Mata Kuliah:
Akhlak dan Tasawuf
( Akhlak Terhadap ALLAH SWT)
Dosen Pengampu: Robiyah Nur, M.Pd.
Disusun oleh:
Semester II/BKPI Kelas A
Kelompok II
BAB I PENDAHULUAN
i
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3. Tujuan ............................................................................................................ii
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................15
........................................................................................................................
........................................................................................................................
ii
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................15
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlaq merujuk kepada amalan dan tingkah laku tulus yang tidak
dibuat-buatyang menjadi kebiasaan. Manakala menurut istilah Islam,
akhlaq ialah sikapkeperibadian manusia terhadap Allah, manusia, diri
sendiri dan makhluk lain, sesuaidengan suruhan dan larangan serta
petunjuk Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.Ini berarti akhlaq
merujuk kepada seluruh perlakuan manusia sama ada berbentuklahiriah
iii
maupun batiniah yang merangkumi aspek amal ibadah,
percakapan,perbuatan, pergaulan, komunikasi, kasih sayang dan
sebagainya.Dalam makalah ini yang dibahas adalah akhlaq seorang
muslim kepada AllahSWT, yaitu tentang bagaimana seharusnya perilaku
seorang muslim tehadap AllahSWT. Sehingga nantinya seorang muslim
akan menjadi seorang yang berakhlaq muliakhususnya akhlaq kepada
Allah SWT.
Dan adapun akhlaq kepada Allah yaitu menjalankan segala
perintahnya danmenjauhi segala larangannya. Jadi seorang muslim itu
hendaknya taat terhadap apayang diperintahkan oleh Tuhannya. Sehingga
akhlaq orang muslim kepada AllahSWT yaitu beriman dan taqwa kepada-
Nya.1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian akhlaq terhadap Allah SWT?
2. Mengapa seorang muslim harus berakhlaq kepada Allah SWT?
3. Bagaimana seharusnya akhlaq seorang muslim kepada Allah SWT?
BAB II
PEMBAHASAN
Akhlaq menurut bahasa yaitu berasal dari bahasa arab jamak dari
kata itrareb gnay tingkah laku, perangai atau tabiat. Sedangkan menurut
istilah;akhlaq adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan
dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnung lagi. Dengan
demikian akhlaq pada hakikatnyaadalah sikap yang melekat pada diri
iv
mausia, sehingga manusia dapat melakukannnyatanpa berpikir (spontan).
Menurut Kahar Masyhur akhlaq kepada Allah dapatdiartikan sebagai sikap
atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusiasebagai makhluk
kepada Tuhan sebagai Khaliq. Sehingga akhlaq kepada Allah
dapatdiartikan sebagai segala sikap atau perbuatan manusia yang
dilakukan tanpa denganberpikir lagi (spontan) yang memang seharusnya
ada pada diri manusia (sebagaihamba) kepada Allah SWT.2
v
3. Allah SWT-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan
sarana yang diperlukanbagi kelangsungan hidup manusia,
seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,
air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah SWT
dalam surah al-Jatsiyah ayat 12 Artinya “Allah SWT-lah yang
menundukkan lautan untukkamu supaya kapal-kapal dapat
berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamudapat
mencari sebagian dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu
bersyukur. (QS al-Jatsiyah :12)6
4. Allah SWT-lah yang telah memuliakan manusia dengan
diberikannya kemampuan,daratan dan lautan. Firman Allah
SWT dalam surah Al-Israa‟ ayat 70: “Dan sesungguhnya telah
Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkutmereka
dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang
baik-baik danKami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.” (QS al-Israa’: 70)7
6
Rahmat Djatnika. Sistem Etika Islami Akhlak Mulia. Jakarta : Pustaka Panjimas 2020,
hlm.90-91
7
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta : Rajawali Pers, 2019, hlm.121-122.
vi
berakhlaq luhur adalah seorang yang mampu berakhlaq baikterhadap Allah
Ta‟ala dan sesamanya. Keluhuran akhlak itu terbagi dua, yaitu8:
88
Suhayib, Study Akhlak, Kalimedia: Yogyakarta, 2020, hlm 69.
9
Rachmat Djatnika. Sistem Ethika Islami (Akhlak Mulia). (Jakarta : Pustaka Panjimas
2020), hlm. 90-91.
vii
1). Mendapatkan sikap furqan, yaitu sikap tegas
membedakan antara hakdan batil, benar dan salah, halal dan
haram, serta terpuji dan tercela.
2). Mendapatkan limpahan berkah dari langit dan bumi
3). Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan
4). Mendapatkan rezeki tanpa diduga-duga
5). Mendapatkan kemudahan dalam urusannya
6). Menerima penghapusan dan pengampunan dosa serta
mendapatkanpahala yang besar10
1010
K. Bertens. Akhlak Tasawuf, cet. 10. Gramedia pustaka: Jakarta, 2019, hal 29.
11
Sulesana, Akhlak Terhadap Allah Dan Rasulallah SAW, Vol 11,
ejournal.unisba.ac.id, 2019, no 2, hal. 3
1212
Suhayib, Study Akhlak, Kalimedia: Yogyakarta, 2020, hlm 70
viii
segala apa yang kita lakukan itu semata-mata hanya
mengharap ridha Allah SWT. Tiga unsur keikhlasan adalah:
1). Niat yang ikhlas
2). Beramal dengan sebaik-baiknya
3).Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat13
d. Khauf dan Raja‟
Khauf yaitu kegalauan hati membayangkan
sesuatu yang tidak disukaiyang akan menimpanya, atau
membayangkan hilangnya sesuatu yangdisukainya.
Menurut Sayyid Sabiq, ada dua sebab mengapa seseorang
takutkepada Allah SWT:.
1) Karena dia mengenal Allah SWT (ma‟rifatullah ).
Takut seperti ini di namai dengan khau al-Arifin
2) Karena dosa-dosa yang dilakukannya, dia takut akan
azab AllahSWT.14
Selanjutnya menurut Sayyid Sabiq ada dua dampak positif dari khauf :
1313
Suhayib, Study Akhlak, Kalimedia: Yogyakarta, 2020, hlm 71
1414
Suhayib, Study Akhlak, Kalimedia: Yogyakarta, 2020, hlm 72
ix
danberamal, dia penuh harap ibadah dan semua amalannya
akan diterima dandibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang
berlipat ganda. Akhirnya sekalilagi kita katakan bahwa kedua
sikap itu, khauf dan raja‟ harus berlangsung sejalan dan
seimbang dalam diri seorang Muslim.15
f. Syukur
Syukur ialah memuji si Pemberi nikmat atas kebaikan yang
telahdilakukannya. Syukurnya seorang hamba berkisar atas tiga
hal, yang apabilaketiganya tidak berkumpul, maka tidaklah
dinamakan bersyukur, yaitu:mengakui nikmat dalam batin,
membicarakannya secara lahir, danmenjadikannya sebagai
sarana untuk taat kepada Allah SWT.
Tiga dimensi syukur yaitu hati, lisan dan jawariah (anggota
badan). Orang yang bersyukur kepada Allah akan mendapatkan
15
Abdurrahman,, Akhlak Tasawuf, K-media: Yogyakarta, hlm 20.
16
Yunahar Ilyas, AKHLAK TERHADAP ALLAH DAN RASUL, Vol 11, Jurnal TARJIH,
2020, no 1, hal 2.
x
banyak keutamaan dan manfaat, diantaranya:
1). Mendapatkan tambahan nikmat dari Allah SWT hal ini
berdasarkan firman Allah Ta'ala:
17
Yunahar Ilyas, AKHLAK TERHADAP ALLAH DAN RASUL, Vol 11, Jurnal
TARJIH, 2020, no 1, hal 3.
18
QS. An-nisa: 147.
1919
QS. Ali-Imran: 144.
xi
Setiap Muslim meyakini Adanya bahwa Allah SWT adalah
sumber segala sumber dalam kehidupannya. Allah SWT adalah
pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan segala isinya. Allah SWT
adalah pengatur alam semesta yang demikian luasnya. Allah SWT
adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan
manusia, dan lain sebagainya. Schingga manakala hal seperti ini
mengakar dalam diri setiap Muslim, maka akan terimplementasikan
dalam realita bahwa Allah SWT-lah yang pertama kali harus dijadikan
prioritas dalam berakhlaq. Jika kita perhatikan, akhlaq terhadap Allah
SWT ini merupakanpondasi atau dasar dalam berakhlaq terhadap
siapapun dimuka bumi ini. Jika seseorang tidakmemiliki akhlaq positif
terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin memiliki akhlaq
positifterhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki
akhlaq yang karimah terhadapAllah SWT, maka ini merupakan pintu
gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlaq terhadaporang lain.
Diantara akhlaq terhadap Allah SWT adalah:20
1. Taat terhadap perintah-perintah-Nya
Hal pertama yang harus dilakukan seorang Muslim dalam
beretika kepadaAllah SWT adalah dengan mentaati segala
perintah-perintah-Nya. Sebabbagaimana mungkin ia tidak
mentaati-Nya, padahal Allah SWT-lah yang telahmemberikan
segalanya pada dirinya. Allah SWT berfirman “Mereka pada
hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamuhakim
dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu
berikan, dan merekamenerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-
Nisa: 65).21
Karena taat kepada Allah SWT merupakan konsekuensi
keimanan seorangmuslim kepada Allah SWT. Tanpa adanya
ketaatan, maka ini merupakan salahsatu indikasi tidak adanya
keimanan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW jugamenguatkan
2020
Wahyu, Akhlak Manusia Allah SWT , Vol 6, Jurnal Pendidikan Tambusa, 2019, no 1, hal 94.
21
Mustofa, Akhlak Tasawuf, CV. Daftar Pustaka: Bandung, 2020, hlm 26
xii
makna ayat diatas dengan bersabda: “Tidak beriman salah seorang
diantara kalian, hingga hawa nafsunya(keinginannya) mengikuti
apa yang telah datang dariku (Al-Qur‟an dan sunnah).” (HR. Abi
Ashim al-syaibani).
22
Mustofa, Akhlak Tasawuf, CV. Daftar Pustaka: Bandung,2020, hlm 27
xiii
bentuk fisik yang Allah SWT berikan padanya, atau hal-hal
lainnya. Karena pada hakikatnya, sikap seorang muslim senantiasa
yakin terhadap apapun yang Allah SWT berikan pada dirinya. Baik
yang berupa kebaikan atau berupa keburukan. Dalam sebuah hadits
Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh mempesona perkara orang
beriman. Karena segala urusannya adalah dipandang baik bagi
dirinya. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur, karena ia
tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya. Dan
jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia tahu bahwa hal
tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Bukhari).
Apalagi terkadang sebagai seorang manusia, pengetahuan atau
pandangan kita terhadap sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa
jadi, sesuatu yang kita anggap baik justru buruk, sementara sesuatu
yang dipandang buruk ternyata malah memiliki kebaikan bagi diri
kita.23
4. Senantiasa bertaubat kepada-Nya.
Sebagai seorang manusia biasa, kita juga tidak akan pernah
luput dari sifat lalai dan lupa. Karena hal ini memang merupakan
tabiat manusia. Oleh karena itulah, etika kita kepada Allah SWT.
manakala sedang terjerumus dalam "kelupaan" sehingga berbuat
kemaksiatan kepada-Nya adalah dengan segera bertaubat kepada
Allah SWT. Dalam Al-Qur'an Allah berfirman: "Dan juga orang-
orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri mereka sendiri mereka ingat akan Allah lalu memohon ampun
terhadap dosa- dosa mereka. Dan siapakah yang dapat
mengampuni dosa selain Allah dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui." (QS. Ali-Imran:
135)24
5. Obsesinya adalah keridhaan Illahi
Seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT
akan memiliki obsesi dan orientasi dalam segala aktivitasnya
2323
Mustofa, Akhlak Tasawuf, CV. Daftar Pustaka: Bandung, 2020, hlm 28
2424
QS. Ali-Imran: 135
xiv
hanya kepada Allah SWT. Dia tidak beramal dan beraktivitas
untuk mencari keridhaan atau pujian atau apapun dari manusia.
Bahkan terkadang untuk mencapai keridhaan Allah tersebut,
terpaksa harus mendapatkan ketidaksukaan dari para manusia
lainnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah
menggambarkan kepada kita: "Barang siapa yang mencari
keridhaan Allah dengan adanya kemurkaan manusia, maka Allah
akan memberikan keridhaan manusia juga. Dan barang siapa
yang mencur ikeridhaan manusia dengan cara kemurkaan Allah,
maka Allah akan mewakilkan kebencian-Nya pada manusia."
(HR. Tirmidzi, Al-Qadha dan Ibnu Asakir).
Dan hal seperti ini sekaligus merupakan bukti keimanan
yang terdapat dalam dirinya. Karena orang yang tidak memiliki
kesungguhan iman, orientasi yang dicarinya tentulah hanya
keridhaan manusia. Ia tidak akan peduli, apakah Allah SWT
menyukai tindakannya atau tidak. Yang penting ia dipuji oleh
orang lain.25
6. Merealisasikan ibadah kepada-Nya
Akhlaq berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap
Allah SWT adalah merealisasikan segala ibadah kepada Allah
SWT. Baik ibadah yang bersifat mahdhah ataupun ibadah yang
ghairu mahdhah. Karena pada hakikatnya. seluruh aktiivitas sehari-
hari adalah ibadah kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur'an Allah
SWT berfirman:"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku" (QS. Adh-Dhariyat:
56)26
2525
Hasin, Akhlak Tasawuf, Direktorat, KSKK: Jakarta, 2021, hlm 34
26
QS. Adh-Dhariyat; 56
xv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang muslim itu harus berahlak baik kepada Allah SWT.
Karena kita sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah SWT dan
untuk menyembah kepada Allah SWT sesuai dengan firman Allah
SWT yang artinya "dan tidaklah Kami (Allah) ciptakan jin dan
manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."
Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa akhlak terhadap
Allah SWT, manusia seharusnya selalu mengabdikan diri hanya
kepada-Nya semata dengan penuh keikhlasan dan bersyukur kepada-
Nya, sehingga ibadah yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh
keridhaan-Nya.
Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah,
terutama melaksanakan ibadah ibadah pokok, seperti shalat, zakat,
puasa, haji, haruslah menjaga kebersihan badan dan pakaian, lahir dan
batin dengan penuh keikhlasan. Tentu yang tersebut bersumber kepada
Al-Qur'an yang harus dipelajari dan dipelihara kemurniannya dan
pelestariannya oleh umat Islam.
B. Saran
xvi
Demikianlah yang dapat penulis dapat sampaikan mengenai
materi yang menjadi pembahasan dalam makalah ini. Tentunya banyak
kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan atau
referensi yang penulis peroleh. Hubungannya dengan makalah ini
penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca. Aamiin.
DAFTAR REFERENSI
Yogyakarta.
Rahmat Djatnika, 2020, Sistem Etika Islami Akhlak Mulia.. Jakarta : Pustaka
Panjimas.
Yunahar Ilyas, 2020, Akhlak Terhadap Allah Dan Rasul, Vol 11, Jurnal
TARJIH, no 1, hal 2.
xvii
Wahyu, 2019, Akhlak Manusia Allah SWT , Vol 6, Jurnal Pendidikan Tambusa,
no 1, hal 94
xviii