Anda di halaman 1dari 8

KANTOR GABUNGAN DINAS-DINAS PEMERINTAH

DAERAH DI KABUPATEN LUWU


(ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR)

Oleh:
FAJRI WARDANA
034 2020 0091

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022

1
Kata Pengantar

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ...............................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR BAGAN ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................4
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan ................................................................... 6
D. Lingkup Pembahasan dan Batasan Pembahasan ............................................ 6
E. Metode Pengumpulan Data .......................... Error! Bookmark not defined.
F. Sistematika Pembahasan .............................. Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................. Error! Bookmark not defined.
A. Tinjauan Umum Kantor Gabungan Dinas-Dinas Pemerintah Daerah
Dengan Pendekatan Arsitektur Neo-VernakularError! Bookmark not defined.
B. Tinjauan Kantor Gabungan Dinas-Dinas Pemerintah DaerahError! Bookmark not defi
C. Tinjauan Umum Tentang SKPD Pemerintah DaerahError! Bookmark not defined.
D. Tinjauan Umum Tentang Arsitektur Neo-vernakularError! Bookmark not defined.
E. Studi Preseden .............................................. Error! Bookmark not defined.
F. Tinjauan Studi Preseden ............................... Error! Bookmark not defined.
BAB III TINJAUAN KHUSUS ................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Pemilihan Lokasi .......................................... Error! Bookmark not defined.
B. RTRW Lokasi............................................... Error! Bookmark not defined.
C. Data Lokasi Tapak........................................ Error! Bookmark not defined.
D. Analisa Data Tapak ...................................... Error! Bookmark not defined.
E. Pelaku dan Analisa Kebutuhan Ruang ......... Error! Bookmark not defined.
F. Analisis Struktur dan Material ..................... Error! Bookmark not defined.
G. Analisa Bentuk ............................................. Error! Bookmark not defined.
H. Analisis Pendukung dan Kelengkapan BangunanError! Bookmark not defined.
I. Analisis Aplikasi Arsitektural ...................... Error! Bookmark not defined.
BAB IV KONSEP PENDEKATAN PERANCANGAN ............ Error! Bookmark not defined.
A. Pengolahan Tapak ........................................ Error! Bookmark not defined.
B. Konsep Perancangan Landskap .................... Error! Bookmark not defined.
C. Sistem Utilitas Bangunan ........................................................................... 162
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... Error! Bookmark not defined.

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kantor pemerintahan yaitu merupakan tempat di laksanakannya
berbagai kegiatan pemerintahan baik administratif pemerintahan itu sendiri
maupun sebagai pusat pelayanan masyarakat. Menurut W. Gleen Howard dan
Edward Masonbrink (1963), kantor adalah pusat dari kegiatan administrasi
dan berfungsi sebagai suatu kamar kerja dan belajar, suatu ruang rapat, suatu
tempat perundingan, suatu pusat penerangan, suatu pusat pemberian layanan,
suatu ruang perjamuan dan seringkali sebagai lambang dari kedudukan. Suatu
kantor pemerintahan selalu dituntut agar dapat memberikan pelayanan yang
maksimal dan optimal baik pada para pelaku didalam bangunan tersebut
maupun bagi masyarakat yang dilayaninya. Sebagai kantor pemerintahan ada
persyaratan yang harus dapat dipenuhi (The Liang Gie, 1978:8). Kabupaten
adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah Provinsi, yang di
pimpin oleh seorang bupati. Jadi kantor gabungan dinas pemeritah daerah
merupakan bangunan yang di gunakan untuk pekerjaan administrasi dan
manejerial, serta merupakan pusat pelayanan dan pusat informasi dari
kegiatan sauatu organisasi, yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan
menerapkan aturan yang sesuai dengan undang-undang di wilayah Kabupaten
Luwu.

Instansi pemerintah adalah sebuah kolektif (Gabungan) dari unit


organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas dan fungsinya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, meliputi Kementerian
Koordinator/Kementerian Negara/Departemen/Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Pemerintah Provinsi, Pemerintah kota, Pemerintah kabupaten
serta lembaga-lembaga pemerintahan yang menjalankan fungsi pemerintahan
dengan menggunakan APBN dan APBD. Adapun Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Luwu. Terdapat ada 24 Dinas, 6
Badan, 2 Sekretariat, 1 Satuan Polisi Pamong Praja, 1 RSUD, 22 Kecamatan
tersebar di Kabupaten Luwu.

Dalam pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah memerlukan sarana


dan prasarana, yakni kantor yang representatif. Kantor Pemerintahan
merupakan wadah aktifitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, tempat
wakil rakyat mengatur jalannya pemerintahan dan pembangunan di segala
sektor kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kantor
Pemerintahan memerlukan tuntutan khusus, yakni wadah yang berperan
sebagai simbol filosofis, fungsionl, dan teknis, serta fungsi keterbukaan
sebagai simbol wakil dari masyarakat suatu daerah. Pada setiap tahun
Pemerintah Daerah meningkatkan Kinerja dari masing-masing Instansi Dinas
Pemda dan perangkat Pemda lainnya. Meningkatnya aktivitas kantor dalam
pemerintahan daerah kabupaten luwu sehingga berpengaruh pada kebutuhan

4
ruang kantor Pemerintahan Kabuapten Luwu. Dari 24 Dinas di kabupaten
luwu sebanyak 6 Dinas tidak lagi Representatif kebutuhan ruangnya dengan
aktifitas dalam kantor. Instansi dinas yang masuk dalam 6 kategori tersebut
yaitu ; Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan, Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DUKCAPIL), Dinas Ketenagakerjaan
dan Transmigrasi, dan Dinas Lingkungan Hidup.

Dalam perancangan kantor gabungan dinas-dinas pemerintah daerah


Kabupaten Luwu, yang mengoptimalkan pendekatan Arsitektur Neo-
Vernakular yaitu pembaharuan terhadap arsitektur yang berbentuk dari proses
yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, sikap, dan
kebudayaan ditempat asalnya. Dalam penerapan Arsitektur Neo-Vernakuar
pada kantor gabungan dinas pemerintah kabupaten luwu maka penerapan
konsep tema yang diangkat atas perilaku,sikap, dan kebudayaan daerah
Kabupaten Luwu. Arsitektur neo-vernakular tidak hanya menerapkan elemen-
elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern tapi juga elemen non fisik
seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain.
Bangunan adalah sebuah kebudayaan seni yang terdiri dalam pengulangan
dari jumlah tipe-tipe yang terbatas dan dalam penyesuaiannya terhadap iklim
lokal, material dan adat istiadat (Leon Krier, 1971).

Arsitektur Neo-Vernakular merupakan suatu paham dari aliran


Arsitektur Post- Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas
modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang
dipengaruhi perkembangan teknologi industri.Neo berasal dari bahasa yunani
dan di gunakan sebagai fonim yang berarti baru. Sedangkan Vernakular,
berasal dari Vernacullus yang berarti local, pribumi. Jadi Neo-Vernakular
berarti bahasa setempat yang di ucapkan dengan cara baru. Arsitektur Neo-
Vernakular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya
mempertimbangkan kaidah-kaidah normatif, kosmologis, peran serta budaya
lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam,
dan lingkungan. “Pada intinya arisitektur Neo-Vernakular merupakan
perpaduan antara bangunan modern dengan bangunan bata pada abad 19”.

Diharapkan dapat ditemui sebuah pembaharuan baru terhadap konsep


yang diterapkan pada gedung kantor gabungan dinas pemerintah Kabupaten
Luwu. Dapat memberi dampak yang baik dalam lingkup pemerintahan daerah
kabupaten Luwu dan juga pada masayarakat Kabupaten Luwu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menyusun konsep perencanaan dan perancangan Kantor
Gabungan Dinas-Dinas dengan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular di
Kabupaten Luwu?
2. Bagaimana rancangan Kantor Gabungan Dinas-Dinas Pemerintah Daerah
di Kabupaten Luwu dapat memaksimalkan ruang sesuai dengan aktivitas

5
kantor dan mencapai penerapan Arsitektur Neo-Vernakular ?

C. Tujuan
1. menyusun konsep perencanaan dan membuat desain Kantor Gabungan
Dinas-Dinas Pemerintah Daerah di Kabupaten Luwu dengan pendekatan
Arsitektur Neo-Vernakular yang memenuhi fasilitas dalam Pelayanan
masyarakat dan menunjang aktifitas kegiatan kantor.
2. Merancang desain Kantor Gabungan Dinas-Dinas Pemerintah Daerah di
Kabupaten Luwu dengan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular.

D. Lingkup Pembahasan dan Batasan Pembahasan


1. Sasaran Pembahasan
Pembahasan pada penulisan ini berkaitan dengan hal-hal yang
menyangkut ilmu arsitektur tentang desain Kantor Gabungan Dinas-Dinas
Pemerintah Daerah yang mampu memberikan fasilitas yang cukup dalam
mewadahi kegiatan perkantoran pemerintahan daearah. Tatanan ruang
yang ada didalamnya disesuaikan dengan kebutuhan fasilitas dalam proses
aktifitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelayanan masyarakat.

2. Batasan Pembahasan
a. Fungsi utama kantor gabungan dinas-dinas pemerintah daerah untuk
pekerjaan administrasi dan manejerial, serta merupakan pusat
pelayanan dan pusat informasi dari kegiatan sauatu organisasi, yang
memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan aturan yang
sesuai dengan undang-undang di wilayah Kabupaten Luwu.
b. Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular dalam pengaplikasiannya
dalam bentuk bangunan, pada prinsipnya mempertimbangkan kaidah-
kaidah normatif, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam
kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan
lingkungan.

E. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang di terapkan :

6
1. Studi Literatur
Dilakukan untuk lebih mengenal dalam perencanaan Kantor
Gabungan Dinas-Dinas Pemerintah Daerah. Kebutuhan-kebutuhan
akan berbagai kepentingan di dalamnya dan faktor-faktor pendukung
lain yang berkaitan dengan judul untuk mendapatkan teori, spesifikasi,
dan karakteristik serta aspek-aspek arsitektural yang dapat dijadikan
landasan dalam proses perancangan.
2. Studi Preseden
Pada tahap ini, penulis mengambil studi preseden melalui internet
tentang desain yang serupa dengan Kantor Gabungan Dinas-Dinas
Pemerintah Daerah dengan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular di
Kabupaten Luwu, yang ada di Indonesia maupun luar negeri, yang di
bagi menjadi :
a. Studi preseden sesuai dengan judul
b. Studi preseden sesuai dengan peaplikasian desain
3. Studi Lapangan
Pada tahap ini, dilakukan survey lapangan untuk mengetahui dan
mengamati serta mengumpulkan informasi mengenai potensi-potensi
fisik sehiingga dapat tersusun suatu perancangan.

F. Sistematilka Pembahasan
Sistematika penyusunan laporan ini dijelaskan berdasarkan bab-bab antara
lain:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan pembahasan, lingkup
pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Membahas tentang tujuan pustaka berupa studi literature, studi
kasus, dan resume kasus studi bangunan.
BAB III : TINJAUAN KHUSUS
Menguraikan secara khusus lokasi perancangan dan analisis
kebutuhan ruang perancangan Kantor Gabungan Dinas-Dinas

7
Pemerintahan Kabupaten Luwu (Arsitektur Neo-Vernakular).
BAB IV : KONSEP PENDEKATAN DESAIN
Membahas tentang pendekatan desain, konsep perancangan yang
terdiri dari olah tapak, tata massa, kebutuhan dan besaran ruang,
utilitas serta penerapan konsep perancangan yang ada pada
bangunan.
BAB V : TRANSFORMASI DESAIN
Bab ini membahas tentang transformasi desain Kantor Gabungan
Dinas-Dinas Pemerintahan Kabupaten Luwu
secara lengkap
BAB VI : HASIL DESAIN
Bab ini membahas tentang pengaplikasian desain pada perancangan
Kantor Gabungan Dinas-Dinas Pemerintahan Kabupaten Luwu
secara lengkap.

Anda mungkin juga menyukai