ketika selesai digunakan;
e. Seluruh petugas pelaksana wajib membersihkan peralatan yang
digunakan atau benda yang dibawa dari luar termasuk dokumen
pertanahan yang akan dan telah dilakukan digitalisasi dengan alkohol
atau disenfektan sebelum digunakan.
f. Seluruh petugas pelaksana tidak menyentuh seputar wajah sampai
tangan benar- benar bersih;
Ditetapkan di : Bandung
Pada Tanggal : 22 Juni 2020